Fukuoka
Renai Hakusho 6 : Hanabi no Kakehashi (the Bridge of Fireworks)
Jembatan
kembang api
Pemain
Utama:
Mariko
Shinoda (AKB48) – Kumiko
Suara
letusan kembang api bergemuruh di kota.
Seisi kota melihat festival kembang api bersama keluarga, teman atau kekasih
mereka.
Seorang
gadis duduk bersama ayahnya memperhatikan kembang api dengan girangnya. Ia
melihat sepasang muda-mudi yang nampak mesra berjalan bersama. Ayah gadis itu
menepuk nepuk bahunya, dan membuat gadis itu menoleh memperhatikannya. Ayah
memberikan senyuman kasih sayang pada anak gadisnya itu.
“pada
saat itu aku membuat keputusan. Bahwa orang yang akan menonton festival kembang
api denganku akan menjadi orang yang ditakdirkan untukku. “
Kumiko
gadis kecil itu sekarang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa. Saat Ia berjalan
tiba-tiba ia mendengar telponnya berbunyi. Ia melihat nama penelpon yang ternyata
ibunya.
“halo..”sapa
kumiko
“kumiko…”
ucap ibunya gemetar. Kumiko jadi kuatir “ada apa?”
“
ayahmu…” suara ibunya masih gemetar ‘…
mereka bilang dia sakit kanker. “
Kumiko
terkejut mendengarnya. Ia buru-buru pergi ke rumah sakit.
Sepanjang jalan ia
mencoba untu menenangkan dirinya sebelum ia masuk ke kamar ayahnya. Sebenarnya
ia takut melihat kondisi ayahnya. Tapi ia memberanikan dirinya setelah ia
menghela nafasnya.
Kumiko
masuk dan melihat ibunya duduk disebelah tempat tidur ayahnya. Kumiko menatap
ayahnya penuh kekuatiran. Ayahnya tersenyum lembut pada kumiko.
“sudah
lama tak bertemu” kata ayahnya.
“iya
benar’
Kumiko
menunggu ayahnya dirumah sakit sampai jam berkunjung habis. Seorang dokter dan
suster datang untu memeriksa ayahnya. Sebelum pergi suster mengingatkan Kumiko
dan ibunya klo jam berkunjung sudah habis.
“baiklah
aku akan pulang. Aku akan datang menjengukmu lagi’ janji Kumiko pada ayahnya.
Tanpa menunggu jawaban dari ayahnya, kumiko berjalan meninggalkan ayahnya dan
ibunya.
Tapi
saat kumiko sampai didepan pintu tiba-tiba ayahnya berkata “ lain kali bawa
pacarmu” seru ayahnya
Kumiko
terkejut dan menoleh “apa yang kamu katakan ayah?”
‘kamu
akan membawa pacarmu kan?” Tanya ayahnya tegas dan serius.
“bahkan
jika kau mengatakan hal ini.. aku tak bisa mendapatkan pacar secepat itu!”
tolak kumiko karena ia belum punya pacar jadi susah klo besok harus datang
membawa pacar.
“tolong..
bawalah ia bersamamu” paksa ayahnya.
Kumiko
tertunduk lemas.,
Sampai
di apartemennya, kumiko memikirkan permintaan ayahnya. Kumiko mendengar ada sms
masuk di HPnya. Ia segera membuka sms dari temannya itu.
“ada
kencan kelompok pada hari jumat. Kamu mau datang? Ini kesempatanmu akhirnya
bisa mendapatkan pacarkan?”
Setelah
memikirkannya kumiko baru menjawab sms itu “maaf aku sibuk dengan pekerjaan dan
tidak bisa pulang”
Stelah
menjawab sms itu kumiko memikirkan
ayahnya lagi. Ia melihat album foto masa kecil dirak buku. Kumiko mengambil dan
membuka satu persatu foto masa kecilnya. Ia tersenyum melihat betapa manjanya
dia bersama ayahnya. Dan ayahnya juga terlihat begitu sayang padanya.
Kumiko
dan ibu dipanggil untuk menemui dokter khusus yang merawat ayahnya. Dokter
memberitahu keduanya klo sisa waktu yang dipunyai ayahnya hanya 2 bulan saja.
Kumiko dan ibunya shock. Ibu tak bisa menahan dirinya. Tangisnya pecah didepan
dokter dan kumiko.
Kumiko
berusaha menegarkan hatinya. Ia melihat ibunya begitu terpukul. Iapun merangkul
ibunya.
Saat
mereka kembali ke kamar inap ayah kumiko, keduanya berusaha untuk tegar dan
tidak memperlihatkan kesedihan mereka didepan ayah.
“ayah
apa kamu kedinginan?” Tanya kumiko tersenyum penuh perhatian.
“aku
tak punya waktu yang lama lagi.” Kata ayahnya
“ahh.
Apa yang kamu bicarakan?” sahut kumiko
sambil menutupi tubuh ayahnya dengan selimut. “klo ayah berusaha keras dan
terus dioperasi, ayah akan segera sembuh.”
“ayah
menatap langit diluar jendela kamar “aku ingin berjalan di jalan perawan
(lorong pernikahan) denganmu” gumam ayah pelan.
Kumiko
terdiam.
Ibu
yang sedari tadi menghindar menatap ayah sgera keluar kamar akan ia sudah tak
bisa menahan kesedihannya lagi didepan suaminya itu.
Kumiko
akhirnya memutuskan untuk ikut Goukon di hotel Suikoyen. 3 gadis termasuk
kumiko sudah berdandan cantik dan duduk menunggu para pria datang.
Teman
kumiko masih tak percaya kumiko akhirnya ikut goukon “angin perubahan tampaknya
telah memperngaruhimu. “
“iya
sedikit” sahut kumiko malu.
Temannya
ikut tersenyum.
‘maaf
sudah membuat kalian menunggu” ucap seorang pria mendekati meja mereka. Ia
datang bersama seorang pria lainnya.
“halo,
aku shuuji kanna” ucap pria itu memperkenalkan dirinya. Seorang pria lagi juga
mendekati meja mereka dan tersenyum manis.
Mereka
berdua duduk berhadapan dengan kdua teman kumiko. Sementara kursi didepan
kumiko masih kosong karena yang datang hanya 2 pria saja.
‘kanno-san
punya bisnis restoran di fukuoka.” Kata teman kumiko promo.
Kumiko
hanya diam mendengarkan. Sementara gadis lainnya langsung tersenyum senang
“bukankah itu luar biasa? Jadi kamu adalah manajer?”
Kanno-san
tersenyum bangga “ yah aku secara teknis direktur tapi dari sebuah perusahaan
kecil di tenjin” pamernya.
Kanno-san
tiba-tiba teringat sesuatu “oh iya! Ada satu lagi pendatang baru hari ini. “
Seorang
pria muda menghampiri meja mereka dengan tersenyum cerah. Kanno-san langsung
mengenali pria muda itu “kamu terlambat Tsuda!”
Pria
muda itu tersenyum “ maaf” ucapnya lalu duduk dikursi yang berhadapan dengan
kumiko
Tsuda-san
lalu mengangguk pada kumiko dan disambut anggukkan juga dari kumiko.
Kedua
teman kumiko sudah mulai akrab dengan kanno-san dan pria satunya. Sementara itu
kumiko dan tsuda malah sibuk menikmati hidangan yang disajikan diatas meja.
Tsuda
terlihat santai dan terus menyantap makanannya. Kumiko tak jauh beda terus
menyuapi mulutnya dengan berbagai makanan dengan santai. Saking asyiknya makan
mereka malah terkesan kelaparan.. hehhe..
Kumiko
tiba-tiba menatap tsuda san yang ada didepannya. Dimeja itu hanya mereka berdua
yang terdiam tanpa bicara.
Kumiko
lalu memulai pembicaraan “aku dengar kamu pegawai baru, apa umurmu 22? Atau
23?”
“aku
22 tahun” sahut tsuda.
“22
tahun ya?” ucap kumiko Berarti jarak
umur mereka 3 tahun. ‘sangat muda” gumam pelan
kumiko kecewa.
Ternyata tsuda mendengar gumaman kumiko tadi. Ia
terbengong tapi tetap diam dan melanjutkan makannya.
Kedua
pasang teman mereka masih asyik ngobrol bersama disamping kumiko dan tsuda.
Kumiko
melihat sebuh makanan (kayak agar-agar bening dn sayuran?) ia lalu mengambil
dengan garpu dan pisau makannya.
Tapi karena lembek seperti agar-agar saat
diangkat makanan itu jatuh dimeja. Kumiko terkejut. Ia melirik teman-temannya,
ia malu klo sampai teman-temannya tau, entar dikira ia tak tau table
manner. Kumiko terdiam antara mau ambil
makanan yang terjatuh itu atau tidak. Padahal teman-temannya memang sedang
tidak memperhatikannya.
Tsuda
yang melihat kumiko yang kebingungan itu segera berinisiatif. Tanpa ragu dan
mau, tsuda mengambil makanan itu dengan tangannya dan langsung memasukkan ke
dalam mulutnya.
Kumiko
menatap tsuda tak percaya.
Merasa
diperhatikan oleh kumiko, tsuda tersenyum “maaf aku memakannya.”
Kumiko
tersenyum penuh terima kasih “arigatou” ucap kumiko tulus.
Kumiko
tersenyum manis pada tsuda dan membuat tsuda tersenyum terus menatap kumiko.
Kumiko
baru masuk ke dalam apartemennya saat temannya menghubunginya.
“eihhh..?
apa kau yakin dia tidak salah mengira aku seperti tipe gadis yang feminism? Aku
3 tahun lebih tua darinya. “ Tanya kumiko
“tidak..
sudah pasti kamu” sahut temannya tertawa “dia menyebutkan klo orangnya yang
makan banyak. (hhihihihi…..) jangan mencoba untuk mnghindarinya danpergi saja
makan bersamanya. Dia memang bukan tipe kumi, tapi dia adalah pria yang baik.
Aku akan memberinya nomermu. Dah!” ucap
teman kumiko dan langsung menutup telponnya tanpa meminta jawban dari kumiko.
Kumiko
terkejut telponnya ditutup begitu saja.
Tsuda
diberitahu nomer kumiko dan beberapa waktu kemudian menghubungi kumiko. “terima
kasih untuk waktu itu.” ucap kumiko.
“ya.?
waktu itu?” sahut tsuda lupa kejadian di oukon itu.
“terrine
itu?” sahut kumiko. Tsuda tidak tau klo nama makanan yang jatuh kemarin itu
Terrine.
“terrine?”
“benda
yang aku jatuhkan diatas meja. “ kata kumiko mengingatkan.
“ohhh!
Iya sama-sama. Aku tidak tau itu namanya. Kukira kamu mengacu pada beberapa
penyanyi asing. “ sahut tsuda tersenyum.
Kumiko
di apartemen juga ikut tersenyum mendengarnya.
“mmmmm…
jika tidak berkeberatan, maukah kamu makan malam bersamaku lagi? Meski Terrine
itu sedikit berlebihan..” ajak tsudaa
Kumiko
tersenyum “baik, mari makan sesuatu yang lain daripada terrine”
Kumiko
menunggu kedatangan tsuda ditaman kota. Tsuda datang naik mobil merah dan
berhenti dipinggir jalan. Kumiko segera berjalan mendekati tsuda yang keluar
dari mobilnya.
“maaf
aku sudah membuatmu menunggu” ucap tsuda
“tidak..
aku datang lebih aawal. Terima kasih sudah datang jauh-jauh dari fukuoka ke
Kurume. “ sahut kumiko.
Keduanya
saling menatap dan tersenyum.
Mereka
lalu pergi ke warung ramen biasa. Tsuda menyeruput mienya dengan keras “lezat…”
ucap tsuda
“benarkan?
Ramen ditempat ini adalah yang terbaik di Kurume!” promo Kumiko.
Kumiko
lalu mengajak tsuda berkeliling kota. Kumiko mengajak tsuda pergi ke sebuah
kuil. Ia menjelaskan klo setiap tanggal 5 agustus, mereka memiliki festival
kembang api didepan kuuil suitengu.
“oh
jadi disinilah tempat festival kembang api chikugogawa di adakan. “ ucap tsuda.
Mereka lalu berjalan menuruni tangga kuil.
“apa
kamu pergi setiap tahun?” Tanya tsuda.
“sejak
aku mulai kerja aku belum pernah lagi” sahut kumiko. Aku hanya menikmati suara
saat aku bekerja. “
“kedengarnya
menyedihkan” canda tsuda. “apa kau pernah pergi bersama pacarmu?”
“ketika
aku masih mahasiswa, aku berencana untuk pergi, tapi kemudian tiba-tiba aku
harus pergi ke upacara peringatan. Sepertinya aku tidak punya keberuntungan
dengan festival kembang api. Satu-satunya pria yang pernah pergi bersamaku
adalah ayahku..’
Tiba-tiba
raut wajah kumiko terlihat sedih. Kumiko berusaha tidak mengingatnya “kembang
api sangat indah ya.. ledakan besar dan menyebar dengan suara ‘BAMM!”
Tsuda
terus memperhatikan kumiko .
Kumiko
dan ibunya dipanggil dokter lagi. “saya sedang berpikir untuk meningkatkan
jumlah obat antikanker. Beban fisik akan meningkat juga.” Kata dokter
menjelaskan pada mereka.
Kumiko
melihat ibunya tidak bisa brkata apa-apa.
Kumiko
sangat sedih dengan kondisi ayahnya. Ia terus melamun Saat ia ‘memasak’ air
panas sampai nada nyaring bunyi air mendidih mengagetkannya.
Kumiko
lalu mengambil Hpnya dan menekan sebuah nama orang. Ia terduduk di lantai dapur
apartemennya.
“halo”
sapa suara tsuda diujung telpon sana.
‘halo..”
sapa kumiko pelan.
“ada
apa? Kamu terdengar tidak bahagia” Tanya tsuda.
“ini
memang agak seidkit mendadak. Tapi bisakah kita bertemu malam ini?’ ajak kumiko
‘malam
ini?” Tanya tsuda bingung.
“iya”
“ahh..
aku ada rapat hari ini.. jadi saat aku tiba di Kurume nanti sudah sangat larut
malam” tsuda tidak tega menolak ajakan kumiko
“kapanpun
waktunya tidak masalah… aku sangat ingin bertemu denganmu” ucap kumiko sedih.
Akhirnya
tsuda pergi menemui kumiko di Kurume.
Malam sudah sangat larut. Tsuda terus menemani kumiko yang terlihat
sangat sedih itu. ia menunggu sampai kumiko bercerita padanya.
“ayahku..
terkena kanker. Aku meninggalkan rumah setelah lulus kuliah dan tinggal
sendiri. Aku tidak yakin ketika mulai tapi sebelum aku menyadarinya semua
menjadi sulit untuk sekedar berbicara dengan ayahku. Meskipun aku tinggal dekat dengan mereka, aku
tidak pernah pulang ke rumah. “ ucap kumiko sedih.
Tsuda masih diam
mendengarkannya.
“aku
pergi menemuinya setelah mendengar tentang kanker yang dideritanya. Aku akan
perempuan terburuk kan? Bagaimana jika ia meninggal sebelum aku menjadi anak
yang baik untuknya.” Kumiko sedih hampir menangis.
Tsuda
mendekati Kumiko dan tersenyum bersahabat.
Jika
kau mau kamu bisa menceritakan apapun padaku. Aku tidak bisa melakukan
apapun selain mendengarkan. “kata tsuda
Kondisi
ayah kumiko tambah parah setelah operasi. Ibu dan kumiko menunggu disampingnya.
“aku
berharap sesuatu akan menghiburnya.” Kata ibu sedih.
Kumiko
merasa klo satu-satunya yang bisa membuat ayahnya bahagia adalah melihat ia
datang bersama pacarnya.
Kumiko
mengajak Tsuda bertemu. Mereka berbicara didalam mobil tsuda yang mengantarnya
pulang.
Kumiko
hanya terdiam saja didalam mobil. Tsuda jadi bingung dan kuatir.
‘kamu
terlihat sedih hari ini. “ kata tsuuda.
Kumiko
baru tersadar maksud nya mengajak tsuda bertemu “anoo…”
“ya?”
Kumiko
ragu “ah lupakan saja” ucapnya tersenyum dengan ragu.”terima kasih sudah
mengantarku pulang.” Lanjut kumiko sambil melepas seat beltnya dan buru-buru
akan keluar dari mobil.
Tsuda
tau klo kurumi sebenarnya ingin mengatakan sesuatu padanya. Tsuda lalu
menyentuh bahu kumiko.
“bukankah
aku memintamu untuk menceritakan apa saja padaku?”
Kumiko
terdiam dan duduk lagi dikursinya. Ia menutup pintu mobil tsuda dan menatap
lurus didepannya. “aku memintamu untuk.. bertemu ayahku..” pinta kumiko pelan.
“kamu
mungkin tidak mau karena ini tiba-tiba.. ini pasti merepotkan…. Maaf lupakan
saja’ kata kumiko menatap tsuda
“tidak
apa-apa.. jika aku bisa menolong” sahut tsuda tersenyum tulus.
“arigatou”
ucap kumiko setengah tak percaya.
Esok
harinya kumiko mengajak tsuda pergi ke rumah sakit. Saat masuk ke kamar
ayahnya, kumiko terkejut ayahnya tidak ada disana. Ia pun pergi mencari ayahnya
dan meninggalkan tsuda di kamar. Kumiko menemukan ayahnya ditaman rumah sakit.
“ayah
apa yang sedang ayah lakukan ditempat seperti ini?”
Ayah
hanya menatap langit dengan sedih
Kumiko
lalu mengajak ayahnya kembali ke kamarnya. Namun betapa terkejutnya mereka saat
menemukan tsuda tertidur dikursinya.
Tsuda
yang tersadar saat mendengar pintu kaar terbuka jadi terkejut. Tsuda bangun
berdiri dan memberi membungkuk memberi hormat pada ayah ‘senang bertemu dengan
anda. Saya Hironobu tsuda” ucap tsuda memperkenalkan dirinya.
Ayah
dan kumiko masih terlihat geli melihat tsuda. Sementara tsuda terlihat gugup
dan grogi.
Kumiko
dan tsuda duduk disamping tempat tidur ayahnya.
Ayah
menatap keduanya dengan bahagia,. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya saat ia
bercerita masa kecil kumiko.
“sejak
kecil dia suka makan jadi dia tumbuh sangat tinggi. Aku kuatir klo tidk ada
seorangpun yang mau menikah dengannya. Aku sangat mengkhuatirkannya. “ kata
ayah.
Kumiko
salah tingkah dan melirik tsuda disampingnya.
“ayahhh..!”
kumiko menghentikan ayahnya melanjutkan ceritanya. Tsuda tersenyum mendengarkan
ayah bercerita.
Ayah
tiba-tiba terbatuk-batuk.
“apa
kamu baik-baik saja? aku akan membuatkan teeh” kata kurumi kuatir.
Kumiko
mengambil nampan diatas meja. Tanpa sengaja ia menjatuhkan tas dan dompetnya
berserakkan dilantai.
Tsuda
meihat ada sebuah foto disana “ini…”
Ayah
memperhatikannya dan tsuda memberikan foto itu pada ayah.
“yah
bukankah ini nostalgia.” Ucap ayah tersenyum melihat foto Kumiko kecil dan
dirinya disebuah festival kembang api. “ini di festival kembang api chikugogawa.
Apa kamu ingat kumiko? Kamu ingin makan arum manis dan membuat ulah jadi aku
membelinya karena tidak ada pilihan lain. Kamu menangis sampai wajahmu
berantakan semuanya. ‘
“benarkan
itu terjadi? Aku tidak ingat apapun’ elak kumiko tersenyum malu.
“kami
tidak bisa melihatnya bersama-sama lagi” kata ayah sedih. Kumiko jadi ikut
sedih.
Kumiko
mengantar tsuda sampai tempat parker rumah sakit.
“terima
kasih untuk hari ini.. sudah lama sejak aku melihat senyum diwajah ayahku.”
Kata kumiko. Tsuda terlihat marah dan berjalan cepat cepat menuju mobilnya.
“apa
kamu marah karena itu? memang belum lama kita berkencan tapi aku memintamu
untuk bertemu dengan ayahku” Tanya kumiko.
Tsuda
berbalik menatap kumiko “bisakah kamu menjawab pertanyaanku yang satu ini?”
Kumiko
terdiam menunggu.
“kamu
memutuskan untuk kencan denganku, apakah untuk membuat tenang pikiran ayahmu?
Apa itu satu-satunya alasan?” Tanya tsuda
Kumiko
terdiam.
“tidak
mesti aku dan bisa saja orang lain kan?” Tanya tsuda lagi “mungkin pria yang
lebih tua yang akan tertarik untuk menikah cepat. Bukankah itu sebabnya kamu
terganggu dengan fakta klo aku lebih muda darimu. “ tsuda sedikit emosi karena ia baru menyadari kedekatan
kumiko padanya adalah untuk menenangkan pikiran ayahnya.
Kumiko
masih diam dan memikirkan jawaban yang paling tepat pada tsuda.
“kamu
tidak akan menjawabku kan?” tsuda lalu berbalik, masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
Beberapa
hari kemudian.
Kumiko
dan ibu dipanggil dokter lagi .
“kondisi
tuan kono telah memburuk secara signifikan.” Kumiko dan ibunya semakin bersedih.
Kumiko
masuk kedalam kamar ayahnya. Sekarang ayahnya sudah dibantu pernafasan dengan
alat medis. Mata ayah tertutup, tertidur. Kumiko sangat sedih melihat ayahnya.
“ayah..
apa pendapat ayah tentang tsuda-san? Tsuda-san
masih muda tapi meskipun mendapatkan kesulitan dari rekan-rekannya, dia bekerja
sangat keras. Dia juga mendengarkan dengan seksama apa yang ada dipikiranku. Pertama
kali saat memperkenalkan dirinya padamu, dia tertidur.. tapi sifat santainya
itu yang aku suka. Dan aku merasa paling nyaman bersamanya. Dengan pria ini aku
merasa aku bisa terus tinggal disisinya selamanya. Aku sudah bisa merasakan hal
itu. baru pertama kali inilah, aku merasa seperti ini.”
“dia
pria yang kamu pulih jadi ayah yakin dia pria yang tepat” kumiko terkejut saat tiba-tiba ayah berbicara
dan membuka matanya.
Ayah tersenyum menatap anak gadis satu-satunya itu.
Tangan
ayah terangkat untuk menyentuh kumiko.
Tangan
kumiko langsung menggenggam tangan ayahnya dengan erat. Airmata kumiko
berlinang dipipinya.
“ayahhh..’isak
kumiko menatap ayahnya.
Sampai
diapartemen rumahnya, kumiko menghubungi tsuda.
“halo”
sapa kumiko pelan
“iya”
sahut tsuda
Kumiko
terdiam sesaat “akhirnya aku menemukan jawabannya…… harus kamu Tsuda-san…. Tsuda-san,
kamu satu-satunya bagiku.’ Ucap kumiko pelan.
“kumi-san,
bisakah kamu temui aku dirumah sakit besok malam jam 8?” Tanya tsuda
Kumiko
terdiam mengagguk.
Esok
harinya.
Kumiko
pergi ke kamar ayahnya. Ia terkejut tak menemukan ayahnya dikamarnya. Seorang perawat
meminta kumiko bersamanya. Mereka lalu pergi ke atas rumah sakit.
Kumiko
terkejut melihat apa yangg ada di atap rumah sakit. Kumiko melihat tsuda menyalakan kembang api
yang sudah diatur berjajar jajar. Ayah dan
ibu terlihat senang memperhatikan kembang api yang sangat banyak itu.
Kumiko
berjalan mendekati ayah dan ibunya. Suster tadi juga ikut datang membawa alat
pemadam api.
“ini
sebenarnya tidak diperbolehkan tetapi pacarmu memaksa. Dia berkeliling rumah
sakit memohon setiap orang dan membungkuk kepada mereka. Sehingga dia diberikan
pengecualian khusus. “ kata suster.
Kumiko
menatap tsuda yang masih berusaha menayalakan kembang api lainnya. Kumiko
berjongkok disebelah kursi roda ayahnya. Tangannya menyentuh tangan ayahnya.
Mereka
mendengar dari arah belakang mereka ada kembang api. Saat mereka menoleh mereka
melihat kembang api tetes yang diikat di tiang. Kumiko dan ibu membalik kursi
roda ayah biar bisa melihatnya. Ayah terlihat senang memperhatikan kembang api
itu.
tsuda sudah selesai menyalakan semua kembang apinya. Ia lalu berdiri
disebelah kumiko melihat kembang api tetes itu.
Tangannya
menyentuh tangan kumiko dan menggenggamnya erat. Mereka saling menatap dan
tersenyum. Dari samping ayah memperhatikan keduanya dengan tersenyum.
“putriku..
tolong buat dia bahagia..” ucap ayah tersenyum pada tsuda.
Tsuda
mengangguk “ saya akan berjanji pada anda bahwa saya pasti akan membuatnya
bahagia. “janji tsuda.
Semua
lalu tersenyum melihat kembang api lagi. Tanpa semua sadari mata ayah perlahan
menutup.
“dan
ayahku.. tanpa menunggu saat-saat tertentu, diam-diam menarik nafas
terakhirnya. Mirip seperti kembang api berkilauan, membakar cahaya sampai
akhir. Dengan tenang dan damai”
Tsuda
sudah menunggu disamping mobilnya. Ia terlihat sudah rapi memakai kimono.
“hei
kumi, sudah siap belum?” teriaknya kedalam rumah.
Didalam
kumiko sedang berkaca merapikan kimononya “aku akan segera kesana” serunya
“jika
kita tidak buru-buru, tempat yang bagus akan diambil. “ teriak tsuda tak sabar.
“aku
bilang aku datang!” teriak Kumiko. Ia pun berlari keluar rumah dengn tersenyum.
Di ruang tamu foto pernikahan mereka terpajang di meja. Disamping foto kumiko
kecil dan ayah.
“seseorang
yang menonton festival kembang api bersama-sama, telah ditakdirkan menjadi
pasanganku.”
*** TAMAT ***
So sweeet...
BalasHapusSimple but sweet...
download nya dimana? thnks
BalasHapusntn di viki
Hapus