Jumat, 31 Oktober 2014

L♥DK - Living Together - Part 3


Saat didalam kelas Aoi mengirim sms pada Moe yang duduk dibelakangnya. Ia bercerita pada Moe apa yang terjadi saat pertemuannya dengan Satsuki. Moe tidak terima Aoi diperlakukan begitu.


Saat pulang sekolah Aoi terkejut menemukan kakak Shuusei didepan gerbang sekolah.
“Aoi…”sapa Souju dari dalam mobilnya. Ia lalu keluar dari dalam mobil dan mendekati Aoi.
“Shuusei belum kembali kan?”tanyanya
“mengapa kau bertanya padaku?”

“karena kau kan tinggal bersama?”jawab Souju. Aoi langsung panic dan melihat sekelilingnya apa ada yang mendengarkannya.
“ah tidak….” Sahut Aoi memperhatikan teman yang berjalan melewatinya.
“aku mendengarnya dari Satsuki. Wahhhh.. susah dipercaya!” kata Souju.

Aoi tak bisa membantah lagi. ia justru penasaran dengan suatu masalah dan mungkin Souju tau yang sebenarnya.
“ano… ada hubungan apakah antara Satsuki dan dia?” Tanya Aoi gugup.
“kau menyukainya kan.. Shuusei..?” Tanya Souju.
“ah tidakkk..” bantah Aoi cepat.
“haha.. aku bisa membacanya” tawa Souju.



Souju lalu mengantar Aoi pulang ke kost tapi ia bercerita tentang kehidupan keluarganya pada Aoi.

“ayahku bukan orang yang penyayang. Itulah mengapa aku dan ibuku tidak tertarik untuk tinggal dirumah itu. dengan kata lain keluarga kami kurang cinta. Sejak kecil Satsuki mengetahui semua itu. dia selalu menghibur Shuusei. Meski kondisi keluara dalam kondisi yang terburukpun Satsuki membawanya ke sekolah dan bermain ditempat ‘berbahaya’ bagi mereka. “

“oh begitu..”
“yah itulah yang biasa dilakukan kau dan teman masa kecilmu. Apa kau ingin tau lebih jauh lagi?” Tanya Souju yang melihat wajah Aoi masih sangat penasaran.
“iya..” angguk Aoi.

“tapi dengan satu syarat” Aoi melihat Souju penuh Tanda Tanya apa syaratnya.



“apa kau tau mengapa aku memanggilmu?” Tanya Souju. Tiba-tiba ia merengkuh wajah Aoi dan mencium bibir Aoi.

Aoi sontak mendorong tubuh Souju. Ia terkejut Souju melakukan itu padanya. Dan itu adalah ciuman pertamanya.

(hmmm.. alasan ciuman Souju dan Aoi versi manga dan versi live action jadi beda gini ya..)

“apa yang kau lakukan?” Aoi ketakutan.

Souju terkejut melihat wajah Aoi begitu ketakutan. Ia baru menyadarinya.
“jangan bilang ini adalah ciuman pertamamu? Benarkah?”  Souju menertawakan Aoi.”jadi bagaimana jika kau berpacaran denganku?” kata Souju santai.

Aoi sangat marah dan ia menampar Souju “jangan mempermainkanku!!!” teriak Aoi.
Aoi menangis dan keluar dari mobil Souju. Aoi berlari secepatnya dari tempat itu.


Souju meminta Shuusei menemuinya di tempat pemotretannya. Bagi yang belum membaca manganya LDK: Souju adalah seorang fotografer terkenal.

Selesai melakukan pemotretan Souju melihat Shuusei sudah menunggunya.
“hai Shuusei.. bagaimana sekolahmu hari ini?”
“mengapa kau tiba-tiba kesekolahku?” Shuusei balas bertanya.

“mengapa kau bertanya seperti itu? aku hanya merasa kesepian” Souju lalu berjalan ke sebuah meja. Ia mengambil keluar sebuah amplop dari dalam tas barangnya. Ia lalu memberikannya pada Shuusei.



“ini untukmu” katanya mengulurkan amplop itu pada Shuusei.
“aku tak membutuhkannya.” Tolak Shuusei yang sudah menduga amplop itu berisi uang untuknya.
“bekerja sangat berat kan? Ambillah” Souju menaruh amplop itu ke tangan Shuusei. Ia lalu berjalan ke mejanya lagi.

Shuusei mendekati kakaknya dan menaruh amplop itu diatas mejanya. “ini ambil”

Souju  menatap adiknya yang masih bersikeras itu. ia lalu berbisik pada Shuusei. “dengan wanita disisimu itu membutuhkan biaya yang banyak”

“terserah” sahut Shuusei cuek dan berjalan pergi.
“akan menyenangkan jika kau bisa mendapatkan Aoi-chan kan?” seru Souju.

Shuusei terkejut dan menghentikan langkahnya. Ia heran tiba-tiba kakaknya menyebutkan nama Aoi didepannya.



Shuusei menoleh dan menatap kakaknya dengan garang “mengapa kau tiba-tiba melibatkannya?”
“gadis itu..mirip Satsuki kan?”

“dari segi apa?” Tanya Shuusei galak.
“meski tiba2.. tapi dia gadis yang mudah didapatkan kan?”

“mengapa kau berkata seperti itu?” Tanya Shuusei curiga.
“ahhh.. karena tenaga gadis itu sangat kuat…”

“hah?”
“aku sudah mencium Aoi-chan… aku tak menyangka klo itu ciuman pertama kalinya karen….”

Blom selesai Souju berbicara, Shuusei langsung memukul wajahnya dengan keras tanpa diduga olehnya. Souju menabrak mejanya dan semua yang ada disana memperhatikan keduanya.



Souju melihat Shuusei yang marah didepannya dan ia tertawa “hahha.. kau seperti sami…”
Shuusei jadi tambah emosi melihat kakaknya tertawa tanpamenyesal sedikitpun. Shuusei mau memukul kakaknya lagi saat karyawan yang lain menegur keduanya.
Shuusei memutuskan pergi dari tempat itu.

(klo versi manga, Shuusei tau dari foto. Jadi saat Souju mencuri ciuman pertama Aoi, Souju diam-diam memfotonya dan diberikan pada Shuusei.  beda versi ya.. hehhe.. tak apa beda dikit, dimaafkan)


Aoi setelah kejadian ciuman bersama Souju, pergi kesebuah bukit menyendiri. Aoi duduk menangis saking jengkelnya dengan ulah Souju itu.
“apa yang kau lakukan?” tiba-tiba Shuusei mendekati Aoi.

Shuusei sebenarnya memang sengaja mencari Aoi. Ia tau Aoi adalah gadis lugu yang tidak pernah berdekatan dengan cowok. Bahkan Shuusei mengalaminya sendiri saat ia mendekati Aoi, gadis itu langsung gugup ketakutan. Jadi ia paham pasti Aoi saat ini sedang sedih.

Aoi bangkit berdiri dan memunggungi Shuusei, ia berpura-pura melihat kelangit “aku sedang memperhatikan langit” sahut Aoi.



“jangan menangis..” kata Shuusei dibelakang Aoi
“aku tidak menangis” bantah Aoi.
“kau menangis” uap Shuusei lagi.

Aoi kesal dan berbalik menatap Shuusei. Wajahnya yang sedang menangis langsung terlihat oleh Shuusei.

“aku bilang tidak!” isak Aoi . ia lalu menunduk dan menangis didepan Shuusei.
Tiba-tiba Aoi mendengar suara “click”

Saat Aoi membuka matanya, ia sangat terkejut melihat Shuusei sedang memfoto wajahnya yang sedang menangis itu.

Shuusei lalu memperlihatkan hasil foto itu pada Aoi “wajahmu sangat jelek” ejeknya. Shuusei sengaja melakukannya biar Aoi melupakan kejadian yang barusan terjadi.



”jangan ambil gambar itu” Aoi langsung ingin mengambil HP Shuusei tapi tangan Shuusei lebih gesit. Ia memegangi tangan Aoi dengan erat.

“jangan dengan mudahnya dicium orang lain” ucap Shuusei menatap Aoi dengan tajam “bukankah aku pernah bilang padamu untuk menjaga dirimu (saat di taman bermain)? Apa kau orang bodoh?”
Aoi menangis terisak-isak “maaf..”



Mereka terus saling menatap, Tiba-tiba Shuusei mencium pipi (?) atau (mata? manganya di mata) Aoi (kenapa tidak bibir??!! Hufttt)  

“ini sebagai resetnya” ucap shuusei
“apa?”

“tak apa, diamlah… sekarang ini ciuman Souju bukan apa-apa, aku sudah memutuskannya seperti itu” ucap Shuusei tegas.

Shuusei baru tersadar klo ucapannya kayak dia berhak memutuskan kehidupan Aoi saja. ia jadi malu dengan ucapannya tadi.

Aoi melihat wajah Shuusei yang malu-malu itu jadi mulai tersenyum geli.  Shuusei juga ikut tersenyum.



Shuusei lalu berjalan kebelakang Aoi  dan menyentuh kedua bahu Aoi.
“apa?” Tanya Aoi.
“nikmati perjalananmu..” ucap Shuusei. Ia lalu mendorong tubuh Aoi ke bawah bukit. Aoi terkejut dan jatuh berguling –guling ke bawah bukit. 

Shuusei menertawakannya Aoi dari atas bukit. Shuusei pun ikut meluncur kebawah bukit menyusul Aoi yang tubuhnya kotor penuh dengan rumput-rumput kering.



“ini sedikit menakutkan”ucap Shuusei disebelah Aoi.
“aku pikir aku sudah mati” teriak Aoi sambil menangis.
“hahhahah…” Shuusei ketawa melihat Aoi.

“ini bukan hal yang patut ditertawakan!” teriak Aoi kesal memukul Shuusei.
Shuusei lalu berbaring diatas reremputan “aku pikir kau akan tertawa jika aku melakukan ini. .. hahhaa”

Aoi menoleh melihat Shuusei yang terus tertawa sambil tiduran. Aoi lalu membaringkan tubuhnya disebelah Shuusei dan ikut tersenyum “aku juga.. aku ingin tertawa dengannya..”
Keduanya pun tertawa bersama.


Aoi pergi ke salon untuk memotong rambutnya sangat pendek. Ia terlihat semakin kawaii/ lucu, unyu dengan rambut pendeknya itu. Aoi sedang membuat makan malam saat ia mendengar suara pintu terbuka. Aoi menyentuh rambut barunya itu dan menyapa Shuusei yang masuk.

“selamat pulang..”
“aku pulang..” sahut Shuusei tanpa perhatian dengan rambut baru Aoi itu.
“tapi setiap kami bersama…”
Mereka berdua makan omurice bersama dalam diam. Tiba-tiba Shuusei berkata “itu bagus (rambutnya)” Aoi pun tersenyum senang karena Shuusei menyadari rambutnya di potong.
“aku terus dipermainkan dengan perasaanku sendiri”



setiap hari Aoi selalu memasak makan pagi dan makan malam untuk shuusei.cowok itu juga suka sekali dengan masakan Aoi. saat Aoi sedang masak shuusei tiba-tiba mencicipinya didapur. hmm sudah kayak suami istri saja ya 



Shuusei sangat sibuk dengan pekerjaan part timernya. Aoi membawakannya bekal makan untuk Shuusei. Teman-teman yang melihatnya bercanda klo Shuusei sepertinya punya istri rumah.

Mereka ingin mengicipi makanan itu tapi Shuusei  tidak mengijinkannya dan langsung menutupi bekal makannya dengan tangannya.


Aoi sering bertengkar dengan hal hal kecil seeprti saat Aoi sedang menggosokk gigi tiba-tiba Shuusei datang dan mengambil pasta giginya. Lalu mereka menyikat gigi berdampingan seperti pasangan suami istri.
“aku harap ini terus berlanjut.. perlahan-lahan semua itu menjadi hal yang normal/biasa”


Disekolah saat Aoi dan shuusei berpapasan mereka saling melirik tapi sok tidak akrab.jadi hanya diam saja. sebenarnya itu agar tidak dikeluarkan dari sekolah.



Malam harinya biasanya Shuusei akan mengajariAoi belajar matematika. Aoi yang tidak mengerti tapi Shuusei mengajarinya terus sampai Aoi bisa meski beberapa kali ia bilang klo Aoi itu bodoh.



Tiba-tiba ada telp masuk ke HP Shuusei dan cowok itu segera pergi ke tempat yang lain untuk menerima panggilan itu.

“tapi terkadang jauh didalam hatiku aku merasa tidak tenang. Ada sebuah suara yang aku tak mau dengar. Karena itu, tak apa jika hanya seperti ini saja. aku akan menghargai waktu kebersamaan kami”



Aoi tertidur dimeja setelah seharian bermain bersama kouta yang dititipkan ibu kost pada keduanya. Shuusei yang keluar dari kamar mandi memperhatikan Aoi yang tertidur itu. ia melihat ada 2 tiket ke festival tanabata juga disana.
“aku menyukai semuanya seperti ini.. hubungan yang tak terucapkan ini… sekarang ini.. dikeadaan ini” (suara hati Aoi)



Sanjou melihat Aoi berlari-lari lewat depan tokonya. Ia pergi keluar dan memanggil Aoi. Ternyata gadis itu barusan pergi belanja bersama Shuusei.

Shuusei menyapa sanjou singkat lalu ia menaruh belanjaan yang berat di jalan dan ia mengambil barang yang ringan untuk dibawanya. Hahahah.. cowok apaann.. jahat..!
Aoi membungkuk membri hormat pada sanjou dan pergi mengejar Shuusei.




“ini kesalahanmu klo sanjou sampai tau rahasia kita.” Seru Aoi dibelakang Shuusei.
“emang masalah?”
“tentu saja masalah!”
“aku tak keberatan jika rahasia tentang kita hidup bersama sampai kebongkar. “ sahut Shuusei.
“heih???”
“tinggal bersamamu bukan suatu masalah bagiku” sahut Shuusei dan melanjutkan langkahnya. 
Aoi jadi tersenyum senang mendengarnya.
“selamannya.. selalu.. sekecil apapun, aku harap waktu ini tidak akan berakhir.”



Pulang sekolah Aoi melewati toko yang menjual Yukata. Aoi terkagum melihat yukata yang terpasang didepan toko itu. pemilik toko keluar dan menyapa Aoi. Ia bilang klo siapapun yang memakai yukata tokonya,impian cintanya akan jadi kenyataan. Ia lalu menawarkan Aoi untuk mencoba yukata itu. Aoi tersenyum senang. Aoi pun akhirnya membeli yukata itu.



Shuusei dalam perjalan pulang dan melihat  Aoi sedang membawa bungkusan yukata sambil melihat banner festival tanabata. Shuusei terus memperhatikan Aoi yang terlihat bahagia itu  dari jauh.




Suatu malam Shuusei menerima telpon dari Satsuki. Shuusei terlihat panic dan berjanji untuk sgera ke tempat Satsuki.

“apa yang terjadi dengan Satsuki san?” Tanya Aoi khawatir melihat Shuusei yang terburu-buru itu.
Shuusei tidak menjawab dan mengambil kuncinya “aku pergi “
Lalu Shuusei buru-buru pergi.



Shuusei pulang dari tempat Satsuki tengah malam. Diperjalan pulang ke kost ia teringat kejadian saat ia masih bersama dengan Satsuki dan saat Satsuki hampir bunuh diri. Shuusei jadi sedih mengingat hal itu. apalagi Satsuki mengingatkannya pada janji Shuusei dulu yaitu untuk menjaga Satsuki.
Shuusei berhenti melangkah dan duduk dikursi jalanan. Ia bingung dan galau. ia merogoh kekantongnya dan mengambil kunci kamar Aoi yang diberikan padanya. shuusei mengamati kunci itu terus.



shuusei pulang ke kostnya, sampai di depan kamar kost, Shuusei memasukkan kuncinya ke lubang kunci tapi dari dalam terdengar suara Aoi.
“tunggu sebentar..”Aoipun membukakan pintu untuknya.”okaeri… bagaimana dengan Satsuki-san? Apa dia baik-baik saja”Tanya Aoi.

“iya” sahut Shuusei singkat. Ia lalu pergi menuju lemari es untuk mengambil minum “ mengapa kau belum tidur ?” Tanyanya

“kau tiba-tiba pergi seperti itu jadi itu menggangguku.”
“maaf..” Shuusei lalu mengganti bajunya “tak ada apa-apa… lupakan saja” katanya lagi saat ia melihat Aoi sepertinya masih khawatir.



Dengan pelan dan ragu, Aoi mendekati Shuusei lagi.
“apa yang sebenarnya terjadi 2 tahun yang lalu?” tanyanya pelan dan hati-hati.
Shuusei menoleh dan menatap Aoi tidak suka “itu bukan urusanmu… dengan kata lain, dengan kamu berbicara seperti itu, kau menjengkelkan.”
Shuusei pergi ke kamar mandi dan menutup pintunya keras. Aoi hanya bisa terdiam sedih mendengar jawaban kasar Shuusei itu.


Disekolah Aoi bercerita pada sahabatnya. Moe kesal dengan semua yang terjadi dengan Aoi. Saat mereka curhat malah terbongkar sebuah rahasia lain klo Moe ternyata sudah jadian dengan Ryousuke, temannya Shuusei. Aoi terkejut mendengar informasi dari keduanya itu tapi ia mendukung hubungan keduanya.

Moe lalu mengajak mereka pergi kencan ganda. Aoi menolaknya tapi ryousuke ingat klo hari ini adalah hari ulang tahunnya Shuusei. Aoi terkejut karena ia tak tau tanggal lahir Shuusei.
Aoi pulang ke rumah dan langsung mempersiapkan makanan dan roti untuk perayaan ulang tahun Shuusei. Aoi sangatt bahagia.


Ryousuke sengaja mengajak Shuusei untuk bemain menangkap bola agar Aoi bisa mempersiapkan masakannya.

“mengapa kau tiba-tiba mengajak bermain tangkap bola?” Tanya Shuusei.
“kitakan cowok jadi wajar klo kita bermain tangkap bola kan!” sahut ryosuke.
“aku blom pernah mendengar hal itu” kata Shuusei sambil melemparkan bola ditangannya.
“Shuusei.. apakah itu tak apa?”

“apanya?”
“Satsuki..” sahut ryosuke sambil melemparkan bolanya. Mukanya Shuusei langsung berubah tidak suka begitu nama Satsuki disebut.

“tentang kejadian 2 tahun lalu.. apa kau masih menganggapnya sebagai..” Shuusei bisa menebak kemana arah pembicaraan ryosuke.ia tak mau mendengarnya. Shuusei langsung sengaja melemparkan bola sangat jauh sebelum ryosuke menyelesaikan omongannya.
“hei.. itu terlalu tinggi..” gerutu ryosuke berlari mengambil bola yang jatuh jauh dari jangkauannya.



“ryousuke??’
“ya?”
“mengapa kau berpacaran dengan gadis itu (Moe)?”Tanya Shuusei.
“ya sudah pasti karena aku menyukainya.” Jawab ryosuke mengambil bola dan sgera melemparkannya pada Shuusei.
“kau tak akan ingat… saat pertama aku bertemu dengan Moe tiba-tiba aku jatuh cinta, bagaimana menurut mu?”
“itu pasti karena sex kan?” ejek Shuusei.
“hah?”
Saking asiknya mereka bermain dan berbicara, mereka tidak mendengar HP Shuusei berbunyi. Ada panggilan dari Satsuki untuk Aoi.



Sanjou berangkat kerja ditokonya. Saat akan masuk ia melihat Shuusei sedang berjalan  melewatinya.Shuusei hanya mengangguk kecil pada sanjou lalu melanjutkan langkahnya.
“hei…” panggil sanjou.

Shuusei menghentikan langkahnya dan menengok pada sanjou.
“bukankah  aku sudah memintamu untuk berpacaran dengan Aoi dengan baik?  Bukankah itu tak adil jika kau terus bermain-main seperti itu bahkan ini jadi tak mudah buat Aoi juga.”

“buatmu, kakak yang dekat dengannya, yang aku lakukan adalah hal yang  biasa” jawab Shuusei

Sanjou terdiam melihat Shuusei yang menganggap hubungan keduanya adalah hubungan biasa saja. lalu  ia berjalan mendekati Shuusei. “klo begitu, bisakah aku mendapatkan Aoi?”
“silahkan…” sahut Shuusei dan berbalik pergi dengan wajah jengkel dan bingung (?)



 Aoi sudah selesai membuat makanan dan menghias roti ulang tahun Shuusei. Aoi lalu menatanya ke meja makan. Ia menunggu Shuusei yang belum pulang juga. Aoi membuka jendela balkon kamarnya dan ia melihat hujan turun dengan derasnya.



HP Aoi bordering dan ia segera melihat orang yang menghubunginya. Tertera nama Shuusei sebagai orang yang menghubunginya. Aoi tersenyum dan mengangkatnya.
“moshi moshh..” sapa Aoi senang.

“ini Satsuki..” sahut suara Satsuki dari telpon Shuusei. Aoi sangat terkejut mengetahui Satsuki menghubunginya memakai HP Shuusei.



Sementara itu di rumah Satsuki, gadis itu sedang duduk ditempat tidurnya dengan memakai baju tidur yang seksi sambil berbicara dengan Aoi.

“shuu-chan mungkin hari ini tidak pulang..” lanjut Satsuki. Aoi terdiam membisu saking shocknya. Satsuki tersenyum mengetahui Aoi sepertinya shock. “kami akan melakukan kontak tubuh…”

Aoi masih terdiam kelu karena tambah kaget Satsuki berkata seperti itu.
“kau tak mengerti? Hal seperti itu.... ahh shuu-chan sudah datang, bye” kata Satsuki menutup telponnya.



Satsuki pergi menyambut Shuusei yang datang membawa makanan untuknya. “kau masih terbangun?” Tanya Shuusei.
“aku ingin melihat wajahmu” jawab Satsuki.
“pergilah tidur. Jika tidak cepat tidur maka akan bermasalah.”
“maaf merepotkanmu..”
“tak apa”
“shuu-chan..”
“umm?”
Satsuki meraih kedua tangan Shuusei dan menatap cowok itu. “tinggallah bersamaku..”
Shuusei terkejut Satsuki tiba-tiba memintanya seperti itu.



Aoi masih terdiam di depan meja makan yang penuh dengan makanan yang tidak disentuhnya.  Ia mendengar suara kunci dimasukkan ke lubang kunci. Aoi bangun untuk menyambut Shuusei.

“okaeri..” sapa Aoi tersenyum.
“kau belum tidur?” Tanya Shuusei heran karena sudah tengah malam. 

Ia berjalan melewati Aoi untuk berganti pakaian.Mata Shuusei terkejut melihat meja penuh dengan makanan-makanan enak dan ada roti ulang tahun juga.



“ini.. kau membuat semua ini…?” Shuusei melihat semua makanan itu dengan wajah terkesima.
“iya..”
“bolehkah aku makan?”
“iya”

Mereka berdua lalu duduk didepan meja makan berdua..
“itadakimasu” Shuusei lalu menyantap makanan itu. ia selalu rakus klo makan makanan buatan Aoi.

“enak” ucap Shuusei menoleh pada Aoi yang ada disebelahnya. Shuusei terkejut saat melihat airmata menetes dari pelupuk mata Aoi.



“ada apa?” Tanya Shuusei menatapnya kkhawatir.
Aoi mengusap airmatanya tapi masih tak menjawab Shuusei.
“ apa?... apa kau ingin membicarakan sesuatu?” Tanya Shuusei.

Aoi menatap Shuusei berkaca-kaca“aku… aku hanya ingin  melihatmu tersenyum.”

“menyedihkan!” gerutu Shuusei tidak suka. Ia lalu mendorong tubuh Aoi sampai gadis itu terhimpit tubuh Shuusei dilantai.



‘apa yang kau lakukan?” kata Aoi ketakutan. Ia mencoba mendorong tubuh Shuusei sekuatnya tapi tak bisa. “hentikan! Aku tak mau melakukan ini!”

Shuusei mengunci kedua tangan Aoi yang terus mencoba mendorong tubuhnya itu.
“kau ingin aku tersenyum kan?” Shuusei lalumendekatkan wajahnya untuk mencium Aoi. Tapi Aoi menangis terus. Shuusei berhenti memperhatikan Aoi yang ketakutan itu.  ia lalu bangkit berdiri.



Shuusei lalu mengambil beberapa baju dan langsung memasukkannya k etas travel yang besar. Aoi terkejut melihat Shuusei berkemas-mas. Ia hanya diam, bingung apa yang harus dilakukannya. Bahkan sampai Shuusei berjalan ke arah pintu keluar , Aoi masih terdiam.
Tapi saat pintu kamarnya tertutup dan Shuusei sudah pergi, Aoi baru tersadar. “aku tak mau berakhir seperti ini”



Aoi pun bangkit berdiri dan mengejar Shuusei. Aoi terus berlari menerobos hujan yang turun sangat deras.  Badannya basah kuyup tapi Aoi masih belum bisa melihat bayangan Shuusei. Aoi mempercepat larinya sampai ia turun tangga dan  ia terjatuh.



Aoi segera bangun berdiri dan berlari lagi menuju jalan raya besar. Ia melihat Shuusei yang berjalan jauh didepannya.
“tunggu!” teriak Aoi kencang.

Shuusei mendengar suara Aoi meski ditengah suara hujan.Shuusei menghentikan langkahnya tanpa berbalik melihat Aoi.



“aku tak mau jadi seperti ini!” teriak Aoi sedih. Ia lalu berlari memeluk Shuusei dari belakang sambil menangis. Shuusei terkejut.
“suka.. aku menyukaimu!” isak Aoi masih terus memeluk Shuusei erat. “aku ingin bersamamu!” isaknya.

Perlahan Shuusei melepaskan tangan Aoi yang memeluknya. Ia lalu berbalik melihat  Aoi.
“aku.. aku tak bisa melakukan itu..” jawab Shuusei pelan. Aoi terus menatap wajah Shuusei.
“ini bukan berarti aku membencimu.. tapi untuk mencintai seseorang.. aku tak memahaminya… maaf.. meski ini singkat tapi semuanya menyenangkan. Aku senang bertemu denganmu” ucap Shuusei.
Shuusei lalu berbalik dan berjalan pergi.



“tidak.. aku mohon jangan pergi!” teriak Aoi.
“aku tak mau! Ini karena lukaku maka kaumenderita. ” teriak Shuusei “aku tak mau melihatmu lagi”
Aoi terdiam membeku memperhatikan Shuusei yang pergi.

Shuusei tau Aoi masih terdiam ditempatnya berdiri tadi. Ia berbalik dan melihat Aoi lagi.
“janji itu.. tanabata.. aku tak bisa menepatinya.. maaf” kata Shuusei, ia pun melanjutkan langkahnya lagi pergi dari Aoi.

Aoi terus melihat Shuusei yang berjalan meninggalkannya sampai menghilang di gelapan malam. Aoi masih menangis. Ia berbalik untuk pulang ke rumah dengan langkah gontai.






Yamaaki Kento aka Yamaken sebagai Shuusei Kugayama

MASA LALU  Shuusei:
Minna-san, mungkin masih pada bingung dengan masa lalu Shuusei yang tidak diceritakan dalam film ini. tapi bagi yang sudah membaca manga pasti tau trauma masa lalu Shuusei sampai ia tidak bisa jatuh cinta. 
Oke deh, aku ceritakan disini biar kalian tidak bingung ya.



Sebelum Shuusei berpacaran dengan Satsuki, Shuusei sudah punya cewek. Namanya aku lupa, gomen. Mereka adalah teman satu klub basket. Gadis itu gadis yang sangat pendiam dan ia tidak pintar memasukkan bola ke keranjang basket itu. gadis itu tidak pantang menyerah dan terus berlatih shooting. Shuusei mulai tergerak dan mengajarinya.

Lama kelamaan hubungan mereka menjadi dekat . suatu hari gadis itu ikut sebuah pertandingan dan berhasil memasukkan bola. Ia sangat senang tapi Shuusei tidak bersamanya. Ia buru-buru pulang setelah dari pertandingan itu. namun malangnya ia tertabrak sebuah mobil dan ia meninggal.  Ibu gadis itu memberikan sebuah surat pada Shuusei saat pemakamannya. Dalam suratnya, gadis itu mengatakan klo ia sangat mencintai Shuusei dan Shuusei adalah cinta pertamanya. Shuusei jadi sedih dan kehilangan gadis itu.

Beberapa waktu kemudian Shuusei bertemu dengan Satsuki yang sangat mencintainya. Shuusei yang masih tak bisa melupakan mantannya,menjadikan Satsuki sebagai alat untuk melupakan gadis itu tanpa sedikitpun mencintai Satsuki.

Satsuki lama-lama merasa lelah dengan Shuusei yang masih terus terkenang dengan mantannya. Ia lalu berselingkuh dengan  Souju, kakak Shuusei yang memberikan banyak perhatian padanya.
Shuusei merasa bersalah pada Satsuki yang terluka itu. apalagi Satsuki semakin terluka karena souju Cuma playboy yang bermulut manis.

Nah begitulah masa lalu Shuusei.... ja ne..bye bye..