Senin, 30 Desember 2013

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 4





Saat pulang sekolah Ozu menemui Takako di halte bis. Saat itulah Takako yang merasa tak percaya diri setelah melihat foto tunangan Ozu, akhirnya meminta Ozu untuk tak memberi “harapan palsu padanya”.



“sensei.. tolong jangan terlalu memperlakukan dengan ramah.” Takako menatap langsung kemata Ozu. “aku… itu membuatku jadi terlalu memikirkanmu”
Ozu terkejut dengan permintaan Takako itu sampai ia tak bisa berbicara.
“aku tau ini tak nyaman untuk didengar.” Lanjut Takako yang melihat Ozu membisu didepannya.

“tidak..” jawab ozu membuka mulutnya.
“ini juga tak nyaman bagiku” ucap takako sembari duduk dikursi halte lagi. “hari ini begitu melelahkan bagiku. Aku banyak berpikir tentang semuanya. Tapi akhirnya aku punya solusinya. “
“solusi?” Tanya ozu

“aku menyadari aku telah cemburu kepadamu yang telah bertunangan, padahal kau lebih muda dariku. Itulah yang menyebabkan aku terlalu memikirkanmu” kata takako berbohong tentang alasan yang sebenarnya kenapa  ia memikirkan Ozu, yaitu cinta.
“kau bahagia dengan hidupmu jadi sangat mudah untukmu jadi baik padaku.  Tapi jika kau terlalu baik padaku, kau justru memberi kesan klo kau sedang memanas-manasinya padaku.” Lanjut Takako.

“aku tak bermaksud seperti itu..” bantah Ozu
“tolong hentikan…” sahut Takako. “ini sangat kejam untukku”

Sejak kapan aku sangat mudah untuk mengatakan kebohongan daripada kebenaran? Kata hati Takako

“sayonara” ucap Takako untuk mengakhiri pembicaraa mereka sekaligus seperti permintaan agar Ozu meninggalkannya. Ozu terdiam disamping bangku halte tempat Takako duduk.

Setelah agak lama tanpa bicara ozu pergi mengayuh sepedanya.




Sepanjang perjalanan ia memikirkan semua yang dikatakan Takako. Ozu berhenti disebuah taman dan melihat suasana kota. Ia mendengar ada sms masuk dan segera membukanya. Kaori tunangannya mengirimkan pesan agar Ozu segera menghubungi. Ozu tak membalasnya. wajah kaori dan wajah Takako terbayang dipikirannya.


  
Takako menunggu bis sekolah datang dan masih melamun saat bis yang ditunggunya datang. Tapi ia masih duduk dikursinya dan membiarkan bis itu berlalu dari hadapannya.
 


Takako seperti biasa tiap akhir minggu menghabiskan liburnya ke rumah keluarga. Ayahnya yang memang sangat pendiam sedang membaca sebuah surat kabar. Sementara ia dan ibunya sibuk membuat masakan.

Mereka membahas magic com takako yang tak pernah diganti bertahun-tahun. Takako menganggap itu hal yan tak perlu karena pasti tiap tahun akan ada keluaran baru model magic com. Jadi ia menunggu sampai ada model yang cocok untuknya. Ibunya sontak berkomentar apakah itu juga dasar penilaian takako untuk mencari calon suami. Yaitu Takako meski sudah bertemu seseorang maka ia akan menunggu orang selanjutnya yang akan datang padanya sehingga ia terus menunggu.. dan menunggu orang yang cocok dengan keinginannya itu?



Kaori menghubungi Ozu menyatakan keraguan dengan kursusnya ini karena akan menghabiskan waktu setahun berpisah dari Ozu.
Ozu menenangkannya dengan mengatakan klo masih ada sisa 8 bulan lagi. Kaori kuatir jika ia tak lolos ujian maka akan mundur dari waktu 1 tahun itu.  Ozu bertanya apa kaori ada masalah dengan pelajaran?  Kaori menjawab itu karena ia terlalu memikirkan Ozu  yang kurang komunikasi dengannya. Ozu meminta maaf pada kaori untuk itu. tiba-tiba ichikawa ikut masuk ke webcam  itu. ia menyapa kaori dan berkata klo kaori tak perlu kuatir karena ia akan mengawasi Ozu untuk kaori. Pembicaraan mereka pun akhirnya diakhiri.


Ozu meminta adiknya itu pulang karena ibunya pasti nanti kuatir. Ichikawa tak mau pulang ia membuka lemari es ozu untuk mencari makanan tapi ia hanya menemukan mie instant. Saat akan membuka mie instantnya tiba-tiba HPnya berbunyi. Ia tak mau mengangkatnya dan segera pamit pada Ozu untuk pulang.

Sampai diluar rumah ozu ia menghubungi balik Takeru-sensei, guru privatnya. Gurunya itu meminta ichikawa untuk menemuinya. Ichikawa dengan senang berkata klo ia akan segera menemui gurunya itu. ia juga bilang klo ia akan berbohong pada ibunya dengan mengatakan klo ia akan belajar dirumah temannya.


Takako berjalan ke kelasnya bertemu dengan ozu yang membawa banyak perlengkapan biologi. Takako bertanya apa ozu butuh bantuan? Ozu menolaknya dan berkata ia bisa membawanya sendiri. Mereka lalu berpisah.
“dengan semua perasaan romantic yang aku kubur, aku sepertinya merasa hatiku ikut menua.”



Takako bertemu dengan sahabatnya Mori-sensei dan yuko. Mereka membahas soal umur mereka yang hampir 35 tahun. Mereka memandang dari sudut pandang seorang wanita yang memperhatikan penampilan mereka. Karena mori-sensei ulang tahun maka yuko dan takako sudah menyiapkan kado berupa alat pijat untuknya. 

Ditempat lain ozu dkk pun bertemu untuk membahas umur 35 tahun dari segi pria. Imamura mengatakan klo pria seumur itu yang akan dipikirkannya adalah kebutuhan hidup untuk mencukupi rumah tangganya seperti rumah dan asuransi untuk keluarganya.
 


Mereka selesai makan saat sudah larut malam. Ditengah jalan mereka bertemu dengan ichikawa dengan seseorang yang lebih tua dari ichikawa. Saat mori-sensei bertanya pada ichikawa kenapa bisa sampai larut malam, Ichikawa mengaku klo pria yang bersamanya adalah kakaknya.
Takako terkejut dengan kebohongan ichikawa karena ia tau Ozu adalah kakak ichikawa. Ia melihat map yang ada tulisan Jyosei university.


Keesokkan harinya Takako tak menjumpai Ichikawa disekolah. Ia bertanya apa ada yang tau dimana ichikawa. Mereka ada yang bilang klo ichikawa mungkin sakit. Takako berkata klo ichikawa sakit kenapa ia tak menerima surat pemberitahuan sakit? Murid yang lain menjawab mungkin sudah diserahkan ke ozu-sensei (wakilnya Takako). 

Sesudah pelajaran selesai Takako bertanya pada Ozu apa ozu menerima surat pemberitahuan sakit dari ichikawa? Ozu terkejut karena ia tak tau adiknya sakit dan bahkan ia juga tak menerima surat pemberitahuan sakit itu.
 


Takako menyatakan kecurigaannya pada ozu yang lalu segera menghubungi adiknya.  tapi sayangnya tak diangkat ichikawa jadi ia meninggalkan pesan suara yang mengatakan klo ia kuatir dengan adiknya dan meminta ichikawa menghubunginya segera begitu mendengar pesan suara yang ia sampaikan.

Takako yang melihat ozu tak berhasil menghubungi adiknya segera mendekati ozu. Takako bercerita pada ozu klo ia bertemu ichikawa pada malam sebelumnya dengan seorang pria yang lebih tua dari ichikawa.

Ozu terkejut dan bertanya ciri pria itu. takako sulit menjelaskannya. Takako berkata klo pria itu sepertinya dari Jyosei university. Ozu jadi tambah terkejut karena setahunya guru privat ichikawa adalah mahasiswa Jyosei university. Ozu lalu berniat menghubungi ichikawa lagi tapi dicegah takako. Ia meminta ozu membiarkannya dulu sampai nanti setelah pulang kerja mereka baru mencari ichikawa lagi karena diliatnya klo ichikawa sepertinya tak mau menerima telpon dari ozu.
Ozu setuju dan berniat akan mencari ichikawa setelah pulang kerja nanti.


 Pulang mengajar Ozu berniat mencari adiknya ditempat-tempat anak muda berkumpul . Takako ingin membantu ozu jadi ia mengatakan akan ikut mencari.  Mereka berdua mulai mencari dibeberapa tempat tapi tak ketemu-ketemu juga. Mereka pergi ketempat karoke. Ozu masuk kedalam untuk bertanya sementara Takako diluar gedung.
Ternyata petugas karaoke tak melihat ada ichikawa ke tempat mereka. Ozu segera memberi tahu takako di depan gedung.
 


Tiba-tiba 2 orang murid mereka mempergoki keduanya ada didepan gedung tempat karaoke. Mereka lalu menggoda kedua gurunya itu apa sedang berkencan diruang karaoke.  Takako dan ozu membantahnya dan mengatakan klo mereka sedang mencari orang.  Salah satu murid melihat sepatu takako yang rusak karena berjalan terus itu. ozu terkejut karena ia tak segera mengetahuinya. Ozu jadi merasa bersalah apalagi saat salah satu muridnya menyeletuk klo sebagai seorang pria yang sedang berkencan, ozu dianggap gagal memperhatikan teman kencannya yang menderita. Takako membantah klo mereka berkencan.

Takako lalu meminta muridnya untuk pulang. Setelah muridnya pergi ozu meminta maaf pada Takako karena sudah menderita karena dirinya. Takako lalu meminta ijin ozu untuk ke sekolah dulu mengganti sepatunya dengan sepatu olahraga.
 


Disekolah Takako membuatkan mie instant untuk dirinya dan Ozu. saat mereka makan berhadap-hadapan. Takako baru menyadarinya klo ia sudah lama tak saling melihat secara langsung wajah ozu, sejak kejadian 1 minggu yang lalu di halte bis itu.

Takako mencoba mencuri-curi pandangan ke Ozu saat itulah mata mereka bertemu. Keduanya jadi salah tingkah. Dan terselamatkan situasinya saat ibu ozu menghubungi ozu untuk memberitahu alamat guru privatnya ichikawa.
 


Mereka berdua lalu pergi ke asrama pria jyosei university. Sampai didepan gedung asrama, ozu menghubungi guru privat ichikawa itu. saat ditanya apa adiknya ada disana pria itu tak mau menjawab. Dengan marah ozu berkata klo ia akan masuk ke asrama.

Ozu masuk ke gedung asrama dengan marah. Takako melihat ozu yang terlihat sangat marah itu jadi sangat kuatir. Ia membuntuti ozu masuk ke dalam gedung.
Ichikawa buru-buru menemui kakaknya di lobby gedung untuk mencegah kakaknya masuk.

“apa yang aka kau lakukan?” seru ichikawa berjalan cepat mendekati kakaknya. Ia melihat kakaknya tak sendirian tapi bersama takako. “kenapa kau kesini bersama takako-sama?” cecar ichikawa.
 


“pertanyaan yang seharusnya adalah kenapa kau disini?” Tanya ozu kesal.

“aku hanya datang mengunjungi teman.” Jawab ichikawa.
“kau bolos sekolah hanya untuk mengunjungi  pria yang tinggal sendirian?” ucap ozu
“kami berkencan” sahut ichikawa. Ozu terkejut adiknya sudah punya pacar.

“dia itu mahasiswa!” seru ozu tak menyetujui hubungan adiknya dengan seorang mahasiswa.
“dia 7 tahun lebih tua dariku.” Sahut ichikawa dengan berani. “sama seperti Takako-sama yang lebih tua darimu 7 tahun.” sindir ichikawa pedas.

Ozu jadi tak enak sendiri dengan Takako “ aku tak ada hubungan apa-apa dengan hara-sensei!” bantah ozu.
“benarkah??” ejek ichikawa. Ia lalu mengambil Hp dari sakunya dan memperlihatkan rekaman percakapan ozu dan takako saat di halte bis waktu itu.
 


Saat rekaman video itu diputar dan terdengar suara pembicaraan mereka berdua. Ichikawa tertawa mengejek pada takako “waaa.. dia bilang dia selalu memikirkanmu… untuk orang yang berumur 30 tahun itu sangat mengerikan.” ichikawa tertawa sinis.
Ozu bertambah marah “kau kasar sekali!”

“oni-chan, kau tak setuju? Mengapa tak kau katakana saja padanya “jangan ganggu aku. Aku sudah bertunangan.” “ kata ichikawa penuh amarah.

Takako tak tahan melihat pertengkaran didepannya dan juga yang menyindir dirinya itu “itu bukan maksudku untuk mengganggu” bantah takako tentang hubungannya dengan ozu.

Ozu segera menyela Takako dan menghentikan pembicaraan yang menyudutkan takako itu. “jangan mengalihkan pembicaraan! Kita berbicara tentang dirimu. Ada apa denganmu? Kau perlu menenangkan diri”

“oni-chan, apa kau tak punya pacar saat sma?”Tanya ichikawa
“aku punya” jawab ozu
“lalu apa bedanya?”sela ichikawa “aku tak boleh bersama orang yang lebih tua dariku?”
“bukan kau tak boleh.. tapi…”
“jadi menurutmu sangat normal jika berpacaran dengan orang yang seumuran?”cecar ichikawa lagi.
“menurutku begitu” sahut ozu.

Ichikawa tersenyum mengejek “kau dengarkan takako-sama. Kurozawa-sensei 10 tahun lebih tua darimu, oni-chan juga 7 tahun lebih muda darimu.”

“hentikan omonganmu!” seru ozu tambah kesal dengan adiknya itu.
 


Mahasiswa yang jadi guru ichikawa keluar menemui mereka bertiga. Ia meminta semuanya pergi karena asramanya adalah tempat umum. Ia takut ia akan dikeluarkan jika sampai ketahuan sekolahan. Ichikawa lalu meminta kakaknya pergi tapi mahasiswa itu juga minta ichikawa ikut pergi. Ichikawa terkejut diusir begitu oleh pacarnya. Ichikawa bilang klo ia sudah bolos sekolah demi pacarnya itu agar mereka bisa saling berbicara banyak. 


Mahasiswwa itu bilang klo itu hanya basa-basi saja karena ia hanya beberapa kali sms-an ichikawa sudah begitu serius dengannya.
Ozu marah adiknya diperlakukan begitu. Ia bersiap memukul mahasiswa itu tapi dicegah takako karena mereka adalah seorang guru. Itu akan memperburuk citra mereka saja.
Ozu lalu mengajak ichikawa pulang ke rumah ibunya. Ozu dan takako mengantar ichikawa sampai didepan apartemen ibu ozu yang sudah menunggu didepan apartemen.
 


Selesai mengantar adiknya, ozu mengajak takako untuk pergi minum menemaninya karena ia sedang sangat marah jadi tak bisa tidur jika seperti itu. takako setuju dan mereka pergi ke sebuah tempat minum.
Mereka order minum beer dalam gelas kepada pelayan bersamaan begitu kompak.
 


 “pertama aku minta maaf.  karena kotomi begitu kasar padamu tentang umurmu yang 30 tahun itu.. aku minta maaf.” Ozu meminta maaf dengan menunduk. Lalu ia minum beer dalam gelasnya dengan beberapa tegukkan membuat takako kuatir.
“ozu-sensei.”
“hara-sensei.. kau juga harus minum.. kau juga kan sangat marah” ucap ozu.

Takako jadi teringat kata-kata ichikawa waktu itu. Takako jadi marah dan meneguk minumannya dengan rakusnya “iya… kenapa terus berkata lebih tua 7 tahun.. lebih tua 7 tahun.. aku tak mau mendengarnya!” ucap takako  dengan nada marah.
“maaf” ucap ozu
“dibilang mengerikan karena umurmu 30 lebih dari 30 tahun….  Itu terlalu berlebihan?!” seru takako berapi-api.
“iya itu buruk” ucap ozu menyetujui pendapat takako.
Mereka meneguk minuman lagi .

 
 
“dan berani sekali pria itu memperlakukan adikku seperti itu!”
“emangnya apa yang dipikirkan pria itu? murid jyosei atau manapun itu.. jika kau menyakiti seorang wanita, itu membuatnya sakitkan? Bukan saja ia menyakitinya sekarang tapi dia menyakiti masa depannya juga (trauma)!” ucap takako marah

“aku ingin meninjunya” kata ozu
“aku juga.. aku ingin memukulnya” sahut takako berkobar-kobar. Ozu terkejut mendengar takako sampai seperti itu.  ia menatap takako terkagum.

 

 Tanpa terasa mereka menghabiskan beberapa gelas beer. Ozu sudah mulai mabuk
“kenapa seorang pria bisa menyakiti wanita yang dicintainya menangis?” ucap ozu agak mabuk.
“terkadang memang mereka begitu” jawab Takako.
“tapi itu tak akan kulakukan!aku tak akan membuatnya menangis” sahut ozu
Takako yang blom mabuk memperkatikan ozu yang mengatakan itu. “seandainya itu dikatakan untukku” batin takako yang berharap wanita yang dicintai dan tak akan dibuat menangis ozu adalah dirinya.

Ozu lalu bertanya tentang percintaan Takako saat masih sma seperti apa. Takako berkata klo karena ia disekolah khusus wanita jadi sangat jarang bertemu orang. Tapi ia memang pernah menerima surat dari seorang pria di kereta dan ia masih menyimpannya sampai sekarang dirumah orang tuanya. Ozu berkata klo menurutnya surat cinta itu lebih indah daripada sekedar sms karena masih bisa disimpan dan dibuka. Takako sangat bahagia saat itu meski pembicaraan mereka adalah hal-hal yang simple. Mereka berdua sangat menikmati malam itu.
 


Mereka keluar dari tempat itu. karena Ozu mabuk parah membuat takako yang membayari lebih dulu. Saat sedang menunggu taxi tiba-tiba ozu yang mabuk parah terjatuh. Takako jadi menyadari klo tas ozu ketinggalan di tempat minum tadi. Takako meminta ozu menunggunya mengabil tas ozu. Tas ozu masih ada ditempat mereka duduk. Setelah mengambiilnya takako buru-buru keluar tempat itu. tempat saat itu egawa-san, teman ozu masuk. Tanpa disengaja tali tas ozu “kecantol” tangan egawa-san (susah mikir indonesianya jd  pakai jawa). Takako meminta maaf dan langsung pergi. Egawa-san memperhatikan takako dengan tertarik.
 


Takako melihat ozu yang mabuk parah  itu lalu mengajak ozu patungan bayar taxi agar ia bisa mengantar ozu pulang lebih dulu. Sampai didepan apartemen ozu, takako yang kuatir bertanya apa ozu bisa sendiri? Ozu berkata ia bisa melakukannya sendiri. Ozu keluar dan berjalan sempoyongan menaiki apartemennya. Taxi yang membawa Takako lalu berjalan pergi.

Ozu berjalan tertatih sampai didepan kamar apartemennya.  Tapi sampai depan pintu kamar apartemennya Ozu limbung dan terjatuh.  Kunci yang ada ditangannya terlepas kelantai.
“tadi sangat menyenangkan..”celoteh ozu yang mabuk.
 


Seseorng datang dan mengambil kuncinya yang jatuh itu. ozu melirik untuk melihat siapa yang mengambilnya. Ia melihat takako sedang membungkuk untuk bertanya padanya.
“ozu-sensei… sadarlah..” Takako lalu menopang tubuh ozu dengan memapahnya masuk kedalam ruangan apartemen ozu.  Tangan ozu merangkul bahu takako dan takako meragul pinggang takako.
Mereka berjalan terhuyung-huyung sampai hampir jatuh.

“apa kau tak apa-apa ozu sensei? Tolong stabilkan langkahmu..” ucap takako kecapean membimbing tubuh ozu masuk ke dalam kamar ozu. “pelan-pelan..” ucap takako mencoba membawa ozu ke tempat tidur ozu.
 


 Begitu sampai didepan ranjang ozu langsung menjatuhkan dirinya ke ranjangnya dan dengan tangannya yang masih memeluk bahu takako tentu saja membuat takako jatuh diatas tubuh Ozu.
Takako terkejut tak kepalang dengan apa yang terjadi. Takako segera berniat bangkit berdiri dan melepaskan pelukannya. tapi tiba-tiba tangan ozu mempererat pelukan dibahu dan punggung takako dan mengunci  tubuh takako.
 




Takako jadi tambah membelalak terkejut “ozu-sensei?” panggilnya takako. Mungkin dipeluk oleh orang yang dicintainya seperti itu, membuat khayalan Takako melambung tinggi kelangit. Jatungnya pasti berdebar-debar tak menentu. 

Namun jatungnya tiba-tiba berhenti berdetak dan hancur lembur saat ozu bergumam “kaori……”

Perasaan Takako yang dibuat melayang kelangit… sedetik kemudian terhempas ke bumi berkeping-keping…



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar