Sota
pergi bertemu dengan Saeko disebuah restaurant. Saeko memberikan sekotak coklat
berisi beraneka ragam coklat dengan merk L’atelier de Bonheur pada Sota. L’atelier
de Bonheur adalah merk coklat yang terkenal dari perancis.
Sota
sangat senang menerimanya.
“wow..
coklat dari L’atelier de Bonheur. Sejujurnya aku belum pernah merasakan sama
sekali. Kau tak bisa mendapatkannya diJepang!” Ucap Sota kegirangan.
“temanku
yang pergi liburan ke Paris membawa ini. ini untukmu.” Kata Saeko.
Sota
mengambil sebuah coklat dan mengicipinya.
“bagaimana
rasanya?” Tanya Saeko penasaran.
“ini
sangat lembut. Tidak terlalu manis, coklat ini punya sejumlah rasa pahit yang
pas. Dengan aroma coklat yang kaya dan texture
yang mengagumkan, kesan keseluruhan yang diberikan adalah menakjubkan. “
komentar Sato menikmati coklatnya.
“iya.
Sangat lembutkan rasanya?”kata Saeko
“coklat
ini membongkar hatimu dengan lembutnya.” Ucap sato.
Saeko
tersenyum “bisa makan coklat Bonheur dari toko Treluyer adalah sebuah
kemewahan. Tapi ini berarti kita membawa
makanan dari luar kan?” bisiknya Saeko pelan melihat sekeliling restaurant.
“ah
maaf” sato segera menutup coklatnya tapi Saeko menyentuh tangan Sato lembut.
Saeko membungkukan badannya agar bisa berbisik ditelinga Sato.
“didunia
ini aku paling suka coklat Bonheur .” saeko lalu tersenyum pada sato. Begitu dekatnya
membuat sato terhanyut dengan senyum dan bisikan Saeko iitu.
Sato
tersenyum menatap saeko yang mulai duduk dikursinya dengan benar lagi.
“aku
sangat cemburu pada orang perancis yang bisa makan ini setiap harinya” lanjut
Saeko. Ia lalu mengambil sebuah coklat dari kotaknya dan memakannya. Saeko
terlihat begitu menikmati coklatnya.
Sato
tersenyum melihat ekpresi Saeko yang begitu senang menikmati coklat itu.
“aku ingin membuat
coklat seperi ini suatu hari nanti. Lebih-lebih Jika ini coklat yang Saeko san
paling sukai”
Mereka
berdua berjalan pulang sambil berbicara. Sato mengantar Saeko lebih dulu ke
rumahnya. Saat mereka sedang membahas ujian sekolah kejuruan mereka tiba-tiba
Sato bertanya pada Saeko untuk bertemu tanggal 14 Februari nanti. Saeko
menjawab klo ia sangat sibuk tanggal 14 nanti.
Sato
lalu mengajak bertemu tanggal 13nya. Saeko menyetujuinya.
“baiklah
klo begitu kita bertemu tanggal 13 saja” kata Sato ceria.
“iya”
sahut Saeko.
Tiba-tiba
suasana jadi sangat kikuk. Saeko tidak langsung pamit masuk ke rumahnya. Tapi malah
terlihat malu-malu dan sangat menggoda. Sato berpikir klo Saeko ingin ia
melakukan sesuatu. Sato lalu mendekati
Saeko, menunduk dan mau mencium Saeko.
“baiklah
tanggal 13.. “sahut Saeko menghentikan Sato yang mau menciumnya.
“iya”
sahut Sato bengong dengan posisi membungkuknya meski Saeko sudah berlari pergi.
“aku
akan mengirim pesan padamu nanti, bye..bye..” seru Saeko berlari pergi
meninggalkan Sato.
“ya..
bye” sahut Sato lemah.
Sato
merasa ia barusan ditolak Saeko. Tapi ia menangapi positif mungkkin karena
lokasi tempat mereka berdiri ini tak patut. Tapi sato merasa Saeko sekarang
berbeda. Ia mencium bau rokok juga ditubuh Saeko. Tapi ia tak peduli karena ia
sangat mencintai saeko.
Sato
teringat kisah pacaran mereka.
Flash
back.
“aku
mulai berkencan dengan Saeko-san 1 minggu sebelum natal. Dan ciuman pertama
kami adalah dimalam natal itu. itu adalah satu-satunya ciuman kami. Setelah itu
semua jadi tidak jelas penuh kebuntuan.”
“kami
bertemu di Spring saat umurku 15 tahun”
Sato
berlari memasuki sekolahnya. Ia bertabrakan dengan seseorang dan membuatnya
terjatuh. Saat ia mellihat siapa orang yang telah menabraknya, Sato langsung
terkesima melihat seorang gadis didepannya.
Ia
merasa panah cinta cupid menusuk hatinya. Ia jatuh cinta pada Saeko san yang
lebih tua 1 tahun darinya pada pandangan pertama.
Sato
mendengar gossip tentang Saeko yang berkencan dengan semua cowok ganteng disekolahnya dan selalu berbeda-beda
setiap tahunnya. Disetiap kelas pasti ada saja yang dipacarinya. Sato jadi bersemangat siapa tau giliran dia yang
jadi cowok Saeko dari kelas 1.
Dalam khayalan Sato ia ingin sekali memeluk Saeko tapi ternyata sangat susah diraih. Dimatanya Saeko seperti seorang peri dengan sayap-sayapnya. Sato kecewa saat mendapati Saeko berpacaran dengan cowok dari sekolah lain. Pupus sudah harapannya terpilih jadi salah satu pacar Saeko disekolah.
Sato lalu mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian Saeko seperti, ia menjadi pengganggu hubungan Saeko dan pacar-pacarnya agar namanya dikenal Saeko.
Sato
juga ikut kelas menyulam dan duduk disebelah Saeko. Saat hasil sulamnya selesai
Saeko mengaguminya. Sato lalu memperkenalkan namanya pada saeko lagi.
Sato
selalu saja berusaha ada disekitar saeko agar dikenali Saeko. Lalu saat
kelulusan Saeko, Sato memberikan bunga pada gadis itu tapi Saeko ternyata salah
menyebut namanya dengan Kojima-kun.
Sato langsung terjatuh lemas menerima
kenyataan klo namanyapun tak dikenal Saeko.
Hingga
akhirnya tiba saat seminggu sebelum malam natal itu, saat Saeko akhirnya mau
berkencan dengannya.
Sato
membeli bahan-bahan untuk membuat coklat valentine buat Saeko. Ia memakai dapur
toko roti ayahnya untuk membuat coklatnya. Ayahnya agak menyindir Sato yang
membuat coklat untuk seorang gadis padahal biasanya gadis yang membuat coklat
untuk cowoknya.
Kaoruko-san,
pegawai ayahnya membela Sato dengan mengatakan coklat yang dibuat Sato
sebelumnya sangat enak tidak seperti coklat yang ada dipasaran. Ayah Sato
berkata keahlian Sato itu karena ada DNAnya alias karena keturunannya makanya
sato pintar membuat coklat.
Kaoruko
masih bersama Sato didapur roti setelah ayah Sato pergi.
“sekarang
ini tak banyak cowok yang mau membuat coklat untuk ceweknya.” Ucap kaoruko
sambil melihat gambar design coklat yang akan dibuat Sato.
Sato
tersenyum sambil terus mengaduk coklatnya.
“dia
pasti sangat cantik.. dia terlihat seperti siapa?” Tanya kaoruko.
“dia
tak mirip siapapun. “ jawab Sato tersenyum membanggakan pacarnya.
“ohhh..
orang seperti apakah dia?” Tanya kaoruko penasaran.
“hmmmmmm..
“ Sato berpikir, ia melihat Saeko versi peri melayang disebelahnya “dia seperti
peri” lanjutnya
Kaoruko
terkejut dengan jawaban Sato “peri?”
“oh
tidak.. maksudku menyebut dia seperti peri agak berlebihan… tapi itu karena ia
sangat susah diraih.” Kata Sato menjelaskan. “setelah bertemu dengannya, aku
rasa tak ada yang cocok lagi. Banyak hal yang terjadi sebelum sampai titik ini.”
Kaoruko
melihat Sato yang masih mengaduk coklat agar suhunya turun sesuai dengan suhu
coklat yang diinginkan Sato. Ia terlihat
sangat ahli melakukannya.
Kaoruko
menasehati Sato klo Saeko yang baru putus denga pacarnya itu hanya mencari teman
untuk melewati hari itu bersama seseorang. Jadi Sato hanya jadi teman pelarian
dari kesepian saja.
Sato
menjawab klo ia tak peduli meski Saeko memperlakukannya seperti itu. yang
penting sekarang Saeko sudah menjadi kekasihnya.
Kaoruko menatap Sato dengan terkagum-kagum. Ia
memuji Sato yang bisa tau suhu coklatnya meski tak memakai alat pengukur
suhu.
Sato lalu membentuk coklat sesuai
dengan isian coklat yang disukai Saeko. ia membayangkan coklat dengan rasa stoberi, rum, jeruk yang dibuatnya sedang dimakan Saeko dengan ekpresi yang menggoda dan ia berharap ialah yang jadi coklat yang meleleh dimulut Saeko.
Saat
Valetine day.
Saeko
membuka kotak coklat yang diberikan Sato padanya. Ditutup coklat itu ada posisi
coklat dan tulisan isiannya. Saeko terkejut dan tersentuh tak sanggup
berkata-kata.
“apakah kebisuan ini
berarti dia tersentuh? Jangan-jangan ini tak tepat ” batin Sato.
“Sota-kun…”
“ya?”
“maaf
aku tak bisa menerima ini.” tolak Saeko.
“eihh?”
Sato
tak mengerti maksud Saeko “apa kau pikir aku cowok yng terlalu serius? Cowok yang
membuat coklat terlalu aneh ya? Tapi kau tau keluargaku punya toko roti, jadi
membuat seperti ini bukan masalah besar.
Jadi.. tak arti yang mendalam dalam coklat ini.” kata Sato menjelaskann.
“aku punya cowok…” ucap Saeko tiba-tiba
Sato
terkejut “heih?”
“setelah natal, aku balikan dengan mantan pacarku. Karena dia suka bepergian aku merasa terabaikan jadi aku pikir semua akan jadi baik saat Sota-kun menyatakan cinta. Sota-kun orang yang baik dan sopan dan kita bisa berteman baik, dan sangat menyenangkan saat menghabiskan waktu bersama-sama. ”
“jadi aku sudah diduakan ya..” ucap Sato lemah.
“hah
diduakan?” Kata Saeko berpikir tak mengerti
“mengapa dia mempertanyakanya?” sota terkejut dengan pertanyaan Saeko itu
“itukan menduakan.. kau balikan dengan pacarmu dan kau juga berpacaran denganku.” Sahut Sota.
“pacaran?”
“eihhhhhh? Saeko-san dan aku berpacaran kan? Aku sudah memintamu berpacaran denganku dank au bilang oke kan?”’
“eih?
Iya….”
“2 bulan... itu memang baru 2 bulan tapi bukankah kita juga sudah berciuman kan?” Sota menjelaskan
“tapi
kita kan belum berhubungan sex” sahut Saeko.
“oh begitu.. jika kau tak berhubungan sex jadi itu tak bisa disebut berpacaran.jadi itu bukan menduakan juga. Eihhhhhhhhh? Apakah itu yang terjadi?? Apakah itu yang terjadi dimasyarakat ini….” Kata hati Sato.
“apakah Saeko yang
benar dan aku yang salah? Aku tak tau harus bagaimana lagi”
“tunggu.. biarkan aku berpikir lagi.. bukannya aku tak ingin “melakukannya”.... tapi…" sato menarik nafasnya dalam. " orang yang membawakan coklat Bonheur itu adalah pacarmu. Orang yang akan bersamamu saat valentine besok adalah juga dia. Orang itu merokok kan?”
Saeko
terkejut “kau menyadarinya?..kau harusnya bisa bertanya” tiba-tiba Saeko menangis mungkin menyesal sudah membuat Sato sakit hati.
Sato
terkejut mellihat Saeko yang menangis. ia jadi tak tega.
“gadis ini.. gadis
ini…”
“apa?”
“menduakan
tak apa-apa… jika pacarmu pergi ke suatu tempat lagi, aku akan membantu Saeko
san menghabiskan waktu. Tak apa-apa jika seperti itu. apa salahnya seperti
itu”
“apa?” Saeko terkejut tiba-tiba Sato berkata seperti itu.
“aku
tak masalah dengan semua itu.. aku tak keberatan. Jika aku bisa bersama
Saeko-san.. dan 1 hari saja jika aku bisa dicintai maka aku tak masalah dengan
itu. tak apa-apa juga jika itu akan berlangsung sampai seterusnya. Jadi begitu
saja ya?”
Saeko terbengong menatap sato yang mengebu-gebu mau menjadi selingannya saat pacarnya pergi nanti.
“maaf..”
Tolak Saeko. Ia bangkit berdiri, meletakkan coklat buatan Sato dikursi lalu ia
meninggalkan Sato.
“saeko-san tunggu..”panggil Sato.
Saeko
berhenti melangkah.
“jika
kau merasa bersalah padaku setidaknya kau terima coklat ini’kata Sato
menyodorkan kotak coklatnya lagi.
“tapi…”
“tak masalah juga jika nanti kau membuangnya dijalan.” Sahut Sato cepat.”karena akan sangat kejam jika membuang sesuatu yang kau buat untuk seseorang. Jadi jika Saeko-chan bisa melakukannya itu akan membantuku” kata sato sedih dan memberikan coklatnya pada Saeko.
Saeko
menerimanya dan pergi meningalkan sato.
Setelah itu hidup Sato jadi berantakan. Setelah lulus sekolah ia hanya menghabiskannya dengan tidur. Ayahnya coba membangunkannya untuk membantu bekerja di toko roti.
Setelah itu hidup Sato jadi berantakan. Setelah lulus sekolah ia hanya menghabiskannya dengan tidur. Ayahnya coba membangunkannya untuk membantu bekerja di toko roti.
Sota
mendengar ayahnya berteriak membangunkannya dari lantai bawah tempat toko
rotinya berada. Ia masih malas-malasan tiduran di kamarnya.
“sota-kun..”
tiba-tiba ia mendengar suara Saeko yang sangat dikenalinya. Ia melihat peri
Saeko sedang terbang diatas kotak coklat Bonheur pemberian Saeko padanya waktu
itu.
Ayah
Sato sedang membuat telur dadar sedangkan adiknya, matsuri sedang asyik sms-an.
Matsuri melihat kakaknya turun dari
kamarnya.
“ohh
onii-chan sudah bangun” seru adiknya keheranan kakaknya sudah bangun.
“emang
kenapa jika terbangun dijam segini” sahut ayahnya sambil masih sibuk masak.
“aku akan pergi ke paris sebentar” sahut Sato santai dan datar tanpa menoleh pada ayah yang sedang sibuk memasak dan matsuri yang sibuk menulis sms.
Sota
membuka pintu rumahnya dan keluar.
Saat
ayah dan matsuri mendengar pintu tertutup, mereka baru menyadari ucapan Sato.
“ke
paris??? Dia bilang ke paris kan??” Tanya ayah pada matsuri tertkejut.
“iya dia bilang paris” keduanya terbengong ditinggalkan Sato.
mupeng lihat coklatnya^^
BalasHapusHalo, saya penggemar dorama jepang, salam kenal,
BalasHapusBingung mau nebak, gimana endingnya,
tapi tetap penasaran soalnya ada ishihara satomi :)
haiii.. met datang n baca sinop.. arigatou sdh mo baca.. ^_^
Hapusseneng sekali liat blog nya onnie...makasih deh sinop dorama nya,,selalu ku tunggu, jarang bgt sinop dorama
BalasHapushae,,,,, watasi wa dian densu
BalasHapussalam kenal