Tanpa persiapan matang Sato pergi ke paris.
Ia hanya membawa uang sedikit dan beberapa baju saja. Setelah sampai di Paris
ia segera pergi ke toko L’Atelier de Bonheur. Sato terkagum dengan dekorasi
toko coklat terkenal itu. Ia melihat seorang pelayan perempuan berbicara dengan
seorang pengunjung dalam bahasa perancis.
Sato
mendekati pelayan itu dan berkata klo ia ingin bekerja di toko coklat itu. Karena
ia tak bisa berbahasa perancis, Sato telah mempersiapkan kertas berisi kalimat
dalam bahasa prancis. Pelayan itu sepertinya agak bingung dengan perkataan
Sato, ia lalu masuk kedalam toko coklat.
Sato
memperhatikan dapur coklat yang bisa dilihatnya dari toko karena Cuma terhalang
kaca saja. Ia melihat seseorang yang
sedang mengaduk coklat untuk mendapakan temperature yang diinginkan. Sato
merasa terjadi kesalahan dengan coklat yang diolah pria itu.
Seseorang
pemuda keluar dari dapur coklat dan
menyapanya dalam bahasa jepang
(kyaaaaaaa.. junpeii… kawaiiiii…..).
Sato senang ada orang yang bisa
diajaknya berbicara bahas jepang. Ia meminta pemuda itu untuk bilang pada
manager toko klo ia ingin bekerja di toko coklat itu.
Pemuda
itu menjawab klo itu hal yang tak mungkin. Sato mengejarnya dan berkata klo ia
tak bisa pulang begitu saja. Sato lalu berusaha masuk kedalam dapur. Pemuda itu
menarik tangan Sato agar tak meneruskan langkahnya. Tas yang dibawa Sato
terjatuh dan barang yang ada didalamnya pun tercecer termasuk komik yang
dibawanya dari Jepang.
Pemuda
itu langsung berseri-seri melihat komik itu. Ia seorang otaku, yang kecanduan
komik jepang. Pemuda itu mengambil komik
itu dan membuka-buka halaman. Kebetulan komik yang dibawa sato adalah komik
yang sangat ingin dibelinya karena special edition.
Sato
mengambil komiknya dari tangan pemuda itu. Ia berkata klo ia diijinkan bekerja
ditempat itu maka komik itu akan diberikan sato pada pemuda itu. Pemuda itu tak kuasa menolak komik yang ada
didepannya. Ia segera masuk untuk menemui manager.
Sebelum
pemuda itu masuk, Sato bertanya apa orang yang ada didapur dan sedang mengaduk
coklat itu apa orang baru? Sato memberitahu pemuda itu klo sepertinya suhu
coklat yang diaduk pemuda itu sudah dibawah standard. Pemuda itu tak percaya
dengan ucapan Sato yang hanya melihat sudah tau suhu coklat.
Pemuda
itu masuk dan terlihat berbicara dengan seorang bapak-bapak bule didapur. Pria bule itu bergegas keluar ruangan dan
melempar apron pada Sato. Ia minta sato menunjukkan keahliannya untuk mengaduk
coklat agar suhunya bisa sesuai standardnya.
Untuk
pertama kalinya Sato memasuki dapur Bonheur.
Seisi chocolatier yang ada disana memperhatikannya. Sato mulai mengaduk
coklat yang akan didinginkan dengan keahliannya. Ia memejamkan matanya
membayangkan Saeko yang sedang makan coklat. Ia ingin saeko menyesal karena sudah meninggalkannya. Ia berjanji akan jadi chocolatier terkenal.
Sampai
sejauh ini belum dijelaskan siapa pemuda yang bisa berbahasa jepang itu. tapi
yang sudah membaca manga(komiknya) pasti sudah tau. Dia adalah Oliver Treluyer.
Ia anak pemilik toko coklat dinasti Treluyer yang terkenal sedunia. Ibu Oliver
adalah orang jepang dan Ayah Oliver orang prancis. So itulah alasan ia bisa berbahasa jepang
juga.
6
tahun kemudian.
Kakak
Saeko sedang melihat berita di televisi. Disitu sedang ada liputan esklusif
tentang toko L’atelier de Bonheur prancis. Mereka sedang mewawancari
chocolatier yang berkewarganegaraan Jepang.
Dari
dalam kamarnya Saeko mendengar nama toko coklat kesayangannya diliput, segera
berlari untuk menontonnya. Saeko
terkejut bukan kepalang saat reporter itu menyebut Nama Koyurugi Sota sebagai
salah satu Chocolatier dari L’atelier de Bonheur itu.. Mascara yang dipakainya
untuk berdandan terjatuh. Dan saat wajah Sota ke shoot oleh kamera, mata saeko
terbelalak tak mempercayainya.
Begitu
Sato sampai jepang, pemberitaan tentang dirinya dimuat diberbagai majalah. Ia
pun disebut sebagai pangeran coklat oleh masyarakat Jepang. Ayah Sato bahkan
mengijinkan Sato merombak toko rotinya menjadi toko coklat.
Selesai
melakukan wawancara dan pemotretan dari sebuah majalah, Sato menghela nafasnya
lega karena semua hal baik terjadi sekembalinya ia ke Jepang.
“permisi..”sebuah
suara mengejutkannya hingga membuat langkahnya terhenti. Ia masih mengenali
suara itu.
Sato
berbalik untuk melihat orang itu. ia melihat bayangan orang berjalan ke
arahnya.
“Sota-kun”
sapa Saeko berdiri didepan Sato.
Sato
tersenyum melihat Saeko disana. Mereka
lalu berbicara….
Saeko
terkagum pada Sato yang bisa membuka tokonya sendiri. Ia melihat karier Sota sangat bersinar. Ia berjanji ia akan menjadi pembeli pertama
jika toko coklat Sota mulai dibuka.
Saeko
memuji coklat yang diberikan Sato 6 tahun yang lalu itu juga sangat enak. Ia
ingin membelinya tapi tak ada yang menjual coklat seenak buatan Sato. Coklat
itulah yang menghiburnya saat ia dalam kesedihan dan Karena coklat itu jugalah yang membuatnya
selalu mengenang Sato dihatinya. Sekarang ia sangat senang mereka bisa bertemu
dan berbicara lagi.
Saeko
mengatakan ia ingin bisa berbicara lagi dengan Sato. Wajah Sato terlihat biasa
saja saat menyetujuinya. Tapi begitu Saeko pulang, sato merasa tubuhnya lemah..
ia dari tadi menahan kebahagiannya saat bertemu Saeko biar terlihat cool dimata Saeko.
Oliver
yang ikut ke Jepang bersama Sato, ikut merasa gembira sahabatnya itu bisa
bertemu dengan Saeko. Saat di perancis Sato yang tak punya uang tinggal
bersamanya. Jadi hubungan mereka sangat dekat dan Sato sudah sering bicara
tentang Saeko padanya.
Sekarang saat Oliver ke Jepang, ia juga tinggal dirumah keluarga sahabatnya itu. Sato memperkenalkan Oliver pada Kaoruko-san sebagai orang blasteran tapi Kaoruko tak percaya karena wajah Oliver terlalu jepang banget.
Sato
mempersiapkan semuanya untuk pembukaan toko coklatnya. Kaoruko diberi tugas
untuk memberi masukan ide-ide product
dan strategi penjualan .
Hari
sabtunya Sato bertemu dengan Saeko lagi. Angan Sato melambung dan percaya diri
klo mereka akan menjalin hubungan. Saeko terlihat malu-malu untuk mengatakan
maksud pertemua mereka. Sato menunggu dengan terseyum penuh harapan.
Tapi Sato jadi terkejut saat Saeko berkata klo ia kan menikah bulan depan dan ia ingin Sato yang membuat roti pernikahannnya. Baru saat itu Sato menyadari ada cincin melingkar dijari Saeko. Sato patah hati kedua kalinya.
Tapi Sato jadi terkejut saat Saeko berkata klo ia kan menikah bulan depan dan ia ingin Sato yang membuat roti pernikahannnya. Baru saat itu Sato menyadari ada cincin melingkar dijari Saeko. Sato patah hati kedua kalinya.
Sato
pulang dan menceritakan itu pada sahabat-sahabatnya yang sedang dirumahnya, ada
kaoruko, Oliver, dan matsuri adiknya. Sato tertelungkup dilantai ruang tamunya.
Kaoruko-san
berkata klo harusnya Saat bertemu seorang gadi yang tak pernah bertemu selama 6
tahun, sebaiknya cek dulu ada cincin dijari tangannya apa tidak.
Matsuri bertanya siapa orang yang akan
dinikahi Saeko. Oliver menjawab seorang duda 12 tahun lebih tua dari Saeko dan
bekerja sebagai editor sebuah majalaah. Oliver jadi ingin membuat logo toko
seperti hati yang terbelah jadi dua karena Sato sedang patah hati.
Tiba-tiba
Sato bangkit berdiri dan meletakkan design roti pernikahan Saeko. Sato bertekad
untuk tetap membuat roti pernikahan Saeko. Kaoruko kecewa pada Sato karena disaat
mereka sedang sibuk mempersiapkan untuk pembukaan toko mereka kenapa Sato
menerima pesanan Saeko yang sudah menolaknya itu.
Sato
berkata klo roti pernikahan Saeko itu sangat penting karena hanya akan dimakan
Saeko sekali seumur hidup. Sato tak rela
jika ada laki-laki lain yang akan membuatkannya untuk Saeko. Semua jadi merasa
kasihan mendengar perkataan Sato itu yang masih menyimpan rasa pada Saeko.
Malam
harinya oliver bertanya arti Saeko dimata Sato setelah Saeko akan menikah. Sato
berkata akan seperti biasa saja Karena dari SMA ia sudah melihat kelakuan Saeko
yang berganti-ganti lelaki.
Oliver
lalu memberikan ide pada Sato agar mengajak Saeko “melakukannya” saat Saeko
datang untuk test makanan pernikahannya.
Sato menolaknya tak mungkin ia akan melakukannya bersama seseorang yang
akan menikah.
Saeko datang untuk test roti pernikahan dan souvenir coklat yang akan diberikan di pesta pernikahannya. Sato melihat baju yang dipakai saeko sangat pendek. Otak meseum pun muncul.
Saeko datang untuk test roti pernikahan dan souvenir coklat yang akan diberikan di pesta pernikahannya. Sato melihat baju yang dipakai saeko sangat pendek. Otak meseum pun muncul.
Saeko
begitu terkagum dengan roti hasil kreasi sato. Ia pun mengambil foto makannya
itu. Sementara itu Sato membuat tehh sambil terus memandang Saeko. Ia berpikir betapa saeko sangat ceroboh
dengan memakai pakaian seperti itu saat berdua dengan seorang pria.
Sato teringat ucapan Oliver waktu itu untuk “melakukan itu” pada Saeko. sato berubah pikiran, ia mendekati Saeko dan langsung mencium Saeko dengan membara. Saeko terkejut keduanya jatuh ke sofa dan sato terus mencium Saeko dan berkata klo ia akan “melakukan “ pada saeko. Gadis itu terkejut tapi sepertinya ia juga tak menolaknya.
Sato teringat ucapan Oliver waktu itu untuk “melakukan itu” pada Saeko. sato berubah pikiran, ia mendekati Saeko dan langsung mencium Saeko dengan membara. Saeko terkejut keduanya jatuh ke sofa dan sato terus mencium Saeko dan berkata klo ia akan “melakukan “ pada saeko. Gadis itu terkejut tapi sepertinya ia juga tak menolaknya.
Tapi
oooppsss…. Itu hanya sekedar khayalan Sato. Ia tersadar dari lamunanannya saat
Saeko memanggilnya.
Saeko
sangat menyukai kreasi roti coklat Sato. Ia berjanji akan membantu
mempromosikannya. Sato bertanya apa yang
membuat Saeko yakin untuk menikahi pria itu? Saeko berkata klo itu tiba-tiba
muncul begitu saja untuk menikahi pria
itu bukan seperti impian atau khayalan. Ia hanya yakin ia akan berakhir
seperti itu saja. Seperti takdir.
Sato
langsung menceritakan pada Oliver tentanng pertemuannya dengan Saeko. Oliver
kecewa Sato tak “melakukannya” bersama Saeko. Mereka masih mengerjakan cake
untuk souvenir pernikahan Saeko sampai jam 1 malam. Sato menyuruh oliver dan
kaoruko untuk istirahat dulu saja, ia yang akan meneruskan.
Kaoruko
mengingatkan Sato untuk menjaga dirinya dan jangan bekerja terus setiap hari
hanya untuk mempersiapkan cake souvenir Saeko. Kaoruko bertanya mana yang lebih
penting Cake Saeko atau pembukaan toko coklat mereka. Sato menjawab klo ia tak bisa mengabaikan
coklat souvenir Saeko, ia harus menyelesaikan semuanya.
Oliver dan kaoruko datang membawa pesanan Saeko di pesta pernikahannya. Saeko heran tak melihat Sato ikut ke pestanya. Kaoruko menjawab dengan nada bermusuhan klo itu kesalahan Saeko hingga Sato lemah karena kecapean menyiapkan pesanannya. Saeko tak mengerti sikap Kaoruko yang Nampak memusuhinya.
Sato
datang ke pesta pernikahan Saeko. Ia maju kepanggung dan memberikan pidatonya.
Sato mengatakan ia sudah mengenal Saeko sejak SMA. Saeko selalu lucu, putih dan
cantik dulu. Saeko yang polos, penuh senyum dan bersinar. Semua tersenyum mendengar pujian itu.
Namun
tiba-tiba Sato mengungkapkan bahwa Saeko sering berganti-ganti pacar sehingga
disekolah disebut sebagai gadis murahan.
Sato juga mengungkapkan ia pernah mencium Saeko dan dia sudah pernah diduakan
oleh Saeko.
Sato
sepertinya membalas dendamnya dengan membongkar semua keburukan Saeko. Ia
bahkan berkata klo ia tak akan menyerah mendapatkan Saeko meski Saeko sudah
menikah. Semua yang hadir terkejut mendengar pidato pernikahan yang aneh
seperti itu.
Tapi….
Oops… itu hanya dimimpi Sato. Pidato itu lenyap begitu Sato terbangun dari
tidurnya.
HP sato berbunyi dan ia mengangkatnya. Ternyata itu telpon dari Saeko yang menguatirkan kondisi Sato. Saeko mengucapkan terima kasih atas roti pernikahannya yang sangat enak itu. Sato agak melayang diperhatikan oleh Saeko.
Saat Saeko mau menutup telponnya, Sato mengucapkan selamat atas pernikahannya. Saeko berjanji akan datang di pembukaan toko coklat Sato dan dia akan membeli coklat itu setiap harinya.
Sato
agak terhanyut dengan janji dan sanjungan Saeko padanya. Saat selesai menutup telponnya Sato menjatuhkan tubuhnya
ke tempat tidurnya lagi.
“Saeko-san.. aku mau
kau melukai aku lagi dan lagi… katakan
hal-hal yang lebih buruk lgi.. jatuhkan aku hingga aku tak bisa bangun
lagi. Dengan itu maka aku akan bisamembencimu dan mengakhiri cinta ini... Sakit
ini masih belum cukup melukaiku. Jika
berlanjut terus seperti ini maka aku akan terjatuh dalam kepolosanmu yang aku
tak tau itu nyata atau palsu… aku akan kecanduan padamu lebih dan lebih lagi..
“
Oliver yang masih heran dengan perbuatan Kaoruko san di pesta pernikahan Saeko jadi bertanya-tanya. Apa kaoruko san mencintai Sato? Tanya oliver. Kaoruko berkata klo ia orang pertama yang merasakan coklat bikinan Sato. Ia kagum pada Sato yang berjuang untuk meraih mimpinya. Saat ia melihat Sato ia merasa melihat begitu banyak mimpi dan ia ingin sato berhasil.
Saeko melihat ke majalah yang ada liputan tentang toko coklat Sato yang akan dibukanya. Ia mengusap wajah Sato diimajalah itu.
Disebuah
toko coklat lainnya, seorang chocolatier lain juga sedang membaca majalah
tentang rival barunya yang “lulusan” Bonheur itu. Seorang gadis cantik seperti
seorang model berjalan ke arahnya. Ia penasaran apa yang dilihat pria itu. ia
bertanya apa pria itu tertarik dengan rivalnya itu? pria itu menjawab klo ia
penasaran saja.
Beberapa
hari kemudian, Akhirnya toko coklat Sato dibuka. Sato, Kaoruko dan Oliver sibuk
menata coklatnya. Saat semua sudah siap, Satopun membuka pintu tokonya. Sato
menatap nama tokonya yang diberinya nama “CHOCO LA VIE” (coklat kehidupan) Sato menatapya puas.
Kasian juga sato
BalasHapustp sejak oliver muncul aku jadi salah fokus, :p
Saeko kan udah nikah,jadi ama q sj (-^-)
BalasHapus