Takako
dan Ozu yang pergi minum-minum pulang dengan kondisi Ozu yang mabuk berat. Karena
kuatir ozu tak bisa masuk kedalam kamar apartemennya maka Takako kembali ke
apartemen Ozu. Dan benar seperti dugaanya Ozu terkapar didepan kamar
apartemennya. Takako lalu membawa ozu masuk ke dalam kamarnya tetapi karena
badan Ozu yang lebih tinggi dan besar dari Takako maka saat Ozu menjatuhkan
dirinya ke ranjangnya, takako ikut jatuh ke atas tubuh Ozu.
Merasa
tak nyaman dengan kondisi yang terjatuh di atas tubuh Ozu maka Takako mencoba
bangun. Namun ozu langsung mempererat pelukan Takako.
Disaat
Takako bingung dengan apa yang terjadi dan juga merasa bahagia ozu memeluknya
erat seperti itu, tiba-tiba Ozu mengumamkan nama tunangannya “kaori…..”
Takako
terkejut dan sedih.. baru saja ia merasa bahagia sedetik kemudian hancur semua.
Takako
bangun dan duduk diranjang ozu. ia melihat ozu yang merasa tak nyaman dengan
dasi yang dipakainya dan mencoba membukanya. Takako melihat ozu sangat
kesusahan untuk membukanya maka ia membantu melepaskan dasi Ozu. Takako melipat
rapi dasi itu dan meletakkannya diatas meja dekat ranjang Ozu. saat takako
menyalakan lampu dikamar ozu ia melihat foto kaori dan ozu yang sedang bersama.
“satu-satunya
yang jadi milikku adalah saat bahagia yang kita habiskan bersama”
Takakopun
meninggalkan apartemen ozu.
Ozu
terbangun dari tidurnya. Ia tak ingat apa yang sudah terjadi semalam. Ia hanya
merasakan sakit dikepalanya. Ozu teringat ia semalam mabuk. Ia jadi memikirkan
bagaimana ia bisa sampai rumah? Ia melihat dasinya yang sudah terlipat di mejanya.
Ozu mengingat kejadian terakhir yang ada dikepalanya malam itu. ozu merebahkan
badannya di ranjangnya lagi. Ia masih terus mengingat-ingat. tanpa sengaja ia
melihat dibantal samping terdapat rambut panjang yang tentu saja bukan
miliknya. Ozu terbelalak kaget dan mengambil rambut itu yang ia tau pasti
rambut takako. “mengapa…????”
Ozu
jadi berpikir sesuatu telah terjadi antara dia dan takako semalam ditempat
tidurnya….
Takako
terbangun pagi harinya dan teringat apa yang terjadi semalam. Ia bertanya-tanya kondisi ozu saat ini dan
juga berharap menerima telp atau sms dari ozu. saat ada nada pesan dari HPnya,
takako segera membukanya. Ia kecewa karena bukan ozu yang mengirimkan pesan
untuknya tapi ibunya. Takako membaca pesan dari ibunya itu yang memintanya ke
rumah keluarga mereka jam 2 untuk membantu ibunya.
Sampai
dirumah kelurganya Takako melihat ibunya sedang ada wawancara. Ibunya meminta
takako membuatkan the untuk 2 orang tamu mereka yaitu seorang pria Ishida-san
sebagai penulis dan seorang wanita bernama Nishino-san seorang cameraman.
Takako menyuguhkan minuman dimeja tamu. Disana ishida-san sedang duduk bersama
ibunya sementara Nishino-san sedang membenahi perlengkapannya. Saat Takako mau
meninggalkan ruang tamu ibunya segera mencegahnya dan mengenalkan takako dengan
tamu-tamunya itu.
“oh
anak yang terkenal itu..”canda ishida. Takako terkejut sepertinya ishida tau
tentang dirinya. Takako mlirik ibunya sekilas lalu melihat ke ishida “apa ibuku
bercerita tentangku?” Tanya takako.
“iya..
dia bercerita punya putri yang mengajar disekolah khusus putrid an umurnya
seumuranku.” Jawab ishida.
“iya
dan dia sekolah literature juga seperti dirimu” ucap ibunya bersemangat.
“Ini
perangkap” batin takako memperhatikan ishida yang sedang minum tehnya. Ibunya
lalu menyuruh takako duduk bersama mereka untuk bercakap-cakap. Karena sudah tau
maksud ibunya adalah menjodohkannya dengan ishida-san maka takako menolaknya.
Setelah
tamu-tamunya pulang. Ibu takako lalu bertanya apa takako bersedia suatu hari
nanti pergi makan diluar bersama ishida? Ia merasa kasian takako harus selalu
maka seorang diri. Takako berkata klo ia sudah terbiasa seperti itu.
Ibu
takako bilang klo akhir-akhir ini tiap bertemu pria, ia selalu melihat jari
manis tangan kiri pria itu untuk melihat apa ia memakai cincin atau tidak. Jadi
saat ia melihat ishida tidak memakai cincin ia jadi berpikir apa ishida cocok
denga Takako?
Takako
agak kesal dengan ibunya karena tiap kali mereka bertemu yang jadi pembahasan
hanya pernikahan. Takako menganggap klo ibunya hanya ingin ingin segera menikah
dengan siapapun prianya asal mau menikahinya. Ia lalu berkata bagaimana klo ia
menikah dengan pengangguran? Atau bagaimana klo ia menikah dengan suami orang?
Ibu
Takako menjawab bukan seperti itu maksud ibunya. Ia hanya merasa kuatir. Takako
lalu pamit pulang saja karena sepertinya ibunya sudah tak memerlukan bantuannya
lagi seperti yang dikatakan dipesan sms ibunya. Takako juga beralasan klo ia
juga ada janji dengan orang lain. Mendengar takako ada janji, ibu takako
langsung mencecar takako dengan pertanyaan “apakah dengan seorang pria?”.
Takako tak menjawabnya dan ibunya berkata agar membawa pria itu berkunjung
mengunjunginya. Ibu takako benar-benar
sudah ngga sabar anaknya agar cepat menikah… hufffttt..
Setelah
Takako pergi, ayah takako mengingatkan istrinya agar tidak terlalu mengejar
takako untuk menikah secepatnya karena itu hanya akan membuat takako membenci
ibunya.
“ada
pernah terpikir olehku klo pernikahan itu berarti memakai baju pengantin saja. Tapi
saat umurmu 32 tahun maka pemikiran soal pernikahan tidak lagi se-naïf itu.”
kata hati takako saat pulang dari rumah orangtuanya.
Sebenarnya
takako hanya berbohong pada ibunya soal bertemu orang itu. takako menghubungi Yuko untuk janjian tapi
ternyata Yuko sedang berkencan dengan seorang pria jadi tak bisa menemuinya.
Takako jadi berjalan-jalan sendirian menikmati taman dengan payung ditangannya
karena hari sedang hujan.
Di
apartemen Ozu, ia mengundang Imamura datang untuk cerita apa yang terjadi
semalam. Ozu menatap kontak Takako di Hpnya dengan serius. Imamura menyenggol
badan ozu agar minggir karena ia akan makan mie dikursi yang diduduki ozu. ozu
jadi terkejut dan kesal karena bisa-bisa ia malah menekan tombol calling nomer
Takako. Imamura menjawab kenapa ozu tak menelpon takako saja daripada bingung
apa yang telah terjadi seperti itu.
Imamura
lalu mencontohkan kalimat yang bisa dikatakan ozu saat menelpon takako “hmmm..
apa kita sudah “melakukan itu” semalam?”
“tak
mungkin aku bertanya seperti itu!” seru ozu. “tapi aku yakin tak terjadi
apa-apa” lanjut ozu.
“tapi
kau membawanya ke kamarmu kan?” kata Imamura
“tidak”
bantah ozu tapi ia juga tak yakin “mungkin….”
“mungkin?!”
seru Imamura
“aku
rasa dia yang membawaku pulang..”kata ozu ragu. Imamura menertawakan wajah ragu
ozu itu.
“aku
tak ingat sama sekali..” ucap Ozu.
“tapi
apapun yang terjadi.. ada rambut guru perempuan di kasurmu! Sendirian berdua
didalam kamar… kau tau kan maksudku” goda Imamura tertawa.
Ozu
menutup wajahnya dengan lengannya dan kuatir sekali sesuatu benar-benar terjadi
semalam itu.
“aku
tak ingat.. tapi sepertinya sesuatu telah terjadi.. seperti aku mengatakan
sesuatu yang salah atau mungkin aku membuat kegaduhan.” ucap ozu. (yah sesuatu
itu adalah kau menyebut nama kaori saat memeluk Takako!)
“aku
merasa sepertinya aku harus minta maaf akan sesuatu” ucap ozu mencoba mengingat-ngat
lagi.
Ditaman
Takako sebenarnya mau mengirim sms untuk Ozu “semalam aku sangat menimatinya. Aku
berharap kita bisa minum-minum bersama lagi dilain waktu.”
Takako
ragu mengirimkannya dan segera menghapusnya. Saat itu Hpnya berbunyi dan ia
melihat Ozu menghubunginya.
“moshi-moshi”
sapa Takako
“ano..
thanks untuk hari kemarin” ucap Ozu gugup.
“iya
sama-sama”jawab takako gugup juga.
“ano..
aku tau kemarin aku mabuk..”
“iya..
kau minum agak banyak.” Kata takako tersenyum.
“aku
minta maaf..” kata ozu tiba-tiba.
“untuk
apa?” Tanya takaki “kau minta maaf untuk apa?” lanjut takako
“aku
tak begitu ingat.. aku tak ingat apapun”
“kau
minta maaf meski kau tak ingat apapun?” kata takako kecewa “ kau pikir
permintaan maaf cukup untuk sesuatu yang tak kau ingat? aku tak butuh
permintaan maaf seperti itu” lanjut Takako lalu mematikan HPnya.
Ozu
terkejut takako tiba-tiba menutup telponnya. Ozu jadi tambah berpikir klo
sesuatu telah terjadi malam itu.
Keesokkan
harinya disekolah. Ozu membayar taxinya pada Takako dalam sebuah amplop. Ia minta
maaf terus menerus dan mengatakan klo ia tak ingat kejadian semalam. Ozu
sebenarnya mau bertanya apa yang terjadi di kamarnya. Tapi sepertinya ia tak
mampu bertanya. Takako yang kecewa dengan ozu lalu menyudahi percakapan mereka.
“dia melupakan
semuanya… dia bahkan tak berkata “aku menikmati acara semalam”. Dia hanya
memberikan uang. Dan dia juga minta maaf terus menerus. Waktu yang kami
habiskan bersama sepertinya taka da nilainya sama sekali.” Kata hati takako.
Malam
harinya takako menemui sahabatnya, Yuko dan Mori. Yuka bercerita kejadian saat
ia berkencan kemarin. Ia sangat menikmati pembicaraan denga teman kencannya
tapi saat kemudian mereka mabuk, pria itu jadi berubah sikap. Pria itu malah membahas sesuatu hal yang sepele dan melupakan
perasaannya mereka sebelumnya yang begitu menikmati suasa. Takako langsung
menyetujui Yuko, ia berpikir juga sama. Kenapa pria tak mengingat waktu
kebersamaan yangmereka nikmati? Tapi kenapa malah memikirkan hal lain yang
menurut wanita itu hal yang sepele?
Ditempat
yang lain Ozu juga membahas permasalahannya bersama Egawa dan Imamura. Ia jadi
terbebani setelah pembicaraannya dengan takako disekolah tadi. Ia merasa takako
marah padanya. Ia merasa memang ia sudah melakukan kesalahan.
Egawa
lalu memberitahu ozu tentang cara berpikir wanita. Ia bilang klo dari cara ozu
bercerita kemungkinan ozu hanya fokus apa yang terjadi setelah dikamar itu.
seharusnya ozu juga berpikir tentang sebelum ia mabuk apa ozu dan guru wanita
itu (takako) menimati waktu bersama? Egawa berkata klo wanita lebih memikirkan
hal seperti itu jadi harusnya ozu berkata klo ia menikmati saat kebersamaan
mereka.
Ozu
jadi tau dan membuka pemikirannya dengan apa yang harusnya ia lakukan.
Takako
kehabisan kebutuhan rumah jadi ia pergi toko kecil dekat rumah. Ia keluar
dengan berpakaian biasa saja dengan rambut yang disanggul ala kadarnya. Awalnya
ia ragu dengan penampilannya yang kacau itu tapi kemudian ia tak peduli lagi.
Sampaii
dimall kecil itu ia malah bertemu dengan Kurozawa dan keluarganya. Ia melihat
kurozawa sepertinya sedang berdebat dengan istrinya. Ia jadi malu dengan penampilannya
yang ala kadarnya itu karena ia tak mau ia terlihat menyedihkan seperti itu
didepan kurozawa. Tapi kemudian ia ingat klo mereka sudah putus jadi harusnya
ia tak peduli lagi.
Disekolah…
kepala sekolah mengundangnya ke ruanganya. Disana ia berkata klo takako akan
mengikuti. Omiai (perjodohan). Pria yang akan jadi pasangan Takako itu adalah
anak dari kenalan keluarga kepala sekolah. Pak kepala sekolah berkata klo pria
itu bertanya tentang apa yang disukai Takako dan restaurant apa yang disukai
Takako? Pak kepala sekolah meminta maaf pada takako karena ia menajwab
pertanyaan pria itu karena ia melihat niat baik pria itu.
Takako
menduga pria itu adalah ishida-san. Takako keluar dari ruangan kepala sekolah
dengan berpikir. “aku tak menyadari
sebelumnya tapi aku sepertinya terpojokkan. Ibuku sepertinya sudah membuat
langkah-langkah yang membuatku kembali ke arahnnya (perjodohannya). Bagaimana aku
bisa menyukai seseorang yang aku tak kenal?”
Takako
menikmati makan siangnya digedung atap sekolahan. Ia tak yakin apa ia akan
menyukai orang yang tak dikenalnya. Ia adalah orang yang menyukai orang lain
saat mereka sudah terbiasa bersama. Takako terkejut saat kurozawa datang ke
atap sekolahan dan menemuinya. Takako langsung minta maaf atas penampilannya
berantakan waktu itu. Kurozawa juga minta maaf karena saat mereka bertemu ia
sedang sedikit berdebat dengan istrinya jadi ia malu pada Takako.
Mori
sensei pergi ke ruangan biologi untuk menemui ozu. ia minta ozu mengatur “goukon”
untuknya.
*goukon
= group kencan terdiri beberapa orang. Jadi yang wanita akan membawa jumlah
wanita yang sudah ditentukan. Pihak yang lain akan membawa teman pria lainnya
yang masih single dalam jumlah sama dengan peserta wanita.
Diruangan
itu juga ada Kurozawa yang juga terkejut mendengar permintaan tiba-tiba
mori-sensei itu. Kurozawa bertanya kenapa mori-sensei ingin diatur goukon
seperti itu? Mori-sensei menjawab klo ia tak ingin ketinggalan dengan Takako
yang sudah mengikuti “Omiai”
*omiai
= perjodohan tapi Cuma sepasang saja ketemuannya dan orang yang dijumpai juga
kandidat yang kemungkinan besar akan jadi pasangannya.
Kurozawa
dan ozu terkejut mendengar takako sudah mengikuti omiai. Mori-sensei berkata
klo ia mendengar kabar itu dari kepala sekolah. Pasangan omiai yang akan
bersama takako adalah orang yang bekerja di penerbit yang menerbitkan tulisan
ibu takako. Hara hisae. Ozu baru tau klo takako adalah anak orang yang
terkenal.
Mori
sensei terus berbicara tentang pria yang dari penerbit itu adalah pria yang
mapan dan seumuran takako. Ia juga berkata betapa takako wanita yang pasti akan disukai pasangan
omiainya itu karena takako orangnya cantik dan badannya bagus. Kurozawa dan ozu tertunduk mendengar kabar
itu. pikiran mereka jadi blank. Ozu lalu pamit untuk mengajar dikelasnya dan
buru-buru keluar ruangan biologi karena sudah tak kuat mendengar berita itu. Kurozawa
juga langsung ikut pamit untuk ke kelasnya.
Mori
yang meminta Ozu mengatur Goukon pada Ozu segera menyusul Ozu untuk meminta
kepastiannya. Ozu berkata ia akan mencoba mengaturnya. Mereka bertiga keluar
dari ruang biologi tapi mereka terkejut melihat Takako yang berjalan dari
tangga kea rah mereka. Mori-sensei lngsung bertanya pada takako apa benar
takako akan mengikuti omiai? Takako terkejut dan tak langsung menjawab mori-sensei,
ia malah langsung melirik ozu yang sepertinya juga penasaran dengan jawabannya.
Takako mengiyakannya. Mori lalu bertanya kapan akan melangsungkan omiai itu?
Takako menajwab “malam ini” Semua
terkejut mendengarnya. Takako lalu pamit meninggalkan ketiga temannya yang
masih terbengong itu.
Takako
lalu menghubungi ibunya dan mengatakan klo ia mau diatur bertemu dengan
ishida-san. Ibu takako langsung tertawa bahagia mendengarnya dan menceritakanya
pada ayah takako yang hanya melirik istrinya itu. Ibu takako lalu berkata klo
ia hanya mengatur komunikasi anaknya dan ishida-san dan tak lebih.
Ozu
yang mendengar nama ibu Takako langsung mencari informasi tentang Hara Hisae. Ia
baru tau klo ibu takako adalah seorang chef terkenal. Ozu jadi memikirkan omiai
yang diikuti Takako.
Ishida-san
mengajak takako ke sebuah restaurant prancis karena berdasarkan informasi dari
kepala sekolah takako menyukai tempat seperti itu. ishida memesankan anggur
merah untuk takako dan ia menghabiskannya langsung. Takako merasa ishida orang
yang baik, seumuran dengannya dan pekerjaannya mapan.
Ishida melihat gelas
anggur takako kosong jadi ia berniat menuangkanya lagi. Takako menolaknya dan
bertanya dengan agak malu apakah ia boleh memesan beer? Ishida terkejut dengan
pilihan minuman takako. Ia bertanya pada takako apa takako tak menyukai restaurant
yang sudah dipilihnya? Ia minta maaf jika benar begitu. Takako menjawab klo ia
hanya sedang ingin minum beer saja.
Ditempat
lain Ozu gelisah mengingat mala mini takako mengikuti omiai. Ia teringat kejadian
saat ia mabuk dan perkataan Egawa klo seorang wanita hanya perlu mendengar
perkataan klo ia menikmati malam itu. ozu lalu menulis sms pada takako klo ia
sangat menikmati malam itu saat mereka minum beer bersama.
Di
rumahnya kurozawa juga sedang memikirkan omiai takako.
Meski
sudah minum beer bersama ishida takako merasa ia tak bisa menikmatinya seperti
saat ia minum-minum bersama Ozu.
Setelah
makan malam mereka melangkah keluar bersama. Ishida lalu mengajak takako untuk berjalan-jalan
ke tempat lain tapi takako menolaknya. Ishida yang seperti sangat menyukai
takako langsung kuatir apa ia sudah melakukan kesalahan di omiai mereka itu?
takako menjawab klo ishida tak salah, dialah yang salah.
Takako
lalu pergi meninggalkan ishida. Takako lalu menghubungi ibunya dan mengatakan
klo ia tak mau melakukan omiai lagi. Ibunya terkejut dan bertanya ada masalah
apa? Takako menjawab klo ia tak bisa memaksakan dirinya menyukai orang hanya
untuk menikah. Takako lalu menutup telponnya dan pulang. Sampai didepan apartemennya ia merasa ia malas
pulang ke rumah dan memutuskan pergi ke tempat lain.
Ozu
masih menulis sms untuk takako.
“aku
minta maaf atas masalah yang terjadi kemarin. Aku rasa aku mabuk karena aku
sangat menimati saat itu. apa kau juga menimatinya? Aku harap begitu.”
Ozu
membaca smsnya dan ragu untuk mengirimkannya. Ia takut smsnya akan mengganggu
omiai takako malam itu. ozu lalu meletakkan HPnya ke meja lagi.
Takako
pergi ke mall kecil dekat apartemennnya untuk belanja lagi. Tapi saat ia sedang
berjalan ke sana tiba-tiba sebuah pintu mobil terbuka dan kurozawa keluar dari
dalam mobil. Kurozawa sepertinya memang sengaja menunggu takako disana.
Kurozawa berkata klo ia sengaja melakukan itu untuk mengatakan sesuatu pada
takako.
“mengatakan
apa?” Tanya takako
“dapatkah
kita kembali ke waktu itu jika aku tinggalkan keluargaku?” Tanya kurozawa
serius. Takako terbelalak kaget.
“kau
berbeda dengan orang lain jadi aku tak bisa membiarkanmu pergi. Aku menyadarinya
sekarang, waktu yang kita habiskan berdua adalah waktu yang terbaik. Waktu yang
kita lewatkan bersama adalah waktu yang lebih penting dari hal lainnya”lanjut
Kurozawa.
Takako
masih terbengong, kaget dan shock.
“pria dan wanita
menilai berbeda dalam segala hal.. tapi terkadang…. Pria mengatakan hal yang
wanita ingin simpan sepanjang hidupnya… aku tak pernah belajar mengatasi
kalimat yang punya begitu banyak kekuatan besar seperti ini….”
Ini
kalimat yang sebenarnya sangat takako nantikan dari ozu.. tapi apa daya ozu tak
kunjung mengatakannya.. justru kurozawa yang mengatakannya. Terus apakah takako
akan bimbang menentukan perasaannya lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar