Takako
dan Ozu terbawa suasana malam pantai. Mereka akhirnya menyerah dengan perasaan
yang selama ini sudah mereka coba tahan. Ozupun akhirnya mencium Takako dengan
lembut.
Mereka
tak menyadari Hp mereka berbunyi yang ternyata dari sekolah mereka.
“maaf..”
ucap Ozu merasa bersalah karena tindakannya itu sudah melebihi batas.
“jangan
minta maaf.. kau selalu saja begitu” kata takako
“benarkah
aku begitu?”
“iya..”jawab
Takako
“maaf..”
ucap Ozu lagi. Takako tersenyum mendengar Ozu terus minta maaf padanya.
Ozu
melirik dan melihat Takako tersenyum.
“Hara-sensei..
kau jarang sekali tersenyum… padahal aku menyukai senyummu” Takako menoleh dan
melihat Ozu.
Disebuah
rumah sakit, Akiyama-sensei dimarhi oleh salah satu orangtua murid yang anaknya
mengalami kecelakaan. Ibu anak itu marah karena wali kelas anaknya (Takako) dan
wakil wali kelasnya (Ozu) tak bisa dihubungi saat anaknya sakit.
Jepang
agak aneh ya.. masak sudah diluar jam sekolah masih harus mengurusi murid?
Ozu
mengantar Takako pulang dengan bergandengan tangan sampai didepan apartemen
Takako. Mereka agak berat melepaskan
tangannya sangat berpisah. Sampai didalam kamar tidurnya Takako tersenyum terus
menerus. Ozu juga tak beda, ia mengayuh sepedanya dengan bahagia.
Keesokkan
harinya kepala sekolah Sano dan Akiyama-sensei memberitahu Takako dan Ozu klo
ada seorang murid mereka kecelakaan dan meminta keduanya mengunjungi murid itu
dan meminta maaf pada keluarganya.
Mereka
ditanya keberadaan mereka semalam kenapa
tidak bisa dihubungi. Takamine-sensei datang dan berkata klo mungkin keduanya
pergi berua untuk bersantai sebentar
setelah kecapean survey camping. Takako menjawab tidak tapi Ozu menjawab iya. Jawaban
yang berbeda keduanya membuat semuanya yang ada diruang guru jadi curiga dengan
hubungan keduanya.
Takako
dan Ozu jadi gugup. Takamine bertanya mereka pergi ke mana? Kepala sekolah yang pengertian coba menengahi
situasi itu dengan berkata klo tak masalah mereka pergi kemana, ia hanya ingin
keduanya segera minta maaf pada ibu muridnya itu. Akiyama-sensei lalu diserahi berbicara dengan takako.
Akiyama-sensei
mengingatkan Takako tentang hubungan keduanya jika ketauan orangtua muri maka
mereka berdua harus keluar dari sekolah. Mungkin bagi Ozu yang masih muda akan
mudah mencari pekerjaan baru tapi bagi takako pasti akan sangat berat jika
meninggalkan sekolahan.
Mori
sensei datang dan berkata klo tak masalah mereka bersama yang penting jangan
memberitahu orangtua muridnya itu. setelah Akiyama pergi, Mori bertanya secara
pribadi apa yang terjadi dengan keduanya? Takako sepertinya tidak mau membahasnya,
ia meminta maaf dan pergi ke mejanya.
“mereka boleh jadi
penghalang diantara kami. Tapi mereka tak akan bisa mengambil kebahagian yang aku
rasakan semalam. Bisakah kau melindungiku?”
Takako
dan Ozu pergi ke rumah sakit untuk meminta maaf pada keluarga murid mereka. Ibu
itu marah-marah pada keduanya. Ia bertanya apa karena diluar jam sekolah jadi
mereka bersikap seperti itu? Takako yang sudah dewasa dan mengerti sikap yang harus dilakukannya
atas orangtua muridnya yang sedang marah itu hanya menjawab “tidak”.
Tapi
Ozu agak membantahnya dan berkata “itu tak benar” kontan saja ibu itu marahnya
menjadi bertambah. Ia marah pada Ozu. ia bertanya apa Ozu yang baru mengajar ini sudah tau sikap seorang
guru itu harusnya seperti apa? Ozu menjawab “aku percaya.. aku sudah tau”. Ibu itu bilang klo peraya saja tak cukup.
Takako
yang menyadari kemarahan ibu itu tambah parah segera menengahi dan berkata klo
itu kesalahannya dia sebagai wali kelas yang tak mengangkat telpnya.
Ibu
itu lalu meminta Ozu meninggalkannya bicara berdua denga Takako.
Ia mengatakan
klo ia menghargai dan sangat percaya takako yang sudah punya pengalaman
mengajar lama. Tapi ia tak yakin Ozu akan jadi guru yang baik karena saat
pertama masuk jadi guru saja ia mengatakan kalimat yang tak pantas diucapkan
seoran guru didepan murid-muridnya seperti mengatakan “tak akan membuat gadis
yang dicintainya menangis lagi”.
Takako
membela Ozu dengan mengatakan klo ozu adalah seorang guru yang baik. Ibu itu
lalu mengatakan klo sekali lagi ia melihat ozu melakukan kesalahan maka ia akan
mengumpulkan orangtua murid agar ozu dikeluarkan dari sekolah.
Takako
dan ozu keluar dari rumah sakit selesai
menegok muridnya itu. Takako terlihat sangat tertekan setelah berbicara
dengan ibu itu. Mereka berjalan berdua namun tak berkata apapun. Ozu meminta
maaf karena situasi jadi tambah kacau karena dia.
“aku
benar-benar meminta maaf” ucap Ozu
“kau
tak perlu meminta maaf.. kita berdua yang salah.. dan seharusnya tak melupakan
peran kita sebagai seorang guru apapun yang terjadi, apapun situasinya.”
“aku
seharusnya tak berkata seperti itu tadi” sesal Ozu tertunduk.
“sudah
kita hentikan saja” jawab Takako
“tapi…”
“kita
hentikan saja… “ ucap takako pelan mengambil keputusan. “tolong lupakan saja
apa yang terjadi kemarin.”
Ozu
terkejut dan mengamati Takako “apa Hara-sensei akan melakukannya juga?”
“tentu
saja” jawab takako tanpa menatap Ozu. Mereka terdiam. Ozu melihat Takako yang
sepertinya bersungguh-sungguh tak akan meneruskan hubungan mereka berdua.
“ini
pertama kalinya aku terlibat hubungan dengan orang muda seperti ini.
mengakhirinya adalah tanggung jawabku sebagai orang yang lebih tua.
“aku
mengerti” sahut Ozu
“mari
kita pulang sendiri-sendiri.. aku akan naik taxi dari sini” ucap takako tanpa
melihat Ozu dan berpaling pergi. Ozu muram menatap kepergian Takako itu.
“mengakhirinya justru
menjadi bukti cintaku”
Tindakan
takako untuk tak meneruskan hubungan mereka sepertinya karena kata-kata dari
ibu muridnya itu yang mengatakan klo ozu melakukan kesalahan lagi maka Ozu akan
dikeluarkan dari sekolah. Dalam hal ini berate
takako menunjukkan cintanya pada Ozu. ia melindungi Ozu!
Sejak
kejadian sebulan yang lalu itu hubungan keduanya hanya sebatas teman kerja saja.
Takamine yang menduga keduanya ada hubungan jadi berpikir lain klo keduanya tak
ada hubungan apa-apa.
Ozu
berbicara dengan kaori lewat webcam. Ia bertanya apa yang akan dilakukan kaori
natal dan tahun baru nanti. Kaori menjawab klo orangtuanya akan datang ke
tempatnya. Ia minta ozu juga mengunjunginya kesana. Ozu berkata klo ia belum
bisa meninggalkan sekolah karena akan ada kelulusan dan ia belum terbiasa
dengan pekerjaan barunya itu.
Kaori
ngomel kenapa juga Ozu harus pindah kerja seperti itu. Ozu jadi kesal dan
menjawab dengan nada keras klo ia sudah memberitahu kaori sebelumnya klo ia
bosan terus menatap angka-angka. Ia ingin berhubungan dengan orang banyak.
Kaori
terkejut mendengar nada bicara ozu seperti itu karena selama ini ia tak pernah
mendengar ozu berkata seperti itu. “kou-kun, kau membuatku takut” ucap kaori
terkejut.
Takako
bertemu mori dan yuko seperti biasanya. Mereka berharap dinatal ini mereka akan
bertemu orang yang tepat untuk mereka. Tapi mereka bingung bagaimana mereka
mngetahui klo itu adalah lelaki yang tepat.
Ozu
pergi ke rumah ibunya. Kotomi ichikawa pamit pada ibunya untuk pergi dulu. Ibunya
meminta kotomi menemani kakaknya dulu. Kotomi menjawab ia sudah bertemu
kakaknya itu tiap hari jadi tak masalah klo ia pergi. Setelah kotomi ichikawa
pergi, Ozu mengambil amplop berisi uang bulanan untuk ibunya.
Ibunya
mau menolaknya karena harusnya uang itu disimpan Ozu untuk persiapan pernikahan.
Ozu terkejut ibunya membahas tentang pernikahan padahal ia tak memikirnya
sedikitpun. Saat pulang ke apartemennya ozu juga terus mulai memikirkan
pernikahan.
Takako
bertanya ibunya bagaimana ibunya tau klo ayahnya adalah orang tepat? Ibunya menjawab
klo ia yakin suaminya itu adalah orang ia rasa bisa menjaga dirinya.
Takako
mengantar minuman untuk ayahnya dan temannya. Ia mendengar dari luar klo teman
ayahnya itu bertanya apa ayahnya itu tak ingin punya cucu dari takako yang
belum juga menikah?
Ayah
takako menjawab “tentu saja… tapi itu akan jadi orangtua yang egois klo meminta
anaknya menikah hanya karena ingin melihat cucu. Itu kehidupan dia.. biarkan
dia hidup dengan apa yang disukainya. Terkadang aku ragu klo dia akan hidup
seorang diri jika dia tua. Jika sesuatu terjadi nanti apa yang akan
dilakukannya? Sangat menyakitkan saat memikirkan itu.” ucap ayah takako dari
dalam ruangannya.
Takako terharu mendengar kata-kata ayahnya itu. tapi juga takako menjadi sedih.
Takako
menemui teman-temannya dan bertanya apa yang akan mereka lakukan jika sampai
tua mereka sendirian. Mori jadi takut dan menolak membahasnya. Namun tiba-tiba
Youko berkata klo ia akan menikah.
Kedua temannya terkejut mendengar youko
tiba-tiba akan menikah. Mereka bertanya dengan laki-laki yang mana? Yuko
berkata klo pria itu berkerja di restaurant dengan rumahnya. Ia lalu
menunjukkan foto pria itu pada keduanya.
Takako
dan Mori heran melihat laki-laki itu berbeda dengan laki-laki yang pernah
dikencani yuko sebelumnya. Mereka bertanya bagaimana yuko bisa mengambil
keputusan menikah dengan dia? Yuko menjawab karena ia sudah lelah seorang diri
dan ia ingi ada orang disisinya untuk menemani dia.
Ditempat
lain Ozu berkumpul bersama teman-temannya. Imamura bertanya pada Egawa
bagaimana perkembangan hubungan egawa dengan Takako. Ozu jadi ikut
memperhatikan egawa, menunggu informasi perkembangan hubungan keduanya. Egawa
minta agar Imamura tak mencampuri urusannya itu.
Imamura
menjawab klo itu ia lakukan karena ia merasa bersalah pada Mai-chan, mantan
Egawa. Ia pernah bilang pada mai-chan klo egawa perlu seorang gadis yang serius
padahal mai-chan adalah orang yang tak bisa serius. Setelah kejadian itu Imamura
tak pernah bertemu mai-chan untuk bisa meminta maaf.. jadi sekarang ia ingin
agar egawa segera menemukan pasangannya. Sebagai permintaan maafnya.
Saat
makan diapartemennya Takako jadi memikirkan kesendirian. Ia berpikir bagaimana
klo ia memelihara anjing sebagai temannya agar tidak kesepian. Ada sms masuk
untuknya., saat membuka pesan itu ternyata dari egawa yang mengajaknya bertemu
hari minggu nanti.
Takako
teringat egawa dan dirinya selisih hanya 2 tahun. Ia ingat pembicaraan mereka
waktu itu juga cocok.
Keesokkan
harinya dari jauh ia memperhatikan ozu yang sedang mengajar murid-muridnya. Ia teringat
perkataan ayahnya yang tak mau ia sendirian. Ia juga teringat Yuko yang berkata
klo ia memutuskan menikah karena ia ingin ada orang disisinya.
Takako
lalu mengirimkan pesan balik ke Egawa klo ia setuju bertemu egawa.
Egawa
dan takako pergi kepantai untuk memancing. Takako berkata klo ia tak menyangga
egawa suka memancing. Egawa menjawab klo terkadang saat ia habis dari luar
negeri dan kembali ke jepang ia merasa ingin berteriak meluapkan kebosanannya. Untuk itu egawa pergi
ke pantai untuk memancing.
Pembicaraan
kedua terlihat sangat nyaman, akrab dan bisa berkomunikasi dengan baik yang
mungkinn karena usia mereka sedikit selisihnya.
Egawa bahkan bertanya apa mereka bisa bertemu lagi? Takako menyetujui
untuk bertemu lagi.
Ozu
bertemu ayahnya di restaurant tempat ayahnya bekerja. Ayahnya bertanya kapan
Ozu akan menikah? Aozu menjawab klo ia belum menentukannya. Ayahnya lalu
bergumam klo pernikahan hanya akan menimbulkan masalah saja.
(Ya
iyalah masalah buat dia yang sukanya selingkuh!). teman kerjanya lalu
mengingatkannya jangan membuyarkan angan-angan Ozu yang mau melangkah kearah pernikahan.
Saat
Takako dan Ozu beriringan pergi ke kelas mereka. Takako memberitahu Ozu klo
kemarin ia bertemu egawa. Ozu berkata klo ia tak tau soal itu. Takako terkejut
ia mengira ozu tau soal pertemuan mereka karena ozu pernah mencomblangi
keduanya. Dipikirnya egawa mengajak dia bertemu karena disuruh ozu.
Ozu
bertanya kemana egawa membawa takako? Saat takako menjawab klo ia diajak
memancing, Ozu berkata klo ia tak tau klo egawa suka memancing. Takako lalu
berkata seperti yang diceritakan Egawa padanya kemarin itu. Takako berkata klo
ia sangat menikmati pertemuannya itu. Takako menoleh melihat ozu yang tak
mengomentarinya. Ia melihat Ozu tertunduk sedih dibelakangnya.
Ozu
yang menyadari takako memperhatikannya langsung mencoba tersenyum dan
mengucapkan klo ia lega mendengarnya. Takako
lalu melangkah masuk kedalam kelasnya. Sementara ozu tertunduk lesu.
Diruang
biology ozu melihat fotonya bersama kaori dan terus memikirkan perasaannya
tentang dirinya, kaori, takako, egawa dan pertanyaan orangtuanya tentang kapan
rencana pernikahannya. Ozu menutup frame fotonya itu dengan sedikit berbunyi
dan membuat Kurozawa yang juga ada disana bertanya apa yang telah terjadi.
Ozu bertanya
pada kurozawa apa arti pernikahn yang sebenarnya. Kurozawa berkata klo secara
idealis , pernikahan berarti kamu memilih orang yang kamu cintai dan ingin menghabiskan usiamu
dengannya. Ozu berkata klo ia juga ingin memilih pernikahan secara idealis
seperti itu.
Kurozawa
berkata ia sempat melenceng dari idealis pernikahn itu (karena ia
berselingkuh), namun sekarang ia mencoba untuk kembali ke jalan pernikahan yang
benar . karena ia percaya saat dulu ia memilih istrinya adalah murni karena ada
cinta yang idealis tersebut.
Saat
pulang dari mengajar ozu masih saja memikirkannya. Ozu lalu berhenti mengayuh
sepedanya karena ia tau apa yang ia inginkan.
Ozu
menghubungi takako dan berkata klo ia ada didepan gedung untuk berbicara denga
takako sebentar.
Takako
akhirnya pergi menemui ozu di depan gedung apartemennya.
“apa
yang bisa aku bantu?” Tanya takako.
Ozu
tertunduk didepan takako. “aku memikirkanmu sebagai seorang wanita meski aku
sudah punya tunangan…”
“aku
sudah tau itu” ucap takako
Ozu
mengepalkan tangannya, mencoba menguatkan dirinya sendiri untuk melanjutkan
kata-katanya. “karena aku berpikir klo lebih baik perasaan ini dihentikan
sampai disini. Egawa-san adalah orang yang baik. Dia pekerja keras, dan
pekerjaannya baik. Dia juga mendekati umurmu. Kau tak akan menemukan cela dalam
dirinya..” takako tak menjawab apapun dan hanya terdiam.
“terima
kasih untuk meluangkan waktu dan turun kesini. Membicarakan ini membuat aku menjadi
bisa mengakhirnya.”
“aku
juga begitu” ucap takako tertunduk.
“terima
kasih” ucap ozu sedih dengan apa yang sudah diputuskannya sendiri. Ia melangkah
dengan gontai meninggalkan Takako.
“kau
tak bisa menganggap ini akan membuatku bisa mengakhirnya. “ ucap takako tiba –tiba
. ozu terkejut dan berbalik menatap takako.
“sejak
kejadian itu (ciuman)… “ takako teringat kejadian ciuman mereka.
Takkao
menghela nafasnya yang terasa berat. “aku ingin sendiri… kita berdua lebih baik
tak bicara dan berpura-pura tak ada yang terjadi. Aku ingin melupakanya dengan
tenang. Ini tak adil.. kau datang kesini
seperti ini dan menjernihkan semua untuk dirimu sendiri… setelah berkata klo
kau selalu memikirkanku.. ini tak adil..”
“maaf
aku” ucap Ozu.
Takako
berbalik dan melangkah masuk kedalam apartemennya. hati takako tersakiti lagi.
Ozu
pergi ke restaurant ayahnya. Ia tak menghabiskan makannya dan membuat chef
teman ayahnya bertanya ada masalah apa? Ozu menjawab klo seorang wanita. Chef itu
lalu berkata itu justru hal yang baik karena klo ozu kuatir akan sesuatu dan
terluka karenanya maka itu adalah bukti klo cintanya lebih kuat dari alasan
lainnya.
Ozu
memikirkannya dan setuju dengan perkataan chef itu. Ozu langsung mengayuh
sepedanya dengan sekuatnya tapi di tengah jalan ban sepedanya bocor. Ozu segera
berlari secepatnya.
Takako
terkejut saat bel apartemennya berbunyi. Saat melihat siapa yang datang ,
takako terkejut melihat Ozu ada didepan apartemennya.
“ozu-sensei..”gumam
takako.
“hara-sensei..”
“silahkan
pulang”tolak Takako
“kau
bilang klo kita harus mengakhirnya…
apakah kau serius mengatakannya? Tolong beritahu perasaanmu.” Tanya ozu
diluar pintu apartemen takako. “hara-sensei, aku… aku mencintaimu… aku
mencintaimu dan aku tak bisa menahannya lagi.”
Takako
terdiam mendengar pernyataan cinta ozu yang tiba-tiba itu.
“aku
tau aku tak bisa melakukannya sebagai seorang guru… atau sebagai seorang pria yang sudah
bertunangan… tapi… aku tak bisa
menahannya lagi… aku sudah mempertimbangkannya.. tapi aku tak bisa
menhentikannya lagi.. jadi tolong katakana saja jika kau menganggap aku
mengganggumu, aku akan menghentikannya… aku tak akan mencoba melakukannya
lagi.. “ ucap Ozu.
Takako
masih terdiam memikirkan semuanya dan apa yang harus ia lakukan.
“hara-sensei?”
ozu masih menanti jawaban takako “sensei….?”
Takako
tiba-tiba membuka pintu apartemennya.. “aku.. aku… aku juga.. aku juga…”takako
gugup mengutarakan perasaan cintanya. Ozu mendekati takako dan masuk kedalam
rumah takako serta memeluknya erat. Takakopun memeluk ozu erat.
“aku tak tau apa aku
akan kehilangan sesuatu jika mengambil keputusan ini.. tapi aku tak mau
kehilangan waktu ini bersama dengan dia.. aku tak mau membiarkannya pergi.. ”
Ozu
mengendorkan pelukannya dibahu takako lalu iapun mencium Takako sangat lama,
menumpahkan segala perasaannya. Saling memandang dan masih saling berpegangan
tangan.
“aku tak bisa
menghentikan perasaan ini.. tak bisa lagi..”
Ozu
pulang ke rumahnya dan terkejut melihat rumahnya terang benderang. Dan lebih
terkejut lagi saat melihat kaori sudah duduk diatas tempat tidurnya. Kaori melihat
ozu masuk kedalam rumah. Ia langsung berlari memeluk Ozu yang masih shock
melihatnya disana.
NB
: deng.. deng.. deng... baru saja seneng, bakal sedih lagi niy...
kasian juga sama Takako yah.. kenapa kaori pulang? apa instingnya
mengatakan klo tunangannya di curi wanita lain???? hmmm insting seorang wanita....
dilema deh ozu...
BalasHapusditnggu episode selanjutnya mba..