Senin, 31 Maret 2014

Sinopsis : Shitsuren Chocolatier - Ep. 11 Part 2 Ending




Souta tanpa sengaja melihat berita ditelevisi tentang pembukaan sebuah toko coklat di jepang. Saat pendiri toko itu ditanya alasannya membuat toko coklat dijepang, ia berkata klo ia ingin orang jepang bisa merasakan coklat paris yang enak itu. 

Souta teringat dengan ucapannya waktu itu saat media mewawancarinya. Ia juga mengatakan hal yang sama dengan pemuda itu. souta tertarik melihat penampilan coklat yang dibuat oleh chocolatier itu.


Souta memutuskan untuk pergi melihat kesana. Tapi sampai disana ia jadi ragu dan memilih pergi saja. Baru beberapa langkah ia berjalan seseorang memanggilnya. 

“souta-kun”
Souta berbalik dan melihat ternyata Rikudou datanng ke toko coklat itu juga. Mereka akhirnya duduk bersama di halaman toko coklat itu.


.”ini adalah toko milik chocolatier juniorku. Lumayan baguskan?”
“iya” angguk souta.

“sungguh kebetulan kita bisa bertemu ditempat seperti ini.”
“heih?”

“sebenanarnya apa yang kau lakukan, dengan siapa, kemana kau pergi aku sudah tak mau peduli.. itu yang aku pikirkan, tapi… choco la vie tutup ya?”
“ah iya”

“jangan bilang kau akan menutupnya seperti itu saja?”
“aku berpikir untuk berhenti bekerja sebagai chocolatier. “ ucap souta tertunduk “aku tak bisa membuatnya lagi.. aku tak lagi tau apa yang harus aku buat, jadi mengapa aku harus membuatnya. Aku tak punya Inspirasi.” 

“lalu apa masalahnya jika begitu? Hanya karena kau kehilangan inspirasimu.. emang kenapa dengan itu? itu suatu kesombongan. Toko itu bukan hanya milikmu. Apa kau pikir kau sudah melangkah sejauh ini karena dirimu sendiri? Ahh aku jadi marah begini.. orang yang mengecewakan!“  Rikudou bangkit berdiri dan meninggalkan souta.

Sampai dipintu masuk toko, ia berhenti “lalu mengapa kau datang kesini? Jika kau ingin membuat coklat, pergilah ke tokomu sendiri” kata rikudou lalu masuk ke dalam toko.
Souta berjalan pulang dan memikirkan apa yang sudAh dikatakan rikudou. 


Souta berjalan pulang ke toko. Tapi sampai didepan toko ia terkejut melihat choco la vie sudah buka dan ada beberapa pelanggan yang keluar membawa bungkusa coklat ditangan mereka.


Souta masuk ke dalam dengan keheranan. Matsuri tersenyum melihat kakaknya masuk ke dalam toko. Sementara itu kaoruko dan Olivier juga terkejut melihat souta masuk ke toko.


 Saat toko sudah tutup, kaoruko meminta maaf pada souta karena sudah membuka toko tanpa ijin dari souta. 

“maafkan ke egoisanku ini. aku benar-benar mencintai coklat choco la vie. Aku ingin terus membuat coklat jika pelanggan masih mau datang untuk membelinya. Jadi aku meminta bantuan Olivier sampai souta-ku membuat keputusan. Kami membuka toko dan memutuskan untuk menunggu souta kun. Lagian kami sudah punya resep dari souta-kun... Ayolah souta-kun.. ayo lanjutkan choco la vie. Kami akan membantu dalam segalanya.  Ayo kita lanjutkan bersama-sama mulai sekarang juga. Apa kau benar tak menginginkannya? Mengapa? Karena saeko-san tidk disini? Lalu…..“


Kaoruko mendekati souta yang duduk diujung pintu. Olivier di ruang lain mendengarkan pembicaraan 

“… lalu mengapa kau tak mencurinya dan menjadinya milikmu bagaimanapun caranya… lalu kau bisa membuat coklat lagi! Saat Olivier berkata klo ada keuntungan dalam cinta souta untuk saeko-san, aku tak bisa memahami apa yang dikatakannya. Aku rasa aku tak memahami karena aku tak mau mengertinya. Apa kau apa alasannya?”

Souta melihat kaoruko kebingungan tak mengerti apa yang dikatakan kaoruko.

“itu karena cinta… karena aku mencintai souta-kun.” Ungkap kaoruko pada souta.

Souta terkejut mendengar pernyataan cinta kaoruko yang mendadak itu. Olivier di ruang lain juga terkejut akhirnya kaoruko berani mengakui perasaannya pada souta.

“itulah alasan kenapa aku tak mau memahaminya. Aku tak pedulil jika saeko-san ada atau tidak. Itu yang aku pikirkan dari awal… semua itu hanya karena bakat souta-kun saja. .. tapi aku sebenarnya tau.. sejak pertama kali aku makan coklat yang kau buat untuk saeko-san. Itu semua karena ada saeko-san sehingga souta-kun dapat membuat coklat yang menakjubkan itu. aku sebenarnya tau dari dulu. Aku ingin souta-kun tetap menjadi chocolatier.  Itu karena aku menyukai coklat yang kau buat. Sehingga aku tak ingin kau menyerah mendapatkan saeko san.  Meski ini sangat memalukan…. Saeko-san diperlukan untuk souta kun.” Ucap kaoruko.



Kaoruko pulang bersama Olivier yang langsung menyatakan keterkejutannya atas pernyataan cinta kaoruko tadi. Ia bertanya apa benar tak apa klo souta merebut saeko? Kaoruko tersenyum dn berkata itu tak masalah.   Ia berkata klo baru kali ini untuk pertama kalinya ia bangga pada dirinya sendiri. 


Setelah kaoruko pergi, souta merenungkan perkataan kaoruko dan tentu sja Rikudou yng terus menyemangatinya untuk melanjutkan choco la vie. Souta jadi tergerak. Ia langsung mengambil semua bahn coklat untuk dapat dibuatnya. 


Souta mengirimkan pesan pada saeko untuk menemuinya ditaman.  Mereka berdua akhirnya bertemu lagi setelah beberapa waktu tak bertemu.

“maaf karena sudah tiba-tiba memintamu bertemu.” Ucap souta
“tak apa”

“bagaimana kabarmu?”
“aku baik” jawab saeko.

“syukurlah..” souta lalu mengulurkan tas berisi coklat yang sudah dibuatnya untuk saeko “aku sudah menyelesaikan chocobar… ini adalah sebuah janji”

“terima kasih” ucap saeko
“maukah kau mencobanya?” pinta souta.
“heih?”

“aku ingin saeko-san memakannya sekarang”
“baiklah” sahut saeko dan mengambil sebuah kotak coklat dan memakannya. Saeko tiba-tiba terdiam setelah memakan coklat itu.

“bagaimana rasanya?” Tanya souta
“enak”

“tapi rasanya biasa saja kan? Saeko-san pasti bisa merasakannya kan? Chocobar ini tidak begitu sempurna. Inilah diriku sekarang. Aku jadi kosong setelah saeko pergi.. apa yang bisa aku buat sekarang hanya seperti ini.. aku pernah mengatakan ini juga klo aku menjadi chocolatier hanya karena saeko-san. Aku ingin membuat saeko-san bahagia dengan coklatku. Sehingga jika kau tak ada disana, tak ada alasan untuk menjadi chocolatier. Aku ingin berhenti.. tapi ini salah…  aku pikir selama ini aku  membuat coklat untukmu tapi .. tanpa inspirasi yang kau berikan padaku, aku menjadi tak mampu membuat coklat…”

Saeko hanya terdiam menatap souta yang ada didepannya dengan keterkejutan, penyesalan karena sudah menyakiti souta.


“disudut hatiku.. meski aku tau ini sebuah ilusi untuk terus bisa membuat coklat, tapi demi diriku sendiri aku terus berpegang pada ilusi itu….. pada akhirnya.. saat aku mengatakan ingin membuat saeko-san bahagia, sebenarnya justru saeko-sanlah yang sudah membantuku selama  ini… tapi ini semua tak bisa selamanya begini kan? aKu harus menjadi chocolatier yang dapat membuat coklat meski kau tak ada disana… karena itu aku tak akan bertemu saeko-san lagi.. aku harus meninggalkan diriku yang tak bisa membuat coklat jika kau tak ada… mungkin butuh waktu lama.. tapi aku tak akan menyerah.. suatu hari aku  pasti akan bisa membuat cokat yang sama yang pernah aku buat.. tidak.. harus lebih baik dari yang dulu..  coklat terbaik yang pernah ada.. pasti aku bisa membuatnya.. aku ingin mengatakan ini padamu.. apa yang saeko-san berikan padaku adalah harta yang berharga..  meski itu sebuah ilusi, saeko-san  pernah menjadi orang yang special untukku. Untuk itu… atas semua yang sudah terjadi.. terima kasih.”

Saeko mengangguk “aku harusnya yang berterima kasih.. aku bahagia kau mengatakan ini semua. Aku akan bekerja keras begitu juga souta  kun ya?” ucap saeko berkaca-kaca
Souta mengangguk 

“souta kun, jaga kesehatan ya” ucap saeko tersenyum
“hmm.. saeko-san juga.. jaga kesehatan ya” jawab souta ikut tersenyum.

keduanya memaksakan tersenyum di perjumpaan mereka yang terakhir kalinya meski dari mata mereka berdua, terlihat kesedihan. mereka menatap dengan airmata yang mulai merebak dikedua mata mereka.

Saeko berbalik meninggalkan souta yang menatap punggung saeko yang semakin menjauh.  Ia terbayang semua kenangan yang pernah ia lewati bersama saeko.

“saeko-san.. aku akhirnya merasakan patah hati yang sebenarnya.. dengan ini, kita akhirnya berpisahkan.. sayonara… saeko-san..”
 





Souta menemui erena disebuah café. I memberitahu apa yang sudah terjadi antara dirinya dan saeko.
“hubunganku dengan saeko-san sudah berakhir. “ ucap souta
“ah begitu..”
Souta mengambil undangan erena dan menaruhnya dimeja.
“erena.. gomen.. aku…..”
“jangan meminta maaf. Itu sudah terlambat..” erena memaksakan senyuman bercanda
“heih?”

“setelah menyatakan perasaanku waktu itu aku jadi lebih rileks. Jadi sekarang aku baik-baik saja.. saat aku memikirkan semua itu, aku merasa menyia-nyiakan waktu yang aku habiskan untuk menunggu souta kun… jadi sekarang aku malah jadi berpikir apa yang harus aku lakukan klo kau mengajakku berpacaran. Jadi jangan meminta maaf karena akulah yang menolak souta-kun” kata Erena memaksakan bercanda didepan souta. 

Souta terus menatap wajah erena “baiklah.. aku mengerti tapi… aku bahagia aku bisa mengenal erena.”

“aku juga belajar banyak hal setelah bertemu souta.. jika aku jatuh cinta lagi.. aku langsung menyelaminya tanpa latihan lebih dulu.”
“iya.. tak perlu berlatih lagi..” sahut souta tersenyum.
“iya.. karena sudah cukup” sahut erena. Keduanya tersenyum.
 

 
Souta berkeliling dapur coklatnya. Ia menyentuh meja tempat ia menghabiskan waktunya membuat coklat.  Souta berjalan ke ruang depan toko dan berdiri disamping kopernya.
“souta-kun ohayo..” sapa kaoruko
“ohayo..”
“apa persiapanmu selesai?” Tanya kaoruko

“iya.. aku harus pergi ke airport sekarang”
“karena tak ada yang mengantarkanmu pergi, kau pasti kesepian kan?”
“aku rasa begitu.. tapi mau bagaimana lagi.. ini adalah kesalahanku yang membuat aku sendirian. “

“iya..  haruskah aku mengantarkanmu?” Tanya kaoruko serius.
Souta terkejut dan menatap kaoruko. Mungkin souta tak tau harus bilang apa untuk menolak kaoruko.

Melihat wajah souta yang bingung menjawainya apa, kaoruko langsung tertawa.
“pffff…. Ada apa dengan wajahmu itu..” tawa kaoruko “aku hanya becanda.. becanda.. aku sudah menyerah jadi santai saja..”

“bagaimana ini.. aku juga sudah ditolak kaoruko-san?”
“memalukan kan?  Tapi Menghadapi kesepian adalah bagian dalam sebuah kehidupan.  Itulah mengapa kau ke paris kan?”
“iya..”
  



“pagi souta.. saatnya pergi ya” Olivier keluar dari dapur bersama matsuri.
“aku serahkan semua pada kalian” ucap souta.
“jangan kuatir..” sahut Olivier

‘saat oniichan nanti pulang, toko sudah diambil alih Olivier” canda matsuri. Olivier tertawa dan melarang matsuri menggoda kakaknya.

“ahh ini suatu tekanan” canda souta..

“apa yang kalian katakan.. ini  adalah permulaan koyurugi souta jadi lakukan yang terbaik” kata kaoruko
“hmm..iya” sahut souta. 

Souta mengambil kopernya dan menatap rekan-rekan seperjuangannya itu.
“jaga dirimu” ucap Olivier
“ganbatte” ucap matsuri
“sampai jumpa lagi” ucap kaoruko.

Souta tersenyum “aku pergi sekarang”
 



Souta keluar dari tokonya dan menatap tokonya itu lagi sebelum ia melangkah pergi.

 

Sementara itu saeko pergi ke sebuah toko coklat bersama suaminya yang terlihat sangat bahagia menikmati semuanya.



Erena akhirnya melakukan shownya. Dari backstage ia melihat kursi kosong yang sebenarnya sudah ia siapkan untuk souta. Ia akan sedih namun ia akhirnya tersenyum dan dengan langkah mantab ia berjalan menyusuri panggungnya.


Souta terus melangkah menuju impian masa depannya dengan lebih optimis. 

 “saeko-san.. dunia tanpamu adalah kosong.. aku masih tak bisa menemukan jalanku.. kemana aku harus pergi mencari suasana yang baru, aku tak bisa menebaknya sama sekali. Tapi aku akan tetap melangkah maju tanpa melihat kebelakang. Karena aku… seorang chocolatier”
 



*** TAMAT ***


Kamis, 27 Maret 2014

Sinopsis : Shitsuren Chocolatier - Ep. 11 Part 1




Souta masih sibuk mempersiapkan cohocobar yang akan ia buat untuk saeko dengan taburan kacang diatasnya. Ia memotong coklat buatannya itu dan mencicipinya.

“ini buruk.. tak berjalan baik.. setelah aku menyelesaikan chocobar ini untuk diberikan pada saeko-san, lalu akan tiba musim summer, lalu winter lalu sebentar kemudian Natal… dan kemudian valentine lagi.. lalu white day.. aku ragu bagaimana kami akan bisa melewati musim-musim itu? aku ragu apakah saeko-san akan bersamaku? Apakah itu yang akku harapkan?”
 


Saeko yang baru pulang bepergian masuk ke dapur coklat untuk ke lantai 2. Ia melihat souta yang masih ada didapur.

“souta-kun kau masih bekerja?” tanyanya
“yah.. sebentar lagi aku selesai. “

“sepertinya enak.. apakah ini..” saeko teringat permintaannya pada souta untu membuat coklat yang membuatnya rakus sangat memakannya.
“ya chocobar.. aku belum bisa membuat coklat yang memuaskan. Tapi aku pasti akan segera menghadiahkannya untukmu.”

“aku sangat bahagia..  janji ya” ucap saeko tersenyum
“iya.. aku janji”

“aku akan menunggunya”


Pintu toko tiba-tiba diketuk seseorang. Souta kaget dimalam hari ada orang yang mengetuk pintu tokonya. Souta pergi kedepan untuk membuka pintunya tapi saeko justru ketakutan klo suaminya yang datang lagi untuk membawanya pulang. 


Souta blom sampai ke depan pintu masuk tokonya saat orang yang diluar itu sudah membuka pintu tokonya. Souta terkejut melihat siapa yang datang. Ia melihat Erena masuk dengan wajah penuh kemarahan.
“erena?”
“aku ingin bicara denganmu?ini tak akan lama..”ucap erena
“oh ya..”

Erena melihat dibalik punggung Souta, didalam dapur coklat, Saeko ada disana dan memperhatikannya. Tiba-tiba erena mengeluarkan pisau dan mengacungkannya ke depan souta. 

“ehh? Eh..?” souta terkejut
“kau pikir aku siapa? Jangan kira aku orang bodoh!” teriak erena marah
“erena.. tenanglah! Tenang..” ucap erena takut melihat erena yang marah itu.
Erena menerjang tubuh souta dengan marahnya dan pisau yang ditangannya menusuk perut souta. 

Tubuh souta limbunng dan terjatuh ke lantai. Souta tambah shock melihat tangannya yang memegang perutnya penuh dengan darah.
 





Souta tersentak dan tersadar dari lamunannya. Ia melihat erena masih ada didepannya.
“aku mencintaimu.. aku mencintai souta-kun” ungkap erena.

Souta dan saeko terkejut mendengar pengakuan saeko yang tiba-tiba itu. Erena membuka tasnya, souta ketakutan klo-klo erena akan mengeluarkan pisau seperti yang ia lamunkan tadi. 

Ternyata erena mengeluarkan undangan dan menyodorkan pada souta.
“ini adalah tiket show yang pernah aku katakan padamu. Aku tak ingin mengakhirinya seperti ini. untuk itu aku datang kesini. Aku ingin kau memikirkan ulang lagi agar bersamaku, bukan sebagai teman seks, tapi pasangan yang sebenarnya.”

Souta menoleh pada saeko yang juga memperhatikan souta dan erena yang ada didepan toko lewat kaca yang memisahkan dapur coklat dan toko itu. 

“kau tak peru menjawabnya sekarang. Jika souta-kun merasa hal yang sama, aku ingin souta datang ke show itu.” Erena menatap souta dengan penuh harap. Ia lalu berbalik dan pergi meninggalkan souta.
Souta masih diam dan memperhatikan undangan dari erena itu.



Erena lalu pergi ke Ricdor dan memberitahu Rikudou klo ia sudah menyampaikan perasaannya yang sebenarnya pada lelaki yang dicintainya itu.

“ehh.. kau sudah menyatakan perasaanmu?” seru rikudou kaget.
“iya.. pikirku, aku juga harus berjuang! “

“kau menakjubkan.. kau sudah lakukan yang benar.” Kata rikudaou
“tapi… aku ragu apakah itu tak berlebihan melakukannya didepan gadisnya dia.” 

“eihh? Apa? Ceweknya juga ada disana?” Tanya rikudou.
“iya.. dia tinggal ditoko itu juga” sahut erena.

Sekiya yang datang ke meja erena terkejut mendengar erena pergi ke toko choco la vie.
“eh? Kau datang ke choco la vie?” Tanya sekiya tanpa ia sadari.

Rikudou terkejut Sekiya menyebut erena pergi ke Choco La Vie. Ia tak pernah tau klo lelaki yang selama ini dibicarakan Erena bekerja di Choco La Vie. Rikudou juga tambah kaget melihat Sekiya lebih tau siapa lelaki yang disukai erena dibanding dirinya.

Ia menoleh pada Sekiya dengann menyelidik. Sekiya menyadari kesalahannya. Ia menunduk dan pamit untuk masuk ke dalam lagi.
 



“tunggu sebentar..” seru Rikudou melihat Sekiya yang mau kabur darinya. “apa yang barusan kau katakan?”

Sekiya berbalik dan memperhatikan Rikudou yang penasaran.
“apa kau barusan menyebut choco la vie?” Tanya Rikudou menyelidik.
Sekiya langsung gugup. Ia tau rikudou juga memiliki perasaan cinta pada Souta.

“tidak.. aku tak mengatakannya” bohong Sekiya.
“iya kau mengatakannya.. kau menyebutnya! Pasti menyebutnya!” teriak Rikudou menyadari apa yang sudah terjadi. Ia menoleh pada Erena yang tertunduk. 

“jadi teman seksnya erena adalah….. ahhh..” Rikudou membayangkan teman seks yang dimaksud Erena adalah Olivier.  “anak dari bangsawan yang dari Prancis itu?” tebak rikudou.
“bukan! Dia bukan Olivier-kun.” Bantah Erena



“ehh..?? lalu..? ah…!” wajah rikudou jadi shock saat ia membayangkan Erena tidur bersama kaoruko. “ahh tidakk… erena, kau juga orang seperti itu (pecinta sesama jenis)?” teriak Rikudou.

“tidak.. tidak.. bukan kaoruko-san.” Bantah erena jijik dengan pemikiran Rikudou.
“ahh.. lalu orang lain yang ada di choco la vie adalah…” rikudou berpikir sisa orang yang ada di choco la vie yang belum ia tebak. 
 


Ia terkejut dan terbelalak dengan analisa “ hahh.. tak mungkin…” rikudou menatap erena dengan wajah shocknya. 

Erena tertunduk tak sanggup menyebutkan nama souta. Rikudou mencoba mengkonfirmasikan pada Sekiya. Ia menoleh melihat sekiya tapi Sekiya segera memalingkan wajahnya. 

Rikudou jadi tambah yakin dengan analisa siapa teman seks Erena itu. 
“ahhhhhhh.. apa itu Souta-kun??? Pasti salah kan??” teriak Rikudou bangkit berdiri menatap wajah erena untuk mencari kebenarannya.”tunggu.. tunggu..!” teriak histeris rikudou. 
 


Ia menuding pada Sekiya. “Sekiya, apa hubunganmu dengan souta-kun?” Tanya rikudou.
“tak ada apa-apa” sahut sekiya.
“apa yang kau katakan.. souta-kun mencintai sekiya, jadi untuk itulah aku mundur” ucap Rikudou.

“mengapa kau berpikir seperti itu?” Tanya Sekiya heran, bosnya bisa mengatakan klo souta mencintainya.

“jangan pura-pura bodoh! Kalian saling bertukar pesan kan?” Tanya rikudou.

“kami tidak bgt!” bantah sekiya.
“iya kalian lakukan.” Ucap Rikudou. 

“kami tidak!” bantah sekiya lagi
“iya kalian lakukan.” Ucap Rikudo lagi. 

“kami tidak!” bantah sekiya sekali lagi.
“iya kalian lakukan.” Ucap Rikudou lagi dan lagi.. “ kau terus menyebut choco la vie – san!  choco la vie – san! choco la vie – san! choco la vie – san!” teriak Rikudou.

“oh itu.. maksudku adalah inoue-san..” sahut Sekiya.

“apa? Siapa inoue-san?” bentak marah Rikudou.
“kaoruko-san..” sahut Sekiya.

“eh? Eh?” rikudou kaget. “tapi aku memberikan pada souta nomer telponmu.”

“iya agar Koyurugi-san (souta)  bisa memberikannya pada kaoruko-san dan kaoruko-san bisa mengirimkan pesan padaku” sahut sekiya.

“jadi selama ini, pesan-pesan itu adalah  dari Sekiya dan kaoruko-san,.. dan aku salah mengerti klo itu dari souta-kun? Dan bahkan aku tak menyadari klo aku sudah memberikan anjuran cinta pada erena? Mengapa seperti ini…  aku tak percaya! Ini bukan bahan candaan.. jangan anggap aku bodoh!.. ahhhhh” Rikudou shock dan histeris dengan kenyataan kisah cintanya yang kacau seperti ini.

Rikudou buru-buru pergi dari tempat itu tapi Sekiya ada ditengah jalan sehingga menghalanginya “jangan menghalangi langkahku..!”

Sekiya buru-buru menepi dan membiarkan Rikudou pergi. 

Erena juga tak kalah kaget melihat sahabatnya bisa begitu histeris menerima fakta klo souta adalah teman seksnya.
“apa Riku-chan jatuh cinta pada Souta-kun?” Tanya Erena pada Sekiya.
“maaf” sahut sekiya mengiyakan. 

Erena kaget tak percaya.   

Sebuah pesan masu ke hP sekiya yang ternyata dari kaoruko.
“apa kau sehat saja? Bagaimana klo kita pergi makan bersama klo kau ada waktu?” pesan kaoruko



Ditempat lain, kaoruko menatap Hpnya untuk menunggu jawaban dari Sekiya.
“apa kau sudah mengirimnya?” Tanya saeko.
“iya sudah” sahut kaoruko.

Mereka berdua pergi ke sebuah toko pakaian. Kaoruko melihat saeko yang sedang memilih-milih baju. Saeko terlihat tertarik dengan sebuah baju dan segera membawanya ke depan kaoruko. Ia berkata klo baju itu akan cocok untuk kaoruko. Ia juga minta kaoruko agar mengurai rambutnya saja terus di buat agak ikal. Saeko memperhatikan wajah kaoruko yang tanpa make-up. Ia lalu menyarankan klo nanti mereka perlu membeli alat make up untuk kaoruko juga.

Kaoruko setuju tapi ia merasa tak yakin klo sekiya menerima undangannya untuk pergi makan berdua. Saeko menjawab meski itu tak terjadi, didunia inni masih banyak orang yang bisa pacar kaoruko. Jadi ia meminta kaoruko melakukannya bukan untuk Sekiya saja tapi untuk semua orang yang jadi kandidat pacarnya kaoruko.




Selesai belanja kebutuhan make over kaoruko, mereka berdua pulang.. namun Karena turun hujan jadi mereka berjalan dengan memakai payung.
 
“mengapa saeko-san menikahi Yoshioka-san?” Tanya kaoruko.

“karena aku punya keinginan klo aku ingin menikah saat berumur 26 tahun. Dan saat itu ada 2 kandidat orang yang ingin aku nikahi.”

“2 orang?” batin kaoruko terkejut.

“ah tidak.. mestinya 2,5.” Revisi saeko
 “hah.2,5? Setengah apa maksudnya?” kaoruko membantin heran

“terkadang ada kebuntuan dan tak ada factor untuk bisa mengambil keputusan. Dan saat itulah aku bertemu dengan Yoshioka-san.  Lalu aku berpikir “ahh! Inilah orangnya!”. Dia sangat dewasa dan sangat penuh perhatian. Dia tau banyak tempat dan banyak koneksi. Itu semua sudah lebih dari cukup. Dia punya sisi jelek juga yang sebanding dengan sisi baiknya yang baru aku tau baru-baru ini. “ 

Kaoruko memperhatikan wajah saeko terlihat tertekan.
“pernikahan adalah masing-masing pasangan menerima sisi buruk pasangan lainnya. Dan juga kau harus bersabar menghadapi racun dari orang lain itu… aku baru menyadarinya sekarang” lanjut saeko.

Kaoruko tersenyum “sepertinya aku tak akan cocok dengan semua itu”
Kaoruko berkata klo ia tak bisa bersabar jikaia mengalami itu ia pasti akan meledak-ledak.
Mereka melihat ada brosur sebuah pertunjukkan didinding sebuah toko dan mereka ingin menonton bersama. saeko janji akan mendapatkan 2 tiket untuk mereka berdua.


Souta masih didapur membuat ekperimen baru. Ia heran ia tak bisa menemukan inspirasi sama sekali seperti dia yang dulu. Ia tak tau sejak kapan inspirasinya dlam membuat coklat bisa hilang seperti itu. 

Saeko terkejut melihat souta yang sepertinya stress berjongkok dilantai dapur.
Souta menyadari kehadiran saeko dan bangkit berdiri. Souta bertanya pada saeko dari mana? Saeko menjawab klo ia pergi bersama kaoruko untuk belanja dan makan bersama. souta bercanda, keduanya seperti pasangan yang aneh.

Saeko melihat sekeliling meja dapur coklat yang penuh ekperimen souta. Ia merasa tak tega melihat souta yang masih mencoba membuat ide chocobar itu.

Souta berkata klo ia ingin segera menyelesaikan chocobar jadi ia terus mencari ide. 




Saeko pamit untuk masuk lebih dulu. Saeko berjalan melewati souta namun ditengah jalan tiba-tiba saeko terjatuh dan pingsan. Souta terkejut dan panic. Ia segera membawa saeko ke rumah sakit.


Souta menunggu diluar kamar saat dokter memeriksa saeko. Dokter keluar dan memberitahunya klo saeko sakit karena anemia.
Souta lalu masuk ke dalam dengan masih kuatir. Ia duduk disebelah kasur saeko yang sedang terduduk dan menunduk.

“saeko-san apakah kau sering anemia?’ Tanya souta kuatir.”karena kau dilingkungan yang tak biasa, apakah itu membuatmu kecapean?”

“jangan kuatir.. aku tak sakit..” sahut saeko lemah masih tertunduk
“okay” sahut souta..

“aku hamil”
“eh?”

“ada bayi di dalam tubuhku.” Ungkap saeko pelan
“eiih?” souta terbelalak kaget.

Saeko menoleh pada souta dengan sedih “ dia bukan bayi souta..” ucap saeko.
Souta jadi semakin kaget mendengar pengakuan saeko. 



Souta membawa saeko pulang ke tokonya. Saeko terlihat sangat depresi dan ragu untuk masuk ke kamar yang pernah dia tempati berdua dengan souta.

“apa yang kau lakukan? Kau harus istirahat” ucap souta melihat saeko yang ragu untuk masuk ke dalam kamar itu.
Ia lalu membimbing saeko sampai duduk dipinggir tempat tidurnya.


 “aku akan mencarikan tempat baru untukmu.. meski kau sudah tinggal disini tapi kau tak bisa istirahat dengan nyaman disini. Dan juga ini tak baik untuk tubuhmu“ ucap souta.
Saeko menatap souta yang ada didepannya.

“.. tapi tetaplah disini dan tinggal bersama.” lanjut souta duduk disebelah saeko yang masih terdiam didepannya.

“kau tak perlu menguatirkan apapun.. dengankku dan saeko-san dan bayi kecil itu.. kita akan lakukan bersama.” souta mencoba tersenyum didepan saeko dengan harapannya itu. tapi ia melihat saeko masih sangat sedih menatapnya.

“aku tak bisa..” bisik saeko lemah. “aku tak bisa melakukan hal itu.. aku harus pulang..”
“pulang.. ke rumah Yoshioka?” mengapa?” Tanya souta tak percaya denngan keputusan saeko setelah apa yang dilakukan yoshioka padanya.

“waktu yang telah aku lewati disini bersama souta-kun sungguh menyenangkan, penuh kelembutan dan sangat manis. Aku sangat bahagia. Aku harap ini akan terus berlanjut setiap hari. Ada saat dimana aku berpikir seperti itu. sampai akhirnya aku tau ko aku hamil. Aku tak merasa terganggu sama sekali.. dengan pemikiran..  apa yang harus aku lakukan saat aku hamil atau pikiran apa aku takut saat tak bisa hidup bersama souta-kun, atau aku merasa sedih.. aku tak punya pemikiran seperti itu… aku sangat tenang menghadapi ini sampai aku merasa heran sendiri…  sampai akhirnya aku menyadari.. inilah kenyataannya.. apa yang aku punyai bersama souta-kun tak lebih adalah sebuah pelarian saja. Dan lalu aku berpikir.. ‘ahh aku harus pulang ke rumah’……., aku berpikir, tempat yang aku tinggali bersamanya adalah tempat dimana aku seharusnya berada…  maaf… tapi.. souta-kun juga sama kan?”

“eihh?”
“siapa yang souta kun cintai bukan diriku yang sebenarnya kan? Itu hanya sebuah ilusi kan?” souta terdiam memikirkan apa yang diungkapkan saeko tentang hubungan mereka berdua itu. “.. jadi kita harus kembali ke kenyataan…. Kita selamanya tak bisa hidup dalam ilusi... “ ucap saeko menatap souta dalam.
 


Souta masih duduk di tempat tidurnya tanp Saeko disisinya. Ia memikirkan ulang apa yang dikatakan saeko tadi atas hubungan mereka.
“saeko-san adalah sebuah ilusi  bagiku..  itu benar.. itu adalah sesuatu yang diriku sendiri telah menyadarinya… itu persis seperti apa yang selama ini aku coba untuk bereskan… tapi.. saat itu.. aku tak mendapatkan saeko-san.. aku kehilangannya.. aku tak mampu membuat coklat.. sejak saat itu..”
 


Olivier terkejut saat pagi hari ia menemukan souta sudah diruang keluarga duduk seorang diri.
“eihh souta-kun kembali ke rumah? “ tanyanya heran.
“iya” sahut souta lemah
“apa yang terjadi? “
“aku merasa tak sehat.. bisakah aku istirahat dari toko?” Tanya souta lemah.
“iya..” sahut Olivier merasa sesuatu telah terjadi dengan souta.
“maaf..” Souta melangkah lemah menaiki tangga menuju kamarnya. Olivier hanya menatapnya curiga.


Olivier dan kaoruko kuatir saat melihat coklat sudah mulai habis. Mereka tak tau apa yang akan mereka lakukan untuk besok. Olivier lalu berencana menghubungi souta untuk meminta instruksi dari souta karena ia pemilik tokonya. 

Tiba-tiba souta masuk ke dalam toko. Olivier dan kaoruko bertanya pada souta apa yang akan harus mereka kerjakan untuk esok karena coklat mulai habis.

Souta berkata klo besok ia juga tak bisa ke toko lagi dan ia memutuskan untuk menutup coklat mereka. Olivier dan kaoruko terkejut dengan keputusan souta itu.
Olivier bertanya bagaimana dengan saeko? Souta menjawab klo saeko sudah kembali ke sisi Yoshioka. Keduanya bertambah kaget.


Kaoruko pergi dinner bersama sekiya. Kali ini kaoruko sudah berdandan cantik dengn rambut diurai dan dibuat bergelombang.

“jadi kau tak tau sampai kapan toko akan dibuka lagi?” Tanya sekiya
“iya.. tapi kami akan tetap digaji seperti biasa.. aku tak tau apa yang terjadi dengan saeko-san” ucap kaoruko menghela nafasnya.

Sekiya terus menatap kaoruko yang termenung dengan nasib tokonya itu.
“inoue-san..”
Kaoruko menengadah melihat sekiya yang sedang menatapnya “hmm?”
“kau terasa berbeda hari ini..” ucap sekiya ragu mengatakannya.
“hehhh?”
Kaoruko grogi ia jadi salah tingkah dan menyentuh rambutnya gugup “ah..benarkah begitu..”
“iya..  bagus..” puji sekiya


Kaoruko tertunduk malu “menakjubkan.. efek langsung dari saeko” batin kaoruko.
Kaoruko gugup dan mengambil meneguk minumnya.
“apa kau mau menginap setelah ini?” ajak sekiya.

Kaoruko yang sedang minum langsung tersedak mendengar ucapan sekiya itu.
“heihhh?”
“ini ketiga kalinya kita bertemu, jadi harusnya tak masalah kan?” ucap sekiya datar.

“tunggu.. tak masalah lagi…? Apa..?” kaoruko masih terkejut.
“kau tak mau?” Tanya sekiya lagi dengan blak-blakan.. 

(wkwkwk.. aku geli melihat ekpresi sekiya sama kaoruko saat mereka bicara ini… gedek melihat sekiya si cowok dingin bisa bicara seperti itu.. hahaha.. parahhh.. speakless! :P)

 
“eih.. apa yang harus aku lakukan. Apa yang harus aku lakukan disituasi saat ini?ini sudah sangat lama sampai tak mengingatnya” batin kaoruko panic dengan ajakan sekiya itu.

“.. ini bukannya aku tak mau.. ..” ucap kaoruko panic. Ia jadi ingat saeko dan mau bertanya pada saeko. Ia membuka tasnya dengan gugup dan mencari HPnya. “ah iya.. aku harus menghubungi master saeko… ah tidak.. saeko-san sudah pulang ke rumahnya..  aku tak bisa meminta sarannya disaat seperti ini.. “ 

“ayo kita pergi…” ajak sekiya tiba-tiba menyadarkan kebingungan kaoruko yang bingung mau menghubungi saeko atau tidak itu.

“eih.. tunggu!” kaoruko bertambah panic melihat sekiya yang sudah bangkit berdiri.
Sekiya tak mendengarkan kaoruko dan terus berjalan. 

Kaoruko teringat ucapan saeko yang mengatakan klo kaoruko perlu berlatih menaiki gunung-gunung lain sebelum ke gunung yang sangat ingin didakinya. 
 


Kaorukopun mengikuti sekiya pergi. Keduanya duduk bersebelah di dalam taxi.
Sekiya menatap luar jendela dengan wajah tersenyum senang. Sementara itu kaoruko terlihat gelisah di tempat duduknya. Kaoruko gelisah memikirkan : “ummm tadi aku memakai underware yang mana ya?” (wkwkwk.. ngakak guling-guling)

Kaoruko teringat underware apa yang tadi dipakainya. Ia memukul kepalanya sendiri “ah tidak.. mengapa harus itu?? jika saja tau akan seperti ini.. aku sudah meminta saeko-san memilihkan underware juga.”

Kaoruko menoleh pada sekiya yang ada disebelahnya. Tepat saat itu sekiya juga sedang  melihat ke arahnya. Kaoruko jadi tambah panic dan ekpresi paniknya disadari Sekiya. “ahhh kenapa aku memikirkan hal-hal yang memalukan ini haizzzz..” batin kaoruko.



Taxi mereka tiba-tiba dihentikan oleh petugas patrol polisi. Kaoruko melihat diluar kaca jendelanya ada sebuah toko coklat. Sekiya berkata klo itu toko coklat yang barusan dibuka. Kaoruko jadi teringat dengan souta dan menguatirkan kondisi souta saat ini.


Taxi yang membawa mereka berhenti didepan apartemen Sekiya. Kaoruko menghentikan langkahnya dan ia ragu.

Kaoruko terus teringat souta dan jadi tak sanggup melanjutkan langkahnya.
“inoue-san..” panggil Sekiya.

“aku akan pulang..”
“eih?”

“ahh tiba-tiba aku ingat aku harus melakukan sesuatu.. hari ini sangat menyenangkan.. aku minta maaf.. sampai jumpa” kata kaoruko gugup dan tanpa menunggu jawaban dari sekiya langsung berlari meninggalkan pria itu.

Sekiya hanya bisa memperhatikan kaoruko yang kabur dengan secepat darinya. Saking buru-burunya kaoruko sampai jatuh telungkup di aspal sebelum akhirnya bangkit berdiri dan berlari lagi…
 



Pak koyurugi berjalan ditaman dekat rumah mereka. Ia melihat souta tiduran dibangku taman sambil melamun. Ia mendekati souta dan memberikan bakpao yang dibelinya. Pak koyurugi berkata ko seberapa buruknya perasaanmu kau pasti akan tetap merasakan lapar. Dan dengan memakan sesuatu yang enak maka manusia akan jadi bahagia. Itulah alasannya jadi pembuat roti.



Di toko choco la vie, kaoruko memikirkan souta lagi. Tiba-tiba ada pesan masuk dari saeko yang mengajaknya pergi bersamanya nonton pertunjukkan yang sudah mereka janjikan waktu itu.


Mereka akhirnya menonton pertunjukkan itu bersama-sama. Sesi pertama pertunjukkan selesai. Sambil menunggu sesi kedua. Mereka berbicara sambil menikmati minuman yang disediakan dipertunjukkan itu. 

Saeko lalu bertanya pada kaoruko kabarnya souta. Kaoruko berkata klo toko tidak buka beberapa waku ini. saeko terkejut. Ia berkata klo ia sangat ingin melihat chocobar selesai dibuat agar ia bisa menikmatinya. Karena akhir-akhir ini saat ia tertekan ia akan makan dengan rakusnya.

“saeko-san apa kau sudah berbaikan dengan yoshioka-san?” Tanya kaoruko
“iya..”
“saeko-san.. apa kau bahagia? Apa kau bahagia bersama yoshioka-san?”

Saeko tertunduk sedih “ada saat saat aku sangat benci.. sampai rasanya ingin berteriak sekencangnya.. tapi..  ada saat yang membahagiakan juga..  entahlah apa pernikahanku akan berlanjut seperti ini terus atau tidak, sekarang aku tak tau.. mungkin akan lebih buruk, atau kami mungkin mampu mulai dari awal lagi.. tapi setidaknya.. aku tak akan melarikan diri lagi.. “ 

Lonceng pertunjukkan sesi kedua berbunyi dan saatnya keduanya masuk melanjutkan pertunjukkan itu.