Ozu
sangat terkejut saat Takako menghampirinya dan menyentuh hidungnya dengan
lembut lalu pergi begitu saja.
Pagi
harinya saat mereka sedang di kamar mandinya masing-masing, mereka berdua
terbayang kejadian semalam. Ozu menyentuh hidungnya sendiri dan bertanya-tanya
maksud dari tindakan Takako semalam itu.
Takako
sepanjang jalan menuju sekolahnya terus memikirkan apa yang akan dijelaskannya
pada Ozu tentang kejadian semalam.
“apa maksud dari
semua ittu. Aku mungkin bisa berpura-pura bodoh. Kemana aku harus mengarahkan langkahku?
Haruskah aku menyembunyikan perasaanku atau haruskah aku memberitahunya?
Perasaanku harus bisa mengatasi masalah kesenjangan umur kami ini. atau juga
kenyataan klo dia sudah memiliki tunangan.
Haruskah aku menyembunyikan semua itu atau memberitahunya?? Apakah
langkah selanjutnya?”
Disekolah
Takako bertemu ozu. mereka saling menyapa dengan gugup. Takako berterima kasih
karena Ozu sudah mengatur acara goukon itu. Takako juga meminta maaf pada Ozu
tentang kejadian lainnya.
“tentang
kejadian taxi itu..” ucap takako gugup. Ozu juga ikut gugup mengingat saat
Takako menyentuh hidungnya itu.
“apa
kemarin kau mabuk?” Tanya ozu.
“iya..”
jawab Takako “tapi aku mengingatnya..”
“lalu
apakah itu..” ozu ragu bertanya.
Sekelompok murid mereka datang dan menggoda
takako dan ozu. mereka bilang kedua gurunya itu terlihat seperti orang yang
sedang jatuh cinta.
Belum
sempat takako dan ozu menjawab, akiyama dan
mori-sensei datang dan menghalau murid-muridnya itu. Setelah muridnya
pergi mori-sensei berkata klo sebagai guru ada aturannya yaitu jika ketauan
berpacaran maka salah satunya harus keluar dari sekolah .
“akan ada banyak
halangan untuk cinta diatas umur 30 tahun.
Lingkungan sekelilingnya,
Sekolah, keluarga dan ada tunangan. Berapa banyak rintangan yang harus aku alami
lagi kedepan...”
Ozu
mengajar dikelasnya,kotomi ichikawa dengan marah bertanya apa yang dilakukan
kakaknya saat melarikan diri darinya malam itu. ozu menjawab klo ia membantu
egawa mendapatkan pacar di Goukon itu. ichikawa lalu bertanya apa sekarang
setelah goukon itu egawa mendapatkan pacar?Ozu menjawab ia blom tau. Ichikawa
lalu berkata klo kepergian ozu berarti percuma saja. Ichikawa lalu pergi dengan
marah.
Malam
harinya takako pergi makan bersama yuko, mori dan akiyama sensei membahas acara
goukon yang mereka ikuti kemarin. Ternyata semua sudah punya incarannya
masing-masing kecuali Takako yang
berkata klo tidak ada yang membuatnya tertarik.
Ditempat
yang berbeda para pria juga berkumpul. Imamura bertanya siapa wanita yang
diincar egawa? Egawa menjawab klo ia blom ada yang cocok. Takamine lalu
menunjukkan foto-foto teman mengajarnya. Tapi sepertinya dari cara ia
berbicara, takamine sepertinya menyukai mori-sensei. Menurut Imamura itu semua
karena egawa tidak mau berbicara dengan para wanita itu. Ozu jadi teringat
kejadian saat ia melihat egawa berbicara berdua dengan Takako. Ozu terlihat
lebih banyak diam dan tak bahagia.
Kaori
agak kecewa pada ozu karena dari info ichikawa, ozu akhirnya pergi ke acara
goukon itu. kaori merasa tak nyaman dengan kejadian itu. ozu berkata itu untuk
membantu egawa mendapatkan pasangan.
Kaori menyalahkan Egawa karena kejadian
ini dan berharap egawa segera menemukan pasangan. Ozu membela egawa ia berkata klo sepertinya egawa tertarik pada
Takako. Kaori jadi bersemangat dan ia punya rencana untuk dikerjakan ozu bagi
egawa dan takako.
Keesokkan
harinya Ozu menegur adiknya yang menginformasikan keberadaan dirinya diacara
goukon itu pada kaori. Kotomi ichikawa
bilang klo kaori itu orangnya sangat baik jadi ia tak ingin ozu melepaskan
kaori. Ozu mengerti itu.
Ozu
lalu pergi meninggalkan adiknya.
Ichikawa berniat pergi ke kelasnya tapi
dibalik gedung ia melihat ada Kurozawa sensei. Saat gurunya itu beranjak pergi,
ichikawa bertanya apa Kurozawa mendengar pembicaraannya dengan ozu? Kurozawa
menjawab ia mendengar klo mereka bersaudara.
Ichikawa
menjelaskan klo itu semua karena perceraian kedua orangtuanya yang membuat
mereka berpisah. Ia ikut ibunya dan ozu ikut ayahnya. Ia sengaja memberitahu
kurozawa klo ia membenci perceraian orangtuanya itu. karena perselingkuhan ayahnya membuat
keluarga mereka menjadi rusak dan semua tersakiti. Kurozawa sepertinya jadi
menyadari ucapan Ichikawa dan memikirkan keluarganya sendiri.
Saat
takako sendirian di ruangannya tiba-tiba Ozu datang padanya. Ozu lalu
mengajaknya pergi makan di tempat yang dulu mereka kunjungi.
Takako
terkejut sekaligus sangat bahagia karena ozu mengajaknya pergi. Sepanjang
perjalanan ia tersenyum terus dan meyakinkan dirinya klo ini waktu yang tepat
untuk menyatakan perasaannya.
Sampai
ditempat yang dituju, takako terkejut melihat Egawa ada disana. Egawa yang
melihat takako segera mempersilahkan takako duduk. Egawa bilang klo Imamura dan
Ozu sepertinya akan datanng terlambat.
Raut
wajah Takako yang disepanjang jalan tadi bahagia langsung sedikit agak kecewa
karena ternyata ozu dan dirinya tidak akan berduaan.
Mereka
lalu menunggu yang lain datang.
Kurozawa
pulang ke rumahnya dan ia melihat
istrinya sedang mempersiapkan makan malam. Kurozawa bercerit panjang lebar pada
istrinya soal capung yang ia lihat dijalan tadi. Saat ia menoleh istrinya
sepertinya masih sibuk memotong sayuran-sayuran.
Kurozawa jadi agak marah. Ia
menegur istrinya agar istrinya itu sedikit memperhatikan dirinya. Istrinya
berkata klo ia mendengarkan kurozawa juga. Kurozawa lalu minta maaf karena
selama ini ia juga tak berusaha melakukan bagiannya agar keluarga mereka lebih
harmonis. Ia minta maaf karena hanya terlalu fokus pada dirinya sendiri. Istri
kurozawa mulai menyadari sesuatu telah terjadi dengan suaminya.
Kurozawa
sepertinya memikirkan apa yang terjadi antara
ozu dan ichikawa yang diakibatkan perceraian orangtua mereka itu.
Di
restaurant tempat takako dan egawa bertemu. Suasana jadi terlalu canggung
karena sudah sangat lama mereka menunggu. Egawa lalu mencoba membuka percakapan
dengan takako. Egawa bertanya pendapat takako tempat yang dipakai sebagai acara
goukon kemarin, mungkin akan lebih baik jika diadakan ditempat yang lebih
trendi.
Takako menjawab klo ia juga menyukai tempat yang dulu dipakai itu
karena suasananya.
Takako
berkata mungkin karena ia yang sudah dewasa jadi ia suka situasi direstaurant
itu. Tempat itu kebanyakan yang datang adalah orang-orang dewasa jadi
suasananya tidak terlalu ramai dibanding tempat yang banyak didatangi anak-anak
sma.
Egawa
menjawab klo ia punya pemikiran yang sama dengan takako. Egawa jadi ingat
mungkin karena umur mereka tidak terlalu jauh berbeda jadi pemikiran mereka
sama. Takako menjawab klo Ia berumur 32 tahun. Egawa lalu berkata klo umurnya
30 tahun.
Pembicaraan
keduanya menjadi semakin akrab lalu egawa menawarkan beer pada Takako yang
langsung menyetujuinya.
Diapartemennya
ozu duduk dengan lesu dikursinya. Sementara itu Imamura justru terlihat sangat
senang. Imamura bilang ini waktunya buat egawa menemukan pasangan. Ternyata
mereka berdua sengaja mengatur pertemuan keduanya di restaurant itu.
Imamura
bertanya pada ozu kenapa raut muka ozu seperti tak bahagia seperti itu? ozu
menjawab ia tak tau apa itu akan berhasil. Imamura memintanya untuk lebih yakin
saja. Ini semua adalah rencana yang kaori katakana pada ozu waktu itu.
Imamura
berkata mungkin takako akan jadi pasangan egawa setelah lama menyendiri sejak
kematian mai-chan, pacar egawa dulu.
Wajah ozu jadi tambah lebih muram lagi.
Egawa
dan Takako sudah menunggu lama. Egawa mencoba menghubungi Imamura tapi tak diangkat. Takako melihat
HPnya tapi tak ada pesan masuk dari Ozu. Egawa lalu menyadari klo mereka berdua
sengaja diatur untuk hanya berdua seperti ini. ini mungkin karena egawa belum
mendapatkan pasangan saat di goukon itu jadi teman-temannya mengatur hal
seperti ini. egawa minta maaf karena melibatkan takako seperti ini.
Takako
kecewa tapi ia menutupinya denga berkata klo mereka sudah sampai ditempat ini
jadi lebih baik mereka menikmati saja.
Saat
disekolah Takako meminta berbicara berdua dengan ozu. ia mengajak ozu keatap
sekolahan.
“apa
kau sengaja mengatur agar aku bisa berdua dengan egawa-san?” Tanya takako.
“iya..
jadi kau berpikir aku dan egawa akan saling tertarik?” Tanya Takako. Ozu tak
menjawab hanya tertunduk.
“hmm
jadi begitu..” ucap takako “arigatou gozaimasu.. aku harus berterima kasih
padamu untuk malam kemarin yang menyenangkan.” Lanjut Takako menahan marahnya
dan sengaja bilang ia menikmati kebersamaannya dengan Egawa.
Ozu
menutupi perasaannya “oh begitu” jawab ozu.
Takako
lalu melangkah meninggalkan Ozu. sepanjang jalan takako melampiaskan
kemarahannya dengan melangkah
secepatnya.
“ini benar-benar
buruk sekali.. betapa kekanak-kanakannya.. jika kau tak tertarik padaku, itu
hal yang beda. Kau hanya perlu
meninggalkanku sendiri saja. Tapi dengan mendorongku bersama dengan orang lain
adalah sangat buruk. Siapa yang memintamu melakukan ini? dan lebih buruknya
lagi.. aku merasa……… benar-benar sangat sedih………”
Takako
sedang bersiap-siap survey lokasi camping SMAnya dengan Takamine sensei.
Tiba-tiba Takamine-sensei datang dan mengatakan klo ia tak bisa pergi survey
karena badannya sedang tidak sehat kena flu. Takako berkata klo ia akan pergi
sendiri saja.
Takamine
lalu melihat ozu yang duduk didepan Takako. Ia lalu meminta tolong ozu agar
bisa menemani Takako pergi survey lokasi museum dan gua menggantikan dirinya.
Ozu melirik Takako lalu menyetujuinya.
Ozu
pamit pada muridnya karena tak bisa mengajar di jam berikutnya. Ia pamit klo ia
akan pergi survey lokasi camping. Murid-muridnya senang karena jam selanjutnya
mereka bergabung dengan kelas lain di aula. Mereka bertanya lokasi camping
mereka nanti apa? Ozu menjawab klo akan ke museum dan gua. Mereka kecewa karena
ini akan jadi “last chance” kesempatan terakhir mereka bersama dengan teman-temannya.
Karena setelah acara itu maka mereka akan menghadapi ujian.
Ozu
dan takako pergi berdua menuju lokasi survey. Ozu bertanya apa yang nanti
mereka akan lakukan disana? Takako menjawab untuk mencari lokasi kamar mandi,
tingkat keamanan lokasi dan mengambil foto-foto spot yang akan mereka tunjukkan
dibuku panduan pada murid-muridnya.
Sampai
dilokasi museum mereka berdua mengambil foto-foto lalu cek penginapan dan
tempat makan murid-muridnya nanti. Pemilik kedai makan itu lalu menawari takako
kentang goreng. Takako lalu mengambil setusuk kentang goreng . Bapak itu lalu
melihat ke Ozu “bagaimana dengan pacarmu?” Tanya bapak itu menawari ozu. takako
dan Ozu terkejut mereka dikira pasangan kekasih. tanpa banyak bicara Ozu ikut
mengambil juga.
Mereka
berdua lalu melanjutkan perjalanan menaiki pegununungan untuk ke lokasi gua
yang dituju. Mereka lewat didepan sepanjang kekasih yang sedang duduk-duduk.
Cowok itu meminta tolong Ozu untuk mengambilkan foto ia dan pacarnya. Ozu denga
rela mengambil foto mereka berdua. Cowok itu lalu bertanya apa Ozu mau difoto
berdua juga? mereka berdua dikira adalah sepasang kekasih lagi. Takako dan Ozu
menolaknya. Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka lagi.
Takako
bercerita pada Ozu klo ia jarang sekali pergi disiang bolong seperti ini dengn
seorang pria. Itu semua karena sebagai seorang guru ia harus menjaga imagenya
dari murid dan orangtua muridnya. Apalagi jika sampai terjadi percintaan
diantara guru maka salah satu harus segera berhenti.
Takako
melihat sepasang kekasing yang berjalan menyusuri pegunungan dengan
bergandengan tangan.
“bergandengan
tangan seperti itu…” tatap iri takako pada pasangan itu.
“apa
kau ingin melakukannya juga?” Tanya Ozu
Takako
menggeleng “aku sudah pernah melakukannya saat aku muda. Sekarang aku sudah tak
terlalu memperdulikannya”
Ozu
mengangguk mengerti dan mereka melanjutkan perjalanan lagi. Takako memberitahu
ozu klo Ozu sekarang tak perlu terlalu memikirkan hubungan dia dengan Kurozawa
karena ia sudah memutuskan hubungan dengan kurozawa dan tak akan kembali pada
kurozawa lagi. Ozu terkejut mendengar pengakuan takako itu.
Mereka
sampai digua yang dituju. Suasana sangat gelap jadi takako menyalakan
senternya. Mereka berjalan berhati-hati
.
Ozu mulai mencoba mencari informasi tentang perasaan Takako pada Egawa. Ozu
berkata klo Egawa adalah orang yang baik dan sudah tidak berpacaran dengan
siapapun selama 3 tahun sejak meninggalnya mai-chan. Ozu berharap klo egawa bisa segera
mendapatkan kekasih baru.
“aku
akan sangat bahagia jika ia menemukan kekasih baru..” ucap ozu.
“oh
begitu..”
“tapi…..
“ozu menghentikan langkahnya dan berbalik menatap takako “aku tak pernah
berpikir klo itu akan hara-sensei.”
Ozu
menatap takako “hara-sensei.. apa kau berkencan dengannya?” lanjutnya
“mengapa
kau bertanya hal ini?” Tanya takako tak mengerti.
“karena
aku tak ingin kau melakukannya!” jawab tegas Ozu sembari menatap Takako.
Takako
shock dan menjatuhkan senternya. Mereka
berdiri terdiam dalam gelap.
“kau
sangat egois” ucap takako
“aku
tau” jawab ozu
“dan
kau tak berhak mengatakan hal seperti itu.” ucap Takako sambil melangkah
melewati Ozu.
tapi karena gua sangat gelap dan senter juga sudah tak ada,
Takako jadi tersandung sesuatu dan hampir terjatuh. Ozu segera meraih Takako
agar tak terjatuh.
Takako
mencoba melepaskan pegangan Ozu tapi segera dicegah ozu.
“jangan
bergerak… kita tunggu sampai mata kita beradaptasi dengan kegelapan dulu. “ucap
ozu tak melepaskan pegangan tangannya dibahu takako.
Jarak
mereka sangat dekat. Berhadap-hadapan membuat Takako bisa merasakan keberadaan ozu yang ada
didepannya.
“kami begitu dekat…
aku bisa mendengar nafasnya…. Ini benar-benar menyakitkan… dia hangat… dan kuat..”
Takako
bisa merasakan tangan ozu yang menyentuh bahunya menjadi semakin erat.
“kurozawa
sensei benar-benar sesuatu...” ucap ozu pelan
“eihh??”
“aku
bekata dia itu sesuatu…”ulang Ozu “dia
punya keluarga tapi dia…..… aku memang pengecut.. tapi aku masih... ” Ozu
tiba-tiba merengkuh Takako erat dalam
pelukannya. Takako agak terhanyut namun setelah ia sadar posisinya, takako
melepaskan pelukan Ozu dan melangkah pergi.
Mereka
kembali ke sekolah dan mulai menempel gambar-gambar untuk buku panduan
murid-muridnya. Mereka mengerjakannya tanpa banyak bicara. Takamine-sensei datang
dan bertanya apa semua berjalan lancar?
Takako menjawab klo semua berjalan lancar. Takako lalu meminta Takamine segera
pulang untuk beristirahat. Takako juga
minta ozu untuk pulang saja. Ozu menurutinya dan pamit untuk pulang lebih dulu.
Setelah
pekerjaannya selesai Takako berjalan pulang seorang diri. Saat menunggu bis,
Takako merasa ia ingin pergi ke sebuah tempat lebih dulu untuk menenangkan
dirinya.
Dirumahnya..
Ozu tiduran.. ia masih terus memikirkan takako. Ozu lalu bangkit dari tempat
tidurnya dan mengayuh sepedanya untuk kembali kesekolah menemui Takako. Tapi
begitu sampai disana ia tak menemukan Takako.
Takako
menikmati debur ombak ditepi pantai. HPnya bordering dan ia melihat identitas
penelponnya adalah Ozu. Takako mengangkatnya. Ozu berkata klo ia tadi
kembali kesekolah untuk mencari Takako
tapi ternyata Takako sudah tidak ada. Ozu bertanya apa takako sudah kembali
kerumah? Takako menjawab ia pergi ke tempat lain. Ozu berkata klo ia ingin
berbicara dengan Takako.
Takako
ternyata pergi ke pantai. Ozu pergi menyusulnya. Ozu melihat Takako yang
berdiri diam menatap ombak pantai dari jauh.
“hara
sensei!” panggil ozu.
Takako
menoleh. “apa yang membawamu ketempat ini?”Tanya ozu.
“aku
ingin melihat laut. Tapi mungkin aku harusnya mengambil rute yang lain,..”ucap
Takako.
(Sepertinya
takako salah ambil jalan jadi sangat gelap atau mungkin jalannya jelak. Aku
kurang jelas karena videonya juga tidak begitu kelihatan.)
Ozu
mendekati takako “ apakah tak apa-apa klo kita bergandengan tangan?” Tanya Ozu
mengulurkan tangannya.
Takako
menatap Ozu.
“tak
akan ada yang melihat kita dijam seperti
ini” lanjut ozu memberi alasan.
Takako
melihat tangan Ozu yang terulur padanya itu dan pelan-pelan mengangkat
tangannya penuh keraguan. Ozu melihat tangan takako yang terangkat itu lalu
meraih dan menggenggamnya.
Mereka
lalu melangkah berdua menuju pinggir pantai. Mereka berdua duduk ditepi pantai
bersisian.
“apa
yang ingin kau katakan?” Tanya Takako
“aku
ingin bertanya… atas apa yang sudah kau lakukan.. mengapa kau menyentuh
hidungku..?” ozu bertanya.
Takako
terdiam. Ozu menoleh pada Takako yang terdiam disampingnya itu. “beritahu
padaku apa maksud semua itu. itu membuatku selalu bertanya-tanya“
“aku
ingin menyentuhnya… dan aku tak bisa menghentikan keinginanku itu. sangat
bodohkan?” ucap takako pelan.
Ozu
memperhatikan Takako yang masih menatap ke lautan.
“tidak….
Karena aku mengerti…”jawab Ozu. takako menoleh Ozu yang masih menatap Takako.
Ozu
lalu duduk menghadap ke Takako. Perlahan-lahan ia mengangkat tangannya dan
menyentuh ujung hidung Takako dengan lembut.
Takako menatap Ozu.. lalu ia
mengangkat tangannya dan ikut menyentuh ujung hidung Ozu.
Mereka
masih saling menatap dan masih menyentuh hidung orang yang mereka cintai itu.
Ozu lalu merengkuh wajah Takako dan perlahan ia mendekati Takako. Ia lalu
mencium Takako dengan lembut dan lama.
Mereka terbawa situasi pantai yang
romantis dengan angin yang semilir.
Mereka berdua tak menyadari HP mereka berdering dengan identitas
penelpon adalah dari sekolah mereka!
NB : haishhh.. ampyunn susah banget ngedit foto mesra mereka.. saking gelapnya video pas di gua dan pantai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar