Rabu, 01 Januari 2014

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 5



Takako dan Ozu yang pergi minum-minum pulang dengan kondisi Ozu yang mabuk berat. Karena kuatir ozu tak bisa masuk kedalam kamar apartemennya maka Takako kembali ke apartemen Ozu. Dan benar seperti dugaanya Ozu terkapar didepan kamar apartemennya. Takako lalu membawa ozu masuk ke dalam kamarnya tetapi karena badan Ozu yang lebih tinggi dan besar dari Takako maka saat Ozu menjatuhkan dirinya ke ranjangnya, takako ikut jatuh ke atas tubuh Ozu.

Merasa tak nyaman dengan kondisi yang terjatuh di atas tubuh Ozu maka Takako mencoba bangun. Namun ozu langsung mempererat pelukan Takako.
Disaat Takako bingung dengan apa yang terjadi dan juga merasa bahagia ozu memeluknya erat seperti itu, tiba-tiba Ozu mengumamkan nama tunangannya “kaori…..”
Takako terkejut dan sedih.. baru saja ia merasa bahagia sedetik kemudian hancur semua.
 

Takako bangun dan duduk diranjang ozu. ia melihat ozu yang merasa tak nyaman dengan dasi yang dipakainya dan mencoba membukanya. Takako melihat ozu sangat kesusahan untuk membukanya maka ia membantu melepaskan dasi Ozu. Takako melipat rapi dasi itu dan meletakkannya diatas meja dekat ranjang Ozu. saat takako menyalakan lampu dikamar ozu ia melihat foto kaori dan ozu yang sedang bersama.
“satu-satunya yang jadi milikku adalah saat bahagia yang kita habiskan bersama”
Takakopun meninggalkan apartemen ozu.
 

Ozu terbangun dari tidurnya. Ia tak ingat apa yang sudah terjadi semalam. Ia hanya merasakan sakit dikepalanya. Ozu teringat ia semalam mabuk. Ia jadi memikirkan bagaimana ia bisa sampai rumah? Ia melihat dasinya yang sudah terlipat di mejanya. Ozu mengingat kejadian terakhir yang ada dikepalanya malam itu. ozu merebahkan badannya di ranjangnya lagi. Ia masih terus mengingat-ingat. tanpa sengaja ia melihat dibantal samping terdapat rambut panjang yang tentu saja bukan miliknya. Ozu terbelalak kaget dan mengambil rambut itu yang ia tau pasti rambut takako. “mengapa…????”
Ozu jadi berpikir sesuatu telah terjadi antara dia dan takako semalam ditempat tidurnya….
 

Takako terbangun pagi harinya dan teringat apa yang terjadi semalam.  Ia bertanya-tanya kondisi ozu saat ini dan juga berharap menerima telp atau sms dari ozu. saat ada nada pesan dari HPnya, takako segera membukanya. Ia kecewa karena bukan ozu yang mengirimkan pesan untuknya tapi ibunya. Takako membaca pesan dari ibunya itu yang memintanya ke rumah keluarga mereka jam 2 untuk membantu ibunya.
 

Sampai dirumah kelurganya Takako melihat ibunya sedang ada wawancara. Ibunya meminta takako membuatkan the untuk 2 orang tamu mereka yaitu seorang pria Ishida-san sebagai penulis dan seorang wanita bernama Nishino-san seorang cameraman. Takako menyuguhkan minuman dimeja tamu. Disana ishida-san sedang duduk bersama ibunya sementara Nishino-san sedang membenahi perlengkapannya. Saat Takako mau meninggalkan ruang tamu ibunya segera mencegahnya dan mengenalkan takako dengan tamu-tamunya itu.
 

“oh anak yang terkenal itu..”canda ishida. Takako terkejut sepertinya ishida tau tentang dirinya. Takako mlirik ibunya sekilas lalu melihat ke ishida “apa ibuku bercerita tentangku?” Tanya takako.
“iya.. dia bercerita punya putri yang mengajar disekolah khusus putrid an umurnya seumuranku.” Jawab ishida.
“iya dan dia sekolah literature juga seperti dirimu” ucap ibunya bersemangat.
“Ini perangkap” batin takako memperhatikan ishida yang sedang minum tehnya. Ibunya lalu menyuruh takako duduk bersama mereka untuk bercakap-cakap. Karena sudah tau maksud ibunya adalah menjodohkannya dengan ishida-san maka takako menolaknya.
 

Setelah tamu-tamunya pulang. Ibu takako lalu bertanya apa takako bersedia suatu hari nanti pergi makan diluar bersama ishida? Ia merasa kasian takako harus selalu maka seorang diri. Takako berkata klo ia sudah terbiasa seperti itu.

Ibu takako bilang klo akhir-akhir ini tiap bertemu pria, ia selalu melihat jari manis tangan kiri pria itu untuk melihat apa ia memakai cincin atau tidak. Jadi saat ia melihat ishida tidak memakai cincin ia jadi berpikir apa ishida cocok denga Takako?

Takako agak kesal dengan ibunya karena tiap kali mereka bertemu yang jadi pembahasan hanya pernikahan. Takako menganggap klo ibunya hanya ingin ingin segera menikah dengan siapapun prianya asal mau menikahinya. Ia lalu berkata bagaimana klo ia menikah dengan pengangguran? Atau bagaimana klo ia menikah dengan suami orang?
Ibu Takako menjawab bukan seperti itu maksud ibunya. Ia hanya merasa kuatir. Takako lalu pamit pulang saja karena sepertinya ibunya sudah tak memerlukan bantuannya lagi seperti yang dikatakan dipesan sms ibunya. Takako juga beralasan klo ia juga ada janji dengan orang lain. Mendengar takako ada janji, ibu takako langsung mencecar takako dengan pertanyaan “apakah dengan seorang pria?”. Takako tak menjawabnya dan ibunya berkata agar membawa pria itu berkunjung mengunjunginya.  Ibu takako benar-benar sudah ngga sabar anaknya agar cepat menikah… hufffttt..

Setelah Takako pergi, ayah takako mengingatkan istrinya agar tidak terlalu mengejar takako untuk menikah secepatnya karena itu hanya akan membuat takako membenci ibunya.


“ada pernah terpikir olehku klo pernikahan itu berarti memakai baju pengantin saja. Tapi saat umurmu 32 tahun maka pemikiran soal pernikahan tidak lagi se-naïf itu.” kata hati takako saat pulang dari rumah orangtuanya.
Sebenarnya takako hanya berbohong pada ibunya soal bertemu orang itu.  takako menghubungi Yuko untuk janjian tapi ternyata Yuko sedang berkencan dengan seorang pria jadi tak bisa menemuinya. Takako jadi berjalan-jalan sendirian menikmati taman dengan payung ditangannya karena hari sedang hujan.
 

Di apartemen Ozu, ia mengundang Imamura datang untuk cerita apa yang terjadi semalam. Ozu menatap kontak Takako di Hpnya dengan serius. Imamura menyenggol badan ozu agar minggir karena ia akan makan mie dikursi yang diduduki ozu. ozu jadi terkejut dan kesal karena bisa-bisa ia malah menekan tombol calling nomer Takako. Imamura menjawab kenapa ozu tak menelpon takako saja daripada bingung apa yang telah terjadi seperti itu.


Imamura lalu mencontohkan kalimat yang bisa dikatakan ozu saat menelpon takako “hmmm.. apa kita sudah “melakukan itu” semalam?”
“tak mungkin aku bertanya seperti itu!” seru ozu. “tapi aku yakin tak terjadi apa-apa” lanjut ozu.
“tapi kau membawanya ke kamarmu kan?” kata Imamura
“tidak” bantah ozu tapi ia juga tak yakin “mungkin….”
“mungkin?!” seru Imamura
“aku rasa dia yang membawaku pulang..”kata ozu ragu. Imamura menertawakan wajah ragu ozu itu.
“aku tak ingat sama sekali..” ucap Ozu.
“tapi apapun yang terjadi.. ada rambut guru perempuan di kasurmu! Sendirian berdua didalam kamar… kau tau kan maksudku” goda Imamura tertawa.
Ozu menutup wajahnya dengan lengannya dan kuatir sekali sesuatu benar-benar terjadi semalam itu.
“aku tak ingat.. tapi sepertinya sesuatu telah terjadi.. seperti aku mengatakan sesuatu yang salah atau mungkin aku membuat kegaduhan.” ucap ozu. (yah sesuatu itu adalah kau menyebut nama kaori saat memeluk Takako!)
“aku merasa sepertinya aku harus minta maaf akan sesuatu” ucap ozu mencoba mengingat-ngat lagi.
 

Ditaman Takako sebenarnya mau mengirim sms untuk Ozu “semalam aku sangat menimatinya. Aku berharap kita bisa minum-minum bersama lagi dilain waktu.”
Takako ragu mengirimkannya dan segera menghapusnya. Saat itu Hpnya berbunyi dan ia melihat Ozu menghubunginya.
“moshi-moshi” sapa Takako
“ano.. thanks untuk hari kemarin” ucap Ozu gugup.
“iya sama-sama”jawab takako gugup juga.
“ano.. aku tau kemarin aku mabuk..”
“iya.. kau minum agak banyak.” Kata takako tersenyum.
“aku minta maaf..” kata ozu tiba-tiba.
“untuk apa?” Tanya takaki “kau minta maaf untuk apa?” lanjut takako
“aku tak begitu ingat.. aku tak ingat apapun”
“kau minta maaf meski kau tak ingat apapun?” kata takako kecewa “ kau pikir permintaan maaf cukup untuk sesuatu yang tak kau ingat? aku tak butuh permintaan maaf seperti itu” lanjut Takako lalu mematikan HPnya.
Ozu terkejut takako tiba-tiba menutup telponnya. Ozu jadi tambah berpikir klo sesuatu telah terjadi malam itu.
 

Keesokkan harinya disekolah. Ozu membayar taxinya pada Takako dalam sebuah amplop. Ia minta maaf terus menerus dan mengatakan klo ia tak ingat kejadian semalam. Ozu sebenarnya mau bertanya apa yang terjadi di kamarnya. Tapi sepertinya ia tak mampu bertanya. Takako yang kecewa dengan ozu lalu menyudahi percakapan mereka.
“dia melupakan semuanya… dia bahkan tak berkata “aku menikmati acara semalam”. Dia hanya memberikan uang. Dan dia juga minta maaf terus menerus. Waktu yang kami habiskan bersama sepertinya taka da nilainya sama sekali.” Kata hati takako.
 

Malam harinya takako menemui sahabatnya, Yuko dan Mori. Yuka bercerita kejadian saat ia berkencan kemarin. Ia sangat menikmati pembicaraan denga teman kencannya tapi saat kemudian mereka mabuk, pria itu jadi berubah sikap. Pria itu malah membahas  sesuatu hal yang sepele dan melupakan perasaannya mereka sebelumnya yang begitu menikmati suasa. Takako langsung menyetujui Yuko, ia berpikir juga sama. Kenapa pria tak mengingat waktu kebersamaan yangmereka nikmati? Tapi kenapa malah memikirkan hal lain yang menurut wanita itu hal yang sepele?
 

Ditempat yang lain Ozu juga membahas permasalahannya bersama Egawa dan Imamura. Ia jadi terbebani setelah pembicaraannya dengan takako disekolah tadi. Ia merasa takako marah padanya. Ia merasa memang ia sudah melakukan kesalahan.

Egawa lalu memberitahu ozu tentang cara berpikir wanita. Ia bilang klo dari cara ozu bercerita kemungkinan ozu hanya fokus apa yang terjadi setelah dikamar itu. seharusnya ozu juga berpikir tentang sebelum ia mabuk apa ozu dan guru wanita itu (takako) menimati waktu bersama? Egawa berkata klo wanita lebih memikirkan hal seperti itu jadi harusnya ozu berkata klo ia menikmati saat kebersamaan mereka.
Ozu jadi tau dan membuka pemikirannya dengan apa yang harusnya ia lakukan.
 

Takako kehabisan kebutuhan rumah jadi ia pergi toko kecil dekat rumah. Ia keluar dengan berpakaian biasa saja dengan rambut yang disanggul ala kadarnya. Awalnya ia ragu dengan penampilannya yang kacau itu tapi kemudian ia tak peduli lagi.
Sampaii dimall kecil itu ia malah bertemu dengan Kurozawa dan keluarganya. Ia melihat kurozawa sepertinya sedang berdebat dengan istrinya. Ia jadi malu dengan penampilannya yang ala kadarnya itu karena ia tak mau ia terlihat menyedihkan seperti itu didepan kurozawa. Tapi kemudian ia ingat klo mereka sudah putus jadi harusnya ia tak peduli lagi.
 
 
Disekolah… kepala sekolah mengundangnya ke ruanganya. Disana ia berkata klo takako akan mengikuti. Omiai (perjodohan). Pria yang akan jadi pasangan Takako itu adalah anak dari kenalan keluarga kepala sekolah. Pak kepala sekolah berkata klo pria itu bertanya tentang apa yang disukai Takako dan restaurant apa yang disukai Takako? Pak kepala sekolah meminta maaf pada takako karena ia menajwab pertanyaan pria itu karena ia melihat niat baik pria itu.
Takako menduga pria itu adalah ishida-san. Takako keluar dari ruangan kepala sekolah dengan berpikir. “aku tak menyadari sebelumnya tapi aku sepertinya terpojokkan. Ibuku sepertinya sudah membuat langkah-langkah yang membuatku kembali ke arahnnya (perjodohannya). Bagaimana aku bisa menyukai seseorang yang aku tak kenal?”
 

Takako menikmati makan siangnya digedung atap sekolahan. Ia tak yakin apa ia akan menyukai orang yang tak dikenalnya. Ia adalah orang yang menyukai orang lain saat mereka sudah terbiasa bersama. Takako terkejut saat kurozawa datang ke atap sekolahan dan menemuinya. Takako langsung minta maaf atas penampilannya berantakan waktu itu. Kurozawa juga minta maaf karena saat mereka bertemu ia sedang sedikit berdebat dengan istrinya jadi ia malu pada Takako.
 

Mori sensei pergi ke ruangan biologi untuk menemui ozu. ia minta ozu mengatur “goukon” untuknya.
*goukon = group kencan terdiri beberapa orang. Jadi yang wanita akan membawa jumlah wanita yang sudah ditentukan. Pihak yang lain akan membawa teman pria lainnya yang masih single dalam jumlah sama dengan peserta wanita.

Diruangan itu juga ada Kurozawa yang juga terkejut mendengar permintaan tiba-tiba mori-sensei itu. Kurozawa bertanya kenapa mori-sensei ingin diatur goukon seperti itu? Mori-sensei menjawab klo ia tak ingin ketinggalan dengan Takako yang sudah mengikuti “Omiai”

*omiai = perjodohan tapi Cuma sepasang saja ketemuannya dan orang yang dijumpai juga kandidat yang kemungkinan besar akan jadi pasangannya.
 

Kurozawa dan ozu terkejut mendengar takako sudah mengikuti omiai. Mori-sensei berkata klo ia mendengar kabar itu dari kepala sekolah. Pasangan omiai yang akan bersama takako adalah orang yang bekerja di penerbit yang menerbitkan tulisan ibu takako. Hara hisae. Ozu baru tau klo takako adalah anak orang yang terkenal.

 

Mori sensei terus berbicara tentang pria yang dari penerbit itu adalah pria yang mapan dan seumuran takako. Ia juga berkata  betapa takako wanita yang pasti akan disukai pasangan omiainya itu karena takako orangnya cantik dan badannya bagus.  Kurozawa dan ozu tertunduk mendengar kabar itu. pikiran mereka jadi blank. Ozu lalu pamit untuk mengajar dikelasnya dan buru-buru keluar ruangan biologi karena sudah tak kuat mendengar berita itu. Kurozawa juga langsung ikut pamit untuk ke kelasnya.
 

Mori yang meminta Ozu mengatur Goukon pada Ozu segera menyusul Ozu untuk meminta kepastiannya. Ozu berkata ia akan mencoba mengaturnya. Mereka bertiga keluar dari ruang biologi tapi mereka terkejut melihat Takako yang berjalan dari tangga kea rah mereka. Mori-sensei lngsung bertanya pada takako apa benar takako akan mengikuti omiai? Takako terkejut dan tak langsung menjawab mori-sensei, ia malah langsung melirik ozu yang sepertinya juga penasaran dengan jawabannya. Takako mengiyakannya. Mori lalu bertanya kapan akan melangsungkan omiai itu? Takako menajwab “malam ini”  Semua terkejut mendengarnya. Takako lalu pamit meninggalkan ketiga temannya yang masih terbengong itu.

 
 
Takako lalu menghubungi ibunya dan mengatakan klo ia mau diatur bertemu dengan ishida-san. Ibu takako langsung tertawa bahagia mendengarnya dan menceritakanya pada ayah takako yang hanya melirik istrinya itu. Ibu takako lalu berkata klo ia hanya mengatur komunikasi anaknya dan ishida-san dan tak lebih.
 

Ozu yang mendengar nama ibu Takako langsung mencari informasi tentang Hara Hisae. Ia baru tau klo ibu takako adalah seorang chef terkenal. Ozu jadi memikirkan omiai yang diikuti Takako.
 

Ishida-san mengajak takako ke sebuah restaurant prancis karena berdasarkan informasi dari kepala sekolah takako menyukai tempat seperti itu. ishida memesankan anggur merah untuk takako dan ia menghabiskannya langsung. Takako merasa ishida orang yang baik, seumuran dengannya dan pekerjaannya mapan. 

Ishida melihat gelas anggur takako kosong jadi ia berniat menuangkanya lagi. Takako menolaknya dan bertanya dengan agak malu apakah ia boleh memesan beer? Ishida terkejut dengan pilihan minuman takako. Ia bertanya pada takako apa takako tak menyukai restaurant yang sudah dipilihnya? Ia minta maaf jika benar begitu. Takako menjawab klo ia hanya sedang ingin minum beer saja.


Ditempat lain Ozu gelisah mengingat mala mini takako mengikuti omiai. Ia teringat kejadian saat ia mabuk dan perkataan Egawa klo seorang wanita hanya perlu mendengar perkataan klo ia menikmati malam itu. ozu lalu menulis sms pada takako klo ia sangat menikmati malam itu saat mereka minum beer bersama.
Di rumahnya kurozawa juga sedang memikirkan omiai takako.
 

Meski sudah minum beer bersama ishida takako merasa ia tak bisa menikmatinya seperti saat ia minum-minum bersama Ozu.

Setelah makan malam mereka melangkah keluar bersama. Ishida lalu mengajak takako untuk berjalan-jalan ke tempat lain tapi takako menolaknya. Ishida yang seperti sangat menyukai takako langsung kuatir apa ia sudah melakukan kesalahan di omiai mereka itu? takako menjawab klo ishida tak salah, dialah yang salah.
 
 
Takako lalu pergi meninggalkan ishida. Takako lalu menghubungi ibunya dan mengatakan klo ia tak mau melakukan omiai lagi. Ibunya terkejut dan bertanya ada masalah apa? Takako menjawab klo ia tak bisa memaksakan dirinya menyukai orang hanya untuk menikah. Takako lalu menutup telponnya dan pulang.  Sampai didepan apartemennya ia merasa ia malas pulang ke rumah dan memutuskan pergi ke tempat lain.

Ozu masih menulis sms untuk takako.
“aku minta maaf atas masalah yang terjadi kemarin. Aku rasa aku mabuk karena aku sangat menimati saat itu. apa kau juga menimatinya? Aku harap begitu.”
Ozu membaca smsnya dan ragu untuk mengirimkannya. Ia takut smsnya akan mengganggu omiai takako malam itu. ozu lalu meletakkan HPnya ke meja lagi.
 

Takako pergi ke mall kecil dekat apartemennnya untuk belanja lagi. Tapi saat ia sedang berjalan ke sana tiba-tiba sebuah pintu mobil terbuka dan kurozawa keluar dari dalam mobil. Kurozawa sepertinya memang sengaja menunggu takako disana. Kurozawa berkata klo ia sengaja melakukan itu untuk mengatakan sesuatu pada takako.
 

“mengatakan apa?” Tanya takako
“dapatkah kita kembali ke waktu itu jika aku tinggalkan keluargaku?” Tanya kurozawa serius. Takako terbelalak kaget.

“kau berbeda dengan orang lain jadi aku tak bisa membiarkanmu pergi. Aku menyadarinya sekarang, waktu yang kita habiskan berdua adalah waktu yang terbaik. Waktu yang kita lewatkan bersama adalah waktu yang lebih penting dari hal lainnya”lanjut Kurozawa.
Takako masih terbengong, kaget dan shock.
“pria dan wanita menilai berbeda dalam segala hal.. tapi terkadang…. Pria mengatakan hal yang wanita ingin simpan sepanjang hidupnya… aku tak pernah belajar mengatasi kalimat yang punya begitu banyak kekuatan besar seperti ini….”

Ini kalimat yang sebenarnya sangat takako nantikan dari ozu.. tapi apa daya ozu tak kunjung mengatakannya.. justru kurozawa yang mengatakannya. Terus apakah takako akan bimbang menentukan perasaannya lagi?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar