Selasa, 14 Oktober 2014

Fukuoka Renai Hakusho 6 : Hanabi no Kakehashi (the Bridge of Fireworks)


Fukuoka Renai Hakusho 6 : Hanabi no Kakehashi (the Bridge of Fireworks)
 Jembatan kembang api


Pemain Utama:
Mariko Shinoda (AKB48) – Kumiko




Suara letusan kembang api  bergemuruh di kota. Seisi kota melihat festival kembang api bersama keluarga, teman atau kekasih mereka.

Seorang gadis duduk bersama ayahnya memperhatikan kembang api dengan girangnya. Ia melihat sepasang muda-mudi yang nampak mesra berjalan bersama. Ayah gadis itu menepuk nepuk bahunya, dan membuat gadis itu menoleh memperhatikannya. Ayah memberikan senyuman kasih sayang pada anak gadisnya itu.

“pada saat itu aku membuat keputusan. Bahwa orang yang akan menonton festival kembang api denganku akan menjadi orang yang ditakdirkan untukku. “


Kumiko gadis kecil itu sekarang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa. Saat Ia berjalan tiba-tiba ia mendengar telponnya berbunyi. Ia melihat nama penelpon yang ternyata ibunya.
“halo..”sapa kumiko

“kumiko…” ucap ibunya gemetar. Kumiko jadi kuatir “ada apa?”
“ ayahmu…” suara ibunya masih gemetar  ‘… mereka bilang dia sakit kanker. “

Kumiko terkejut mendengarnya. Ia buru-buru pergi ke rumah sakit. 


Sepanjang jalan ia mencoba untu menenangkan dirinya sebelum ia masuk ke kamar ayahnya. Sebenarnya ia takut melihat kondisi ayahnya. Tapi ia memberanikan dirinya setelah ia menghela nafasnya.

Kumiko masuk dan melihat ibunya duduk disebelah tempat tidur ayahnya. Kumiko menatap ayahnya penuh kekuatiran. Ayahnya tersenyum lembut pada kumiko.

“sudah lama tak bertemu” kata ayahnya.
“iya benar’


Kumiko menunggu ayahnya dirumah sakit sampai jam berkunjung habis. Seorang dokter dan suster datang untu memeriksa ayahnya. Sebelum pergi suster mengingatkan Kumiko dan ibunya klo jam berkunjung sudah habis.

“baiklah aku akan pulang. Aku akan datang menjengukmu lagi’ janji Kumiko pada ayahnya. Tanpa menunggu jawaban dari ayahnya, kumiko berjalan meninggalkan ayahnya dan ibunya.

Tapi saat kumiko sampai didepan pintu tiba-tiba ayahnya berkata “ lain kali bawa pacarmu” seru ayahnya

Kumiko terkejut dan menoleh “apa yang kamu katakan ayah?”
‘kamu akan membawa pacarmu kan?” Tanya ayahnya tegas dan serius.

“bahkan jika kau mengatakan hal ini.. aku tak bisa mendapatkan pacar secepat itu!” tolak kumiko karena ia belum punya pacar jadi susah klo besok harus datang membawa pacar.
“tolong.. bawalah ia bersamamu” paksa ayahnya.
Kumiko tertunduk lemas.,


Sampai di apartemennya, kumiko memikirkan permintaan ayahnya. Kumiko mendengar ada sms masuk di HPnya. Ia segera membuka sms dari temannya itu.

“ada kencan kelompok pada hari jumat. Kamu mau datang? Ini kesempatanmu akhirnya bisa mendapatkan pacarkan?”

Setelah memikirkannya kumiko baru menjawab sms itu “maaf aku sibuk dengan pekerjaan dan tidak bisa pulang”

Stelah menjawab sms itu kumiko  memikirkan ayahnya lagi. Ia melihat album foto masa kecil dirak buku. Kumiko mengambil dan membuka satu persatu foto masa kecilnya. Ia tersenyum melihat betapa manjanya dia bersama ayahnya. Dan ayahnya juga terlihat begitu sayang padanya.


Kumiko dan ibu dipanggil untuk menemui dokter khusus yang merawat ayahnya. Dokter memberitahu keduanya klo sisa waktu yang dipunyai ayahnya hanya 2 bulan saja. Kumiko dan ibunya shock. Ibu tak bisa menahan dirinya. Tangisnya pecah didepan dokter dan kumiko.
Kumiko berusaha menegarkan hatinya. Ia melihat ibunya begitu terpukul. Iapun merangkul ibunya.



Saat mereka kembali ke kamar inap ayah kumiko, keduanya berusaha untuk tegar dan tidak memperlihatkan kesedihan mereka didepan ayah.

“ayah apa kamu kedinginan?” Tanya kumiko tersenyum penuh perhatian.
“aku tak punya waktu yang lama lagi.” Kata ayahnya

“ahh. Apa yang kamu bicarakan?”  sahut kumiko sambil menutupi tubuh ayahnya dengan selimut. “klo ayah berusaha keras dan terus dioperasi, ayah akan segera sembuh.”

“ayah menatap langit diluar jendela kamar “aku ingin berjalan di jalan perawan (lorong pernikahan) denganmu” gumam ayah pelan.
Kumiko terdiam.

Ibu yang sedari tadi menghindar menatap ayah sgera keluar kamar akan ia sudah tak bisa menahan kesedihannya lagi didepan suaminya itu.


Kumiko akhirnya memutuskan untuk ikut Goukon di hotel Suikoyen. 3 gadis termasuk kumiko sudah berdandan cantik dan duduk menunggu para pria datang.

Teman kumiko masih tak percaya kumiko akhirnya ikut goukon “angin perubahan tampaknya telah memperngaruhimu. “
“iya sedikit” sahut kumiko malu.
Temannya ikut tersenyum.


‘maaf sudah membuat kalian menunggu” ucap seorang pria mendekati meja mereka. Ia datang bersama seorang pria lainnya.

“halo, aku shuuji kanna” ucap pria itu memperkenalkan dirinya. Seorang pria lagi juga mendekati meja mereka dan tersenyum manis.

Mereka berdua duduk berhadapan dengan kdua teman kumiko. Sementara kursi didepan kumiko masih kosong karena yang datang hanya 2 pria saja.

‘kanno-san punya bisnis restoran di fukuoka.” Kata teman kumiko promo.

Kumiko hanya diam mendengarkan. Sementara gadis lainnya langsung tersenyum senang “bukankah itu luar biasa? Jadi kamu adalah manajer?”

Kanno-san tersenyum bangga “ yah aku secara teknis direktur tapi dari sebuah perusahaan kecil di tenjin” pamernya.


Kanno-san tiba-tiba teringat sesuatu “oh iya! Ada satu lagi pendatang baru hari ini. “
Seorang pria muda menghampiri meja mereka dengan tersenyum cerah. Kanno-san langsung mengenali pria muda itu “kamu terlambat Tsuda!”

Pria muda itu tersenyum “ maaf” ucapnya lalu duduk dikursi yang berhadapan dengan kumiko

Tsuda-san lalu mengangguk pada kumiko dan disambut anggukkan juga dari kumiko.


Kedua teman kumiko sudah mulai akrab dengan kanno-san dan pria satunya. Sementara itu kumiko dan tsuda malah sibuk menikmati hidangan yang disajikan diatas meja.

Tsuda terlihat santai dan terus menyantap makanannya. Kumiko tak jauh beda terus menyuapi mulutnya dengan berbagai makanan dengan santai. Saking asyiknya makan mereka malah terkesan kelaparan.. hehhe..


Kumiko tiba-tiba menatap tsuda san yang ada didepannya. Dimeja itu hanya mereka berdua yang terdiam tanpa bicara.

Kumiko lalu memulai pembicaraan “aku dengar kamu pegawai baru, apa umurmu 22? Atau 23?”
“aku 22 tahun” sahut tsuda.
“22 tahun ya?” ucap kumiko  Berarti jarak umur mereka 3 tahun. ‘sangat muda” gumam pelan  kumiko kecewa. 
Ternyata tsuda mendengar gumaman kumiko tadi. Ia terbengong tapi tetap diam dan melanjutkan makannya.


Kedua pasang teman mereka masih asyik ngobrol bersama disamping kumiko dan tsuda.
Kumiko melihat sebuh makanan (kayak agar-agar bening dn sayuran?) ia lalu mengambil dengan garpu dan pisau makannya. 

Tapi karena lembek seperti agar-agar saat diangkat makanan itu jatuh dimeja. Kumiko terkejut. Ia melirik teman-temannya, ia malu klo sampai teman-temannya tau, entar dikira ia tak tau table manner.  Kumiko terdiam antara mau ambil makanan yang terjatuh itu atau tidak. Padahal teman-temannya memang sedang tidak memperhatikannya.


Tsuda yang melihat kumiko yang kebingungan itu segera berinisiatif. Tanpa ragu dan mau, tsuda mengambil makanan itu dengan tangannya dan langsung memasukkan ke dalam mulutnya.
Kumiko menatap tsuda tak percaya.

Merasa diperhatikan oleh kumiko, tsuda tersenyum “maaf aku memakannya.”
Kumiko tersenyum penuh terima kasih “arigatou” ucap kumiko tulus.
Kumiko tersenyum manis pada tsuda dan membuat tsuda tersenyum terus menatap kumiko.




Kumiko baru masuk ke dalam apartemennya saat temannya menghubunginya.
“eihhh..? apa kau yakin dia tidak salah mengira aku seperti tipe gadis yang feminism? Aku 3 tahun lebih tua darinya. “ Tanya kumiko

“tidak.. sudah pasti kamu” sahut temannya tertawa “dia menyebutkan klo orangnya yang makan banyak. (hhihihihi…..) jangan mencoba untuk mnghindarinya danpergi saja makan bersamanya. Dia memang bukan tipe kumi, tapi dia adalah pria yang baik. Aku akan memberinya nomermu. Dah!”  ucap teman kumiko dan langsung menutup telponnya tanpa meminta jawban dari kumiko.

Kumiko terkejut telponnya ditutup begitu saja.


Tsuda diberitahu nomer kumiko dan beberapa waktu kemudian menghubungi kumiko. “terima kasih untuk waktu itu.” ucap kumiko.
“ya.? waktu itu?” sahut tsuda lupa kejadian di oukon itu.
“terrine itu?” sahut kumiko. Tsuda tidak tau klo nama makanan yang jatuh kemarin itu Terrine.
“terrine?”
“benda yang aku jatuhkan diatas meja. “ kata kumiko mengingatkan.
“ohhh! Iya sama-sama. Aku tidak tau itu namanya. Kukira kamu mengacu pada beberapa penyanyi asing. “ sahut tsuda tersenyum.

Kumiko di apartemen juga ikut tersenyum mendengarnya.
“mmmmm… jika tidak berkeberatan, maukah kamu makan malam bersamaku lagi? Meski Terrine itu sedikit berlebihan..” ajak tsudaa
Kumiko tersenyum “baik, mari makan sesuatu yang lain daripada terrine”


Kumiko menunggu kedatangan tsuda ditaman kota. Tsuda datang naik mobil merah dan berhenti dipinggir jalan. Kumiko segera berjalan mendekati tsuda yang keluar dari mobilnya.
“maaf aku sudah membuatmu menunggu” ucap tsuda

“tidak.. aku datang lebih aawal. Terima kasih sudah datang jauh-jauh dari fukuoka ke Kurume. “ sahut kumiko.
Keduanya saling menatap dan tersenyum.


 Mereka lalu pergi ke warung ramen biasa. Tsuda menyeruput mienya dengan keras “lezat…” ucap tsuda

“benarkan? Ramen ditempat ini adalah yang terbaik di Kurume!” promo Kumiko.


Kumiko lalu mengajak tsuda berkeliling kota. Kumiko mengajak tsuda pergi ke sebuah kuil. Ia menjelaskan klo setiap tanggal 5 agustus, mereka memiliki festival kembang api didepan kuuil suitengu.

“oh jadi disinilah tempat festival kembang api chikugogawa di adakan. “ ucap tsuda. Mereka lalu berjalan menuruni tangga kuil.
“apa kamu pergi setiap tahun?” Tanya tsuda.

“sejak aku mulai kerja aku belum pernah lagi” sahut kumiko. Aku hanya menikmati suara saat aku bekerja. “

“kedengarnya menyedihkan” canda tsuda. “apa kau pernah pergi bersama pacarmu?”

“ketika aku masih mahasiswa, aku berencana untuk pergi, tapi kemudian tiba-tiba aku harus pergi ke upacara peringatan. Sepertinya aku tidak punya keberuntungan dengan festival kembang api. Satu-satunya pria yang pernah pergi bersamaku adalah ayahku..’

Tiba-tiba raut wajah kumiko terlihat sedih. Kumiko berusaha tidak mengingatnya “kembang api sangat indah ya.. ledakan besar dan menyebar dengan suara ‘BAMM!”
Tsuda terus memperhatikan kumiko .


Kumiko dan ibunya dipanggil dokter lagi. “saya sedang berpikir untuk meningkatkan jumlah obat antikanker. Beban fisik akan meningkat juga.” Kata dokter menjelaskan pada mereka.
Kumiko melihat ibunya tidak bisa brkata apa-apa.


Kumiko sangat sedih dengan kondisi ayahnya. Ia terus melamun Saat ia ‘memasak’ air panas sampai nada nyaring bunyi air mendidih mengagetkannya.
Kumiko lalu mengambil Hpnya dan menekan sebuah nama orang. Ia terduduk di lantai dapur apartemennya.

“halo” sapa suara tsuda diujung telpon sana.
‘halo..” sapa kumiko pelan.
“ada apa? Kamu terdengar tidak bahagia” Tanya tsuda.

“ini memang agak seidkit mendadak. Tapi bisakah kita bertemu malam ini?’ ajak kumiko
‘malam ini?” Tanya tsuda bingung.
“iya”

“ahh.. aku ada rapat hari ini.. jadi saat aku tiba di Kurume nanti sudah sangat larut malam” tsuda tidak tega menolak ajakan kumiko
“kapanpun waktunya tidak masalah… aku sangat ingin bertemu denganmu” ucap kumiko sedih.


Akhirnya tsuda pergi menemui kumiko di Kurume.  Malam sudah sangat larut. Tsuda terus menemani kumiko yang terlihat sangat sedih itu. ia menunggu sampai kumiko bercerita padanya.

“ayahku.. terkena kanker. Aku meninggalkan rumah setelah lulus kuliah dan tinggal sendiri. Aku tidak yakin ketika mulai tapi sebelum aku menyadarinya semua menjadi sulit untuk sekedar berbicara dengan ayahku.  Meskipun aku tinggal dekat dengan mereka, aku tidak pernah pulang ke rumah. “ ucap kumiko sedih. 

Tsuda masih diam mendengarkannya.

“aku pergi menemuinya setelah mendengar tentang kanker yang dideritanya. Aku akan perempuan terburuk kan? Bagaimana jika ia meninggal sebelum aku menjadi anak yang baik untuknya.” Kumiko sedih hampir menangis.

Tsuda mendekati Kumiko dan tersenyum bersahabat.
Jika kau mau kamu bisa menceritakan apapun padaku. Aku tidak bisa melakukan apapun  selain mendengarkan. “kata tsuda


Kondisi ayah kumiko tambah parah setelah operasi. Ibu dan kumiko menunggu disampingnya.
“aku berharap sesuatu akan menghiburnya.” Kata ibu sedih.
Kumiko merasa klo satu-satunya yang bisa membuat ayahnya bahagia adalah melihat ia datang bersama pacarnya.


Kumiko mengajak Tsuda bertemu. Mereka berbicara didalam mobil tsuda yang mengantarnya pulang.
Kumiko hanya terdiam saja didalam mobil. Tsuda jadi bingung dan kuatir.
‘kamu terlihat sedih hari ini. “ kata tsuuda.

Kumiko baru tersadar maksud nya mengajak tsuda bertemu “anoo…”
“ya?”

Kumiko ragu “ah lupakan saja” ucapnya tersenyum dengan ragu.”terima kasih sudah mengantarku pulang.” Lanjut kumiko sambil melepas seat beltnya dan buru-buru akan keluar dari mobil.


Tsuda tau klo kurumi sebenarnya ingin mengatakan sesuatu padanya. Tsuda lalu menyentuh bahu kumiko.
“bukankah aku memintamu untuk menceritakan apa saja padaku?”

Kumiko terdiam dan duduk lagi dikursinya. Ia menutup pintu mobil tsuda dan menatap lurus didepannya. “aku memintamu untuk.. bertemu ayahku..” pinta kumiko pelan.
“kamu mungkin tidak mau karena ini tiba-tiba.. ini pasti merepotkan…. Maaf lupakan saja’ kata kumiko menatap tsuda

“tidak apa-apa.. jika aku bisa menolong” sahut tsuda tersenyum tulus.
“arigatou” ucap kumiko setengah tak percaya.


Esok harinya kumiko mengajak tsuda pergi ke rumah sakit. Saat masuk ke kamar ayahnya, kumiko terkejut ayahnya tidak ada disana. Ia pun pergi mencari ayahnya dan meninggalkan tsuda di kamar. Kumiko menemukan ayahnya ditaman rumah sakit.
“ayah apa yang sedang ayah lakukan ditempat seperti ini?”
Ayah hanya menatap langit dengan sedih


Kumiko lalu mengajak ayahnya kembali ke kamarnya. Namun betapa terkejutnya mereka saat menemukan tsuda tertidur dikursinya.
Tsuda yang tersadar saat mendengar pintu kaar terbuka jadi terkejut. Tsuda bangun berdiri dan memberi membungkuk memberi hormat pada ayah ‘senang bertemu dengan anda. Saya Hironobu tsuda” ucap tsuda memperkenalkan dirinya.
Ayah dan kumiko masih terlihat geli melihat tsuda. Sementara tsuda terlihat gugup dan grogi.


Kumiko dan tsuda duduk disamping tempat tidur ayahnya.
Ayah menatap keduanya dengan bahagia,. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya saat ia bercerita masa kecil kumiko.

“sejak kecil dia suka makan jadi dia tumbuh sangat tinggi. Aku kuatir klo tidk ada seorangpun yang mau menikah dengannya. Aku sangat mengkhuatirkannya. “ kata ayah.
Kumiko salah tingkah dan melirik tsuda disampingnya.

“ayahhh..!” kumiko menghentikan ayahnya melanjutkan ceritanya. Tsuda tersenyum mendengarkan ayah bercerita.

Ayah tiba-tiba terbatuk-batuk.
“apa kamu baik-baik saja? aku akan membuatkan teeh” kata kurumi kuatir.


Kumiko mengambil nampan diatas meja. Tanpa sengaja ia menjatuhkan tas dan dompetnya berserakkan dilantai.

Tsuda meihat ada sebuah foto disana “ini…”
Ayah memperhatikannya dan tsuda memberikan foto itu pada ayah.

“yah bukankah ini nostalgia.” Ucap ayah tersenyum melihat foto Kumiko kecil dan dirinya disebuah festival kembang api. “ini di festival kembang api chikugogawa. Apa kamu ingat kumiko? Kamu ingin makan arum manis dan membuat ulah jadi aku membelinya karena tidak ada pilihan lain. Kamu menangis sampai wajahmu berantakan semuanya. ‘

“benarkan itu terjadi? Aku tidak ingat apapun’ elak kumiko tersenyum malu.
“kami tidak bisa melihatnya bersama-sama lagi” kata ayah sedih. Kumiko jadi ikut sedih.


Kumiko mengantar tsuda sampai tempat parker rumah sakit.
“terima kasih untuk hari ini.. sudah lama sejak aku melihat senyum diwajah ayahku.” Kata kumiko. Tsuda terlihat marah dan berjalan cepat cepat menuju mobilnya.

“apa kamu marah karena itu? memang belum lama kita berkencan tapi aku memintamu untuk bertemu dengan ayahku” Tanya kumiko.

Tsuda berbalik menatap kumiko “bisakah kamu menjawab pertanyaanku yang satu ini?”
Kumiko terdiam menunggu.

“kamu memutuskan untuk kencan denganku, apakah untuk membuat tenang pikiran ayahmu? Apa itu satu-satunya alasan?” Tanya tsuda

Kumiko terdiam.

“tidak mesti aku dan bisa saja orang lain kan?” Tanya tsuda lagi “mungkin pria yang lebih tua yang akan tertarik untuk menikah cepat. Bukankah itu sebabnya kamu terganggu dengan fakta klo aku lebih muda darimu. “ tsuda sedikit  emosi karena ia baru menyadari kedekatan kumiko padanya adalah untuk menenangkan pikiran ayahnya.

Kumiko masih diam dan memikirkan jawaban yang paling tepat pada tsuda.
“kamu tidak akan menjawabku kan?” tsuda lalu berbalik, masuk ke dalam  mobilnya dan pergi.


Beberapa hari kemudian.
Kumiko dan  ibu dipanggil dokter lagi .

“kondisi tuan kono telah memburuk secara signifikan.” Kumiko dan ibunya semakin bersedih.



Kumiko masuk kedalam kamar ayahnya. Sekarang ayahnya sudah dibantu pernafasan dengan alat medis. Mata ayah tertutup, tertidur. Kumiko sangat sedih melihat ayahnya.

“ayah.. apa pendapat ayah tentang tsuda-san?  Tsuda-san masih muda tapi meskipun mendapatkan kesulitan dari rekan-rekannya, dia bekerja sangat keras. Dia juga mendengarkan dengan seksama apa yang ada dipikiranku. Pertama kali saat memperkenalkan dirinya padamu, dia tertidur.. tapi sifat santainya itu yang aku suka. Dan aku merasa paling nyaman bersamanya. Dengan pria ini aku merasa aku bisa terus tinggal disisinya selamanya. Aku sudah bisa merasakan hal itu. baru pertama kali inilah, aku merasa seperti ini.”



“dia pria yang kamu pulih jadi ayah yakin dia pria yang tepat”  kumiko terkejut saat tiba-tiba ayah berbicara dan membuka matanya. 

Ayah tersenyum menatap anak gadis satu-satunya itu.
Tangan ayah terangkat untuk menyentuh kumiko.
Tangan kumiko langsung menggenggam tangan ayahnya dengan erat. Airmata kumiko berlinang dipipinya.
“ayahhh..’isak kumiko menatap ayahnya.


Sampai diapartemen rumahnya, kumiko menghubungi tsuda.
“halo” sapa kumiko pelan
“iya” sahut tsuda
Kumiko terdiam sesaat “akhirnya aku menemukan jawabannya…… harus kamu Tsuda-san…. Tsuda-san, kamu satu-satunya bagiku.’ Ucap kumiko pelan.
“kumi-san, bisakah kamu temui aku dirumah sakit besok malam jam 8?” Tanya tsuda
Kumiko terdiam mengagguk.



Esok harinya.
Kumiko pergi ke kamar ayahnya. Ia terkejut tak menemukan ayahnya dikamarnya. Seorang perawat meminta kumiko bersamanya. Mereka lalu pergi ke atas rumah sakit.

Kumiko terkejut melihat apa yangg ada di atap rumah sakit.  Kumiko melihat tsuda menyalakan kembang api yang sudah diatur berjajar jajar.  Ayah dan ibu terlihat senang memperhatikan kembang api yang sangat banyak itu.


Kumiko berjalan mendekati ayah dan ibunya. Suster tadi juga ikut datang membawa alat pemadam api.
“ini sebenarnya tidak diperbolehkan tetapi pacarmu memaksa. Dia berkeliling rumah sakit memohon setiap orang dan membungkuk kepada mereka. Sehingga dia diberikan pengecualian khusus. “ kata suster.


Kumiko menatap tsuda yang masih berusaha menayalakan kembang api lainnya. Kumiko berjongkok disebelah kursi roda ayahnya. Tangannya menyentuh tangan ayahnya.

Mereka mendengar dari arah belakang mereka ada kembang api. Saat mereka menoleh mereka melihat kembang api tetes yang diikat di tiang. Kumiko dan ibu membalik kursi roda ayah biar bisa melihatnya. Ayah terlihat senang memperhatikan kembang api itu. 


tsuda sudah selesai menyalakan semua kembang apinya. Ia lalu berdiri disebelah kumiko melihat kembang api tetes itu.

Tangannya menyentuh tangan kumiko dan menggenggamnya erat. Mereka saling menatap dan tersenyum. Dari samping ayah memperhatikan keduanya dengan tersenyum.


“putriku.. tolong buat dia bahagia..” ucap ayah tersenyum pada tsuda.
Tsuda mengangguk “ saya akan berjanji pada anda bahwa saya pasti akan membuatnya bahagia. “janji tsuda.
Semua lalu tersenyum melihat kembang api lagi. Tanpa semua sadari mata ayah perlahan menutup.

“dan ayahku.. tanpa menunggu saat-saat tertentu, diam-diam menarik nafas terakhirnya. Mirip seperti kembang api berkilauan, membakar cahaya sampai akhir.  Dengan tenang dan damai”


Tsuda sudah menunggu disamping mobilnya. Ia terlihat sudah rapi memakai kimono.
“hei kumi, sudah siap belum?” teriaknya kedalam rumah.

Didalam kumiko sedang berkaca merapikan kimononya “aku akan segera kesana” serunya
“jika kita tidak buru-buru, tempat yang bagus akan diambil. “ teriak tsuda tak sabar.

“aku bilang aku datang!” teriak Kumiko. Ia pun berlari keluar rumah dengn tersenyum. 


Di ruang tamu foto pernikahan mereka terpajang di meja. Disamping foto kumiko kecil dan ayah.

“seseorang yang menonton festival kembang api bersama-sama, telah ditakdirkan menjadi pasanganku.”



*** TAMAT ***


3 komentar: