Selasa, 14 Januari 2014

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 12




Beberapa hari menjelang ulang tahunnya, Takako menimbang badannya lagi dan turun 3kg yang diinginkannya belum tercapai.  Takako pergi jogging lagi. Ia teringat pertemuannya bersama Egawa waktu.



Flash back
Sesudah mengajukan lamaran pada takako, Egawa memperlihatkan foto tempat ia akan menetap di amerika. Sangat jauh karena menempuh waktu 25 jam dari Tokyo. Untuk itu ia ingin takako menunggunya dijepang.  

Egawa minta maaf karena ia terlalu terburu-buru . Takako menjawab ia sedang akan memikirkan semuanya dulu. Egawa lalu berjanji akan menemui Takako di ulangtahunnya.
“tak akan ada pangeran berkuda putih.. tak  ada orang yang akan menyelamatkanku. Ini semua terserah pada siapa yang aku pilih.”


 
Diapartemennya Ozu sedang memandang tiket pesawatnya ke Miyazaki saat ada pesan masuk dari kaori. Gadis itu mengirimkan gambar tempat berlangsungnya pertemuan keluarga merka. Ozu merasa bersalah. 

Ozu menghubungi kaori.
“kou-kun apa kau sudah melihat foto restaurantnya?” Tanya kaori
“iya.. terlihat mahal” sahut ozu.
“ayahku menyukai tempat itu.’ kata kaori. Ozu hanya diam membuat kaori heran.
“ada apa? Apa ada yang terjadi?” Tanya kaori.
“aku… aku tak bisa pergi.. aku tak bisa makan bersama keluarga kita berdua… maaf”
Kaori terkejut dan segera mematikan Hpnya.




Tanggal 22 Februari.
Pagi-pagi sekali Takako bersiap pergi ke rumah ibunya. Ia melihat tiket pemberian Ozu diatas mejanya. Takako teringat permintaan Ozu untuk menghabiskan hari ulang tahunnya berdua di Miyazaki. Takako juga teringat Egawa yang akan meminta secara resmi hubungan keduanya pada orangtuanya. 

Takako lalu mengembalikan tiket itu kembali ke atas meja. Takako berjalan keluar apartemennya. Saat ia membuka pintu keluar apartemennya, angin berhembus kencang masuk keruangan apartemennya dan menerbangkan tiketnya entah kemana.
 
 
 Kaori menghubungi ozu.
“kou-koun aku akan datang awal di restaurant. Aku tunggu kamu disini.” Ucap kaori.
Ozu terkejut “kaori, aku sudah memberitahumu sebelumnya klo aku…”

“aku tak mendengarmu… aku tak mau mendengarmu. Aku akan menunggumu” sahut kaori bersikeras dan mematikan Hpnya lagi.
Ozu termenung bingung dengan keadaannya.




Disekolah sedang dimulai test dengan Takamine dan mori-sensei yang jadi pengawasnya. Kotomi juga mengikuti test itu.

Ditempat lain egawa melihat beberapa gadis memakai jam tangan dan ia juga ingat jam tangan yang dipakai takako. Ia memutuskan memberikan jam tangan pada takako.
 
 
Dirumah keluarganya, takako membantu ibunya memasak.
“kau dan egawa-san berkencan kan? Jangan bilang kau hanya berteman.” Tanya ibunya.

“aku baru mengetahui klo egawa-san akan ditugaskan diluar negeri. “
“benarkah? Dimana?” Tanya ibu hara.
“amerika selatan.. untuk itu aku harus memikirkannya lagi.” Sahut Takako
“jadi apa keputusanmu?” Tanya ibu hara tapi tak mendapat jawaban dari Takako. “egawa san adalah orang terbaik yang akan kau jumpai selama hidupmu. Aku yakin itu.”

“ aku pikir juga begitu.” Sahut Takako.
“tapi dia tak punya tunangan atau pacarkan?”
“tidak” jawab takako
“syukurlah. Aku senang kau menemukan orang baik seperti itu.” lanjut ibunya.
Takako terdiam, ia jadi teringat ozu.
 


Takako sedang membersihkan mangkok dan gelas saat ayahnya bertanya dasi yang cocok untuknya. Takako keheranan melihat ayahnya seperti itu.

“ada apa dengan ayah?” Tanya takako
“dia gugup karena egawa-san akan datang kesini. Ia sangat senang kau bertemu orang baik seperti itu” Jawab ibunya.



Takako tertegun dan ia menjatuhkan gelas yang ada ditangannya. Takako segera mengambil pecahan gelas yang ada dilantai. 

Takako teringat kejadian saat ia menjatuhkan gelas diruang guru dan saat Ozu membalut lukanya itu. Wajah ozu terbayang dipikiran takako dengan semua kenangan mereka.  Ia teringat Ozu menunggunya di Airport.

“apa kau baik-baik saja? Kau mungkin kecapean.  Aku bisa melakukannya sendiri bagaimana klo kau istirahat saja?” ucap ibunya panic melihat anaknya yang mematung.

“maaf… lebih dari itu… aku tak bisa… aku tak bisa melakukan ini hari ini… aku tak bisa ada disini,,, aku harus pergi..”
Takako segera berlari keluar dari rumah ibunya. Ibu Hara keheranan melihat anaknya yang pergi begitu saja.
 


Ozu sudah sampai bandara. Ia melihat jam ditiketnya jam 10:20 dan ia melihat jam dibandara jam 09:30.


Takako yang berlari menuju rumahnya akhirnya sampai. Ia segera masuk ke apartemennya dan menuju meja tempat ia meletakkan tiketnya. Dengan nafas yang masih tak teratur karena berlari, Takako mencari dimejanya.  

Ia terkejut tak menemukan tiketnya disana. Takako mencari tiketnya diantara tumpukan buku diatas meja tapi tetap tak ketemu juga.
Takako mencari ke semua sudut rumahnya dengan kepanikan luar biasa.

“apa Tuhan ingin memberitahuku untuk tidak pergi? Atau itu aku sendiri yang tak ingin menemukannya? Jika aku tak menemukannya, maka aku akan memiliki kabahagiaan yang biasa saja.”

Batin Takako yang mulai menyerah. Diujung kelelahannya Takako melihat tiketnya ada dibawah kursi ruang tamunya. Takako mengambilnya dan berlari menuju airport.


Egawa pergi ke rumah Takako dengan membawa kado ditangannya. Ia bertemu dengan Yuko didepan halaman rumah takako. 

Yuko melihat kado ditangan egawa. Ia bertanya tujuan egawwa memberikan kado itu apa karena diundang maka membawa kado? Atau karena ingin menjadi kado yang dikenang Takako selamanya?” Egawa menjawab jawaban yang kedua. Mereka lalu masuk ke rumah takako.

 
Ibu Hara membuka pintu dan menyambut keduanya. Ia sangat gugup dan gelisah melihat tamunya sudah datang sementara anaknya tak ada. Ia mempersilahkan keduanya masuk.


Direstauran tempat kedua keluarga berkumpul. Kaori melihat ayah Ozu sudah datang seorang diri. Kaori jadi gelisah apalagi saat ayah ozu berkata klo ozu sangat aneh saat ia menghubungi anaknya itu.


Dibandara sudah terdengar panggilan untuk para penumpang pesawat ke Miyazaki. Ozu yang sudah menanti takako melihat sekelilingnya dan tak melihat bayangan Takako. Ozu tertunduk dan dengan lesu bangkit berdiri. 


Ozu mendengar seseorang berlari ke arahnya. Ia melihat takako sudah ada didepannya dan kelihatan kecapean karena berlari mencari Ozu. 

“hara-sensei..”
“aku ingin datang lebih awal tapi aku tak bisa menemukan tiketku. Aku rasa diterbangkan angin.  Karena itu.. karena itu.. “ nafas takako masih tak teratur hingga ia mengucapkannya terengah-engah.

Ozu mendekati takako “ tenanglah.. “ ozu tersenyum lega “kau akhirnya datang..”
“iya aku datang..”
“aku senang.. kau datang.. “ ozu sangat bahagia melihat takako ada disana bersamanya “mari kita pergi..” ajak Ozu
“iya..”

 
Dirumah keluarga hara, semua sudah menunggu takako sangat lama. Egawa terlihat sangat sedih. Yuko mencoba menghubungi takako tapi tak diangkat. 


Keluarga kaori juga sudah datang. Ayah ozu mencoba menghubungi ozu tapi juga tak diangkat. Ibu Kaori bertanya pada kaori apa telah terjadi pertengkaran dengan keduanya? Kaori hanya terdiam.

Ayah Ozu juga menghubungi ibu kandung ozu untuk bertanya keberadaan ozu. Ibu Ichikawa kaget anaknya tidak datang diacara pertemuan itu.



Kotomi yang tau kakaknya tak datang ke acara keluarga itu mencoba menghubungi Ozu tapi hasilnya sama. Ozu tak mengangkat telponnya juga. 

Takamine mendekati kotomi untuk melanjutkan test keduanya. Kotomi bertanya apa takamine tau ada Ozu disekolah? Takamine menjawab taka da rencana ozu kesekolah hari ini. kotomi lalu bertanya dengan penuh kuatir apa disekolah menerima pemberitahuan terjadi kecelakaan atau apa saja tentang Ozu? takamine menjawab tidak.

Taakamine bertanya apa perlu dia menghubungi Ozu untuk kotomi? Kotomi menjawab klo ozu tak mengangkat telponnya. Kotomi lalu pergi masuk ke kelasnya lagi dengan kuatir.


Mori mendekati takamine dan bertanya apa takamine tau keberadaan takako karena mori baru saja ditelpon yuko untuk menanyakan keberadaan Takako. Mereka berdua melihat ada yang aneh karena keduanya hilang secara bersamaan. Mereka menduga keduanya pergi bersama. 

 
Sampai di Miyazaki, takako teringat egawa dan keluarganya. Ia sebenarnya mau menghubungi keluarganya. Ozu meraih HP takako dan berkata klo ia tak ingin diganggu oleh orang lain. 
 
“ayo pergi hara-sensei.. “ ozu teriingat kebersamaan keduanya jadi tak perlu terlalu resmi dan ia menggulang memanggil nama wanita yang didepannya “takako-san”
Takako tersenyum dan meraih tangan ozu. mereka berjalan menyusuri kota Miyazaki.
 


Mereka sampai disebuah tempat pemandian air hangat. Mereka sedang dijamu makan dan minuman pemilik penginapan disebuah ruangan tersendiri. Keduanya jadi sangat kikuk. Ozu lalu mengajak takako berjalan-jalan.


Egawa masih menunggu dirumah keluarga  takako. Yuko masuk dan berkata klo Takako dan ozu tidak bisa dihubungi. Ini kali keduanya tak bisa dihubungi secara bersama seperti ini. Ayah dan ibu takako meminta maaf pada egawa.
Egawa jadi tidak enak sendiri dengan keluarga Takako tapi ia berkata klo ia masih ingin menunggu sebentar lagi.

 
Ozu dan Takako melewati sebuah arena permainan. Ozu mengajak takako bermain bersama. Mereka berdua begitu menikmati kebersamaan mereka. Wajah mereka terlihat penuh senyuman dan kebahagiaan. 

“seperti  di kisah dongeng, selama kau bersama dengan pangeranmu, kau akan bahagia. Tapi itu tak sama dengan kenyataan. Bisakah kau menyebutnya kebahagiaan jika itu berarti melukai seseorang?”


 

Takako dan ozu berjalan dippinggir pantai. Ozu meminta maaf pada takako.
“kenapa kau meminta maaf?” Tanya takako
“sebenarnya pasti ada jalan lain agar tidak membuat mu terluka.. atau orang lain terluka… aku  minta maaf”

“kita berdua orang-orang yang mengerikan kan?” sahut takako. “tapi ozu-sensei.., maksudku koutarou san, aku ingin bersamamu. Butuh waktu untuk membuatku menyadari klo aku sudah membuang banyak hal untuk bersamamu selama 2 hari ini.”
Ozu mendekati Takako dan memeluknya erat. Takako menyadarkan kepalanya dibahu Ozu.


Lelah berjalan-jalan mereka kembali ke penginapan mereka. Keduanya jadi gugup dan malu melihat tempat tidur mereka berdua. Mereka terdiam didepan pintu masuk kamar. Ozu dengan gugup  mempersilahkan Takako untuk mandi lebih dulu. 


Takako menatap tubuh telanjangnya didepan cermin. 

“tubuhku sudah berubah sejak umur 20 tahunan. Aku tau ini hal bodoh, tapi aku ingin terlihat cantik, meski hanya sedikiit saja. Sehingga aku bisa percaya diri didepannya… karena aku ingin dia mencintaiku. “


Di kamar mandi yang berbeda Ozu mengganti bajunya dengan kimono. Ia teringat ucapan takako yang mengatakan klo ia sudah membuang banyak hal saat bersama ozu 2 hari ini. 

Saat kembali ke kamar tidur mereka takako ternyata belum selesai dikamar mandi. Ozu mengambil Hpnya dan membukanya. Banyak pesan suara dari ayah, ibu, kaori, kotomi dan guru-guru. 


Tiba-tiba ada telpon masuk dari Imamura. Ozu ragu mengangkatnya namun akhirnya ia menerima telpon sahabatnya itu.
“moshi-moshi..” sapa ozu.
“apa yang kau lakukan?!” seru Imamura panic sekaligus lega tak terjadi apa-apa dengan temannya yang tiba-tiba mnghilang itu “kau tak apa-apa kan?” tanyanya.
“iya”

“kau tau Egawa-san seharusnya bertemu Hara-san hari ini.” ozu terkejut. “mereka harusnya merayakan ulang tahunnya bersama-sama.” Lanjut Imamura.
“aku tak tau itu” sahut ozu.

“bukankah itu akan jadi masalah besar buatmu? Kalian sudah bersahabat bertahun tahun. Kau tau sikapnya. Disaat dia akhirnya menemukan seseorang yang dia sukai setelah Mai-chan…”
Ozu masih terdiam mendengarkan Imamura.

“aku.. aku tak bisa memaafkanmu.. menyakiti kaori tak cukup bagimu… kau membuang semuanya demi Hara-san..” ucap Imamura kecewa

“mungkin ini akhir dari segalanya.” Sahut Ozu mantap “aku masih tetap ingin bersamanya.”
“aku tak peduli lagi” sahut Imamura marah dan mematikan Hpnya.


Imamura masuk kedalam restaurant tempat ia bersama egawa. Ia menyembunyikan kemarahannya pada ozu dengan tersenyum. Ia berkata pada Egawa klo ia belum bisa menghubungi Ozu. Egawa berkata klo meski Ozu baik-baik saja namun ia menguatirkan Ozu.
Imamura tak tega melihat egawa. Ia minta egawa marah saja karena itu hak egawa.  Egawa mencoba memaksakan senyuman diwajahnya.


Takako memakai kimononya dan menatap ke cermin lagi.

“aku tak tau apa yang akan dipikirkannya tentangku? Aku takut memikirkan itu...  tapi aku ingin menyentuh orang yang aku cintai… dan aku ingin ia menyentuhku.”


Takako membuka pintu kamar mandi. Ozu menoleh dan tersenyum menatap Takako. Mereka lalu duduk canggung dikursi berhadap-hadapan. 

Ozu menatap takako “aku tak belum mengucapkan selamat ulang tahun “tanjobi omedeto gozaimasu”” ucap ozu.
Takako tersenyum.
“aku punya hadiah untukmu” ozu mengambil kado dari dalam tasnya dan mengulurkannya pada takako.

Takako membuka kadonya yang berisi sampul buku dari kulit “ ini sebenarnya kado natalmu.. tapi aku tak pernah bisa memberikannya padamu..” 

Takako tersenyum menatap ozu “takako-san.. aku.. aku suka saat kau tak melihat aku juga..” 
Maksud ozu adalah saat takako sedang sibuk membaca diruang guru dan tak memperhatikannya.

“arigatou gozaimasu” ucap takkao. 

 
Ozu mengambil Hp takako dan menaruhnya dimeja. Ia mendorong hp itu sampai didepan takako. 
 
“hari ini kau rencananya bertemu dengan egawa-san kan? Jika kau ingin menghubunginya silahkan saja.  Katakana saja padanya klo kau akan pulang ke rumah. Katakana padanya klo kau datang ke Miyazaki atas undanganku, tapi kau akan pulang ke rumah esok hari. ”

Takako terdiam mencerna kalimat ozu. sepertinya Ozu ingin membuat takako benar-benar memilih akan bersama egawa atau dirinya agar Takako tak menyesal akhirnya. Mungkin juga Ozu merasa bersalah dengan sahabatnya jadi ia memberi kesempatan Takako berpikir ulang.

“kau bisa minta maaf padanya.. jika kau lakukan itu.. aku yakin ia akan memaafkanmu.”


Takako masih tak menjawab. Ia menatap Ozu yang tertundu tak percaya diri dengan perasaannya. Takako menyentuh Hpnya dan mendorongnya ke depan ozu.

“koutarou-san… apa kau yakin bersamaku?” gantian takako yang jadi merasa klo Ozu ragu untuk bersamanya. 



Ozu menatap takako dan tersenyum “aku ingin bersama Takako-san”
Takako tersenyum lega. Ozu bangkit berdiri dan meraih tangan takako untuk bangkit berdiri. Perlahan ia mengangkat tubuh takako… doki.. doki…. Kyaaaaaaaaaaa….
 

Ozu lalu membawa tubuh takako ke tempat tidur mereka. Ia lalu mencium takako lembut.  Takako menyentuh hidup ozu mesra. Mereka tertawa bersama. Lalu mereka berciuman semakin mesra. Merekapun tidur bersama….
(terlalu hot untu ditulis lagi… hahahah.. kyaaaaaaaaaa…   sensor entar bisa dibilang pervert  klo terlalu detaol :P).
 


Takako terbangun dipagi harinya. Ia menatap tubuh Ozu yang ada disebelahnya. Tangan mereka masih saling berpegangan. Ozu menyadari takako sudah terbangun. Ozupun menoleh menatap takako dan tersenyum melihat takako menatapnya.

“ohayo gozaimasu..” sapa lembut takako.


Ozu tersenyum “apa kau tak bisa tidur?”

“aku bermimpi menjadi seorang penulis" (ini benar-benar cita-cita takako yang sebenarnya).
“seorang penulis?” Tanya ozu

“aku ingin menjadi seorang penulis saat aku SMA. Tapi aku memilih apa yang harus aku lakukan bukan apa yang aku inginkan. Dalam mimpiku tadi.. impianku terwujud. Ini pertama kalinya aku bermimpi seperti itu.” ucap takako tersenyum.

Ozu tersenyum “apa kau masih ingin meneruskan mimpimu?”
Takako menggeleng “tidak.. kita akhirnya bersama.. aku tak mau menghabiskan waktuku denga tidur. “
“klo begitu ada tempat yang ingin kita kunjungi bersama” ucap ozu lembut.


Ozu mengajak takako pergi ke sebuah tempat. Ozu berkata klo dulu sewaktu kecil orangtuanya bercerita tentang tempat ini. keluarga mereka yang masih bersama dan bahagia waktu itu, sering menghabiskan waktu kesini. Untuk itu ozu pernah berkata pada dirinya sendiri klo suatu hari nanti ia akan mengajak keluarganya kesini juga. Untuk itu ia membawa takako ke kesana.


Ozu membawa Takako ke kuil tempat yang menjadi kenangan keluarganya. Mereka lalu berdoa bersama.

“mungkin kebersamaan ini akan terus berlanjut untuk selamanya..” doa  takako.

apa yang akan dihadapi mereka berdua saat kembali ke Tokyo??? Bisakah mereka terus bersama....??? bersambung Next ending episode……




2 komentar:

  1. # Tambah penasaran ma critax . Endingx gimana y . Ttp lanjut y mb' sinopx .. o ya ini sampai episode brapa y?? Trima kasih . # ^^

    BalasHapus