Jumat, 24 Januari 2014

Sinopsis : Shitsuren Chocolatier - Ep.1 part 2




Tanpa persiapan matang Sato pergi ke paris. Ia hanya membawa uang sedikit dan beberapa baju saja. Setelah sampai di Paris ia segera pergi ke toko L’Atelier de Bonheur. Sato terkagum dengan dekorasi toko coklat terkenal itu. Ia melihat seorang pelayan perempuan berbicara dengan seorang pengunjung dalam bahasa perancis.

Sato mendekati pelayan itu dan berkata klo ia ingin bekerja di toko coklat itu. Karena ia tak bisa berbahasa perancis, Sato telah mempersiapkan kertas berisi kalimat dalam bahasa prancis. Pelayan itu sepertinya agak bingung dengan perkataan Sato, ia lalu masuk kedalam toko coklat. 


Sato memperhatikan dapur coklat yang bisa dilihatnya dari toko karena Cuma terhalang kaca saja.  Ia melihat seseorang yang sedang mengaduk coklat untuk mendapakan temperature yang diinginkan. Sato merasa terjadi kesalahan dengan coklat yang diolah pria itu.

Seseorang pemuda  keluar dari dapur coklat dan menyapanya dalam bahasa jepang  (kyaaaaaaa.. junpeii… kawaiiiii…..). 
Sato senang ada orang yang bisa diajaknya berbicara bahas jepang. Ia meminta pemuda itu untuk bilang pada manager toko klo ia ingin bekerja di toko coklat itu. 
 

 
Pemuda itu menjawab klo itu hal yang tak mungkin. Sato mengejarnya dan berkata klo ia tak bisa pulang begitu saja. Sato lalu berusaha masuk kedalam dapur. Pemuda itu menarik tangan Sato agar tak meneruskan langkahnya. Tas yang dibawa Sato terjatuh dan barang yang ada didalamnya pun tercecer termasuk komik yang dibawanya dari Jepang.

Pemuda itu langsung berseri-seri melihat komik itu. Ia seorang otaku, yang kecanduan komik jepang.  Pemuda itu mengambil komik itu dan membuka-buka halaman. Kebetulan komik yang dibawa sato adalah komik yang sangat ingin dibelinya karena special edition. 

Sato mengambil komiknya dari tangan pemuda itu. Ia berkata klo ia diijinkan bekerja ditempat itu maka komik itu akan diberikan sato pada pemuda itu.  Pemuda itu tak kuasa menolak komik yang ada didepannya. Ia segera masuk untuk menemui manager.


Sebelum pemuda itu masuk, Sato bertanya apa orang yang ada didapur dan sedang mengaduk coklat itu apa orang baru? Sato memberitahu pemuda itu klo sepertinya suhu coklat yang diaduk pemuda itu sudah dibawah standard. Pemuda itu tak percaya dengan ucapan Sato yang hanya melihat sudah tau suhu coklat.

Pemuda itu masuk dan terlihat berbicara dengan seorang bapak-bapak bule didapur.  Pria bule itu bergegas keluar ruangan dan melempar apron pada Sato. Ia minta sato menunjukkan keahliannya untuk mengaduk coklat agar suhunya bisa sesuai standardnya. 

 
Untuk pertama kalinya Sato memasuki dapur Bonheur.  Seisi chocolatier yang ada disana memperhatikannya. Sato mulai mengaduk coklat yang akan didinginkan dengan keahliannya. Ia memejamkan matanya membayangkan Saeko yang sedang makan coklat. Ia ingin saeko  menyesal  karena sudah meninggalkannya. Ia berjanji  akan jadi chocolatier terkenal. 

Sampai sejauh ini belum dijelaskan siapa pemuda yang bisa berbahasa jepang itu. tapi yang sudah membaca manga(komiknya) pasti sudah tau. Dia adalah Oliver Treluyer. Ia anak pemilik toko coklat dinasti Treluyer yang terkenal sedunia. Ibu Oliver adalah orang jepang dan Ayah Oliver orang prancis.  So itulah alasan ia bisa berbahasa jepang juga. 



6 tahun kemudian.
Kakak Saeko sedang melihat berita di televisi. Disitu sedang ada liputan esklusif tentang toko L’atelier de Bonheur prancis. Mereka sedang mewawancari chocolatier yang berkewarganegaraan Jepang.

Dari dalam kamarnya Saeko mendengar nama toko coklat kesayangannya diliput, segera berlari untuk menontonnya.  Saeko terkejut bukan kepalang saat reporter itu menyebut Nama Koyurugi Sota sebagai salah satu Chocolatier dari L’atelier de Bonheur itu.. Mascara yang dipakainya untuk berdandan terjatuh. Dan saat wajah Sota ke shoot oleh kamera, mata saeko terbelalak tak mempercayainya.


Begitu Sato sampai jepang, pemberitaan tentang dirinya dimuat diberbagai majalah. Ia pun disebut sebagai pangeran coklat oleh masyarakat Jepang. Ayah Sato bahkan mengijinkan Sato merombak toko rotinya menjadi toko coklat. 

Selesai melakukan wawancara dan pemotretan dari sebuah majalah, Sato menghela nafasnya lega karena semua hal baik terjadi sekembalinya ia ke Jepang. 

“permisi..”sebuah suara mengejutkannya hingga membuat langkahnya terhenti. Ia masih mengenali suara itu.
Sato berbalik untuk melihat orang itu. ia melihat bayangan orang berjalan ke arahnya.
“Sota-kun” sapa Saeko berdiri didepan Sato.
Sato tersenyum melihat Saeko disana.  Mereka lalu berbicara….


Saeko terkagum pada Sato yang bisa membuka tokonya sendiri.  Ia melihat karier Sota sangat bersinar.  Ia berjanji ia akan menjadi pembeli pertama jika toko coklat Sota mulai dibuka. 

Saeko memuji coklat yang diberikan Sato 6 tahun yang lalu itu juga sangat enak. Ia ingin membelinya tapi tak ada yang menjual coklat seenak buatan Sato. Coklat itulah yang menghiburnya saat ia dalam kesedihan dan  Karena coklat itu jugalah yang membuatnya selalu mengenang Sato dihatinya. Sekarang ia sangat senang mereka bisa bertemu dan berbicara lagi. 


Saeko mengatakan ia ingin bisa berbicara lagi dengan Sato. Wajah Sato terlihat biasa saja saat menyetujuinya. Tapi begitu Saeko pulang, sato merasa tubuhnya lemah.. ia dari tadi menahan kebahagiannya saat bertemu Saeko  biar terlihat cool dimata Saeko.


Oliver yang ikut ke Jepang bersama Sato, ikut merasa gembira sahabatnya itu bisa bertemu dengan Saeko. Saat di perancis Sato yang tak punya uang tinggal bersamanya. Jadi hubungan mereka sangat dekat dan Sato sudah sering bicara tentang Saeko padanya.

Sekarang saat Oliver ke Jepang, ia juga tinggal dirumah keluarga sahabatnya itu. Sato memperkenalkan Oliver pada Kaoruko-san sebagai orang blasteran tapi Kaoruko tak percaya karena wajah Oliver terlalu jepang banget.


Sato mempersiapkan semuanya untuk pembukaan toko coklatnya. Kaoruko diberi tugas untuk memberi  masukan ide-ide product dan strategi penjualan . 



Hari sabtunya Sato bertemu dengan Saeko lagi. Angan Sato melambung dan percaya diri klo mereka akan menjalin hubungan. Saeko terlihat malu-malu untuk mengatakan maksud pertemua mereka. Sato menunggu dengan terseyum penuh harapan.   

 

Tapi Sato jadi terkejut  saat Saeko berkata klo ia kan menikah bulan depan dan ia ingin Sato yang membuat roti pernikahannnya. Baru saat itu Sato menyadari ada cincin melingkar dijari Saeko. Sato patah hati kedua kalinya.


Sato pulang dan menceritakan itu pada sahabat-sahabatnya yang sedang dirumahnya, ada kaoruko, Oliver, dan matsuri adiknya.  Sato tertelungkup  dilantai ruang tamunya.
Kaoruko-san berkata klo harusnya Saat bertemu seorang gadi yang tak pernah bertemu selama 6 tahun, sebaiknya cek dulu ada cincin dijari tangannya apa tidak. 
 Matsuri bertanya siapa orang yang akan dinikahi Saeko. Oliver menjawab seorang duda 12 tahun lebih tua dari Saeko dan bekerja sebagai editor sebuah majalaah. Oliver jadi ingin membuat logo toko seperti hati yang terbelah jadi dua karena Sato sedang patah hati.
Tiba-tiba Sato bangkit berdiri dan meletakkan design roti pernikahan Saeko. Sato bertekad untuk tetap membuat roti pernikahan Saeko. Kaoruko kecewa pada Sato karena disaat mereka sedang sibuk mempersiapkan untuk pembukaan toko mereka kenapa Sato menerima pesanan Saeko yang sudah menolaknya itu.
Sato berkata klo roti pernikahan Saeko itu sangat penting karena hanya akan dimakan Saeko sekali  seumur hidup. Sato tak rela jika ada laki-laki lain yang akan membuatkannya untuk Saeko. Semua jadi merasa kasihan mendengar perkataan Sato itu yang masih menyimpan rasa pada Saeko. 

 
Malam harinya oliver bertanya arti Saeko dimata Sato setelah Saeko akan menikah. Sato berkata akan seperti biasa saja Karena dari SMA ia sudah melihat kelakuan Saeko yang berganti-ganti lelaki. 
Oliver lalu memberikan ide pada Sato agar mengajak Saeko “melakukannya” saat Saeko datang untuk test makanan pernikahannya.  Sato menolaknya tak mungkin ia akan melakukannya bersama seseorang yang akan menikah. 


 Saeko datang untuk test roti pernikahan dan souvenir coklat yang akan diberikan di pesta  pernikahannya. Sato melihat baju yang dipakai saeko sangat pendek. Otak meseum pun muncul.
Saeko begitu terkagum dengan roti hasil kreasi sato. Ia pun mengambil foto makannya itu. Sementara itu Sato membuat tehh sambil terus memandang Saeko.  Ia berpikir betapa saeko sangat ceroboh dengan memakai pakaian seperti itu saat berdua dengan seorang pria.


Sato teringat ucapan Oliver waktu itu untuk “melakukan itu” pada Saeko.  sato berubah pikiran, ia mendekati Saeko dan langsung mencium Saeko dengan membara. Saeko terkejut keduanya jatuh ke sofa dan sato terus mencium Saeko dan berkata klo ia akan “melakukan “ pada saeko. Gadis itu terkejut tapi sepertinya ia juga tak menolaknya.
Tapi oooppsss…. Itu hanya sekedar khayalan Sato. Ia tersadar dari lamunanannya saat Saeko memanggilnya.  


Saeko sangat menyukai kreasi roti coklat Sato. Ia berjanji akan membantu mempromosikannya.  Sato bertanya apa yang membuat Saeko yakin untuk menikahi pria itu? Saeko berkata klo itu tiba-tiba muncul begitu saja untuk menikahi pria  itu bukan seperti impian atau khayalan. Ia hanya yakin ia akan berakhir seperti itu saja. Seperti takdir.

Sato langsung menceritakan pada Oliver tentanng pertemuannya dengan Saeko. Oliver kecewa Sato tak “melakukannya” bersama Saeko. Mereka masih mengerjakan cake untuk souvenir pernikahan Saeko sampai jam 1 malam. Sato menyuruh oliver dan kaoruko untuk istirahat dulu saja, ia yang akan meneruskan. 
Kaoruko mengingatkan Sato untuk menjaga dirinya dan jangan bekerja terus setiap hari hanya untuk mempersiapkan cake souvenir Saeko. Kaoruko bertanya mana yang lebih penting Cake Saeko atau pembukaan toko coklat mereka.  Sato menjawab klo ia tak bisa mengabaikan coklat souvenir Saeko, ia harus menyelesaikan semuanya.


Oliver dan kaoruko datang membawa pesanan Saeko di pesta pernikahannya. Saeko heran tak melihat Sato ikut ke pestanya. Kaoruko menjawab dengan nada bermusuhan klo itu kesalahan Saeko hingga Sato lemah karena kecapean  menyiapkan pesanannya. Saeko tak mengerti sikap Kaoruko yang Nampak memusuhinya.


Sato datang ke pesta pernikahan Saeko. Ia maju kepanggung dan memberikan pidatonya. Sato mengatakan ia sudah mengenal Saeko sejak SMA. Saeko selalu lucu, putih dan cantik dulu. Saeko yang polos, penuh senyum dan bersinar.  Semua tersenyum mendengar pujian itu.
Namun tiba-tiba Sato mengungkapkan bahwa Saeko sering berganti-ganti pacar sehingga disekolah disebut sebagai gadis murahan.  Sato juga mengungkapkan ia pernah mencium Saeko dan dia sudah pernah diduakan oleh Saeko.  
Sato sepertinya membalas dendamnya dengan membongkar semua keburukan Saeko. Ia bahkan berkata klo ia tak akan menyerah mendapatkan Saeko meski Saeko sudah menikah. Semua yang hadir terkejut mendengar pidato pernikahan yang aneh seperti  itu.
Tapi…. Oops… itu hanya dimimpi Sato. Pidato itu lenyap begitu Sato terbangun dari tidurnya.


HP sato berbunyi dan ia mengangkatnya. Ternyata itu telpon dari Saeko yang menguatirkan kondisi Sato. Saeko mengucapkan terima kasih atas roti pernikahannya yang sangat enak itu. Sato agak melayang diperhatikan oleh Saeko.  

Saat Saeko mau menutup telponnya, Sato mengucapkan selamat atas pernikahannya. Saeko berjanji akan datang di pembukaan toko coklat Sato dan dia akan membeli coklat itu setiap harinya.
Sato agak terhanyut dengan janji dan sanjungan Saeko padanya. Saat selesai  menutup telponnya Sato menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidurnya lagi.
“Saeko-san.. aku mau kau melukai aku lagi dan lagi… katakan  hal-hal yang lebih buruk lgi.. jatuhkan aku hingga aku tak bisa bangun lagi. Dengan itu maka aku akan bisamembencimu dan mengakhiri cinta ini... Sakit ini masih belum cukup melukaiku.  Jika berlanjut terus seperti ini maka aku akan terjatuh dalam kepolosanmu yang aku tak tau itu nyata atau palsu… aku akan kecanduan padamu lebih dan lebih lagi.. “



Oliver yang masih heran dengan perbuatan Kaoruko san di pesta pernikahan Saeko jadi bertanya-tanya. Apa kaoruko san mencintai Sato? Tanya oliver. Kaoruko berkata klo ia orang pertama yang merasakan coklat bikinan Sato. Ia kagum pada Sato yang berjuang untuk meraih mimpinya. Saat ia melihat Sato ia merasa melihat begitu banyak mimpi dan ia ingin sato berhasil. 

 
Saeko melihat ke majalah yang ada liputan tentang toko coklat Sato yang akan dibukanya. Ia mengusap wajah Sato diimajalah itu.
Disebuah toko coklat lainnya, seorang chocolatier lain juga sedang membaca majalah tentang rival barunya yang “lulusan” Bonheur itu. Seorang gadis cantik seperti seorang model berjalan ke arahnya. Ia penasaran apa yang dilihat pria itu. ia bertanya apa pria itu tertarik dengan rivalnya itu? pria itu menjawab klo ia penasaran saja.

Beberapa hari kemudian, Akhirnya toko coklat Sato dibuka. Sato, Kaoruko dan Oliver sibuk menata coklatnya. Saat semua sudah siap, Satopun membuka pintu tokonya. Sato menatap nama tokonya yang diberinya nama “CHOCO LA VIE” (coklat kehidupan)  Sato menatapya puas.
“Saeko-san, aku menjadi chocolatier karenamu. Aku tak tau apa coklatku akan membuatmu bahagia?”

 




2 komentar:

  1. Kasian juga sato
    tp sejak oliver muncul aku jadi salah fokus, :p

    BalasHapus
  2. Saeko kan udah nikah,jadi ama q sj (-^-)

    BalasHapus