Selasa, 14 Januari 2014

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 11




 Awal Februari sebulan lebih dari saat Takako melihat ozu dan kaori  fitting baju pengantin. Takako bertemu dengan egawa. Takako berkata pada egawa klo ia sudah tak menjalin hubungan dengan seorang pria lebih dari setahun. Sangat sulit baginya untuk memulai hubungan lagi. Tapi sekarang ia ingin mencoba berhubungan dengan orang lain. Untuk itu takako ingin mengajak Egawa untuk bertemu dan makan bersama. 
Egawa mengerti perasaan Takako dan ia menyetujuinya.
Dalam perjalanan pulangnya  takako melamun. 

“aku tak dipilih oleh siapapun, karena itu aku sendirian. Itu yang selalu aku pikirkan. Tapi mungkin aku sendirian adalah  karena aku tak pernah memilih seorangpun… aku selalu melarikan diri. tapi saat aku membuat keputusan waktu itu* adalah karena aku ingin berhenti melarikan diri.”
*waktu takako ingin kembali pada Ozu tapi ozu ternyata sedang fitting baju pengantin. 

 
Kaori dan Ozu memperlihatkan foto fitting baju pengantin mereka pada nenek. Kaori bingung menentukkan bajunya karena keduanya sangat ia sukai. Ia bertanya pada neneknya tapi nenek menjawab klo lebih baik kaori bertanya pada Ozu.

Kaori lalu bertanya pada Ozu mana yang paling bagus? Ozu menjawab lebih baik kaori saja yang memilih. Kaori cemberut ozu tak memberikan pertimbangan baju untuknya. Ozu jujur mengakui klo di bridal house itu ia tak begitu perhatian. Tapi begitu melihat hasil fotonya ia rasa kaori cocok dengan kedua baju itu. jadi apapun yang dipilih kaori akan tetap sama bagusnya. Kaori tersenyum dan berkata klo ia akan merahasiakannya dari ozu sampai pernikahan.
 


Flash back 1 bulan sebelumnya.
Takako menghubungi Ozu untuk menemuinya. Ozu meminta maaf karena tak bisa menepati janji mereka dimalam natal itu. Ia bertanya apa Takako menunggunya sampai larut malam? Takako menjawab, tidak.

Takako mengundangnya keapartemennya bukan untuk membahas malam itu. ia ingin membahas perkataan Ozu waktu ia bertanya apa yang disukai ozu darinya dan ozu menjawab segalanya. 

Takako berkata klo ia sebenarnya juga memikirkan apa sebenarnya yang disukainya dari Ozu. Sekarang ia sudah mengetahui jawabannya. Takako menyukai kejujuran dan keberanian Ozu waktu Ozu berkata “tidak akan membuat gadis yang disukainya menangis”.  

Takako : “Selama ini aku merasa tak masalah jika kau membuat kaori menangis asal kau memilihku. Tapi itu hanya akan membuatmu menjadi kau yang aku cintaikan? Aku tak ingin kau berubah untukku. Tolong buat kaori bahagia.”

Ozu terkejut dengan keputusan takako yang tiba-tiba itu. “kau tak bisa memutuskan itu sendiri. Kau selalu memikirkan semua masalah pada dirimu sendiri dan memutuskan sendiri.  Tapi masalah ini berhubungan dengan kita berdua. Aku tak bisa menerima keputusanmu.”
Mereka saling menatap. 

“aku tak memutuskan itu sendiri.” ucap takako.
“tapi kita tak pernah membahasnya sekalipun.” Sahut ozu.

“kau dan kaori sudah memilih baju pengantin. Aku melihatmu. Apa kau akan meninggalkan seorang wanita yang sudah sampai ke tahap itu?” ungkap Takako atas apa yang dilihatnya dihari pernikahan Yuko waktu itu.

“masalahnya adalah karena aku terlalu ragu-ragu. Ayahku dulu selalu membuat ibuku menangis, jadi aku  bersumpah klo aku tak akan pernah membuat seseorang sepertii itu.” Ozu tertunduk “tapi sekarang.. aku menyadari betapa sulitnya itu.”

Ozu menatap takako penuh penyesalan “tolong maafkan aku.. beri aku sedikit waktu lagi.” Mohon ozu.

“itu yang selalu kau bisa katakan” ucap takako
“apakah sangat sulit untuk menungguku?” Tanya ozu.
“kau pikir berapa umurku? Aku tak mau menderita dan terluka lagi. Ini lebih buruk dari seseorang membuatku menangis. “

Takako menatap Ozu dengan sungguh-sungguh “kali ini aku memutuskan untuk mengakhirinya disini.”

Ozu terkejut, ia tertunduk dan gelisah “maaf, tapi… aku tak bermaksud untuk melukaimu.. tak sekalipun.”
Ozu menatap takako yang juga sedang menatapnya.
“sayonara” ucap Takako pelan. 
 

 

Kembali ke masa sekarang.
Sebelum hari ulang tahunnya tanggal 22 februari ini, Takako memutuskan untuk menurunkan berat badannya 3 kg. jadi diwaktu luangnya ia pergi jogging.


Diapartemen Ozu, kaori datang membawa majalah property. Ia dan Ozu sedang memilih rumah untuk mereka tempati setelah menikah nanti. Ozu minta agar rumah mereka nanti tidak terlalu jauh dari sekolahan karena klo terlalu jauh mereka harus bangun pagi-pagi sekali untuk kesana. 

Kaori menyampaikan pesan ayahnya untuk Ozu. Ayah kaori ingin keluarga mereka bertemu. Ozu menyetujui agar kedua keluarga bertemu. Kaori bertanya apa ozu tak akan merubah pikirannya lagi? Ozu menjawab cepat ‘tidak”. 

 
Kaori memberikan amplop dan kertas surat pada Ozu. ia ingin ozu mengirimkan surat yang berisi apa yang membuat ozu mencintai kaori. Ia ingin nanti jika setelah mereka menikah dan ada pertengkaran diantara mereka, maka keduanya bisa diingatkan kembali cinta mereka. Ozu tersenyum dan menyetujui.

Kaori senang ozu menyetujuinya. Ia lalu bertanya bagaimana jika tanggal pertemuan keluarga mereka tanggal 22 februari saja? Ozu membuka agendanya dan ia tak punya jadwal acara apapun. Ia langsung setuju tanggal 22 februari keluarga mereka bertemu.


 Ada pertemuan guru disekolah mengenai guru yang akan jadi pengawas test pada tanggal 22 februari.  Akiyama-sensei minta 2 guru untuk melakukannya. Mori-sensei bertanya pada Takako bukankah itu tanggal ulang tahun Takako? Takako mengangguk. Guru-guru langsung mengucapkan selamat ulang tahun padanya, meski masih lama. Ozu kaget mendengar takako berulang tahun ditanggal 22 Februari. 
 
Akiyama lalu mengijinkan Takako untuk tak mengawasi saja. Takako mau dipilih jadi pengawas karena ia tak merayakannya. Ozu juga minta maaf tak bisa jadi pengawas karena ia ada pertemuan keluarganya dan keluarga kaori. Semua langsung menggoda Ozu yang akan menikah itu. Takamine lalu mengajukan diri agar dia dan mori-sensei saja yang jadi pengawas test itu. sepertinya keduanya mulai terjalin hubungan (tapi sesama guru? Takako saja gak boleh?hmmmm..)


Selesai rapat,  semua kembali ke ruang guru. Mori-sensei bertanya apa takako benar tak punya acara apapun diulang tahunnya itu? mori-sensei menyarankan agar Takako pergi wisata sendiri atau pergi spa. Takako suka ide mori itu tapi ia merasa klo ia sekarang sering capek.  

Mori meminta takako lebih menjaga diri dan waspada mengingat umur takako itu.
Takako memberitahu Mori klo ia ingin sekali pergi ke tempat asing yang tak ada seorangpun yang mengenalinya dan hanya beristirahat saja. Didepan mereka dari tadi ozu mendengarkan percakapan keduanya dengan penuh keingintahuan.
 

 
Ozu pergi ke rumah ibunya untuk memberitahu soal pertemuan keluarganya dan keluarga kaori. Tentu saja yang akan datang hanya ayah ozu karena orangtuanya sudah bercerai. Kotomi senang akan ada pertemuan keluarga itu tapi begitu ibunya memberitahu klo yang akan datang ke sana adalah keluarga Ozu, ayahnya saja (ozu= nama keluarga) kotomi jadi kecewa. Ibunya lalu menyuruh kotomi segera pergi les karena ia akan membicarakan hal dewasa pada Ozu.


 
Setelah kotomi pergi, ibu ichikawa bertanya pada Ozu apa sekarang ozu sudah yakin? Ozu heran dengan maksud pertanyaan ibunya. Ibu Ichikawa mendengar kotomi yang menguatirkan hubungan ozu dan kaori. Ozu menjawab semuanya berjalan baik-baik saja. 

“apa kotomi mengatakan hal lain padamu?” Tanya ozu kuatir.
“dia merasa kau telah jatuh cinta dengan teman sekerjamu.” Ucap ibunya
 “dasar anak bodoh.” Ozu tertunduk. 

Ia merasa bersalah telah berbohong pada ibunya.
Ia menatap ibunya dengan keraguan untuk mengatakan sebenarnya. Namun akhirnya ia memutuskan untuk bercerita pada ibunya.

“aku akan mengaku.. aku agak bimbang sedikit.” Ucap ozu pelan tertunduk. “dia (takako) adalah orang yang sangat serius… memandang semuanya dengan sangat serius. Ketika akhirnya ia tersenyum. Itu seperti sebuah kelegaan.” Ozu tersenyum mengingat kejadian saat ia melihat takako tersenyum dipantai. 

Ozu melihat ibunya dan berkata serius lagi. “tapi sekarang semua baik. Aku tak ingin membuat orang-orang menangis” diakhir kalimat ozu, ibu ichikawa melihat sepertinya Ozu sangat depresi. Sebagai seorang ibu mungkin ia bisa merasakannya. 

“apa itu karena apa yang terjadi antara ayahmu dan aku?” Tebak ibunya. Ozu tak menjawab dan hanya tertunduk diam.

“kau benar.. dia sudah membuatku menangis… tapi…. Jauh sebelum itu, dia juga sudah sering kali membuat aku tertawa.” Ozu terkejut mendengar pengakuan ibunya yang sepertinya tidak begitu menyalahkan mantan suaminya.

“hidup tanpa airmata tak berharga, juga jika kau tak bisa tertawa.” Lanjut ibunya. Diluar pintu apartemen keluarga ichikawa, kotomi mendengarkan semua itu dari balik pintu.

 
Takako dan egawa makan malam bersama lagi. Takako membawa egawa pergi ke tempat makan yang biasa ia kunjungi bersama mori dan yuko. Egawa terkejut takako membawanya  ke restaurant yang agak ramai seperti itu. dipikirnya dia takako suka tempat yang tenang.

“bagaimana kau menilaiku?” Tanya takako. Ia ingin tau apa yang dipikirkan seorang pria saat melihat dirinya. “kau bisa memberiku penilaian jujur yang kasar jika mau” 

Egawa menahan senyumnya  takako mengatakan hal seperti.
“apa yang kau tertawakan?” Tanya Takako agak tersingung.

“aku tertawa karena kau terlihat menyesal setelah mengatakan itu.” sahut egawa tersenyum “aku melihatmu sebagai seseorang yang serius, pintar dan juga kuat.”

“tidak itu saja.. aku juga bagus dalam olahraga” sahut Takako mencoba memberi niai tambah dirinya dimata Egawa.
“kau paling bagus dalam olahraga apa?’
“lari jarak jauh.”
Egawa langsung tertawa geli “sudah kuduga dan kukatakan, kuat.”

“aku juga bagus dalam lompat jarak jauh”
“yah, semua olahraga perorangan (dilakukan sendirian)” ejek egawa
Takako jadi malu disindir egawa. “iya.. dan bagaimana denganmu? “
“renang” jawab Egawa
“gaya apa?”
“gaya punggung” jawab egawa.
“ohhh.. wow… tapi...  itu juga olahraga perorangan” ejek Takako.
“iya aku rasa begitu” jawab Egawa dan mereka tertawa bersama mengerti kepribadian mereka sama.
“ini adalah waktu yang menyenangkan saat kau jadi lebih dekat dengan seorang pria. “

 
 Diapartemennya Ozu mulai menulis surat tentang kaori.
“aku bertemu kaori di kampus dan aku langsung jatuh cinta padanya. Aku menyukai……….”
Ozu berhenti menulis. Ia justru teringat perkataan takako tentang apa yang disukai takako dari dirinya. Ia jadi mengingat Takako.


Egawa mengantar Takako pulang. Saat takako mengucapkan salam perpisahan pada egawa, ibu hara datang dan menyapa takako. Egawa yang masih ada didalam taxi jadi merasa tidak sopan jika ia tak mneyapa ibu Takako.

Egawa keluar dari Taxi dan memberi hormat pada ibu hara. Ibu takako langsung senang melihat Egawa. Saat egawa mau pulang, ibu hara memintanya tinggal lebih lama. Ibu hara menawari Egawa roti buatannya. Merasa tidak enak menolak permintaan ibu Hara, egawapun menyetujuinya.

 
Mereka duduk dimeja makan berempat. Takako, egawa, ayah dan ibu takako. Takako melihat Ayahnya yang biasanya hanya diam terlihat tersenyum dan lega melihat ia membawa seorang pria ke rumah mereka. “otosan (ayah) terlihat sangat bahagia… tidak.. ia terlihat lega” batin takako. Ia tersenyum melihat ekpresi ayahnya itu.

Ibu Takako apalagi, ia terlihat sangat bahagia. Ia mengundang egawa untuk datang ke ulang tahun takako tanggal 22 februari. Egawa terkejut takako akan berulang tahun sebentar lagi. ia menerima undangan itu.


Setelah Egawa pulang  ibu hara bertanya apa egawa adalah laki-laki yang sama yang mengantar takako pulang malam tahun baru itu? takako mengiyakan ia tak menyangka ibunya melihat egawa mengantarnya pulang waktu itu.

Ibu hara langsung menanyakan berbagai hal tentang egawa. Ibu hara merasa Egawa calom menantu yang baik untuknya saat takako memberi tahu tempat Egawa bekerja dan selisih umur mereka yang sedikit itu. Agar tak memberi harapan palsu pada ibunya Takako menjawab klo mereka hanya berteman saja. Ibu Hara tau anaknya tak mau terlalu dicampuri jadi ia hanya berkata “oke.. oke… teman.. teman..” sambil tersenyum penuh harapan.


Takako dipanggil kepala sekolah agar ke ruangannya. Pak Sano berkata klo ia barusan bersih-bersih dan menemukan coretan Takako dan teman-temannya saat SMA. Dia melihat tulisan yang berisi mimpi-mimpi murid sekolah itu.

Ia bertanya apa tulisan mimpi Takako saat sma itu adalah benar impiannya? Ia melihat Takako waktu itu dan menulis yang sebenarnya. Mimpi yang ditulis Takako saat itu adalah “ingin menjadi guru”.
Takako menjawab jujur klo ia tak pernah memiliki mimpinya sendiri. Ia selalu berpikir apa yang diinginkan orangtuanya dalam hidupnya. Kepala sekolah bertanya mimpi Takako yang sebenarnya itu apa? Takako berkata klo ia ingin merahasiakannya.


Takako memberitahu teman-temannya klo ibunya ingin merayakan ulangtahunnya dan mengundang mereka serta egawa juga. Yuko dan mori terkejut nama egawa disebut. Yuko bertanya apa itu berarti akan ada kelanjutan hubunga keduanya? Takako mengangguk tersenyum. 

Yuko dan mori berteriak senang mendengar perkembangan sahabatnya itu.
Yuko juga meminta mori segera memulai masa depannya. Mori berkata ia agak tertekan jika ditanya hal seperti itu. Yuko memberitahu semua klo lebih baik mereka segera menikah dan punya anak. Karena tubuh mereka akan segera bermasalah mengingat umur mereka. Takako bercerita klo ia juga akhir-akhir ini merasa lelah. Yuko memintanya untuk segera memeriksakannya ke dokter.


Ditempat lain ozu bertemu sahabatnya. Ia membahas surat cinta yang diminta kaori dan betapa susahnya ia membuat kalimat-kalimatnya. Ia hanya bisa menulis beberapa kalimat saja.

 “Itu pasti kan membuat kaori kecewa jika sedikit kata-kata seperti itu” kata Egawa.  Imamura menyetujui pendapat egawa karena wanita sensitive jika menyangkut hal-hal seperti itu. 

Tiba-tiba egawa bertanya apa hubungan ozu dan kaori baik-baik saja? Ozu terkejut mengapa egawa bertanya seperti itu. Egawa menjawab tak apa-apa, ia lega saja. Ozu tak berani bertanya lagi tapi ia terus melihat ke egawa beberapa kali. Ia curiga sesuatu sedang terjadi.

 
Takako membaca sebuah majalah tentang kesehatan saat ia menerima pesan dari egawa. Pria itu mengajak bertemu Takako hari minggu untuk nonton film. Takako melihat agendanya tapi kosong tak ada acara. Takako melihat tanggal 22, tanggal kelahirannya dann ia jadi teringat itu tanggal keluarga ozu bertemu keluarga kaori.


Takako bertemu Egawa di hari minggu itu. takako memberitahu Egawa keadaannya yang sebagai guru mengharuskannya menjaga sikap meski diluar jam sekolah. Ia tak ingin bertemu dengan murid dan orangtuanya saat mereka bersama. Egawa bertanya pada Takako “apakah akan tetap jadi masalah meski kita menjalin hubungan serius?”
Takako terkejut dan terdiam.
“dengannya, aku tak perlu menyembunyikan hubungan kami. “


Kotomi pergi ke rumah kakaknya dan belajar disana. Mereka duduk semeja. Ozu sibuk menulis dilaptopnya dan Kotomi mengerjakan tugasnya. Ozu lelah dan menawari minum pada adiknya itu. 

Saat Ozu ke dapur, kotomi melihat surat diantara tumpukan buku dimeja. Ia mengambilnya dan membawanya. 
“aku tak tau jika orang harus punya alasan untuk jatuh cinta, tapi aku memikirkannya saat aku melihatmu tersenyum dan itu membuatku jatuh cinta padamu…”

Ozu menoleh melihat adiknya. Ia terkejut melihat kotomi sedang membaca suratnya. Ia berlari dan mengambil suratnya dari tangan adiknya.
“hey jangan membacanya” seru Ozu marah
“itu apa?” Tanya kotomi
“bukan apa-apa” sahut ozu duduk ditempatnya lagi.

“apa kau menulis surat itu untuk hara-sensei?” Tanya kotomi. Ozu hanya terdiam tak mau menjawab adiknya.
“hara-sensei telah berbicara dengan kaori  tentangmu. Aku pikir sekarang dia sudah menyerah”ungkap kotomo.

Ozu terkejut takako bertemu kaori tanpa sepengetahuannya “ini surat untuk kaori.. mengapa hara-sensei berbicara dengan kaori?” Tanya ozu penasaran.
Kotomi terdiam takut membuka mulutnya. “ apa kaori mengatakan sesuatu padanya?’ Cecar Ozu.
Kotomi masih terdiam. Ozu hilang kesabarannya “kotomi!”\

“dia(kaori) bertanya berapa lama hara-sensei dapat menunggumu… tentang hal semacam itu…. tentang bagaimana ia akan berumur 35 tahun dalam 3 tahun kedepan. ” ucap kotomi membuka semua.
Ozu terkejut dan ia teringat kemarahan takako waktu itu yang membahas soal berapa lama ozu memintanya menunggu. 

“oh itu yang terjadi… tapi mengapa kau berpikir klo ini surat untuk hara-sensei?”
“karena kau membicarakannya seperti itu. aku mendengarkanmu..” kotomi mendengar  pembicaraan ozu dan ibunya waktu itu.
“aku rasa alasan mengapa senyum hara-sensei membuatku lega adalah karena semua yang aku lakukan membuat masalah baginya.” Ucap ozu bersedih.
Kotomi melihat kakaknya yang terlihat tertekan itu.

 
Ozu mengantar kaori membeli majalah soal pernikahan dan lokasi honeymoon. Selesai belanja ozu ingin langsung pulang karena besok harus bangun pagi untuk mengajar. Kaori memberikan majalah itu untuk dibaca ozu dulu. Ozu menerimanya. 


Ozu membaca majalah wisata itu dan menemukan tempat yang indah. ia jadi penasaran lokasinya dan mencari peta di lemarinya.
Diatas lemari itu ozu melihat kado yang pernah disiapkannya untuk takako. Ia membukanya.  Ia memberikan sampul buku dari bahan kulit. Ozu berniat membuangnya ke tempat sampah. Namun  Ia jadi teringat masa-masa kebersamaannya dengan takako, saat dipantai, saat mereka minum sampai mabuk, saat mereka berciuman dan saat pertengkaran mereka.  Ozu ragu membuangnya.

 
Takako turun dari apartemennya untuk menemui Ozu yang sudah menunggunya dibawah.  Mereka berdiri sangat kikuk dan menjaga jarak.

“maaf aku memintamu kesini malam-malam” ucap ozu. ia mengambil sesuatu dari amplopnya dan mengulurkannya pada Takako “aku ingin kau memiliki ini.”lanjutnya.
Takako mengambil kertas itu yang ternyata adalah tiket pesawat tertanggal 22 februari nanti tujuan Miyasaki. 


“itu dihari ulangtahunmu….” 
Takako melirik ozu
“maukah kau menghabiskan hari itu berdua denganku?” pinta ozu.
Takako menatap ozu tak mengerti “apa maksudmu itu?”

Ozu tertunduk gugup “aku merasa aku sudah membuat terlalu banyak kesakitan padamu… mungkin lebih dari yang aku pikirkan.  Aku tak ingin mengakhirinya seperti itu.  Sekali saja…  Kenyataan klo kita bekerja disekolah sama,…..  perbedaan umur kita,…. Bisakah kau menyingkirkannya dan hanya melihat aku?”
Takako masih terdiam.

“tolong putuskan apa yang kau inginkan, dan aku akan memenuhi apapun yang kau inginkan. Meski itu berarti…….. untuk melepaskan sesuatu. Aku pernah ingin menjadi lelaki yang tak membuat wanita menangis,tapi… itu tak mungkin. Sekarang aku ingin menjadi lelaki yang bisa membuat orang yang dicintainya tersenyum. Maukah kau memikirkannya sekali lagi? Tolong tinggalkan tempat ini bersamaku.. ”

 
“kau tau itu hal yang tak mungkin” jawab takako pada akhirnya.
“aku akan menunggumu di airport. Tapi kau akan bertemu orangtua kaori hari itu.” ucap takako.
“aku akan tetap disana. Aku akan menunggu.” Kata ozu tegas. Ozu lalu melangkah pulang. Takako menatap tiket pesawat ditangannya. 

 
Takako bertemu egawa lagi disebuah restaurant. Ia melihat egawa terlihat sangat serius.
“kau ingat tentang mantan pacarku yang meninggal karena kecelakan?”
“iya”

“saat itu aku harus bekerja keluar negeri dan tak seorngpun memberitahuku tentang kecelakaan itu. aku tak bisa mengikuti acara pemakaman itu. aku rasa dia sangat ketakutan.. sendirian. Itu yang selalu kukatakan pada diriku sendiri. Aku tak mau menempatkan orang lain diposisi seperti itu lagi dan aku tak ingin merasakan penyesalan seperti itu lagi.”
Takako masih terdiam mendengarkan Egawa dan kemana arah pembicaraan itu akan bertuju. 
 
 
“ Aku menerima penugasan keluar negeri dari kantorku. Aku akan keluar negeri selama 3 tahun. Aku memikirkan klo akan lebih baik jika kita dapat lebih dekat dengan perlahan. Tapi jika aku harus keluar negeri, aku tak ingin pergi seperti ini. aku ingin kita bisa dinyatakan secara resmi bersama.”

Takako terkejut tak menyangka di lamar Egawa tiba-tiba seperti itu. “jika kau setuju, aku juga ingin memberitahu kedua orangtuamu saat ulangtahunmu nanti dan mendapatkan restu mereka. “

Takako masih shock dengan lamaran Egawa itu. pikirannya tak bisa langsung memutuskan begitu saja. Takako terdiam….

 Hmmmm… siapa yang akan dipilih takako nanti? Ozu atau Egawa??????? Di next 2 episode terakhir.... 



2 komentar:

  1. # aa . Penasaran Pingin Lhat lanjutanx . Masa takako mau Pilih Ozu yg udah tinggal,in dia . Mungkin Gk y dia pilih egawa XD . Makasi Udah tulis sinopx ..#^^

    BalasHapus