Awal
Februari sebulan lebih dari saat Takako melihat ozu dan kaori fitting baju pengantin. Takako bertemu dengan
egawa. Takako berkata pada egawa klo ia sudah tak menjalin hubungan dengan
seorang pria lebih dari setahun. Sangat sulit baginya untuk memulai hubungan
lagi. Tapi sekarang ia ingin mencoba berhubungan dengan orang lain. Untuk itu
takako ingin mengajak Egawa untuk bertemu dan makan bersama.
Egawa mengerti perasaan Takako dan ia menyetujuinya.
Dalam
perjalanan pulangnya takako melamun.
“aku tak dipilih oleh
siapapun, karena itu aku sendirian. Itu yang selalu aku pikirkan. Tapi mungkin
aku sendirian adalah karena aku tak
pernah memilih seorangpun… aku selalu melarikan diri. tapi saat aku membuat
keputusan waktu itu* adalah karena aku ingin berhenti melarikan diri.”
*waktu
takako ingin kembali pada Ozu tapi ozu ternyata sedang fitting baju pengantin.
Kaori
dan Ozu memperlihatkan foto fitting baju pengantin mereka pada nenek. Kaori
bingung menentukkan bajunya karena keduanya sangat ia sukai. Ia bertanya pada
neneknya tapi nenek menjawab klo lebih baik kaori bertanya pada Ozu.
Kaori
lalu bertanya pada Ozu mana yang paling bagus? Ozu menjawab lebih baik kaori
saja yang memilih. Kaori cemberut ozu tak memberikan pertimbangan baju untuknya.
Ozu jujur mengakui klo di bridal house itu ia tak begitu perhatian. Tapi begitu
melihat hasil fotonya ia rasa kaori cocok dengan kedua baju itu. jadi apapun
yang dipilih kaori akan tetap sama bagusnya. Kaori tersenyum dan berkata klo ia
akan merahasiakannya dari ozu sampai pernikahan.
Flash
back 1 bulan sebelumnya.
Takako
menghubungi Ozu untuk menemuinya. Ozu meminta maaf karena tak bisa menepati
janji mereka dimalam natal itu. Ia bertanya apa Takako menunggunya sampai larut
malam? Takako menjawab, tidak.
Takako
mengundangnya keapartemennya bukan untuk membahas malam itu. ia ingin membahas
perkataan Ozu waktu ia bertanya apa yang disukai ozu darinya dan ozu menjawab
segalanya.
Takako
berkata klo ia sebenarnya juga memikirkan apa sebenarnya yang disukainya dari
Ozu. Sekarang ia sudah mengetahui jawabannya. Takako menyukai kejujuran dan
keberanian Ozu waktu Ozu berkata “tidak akan membuat gadis yang disukainya
menangis”.
Takako
: “Selama ini aku merasa tak masalah jika kau membuat kaori menangis asal kau
memilihku. Tapi itu hanya akan membuatmu menjadi kau yang aku cintaikan? Aku
tak ingin kau berubah untukku. Tolong buat kaori bahagia.”
Ozu
terkejut dengan keputusan takako yang tiba-tiba itu. “kau tak bisa memutuskan
itu sendiri. Kau selalu memikirkan semua masalah pada dirimu sendiri dan
memutuskan sendiri. Tapi masalah ini
berhubungan dengan kita berdua. Aku tak bisa menerima keputusanmu.”
Mereka
saling menatap.
“aku
tak memutuskan itu sendiri.” ucap takako.
“tapi
kita tak pernah membahasnya sekalipun.” Sahut ozu.
“kau
dan kaori sudah memilih baju pengantin. Aku melihatmu. Apa kau akan
meninggalkan seorang wanita yang sudah sampai ke tahap itu?” ungkap Takako atas
apa yang dilihatnya dihari pernikahan Yuko waktu itu.
“masalahnya
adalah karena aku terlalu ragu-ragu. Ayahku dulu selalu membuat ibuku menangis,
jadi aku bersumpah klo aku tak akan
pernah membuat seseorang sepertii itu.” Ozu tertunduk “tapi sekarang.. aku
menyadari betapa sulitnya itu.”
Ozu
menatap takako penuh penyesalan “tolong maafkan aku.. beri aku sedikit waktu
lagi.” Mohon ozu.
“itu
yang selalu kau bisa katakan” ucap takako
“apakah
sangat sulit untuk menungguku?” Tanya ozu.
“kau
pikir berapa umurku? Aku tak mau menderita dan terluka lagi. Ini lebih buruk
dari seseorang membuatku menangis. “
Takako
menatap Ozu dengan sungguh-sungguh “kali ini aku memutuskan untuk mengakhirinya
disini.”
Ozu
terkejut, ia tertunduk dan gelisah “maaf, tapi… aku tak bermaksud untuk
melukaimu.. tak sekalipun.”
Ozu
menatap takako yang juga sedang menatapnya.
“sayonara”
ucap Takako pelan.
Kembali
ke masa sekarang.
Sebelum
hari ulang tahunnya tanggal 22 februari ini, Takako memutuskan untuk menurunkan
berat badannya 3 kg. jadi diwaktu luangnya ia pergi jogging.
Diapartemen
Ozu, kaori datang membawa majalah property. Ia dan Ozu sedang memilih rumah
untuk mereka tempati setelah menikah nanti. Ozu minta agar rumah mereka nanti
tidak terlalu jauh dari sekolahan karena klo terlalu jauh mereka harus bangun
pagi-pagi sekali untuk kesana.
Kaori
menyampaikan pesan ayahnya untuk Ozu. Ayah kaori ingin keluarga mereka bertemu.
Ozu menyetujui agar kedua keluarga bertemu. Kaori bertanya apa ozu tak akan
merubah pikirannya lagi? Ozu menjawab cepat ‘tidak”.
Kaori
memberikan amplop dan kertas surat pada Ozu. ia ingin ozu mengirimkan surat
yang berisi apa yang membuat ozu mencintai kaori. Ia ingin nanti jika setelah
mereka menikah dan ada pertengkaran diantara mereka, maka keduanya bisa
diingatkan kembali cinta mereka. Ozu tersenyum dan menyetujui.
Kaori
senang ozu menyetujuinya. Ia lalu bertanya bagaimana jika tanggal pertemuan
keluarga mereka tanggal 22 februari saja? Ozu membuka agendanya dan ia tak
punya jadwal acara apapun. Ia langsung setuju tanggal 22 februari keluarga
mereka bertemu.
Ada
pertemuan guru disekolah mengenai guru yang akan jadi pengawas test pada
tanggal 22 februari. Akiyama-sensei
minta 2 guru untuk melakukannya. Mori-sensei bertanya pada Takako bukankah itu
tanggal ulang tahun Takako? Takako mengangguk. Guru-guru langsung mengucapkan
selamat ulang tahun padanya, meski masih lama. Ozu kaget mendengar takako
berulang tahun ditanggal 22 Februari.
Akiyama
lalu mengijinkan Takako untuk tak mengawasi saja. Takako mau dipilih jadi
pengawas karena ia tak merayakannya. Ozu juga minta maaf tak bisa jadi pengawas
karena ia ada pertemuan keluarganya dan keluarga kaori. Semua langsung menggoda
Ozu yang akan menikah itu. Takamine lalu mengajukan diri agar dia dan
mori-sensei saja yang jadi pengawas test itu. sepertinya keduanya mulai
terjalin hubungan (tapi sesama guru? Takako saja gak boleh?hmmmm..)
Selesai
rapat, semua kembali ke ruang guru.
Mori-sensei bertanya apa takako benar tak punya acara apapun diulang tahunnya
itu? mori-sensei menyarankan agar Takako pergi wisata sendiri atau pergi spa.
Takako suka ide mori itu tapi ia merasa klo ia sekarang sering capek.
Mori meminta takako lebih menjaga diri dan
waspada mengingat umur takako itu.
Takako
memberitahu Mori klo ia ingin sekali pergi ke tempat asing yang tak ada
seorangpun yang mengenalinya dan hanya beristirahat saja. Didepan mereka dari
tadi ozu mendengarkan percakapan keduanya dengan penuh keingintahuan.
Ozu
pergi ke rumah ibunya untuk memberitahu soal pertemuan keluarganya dan keluarga
kaori. Tentu saja yang akan datang hanya ayah ozu karena orangtuanya sudah
bercerai. Kotomi senang akan ada pertemuan keluarga itu tapi begitu ibunya
memberitahu klo yang akan datang ke sana adalah keluarga Ozu, ayahnya saja
(ozu= nama keluarga) kotomi jadi kecewa. Ibunya lalu menyuruh kotomi segera
pergi les karena ia akan membicarakan hal dewasa pada Ozu.
Setelah
kotomi pergi, ibu ichikawa bertanya pada Ozu apa sekarang ozu sudah yakin? Ozu
heran dengan maksud pertanyaan ibunya. Ibu Ichikawa mendengar kotomi yang
menguatirkan hubungan ozu dan kaori. Ozu menjawab semuanya berjalan baik-baik
saja.
“apa
kotomi mengatakan hal lain padamu?” Tanya ozu kuatir.
“dia
merasa kau telah jatuh cinta dengan teman sekerjamu.” Ucap ibunya
“dasar
anak bodoh.” Ozu tertunduk.
Ia merasa bersalah telah berbohong pada ibunya.
Ia
menatap ibunya dengan keraguan untuk mengatakan sebenarnya. Namun akhirnya ia
memutuskan untuk bercerita pada ibunya.
“aku
akan mengaku.. aku agak bimbang sedikit.” Ucap ozu pelan tertunduk. “dia
(takako) adalah orang yang sangat serius… memandang semuanya dengan sangat
serius. Ketika akhirnya ia tersenyum. Itu seperti sebuah kelegaan.” Ozu
tersenyum mengingat kejadian saat ia melihat takako tersenyum dipantai.
Ozu
melihat ibunya dan berkata serius lagi. “tapi sekarang semua baik. Aku tak
ingin membuat orang-orang menangis” diakhir kalimat ozu, ibu ichikawa melihat
sepertinya Ozu sangat depresi. Sebagai seorang ibu mungkin ia bisa
merasakannya.
“apa
itu karena apa yang terjadi antara ayahmu dan aku?” Tebak ibunya. Ozu tak
menjawab dan hanya tertunduk diam.
“kau
benar.. dia sudah membuatku menangis… tapi…. Jauh sebelum itu, dia juga sudah
sering kali membuat aku tertawa.” Ozu terkejut mendengar pengakuan ibunya yang
sepertinya tidak begitu menyalahkan mantan suaminya.
“hidup
tanpa airmata tak berharga, juga jika kau tak bisa tertawa.” Lanjut ibunya.
Diluar pintu apartemen keluarga ichikawa, kotomi mendengarkan semua itu dari
balik pintu.
Takako
dan egawa makan malam bersama lagi. Takako membawa egawa pergi ke tempat makan
yang biasa ia kunjungi bersama mori dan yuko. Egawa terkejut takako
membawanya ke restaurant yang agak ramai
seperti itu. dipikirnya dia takako suka tempat yang tenang.
“bagaimana
kau menilaiku?” Tanya takako. Ia ingin tau apa yang dipikirkan seorang pria
saat melihat dirinya. “kau bisa memberiku penilaian jujur yang kasar jika mau”
Egawa
menahan senyumnya takako mengatakan hal
seperti.
“apa
yang kau tertawakan?” Tanya Takako agak tersingung.
“aku
tertawa karena kau terlihat menyesal setelah mengatakan itu.” sahut egawa
tersenyum “aku melihatmu sebagai seseorang yang serius, pintar dan juga kuat.”
“tidak
itu saja.. aku juga bagus dalam olahraga” sahut Takako mencoba memberi niai
tambah dirinya dimata Egawa.
“kau
paling bagus dalam olahraga apa?’
“lari
jarak jauh.”
Egawa
langsung tertawa geli “sudah kuduga dan kukatakan, kuat.”
“aku
juga bagus dalam lompat jarak jauh”
“yah, semua
olahraga perorangan (dilakukan sendirian)” ejek egawa
Takako
jadi malu disindir egawa. “iya.. dan bagaimana denganmu? “
“renang”
jawab Egawa
“gaya
apa?”
“gaya
punggung” jawab egawa.
“ohhh..
wow… tapi... itu juga olahraga
perorangan” ejek Takako.
“iya
aku rasa begitu” jawab Egawa dan mereka tertawa bersama mengerti kepribadian
mereka sama.
“ini
adalah waktu yang menyenangkan saat kau jadi lebih dekat dengan seorang pria. “
Diapartemennya
Ozu mulai menulis surat tentang kaori.
“aku
bertemu kaori di kampus dan aku langsung jatuh cinta padanya. Aku menyukai……….”
Ozu
berhenti menulis. Ia justru teringat perkataan takako tentang apa yang disukai
takako dari dirinya. Ia jadi mengingat Takako.
Egawa
mengantar Takako pulang. Saat takako mengucapkan salam perpisahan pada egawa,
ibu hara datang dan menyapa takako. Egawa yang masih ada didalam taxi jadi
merasa tidak sopan jika ia tak mneyapa ibu Takako.
Egawa
keluar dari Taxi dan memberi hormat pada ibu hara. Ibu takako langsung senang
melihat Egawa. Saat egawa mau pulang, ibu hara memintanya tinggal lebih lama.
Ibu hara menawari Egawa roti buatannya. Merasa tidak enak menolak permintaan
ibu Hara, egawapun menyetujuinya.
Mereka
duduk dimeja makan berempat. Takako, egawa, ayah dan ibu takako. Takako melihat
Ayahnya yang biasanya hanya diam terlihat tersenyum dan lega melihat ia membawa
seorang pria ke rumah mereka. “otosan (ayah) terlihat sangat bahagia… tidak..
ia terlihat lega” batin takako. Ia tersenyum melihat ekpresi ayahnya itu.
Ibu Takako apalagi, ia terlihat sangat
bahagia. Ia mengundang egawa untuk datang ke ulang tahun takako tanggal 22
februari. Egawa terkejut takako akan berulang tahun sebentar lagi. ia menerima undangan itu.
Setelah
Egawa pulang ibu hara bertanya apa egawa
adalah laki-laki yang sama yang mengantar takako pulang malam tahun baru itu?
takako mengiyakan ia tak menyangka ibunya melihat egawa mengantarnya pulang
waktu itu.
Ibu
hara langsung menanyakan berbagai hal tentang egawa. Ibu hara merasa Egawa
calom menantu yang baik untuknya saat takako memberi tahu tempat Egawa bekerja
dan selisih umur mereka yang sedikit itu. Agar tak memberi harapan palsu pada
ibunya Takako menjawab klo mereka hanya berteman saja. Ibu Hara tau anaknya tak
mau terlalu dicampuri jadi ia hanya berkata “oke.. oke… teman.. teman..” sambil
tersenyum penuh harapan.
Takako
dipanggil kepala sekolah agar ke ruangannya. Pak Sano berkata klo ia barusan
bersih-bersih dan menemukan coretan Takako dan teman-temannya saat SMA. Dia
melihat tulisan yang berisi mimpi-mimpi murid sekolah itu.
Ia
bertanya apa tulisan mimpi Takako saat sma itu adalah benar impiannya? Ia
melihat Takako waktu itu dan menulis yang sebenarnya. Mimpi yang ditulis Takako
saat itu adalah “ingin menjadi guru”.
Takako
menjawab jujur klo ia tak pernah memiliki mimpinya sendiri. Ia selalu berpikir
apa yang diinginkan orangtuanya dalam hidupnya. Kepala sekolah bertanya mimpi
Takako yang sebenarnya itu apa? Takako berkata klo ia ingin merahasiakannya.
Takako
memberitahu teman-temannya klo ibunya ingin merayakan ulangtahunnya dan
mengundang mereka serta egawa juga. Yuko dan mori terkejut nama egawa disebut.
Yuko bertanya apa itu berarti akan ada kelanjutan hubunga keduanya? Takako
mengangguk tersenyum.
Yuko dan mori berteriak senang mendengar perkembangan
sahabatnya itu.
Yuko
juga meminta mori segera memulai masa depannya. Mori berkata ia agak tertekan
jika ditanya hal seperti itu. Yuko memberitahu semua klo lebih baik mereka
segera menikah dan punya anak. Karena tubuh mereka akan segera bermasalah
mengingat umur mereka. Takako bercerita klo ia juga akhir-akhir ini merasa
lelah. Yuko memintanya untuk segera memeriksakannya ke dokter.
Ditempat
lain ozu bertemu sahabatnya. Ia membahas surat cinta yang diminta kaori dan
betapa susahnya ia membuat kalimat-kalimatnya. Ia hanya bisa menulis beberapa
kalimat saja.
“Itu pasti kan membuat kaori kecewa jika
sedikit kata-kata seperti itu” kata Egawa.
Imamura menyetujui pendapat egawa karena wanita sensitive jika
menyangkut hal-hal seperti itu.
Tiba-tiba
egawa bertanya apa hubungan ozu dan kaori baik-baik saja? Ozu terkejut mengapa
egawa bertanya seperti itu. Egawa menjawab tak apa-apa, ia lega saja. Ozu tak
berani bertanya lagi tapi ia terus melihat ke egawa beberapa kali. Ia curiga
sesuatu sedang terjadi.
Takako
membaca sebuah majalah tentang kesehatan saat ia menerima pesan dari egawa.
Pria itu mengajak bertemu Takako hari minggu untuk nonton film. Takako melihat
agendanya tapi kosong tak ada acara. Takako melihat tanggal 22, tanggal kelahirannya
dann ia jadi teringat itu tanggal keluarga ozu bertemu keluarga kaori.
Takako
bertemu Egawa di hari minggu itu. takako memberitahu Egawa keadaannya yang
sebagai guru mengharuskannya menjaga sikap meski diluar jam sekolah. Ia tak
ingin bertemu dengan murid dan orangtuanya saat mereka bersama. Egawa bertanya
pada Takako “apakah akan tetap jadi masalah meski kita menjalin hubungan
serius?”
Takako
terkejut dan terdiam.
“dengannya,
aku tak perlu menyembunyikan hubungan kami. “
Kotomi
pergi ke rumah kakaknya dan belajar disana. Mereka duduk semeja. Ozu sibuk
menulis dilaptopnya dan Kotomi mengerjakan tugasnya. Ozu lelah dan menawari
minum pada adiknya itu.
Saat Ozu ke dapur, kotomi melihat surat diantara
tumpukan buku dimeja. Ia mengambilnya dan membawanya.
“aku tak tau jika orang
harus punya alasan untuk jatuh cinta, tapi aku memikirkannya saat aku melihatmu
tersenyum dan itu membuatku jatuh cinta padamu…”
Ozu
menoleh melihat adiknya. Ia terkejut melihat kotomi sedang membaca suratnya. Ia
berlari dan mengambil suratnya dari tangan adiknya.
“hey
jangan membacanya” seru Ozu marah
“itu
apa?” Tanya kotomi
“bukan
apa-apa” sahut ozu duduk ditempatnya lagi.
“apa
kau menulis surat itu untuk hara-sensei?” Tanya kotomi. Ozu hanya terdiam tak
mau menjawab adiknya.
“hara-sensei
telah berbicara dengan kaori tentangmu.
Aku pikir sekarang dia sudah menyerah”ungkap kotomo.
Ozu
terkejut takako bertemu kaori tanpa sepengetahuannya “ini surat untuk kaori..
mengapa hara-sensei berbicara dengan kaori?” Tanya ozu penasaran.
Kotomi
terdiam takut membuka mulutnya. “ apa kaori mengatakan sesuatu padanya?’ Cecar
Ozu.
Kotomi
masih terdiam. Ozu hilang kesabarannya “kotomi!”\
“dia(kaori)
bertanya berapa lama hara-sensei dapat menunggumu… tentang hal semacam itu….
tentang bagaimana ia akan berumur 35 tahun dalam 3 tahun kedepan. ” ucap kotomi
membuka semua.
Ozu
terkejut dan ia teringat kemarahan takako waktu itu yang membahas soal berapa
lama ozu memintanya menunggu.
“oh itu
yang terjadi… tapi mengapa kau berpikir klo ini surat untuk hara-sensei?”
“karena
kau membicarakannya seperti itu. aku mendengarkanmu..” kotomi mendengar pembicaraan ozu dan ibunya waktu itu.
“aku
rasa alasan mengapa senyum hara-sensei membuatku lega adalah karena semua yang
aku lakukan membuat masalah baginya.” Ucap ozu bersedih.
Kotomi
melihat kakaknya yang terlihat tertekan itu.
Ozu
mengantar kaori membeli majalah soal pernikahan dan lokasi honeymoon. Selesai
belanja ozu ingin langsung pulang karena besok harus bangun pagi untuk
mengajar. Kaori memberikan majalah itu untuk dibaca ozu dulu. Ozu menerimanya.
Ozu membaca majalah wisata itu dan menemukan tempat yang indah. ia jadi penasaran lokasinya dan
mencari peta di lemarinya.
Diatas
lemari itu ozu melihat kado yang pernah disiapkannya untuk takako. Ia
membukanya. Ia memberikan sampul buku
dari bahan kulit. Ozu berniat membuangnya ke tempat sampah. Namun Ia jadi teringat masa-masa kebersamaannya
dengan takako, saat dipantai, saat mereka minum sampai mabuk, saat mereka
berciuman dan saat pertengkaran mereka.
Ozu ragu membuangnya.
Takako
turun dari apartemennya untuk menemui Ozu yang sudah menunggunya dibawah. Mereka berdiri sangat kikuk dan menjaga
jarak.
“maaf
aku memintamu kesini malam-malam” ucap ozu. ia mengambil sesuatu dari amplopnya
dan mengulurkannya pada Takako “aku ingin kau memiliki ini.”lanjutnya.
Takako
mengambil kertas itu yang ternyata adalah tiket pesawat tertanggal 22 februari
nanti tujuan Miyasaki.
“itu
dihari ulangtahunmu….”
Takako melirik ozu
“maukah
kau menghabiskan hari itu berdua denganku?” pinta ozu.
Takako
menatap ozu tak mengerti “apa maksudmu itu?”
Ozu
tertunduk gugup “aku merasa aku sudah membuat terlalu banyak kesakitan padamu…
mungkin lebih dari yang aku pikirkan.
Aku tak ingin mengakhirinya seperti itu.
Sekali saja… Kenyataan klo kita
bekerja disekolah sama,….. perbedaan
umur kita,…. Bisakah kau menyingkirkannya dan hanya melihat aku?”
Takako
masih terdiam.
“tolong
putuskan apa yang kau inginkan, dan aku akan memenuhi apapun yang kau inginkan.
Meski itu berarti…….. untuk melepaskan sesuatu. Aku pernah ingin menjadi lelaki
yang tak membuat wanita menangis,tapi… itu tak mungkin. Sekarang aku ingin
menjadi lelaki yang bisa membuat orang yang dicintainya tersenyum. Maukah kau
memikirkannya sekali lagi? Tolong tinggalkan tempat ini bersamaku.. ”
“kau
tau itu hal yang tak mungkin” jawab takako pada akhirnya.
“aku
akan menunggumu di airport. Tapi kau akan bertemu orangtua kaori hari itu.”
ucap takako.
“aku
akan tetap disana. Aku akan menunggu.” Kata ozu tegas. Ozu lalu melangkah
pulang. Takako menatap tiket pesawat ditangannya.
Takako
bertemu egawa lagi disebuah restaurant. Ia melihat egawa terlihat sangat
serius.
“kau
ingat tentang mantan pacarku yang meninggal karena kecelakan?”
“iya”
“saat
itu aku harus bekerja keluar negeri dan tak seorngpun memberitahuku tentang
kecelakaan itu. aku tak bisa mengikuti acara pemakaman itu. aku rasa dia sangat
ketakutan.. sendirian. Itu yang selalu kukatakan pada diriku sendiri. Aku tak
mau menempatkan orang lain diposisi seperti itu lagi dan aku tak ingin
merasakan penyesalan seperti itu lagi.”
Takako
masih terdiam mendengarkan Egawa dan kemana arah pembicaraan itu akan bertuju.
“
Aku menerima penugasan keluar negeri dari kantorku. Aku akan keluar negeri
selama 3 tahun. Aku memikirkan klo akan lebih baik jika kita dapat lebih dekat
dengan perlahan. Tapi jika aku harus keluar negeri, aku tak ingin pergi seperti
ini. aku ingin kita bisa dinyatakan secara resmi bersama.”
Takako
terkejut tak menyangka di lamar Egawa tiba-tiba seperti itu. “jika kau setuju,
aku juga ingin memberitahu kedua orangtuamu saat ulangtahunmu nanti dan
mendapatkan restu mereka. “
Takako
masih shock dengan lamaran Egawa itu. pikirannya tak bisa langsung memutuskan
begitu saja. Takako terdiam….
Hmmmm…
siapa yang akan dipilih takako nanti? Ozu atau Egawa??????? Di next 2 episode terakhir....
# aa . Penasaran Pingin Lhat lanjutanx . Masa takako mau Pilih Ozu yg udah tinggal,in dia . Mungkin Gk y dia pilih egawa XD . Makasi Udah tulis sinopx ..#^^
BalasHapusarigatou sdh membaca... ^_^
Hapus