Beberapa
hari menjelang ulang tahunnya, Takako menimbang badannya lagi dan turun 3kg
yang diinginkannya belum tercapai. Takako
pergi jogging lagi. Ia teringat pertemuannya bersama Egawa waktu.
Flash
back
Sesudah
mengajukan lamaran pada takako, Egawa memperlihatkan foto tempat ia akan
menetap di amerika. Sangat jauh karena menempuh waktu 25 jam dari Tokyo. Untuk itu
ia ingin takako menunggunya dijepang.
Egawa
minta maaf karena ia terlalu terburu-buru . Takako menjawab ia sedang akan
memikirkan semuanya dulu. Egawa lalu berjanji akan menemui Takako di
ulangtahunnya.
“tak
akan ada pangeran berkuda putih.. tak
ada orang yang akan menyelamatkanku. Ini semua terserah pada siapa yang
aku pilih.”
Diapartemennya
Ozu sedang memandang tiket pesawatnya ke Miyazaki saat ada pesan masuk dari
kaori. Gadis itu mengirimkan gambar tempat berlangsungnya pertemuan keluarga
merka. Ozu merasa bersalah.
Ozu
menghubungi kaori.
“kou-kun
apa kau sudah melihat foto restaurantnya?” Tanya kaori
“iya..
terlihat mahal” sahut ozu.
“ayahku
menyukai tempat itu.’ kata kaori. Ozu hanya diam membuat kaori heran.
“ada
apa? Apa ada yang terjadi?” Tanya kaori.
“aku…
aku tak bisa pergi.. aku tak bisa makan bersama keluarga kita berdua… maaf”
Kaori
terkejut dan segera mematikan Hpnya.
Tanggal
22 Februari.
Pagi-pagi
sekali Takako bersiap pergi ke rumah ibunya. Ia melihat tiket pemberian Ozu
diatas mejanya. Takako teringat permintaan Ozu untuk menghabiskan hari ulang
tahunnya berdua di Miyazaki. Takako juga teringat Egawa yang akan meminta
secara resmi hubungan keduanya pada orangtuanya.
Takako
lalu mengembalikan tiket itu kembali ke atas meja. Takako berjalan keluar
apartemennya. Saat ia membuka pintu keluar apartemennya, angin berhembus
kencang masuk keruangan apartemennya dan menerbangkan tiketnya entah kemana.
Kaori
menghubungi ozu.
“kou-koun
aku akan datang awal di restaurant. Aku tunggu kamu disini.” Ucap kaori.
Ozu
terkejut “kaori, aku sudah memberitahumu sebelumnya klo aku…”
“aku
tak mendengarmu… aku tak mau mendengarmu. Aku akan menunggumu” sahut kaori
bersikeras dan mematikan Hpnya lagi.
Ozu
termenung bingung dengan keadaannya.
Disekolah
sedang dimulai test dengan Takamine dan mori-sensei yang jadi pengawasnya. Kotomi
juga mengikuti test itu.
Ditempat
lain egawa melihat beberapa gadis memakai jam tangan dan ia juga ingat jam
tangan yang dipakai takako. Ia memutuskan memberikan jam tangan pada takako.
Dirumah
keluarganya, takako membantu ibunya memasak.
“kau
dan egawa-san berkencan kan? Jangan bilang kau hanya berteman.” Tanya ibunya.
“aku
baru mengetahui klo egawa-san akan ditugaskan diluar negeri. “
“benarkah?
Dimana?” Tanya ibu hara.
“amerika
selatan.. untuk itu aku harus memikirkannya lagi.” Sahut Takako
“jadi
apa keputusanmu?” Tanya ibu hara tapi tak mendapat jawaban dari Takako. “egawa
san adalah orang terbaik yang akan kau jumpai selama hidupmu. Aku yakin itu.”
“
aku pikir juga begitu.” Sahut Takako.
“tapi
dia tak punya tunangan atau pacarkan?”
“tidak”
jawab takako
“syukurlah.
Aku senang kau menemukan orang baik seperti itu.” lanjut ibunya.
Takako
terdiam, ia jadi teringat ozu.
Takako
sedang membersihkan mangkok dan gelas saat ayahnya bertanya dasi yang cocok
untuknya. Takako keheranan melihat ayahnya seperti itu.
“ada
apa dengan ayah?” Tanya takako
“dia
gugup karena egawa-san akan datang kesini. Ia sangat senang kau bertemu orang
baik seperti itu” Jawab ibunya.
Takako
tertegun dan ia menjatuhkan gelas yang ada ditangannya. Takako segera mengambil
pecahan gelas yang ada dilantai.
Takako teringat kejadian saat ia menjatuhkan
gelas diruang guru dan saat Ozu membalut lukanya itu. Wajah ozu terbayang
dipikiran takako dengan semua kenangan mereka. Ia teringat Ozu menunggunya di Airport.
“apa
kau baik-baik saja? Kau mungkin kecapean.
Aku bisa melakukannya sendiri bagaimana klo kau istirahat saja?” ucap
ibunya panic melihat anaknya yang mematung.
“maaf…
lebih dari itu… aku tak bisa… aku tak bisa melakukan ini hari ini… aku tak bisa
ada disini,,, aku harus pergi..”
Takako
segera berlari keluar dari rumah ibunya. Ibu Hara keheranan melihat anaknya
yang pergi begitu saja.
Ozu
sudah sampai bandara. Ia melihat jam ditiketnya jam 10:20 dan ia melihat jam
dibandara jam 09:30.
Takako
yang berlari menuju rumahnya akhirnya sampai. Ia segera masuk ke apartemennya
dan menuju meja tempat ia meletakkan tiketnya. Dengan nafas yang masih tak
teratur karena berlari, Takako mencari dimejanya.
Ia terkejut tak menemukan tiketnya disana.
Takako mencari tiketnya diantara tumpukan buku diatas meja tapi tetap tak
ketemu juga.
Takako
mencari ke semua sudut rumahnya dengan kepanikan luar biasa.
“apa
Tuhan ingin memberitahuku untuk tidak pergi? Atau itu aku sendiri yang tak
ingin menemukannya? Jika aku tak menemukannya, maka aku akan memiliki
kabahagiaan yang biasa saja.”
Batin
Takako yang mulai menyerah. Diujung kelelahannya Takako melihat tiketnya ada
dibawah kursi ruang tamunya. Takako mengambilnya dan berlari menuju airport.
Egawa
pergi ke rumah Takako dengan membawa kado ditangannya. Ia bertemu dengan Yuko
didepan halaman rumah takako.
Yuko melihat kado ditangan egawa. Ia bertanya
tujuan egawwa memberikan kado itu apa karena diundang maka membawa kado? Atau karena
ingin menjadi kado yang dikenang Takako selamanya?” Egawa menjawab jawaban yang
kedua. Mereka lalu masuk ke rumah takako.
Ibu
Hara membuka pintu dan menyambut keduanya. Ia sangat gugup dan gelisah melihat
tamunya sudah datang sementara anaknya tak ada. Ia mempersilahkan keduanya
masuk.
Direstauran
tempat kedua keluarga berkumpul. Kaori melihat ayah Ozu sudah datang seorang
diri. Kaori jadi gelisah apalagi saat ayah ozu berkata klo ozu sangat aneh saat
ia menghubungi anaknya itu.
Dibandara
sudah terdengar panggilan untuk para penumpang pesawat ke Miyazaki. Ozu yang
sudah menanti takako melihat sekelilingnya dan tak melihat bayangan Takako. Ozu
tertunduk dan dengan lesu bangkit berdiri.
Ozu
mendengar seseorang berlari ke arahnya. Ia melihat takako sudah ada didepannya
dan kelihatan kecapean karena berlari mencari Ozu.
“hara-sensei..”
“aku
ingin datang lebih awal tapi aku tak bisa menemukan tiketku. Aku rasa
diterbangkan angin. Karena itu.. karena
itu.. “ nafas takako masih tak teratur hingga ia mengucapkannya terengah-engah.
Ozu
mendekati takako “ tenanglah.. “ ozu tersenyum lega “kau akhirnya datang..”
“iya
aku datang..”
“aku
senang.. kau datang.. “ ozu sangat bahagia melihat takako ada disana bersamanya
“mari kita pergi..” ajak Ozu
“iya..”
Dirumah
keluarga hara, semua sudah menunggu takako sangat lama. Egawa terlihat sangat
sedih. Yuko mencoba menghubungi takako tapi tak diangkat.
Keluarga
kaori juga sudah datang. Ayah ozu mencoba menghubungi ozu tapi juga tak
diangkat. Ibu Kaori bertanya pada kaori apa telah terjadi pertengkaran dengan
keduanya? Kaori hanya terdiam.
Ayah
Ozu juga menghubungi ibu kandung ozu untuk bertanya keberadaan ozu. Ibu
Ichikawa kaget anaknya tidak datang diacara pertemuan itu.
Kotomi
yang tau kakaknya tak datang ke acara keluarga itu mencoba menghubungi Ozu tapi
hasilnya sama. Ozu tak mengangkat telponnya juga.
Takamine
mendekati kotomi untuk melanjutkan test keduanya. Kotomi bertanya apa takamine
tau ada Ozu disekolah? Takamine menjawab taka da rencana ozu kesekolah hari
ini. kotomi lalu bertanya dengan penuh kuatir apa disekolah menerima
pemberitahuan terjadi kecelakaan atau apa saja tentang Ozu? takamine menjawab
tidak.
Taakamine
bertanya apa perlu dia menghubungi Ozu untuk kotomi? Kotomi menjawab klo ozu
tak mengangkat telponnya. Kotomi lalu pergi masuk ke kelasnya lagi dengan
kuatir.
Mori
mendekati takamine dan bertanya apa takamine tau keberadaan takako karena mori
baru saja ditelpon yuko untuk menanyakan keberadaan Takako. Mereka berdua
melihat ada yang aneh karena keduanya hilang secara bersamaan. Mereka menduga
keduanya pergi bersama.
Sampai
di Miyazaki, takako teringat egawa dan keluarganya. Ia sebenarnya mau
menghubungi keluarganya. Ozu meraih HP takako dan berkata klo ia tak ingin
diganggu oleh orang lain.
“ayo
pergi hara-sensei.. “ ozu teriingat kebersamaan keduanya jadi tak perlu terlalu
resmi dan ia menggulang memanggil nama wanita yang didepannya “takako-san”
Takako
tersenyum dan meraih tangan ozu. mereka berjalan menyusuri kota Miyazaki.
Mereka
sampai disebuah tempat pemandian air hangat. Mereka sedang dijamu makan dan
minuman pemilik penginapan disebuah ruangan tersendiri. Keduanya jadi sangat
kikuk. Ozu lalu mengajak takako berjalan-jalan.
Egawa
masih menunggu dirumah keluarga takako. Yuko
masuk dan berkata klo Takako dan ozu tidak bisa dihubungi. Ini kali keduanya
tak bisa dihubungi secara bersama seperti ini. Ayah dan ibu takako meminta maaf
pada egawa.
Egawa
jadi tidak enak sendiri dengan keluarga Takako tapi ia berkata klo ia masih
ingin menunggu sebentar lagi.
Ozu
dan Takako melewati sebuah arena permainan. Ozu mengajak takako bermain
bersama. Mereka berdua begitu menikmati kebersamaan mereka. Wajah mereka
terlihat penuh senyuman dan kebahagiaan.
“seperti
di kisah dongeng, selama kau bersama
dengan pangeranmu, kau akan bahagia. Tapi itu tak sama dengan kenyataan. Bisakah
kau menyebutnya kebahagiaan jika itu berarti melukai seseorang?”
Takako
dan ozu berjalan dippinggir pantai. Ozu meminta maaf pada takako.
“kenapa
kau meminta maaf?” Tanya takako
“sebenarnya
pasti ada jalan lain agar tidak membuat mu terluka.. atau orang lain terluka…
aku minta maaf”
“kita
berdua orang-orang yang mengerikan kan?” sahut takako. “tapi ozu-sensei.., maksudku
koutarou san, aku ingin bersamamu. Butuh waktu untuk membuatku menyadari klo
aku sudah membuang banyak hal untuk bersamamu selama 2 hari ini.”
Ozu
mendekati Takako dan memeluknya erat. Takako menyadarkan kepalanya dibahu Ozu.
Lelah
berjalan-jalan mereka kembali ke penginapan mereka. Keduanya jadi gugup dan
malu melihat tempat tidur mereka berdua. Mereka terdiam didepan pintu masuk
kamar. Ozu dengan gugup mempersilahkan
Takako untuk mandi lebih dulu.
Takako
menatap tubuh telanjangnya didepan cermin.
“tubuhku
sudah berubah sejak umur 20 tahunan. Aku tau ini hal bodoh, tapi aku ingin terlihat
cantik, meski hanya sedikiit saja. Sehingga aku bisa percaya diri didepannya…
karena aku ingin dia mencintaiku. “
Di
kamar mandi yang berbeda Ozu mengganti bajunya dengan kimono. Ia teringat
ucapan takako yang mengatakan klo ia sudah membuang banyak hal saat bersama ozu
2 hari ini.
Saat
kembali ke kamar tidur mereka takako ternyata belum selesai dikamar mandi. Ozu mengambil
Hpnya dan membukanya. Banyak pesan suara dari ayah, ibu, kaori, kotomi dan
guru-guru.
Tiba-tiba ada telpon masuk dari Imamura. Ozu ragu mengangkatnya
namun akhirnya ia menerima telpon sahabatnya itu.
“moshi-moshi..”
sapa ozu.
“apa
yang kau lakukan?!” seru Imamura panic sekaligus lega tak terjadi apa-apa
dengan temannya yang tiba-tiba mnghilang itu “kau tak apa-apa kan?” tanyanya.
“iya”
“kau
tau Egawa-san seharusnya bertemu Hara-san hari ini.” ozu terkejut. “mereka
harusnya merayakan ulang tahunnya bersama-sama.” Lanjut Imamura.
“aku
tak tau itu” sahut ozu.
“bukankah
itu akan jadi masalah besar buatmu? Kalian sudah bersahabat bertahun tahun. Kau
tau sikapnya. Disaat dia akhirnya menemukan seseorang yang dia sukai setelah
Mai-chan…”
Ozu
masih terdiam mendengarkan Imamura.
“aku..
aku tak bisa memaafkanmu.. menyakiti kaori tak cukup bagimu… kau membuang
semuanya demi Hara-san..” ucap Imamura kecewa
“mungkin
ini akhir dari segalanya.” Sahut Ozu mantap “aku masih tetap ingin bersamanya.”
“aku
tak peduli lagi” sahut Imamura marah dan mematikan Hpnya.
Imamura
masuk kedalam restaurant tempat ia bersama egawa. Ia menyembunyikan
kemarahannya pada ozu dengan tersenyum. Ia berkata pada Egawa klo ia belum bisa
menghubungi Ozu. Egawa berkata klo meski Ozu baik-baik saja namun ia
menguatirkan Ozu.
Imamura
tak tega melihat egawa. Ia minta egawa marah saja karena itu hak egawa. Egawa mencoba memaksakan senyuman diwajahnya.
Takako
memakai kimononya dan menatap ke cermin lagi.
“aku
tak tau apa yang akan dipikirkannya tentangku? Aku takut memikirkan itu... tapi aku ingin menyentuh orang yang aku cintai…
dan aku ingin ia menyentuhku.”
Takako
membuka pintu kamar mandi. Ozu menoleh dan tersenyum menatap Takako. Mereka
lalu duduk canggung dikursi berhadap-hadapan.
Ozu
menatap takako “aku tak belum mengucapkan selamat ulang tahun “tanjobi omedeto
gozaimasu”” ucap ozu.
Takako
tersenyum.
“aku
punya hadiah untukmu” ozu mengambil kado dari dalam tasnya dan mengulurkannya
pada takako.
Takako
membuka kadonya yang berisi sampul buku dari kulit “ ini sebenarnya kado
natalmu.. tapi aku tak pernah bisa memberikannya padamu..”
Takako
tersenyum menatap ozu “takako-san.. aku.. aku suka saat kau tak melihat aku
juga..”
Maksud ozu adalah saat takako sedang sibuk membaca diruang guru dan tak memperhatikannya.
“arigatou
gozaimasu” ucap takkao.
Ozu
mengambil Hp takako dan menaruhnya dimeja. Ia mendorong hp itu sampai didepan
takako.
“hari
ini kau rencananya bertemu dengan egawa-san kan? Jika kau ingin menghubunginya
silahkan saja. Katakana saja padanya klo
kau akan pulang ke rumah. Katakana padanya klo kau datang ke Miyazaki atas
undanganku, tapi kau akan pulang ke rumah esok hari. ”
Takako
terdiam mencerna kalimat ozu. sepertinya Ozu ingin membuat takako benar-benar memilih
akan bersama egawa atau dirinya agar Takako tak menyesal akhirnya. Mungkin juga
Ozu merasa bersalah dengan sahabatnya jadi ia memberi kesempatan Takako
berpikir ulang.
“kau
bisa minta maaf padanya.. jika kau lakukan itu.. aku yakin ia akan memaafkanmu.”
Takako
masih tak menjawab. Ia menatap Ozu yang tertundu tak percaya diri dengan
perasaannya. Takako menyentuh Hpnya dan mendorongnya ke depan ozu.
“koutarou-san…
apa kau yakin bersamaku?” gantian takako yang jadi merasa klo Ozu ragu untuk
bersamanya.
Ozu
menatap takako dan tersenyum “aku ingin bersama Takako-san”
Takako
tersenyum lega. Ozu bangkit berdiri dan meraih tangan takako untuk bangkit
berdiri. Perlahan ia mengangkat tubuh takako… doki.. doki…. Kyaaaaaaaaaaa….
Ozu
lalu membawa tubuh takako ke tempat tidur mereka. Ia lalu mencium takako
lembut. Takako menyentuh hidup ozu
mesra. Mereka tertawa bersama. Lalu mereka berciuman semakin mesra. Merekapun
tidur bersama….
(terlalu
hot untu ditulis lagi… hahahah.. kyaaaaaaaaaa… sensor
entar bisa dibilang pervert klo terlalu
detaol :P).
Takako
terbangun dipagi harinya. Ia menatap tubuh Ozu yang ada disebelahnya. Tangan mereka
masih saling berpegangan. Ozu menyadari takako sudah terbangun. Ozupun menoleh
menatap takako dan tersenyum melihat takako menatapnya.
“ohayo
gozaimasu..” sapa lembut takako.
Ozu
tersenyum “apa kau tak bisa tidur?”
“aku
bermimpi menjadi seorang penulis" (ini benar-benar cita-cita takako yang sebenarnya).
“seorang
penulis?” Tanya ozu
“aku
ingin menjadi seorang penulis saat aku SMA. Tapi aku memilih apa yang harus aku
lakukan bukan apa yang aku inginkan. Dalam mimpiku tadi.. impianku terwujud. Ini
pertama kalinya aku bermimpi seperti itu.” ucap takako tersenyum.
Ozu
tersenyum “apa kau masih ingin meneruskan mimpimu?”
Takako
menggeleng “tidak.. kita akhirnya bersama.. aku tak mau menghabiskan waktuku
denga tidur. “
“klo
begitu ada tempat yang ingin kita kunjungi bersama” ucap ozu lembut.
Ozu
mengajak takako pergi ke sebuah tempat. Ozu berkata klo dulu sewaktu kecil
orangtuanya bercerita tentang tempat ini. keluarga mereka yang masih bersama
dan bahagia waktu itu, sering menghabiskan waktu kesini. Untuk itu ozu pernah
berkata pada dirinya sendiri klo suatu hari nanti ia akan mengajak keluarganya
kesini juga. Untuk itu ia membawa takako ke kesana.
Ozu membawa Takako ke kuil tempat yang menjadi kenangan keluarganya. Mereka lalu berdoa
bersama.
“mungkin
kebersamaan ini akan terus berlanjut untuk selamanya..” doa takako.
apa yang akan dihadapi mereka berdua saat kembali ke Tokyo??? Bisakah mereka terus bersama....??? bersambung Next ending episode……
# Tambah penasaran ma critax . Endingx gimana y . Ttp lanjut y mb' sinopx .. o ya ini sampai episode brapa y?? Trima kasih . # ^^
BalasHapussmpi episode 13..
Hapus