Senin, 27 Mei 2013

Sinopsis : Itazura Na Kiss, Love In Tokyo - Ep. 5




Episode 5 : Siapakah yang akan mendapatkan ciuman pertama?



“Maret adalah bulan untuk perpisahan bagi setiap orang. Meski hubungan antara aku dan Irie belum ada perkembangan. Hari terakhirku selama 3 tahun di SMA Tonan.iya, Hari kelulusan semakin dekat”


Kelas F terlihat lesu tak punya tenaga karena sebentar lagi hari kelulusan, mereka akan berpisah dan memilih kampusnya sendiri-sendiri.

Sementara itu ditempat lain watanabe dan naoki berbicara dikelasnya. Watanabe bertanya pada naoki apa ia tidak menyesal memilih Tonan University bukan Tokyo. Naoki menjawab klo ia nanti tidak betah di Tonan University, ia bisa ikut di tahun depan.

3 gadis dikelas Naoki membicarakan keputusan pemilihan kampus naoki itu semua gara-gara ulah kotoko.


“ahh sebentar lagi kita lulus”kata kotoko gembira saat berjalan bersama 2 sahabatnya.

“kau harus membuat kenangan indah bersama Irie” kata Jinko

“tapi kan kami akan ke universitas yang sama.” Tolak kotoko

Mendengar perkataan kotoko, satomi jd kesal dan menepuk punggung kotoko keras “mengapa berkata seperti itu? Ini akhir masa SMA kita! Ini kesempatan terbaik untuk dekat dengan irie-kun”

Mereka terus membicarakan kelulusan mereka sambil terus berjalan.

“untuk kenangan upacara kelulusan kau harus mendapatkan ciuman pertamamu.”goda jinko dan satomi membuat kotoko terkejut

“hentikan.. aku tak bisa melakukannya!” seru kotoko.

“apa kau tau legenda sekolah?” Tanya satomi “dikatakan klo ada pasangan yang berciuman di hari kelulusan akan bersama selamanya!”

“benarkah?” Tanya kotoko

“iya aku pernah mendengarnya” sahut jinko

“sepertinya kita terlalu berharap muluk pada kotoko” jawab satomi

“aku pikir juga begitu” jawab jinko. Kotoko langsung tertawa-tawa membayangkan sebuah ciuman “kissu.. kissu.. kau hanya akan mendapatkannya sekalu di sepanjang hidupmu.. ciuman pertamamu..”

Pada saat itu “my first kiss” seperti sebuah mimpi. Aku tak pernah mengira apa yang terjadi kemudian.


Kotoko mendapat informasi dari wali kelas mereka klo Kin-chan sepertinya tidak mau ikut acara perpisahan kelulusan karena tidak diterima di universitas Tonan. Pulang sekolah kotoko mampir ke café yang biasa didatangi Kin-chan, café Max.

“kin-chan ayo ikut upacara kelulusan bersama” ajak kotoko saat duduk berhadap-hadapan dengan kin-chan. “gintaro dan Dozo-kun mengkuatirkan dirimu juga.”

“mereka memberitahumu klo aku tidak diterima di Universitas Tonan ya. “

“iya.. tapi ada teman lain yang juga tidak diterima di Universitas Tonan. Bukankah Gintaro-kun dan Dozo-kun ke sekolah teknik?”

Kin-chan menerawang “aku datang dari Osaka ke Tokyo untuk melakukan hal besarr.”

“apa hal besar itu?”Tanya kotoko

“aku blom tau. Tapi aku hanya punya satu kesempatan hidup. Seorang pria harus lakukan hal besar dan menikah dengan wanita yang terbaik dan memiliki keluarga yang hebat. Untuk mencapainya, aku pikir aku harus pindah ke kota terbesar di jepang. Karena itu aku ke Tokyo seorang diri. Tapi.. aku bahkan tidak bisa tunjukkan wajahku pada si brengsek irie itu”

“irie-kun?”

“benarkan.. aku bilang padanya ‘aku mencintai kotoko lebih dari siapapun di dunia ini. Tapi aku malah tidak bisa masuk ke sekolah manapun. Irie melepaskan universitas Tokyo untuk kuliah di universitas yang sama denganmu.”

“sebenarnya bukan itu yang terjadi…”

“aku sudah kalah darinya.. menyedihkan sekali” ucap kin-chan lesu. Kotoko berdiri dan duduk disebelah kin-chan

“kuliah itu bukan jalan untuk semuanya..”gumam kotoko. Kin-chan menoleh pada kotoko. “hey, kurasa aku pernah bicara ini sebelumnya.. ayahku dan ayah irie bersahabat tapi ayah irie lulusan universitas Tokyo, dia memulai usaha dan dia membuat perusahaannya besar dalam 1 generasi. Disisi lain, ayahku bahkan tidak lulus SMA. Dia menjadi koki magang tepat setelah ia lulus SMP. Kau sudah tau juga kan? Tapi mereka berdua tetap akrab. Mereka saling menghargai dan menghormati pekerjaan masing-masing”

“jika tidak begitu, dia tidak akan membiarkan kau dan ayahmu tinggal dirumahnya.”

“benarkan? Yang ingin ku katakan.. kau dan aku tidak beitu baik soal pelajaran. Tapi kita harus temukan yang kita bisa kuasai.’

“sesuatuu yang kukuasai?”

Benar. Hal besar yang hanya bisa kau lakukan.”

Kin-chan merenungkan perkataan kotoko itu, ia menatap kotoko tajam “hey jika aku temukan sesuatu dan jadi orang hebat, apa kau mau mencintaiku?”

“ahh kau membahas itu lagi..”kotoko malu kin-chan mengungkapkan perasaannya lagi padanya.

Kinc-han tersenyum “tapi irie juga pernah bilang ‘kau tidak akan tau yang akan terjadi.. kau membenci seseorang hari ini, tapi besok kau mungkin menyukainya.’”

“ahh.. aku tak membencimu kin-chan. Tapi aku tak bisa menganggapmu lebhi dari teman.”

“sekarang aku sudah tidak apa-apa. Aku pasti akan temukan hal yang aku kuasai. Menghasilkan uang dari situ dan jadi orang hebat.. tunggu saja kotoko..” kata kin-chan mengusap rambut kotoko

“bagaiman dengan acara kelulusannya?” Tanya kotoko

“aku akan ikut.. tingkatan di sekolah bukan satu-satunya yang menentukan nilai manusia. Aku janji aku akan lebih hebat dari irie.”

Kotoko tersenyum “ayo kita buat pesta yang meriah!’

“iya.. kita buat kenangan yang indah..” jawab kin-chan

“iya..”


Esok harinya kotoko dan kin-chan berangkat bersama.

“kotoko..” panggil kin-chan

“ya?” sahut kotoko menoleh pada kin-chan yang tiba-tiba saja langsung merangkulnya.

“ohhh.. ada apa?” Kotoko terkejut tapi membiarkan dirinya dirangkul kin-chan.

Tanpa kotoko sadari dilantai atas, naoki melihat kejadian itu dengan tidak suka, cemburu kali ya.. :D

Dikelas kin-chan yang masuk sekolah lagi disambut teman-temannya bahkan Kin-chan berjanji ia yang akan mengatur acara perpisahan mereka.



Hari kelulusan.

Kotoko dirumah keluarga irie sedang di foto ibu Irie untuk kenangan terakhir memakai seragam SMA.

“hmm.. kau cantik kotoko chan.. ayo senyum lagi!” puji ibu irie memfoto kotoko “ayo kau menengadah sedikit..” lanjut ibu irie mengarahkan gaya kotoko yang terlihat smakin imut dengan gaya fotonya. “anggap saja naoki yang memotretmu.”

Semua menyaksikan pemotretan itu di ruang tamu kecuali naoki yang blom turun dari kamarnya.

“kau bisa ke belakang kursi?” ibu irie mengarahkan kotoko lagi. “sudah siap? Katakana cheese…! Ah manisnya.. sekarang kau duduk disini dan berssandar. “ahh manisnya! Sudut yang sangat indah!” puji ibu irie bersemangat mengambil foto kotoko terus-terusan.

“hari ini hari terakhir kita melihat kotoko pakai seragam sekolahnya. “ kata ayah kotoko menangis terharu

“jangan seperti itu ayah..” sahut kotoko.

“ayo kita berfoto diluar” ajak ibu irie lagi.

Naoki muncul dan membuat ibu smakin semangat “ hey… hei.. karena ini hari kelulusan bagaimana klo kau berfoto dengan Naoki!”

Kotoko tersenyum melirik pada naoki untuk minta persetujuan tapi wajah naoki sepertinya sedang bad mood jadi kotoko tak berani meminta naoki berfoto. Tanpa banyak bicara naoki lalu pergi kea rah pintu .

“kurasa irie kun tidak mau.” Kata kotoko tersenyum malu. Naoki sampai didepan pintu berpaling kebelakang “bukankah kau mau berfoto denganku?”

Kotoko terkejut “heihhh?”

“kotoko chan ini kesempatanmu!” seri ibu irie gembira.

Kotoko langsung berlari kegirangan menyususl naoki ke halaman rumah.



Dihalaman rumah ibu langsung mengarahkan gaya keduanya “siap…. “ tapi ia melihat jarak keduanya terlalu jauh “ayo kalian mendekat..” katanya mengarahkan. Kotoko melangkah pelan ke samping naoki lebih dekat lagi.

“ahh lebih dekat lagi..” perintah ibu irie

Kotoko melangkah ragu-ragu mendekat ke samping naoki. Tanpa diduga naoki tiba-tiba merangkul bahu kotoko membuat keduanya berdekatan. Kotoko benar-benar terkejut…

“ahh bagus sekali..” seru ibu irie melihat keduanya seperti itu. Tapi saat akan memotret , naoki berbisik pada kotoko “ada remah remah roti dipipimu..” kotoko langsung terkejut menghindar dari naoki tepat saat foto diambil ibu irie. Membuat hasil fotonya jadi jelek.


Kotoko dan Naoki berangkat kesekolah bersama-saama, seperti biasanya kotoko berjalan dibelakang naoki. Dengan mengendap-endap kotoko berjalan agar bisa sejajar dengan Naoki.

“karena ini hari terakhir bisa kita jalan bersama?” pinta kotoko setelah berjalan disamping naoki.

Naoki hanya melirik sekilas pada kotoko lalu melihat kedepan lagi. “lagipula waktu cepat berlalu ya..”kotoko melirik naoki yang tak ada komentar padanya.

“SMA kita berakhir hari ini.. tapi, aku lebih menikmati tahun ini dari tahun lainnya.”

“aku menderita tahun ini dari delapan belas tahun yang telah terlewati.” Jawab naoki. Kotoko merasa naoki menyindirnya sampai ia tak berani berjalan disamping naokii lagi

Kin-chan dan kedua sahabatnya melihat kebersamaan keduanya. Kin-chan lalu merencakan ciuman setelah upacara perpisahan. Ia akan mempersiapkan kejutan diacara perpisahan itu.


Semua terharu saat menerima ijazah kelulusan, keluarga-keluarga mereka juga terharu. Saat menyanyi lagu sekolah, kotoko cs dan kin-chan cs menyanyi sambil menangis.

Ibu irie menunggu kotoko setelah acara itu selesai.

“ibu irie terima kasih sudah datang kesini”
“ayahmu dan suamiku juga kesini tapi mreka harus berangkat kerja”
“lebih baik begitu daripada nanti dia menangis lagi” jawab kotoko “klo aku melihatnya menangis aku juga mulai menangis.”

“ini acara perpisahan anak satu-satunya tentu saja dia menangis. Aku juga ikut menangis..”
Kotoko, ibu irie, satomi dan jinko langsung menangis terharu.

“kotoko kau benar-benar seperti anggota keluarga irie sungguhan.” Ujar satomi.
“tentu saja.. aku masih membayangkan kotoko-chan akan menikah dengan anggota keluarga kita. “ sahut ibu irie.

“eh liat itu..” seru jinko melihat pasangan teman sekolah mereka berciuman di sudut-sudut sekolah. Semua langsung heboh melihatnya termasuk ibu irie yang langsung mengambil foto mereka.

“seperti itulah hari kelulusan yang seharusnya.” Seru ibu irie.
“ibu irie kau juga tau hal seperti itu.” Seru jinko heran
“kisah cintamu pasti hebat” kata satomi.

Kotoko melihat disudut lain, ada seorang cowok yang memberikan kancing keduanya pada seorang cewek. Pemberian kancing kedua di jepang itu sudah jadi tradisi seperti pernyataan cinta pada cewek yang disukainya.

“meski seragam kita hanya punya 2 kancing saja” kata jinko

“satu-satunya waktu yang bahagia mendapatkan kancing baju orang lain adalah saat upacara kelulusa,”sambung Satomi

“pasti manis sekali, aku jadi iri. Aku selalu merindukannya” gumam kotoko pelan

“hey kotoko-chan bukan waktunya berkata begitu. Kau juga sudah lulus, kau harus minta pada naoki juga!” seru ibu irie

“iya benar, kau sudah punya ijin dari ibunya irie. Kau sudah punya dukungan besar!” seru jinko bersemangat.

“ya benar..” kata kotoko tidak yakin

“bicara soal setan.. sepertinya disana cukup gila, naokimu” kata satomi melihat jauh kedepan Kekerumunan gadis-gadis yang mencoba mendapatkan kancing kedua naoki.


“irie, bisakah aku mendapatkan kancing keduamu?” pinta seorang cewek

“tidak” jawab Naoki yang dikawal sahabat setianya, watanabe.

“irie, maukah kau berfoto denganku?” Tanya cewek lainnya.

“tidak” tolak irie sambil terus berjalan. Karena didepan mereka banyak gadis yang menghalangi langkah naoki, watanabe lalu menyingkirkan gadis-gadis itu kesamping.

“aku tak tau irie kun punya banyak fans” kata kotoko yang melihat dari jauh.

Jinko : “tidak sepertimu kotoko. Mereka tau siapa mereka jadi mereka tidak pernah menyatakan perasaannya pada dia.”

Satomi : “hari ini hari terakhir, hati mereka meledak!


Ibu Irie tiba-tiba berkata : “sudah kuduga..”
“apa” kata kotoko cs berbarengan.

“aku merasa naoki punya perasaan untukmu, kotoko-chan. Karena itu dia menyimpan kancing keduanya untukmu!” kata ibu irie yakin.

“itu tidak mungkin ibu irie..”
“aku ini ibunya jadi aku tau yang ia pikirkan..”
“kotoko… ayo!” seru jinko memberi semangat pada kotoko. “hari ini adalah hari terakhir!”
“benar. Kenangan terakhir!” sambung satomi memberi semangat.”maju..”
“maju..” sahut yang lainnya. Satomi mendorong kotoko maju menemui Naoki.

Apa daya kotokopun melangkah maju mendekati naoki.

“kalau irie-kun memberiku kancing keduanya…..”

kotoko berhadap-hadapan dengan naoki.

“ummm.. irie kun.. selamat atas kelulusanmu. Umm.. kalau boleh.. kancing keduamu…”kotoko grogi untuk meminta kancing naoki.

Naoki tersenyum “baiklah..”jawab Naoki
“heihhh??” Kotoko terkejut naoki setuju memberikan kancing itu padanya.

Naoki melepas kancing keduanya dan memberikan pada kotoko yang masih tidak percaya dibuatnya. Kotoko terus memegang kancing ditangannya dengan erat.

“ini… apakah artinya.. aku orang spesialnya?” mereka saling menatap lama. Tiba-tiba tangan naoki menyentuh wajahnya.. kotoko gelisah menunggu.. ia memejamkan matanya menanti ciuman Naoki.


Namun tiba-tiba kotoko membentur sesuatu. Ia membuka matanya dan melihat klo ia tidak berciuman dengan naoki tapi ia justru menabrak punggung naoki.

Ternyata tadi ia Cuma mengkhayal naoki memberikan kancing keduanya padanya.

“irie-kunnn…” kotoko melihat kancing ditangannya yang sudah tidak ada. “kancingnya.. kancingnya hilang..” kotoko sadar itu hanya ada dilamunannya. Ia tersenyum pada Naoki “ irie-kun bisakah kau memberikan kancing keduamu padaku?” tanyanya malu-malu

“tidak..” jawab naoki pergi meninggalkan kotoko.

“gomen ne kotoko.. gomen ne..” watanabe justru yang minta maaf pada kotoko lalu menyusul naoki pergi bersama gadis-gadis itu.

Ibu irie, Satomi dan jinko menghampiri kotoko. “dia lulus SMA tapi dia masih tidak suka gadis” gumam heran satomi

“sepertinya cintamu akan tambah berat.” Sahut jinko.

Kotoko menangis kecewa.


Kin-chan cs sedang mempersiapkan ruangan dan makanan yang akan dipakai untuk perpisahan.

Mereka mendapatkan ruangan besar yang nanti akan berbagi dengan kelompok lain karena ruangan sudah penuh semua. Ia juga merencakan menyanyi didepan kotoko nanti dan ia juga berencana untuk mencium kotoko setelah acara selesai.

Kin-chan berlatih menyanyi lagu yang akan dibawakannya.

“aku akan menyanyikan lagu cinta untuk kotoko dengan sepenuh hatiku. Dan kotoko akan jatuh cinta padaku.”

Kin-chan membayangkan kotoko didepannya dan terharu melihat pada dirinya.

“kin-chan… maaf atas apa yang aku lakukan padamu. Aku tidak sadar pada cintamu. Aku tak percaya aku mencintai si brengsek itu. Aku bodoh..”

Kin-chan mendekatii kotoko “jangan menangis..” ia menyentuh wajah kotoko dan akan menciumnya”

Dibelakangnya gintaro dan dozo heran dengan tingkah kin-chan yang seperti mencium seseorang padahal tidak ada orang lain didepannya.

“kin-channnn… maaf sudah menganggu” lamunan kinc-han buyar oleh teriakan kotoko yang datang bersama semua teman kelas F.

Kin-chan kecewa karena mimpinya yang indah hilang disaat adegan yang bagus itu,.


Mereka histeris melihat mie yakisoba yang dibuat kin-chan. Mereka langsung memakan makanan yang sudah disiapkan kin-chan.

Kotoko makan mie dengan mulut yang berlepotan. Kin-chan datang dan melihat itu.

“yakisobanya kin-chan itu enak!” seru kotoko

“benarkah?” Tanya kin-chan tersenyum “kotoko, ada rumput laut diwajahmu.” Kin-chan langsung mengusap makanan disudut bibir kotoko.

Naoki datang dan melihat adegan itu dengan tidak suka. Mungkin merasa ada yang memperhatikan, kotoko berpaling ke pintu keluar dan ia terkejut melihat naoki disana. “irie-kunnn” seru terkejutnya. Kin-chan ikut menoleh melihat ke naoki.

Ternyata kelompok yang berbagi ruangan dengan mereka adalah kelasnya naoki.


Kin-chan saat berpidato memberi sambutan dari arah luar pelayan datang membawakan pesanan makanan kelas Naoki dan makanannya enak-enak membuat kelas F jadi iri melihatnya.

Kotoko merasa tidak enak sendiri dengan kin-chan jadi ia berbalik dan memuji makanan yang dibuat kin-chan dan mencoba semua makanan yang sudah disiapkan. Teman-teman yang lain jadi tersadar dan ikut makan makanan itu semua.


Suasa kembali memanas saat pidato guru kelas A dan kelas F terjadi bersamaan. Karena satu ruangan hanya ada penyekat lipat, otomatis semua pembicaraan bisa saling terdengar. Guru kelas A menghina kelas F yang bodoh.

Kin-chan kesal dan jadi emosi saat salah satu siswi kelas A menyindir mereka.

“ya ampun, orang-orang dari kelas bawah selalu ketakutan.” Seru siswo itu
“apa yang kau katakana hah?” teriak kin-chan marah

“dan selalu melakukan kekerasan.” Lanjut siswi itu
“apa?? Aku tidak lakukan apa-apa.” Seru kin-chan

“mengunakan kekerasan lisan bisa kena sanksi pidana” seru gadis itu lagi.

“lagupula, satu-satunya cara orang-orang dari kelas F bisa melawan kita adalah dengan otot” naoki yang ada disebelah gadis itu tiba-tiba menimpali.

Kin-chan dan kotoko kesal mendengar kata-kata naoki tadi. Kin-chan hanya menahan emosinya. Ia segera keluar ruangan. Kotoko yang melihat kin-chan pergi jadi kuatir. Ia segera menyusul kin-chan keluar ruangan. Naoki melihatnya jadi kesal, cemburu.


Kin-chan menemui pengurus gedung dan meminta pindah ruangan tapi karna tidaka ada ruangan lain jadi ditolak.

Kotoko datang dan menenangkan kin-chan dan meminta tetap memakai ruangan itu. Kotoko menyeret kin-chan kembali keruangan. Mereka berjalan dilorong gedung, gintaro dan dozo yang berniat menyusul melihat keduanya jadi tidak berani mendekat, takut mengganggu keduanya.

Mereka berhenti ditengah lorong. Kin-chan masih kesal dengan apa yang terjadi dan kotoko menemaninya disana.

“kita sudah berjanji. Kita akan temukan sesuatu yang kita kuasai. Kita tidak peduli apapun dari kelas A bicara soal kita kan?”

Kin-chan menghela nafasnya mencoba menahan emosinya. “benar.. aku tadi marah sekali. Terima kasih kau sudah merubah sikapku tadi, kotoko” kin-chan menatap wajah kotoko yang ada disebelahnya dan tertawa “ada rumput laut lagi diwajahmu” kin-chan lalu membersihkan rumput laut dibibir kotoko yang diam saja diperlakukan kin-chan seperti itu.

Dozo dan Gintaro yang posisinya ada dibelakang kin-chan mengira kin-chan seperti mencium kotoko.

“akhirnya..” kata keduanya berbisik-bisik.


Naoki keluar ruangan acara dan berjalan dilorong. Mungkin menyusul kotoko dan kin-chan kale ya.. hehhee

Dari posisinya berjalan, naoki melihatnya juga sama seperti yang dilihat dozo dan gintaro, kin-chan seperti mencium kotoko. Naoki berdiri menatap keduanya. Dozo dan gintaro melihat naoki yang ada disana jadi terkejut

“naoki irie..!”teriak keduanya.

Kotoko dan kin-chan langsung menoleh dan melihat naoki. Karena tidak mau bicara dengan naoki, kotoko langsung pergi meninggalkan kin-chan.

“aku masuk dulu kin-chan” kotoko berlari masuk ke ruangannya.


Kin-chan dan naoki tinggal berdua dilorong itu. Kin-chan tertawa. “kenapa kau kesini, jenius? Apa kau kesini untuk mencari tau apa yang terjadi antara kotoko dan aku?”

Naoki tidak menjawabnya dan berjalan melewati kin-chan

“apa kau cemburu?” lanjut kin-chan. Naoki tetap diam tak menjawab “hey, kenapa kau tidak bicara? Tunggu dulu..”kin-chan menyusul naoki dan menyentuh pundak naoki.

Naoki menoleh pada kin-chan “sementara kau disekolah malas-malasan, aku akan jadi orang hebat dengan lakukan yang tidak kau bisa. Aku sudah janji dengan kotoko”

Naoki tertawa sinis “banyak orang bilang, hebat bila seseorang bisa kuliah. Tapi jika seseorang yang tidak diterima disana, itu seperti anggur asam.”

“bukan itu saja janjiku dengan kotoko. Malam ini aku dan kotoko akan ciu… ciuman” lanjut kin-chan

“harusnya kau bermimpi saat tidur” naoki meremehkan kata-kata kin-chan

“aku tidak tau.. kotoko sendiri yang memintaku untuk membuat acara kelulusan yang meriah. Diakhir SMA akhirnya dia sadar siapa yang paling peduli dengannya. Sudah terlambat untuk cemburu, jenius kin-chan pergi meninggalkan naoki yang sepertinya mulai mengkhawatirkan ucapan kin-chan itu.


Kotoko masuk ke ruang acara lagi dengan ceria.

“hai.. hai.. hai.. kelas A.. kelas F, kita bersenang-senang! Ini malam terakhir SMA kita.” Seru kotoko mengajak kedua kelas bergabung

“benar, ayo kita makan sama-sama” Watanabe menyetujui usul kotoko.

“itu ide bagus.. ayo..!” seru kotoko sambil pergi ke penyekat ruangan. Teman-teman cowok langsung menyingkirkan penyekat ruangan itu. Kotoko mengambil makanan dari kelas A dan langsung memakannya. Semuanya terlihat gembira tanpa masalah.

“kau pasti senang semua berjalan sesuai keinginanmu” kata siswi yang tadi bertengkar dengan kin-chan.

“karenamu, Irie-kun tidak ke universitas Tokyo.” Kata siswi lain.

“karena kau bodoh kau mengganggu hidup orang cerdas. Benar-benar jahat” Kata siswi 3 sekawan ini yang fans naoki. Kotoko terdiam tak sanggup mengelak.

“bukan salahnya” sahut Naoki yang masuk ke ruangan lagi. Naoki datang mendekati kotoko “dia bukan alasan aku tidak ke universitas Tokyo. “kata Naoki

KOtoko dkk senang naoki membelanya “irie kun…”

“ternyata kau bisa baik juga.” Kata satomi yang senang naoki membela sahabatnya
“aku terkesan” ucap jinko
“kenapa juga aku harus tidak ke universitas Tokyo hanya untuk parasit ini?” lanjut naoki kembali sinis


Kotoko langsung jadi emosi mendengar naoki menyebutnya sebagai parasit. “parasitttttt…” kotoko langsung menahan emosinya sampai terjatuh mau pingsan. Satomi dan jinko membantunya berdiri tegak lagi. Guru kelas A maju kedepan naoki. “benar juga. Orang yang cerdas seperti Irie, tidak akan terkecoh ‘Cuma’ karena 1 siswi dan merusak hidupnya.

“Cuma???” gerutu kesal kotoko

“sekarang aku sadar, tidak mungkin Irie-kun suka dengan gadis malang itu. “kata siswi fans naoki “sia-sia saja kita percaya dengan gossip itu.”

“gadis malang..??” kotoko menjadi semakin emosi mendengarnya. “tunggu dulu!” kata Kotoko dengan percaya diri menyentuh rambutnya dengan tangannya. “aku sudah dengar semuanya. parasite? Bodoh? Mengganggu? Malang? Kurasa kalian terlalu kejam. Memang benar.. benar aku mendapat bantuan dari irie. Aku mungkin membuatnya sedikit masalah”

“sedikit??” sindir naoki. Kotoko langsung memikirkan kata-katanya lagi “ hmm maksudku ‘banyak’ tapi dari caramu mengatakannya, kau cowok berdarah dingin!”

“tapi kau suka dengan cowok berdarah dingin ini, kan?” ejek naoki lagi. Mendengar itu semua teman langsung menyoraki keduanya membuat kotoko tertunduk malu.

“berhenti mesra-mesraan.” Kata watanabe menengahi “ini semua kekuatan cinta kotoko. Irie dan kotoko ditakdirkan untuk bersama.

“konyol sekali” sanggah naoki dengan angkuhnya.
“tapi jimat yang kau punya diujian seleksi..”lanjut watanabe
“ada apa??” Tanya siswa-siswi yang lain yang belum tau kisah ujian itu.

“kita bisa tertawakan itu, tapi berkat jimat buatan kotoko, irie jatuh dari tangga dan terluka.”

“soal itu.. aku jadi ingat kau pernah memakai tongkat.” Kata sisi fans naoki.

“dia ketinggalan kereta, semua pensilnya patah dan juga dia tidak makan bekal makan siangnya. Benar-benar sial.”

“itu bukan jimat, itu kutukan” kata siswa kelas A
“tidak, itu kekuatan cinta… kebalikan kekuatan cinta..” lanjut watanabe

“kalau dipikir-pikir, sehari setelah dia memberi Irie surat cinta.. rumahnya hancur.. ditambah lagi dia ditolak”kata cewek fans naoki.

“hebat ada gadis pembawa badai” seru cowok kelas A

Semua kelas A menertawakan kotoko.

“ngomong-ngomong, dia memberimu coklat di hari valentine?” Tanya seorang cewek

“coklatnya tidak enak” jawab Naoki “juga setelah tahun baru dia memberiku pijat kepala aneh.” Lanjut naoki membuka semua apa yang kotoko lakukan untuknya. Kasian banget kotoko di tindas begitu.

“lucu sekali..”
“selera yang aneh.”
“ini seperti kuis buka rahasia” kata watanabe “rahasia siapa lagi yang mau dibuka?” tanyanya


Kotoko emosi dan tertawa-tawa aneh. Satomi dan Jinko tau tawa kotoko itu menggambarkan kesedihan kotoko, mereka sudah hapal tingkah kotoko itu.

“kotoko kau tidak apa-apa?” Tanya satomi dan jinko.

“lucu kan, kontes buka rahasia itu menyenangkan” kata kotoko. Naoki terus melihat kotoko yang seperti kesurupan itu. Kotoko menatap naoki menantang “jika kau sejauh itu, sebaiknya kau bersiap-siap..”

“apa?” kata naoki
“kau kira kau tak punya rahasia?”
“aku tidak pernah lakukan apapun yang memalukan dalam hidupku.”sahut naoki.

Kotoko tertawa-tawa mengejek.


Kotoko tertawa-tawa menggoda naoki “orang jenius juga punya kelemahan tau?!”

Otak naoki langsung bisa menebak apa yang akan dilakukan kotoko, tapi ia ragu karena fotonya sudah diambil dia. “apakah kau…”

Dari saku bajunya kotoko menunjukkan foto naoki yang berpakaian cewek. Lalu menariknya ke atas dan menunjukkan pada naoki. Jinko langsung mngambil foto dari tangan kotoko. Semua langsung kaget melihat naoki berpakaian cewek seperti itu. Mereka berebut melihat foto itu. Kotoko tertawa-tawa senang bisa membalas naoki.

“darimana kau mendapatkannya?” Tanya naoki

“ibumu memberiku 1 lagi. Aku menyimpannya ditempat tiket keretaku. Foto masa kecil orang yang kusukai. Tapi sekarang aku berubah pikiran karena ini terlihat perempuan sekali” ejek kotoko

Semua teman kelas A dan F langsung menertawakan naoki semua, membuat naoki semakin marah. “sekarang kau tau rasanya ditertawakan orang-orang. Ini.. ini” kata kotoko mengibar-kibarkan foto naoki didepan cowok itu. Foto itu coba direbut naoki tapi terjatuh ke lantai. Satomi mengambilnya dan membandingkan wajah naoki dengan foto cewek naoki kecil itu.

Kotoko terus tertawa-tawa mengejek naoki.

“ikut aku.!”seru naoki menarik tangan kotoko.


Naoki menarik kotoko pergi keluar gedung. Tepat saat itu kin-chan masuk dan berdiri untuk pidato “hey.. hey.. hey.. apa kalian bersenang-senang? Aku kin-chan akan membuat kalian semakin bersemangat lagi. Aku membuat lagu ini untuk gadis yang kusukai.” Kata kin-chan sambil mencari-cari kotoko. “perasaan ini ada sudah 3 tahun.. akan kutunjukkn pada kalian! Dengarkan lagu ini yang judulnya ‘aku mencintaimu, kotoko!’” lanjut kin-chan yang tak menyadari klo kotoko tidak ada di ruangan itu lagi.

“aku mencintaimu.. aku mencintaimu.. la..la..la” kin-chan terus bernyanyi sambil mencari-cari kotoko diantara teman-temannya.


Naoki menarik kotoko sambil di tangga gedung lantai atas.

“ada apa?” Tanya kotoko setelah naoki melepaskan pegangan tangannya
“kau buat keributan!” kata naoki marah

“aku tidak takut padamu!” jawab kotoko memberanikan diri padahal sebenarnya ia takut melihat wajah marah naoki. “kau juga mempermainkan perasaanku padamu. Aku berhenti..” isak kotoko. Naoki melirik kotoko.

“aku.. akan berhenti mencintaimu” ucap kotoko dengan sedihnya.

Naoki terus menatap wajah kotoko dengan dingin “ohh begitu.. jadi kau akan melupakanku?”

“iya. Sekarang aku tau seperti apa dirimu itu. Aku akan melupakanmu dan cari cowok lebih tampan dikampus. “teriak kotoko.

Mendengarnya naoki jadi kesal. Ia mendekat dan mencengkram bahu kotoko “coba saja lupakan aku” kata Naoki dan tiba-tiba saja ia mencium kotoko. Membuat kotoko terbelalak terkejut.

Naoki menatap kotoko yang barusan diciumnya “kau puaskan..” kata naoki dan pergi meninggalkan kotoko yang masih shock akibat ciuman pertamanya itu.

Diruang perpisahan kin-chan berteriak-teriak memanggil kotoko. “kotoko kau tak menginginkanku? Kotoko saat aku menginginkan sesuatu akan kulakukan. “


Masih ditempatnya berdiri, tubuh kotoko melemah setelah ciuman yang mengejutkannya itu.

“ciuman? Ciuman pertamaku. Pertama kalinya dalam hidupku.. sekali seumur hidup.. ciuman istimewa. Aku dan irie-kun ciuman? ”


   

Rabu, 22 Mei 2013

Sinopsis : Itazura Na Kiss, Love In Tokyo - Ep. 4



Episode 4 : Apakah coklat adalah jimat cinta?



“Waktu berlalu dengan cepat. Summer, fall dan akhirnya winter.. aku bahagia aku bisa diterima di sebuah kampus. Tapi hubungan antara irie-kun dan aku tidak ada perkembangan. “

Kotoko berjalan ke sekolahnya bersama dengan naoki tapi Naoki berjalan agak jauh didepannya



Kotoko, satomi dan jinko pergi ke acara tahun baru ke kuil dikotanya. Satomi dan jinko memakai Yukata sementara kotoko memakai kimono yang dibantu ibu irie saat memakainya. Kotoko terlihat sangat cantik dengan kimono warna merah itu.

Mereka bertiga ternyata diterima di Universitas Tonan semua jadi mereka akan tetap bersama.


Mereka pergi ke altar kuil untuk berdoa. Setelah memasukkan koin dalam kotak persembahan mereka lalu berdoa.

Doa satomi “aku harap aku punya masa kuliah yang menyenangkan”

Doa Jinko :” aku harap aku punya pacar tahun ini”

Lalu keduanya diam menunggu doa kotoko, tapi tak ada sepatah kalimatpun yang keluar dari mulut kotoko. Satomi dan Jinko membuka matanya dan saling menatap. Mereka melirik ke kotoko yang sedang sangat serius berdoa.

“tanpa banyak kata, itu sudah jelas apa yang dia harapkan” ucap jinko.



Mereka lalu mengambil kertas ramalan mereka. Kotoko yang pertama berteriak kegirangan melihat isi kertas ramalannya. “yeahhh.. aku dapat ramalan keberuntunganku!” kotoko mulai membaca kertas ramalannya “orang yang kau tunggu akan datang”

“Bagus kotoko” seru jinko

Satomi ikut membaca kertas ramalannya: “orang yang kau tunggu tidak akan datang tapi kau akan dapat kabar tentangnya”

Jinko membaca punyanya : “dia tidak akan datang jika kau terlalu ambisius”



Ditempat lain kin-chan sedang bersedih karena ia tidak diterima di universitas tonan karena nilainya jelek. Ia minta 2 sahabatnya untuk tidak memberitahu kotoko klo ia tidak kuliah.



Dirumah keluarga irie mereka semua berpesta memberi semangat pada kotoko karena diterima di universitas tonan. Ayah sudah mempersiapkan berbagai makanan dan bahkan roti tart.

Bapak dan ibu irie memberi ucapan selamat pada kotoko tapi Naoki dan Yuki tidak memberi ucapan.

Bapak Irie lalu mengatakan klo Naoki juga akan menyusul kotoko mencari universitas.

Yuki menjawab langsung “dia tidak sebodoh kotoko, dia akan masuk ke universitas Tokyo”

“yuki..” seru ayah tidak suka.

Kotoko teringat sesuatu “oh ya..” katanya mengambil sesuatu di belakang kursinya. Ia mengambil bungkusan dan memberikannya pada naoki. “irie kun.. ini untukmu.. aku bisa masuk universitas ini semua karenamu menolongku belajar.. itu barang kecil”

“wah manisnya.. cepat buka Naoki.” Kata Ibu irie ingin tau. Naoki membuka bungkusan itu dan mengeluarkan isinya. Ia heran melihat kado itu yang isinya berbentuk kyk pengocok telur. Kotoko tersenyum menunggu kata-kata Naoki.



Yuuki mengambil barang itu dari tangan kakaknya “apa ini?” tanyanya ingin tau

“itu alat pemijat kepala.” Jawab kotoko.

“ohhh.. “tawa semuanya yang sepertinya juga baru tau klo alaat itu adalah alat untuk pemijat kepala.

“irie-kun ambil ujian masuk Universitas Tokyo kan? Dia perlu banyak belajar, jadi..” kotoko grogi melihat naoki yang didepannya. Naoki menatap kotoko masih heran dengan harian pemberian kotoko. Yuki mengambil pemijat itu “ ini mirip pengaduk..lebih cocok untuk orangtua” ejek yuki ceplas ceplos.

“hey yuki..”ibu irie jadi tidak enak sendiri “jangan pikirkan... Kenapa kau tidak mencobanya saja Naoki?”

“tidak apa-apa.. lagian itu bukan hanya universitas Tokyo, aku belum memutuskan ingin pergi ke universitas mana.” Semua terkejut dengan kebimbangan Naoki. Kedua orang tuanya terutama bapak irie tentu saja berharap naoki dapat pergi ke Universitas Tokyo yang terkenal itu dan juga kampus ayah naoki juga.

“yuki, aku akan mencoba itu” seru bapak irie meminta pijatan kepala itu. “bagimana cara kerjanya ini” katanya melihat pemijat itu.

Kotoko tidak bergerak dari kursinya, ia masih tak percaya naoki belum tau universitas yang ia inginkan.

“irie kun dapat masuk universitas Tokyo tanpa masalah tapi dia bilang dia mungkin tidak ingin pergi ke universitas? Sebenarnya apa yang terjadi?”



Kotoko dan 2 sahabat berjalan melewati kelas A, kelas khusus anak genius. Mereka terlihat serius belajar untuk persiapan masuk universitas Tokyo. Sedangkan dia dan kedua temannya tidak bingung lagi menentukan universitasnya karena sudah diterima di univeritas tonan. Kotoko melihat didalam hanya naoki yang terlihat santai membaca buku lain.



Pulang sekolah kotoko pinjam perlengkapan menjahit ibu irie untuk membuatkan jimat naoki.

1 hari menjelang ujian masuk universitas Tokyo

Jimat yang dibuat kotoko akhirnya selesai , karena besok adalah hari ujiannya maka malam-malam kotoko pergi ke dalam kamar naoki untuk memberikannya.

Kotoko mengetuk pintu kamar naoki pelan. “ya? “ Tanya naoki dari dalam kamarnya. Kotoko membuka pintu kamar Naokii dan melihat didalam naoki terlihat sangat sibuk belajar. “bisakah aku menganggumu sebentar?” tanyanya.

Naoki tidak menjawab jadi kotoko masuk ke dalam kamar naoki. Kotoko meletakkan jimat keberuntungannya di atas meja naoki .

Naoki melirik jimat buatan itu sekilas lalu beralih lagi ke bukunya. “test nasional kan besok jadi kau akan ikut kan?”

“aku akan memasukkan aplikasi ku.”

“syukurlah.. jika kau tidak punya sekolah yang kau inginkan maka orangtuamu pasti akan senang jika kau bisa masuk universitas Tokyo. Aku selalu saja menyusahkan ayahku. Aku berharap punya kesempatan sepertimu untuk membuat ayahku bahagia.” Naoki tidak memberikan respond apa-apa, tapi sepertinya ia memikirkan sesuatu. “yah begitu saja ya..” pamit kotoko keluar dari kamar naoki. Sebelum sampai pintu ia mendengar suara naoki.

“apa yang kau rencanakan di universitas?”

Kotoko berbalik melihat ke naoki “apa yang aku rencanakan? Aku akan belajar dan punya banyak teman”

“kau kesana untuk belajar.. itu hal yang tidak kau nikmati.”ejek naoki “aku tak mengerti mengapa setiap orang begitu ingin sekali pergi ke universitas.”

“aku tau kampus harusnya untuk orang-orang yang sepertimu belajar” sahut kotoko

“aku tak ingin pergi ke universitas.” Kata naoki “aku tak ingin seseorang mengajari di kampus. Aku bisa belajar sediri.” Hmm.. naoki sombong bgt dehh…

“tapi itu untuk mendapatkan qualifikasi tertentu yang ingin kau lakukan kedepan”

Noaki menatap kotoko “apa yang ingin kau lakukan?”

“aku tak tau… tapi….”kotoko berpikir “aku tau.. kau akan tau apa yang kau ingin lakukan saat kau di universitas dan apa yang kau ingin lakukan kedepannya.”

Naoki menatap kotoko seperti .. terkagumm or apa ya… pokoknya pandangnnya gmn gitu..



“kau jangan gunakan otak pintarmu hanya untuk dirimu saja, kau perlu melengkapinya untuk perkembangan jepang” sambung kotoko seperti anggota dewan terhormat kita saja.. hehehhe

Naoki tertawa.. “kau hebat juga ya… aku selalu berpikir..”mengapa dia begitu bekerja keras dalam banyak hal?” kotoko tersenyum mendengar pujian naoki “dan dia melakukan sepenuhnya dalam melakukan sesuatu.. tapi mengapa dia tak bisa melakukannya?” aku kagum..”

“kau benar benar sarkastik.” Ucap kotoko. Naoki diam tenggelam dalam lamunannya “aku harap aku bisa melakukan itu.” Gumam naoki pelan. Lalu ia menyadari kata-kataya. Ia menoleh pada kotoko “aku besok harus bangun pagi. Lebih baik aku tidur sekaranng.”kata naoki.

“baiklah selamat tinggal” naoki berjalan pergi. “bisa aku letakkan jimat ini di tasmu?” naoki diam saja tak menjawab. Kotoko lalu mengikat jimat itu pada tas naoki dengan senangnya.



Pagi harinya semua sudah berkumpul dimeja makan. Naoki belum turun untuk bergabung dengan yang lainnya.

“naoki terlambat” ucap ibu irie gelisah

“jangan bilang klo dia tidak akan ikut test.” Kata bapak irie

“jangan kuatir, dia tau perasaaanmu mengenai ini.” Jawab ayah

“tapi dia terkadang keras kepala.” Sahut bapak irie

Naoki datang membuat semua kaget melihatnya. Naoki heran semua hanya menatapnya tanpa bicara apapun. “ada apa? “ Tanya naoki

“oh naoki.. ohayo..” semua langsung tersenyum lega. Ibu irie memberikan kotak makan siang naoki untuk dibawanya. Tiba-tiba naoki terbatuk batuk membuat semuanya jadi kuatir.

“kenapa naoki?” Tanya bapak irie

“aku agak panas, sepertinya aku kena demam” Jawab naoki

“disaat penting seperti ini?” Tanya bapak kuatir…

“ini tidak baik.. kita butuh telur..” ibu berlari untuk mengambilkan telur. Semua langsung berlari panic mencarikan obat untuk mengatasi sakitnya naoki.

“semua baik-baik saja.. aku pergi sekarang.” Seru naoki yang ditinggal semua orang.

ibu datang membawa telur rebus “bagaimana dengan breakfastmu?”

“aku tak punya selera. Ini sudah cukup” sahut naoki mengambil sebuah roti.

“irie-kun… irie-kun” panggil kotoko berlari lari “minu obat ini. Ini sangat manjur.” Kata kotoko menyodorkan obat pada naoki.

Naoki meletakkan rotinya dan segera mengambil obat yang diberikan kotoko.

“untunglah” kata bapak irie lega

“aku lupa bertanya.. apakah ini menyebabkan kantuk?” Tanya naoki sambil mengambil bungkus obat yang diminumnya tadi.

Kotoko jadi ingat ia belum membaca tulisannya, ia merebut tempt obat itu dari tangan naoki dan membaca. “jangan mengendarai setelah meminum obat ini” baca kotoko. Semua terkejut saat tau klo obat itu mengandung obat tidur.

“naoki muntahan.. ayo muntahkan” seru bapak irie panic menepuk-nepuk punggung naoki agar obat di muntahkan.

“irie-chan, aku akan memeganginya. Taruh tanganmu dimulutnya!” seru ayah kotoko mencoba membantu bapak irie. “yuki cepat ambi baskom.. cepat!”seru ibu irie. yuki segera berlari untuk mengambil baskom didapur.

“cukup!! “ teriak naoki melepaskan diri dari pegangan ayah dan bapak irie. “aku pergi sekarang” naoki segera berjalan ke pintu.

“aku harap irie kun baik-baik saja”



Naoki bertemu dengan temannya, watanabe di stasiun… dia sahabatnya naoki di SMA.

Watanabe melihat jimat keberuntungan yang tergantung ditas naoki. “apa gadis yang tinggal bersamamu yang membuatnya?”

Naoki melihat jimat itu “ akan aku buang di lokasi test” jawab naoki

“aku kasihan padanya jika kau lakukan itu. Dia itu sebenarnya typku” kata watanabe

Mereka masuk kedalam lift yang penuh orang, naoki meletakkannya dikakinya dekat pintu lift. Saat naoki mau keluar, ia terkejut ternyata jimat itu kecepit pintu lift. Naoki mencoba menariknya tapi tetap tak bisa. Naoki minta maaf pada orang-orang yang akan naik lift karena liftnya nggak bisa dipakai. Naoki meminta watanabe pergi duluan.

Setelah watanabe pergi naoki memencet tombol emergency lift dan menginformasikan klo lift rusak.



Naoki tepat datang beberapa menit sebelum acara dimulai. Watanabe menunggu naoki didepan lokasi test. Mereka berjalan menaiki tangga ke ruang test.

Watanabe “bagaimana dengan jimatnya?”

Naoki mengangkat tasnya memperlihatkan jimat yang masih tergantung ditasnya “ ohh.. masih ada disini”

Watanabe “jangan-jangan itu malah sial untukmu”

“iya aku harus melepasnya..” naoki meraih jimat itu dan dengan mudah jimat buatan kotoko itu lepas ke lantai. “lihat begitu mudah terlepas” ucap naoki tertawa. Naoki membungkuk untuk mengambil jimat yang terjatuh itu, namun sialnya didepannya ada orang yang turun tangga dan menabrak naoki.

Keduanya langsung terjatuh bergulingan ditangga. Karena kejadian itu naoki terpaksa aku pergi ke ruang kesehatan dulu.

Test sudah dimulai dan Naoki belum masuk ke kelas ujian. Watanabe ikut kuatir naoki tidak bisa lolos test.

Waktu ujian tinggal 30 menit lagi saat naoki akhirnya masuk kelas ujian dengan memakai krak.



Naoki duduk dikursinya siap untuk mengerjakan testnya. Ia membuka tempat pensilnya dan ia melihat semua pensil yang dibawanya tumpul, mungkin karea ia terjatuh tadi. Watanabe lalu meminjamkan pensilnya pada naoki.

Saat istirahat ujian, naoki mengambil kotak makan siangnya. Saat dibuka kotak makanannya terlihat tulisan “kau dapat melakukannya” dan nasinya dibentuk muka-muka lucu. Naoki langsung menutup kotak makanannya kesal. Watanabe memberikan rotinya pada naoki. Kuatir klo nanti naoki sial kena diare jika makan makanan itu.. eheheheh..

Watanabe bilang lebih baik naoki segera membuang jimat buatan kotoko . Naoki tersadar klo sejak kejadian ditangga itu, jimatnya sudah tidak ada padanya. Setelah menyadari itu sepertinya naoki mempertimbangkan sesuatu.



Test kedua berlangsung lebih parah buat Naoki karena ia sempat tertidur saat mengerjakannya sampai guru penjaga membangunkannya dan mengirformasikan klo test kurang 10 menit lagi.

Naoki langsung panic dan buru-buru mengerjakannya..

Pulang test Naoki bertemu dengan petugas ruang kesehatan. Dia bilang klo ia menemukan jimat naoki jadi ia meletakkannya disaku jas naoki.

Naoki merogoh sakunya. Dan disana memang ada jimatnya. Watanabe langsung berseru “sepertinya kau dan gadis itu akan tetap bersama selamanya”

“jangan berkata seperti itu” sahut naoki meremas jimatnya.

Hari itu benar-benar hari sial buat naoki.



Di rumah keluarga irie semua gelisah menunggu naoki yang belum pulang juga. Saat mendengar pintu dibuka. Ib irie, kotoko dan yukki langsung berlari ke pintu masuk. Mereka terkejut melihat kondisi naoki yang datang membawa krak dan muka yang dibalut.

“apa yang terjadi naoki?” Tanya ibu panic

“aku terjatuh” jawab naoki

“ahh terlihat parah sekali” ibu jadi kuatir lihat kondisi naoki.

“jimatnya sepertinya tidak bekerja..” kata kotoko. Mendengarnya kekesalan naoki jadi bangkit. Ia menaruh kraknya dengan keras.

“itu benar-benar bekerja” ejek naoki

“apa maksudmu itu?” Tanya kotoko

“jangan pikirkan. Aku akan ke kamarku” sahut naoki ketus. Naoki lalu naik kelantai atas , disusul yuki yang menguatirkan kondisi kakaknya.



Di SMA tonan, kotoko kuatir klo naoki tidak lolos ujian masuk. Tapi dari satomi ia kahirnya lega mendengar naoki lulus ujian itu dan bisa ikut ujian di universitas Tokyo. Kotoko senang dan berjalan melewati kelas naoki. Ia bertemu naoki dijalan.

Naoki “ thanks untuk jimatmu, aku bisa ikut test universitas Tokyo”

Naoki tersenyum, begitu juga naoki.

Naoki lalu mendekati kotoko dan bersiap mencium kotoko.

 “hati-hati..!” teriak watanabe menyadarkan kotoko klo ia tadi mengkhayal saja. Ia hamper saja menabrak watanabe dilorong sekolahnya.

 



“oh kau dari kelas A ya?” Tanya kotoko. Watanabe langsung berlari ketakutan kena sial jika bertemu kotoko.

Kotoko berlari menyusul watanabe “ada apa? Apa itu berhubungan dengan hasil test?”

Watanabe berhenti “seperti dugaanku, irie tidak bisa mengerjakan ditest ya?” watanabe tidak tau klo naoki lolos ujian hari pertama itu.

“apa maksudmu? Irie-kun dapat mengerjakannya. Dia dapat ikut ujian di universitas Tokyo” jawab kotoko gembira,.

“heihhhh…?? Hebattt.. dalam kondisi seperti itu?” watanabe terkagum dengan kepandaian naoki.

“kondisi seperti itu?”

“itu aadalah bencana.. aku blom pernah melihat irie seperti itu. Meski itu diakibatkan Karen jimat itu. ” “karena jimat?” Tanya kotoko kaget. Watanabe juga terkejut menyadari ia keceplosan bicara. Watanabe langsung pergi menghindari kotoko. “tunggu.. apa yang kau katakana?” Tanya kotoko penasaran. Kotoko mendesak watanabe yang terus mundur menghindari kotoko sampai mereka da ipuncak tangga. Watanabe melihat ke bawah tangga dan jadi ketakutan klo ia akan terjatuh seperti naoki.

“jangan.. aku akan memberi tahumu!” seru watanabe panic takut didorong kotoko ke bawah. Kotoko melihat kebawah dan terkejut mereka ada diujung tangga atas. Ia melepaskan pegangan tangannya pada watanabe.

Watanabe lalu menceritakan kejadian saat ujian itu pada kotoko.




Kotoko pulang dengan penuh penyesalan atas jimat yang diberikannya pada naoki “ semua masalah disebabkan oleh jimat itu. Aku telah membuat irie kun dalam berbagai masalah.” Batin kotoko dijalanan ke rumah. Kotoko jadi menangis sedih.



Dirumah kotoko membuat coklat bentuk hati untuk naoki.

“aku harap irie-kun dapat lolos ujian untuk masuk universitas Tokyo dan mimpi keluarha irie akan jadi nyata. “

Kotoko menulis di coklat itu “selamat sudah lolos ujian universitas Tokyo” padahal ujian saja blom dimulai. Tapi ia menulis itu karena ia yakin naoki akan dapat melakukannya.

Setelah itu ia membungkusnya dan menaruhnya kedalam lemari es.

“aku tau ini terlalu dini tapi sehari setelah ujian, yaitu saat valentine, aku akan memberikan ini padanya”



Kotoko melihat keluar jendela dan ia melihat bintang jatuh lagi. ia segera membuat permohoan dalam hatinya.



Hari ujian masuk universitas Tokyo.

Semua mengantar naoki didepan pintu, mereka mencemaskan keadaan naoki. “aku pergi dulu tapi kalian tak perlu datang mengantarku pergi.”

“tapi kami sangat kuatir” sahut ibu

“apa kau mau kami mengantarmu?” Tanya bapak irie

“tidak usah.. kakiku sudah baikkan. Aku pergi dulu” pamit naoki meninggalkan keluarganya.

Kotoko teringat ucapan watanabe saat naoki ikut ujian waktu itu. Ia segera berlari untuk mengambil jasnya.

“kotoko-chan” seru ibu irie melihat kotoko berlari-lari untuk keluar rumah.

“aku akan pergi mengawasi naoki sampai dia masuk jembatan di universitas Tokyo. Aku kuatir sesuatu akan terjadi” sahut kotoko. Semua terkejut dengan keputusan kotoko untuk mengawasi naoki tapi mereka tidak bisa berbuat banyak.



Kotoko mengawasi naoki dari jauh . ia harus brsembunyi dibalik pepohoan klo tau naoki menoleh ke belakang. Naoki menyadari klo I sedang diikuti. Bagaimana ia tidak tau klo jalan yang mereka lewati sangat sepi.

“terlihat sekali klo kau mngikutiku” seru naoki berhenti berjalan

“aku hanya ingin melihatmu sampai didepan universitas Tokyo. “ naoki tidak menjawab dan melangkah lagi.

 


Kotoko ikut berjalan lagi dan tidak menyadari klo dibawahnya ada kulit pisang. Ia menginjak kulit itu dan ia terpeleset.

“ahh aku terpeleset” teriaknya tanpa sadar. Naoki berbalik melihat kotoko.

Kotoko langsung berdiri tegak “maaf aku terpeleset didepan orang yang ikut ujian” katanya.

Naoki tidak tertawa atau marah, ia lalu melangkah lagi.



Setelah terpeleset itu, kotoko merasa perutnya agak sakit tapi ia tetap mengikuti dibelakang naoki sampai didekat lokasi kampus universitas Tokyo.

Kotoko masih merasa sakit pada perutnya jadi ia berjalan agak lambat. Kotoko melihat siswa-siswi yang mau ikut ujian seperti naoki.

Naoki menoleh kebelakang dan melihat langkah kotoko agak aneh. Kotoko terus memegangi perutnya.

“kenapa jalanmu aneh?” Tanya naoki.

“ah tidak.. aku berjalan seperti biasa kok..” sanggah kotoko. Naoki mengamati wajah kotoko yang agak pucat “ kau juga terlihat sakit”



Kotoko tertawa “ahh aku hanya grogi saja kok”

“mengapa kau yang grogi? Kan aku yang ikut ujian” kata naoki dan berjalan lagi.

Kotoko merasa perutnya semakin sakit “apa yang harus kulakukan.. aku belom pernah sakit perut seperti ini” batin kotoko berjalan membungkuk kesakitan. “tapi tak boleh.. tidak sampai aku melihat irie-kun masuk ke jembatan universitas Tokyo. Aku tak mau membuatnya kuatir”

Mereka sudah sampai di jalan sebrang universitas Tokyo. Ini lokasi jembatan (ga ada jembatannya Cuma penyebrangan). Mereka berjalan bersisian, naoki heran melihat kotoko yang terlihat sakit “ hey apa kau benar-benar tidak apa-apa?”

“tentu saja.. semoga beruntung dengan ujianmu” sahut kotoko memberi semangat naoki.



Naoki lalu pergi menyebrangi jalan menuju kampus universitas Tokyo. Kotoko sepertinya sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya “kamar mandi.. kamar mandi” gumam kotoko kesakitan mau pergi ke kamar mandi.

Kotoko tak bisa menahan rasa sakitnya lagi dan ia terjatuh di trotoar. Orang-orang langsung berteriak melihatnya dan orang yang disana mengerumuninya.

Naoki yang baru menyebrang mendengar teriakan itu, ia menoleh kebelakang dan melihat kotoko terjatuh di trotoar itu. Naoki langsung berbalik berlari mendekati kotoko.

“permisi “ ucap naoki pada orang yang mengerumuni kotoko. Ia lalu membopong kotoko “apa kau baik-baik saja?” Tanya naoki kuatir.



Naoki bertanya lokasi rumah sakit dan seorang gadis menunjukkan padanya. Naoki segera pergi menuju rumah sakit dengan kotoko di gendongannya. Naoki berjalan agak berlari dan sesekali melihat wajah kotoko.

“irie-kun.. kau harus pergi ke ujian itu… irie-kun kau akan terlambat.. pergilah ke ujian itu.. bapak ibu irie, yuki.. mereka sangat berharap padamu..



Kotoko terbangun dirumah sakit dengan bapak ibu irie dan ayah yang terlihat panic menatapnya.

“mengapa aku disini?”Tanya kotoko

“apa kau baik-baik kotoko-chan? Tanya ibu irie

“kau menderita radang usus buntu akut” kata ayah “kau baik-baik saja sekarang karena mereka sudah memberikan pengobatn padamu. Kau bisa pulang nanti malam”

“senang melihatmu baik-baik saja kotoko-chan” ucap bapak irie. Kotoko bangun untuk duduk dibantu ibu Irie. Ia melihat sekeliling kamarnya mencari seseorang. “apa yang terjadi dengan irie-kun?”tanyanya kuatir.

“saat kami tiba disini, dia sdh tidak ada. Dia mungkin sudah pergi ke universitas setelah menelpon kami. Aku rasa ia sekarang sudah ada dipertengahan ujian”jawab ibu irie menenangkan kotoko dan Bapak Irie.

“baguslah.. “gumam kotoko lega. “jika ia tidak bisa ikut ujian karena aku.. jika hidupnya dalam masalah.. aku jadi kuatir”

“kotoko-chan, kau begitu peduli pada Naoki meski kau sakit seperti ini..”ibu irie terharu menyentuh kotoko dengan saying.

“apa kau mencari aku” suara Naoki tiba-tiba ada diantara mereka, semua langsung menoleh ke sumber suara.



Naoki berdiri didepan pintu menatap ke semua yang mengerumuni kotoko. Semua terkejut melihat Naoki masih dirumah sakit. Apalagi Bapak Irie yang amat sangat mengharapkan Naoki bisa ke universitas Tokyo.

“naoki bukankah kau harusnya mengikuti ujian?”Tanya ayah panik. Naoki mendekat ke mereka “aku lapar jadi aku pergi membeli makanan.” Jawab Naoki santai, semua terkejut mendengar jawaban Naoki yang santai itu.

“lalu bagaimana dengan ujian? Bagaimana dengan universitas Tokyo?”Tanya ibu Irie

“universitas Tokyo? Aku tidak ikut ujian itu.” Jawab Naoki

 “hahh?!!!” semua shock mendengar pengakuan naoki itu.

“Ah tidak…”gumam kotoko sedih. Ayah langsung berlutut didepan bapak ibu Irie.

“irie-chan, ibu Irie dan naoki… aku minta maaf.. karena putriku, putramu mendapatkan kesulitan” seru ayah menunduk didepan sahabatnya itu. Bapak irie membangunkan ayah kotoko yang masih berlutut itu.

“sudah angkat kepalamu.. itu adalah keputusan Naoki untuk tidak ikut ujian.”

“iya itu benar..” sahut ibu irie ikut mencoba membagunkan ayah kotoko yang masih berlutut itu.”dan meski dia bisa ikut ke universitas Tokyo. Aku akan kecewa karena dia meninggalkan kotoko dalam kesakitan.”

“iya benar.. benar.. ini adalah takdirnya. Jangan kuatir, ayo angat kepalamu” sahut bapak irie. Naoki hanya tertunduk diam saja. Sementara kotoko mencoba menatap naoki diam-diam dengan sedih.

“karena aku… hal yang terburuk terjadi pada keluarga Irie-kun”



Malam harinya Kotoko perlahan-lahan turun dari tangga rumah keluarga Irie. Dia memakai baju hangat, syal dan ditangannya ia membawa kopernya turun. Ia meninggalkan sebuah surat untuk keluarga Irie diatas meja makan. Kotoko lalu meninggalkan rumah keluarga Irie yang sudah lama ditempatinya itu. Ia menoleh kebelakang melihat ke rumah keluarga irie lagi.

“kepada keluarga Irie.. terima kasih untuk semuanya.” Kotoko melihat rumah itu sangat lama “sayonara irie-kun” katanya dan berbalik pergi meninggalkan rumah keluarga Irie.



Kotoko terus berjalan melamun menyusuri jalanan dekat rumah keluarga Irie. Ia menunduk, menyesali apa yang terjadi.

“aku tak mau memberimu masalah lagi. Aku akan tinggal dimanapun yang kau tak bisa melihat aku.”



Kotoko tersadar dari lamunannya dan menatap sekelilingnya “kemana aku harus pergi” kotoko baru menyadari klo ia tak punya tempat tujuan lain untuk menginap. Udara sangat dingin membuatnya kedinginan meski sudah memakai jaket tebal dan syal dilehernya. “sangat dingin” gumam kotoko mengusap usap tangannya yang kedinginan tanpa sarung tangan.

“lalu apa kau mau memegang kaleng kopi (panas)?” Tanya suara Naoki didekatnya. Kotoko terkejut dan berbalik melihat Naoki yang ada dibelakangnya.

 


“irie kun..”

Naoki mendekati kotoko. “apa yang terjadi?” Tanya kotoko heran melihat Naoki yang masih jalan-jalan ditengah malam itu.

“aku tak bisa tidur jadi aku berjalan-jalan.” Jawab naoki dan menyodorkan sebuah kaleng kopi panas yang barusan dibelinya tanpa melihat kearah kotoko. Kotoko mengambilnya dan menghangatkan tangannya dengan kaleng kopi panas itu “hangat..”ucap kotoko pelan.

Naoki menatap kotoko dan membuat kotoko jadi panik sendiri. “jangan cegah aku..” seru kotoko “aku tak mau mengganggumu lagi.”

Kepedean banget kotoko yahh.. dikiranya Naoki menysulnya untuk mencegahnya pergi.. hihihihi


“aku tak mencegahmu..” jawab Naoki.. hmmm berarti Naoki sudah baca tuh surat perpisahan kotoko.

Kotoko agak kecewa dengan jawaban Naoki yang cuek dengan kepergiannya itu.

“klo begitu, sayonara” kata kotoko merengut kecewa dan melangkah pergi menarik kopernya.

 

 “apa kau pergi karena aku tidak pergi ke universitas Tokyo?” seru Naoki dibelakangnya. Kotoko menghentikan langkahnya “aku pikir aku membuat nasib buruk padamu” sahut kotoko tanpa berbalik melihat naoki. “tidak hanya di universitas Tokyo tapi juga di test nasional.. aku mendengarnya dari wtanabe dari klass A.” kotoko berbalik menatap naoki “aku mungkin orang yang menyedihkan bagimu “

“kau mungkin benar” sahut naoki melangkah didepan kotoko“memang benar semua tidak berjalan dengan baik saat kau ada disekelilingku. Kau selalu saja merusak langkahku. Orang-orang di sekolah menyebarkan rumor tentang kita… kau membuatku membantumu belajar.. dan akhirnya kau merusak di ujian masuk universitasku”

“aku benar-benar mengerikan” gumam kotoko

Naoki terdiam melamun “tapi…. Itu sangat menyenangkan”

KOtoko terkejut tak mengerti arah pembicaraan Naoki.

Naoki berbalik melihatnya “itu adalah pertama kalinya dalam hidupku aku gugup.. pertama kalinya dalam hidupku, aku takut melihat hasil test.. itu pengalaman yang sangat luar biasa” ucap naoki.

Naoki selama ini kan percaya diri kalau soal pelajaran. tapi saat ia ikut ujian nasional, kesialan datang padanya dan juga karena kantuknya dari obat yang kotoko berikan, membuatnya tidak bisa mengerjakan soal-soal itu dengan baik dan ia jadi gugup menunggu hasil test itu.

“itu bukan karenamu kalau aku tidak ikut ujian masuk universitas tokyo” lanjut naoki

“apa?”

“setelah aku mengantarmu ke rumah sakit, aku punya banyak waktu untuk ikut ujian”

“lalu kenapa tidak?”

“kau bilang kalau kau ingin pergi ke universitas untuk mencari tau apa yang kau ingin kan dihidupmu. Akan sangat menyenangkan bersamamu merasakan gugup dan penuh semangat. Aku pikir itu bukan ide yang buruk untuk ke Universitas Tonan tanpa harus ikut ujian. Aku heran apa yang akan aku lakukan jika aku pergi ke universitas tokyo.”

“maksudmu kau pilih sekolah yang sama karena aku?” tanya kotoko senang. Hehhehe.. sudahlah Naoki ngaku aja ngapa… :P

“tidak.. maksudku bukan seperti itu” sanggah Naoki langsung.

“tapi...” karena tak mau ditanya-tanya lagi Naoki segera mengambil kaleng kopi yang dipakai kotoko untuk menghangatkan tangannya tadi “ya sudah, silahkan pergi saja, semoga beruntung” . lalu Naoki berjalan pergi meninggalkan kotoko.

“ehhh tung..gu.. tunggu sebentar…”teriak kotoko, Naoki menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kotoko.

 

“apa menurutmu aku bisa tinggal dirumahmu lebih lama lagi?” tanya kotoko malu. Melihat Naoki yang terdiam, kotoko lalu berlari mendekati naoki “aku tak akan membuatmu dalam masalah lagi”

“itu tidak mungkin.. tidak mungkin kau tidak membuatku dalam masalah lagi.” Sahut naoki.

Kotoko tertawa malu “hehe.. kau benar.. baiklah aku berjanji , aku akan membuat hidupmu penuh semangat” ucapnya sambil tersenyum terimut pada Naoki.

Naoki sebenarnya seperti mau tertawa tapi ditahannya dan berbalik melangkah pergi sambil bergumam “kau mudah sekali merubah pikiranmu..”

Tiba-tiba saja salju turun membuat kotoko terlihat senang. Ia lalu tersadar klo Naoki sudah pergi jauh meninggalkanya. Kotoko mengambil kopernya dan berlari mengejar naoki. “ehh.. hari ini kan Valentine day..” seru kotoko pada naoki saat mereka sudah beriringan melangkah.

“emangnya kenapa klo valentine day?” tanya naoki “apa kau akan memberik coklat?”

“maaf.. apa kau mengharapkannya?” goda kotoko mencoba melihat ekspresi wajah Naoki yang masih saja datar.

“tidak juga” jawab naoki cuek membuat kotoko kecewa. Tapi ia agak terhibur mendengar pengakuan naoki yang aka pergi ke kampus yang sama dengannya. Kotoko tersenyum mengingatnya.



Setelah sampai rumah dan ganti baju, Naoki turun ke ruang makan dan membuka lemari esnya. Ia menemukan ada kotak warna pink dengan pita-pita di sana. Naoki mengambilnya, ia segera membuka pita dan kotak itu dengan penasaran.

Ia melihat ada coklat bentuk hati dengan tulisan dari kotoko untuknya. “selamat sudah lulus ujian universitas Tokyo”

Naoki mengambil coklat itu dan mengigitnya..” ahh tidak enak” gumamnya merasakan coklat buatan kotoko itu.



Didalam kamarnya kotoko menatap jauh keluar jendela kamarnya

“white valentine’days… tahun ini, perasaanku hanya berputar dalam lingkaran seperti ini. Tapi aku berharap, perasaanku akan meraih hatinya suatu hari nanti. “

Tanpa keduanya sadari sebenarnya mereka berdua sedang melakukan hal yang sama… menatap jauh keluar jendela, dan melihat salju yang turun.

Naoki dikamar sebelah, berdiri didepan jendela kamarnya menatap coklat pemberian kotoko dan juga ia melihat salju yang turun diluar jendela.