Souta
akhirnya menyatakan perasaannya pada saeko. Saat ia melihat saeko menangis ia
mencium saeko. Saat itu kaoruko melihat keduanya.
Souta
melepaskan ciumannya di bibir saeko. Wanita itu sepertinya shock dan masih
menangis. Saeko tanpa banyak bicara langsung pergi meninggalkan souta yang
kebingungan dengan apa tanggapan saeko.
Dirumahnya
Souta masih bingung memikirkan ciumannya tadi. Ia tak percaya ciumannya tadi
benar-benar kenyataan bukan sekedar mimpinya.
Tapi ia masih bingung dengan makna airmata yang berlinang dipipi saeko.
Analisa
pertamanya :
Airmata
penolakan, karena ia jadi sedih tak bisa bertemu dengan temannya lagi. (karena
jika ia menolak souta maka saeko tak akan bertemu souta lagi. )
Analisa
kedua :
Airmata
penolakan, saeko menangis karena dia tak sanggup berkata-kata. dalam pikirannya
saeko “dia menyukaiku 12 tahun?
Menyeramkan! Menakutkan!”
Analisa
ketiga:
Airmata
penolakan, aku tak yakin dia menyukaiku, dia benar begitu maka ia akan
mengungkapkannya. Saeko yang sudah menikah tak mungkin menyukaiku.
Souta
terus memikirkan alasan saeko menangis sampai alasan ke 8. Souta sampai
berguling di bawah kursi ruang tamu membuat Olivier dan matsuri keheranan
melihat tingkah souta itu.
Dirumahnya
saeko membaca denah coklat yang diberikan souta. Ia membuka satu persatu
coklat-coklat yang ada dilaci itu. saeko terkejut melihat coklat yang ada disana
adalah coklat kesukaannya. Saeko lalu mulai menulis pesan untuk souta.
“souta-kun,
terima kasih atas coklatnya. Sangat disayangkan untuk dimakan jadi aku blom
memakannya. Aku merasa senang dengan perasaannya souta-kun. Aku rasa semua akan
berbeda jika kau menyatakan perasaanmu sebelum aku menikah. Tapi jika itu
terjadi, coklat seperti ini tak akan pernah ada. Jika aku berpikir seperti itu,
semuanya sepertinya tak mungkin. Maaf.. sungguh terima k…”
Saeko
tak bisa melanjutkan pesannya lagi. Ia tak jadi mengirimkannya pada souta dan
menghapusnya.
Souta
menemui erena dan bercerita pada erena kejadian pernyataan cintanya itu. Erena
berkomentar sepertinya souta salah dalam menyampaikan perasaannya. Seharusnya
souta saat itu bertanya pada saeko “apa kau mau berpacaran denganku?” jika
begitu maka akan jelas perasaan saeko padanya.
Sota
menjawab itu tak mungkin ia lakukan mengingat saeko sudah menikah. Erena
menjawab bukankah dari awal pernyataan cinta sota juga memang sudah salah
karena menyatakannya pada saeko yang sudah menikah?
Sota
memikirkannya lagi.
Erena
bertanya lagi apa souta saat melihat saeko menangis ia ingin memeluknya? Souta
baru sadar ia tak melakukan apa-apa saat saeko masih menangis setelah keduanya
berciuman. Melihat wajah souta yang kuatir erena berkata souta tak perlu
terlalu memikirkannya. Mungkin jawaban saeko akan didapatnya saat white day
nanti. Tapi jika saat itu masih tak ada reaksi dari saeko maka bisa dianggap
saeko sudah menolak souta.
Saeko
pulang ke rumahnya dan mendengar suaminya memuji coklat toko choco la vie.
Saeko langsung menoleh melihat apa yang sedang dimakan suaminya. Ia terkejut
melihat coklat dari souta pas hari valentine sudah dimakan suaminya.
Saeko
berlari dan melarang suaminya memakan coklat itu dengan panic”jangan makan
itu.. aku tak percaya ini!”
Saeko
melihat kotak coklat untuk melihat berapa yang sudah dimakan suaminya.
“ada
apa? Aku Cuma makan beberapa saja” sahut suaminya heran melihat saeko yang
panic seperti itu.
Saeko
mengumpulkan kotak coklat yang ada dimeja dan menaruhnya dilaci coklat lagi
dengan cepat.
“ini
tak dijual. Souta-kun membuatnya khusus untukku.” Saeko tersadar klo ia sudah
kelepasan bicara didepan suaminya.
Suaminya
menatap saeko didepannya dengan curiga. “mengapa Koyurugi-kun khusus membuatnya
untukmu? Dan sangat luar biasa seperti itu?”
Saeko
berbohong “itu untuk berterima kasih karena sudah menjadi pelanggannya”
Saeko
melangkah pergi meninggalkan suaminya yang masih curiga.
“apa
kau menyembunyikan sesuatu?” Tanya suaminya. Saeko tertunduk memunggungi
suaminya tanpa berkata apa-apa.
“saat
kau menulis “deto” di schedule handphonemu itu.. apa itu dengannya (souta)?”
Tanya suaminya.
“apa
maksudmu? Jangan melihat handphone orang tanpa ijin!” ucap saeko terkejut
mengetahui suaminya diam-diam membuka-buka handphonenya.
“karena
aku yang membayar biaya telephone bukankah itu sudah hakku untuk melihat atau
melakukan apa yang aku inginkan?” sahut suaminya.
“bukankah
sudah jelas aku pergi bersama dengan seorang teman wanita? Jika itu sebuah deto
(kencan) maka aku tak akan dengan bodohnya menulisnya, mengingat aku tinggal
dengan orang sepertimu yang tak menganggap melihat telephone orang lain suatu
masalah!”
Suaminya
mendekati saeko dengan wajah marah. Saeko mundur ketakutan akan dipukul
suaminya.
“sepertinya
aku tak punya pilihan lain selain menanyakannya pada koyurugi-kun.” Kata suami
saeko lalu berjalan pergi.
Saeko
jadi ketakutan “tunggu.. apa kau akan ke chocho la vie?”
“apa
itu masalah untukmu?”
“jika
temanku mengetahui klo suamiku orang yang memalukan seperti itu maka itu akan
jadi masalah untukku. Laki-laki benar-benar tak memahami. Sepertinya radar
mereka benar-benar tumpul. Jika kau ingin pergi, pergi sajalah” gerutu saeko
“oh
ya.. saat pesta dirumah Amano-san ,
orang yang kau ajak kencan… kau terlihat dengan salah satu staff dirumah
amano-san kan?” ungkit suaminya kejadian dulu.
“hentikan..
kau selalu mudah emosi seperti ini.. hal
ini juga terjadi dengan istrimu yang dulu kan?” sindir saeko tak tahan dengan
kecemburuan suaminya.
Suami
saeko mendekati saeko dan menampar pipi saeko 2 kali dan membuat lengan saeko terjatuh
menimpa pigura yang ada dimeja.
Pagi harinya saeko sedang mencuci piringnya dan suaminya membaca Koran. Saeko meminta maaf atas apa yang terjadi kemarin. Suaminya berkata memang tak pantas bertengkar hanya gara-gara coklat seperti itu.
Di
chocho la Vie souta melihat pelanggannya tidak ramai. Kaoruko berkata souta tak
perlu membandingkan pelanggan saat valetine dan saat hari biasa karena pasti
akan terasa berbeda. Olivier menimpali klo sebentar lagi white day dan toko
coklat pasti akan laris lagi. Jadi souta perlu agak beristirahat saja biar
nanti bisa menyiapkan coklat saat white valetine.
Souta
memperhatikan kalender. Kurang 2 minggu
lagi akan ada white day namun ia sudah merasa sepertinya pisau jagal sudah
dilehernya. (maksudnya mengenai jawab saeko atas perasaannya.)
Souta
bertemu erena dicafe. Erena melihat wajah souta yang penuh kekuatiran itu. ia
menasehati souta jika souta begitu memikirkan white day yang masih lama kenapa
souta tak menghubungi sakeo langsung saja biar dapat jawaban lebih cepat lagi.
Erena
lalu mengajak souta datang ke acara shownya tanggal 30 maret nanti. Jadi jika
souta sudah bersama saeko maka ia akan memberikan 2 tiket untuk souta agar
keduanya bisa melihat shownya.
Souta
menjawab klo ia sudah merasa hubunganya dengan saeko sudah berakhir tapi ia kan
tetap menunggu sampai tangga 14 maret nanti. Ia sudah memutuskan sesuatu. Dalam
pikiran souta ia teringat janjinya pada erena, jika hubungannya denga saeko tak
berakhir ia akan melanjutkan bersama erena.
Ia
lalu mengajak erena bertemu tanggal 14 nanti tapi pas malam pergantian hari.
Erena pun setuju untuk bertemu bersama
souta
Souta
bertekad jika sampai tanggal 14 nanti sampai malam pergantian tanggal 15 tak ada reaksi dari saeko maka ia
akan bersama erena. Ia percaya masa-masa mudanya akan ia kenang sebagai masa muda
yang penuh kebodohan dan menertawakannya suatu hari nanti bersama erena.
Erena
bercerita pada Rikudou tentang hubungannya dengan teman seksnya itu. erena
berkata klo ia akan bersama dengan teman seksnya jika teman seksnya itu ditolak
oleh orang yang disukai dia. Rikudou menasehati erena untuk lebih baik erena
menyatakan perasaannya saja pada orang itu karena sepertinya erena punya
perasaan khusus pada orang itu. erena menjawab ia tak bisa melakukannya karena
mereka hanya sekedar teman seks saja dari awal.
Dirumahnya
saeko menghabiskan hari-harinya dengan kegiatan sebagai ibu rumah tangga. Ia
juga mulai memakan coklat pemberian souta. Tanpa terasa coklat valentine
pemberian souta itu tinggal 1 saja. Saeko menikmati coklat valentine
terakhirnya itu.
Tanggal
14
Hari
yang dinantikan sota tiba. Sota sepertinya justru lega tanggal 14 akhirnya
tiba. Olivier mengundang souta untuk bersamanya dan matsuri malam nanti. Ia
minta souta membawa pacarnya juga. Souta bingung pacar yang dimaksud Olivier.
Lalu Olivier menjelaskan bukankah setelah tanggal 14 berlalu maka souta akan
bersama dengan erena? Souta menjawab itu blom pasti seperti itu katanya malu
saat kaoruko juga ternyata sedang memperhatikannya.
Sampai
malam haripun saeko blom muncul dihadapannya. Souta pergi keluar untuk menutup
pintu tokonya. Ia terkejut melihat saeko ada didepan tokonya dengan membawa
kopernya.
Souta
membawa saeko masuk ke tokonya. Ia bingung dan grogi. Saeko mengghilangkan
kebisuan mereka berdua dengan berkata klo ia sangat menyukai coklat valentine
buatan souta itu. souta berterima kasih dan senang saeko menyukai coklat itu.
Mata
souta baru menyadari koper besar yang dibawa saeko.
“apa
kau akan berpergian? Itu tas yang sangat besar” Tanya souta.
Saeko
terdiam dan tertunduk sebelum menjawabnya. “aku meninggalkan rumah” ucap saeko
pelan
“eihhh?
Kau melarikan diri?” Tanya souta dan mendekati saeko “apa kau bertengkar dengan
suamimu?”
“iya”
angguk saeko
“ohhh… lalu apakah kau akan ke rumah orangtuamu?”
“tidak..
aku tak bisa kesana. Suamiku akan segera menemukanku disana. Aku rasa ibuku
juga akan menyuruhku kembali lagi. “
“lalu
apakah kau akan temanmu..”
“temanku…”
saeko tak yakin
Souta
jadi merasa kasian dan bingung “aku tingga dirumah keluargaku, kami tak punya
ruangan kosong juga..” ucap souta.
Saeko
menatap souta dengan “kecewa”. Ia melirik lantai 2 toko choco la vie. Souta
melihat arah pandangan mata saeko ke lantai 2nya.
“maaf
aku yang tiba-tiba muncul dan mengatakan hal-hal seperti ini.” kata saeko.
“tak
apa-apa” sahut souta sambil memikirkan sesuatu.
“baiklah
aku akan pergi” pamit saeko.
“eih..
tapi kau akan kemana?” Tanya souta
kuatir
“yah
aku rasa aku akan mencari hotel yang murah.”
“tapi
ini sudah larut malam” sahut souta
“tak
apa.. aku akan menemukannya. Terima kasih atas coklatnya yang sangat
enak.” Saeko lalu membawa kopernya pergi.
“saeko
san!” panggil souta tiba-tiba
“ummmm?”
“ano
kau bisa tinggal dilantai 2. Ada sebuah tempat tidur di ruang gudang, saat aku
lembur sampai malam atau tidur maka aku menggunakannya. Memang bukan ruangan
yang bagus tapi…. Memang agak kotor tapi lumayan….” Souta berkata-kata dengan
grogi, panic, gugup dsb.
“aku
tak ingin jadi pengganggu” sahut saeko menatap souta.
“tak
ada masalah dengan itu.. ahhh tapi aku harus membersihkannya dulu. Apa kau mau
menunggu di café sana dulu? “
“apakah
benar tak-apa apa?” Tanya saeko menyakinkan.
“tentu
saja” jawab souta tersenyum. Saeko tersenyum lega.
Souta
lalu buru-buru naik ke lantai 2 toko coklatnya. Saking bersemangatnya souta
sampai bingung apa yang harus ia lakukan lebih dulu, mengganti sprei,
membersihkan barang-barang atau menyapu lantai dulu?
Kaoruko
dan Olivier yang akan pulang jadi heran melihat tingkah souta itu.
“souta
apa yang sedang kau lakukan?” Tanya kaoruko.
“ahh
tak ada” sahut souta gugup.
“aku
mendengar suara-suara.. apa ada orang yang datang?” Tanya kaoruko.
“tidak..
tak ada yang datang.” Bohong souta.
“hmmm..
apa kau akan menginap disini?” Tanya kaoruko yang masih penasaran souta
membersihkan ruangan itu.
“tidak..
aku hanya ingin sedikit membersihkannya saja…” jawab souta
“lalu
bagaimana janjimu dengan erena?” Tanya Olivier mengingatkan souta.
“aku
akan kesana setelah menyelesaikan ini.” jawab souta lagi.
“apa
perlu kami bantu” ucap kaoruko lan gsung masuk ke ruangan itu bersama Olivier.
Souta langsung menghalangi keduanya.
“tidak..
tidak.. tak usah aku bisa melakukannya.. sampai jumpa besok” kata souta menghalangi keduanya masuk dan
mendorong keduanya sampai keluar ruangan dan Ia langsung menutup pintu ruangan
itu.
Souta
membersihkan ruangan itu dan tiba-tiba ia membayangkan saeko pamit padanya dan
pulang bersama suaminya.
Sementara
itu di café dekat toko coklat choco la vie, saeko sedang duduk termenung
menunggu souta menyelesaikan kebersihan ruangan lantai 2 itu.
Kaoruko
sebelum pulang ke rumahnya ia mampir pergi ke sebuah super market. Ia bertemu
dengan erena yang sedang membeli beberapa barang makanan dan minuman dengan
wajah yang ceria. Mereka lalu saling menyapa sebentar. Kaoruko mau bertanya apa
itu karena erena akan bertemu dengan souta maka membeli barang-barang tersebut.
Namun ia membatal bertanya.
Selesai
membersihkan rumahnya souta buru-buru ke café tempat saeko yang sudah menunggu.
Sampai didepan café ada pesan masuk di HPnya. Ia membaca pesan Erena yang
memberitahu souta klo ia sudah menunggu sota dan ia juga sudah membeli wine.
Souta baru teringat janjiannya bersama erena lagi. Ia akan ragu sebentar
memikirkan erena namun saat ia menoleh menatap ke dalam kaca café, ia melihat
saeko yang tersenyum padanya. Souta
terhipnotis dan langsung mengesampingkan janjiannya pada erena.
Souta
mengantar saeko masuk kedalam kamar lantai 2 itu. ia menunjukkan juga kamar
mandinya. Ia memberitahu saeko klo ia juga sudah mempersiapkan handuk dan
perlengkapan mandi lainnya disana. Souta melihat ada dus yang agak memenuhi
ruangan jadi ia mendorongnya ke pinggir. HP yang ada disaku souta terjatuh saat
ia membungkuk utk mendorong dus itu. Souta mengambil dan menaruhnya di sebuah meja.
“arigatou…
meski aku datang dengan tiba-tiba seperti ini tapi kau sudah melakukan banyak
hal untukku. Souta-kun kau seperti penyelamatku. Kau seperti seorang pangeran.”
ucap saeko
Souta
tersenyum melihat saeko yang begitu berterima kasih padanya “ itu berlebihan..
aku tak melakukan yang begitu berarti.. jangan terlalu menguatirkannya” sahut
souta tersenyum senang.
Saeko
masih terus menatap souta dengan penuh keharuan. Dalam pikiran souta berkelebat
klo ia bisa melakukan “hal yang salah” dalam situasi yang sekarang ini. ia
segera mengeyahkan pikiran erotisnya yang egois itu, mengingat betapa saeko
sedang dalam masalah besar.
Souta
lalu pamit untuk pulang “sampai jumpa besok” katanya melangkah meninggalkan
saeko.
“kau
pulang sekarang?” Tanya saeko
“iya..
aku ada janji dengan seseorang. Aku akan datang besok jam 7 pagi.” Ucap souta.
Saeko
langsung tertunduk sedih.
“baiklah
sampai jumpa besok” ucap saeko pad akhirnya.
“ya
sampai jumpa lagi” souta keluar kamar dan meninggalkan tokonya.
Diluar
toko sota bergumam klo seorang samurai memang lebih baik pergi daripada salah
dalam bertindak.
Tapi
setelah beberapa langkah ia menghentikan langkahnya. Ia teringat wajah saeko
yang sedih saat ia pamit pulang tadi. Ia merasa saeko sangat kesepian. Ia
merasa seharusnya ia tinggal lebih lama. Lalu hatinya berkata lain lagi. Klo ia
tinggal lebih lama maka akan terjadi hal-hal yang buruk lagi. Souta memutuskan
untuk bertemu erena saja.
Tapi
beberapa langkah kemudian ia menghentikan langkahnya dan ragu. Ia bolak balik melangkah ke tokonya lagi lalu
balik badan dan meninggalkan toko nya lagi… souta terus bolak balik didepan
tokonya. Ia masih bingung antara memilih disisi saeko yang kesepian di tokonya
atau erena.
Karena
bingung mana yang harus ia pilih souta mengundinya. Jika sepatu yang ia
lemparkan alasnya ada diatas maka ia tidak pergi menemui erena tapi jika alas
sepatunyanya dibawah maka ia akan pergi ke erena. (yang undian ini aku nggak
tau apa aku kebalik memaknainya.. hhihi)
3
x melempar sepatunya semua alas sepatunya ada diatas. Souta tak terima dan
merasa itu karena sepatunya tak seimbang saja maka bisa seperti itu. ia lalu
melempar sepatunya lagi dan kali ini alas sepatu ada dibawah. Souta tersenyum
lega, ia merasa itu hal yang terbaik.
Souta
lalu memutuskan mengirim pesan pada erena tapi ia jadi teringat klo HPnya
tertinggal di kamar yang ditempati saeko itu.
Souta
mengetuk kamar yang ditempati saeko.
“saeko-san..
maaf.. aku rasa aku lupa HPku.” Seru souta. Ia mendengar suara air mengalir
dari shower dikamar mandi yang berhadapan dengan pintu kamar tidur saeko.
“aku
akan masuk” ucap souta yang langsung membuka pintu kamar saeko. Souta memasuki
kamar itu dan tiba-tiba pintu kamar mandi dibelakangnya juga terbuka. Souta menoleh dan melihat
saeko yang ada dipintu kamar mandi dalam keadaan basah dan hanya memakai handuk
saja untuk menutupi tubuhnya.
Souta
terkejut dan matanya terbelalak… keduanya saling menatap.
“telponmu
disini” ucap saeko sambil menunjukkan HP souta yang ada ditangannya.
“mengapa
engkau membawanya?” Tanya souta heran melihat HPnya ada ditangan saeko dikamar
mandi. Harusnya kan HPnya ada didalam kamar diatas meja.
“aku
juga tak mengerti” ucap saeko dengan tatapan yang begitu menggoda.
Souta
maju beberapa langkah untuk meraih HPnya tapi saeko segera menarik HP itu
menjauh dari jangkauan souta dan membuat souta maju mendekat padanya.
Souta
tak mengerti maksud perbuatan saeko itu.
“hentikan
ini.. seriuslah” ucap souta menatap saeko tajam. Ia lalu meraih HP ditangan
Saeko tanpa melepas pandangan matanya dari mata saeko. Tangannya bersentuhan
dengan tangan saeko yang memegang hpnya itu.
Perlahan
saeko mendekati souta selangkah demi selangkah. Sampai beberapa centi dari
souta, saeko melepas pegangan tangannya dari handuk yang menutupi tubuhnya.
Handuk itupun terjatuh kelantai.
Saeko
mengalungkan tangannya dibahu souta dan semakin membuat keduanya semakin
dekat.
“saeko-san
kau tak bisa melakukan ini..” ucap souta pelan menatap saeko yang begitu dekat
dengannya tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.
Wajah
saeko semakin mendekat pada souta dan membuat souta menutup matanya. Saeko
perlahan menciuman souta. Ia terus mencium souta yang masih berdiri mematung
didepannya. Soutapun perlahan tak bis amengendalikan dirinya lagi. Ia pun mulai
membalas ciuman saeko yang semakin intim. Ciuman mereka menjadi semakin membara
membuat keduanya terjatuh kelantai dan terus ke hubunga yang lebih serius.
Melupakan status mereka.
Dirumahnya
erena menunggu souta yang tak kunjung datang. Ditempat lain suami saeko pulang
dan tak menemukan istrinya di rumahnya. Ditempat lain kaeruko menghabiskan
malamnya dengan melihat film di bioskop.
“souta
kau sangat menakjubkan” bisik saeko pelan.
“hummmm?”
“kau
berbau seperti coklat.”
“benarkah?”
“iya
benar” mereka berdua berbaring di ranjang dengan berpelukan.
“jika
aku disana, aku merasa seperti furniture.. seperti kursi atau setrika atau
meja, semacam itu. jika aku memberitahu orang itu maka ia akan berkata “manusia
memang seperti furniture” dan aku akan tersenyum dan menjawab “kau benar”
Souta
mengusap airmata disudut mata saeko dan menciumannya lembut.
“saeko-san
apakah aku bisa menjadi seorang pangeran? Atau apakah kau mengotori apa yang
sudah ada? Sampai kemarin aku hanya bisa berkhayal, pria tanpa harapan dan
seorang chocolatier, tapi pada akhirnya aku lulus menjadi seorang pezina.”
Kaoruko
datang ke toko dan ia sangat terkejut melihat saeko dan souta sedang didapur
sedang makan rotinya. Keduanya terlihat begitu dekat dan mesra. Saeko lalu
menjelaskan klo semalam ia tidur dlantai 2 toko mereka itu. Saeko menawarinya roti itu tapi segera ditolak
kaoruko.
Kaoruko
pergi meninggalkan keduanya dan masuk ke ruang kantor sekaligus ruang ganti
toko. Souta menyusul kaoruko. Ia menjelaskan pada kaoruko alasan saeko menginap
disana adalah karena ada masalah dirumah saeko.
Kaoruko
memperhatikan pakaian souta yang masih sama seperti kemarin. Ia bertanya apa
semalam souta pulang ke rumahnya karena souta memakai baju yang sama. Souta
menjawab klo tadi pagi ia buru-buru jadi ia salah ambil baju yang kemarin.
Setengah
tak percaya kaoruko meninggalkan souta untuk berganti bajunya. Kaoruko berpikir
apa yang sedang terjadi keduanya. Ia sudah melihat souta dan saeko berciuman
tapi ia juga tau klo souta semalam juga janjian dengan erena jadi sekarang ia
tak tau pasti apa yang sebenarnya sudah terjadi.
Olivier
memberi ucapan selamat pada souta yang pada akhirnya memenangkan apa yang
diinginkannya selama ini (mendapatkan saeko). Souta berkata meski begitu ia tak
tau pasti apa yang sebenarnya saeko pikirkan. Bisa saja saeko akan pulang ke
rumahnya lagi saat ia sudah menjadi tenang lagi.
“bagaimana
dengan erena? Apa kau memberitahu erena?” Tanya Olivier
Souta
mengeleng “blom.. membuatnya menunggu dan melakukan hal itu, itu sangat buruk..
tapi jika aku menghubungi erena sekarang, aku tak tau apa yang akan aku
katakan.” Jawab souta
“aku
rasa ini mungkin salahku” sahut Olivier bersalah. “apa itu karena aku menyebut
hubungan kalian sebagai teman seks dari permulaannya? Jika aku menyebut erena
sebagai pacarmu, souta mungkin tak akan mengkhianati erena semalam. Meski
sebuah candaan, jika memberinya sebutan maka itu yang akan benar-benar
terjadi.”
“bisa
saja seperti itu tapi aku juga tak pernah membantahnya klo kami bukan teman
seks. Jadi itu bukan kesalahan Olivier.” Sahut souta.
Dari
balik pintu dapur choco la vie, matsuri mendengarkan pembicaraan keduanya.
Matsuri
pergi mendekati kaoruko yang sudah selesai melayani pelanggan.
“kaoruko-san..
aku barusan mendengar, sepertinya onii-chan dan saeko-san sudah “melakukan
itu”” kata matsuri.
Kaoruko
terkejut “melakukan itu?!”
Matsuri
terkejut melihat wajah terkejut dan marah kaoruko. Ia menyadari ia sudah salah
berkata-kata. 2 orang pelanggan datang dan matsuri memanfaatkannya untuk
menghilang dari sisi kaoruko yang terlihat marah.
Kaoruko
melanjutkan pekerjaannya dengan kasar. Ia melampiaskannya dengan menutup lemari
coklat dengan sangat keras membuat matsuri dan kedua pembeli memperhatikan ulah
kaoruko itu.
“jika
itu masalahnya, katakan saja dari awal jadi aku tak akan marah. Tidak.. tentu
saja aku akan marah. Aku sangat marah sekarang ini, meskipun aku tak berada
diposisi dimana aku punya hak untuk marah!”
Ayah
matsuri datang tiba-tiba membuat kaoruko terkejut.
“ayah…
kau sangat cepat” gumam matsuri.
“dimana
wanita itu?” Tanya ayahnya serius.
“sekarang
dia ada diatas” sahut matsuri. Dengan wajah sangat serius dan buru-buru, ayah
souta segera pergi menuju lantai 2.
Melihat wajah ayah souta, kaoruko tersenyum
puas karena matsuri sudah melaporkan saeko pda ayahnya. “matsuri-chan,, good
job!” batin kaoruko tertawa senang.
Souta
terkejut melihat ayahnya masuk ke dapur. Ia berkata klo ia tak butuh bantuan
ayahnya saat ini. ayahnya menyingkirkan souta dan melangkah menuju lantai 2.
Sampai
disana ia mencari saeko yang ternyata sedang ada dikamar mandi membersihkan
toilet.
“ano…”sapa
ayah souta.. saeko menoleh dan langsung bangkit berdiri memperhatikan bapak
yang ada didepannya itu.
“aku
ayah souta” ucap ayah souta bersedekap.
“senang
bertemu denganmu. Aku yoshioka saeko” sapa saeko membungkuk ramah didepan ayah
souta itu.
“aku
dengar kau tinggal disini.” Sahut ayah souta dengan serius dan garang
“maaf
aku sudah mengganggu” kata saeko
“tidak”
“aku
dan souta kun sudah berteman sejak sma. Saat ii aku sedang dalam situasi
tertentu dan souta-kun menolongku.” Ucap saeko menjelaskan kehadirannya di
kamar toko coklat itu.
Ayah
souta memperhatikan tangan saeko yang lebam. Ia jadi merasa kasian. “apa dia
ummm.. apa dia menyuruhmu untuk bersih-bersih?” tanyanya
“tidak,,
aku rasa sudah sepatutnya aku melakukan sesuatu sebagai ucapan terima kasih
karena mengijikanku tinggal. Ini kemauanku sendiri. Aku sangat berterima kasih
pada souta-kun. Aku pergi dari rumah
tanpa ada rencana kedepannya. Aku benar-benar kesulitan karena aku tak tau
harus pergi kemana.” Ucap saeko
Ayah
souta jadi semakin kasihan melihat saeko seperti itu.
Ayah
souta turun lagi ke toko dan masuk ke
dapur. Souta, Olivier, kaoruko dan matsuri sedang menunggu komentar ayah souta
itu.
“ayah
biar aku jelaskan…” ucap sota
“kau…..”
ayah souta menatap anaknya denga serius. Kaoruko tersenyum sudah membayangkan
souta akan dimarahi oleh ayahnya.
“kau
harus menjaganya dengan baik” kata ayah souta sedih
“eihhhh?”
semua terkejut dengan perkataan ayah souta. Mereka sudah siap-siap ayah souta
akan marah tapi kenyataannya ia malah berkata seperti itu.
“aku
sangat sedih untuk saeko-chan” lanjut
ayah souta
“saeko-chan???”
batin kaoruko kesal mendengar ayah souta memanggil saeko dengan chan..
panggilan akrab untuk orang lain.
“gadis
sebaik dia mendapatkan laki-laki jahat dan harus menderita.” Lanjut ayah souta
sedih.
“DNA keluarga
Koyurugi benar-benar tak bisa diharapkan. Tak bisa diandalkan” gerutu dalam
hati Kaoruko kecewa dengan tanggapan ayah souta itu.
Kaoruko
menemui saeko dilantai 2 yang sedang memakai pelembab ditangannya yang lebam. tapi begitu melihat kaoruko datang saeko segera menutupi lengannya dengan memperpanjang lengan bajunya yng tadi dilipatnya. saeko lalu tersenyum ramah pada kaoruko.
“kau
benar-benar punya keberanian.. meski kau sudah menikah, kau berani pergi
ke tempat lelaki lain dan melakukan ini
itu. aku tak pernah membayangkan bisa melakukan hal seperti itu” kata kaoruko.
Saeko hanya terdiam memperhatikan kaoruko.
“meski
ini bukan hal yang seharusnya aku katakana tapi… saeko-san juga sungguhan
menyukai souta kun kan?” Tanya kaoruko
“heihhh?”
“mengapa
“heih?”” Tanya kaoruko bingung “eihhh tunggu.. heih? Ini ukan main-main saja
kan?”
saeko
bingung sendiri dengan pertanyaan kaoruko itu. “tidak.. aku tak pernah
memikirkan apakah “cinta” itu serius atau main-main.” Sahut saeko
“kau
harusnya tau apa itu serius atau main-mai kan?!” seru kaoruko tak bisa menahan
emosiya.
“aku
rasa aku ingin dicintai oleh souta-kun. Mungkin akan banyak wanita yang ada
disekelilingnya tapi aku akan berusaha menjadi satu-satunya yang sangat ia
cintai. Itukan yang kau sebut cinta yang serius?” kata saeko
“bukan..
itu bukan seperti itu.. itu hanya sebuah permainan kan? Itulah mengapa itu
disebut bermain-maiin. Ini bukan baseball atau shogi” bantah kaoruko
“tapi
orang yang bermain baseball atau shogi, mereka juga melakukannya dengan
seriuskan?” sahut saeko lagi.
Kaoruko
amat sangat kesal. “mencoba untuk memoles dan mendisiplinkan dirimu sendiri
dengan segenap usahamu dan mencoba membaca pikiran orang lain..”lanjut saeko
‘salah…
salah.. salah.. ini sebuah kesalahan” teriak kaoruko
“eih..
mengapa begitu? Mengapa hal itu salah?” Tanya saeko
“karena
baseball dan shogi itu berbeda dengan cinta kan” kata kaoruko menjelaskan.
“lalu
apa maksudmu dengan “cinta serius?”Tanya saeko
“kau
benar-benar tak mengerti huh?! Contohnya… contohnyya… “ kaoruko terdiam.. ia
tak berani mengungkapkan apa yang ada di kepalanya.
Ia
hanya bisa membatinnya “contohnya tanpa
memperdulikan penampilan, mencintai orang itu tanpa syarat. Tidak… tak mungkin
itu tanpa syarat… meski aku pun.. hanya
setelah souta-kun kembali dari paris.. aku jatuh cinta padanya karena ia
menjadi begitu tampan.. harusnya..
berharap kebahagiaan untuk orang itu dari dalam hatimu.. tapi, apa aku pernah
berharap akan kebahagiaan souta-kun? Ku tak pernah merasa semua akan berjalan
baik jika bersama saeko-san. Meski aku mendengar ia pergi dengan seorang model
itu, tapi aku merasa akan sangat baik jika keduanya terjadi masalah dan mereka
hubungan mereka putus. Karena ia tak akan menjadi milikku aku rasa akan sangat
baik klo ia juga tak bahagia. Tapi aku orang yang serius dibanding seorang ibu
rumah tangga (saeko) atau seorang model (erena), aku rasa aku lebih mencintai
souta dengan seriusnya. Itu yang selama ini aku pikirkan tapi.. bagaimana
dengan diriku sendiri.. pada akhirnya aku hanya jatuh cinta pada pandangan
pertama kepada pangeran coklat, dan ingin menjadi putri coklat.”
“kaoruko-san..”
panggil saeko menyadarkan kaoruko dari lamunannya “apa artinya cinta yang
serius itu?” Tanya saeko ulang.
“bagaimana aku bisa tau.. bagaimana aku
mengerti sesuatu yang kau tak mengerti. Hanya karena aku sepertinya mengerti
jangan pernah berpikir seperti itu.. aku tak mengerti apapun.. aku sama dengan
wanita itu. dan sekarang aku menyadari.. aku berada dilevel bawah wanita itu..“
Kaoruko
meninggalkan saeko dan berjalan menuruni
tangga untuk ke lantai dapur coklat. Karena terburu-buru koruko terpeleset dan
kebetulan souta ada dibawah tangga.
Souta
menahan tubuh kaoruko agar tak terjatuh. Kaoruko tidak bergerak dari topangan tubuh souta. .
“kaoruko
san, apa kau baik-baik saja?” Tanya souta kuatir.
“souta-kun wanita itu
aneh.. dia menjijikkan.. tapi aku juga
sama menjijikannya seperti dia.. souta kun kau perlu berhati-hati.. wanita bisa
menjadi menjijikkan” batin kaoruko.
Souta
heran dengan kaoruko yang terdiam dan bersandar dibahunya. Ia memperhatikan tangga atas
lantai 2. Sementara itu saeko dilantai atas memikirka perkataan kaoruko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar