Selasa, 14 Oktober 2014

Fukuoka Renai Hakusho 6 : Tsurikawa no Kyori (the distance of the strap)


Fukuoka Renai Hakusho 6 : Tsurikawa no Kyori
Jarak Tali pegangan (the distance of the strap)


Love Stories from Fukuoka adalah film tentang kisah cinta yang terjadi pada penduduk  dikota Fukuoka. Dibuat beberapa episode dengan cerita cinta yang berbeda-beda. Semua episodenya sangat aku suka dan wajib ditonton buat para pengemar cerita Cinta


Pemain Utama.


Hazuki Tsuchiya - Misaki



Hashiguchi Yuuki – Senpai


Seorang gadis kecil menatap ibunya dengan  penuh keheranan. Disekitar mereka bangku kereta  comuter yang mereka naiki masih banyak bangku kosong tapi ibunya memilih berdiri dengan berpegang tali pegangan tangan kereta.

“mama…” panggil gadis kecil pada ibunya.
Ibu muda itu menunduk menatap anaknya yang sedang memperhatikannya
“kenapa kamu tidak duduk?” Tanya gadis kecil itu.

Ibu muda itu jongkok didepan anak gadisnya itu “tak apa.. kita akan turun sebentar lagi” jawabnya tersenyum.
“tapi ada banyak tempat duduk yang kosong” kata gadis kecil itu lagi.
“tak apa.. ini adalah tempat yang paling mama suka” jawab ibunya dan berdiri meraih pegangan kereta dengan tersenyum cerah. Gadis kecil itu terus memperhatikan mamanya itu.



“dari SMA aku sudah terbiasa naik kereta ini untuk berpergian. Ini adalah salah satu kenangan berhargaku. Aku punya banyak kenangan rasa suka yang singkat saat naik kereta ini sampai tiba di sekolah”

10 tahun yang lalu

Kereta berhenti distasiun ishiyama, para penumpang dari Ishiyama mulai naik kedalam kereta. Mereka mencari lokasi untuk mereka duduki.  Tapi ada pelajar cowok SMA yang lebih memilih berdiri dengan memegang tali pegangan nomer 6 dari depan kereta.
Tak jauh dari tempatnya berdiri, diam-diam seorang gadis, misaki,  diam-diam memperhatikan cowok itu.
‘aku adalah seorang siswa baru di SMA. Meski jamannya sekarang “gadis karnivora” tapi aku dulu adalah gadis herbivora”.

Aku nggak gitu ngerti ungkapan jepang itu.. hehhe.. gomen.



Gadis itu terus memperhatikan cowok yang berdiri itu dari balik buku yang dibacanya.
“Dia memakai seragam sekolah kami. Dia mungkin seorang senai disekolahku. Aku ingin tau kenapa dia setiap hari tak pernah duduk. Padahal ada banyak tempat duduk kosong tersedia.”
Cowok itu mungkin merasa ada orang yang memperhatikannya jadi ia menoleh kea rah misaki itu.
“oh tidak! Aku mungkin telah menatapnya terlalu lama. Dia melihatku.. aku harus tenang” Batin misaki dan buru-buru menutup wajahnya dengan buku yang dipegangnya.
Tapi sebentar kemudian ia melirik lagi cowok itu dari balik bukunya.
“ahh.. aku tak bisa!” teriakk suara batinnya. Ia jadi gugup tapi terus mencuri pandang coowok itu.


 DiSMA.
Misaki berjalan pulang bersama sahabatnya. mereka berjalan dipinggir lapangan sekolah. Disana banyak senior yang sedang melakukan aktifitas olahraga.

“aku lapar, kita mau makan apa?” temannya bertanya
“bagaimana klo kue?” jawabnya
“ya sepertinya enak” sahut temannya.

Saat ia melirik ke tengah lapangan. Ia melihat cowok yang dijumpainya dikereta sedang lari ditengah lapangan “ahhh… bukankah itu cowok yang dikereta?” gumamnya terus memperhatikan cowok itu “ahh itu benar dia”

“misaki ada apa? Cepatlah ayo kita pulang” ajak temannya yang melihat misaki berhenti melangkah.
‘iya” sahut misaki.

Seorang guru olahraga berteriak agak senior berkumpul didepannya. Seperti yang sudah diduga misaki cowok itu adalah senpai di SMAnya.
“misaki kau suka seseorang di tim atletik?” Tanya sahabatnya yang melihat misaki terus memperhatikan lapangan olahraga.

“tidak.. tidak begitu.. ada  cowok yang aku liat dikereta setiap pagi dan aku sedikit tertarik padanya’ jawab misaki malu-malu.

“benarkah? Klo begitu kamu sedang jatuh cinta” seru temannya bersemangat. “siapa? Yang mana orangnya?” temannya itu memperhatikan rombongan senpai yang ada ditengah lapangan.

Misaki jadi malu klo ketauan, jadi ia menarik tangannya temannya itu “ayo kita pergi”
“kenapa tidak kamu katakan padaku?” teriak temannya yang masih penasaran itu.


Libur musim panas akhirnya tiba. Misaki tidak punya acara apapun bersama teman-temannya. Ia hanya pergi ke perpustakaan untuk belajar.\
“libur musim panas sudah hampir berakhir tapi aku tidak sempat mencintai seseorang” gumam sahabatnya sedih.

“aku sangat merindukan senpai dilibur musim panas ini” kata misaki sedih
“oh maksudmu senpai yang ditim atletik itu? lalu kenapa kau tak nyatakan saja perasaanmu padanya setelah libur musim panas ini?”

Misaki menggelengkan kepalanya dengan cepat “tidak mungkin! Aku tak bisa”
“klo kamu tidak bergerak maka tidak akan ada perubahan.”

“aku tau itu.. tapi aku tidak tau apa yang harus aku lakukan” sahut misaki sedih
Temannya itu berpikir dan tersenyum “ itu mudah.. dia selalu berdiri ditempat yang sama dikereta kan? Aku punya ide” temannya itu lalu menggambar situasi kereta dan tali pegangan kereta.

“disini senpai kan.. kenapa kau tidak berdiri disini?”
“tidak aku tak bisa..” tolak misaki
“kamu harus mencobanya.klo tidak tak aka nada perubahan!” Teriak temannya dan membuat seisi perpustakaan mendengarnya dan terlihat terganggu. Mereka lalu memelankan suara mereka.


Misaki pergi berangkat sekolah setelah sekian lama liburan musim panas. Ia memilih berdiri padahal kursi masih banyak yang kosong. Ia berdiri dengan wajah berseri-seri.

Libur musim panas berakhir. Semester 2 berakhir. Aku menuruti saran temanku dan aku memutuskan untu berdiri lebih dekat dengan senpai dikereta.  Senpai selalu menggunakan tali pegangan yang sama. Aku ada disini yang berjarak 5 tali dari tempat senpai berdiri dikereta. Rencana ini mungkin akan berhasil. Dia mungkin akan memperhatikanku” Kata hati misaki.

Kereta berhenti distasiun Nishiyama. Tempat biasanya senpainya naik kereta. Benar saja senpainya itu satu-satu penumpang yang naik dari Nishiyama.

“yoshh! Itu dia, ditempat yang sama!” batin misaki gugup.

Senpainya itu berdiri dengan berpegangan tali nomer 6 dari depan dan misaki memakai tali pegangan nomer 12. Jadi jarak mereka hanya  5 tali pegangan.

“berdiri seperti ini menunggu senpai menghampiriku, aku seperti laba laba betina  yang menantikan mangsanya! Ahhhh aku sangat dekat dengannya” batin misaki berkecamuk anatara gugup, panic, dan senang bisa berdiri dekat dengan senpainya itu.

“aku tak bisa santai menatapnya.. dia akan tau klo aku melihatnya dari sini.” misaki mencoba melirik senpainya tapi ia takut klo ketauan.

“Sekarang aku sedekat ini dengannya. Aku tak ingin melihatnya dari jauh lagi” misaki akhirya memberanikan diri melirik senainya. Tepat saat itu senpainya juga menoleh ke arahnya.

Misaki terkejut dan langsung menunduk “eihhh.. mata kami bertemu kan.. aku hamir tak percaya!” batin misaki senang.



Waktu berlalu dengan cepat tanpa misaki bisa mendapatkan senpainya. Ia sudah naik kelas 2.

Tahun pertama sekolah berlalu dengan cepat dan sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal  pada para senpai. Upacara kelulusan diadakan. Aku tidak akan bertemu senpai lagi dikereta mulai skarang.” Misaki menatap papan pengumuman upacara kelulusan kakak kelasnya dengan sedih. Sahabatnya mencoba menghibur misaki.
“senpai yang disukai misaki lulus hari ini ya..”
“iya” sahut miskai lemah.
“hari ini adalah kesempatan terakhir untuk mengatakan perasaanmu kepadaya.”
“tidak bisa.. sepertinya aku atah hati bahkan aku tanpa sempat mengungkapkannya” misaki lalu menangis didepan sahabatnya yang langsung memeluknya.
“akhirnya aku tidak menyatakan perasaanku padanya atau bahkan bicara dengannya dan senpai telah lulus.



Misaki memasuki tahun ajaran baru. Ia sekarang kelas 2 SMA. Misaki naik kereta dijam yang sama seperti biasanya.

“tahun ajaran baru telah dimulai. Aku sekarang murid SMA kelas 2.  Dan juga seperti biasa aku naik kereta yang sama pada jam yang sama. Senpai sudah lulus, kami tidak naik kereta yang sama lagi. “

Misaki memperhatikan tali pegangan nomer 6 yang bias any dipegang senpainya itu. ia lalu memeganginya.
“dengan memegang tali pegangan yang sama yang biasanya senpai pegang, serasa seolah-olah aku terhubung dengan senpai! Aku telah memutuskan sejak hari ini pegangan ini akan diambil alih olehku. “



Misaki tak bisa melupakan senpainya. Ia sering pergi ke lapangan sekolah sendirian dan menatap siswa-siswa yang sedang latihan. Temannya menatap keadaan misaki itu dengan sedih.



Beberapa bulan kemudian.
“AHHHH SIALLLL AKU TELAT” teriak misaki buru-buru mandi dan bersiap-siap. Kakaknya sedang berdandan didepan cermin dan langsung disuruh nya minggir.
“kak bisakah kamu minggir.. aku ketiduran.. aku akan terlambat!” teriak misaki dengan paniknya.”

‘apa yang kamu lakukan aku blom selesai” tolak kakaknya sambil terus mencatok rambutnya.
Misaki menarik catok rambut itu untuk dipakainya “tak apalah.. cepat berikan padaku”
“jangan mengambilnya!”

Mereka berebut catok rambut itu.



Misaki berlari ke stasiun dekat rumahnya tapi ia terlambat kereta sudah berlalu.
Misaki lalu menunggu kereta selanjutnya.

“pada hari ini karena aku ketiduran aku mendapatkan kereta lebih lambat dari biasanya. “

Misaki seperti  janjinya, ia berdiri dengan memegang tali no 6 dengan bahagianya karena ia merasa terhubung dengan senpainya saat ia memegang tali itu. kereta berjalan mendekati stasiun nishiyama.



Misaki memperhatikan para penumpang stasiun nishiyama satu persatu.
“eihhhh.. bukankah orang itu mirip senpai?” Misaki terkejut saat melihat sosok mirip senpainya sedang berdiri menunggu kereta.

Misaki terus memperhatikan cook itu dan jadi yakin “seperti.. sepertinya itu senpai” teriak hati misaki.


Senpainya itu naik kereta yang dinaikinya juga. Misaki panic “ahhhh ya Tuhannn.. apa ini nyata? Apa yang harus aku lakukan? Aku menempati tempat favorit senpai berdiri.”
Misaki bingung sendiri. Senpai berjalan melewatinya dan berdiri memegang tali pegangan nomer 12 yang biasa Misaki pegang sebelumnya.

“astaga. Dimana dia berdiri adalah tempat yang biasanya menjadi tempatku berdiri.  Ohhhh senpai dan aku bertukar tempat! Ah bodoh.. bodohnya aku! Sekarang jadinya seperti ini.. harusnya aku pindah tanpa kentara dan memberi tempatnya kembali? Belum lagi senpai dalam pakaian biasa juga terlihat sangat tampan.”

Misaki mencoba melirik senpai yang berdiri didekatnya itu.

“pada saat ini aku tidak hanya gembira melihat senpai setelah tidak melihat dia beberapa waktu ini, tetapi aku juga merasa bersalah dan merasa tidak enak mengambil tempat dia dikereta tanpa seijinnya.”



Sampai disekolah misaki bercerita pada sahabatnya klo karena keterlambatnya datang sekolah ia bisa bertemu senpai di kereta. Ia merasa Tuhan sudah memberikan kesempatan padanya. Ia berjanji klo ia akan berbicara dengan senpainya itu dilain waktu.


Misaki sekarang memiih jam keretanya dimundurkan dari jam yang biasanya. Ia berharap bisa bertemu dengan senpainya lagi. Saat kereta mendekati stasiun Nishiyama, Misaki jadi gugup dan memperhatikan para penumpang yang naik.

Misaki tidak berani memakai tali pegangan no 6 milik senpainya. Ia memilih kembali  ke tali pegangannya yang no 12.

“ohhh.. aku harus pindah tempat lebih dekat jadi aku akan lebih mudah mendekatinya” batin misaki.

Tuinggggg.. misaki melompat ke tali pegangan nomer 11. “tapi apa yang harus aku katakana padanya? Hmmmm… ketika tiba saatnya, jadi sangat menegangkan sampai ke saraf.. aku sangat gugup!”



Sampai distasiun nishiyama para penumpang mulai naik ke dalam kereta. Dan benar saja, senpainya nampai naik ke dalam kereta juga. Melihat tali pegangan yang no 6 kosong, senpai langsung berpegangan dengan tali pegangan itu.

Tiba tiba.. tuingggg.. senpai memegang tali pegangan no 7 jadi jarak mereka jadi tambah dekat.

“astaga, apa ini? mungkinkah senpai berpindah satu tempat untuk lebih mendekatiku juga?” batin misaki senang. “selagi berdiri pada saat ini, senpai dan aku hanya berjarak 3 pegangan tangan satu sama lain… ahhhhhhhhhhh.. senpai berdiri sangat dekat denganku! Sulit untuk memulai percakapan dengannya setelah maju ke tehap ini begitu cepat. Aku yakin peringkat horoskopku untuk hari ini adalah #1.”



Sampai stasiun perhentian Misaki. Ia melangkah dengan lemas karena masih belum bisa mengajak senpainya bicara. Sampai diluar kereta misaki terus memperhatikan kedalam kereta, ke senpainya.

Ternyata didalam senpai juga sedang memperhatikannya. Misaki terkejut, ia memperhatikan samping kanan, kiri belakangnya siapa tau senpainya memperhatikan orang lain. Ternyata tidak ada orang lain , hanya ada dia. Misaku tersenyum senang “ya Tuhan… kenapa aku jadi gila.. ini sangat memalukan..”


Kereta yang dinaiki senpainya itu pun berlalu. Misaki terus mengikuti kereta yang masih berjalan lambat itu.
“senpai pergi .. ini seperti sebuah adegan drama..”
Kereta berjalan semakin cepat “jangan pergi! Tunggu! Keretaku membawa satu-satunya pangeranku.”


2 hari kemudian.
“hari ini adalah hari tantangan untuk semua atau tidak sama sekali. Mari pindah satu tempat yang lebih dekat dengan senpai.”
Tuinggg.. pegangan tangan misaki berganti ke nomer 10 “ahhhh dewi cinta tolong beri aku keberanian.”

Kereta berhenti di Nishiyama. Senpai naik kedalam kereta. Namun betapa shocknya Misaki saat senpainya berdiri dengan memegang pegangan tangan nomer 9. Mereka sekarang benar-benar bersebelahan!

“astaga senpai berdiri disebelahku begitu tiba-tiba… akhinrya jarak pegangan tangan dianatara kami nol! Ini melanggar aturan kan? Dengan kata lain, inilah yang kamu sebut campur tangan kecil cupit itu. dari luar aku yakin semua orang berpikir kami terlihat seperti sepasang kekasih”  batin misaki gugup dan bahagia.



“OHAYOU..” sapa senpai.
Misaki terkejut “heihhhhh? Apa ini bukan kesalahan? Dia berbicara padaku kan?”
“ohayou senpai..” jawab misaki setelah bergulat dengan perasaan gugupnya.
Senpai tersenyum manis padanya  “aku sudah lulus jadi aku bukan senpaimu lagi”
“ah benar! Tapi karena kamu seorang lulusan sekolah kami, kamu akan selalu menjadi senpai.”

Senpai tertawa lebar “itu benar, senang melihat setelah sekian lama”
“iya .. senpai kamu telah mengubah jam naik kereta appimu kan”
“iya.. aku bekerja disebuah perusahaan bernama Level Five di Fukuoka. Itulah sebabnya aku naik kereta dijam segini. “

“oh itu ssebabnya!” sahut misaki antusias mendengarkan dan menatap senpainya itu lama-lama dengan senyum bahagia yang tak lepas dari bibir misaki.

“aku akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara dengan senpai tapi waktu yang tersedia buat kami hanya singkat.”


Kereta mendekati stasiun iimake tempat misaki turun. “ Hahh.. kita sudah sampai stasiun. Memang benar bahwa saat-saat bahagia terasa berlalu dalam sekejap. “’

Misaki berjalan dengan lemas meninggalkan senpainya. Namun senpainya itu mengantarnya sampai pintu “hati-hati dijalan.. semangat belajar”
Misaki tersenyum dan membungkuk “iya senpai juga hati-hati dijalan ya”’

Misakipun turun dari kereta dan memperhatikan kereta yang membawa pangerannya itu pergi
“aku tak ingin melewatkan kesempatan ini lagi”


Malam hari nya
Misaki mendorong kakaknya agar cepat masuk ke dalam kamarnya. Ia bertanya tempat yang romantic yang biasa dikunjungi orang berpacaran. Kakaknya lalu membantu mencarikannya diinternet. Dari beberapa orang mengusulkan klo pemandangan malam dari gunung sarakura akan menjadi yang terbaik.



Keesokkan harinya dikereta.
Misaki dan senpai berdiri bersisian dikereta. Misaki gugup untuk memulai pembicaraan. ia sering curi-curi pandang senpainya.

“senpai?”
“hm?” senpai menoleh dan menatap misaki.
“apa kamu pernah ke gunung sarakura?” Tanya misaki

“iya tentu”
“aku dengar kita bisa melihat pemandangan malam yang sangat indah dari sana.”kata misaki

‘itu benar.. itu adalah pemandangan malam yang paling indah di utara Kyushu. “ sahut senpai.

“ahh kedengarnya bagus.. aku benar-benar ingin pergi ke sana. Aku belum pernah kesana” ucap misaki berharap. “aku tak ingin pergi dengan teman-temanku karena aka nada banyak pasangan. “ lanjut misaki memberikan ‘kode ajakan’ dan menatap senpainya.


Senpai tersenyum sebelum menjawabnya “berbicara tentang itu sudah lama aku belum ke gunung sarakura. Apa kau mau pergi kesana dengannku?”
Misaki tersenyum lebar kode ajakannya tertangkap senpai  “IYA TENTU SAJA!” sahutnya dengan tegas.


Mereka berdua akhirnya pergi ke gunung sarakura pada malam hari. Ternyata benar tempat itu adalah tempat favorit buat pacaran, banyak sekali pasangan remaja yang juga pergi kesana. Dari lokasi itu mereka bisa melihat pemandangan kota yang terlihat penuh lampu-lampu.

“wah cantiknya” seru kagum misaki
“dimusim panas, space world yang ada disana itu terlihat luar biasa indah.”

‘saat aku melihat wilayah utara Kyushu dari sini tampak seperti ilusi ya. “ucap misaki.
“yak au benar.. aku sangat suka pemandangan dari sini. “ sahut senpai yang memperhatikan pemadangan kota.


Misaki terdiam menatap wajah tampan senpainya itu. “apakah kamu punya kenangan dengan pacarmu disini?”

Senpai tersenyum “aku tak punya hal seperti itu. baru pertama kali ini aku kesini bersama seorang gadis. “

Misaki gugup dan memberanikan diri bertanya “lalu adakah seseorang yang kamu sukai?”
“seseorang yang aku sukai? Hmm aku tidak punya pacar tapi aku mungkin tertarik dengan seseorang sekarang.. atau bisa saja tidak..” jawab senpai ragu.

“apa orang ini menyukaimu senpai?” Tanya Misaki mulai gelisah.
“aku tidak yakin.. tapi mungkin orang ini juga memikirkanku.”
“oh begitu ya” desah misaki kecewa.


Misaki melirik senpainya lagi. Ia ragu untuk mengatakan sesuatu pada senpai.
“senpai?”

Senpai berbalik dan menatap misaki.
Misaki bicara dengan grogi “aku.. aku sejak pertama kali melihatmu dikereta, aku sudah tertarik padamu.senpai tolong……”

‘tunggu sebentar” cegah senpai.“biar aku lanjutkan.. aku tertarik padamu, konno-san. Saat kita semakin dekat dikereta entah kenapa aku merasa senang. Klo tidak apa-apa denganmu, maukah kau berpacaran denganku?”

Misaki terkejut dan menatap senpainya tak percaya. Saat misaki melihat kesungguhan diwajah senpainya, ia langsung tersenyum lebar dan menjawab dengan penuh bahagia “IYA”


Mereka lalu melanjutkan menatap pemandangan kota dari atas gunung sarakura. Perlahan tangan senpai menggenggam erat tangan misaki. Keduanya saling menatap dengan penuh bahagia.


10 tahun kemudian

 “ayah dan ibu mengapa kalian tidak perna duduk dikursi kereta padahal banyak kursi kosong?” Tanya anak misaki penasaran pada ayah dan ibunya.

Lalu Ayahnya yang berdiri memegang tali pegangan no 12 berjalan perlahan mendekati mereka. Misaki tersenyum pada suaminya itu.  Senpai (beneran gak tau namanya.. wkwkkw..) lalu berjongkok agar bisa menatap anaknya.


“karena tali ini maka ayah dan ibu saling bertemu. Jadi ini adalah tempat yang sungguh penting. Jadi akan sia-sia klo duduk disini.” Kata senpai menjelaskan.

Anak kecil itu mengangguk mengerti. Ayah dan ibunya saling menatap dengan penuh cinta.


“sejak pertemuan kami ditahun pertamaku di SMA, aku, bahkan sampai sekarang jatuh cinta pada senpai. Dan juga mulai sekarang.. sampai selama-lamanya. “



*** TAMAT ***



5 komentar:

  1. kyaaaa..keren
    buat sinopsis movie jepang lagi dong kaka

    BalasHapus
  2. sederhana tapi mempesona.. :D
    cuman aku masih bingung knapa si senpai awalnya selalu berdiri di pegangan no. 6..
    gak ada penjelasannya ya kk.. penasaran. hehe. :)

    BalasHapus
  3. Mmg ceritanya simple tp menyentuh.. bakal ada kelanjutannya tp dgn judul, cerita, pemain yg beda. thanks commentnya semuanya..

    BalasHapus
  4. Menyentuh bgt critanya...
    I love it...

    BalasHapus
  5. kerennn..banget ceritanya..
    Singkat tapi menghanyutkan.. :)

    BalasHapus