Sabtu, 28 Desember 2013

Sinopsis : Hakuba No Oujisama - Ep. 3



Takako sebenarnya ragu untuk memulai kembali hubungan perselingkuhannya dengan Kurozawa yang sudah putus sejak setahun yang lalu. Jadi begitu Ozu mencegahnya untuk bersama Kurozawa, Takako langsung menyetujui. Ia menyadari sepertinya Ozu mencurigai hubungannya dengan Kurozawa jadi ozu melakukan itu.

“apa kau tau hubunganku dan kurozawa sensei?” Tanya takako menatap ozu.
“iya” jawab Ozu
“apa kau kecewa denganku?”Tanya takako
Ozu tertunduk tak menjawab tapi cukup membuat takako mengerti klo ozu tak suka dengan perselingkuhannya dengan kurozawa.
“oh aku mengerti…” gumam Takako
“tapi…….. aku tak dapat membiarkanmu melakukannya.” Ucap ozu menatap Takako dengan penuh ketulusan.

Takako terkejut karena kata-kata itu sebuah ungkapan perasaan seorang pria pada kekasihnya.


“apa maksudmu itu?” Tanya takako menatap tajam ozu yang langsung tertunduk“apa karena perselingkuhan tak bisa dimaafkan?”
“bukan begitu…” bantah Ozu
“karena seagai teman sekerja ini mempermalukanmu?” Tanya takako mencoba terus  mengetahui perasaan Ozu tentang ucapan Ozu tadi.

“tidak,..”
“ini karena kebodohanku.. ucap takako pelan tertunduk
“bukan..!” sahut ozu cepat melihat Takako sepertinya tertekan. Ozu berjalan mendekati Takako pelan.
“tunggu!” cegah Takako agar Ozu tak mendekatinya.”aku agak bingung sekarang ini.”
“aku juga..” kata ozu
“aku butuh waktu untuk mengerti ini.” Ucap Takako tertunduk. Takako lalu melihat ada taxi yang datang kea rah mereka yang sebenarnya pesanan orang lain. Takako meninggalkan Ozu dan buru-buru masuk ke dalam taxi itu. Ozu terkejut menyaksikan kepergian Takako yang terburu-buru itu.

Didalam taxi Takako teringat pernyataan Ozu dan itu membuatnya tersenyum bahagia..”apakah maksudnya dia…..?”

 

Takako bertemu dengan Mori-sensei dan yuko di tempat maka yang biasa mereka kunjungi. Ia bercerita pada temannya tentang kejadian yang baru dialaminya tadi. Tapi ia mengaku klo itu temannya. Mori-sensei dan Yuko berpendapat klo itu sebuah pernyataan cinta.  Mereka berdua begitu terkagum dengan sosok pria yang berbicara seperti itu karena jaman sekarang tak ada pria yang seperti itu.  
Mereka berkata klo seandainya mereka adalah wanita itu maka mereka akan memeluk pria itu dan berkata “ untukmu akan aku tinggalkan masa laluku dan bersamamu selamanya.”
Mereka kecewa saat “teman wanita” yang diceritakan Takako itu tak berbuat apa-apa malah pergi naik taxi begitu saja.
“sudah sangat lama tak ada pria yang menatapku dengan pandangan seperti itu. berbagai alasan yang ada memenuhi hatiku” batin takako


Ditempat lain Ozu bercerita ada Imamura sahabatnya. Imamura langsung mengangap klo itu juga sebuah pernyataan cinta. Ia bertanya setelah itu apa yang dilakukan Ozu dan takako? Apa pergi ke hotel? Canda Imamura. Ozu menjawab klo Takako pergi naik taxi sendirian tanpa mengajaknya. Imamura langsung berpendapat klo takako tak tertarik pada Ozu dan mungkin Takako marah pada Ozu karena sudah menganggu kebahagiannya saat bersama Kurozawa.  Ozu jadi salah paham klo Takako benar marah padanya.
 

Saat pulang ke rumah, Takako masih saja terbayang apa yang terjadi. Ia tersenyum malu mengingat perkataan ozu. Takako seperti gadis remaja yang jatuh cinta.

“saat aku habis minum dan pulang ke rumah, aku menyadarinya… aku sendirian… aku tak punya siapapun yang bisa aku ceritakan tentang pergi malamku. Aku tak punya siapapun yang bisa sharing cerita lucu dan tertawa bersama. Atau seseorang yang bisa menenangkanku saat aku sedih. Aku sendirian.. karena itu aku bermasalah dan berbicara dengan diriku sendiri. Ozu-sensei 7 tahun dibawahku dan teman sekerja. Dia tau aku punya hubungan perselingkuhan dan lebih penting lagi, dia sudah bertunangan.”
 

Kepala sekolah bertanya pada Takako hubungannya dengan Ozu apa brlangsung baik mengingat  usia mereka terpaut jauh. Takako menjawab semua berjalan lancar.

Diruang biologi kurozawa sedang membetulkan mesin pembuat kopi saat Ozu datang. Saat Ozu coba membahas masalah yang terjadi semalam, Kurozawa mencoba menghindarinya terus.

Mereka berdua kembali ke ruang guru. Ozu jadi gelisah melihat Takako yang ada didepannya. Ia bolak balik melihat kearah Takako dan Kurozawa.
 

Jam pelajaran tiba, Ozu dan Takako berjalan bersama untuk ke kelas mereka. Wajah Takako terlihat bahagia berjalan dibelakang Ozu. Ditengah jalan Ozu menghentikan langkahnya. 

“aku minta maaf atas apa yang terjadi kemarin.. seharusnya aku tak mencampuri urusanmu. Kau memiliki lebih banyak pengalaman , profesionalisme dan kepribadian dari aku. Untuk itu aku minta maaf. Tolong lupakan semuanya”
Takako terkejut dan kecewa Ozu mengatakan semua ini. Disaat angannya melayang jauh dengan ozu tiba-tiba pria itu menghempaskannya dan memintanya melupakan semuanya.
“baiklah” ucap Takako.
Ozu tertunduk sedih “untuk selanjutnya, ijinkan percakapan kita hanya sebatas pekerjaan saja”
“aku mengerti” jawab takako tanpa melihat ozu.
Mereka lalu melanjutkan masuk ke dalam kelas mereka.


“aku orang bodoh yang bersemangat dan menderita dengan sesuatu yang tak ada seperti itu. tapi.. kenapa dia mengatakan itu. pria memang misteri bagiku. Mereka seperti puzzle tanpa penyelesaian. Kau bisa melihat kepinganannya didepanmu tetapi gambar yang sebenarnya tetap tak terlihat”

takako teringat kenangan masa lalunya saat ia berhubungan dengan Kurozawa. Saat kurozawa mengatakan tak bisa hidup tanpanya dan selalu ingin bersamanya tapi kurozawa masih saja bersama keluarganya sampai 3 tahun hubungan perselingkuhan mereka.


Ozu berjalan turun tangga dari kelasnya mengajar. Seorang muridnya, ichikawa menyusul dan memanggilnya.
“sensei..?” panggil ichikawa yang datang dengan tangannya dibelakang tubuhnya.
“ada apa ichikawa?” Tanya Ozu
“tunggu sebentar” sahut Ichikawamenuruni tangga. Ozu melihat sekelilingnya. ozu mungkin merasa tidak enak klo berdua bersama muridnya.

Ichikawa mendekati gurunya itu dan mengulurkan sebuah hadiah yang tadi disembunyikannya.
“apa ini?” Ozu terkejut melihat muridnya.
“hadiah” sahut Ichikawa tersenyum.

Tanpa mereka sadari Takako melihat pertemuan mereka itu. tapi saat ia akan pergi kea rah lain, takako mendengar teriakan Ozu.
“kotomi…! Aku tak akan pernah meninggalkanmu sendirian.” Takako terkejut mendengar kata-kata itu.
 

Malam harinya ia bercerita pada kedua sahabatnya tentang “teman pria” dari “teman wanitanya” yang mengatakan hal yang sama pada wanita lain. Mereka berpendapat berarti teman pria itu hanya mempermainkan wanita saja dengan cara mengambil hatinya saja.
 

Disekolah diam-diam tersebar informasi soal foto tunangan Ozu yang ada diruangan biologi. Semua penasaran dan ingin melihat.  Akiyama-sensei lalu mengajak Takako untuk mencari tau wajah tunangan ozu.  Takako sangat berat melangkahkan kakinya ke ruang biologi. Ia kuatir nanti saat melihat wajah tunangan Ozu ia akan membandingkannya dengan dirinya seperti “matanya lebih bagus dari mataku…. “ atau “seandainya saja aku lebih darinya pasti aku akan menjadi orang terpenting dalam hidupnya”.
Mereka berdua mengetuk ruang biologi tapi ternyata pintunya terkunci.
 

Takako bertemu kurozawa berdua dilorong sekolah. Ia meminta maaf atas apa yang terjadi waktu itu saat ia meninggalkan Kurozawa di dalam taxi. Kurozawa menjawab ia kecewa padahal sebelumnya ia berharap ia bisa kembali pada Takako.
Kurozawa terus menatap Takako dan membuat takako jadi takut ia akan goyah lagi. Ia hanya tertunduk dan meminta maaf kembali pada Kurozawa.
Kurozawa yang merasa gagal merayu takako lagi langsung meninggalkan Takako.

Takako penasaran dengan wajah tunangan ozu. ia yakin dengan melihat wajah tunangan ozu maka ia akan tersadar posisinya dihati Ozu. saat ia sudah meraih frame foto tunangan Ozu ia tak kuasa membalik melihat wajah tunangan Ozu. jadi ia memutuskan meletakkan foto itu lagi.

Tepat saat itu Ozu datang. Ia bertanya apa Takako mencari Kurozawa sensei? Ia lalu meminta maaf ikut campur lagi denga bertanya seperti itu.
Takako baru menyadari klo ou salah paham padanya. Ia baru menyadari klo ozu salah menganggapnya marah pada Ozu saat itu. Takako lalu berkata ia ingin berbicara dengan Ozu dan melanggar “perkataan diluar pekerjaan”

 
Mereka berdua pergi ke atas sekolah untuk berbicara. Takako bercerita panjang lebar pada ozu soal awal hubungannya dengan Kurozawa yaitu saat ia sedang tertekan, Kurozawa yang selalu menasehatinya dan memberikan perhatian yang dibutuhkannya.

Ozu sepertinya tak kuat mendengar hubungan percintaan Takako dan Kurozawa jadi ia meminta Takako tak melanjutkannya. Ia bilang klo ia membenci perselingkuhan karena orangtuanya terlihat perselingkuhan dan menyebabkan keluarga mereka hancur. Ia memusuhi perselingkuhan juga meski ia tak mau mengadili apa yang dilakukan takako.
Sebenarnya saat takako bercerita itu, Takako hanya ingin ozu tau klo dalam hatinya ia sudah benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Kurozawa. Tapi apa daya Ozu tak mau mendengar lagi dan meninggalkannya.

Sampai dirumah takako mengambil beer dan melampiaskannya dengan makan dan menangis.
 

Ozu mengajak egawa bertemu dengannya. Ia ingin minta pendapat egawa, sahabat yang lebih tua darinya itu. ozu mulai bercerita soal kaori, tunangannya yang ke luar negeri itu dan betapa sedihnya ia berpisah dengannya meski mereka juga sangat bahagia saat bisa saling komunikasi.

“tapi beberapa waktu yang lalu aku mengatakan kepada seseorang klo aku tak dapat meninggalkannya. Dan lalu dia bercerita padaku tentang perselingkuhannya…. Dan aku benci itu…”cerita Ozu pada Egawa yang duduk mendengarkan Ozu dengan perhatian.

Egawa mengangguk-angguk “iya kau kan memang membenci perselingkuhan… atau mungkin itu karena wanita itu mencintai pria lain?” selidik Egawa.

Ozu tertunduk diam. Egawa lalu bercerita klo ia mengalami hal yang sama seperti yang dialami Ozu. saat itu pacarnya juga sering berbicara tentang mantan-mantannya. Egawa berkata klo lelaki memang lemah dalam hal itu.
 

Selesai mengajar Takako didatangi Ichikawa. Gadis itu mengajak Takako pergi bersamanya melihat foto tunangan Ozu di ruang biologi. Sampai diruang biologi Ichikawa menunjuk frame foto yang ada dimeja.
“kenapa kau ingin aku melihat foto itu?” Tanya Takako.
Ichikawa memandang gurunya dengan penuh kebencian “karena kau pencuri pria.”
Takako tak terkejut dengan ucapan Ichikawa karena ia memang sudah curiga dari beberapa hari yang lalu itu. 

“kau punya hubungan dengan kurozawa-sensei. Aku melihatnya.. aku melihat kalian berdua keluar dari taxi dan pergi ke apartemenmu. “
Takako menghela nafasnya “jadi begitu..”aku tak bisa menghormatimu lagi sebagai guruku. Aku mengajukan pindah kelas.”

“aku mengerti” sahut takako kalem tertunduk. Mereka terdiam.


Ozu masuk kedalam dan mendekati ichikawa. “berhenti bicara omong kosong!” tegur Ozu pada ichikawa. Ia lalu melihat ke Takako dan membungkuk meminta maaf “aku minta maaf atas apa yang diucapkannya.”
“tak apa-apa” sahut Takako.

Ichikawa melangkah pergi mau meninggalkan ozu dan Takako. Tapi ozu segera meraih tangannya, mencegahnya pergi “tuunggu kotomi”
Ozu melihat Takako lagi “aku minta maaf.. dia sebenarnya adik perempuanku. “ ucap Ozu menjelaskan hubungannya dengan ichikawa.
Takako terkejut mendengarnya “apa?”

Ozu lalu menjelaskan klo paska perceraian orangtuanya, kotomi ikut dengan ibunya dan ia ikut ayahnya. Itulah alasan kenapa nama belakang mereka berbeda Ozu dan ichikawa.
Ozu berkata klo ia kuatir nanti ia dianggap tak adil memberi penilaian disekolah jadi mereka merahasiakan hubungan persaudaraan mereka.
Takako pun berjanji untuk merahasiakan hubungan kedua kakak adik itu.
 

“kau ingin kakakmu dan tunangannya memiliki keluarga bahagiakan?. “ ucap takako pada ichikawa.
“iya.. jadi menjauhlah darinya!” seru Ichikawa.
“kau bodoh..!” sahut Ozu marah pada adiknya.
“kaori san merasakan keragu-raguan. Itulah mengapa ia meminta agar fotonya dipajang.” Lanjut Ichikawa. Ternyata kado yang diberikan ichikawwa waktu itu pada Ozu adalah foto Kaori.
“kau tak perlu kuatir… aku lebih tua dari Ozu-sensei.. aku tak bisa membayangkan klo dia akan tertarik pada perawan tua seperti aku.” Ucap Takako.
Ozu melihat Takako kuatir.
“Tentang kelasmu…”
“terserah..!” teriak Ichikawa pergi meninggalkan ozu dan takako.
Ozu meminta maaf lagi pada Takako. Ia berkata klo adiknya itu trauma paska perceraian orangtua mereka.
Takako meminta ozu nanti bicara dengan adiknya itu agar ia tak trauma pada kehidupan cintanya nanti.

 

Saat Takako mengajar, muridnya memberitahunya ada asap keluar dari ruang biologi. Takako segera berlari keruang biologi. Alarm kebakaran juga sudah dibunyikan. Sampai didepan pintu ruang biologi Takako mencoba membuka pintunya tapi ternyata terkunci.
Ozu datang dan membuka pintunya. Mereka segera masuk kedalam ruangan melihat api yang membakar pojok ruangan. Ozu mengambil ember dan mengisinya dengan air dari wastafel. Takako mendekati sumber api. Ia meraih map file dan memukulkannya  keapi (hmmm.. tindakan bodoh menurutku.. ini malah bisa membuat api berkobar ke samping kanan kirinya!)

Tiba-tiba api berkobar agak tinggii dan mengenai tangannya. Takako agak mengaduh membuat Ozu yang masih mengambil air panic dan mendekati Takako.
“kau harus segera keluar dari sini. Ini berbahaya” ucap ozu menyentuh pundak takako dengan kuatirnya.
“tak apa-apa.. aku bisa mengatasinya” tolak Takako.
“sensei.. aku tak mau kau terluka!” ucap ozu. Takako terkejut denga ucapan dan perhatian ozu.
Ozu juga menyadari perkataannya yang keluar dari perasaan kuatirnya pada Takako. Mereka saling menatap.
 

Seorang guru datang dengan membawa tabung pemadam dan menyemprotkannya ke api dan berhasil memadamkannya.
Mori-sensei datang dan melihat semua baik-baik saja. Ia lalu pergi untuk mematikan alarm kebakaran tapi ozu buru-buru berkata klo ia yang akan mematikannya.

Takako dan guru pria yang membawa tabung pemadam yang masih tinggal di ruangan biologi. Saat akan melangkah keluar kakinya mengijak sesuatu. Ia melihat kebawah dan melihat frame foto Ozu terjatuh ke lantai. Takako mengambilnya dan membalik foto itu untuk melihat gambarnya. 

“jadi ini… kaori-san….” Batin takako menatap foto bahagia Ozu bersama kaori yang terlihat tersenyum bersama. Tanpa ia sadari, ia hanya terdiam menatap foto itu dengan mata berkaca-kaca.

“hara-sensei” sapa guru pria itu. Takako tersadar dari lamunannya..
“maaf… asap ini…” kilahnya menghapus airmatanya.
 

Pulang kerja seperti biasa takako menunggu bis dihalte sendirian. Ozu datang dengan sepeda menghampirinya.
“bagaimana dengan luka bakarmu?” Tanya Ozu penuh perhatian pada tangan Takako yang dibalut.
“ini sudah ditangani” sahut Takako
“maaf… “
“kau tak perlu meminta maaf untuk itu atau kejadian sebelumnya.” Takako merasa ini saatnya ia mengungkapkan hubungannya yang sudah berakhir dengan Kurozawa. Ia sangat ingin ozu tau hal ini!

“Kurozawa-sensei dan aku sudah berakhir 1 tahunn yang lalu. Jadi itu sebenarnya sangat baik kau menghentikan kami saat itu. “
“saat itu kau buru-buru pulang… jadi aku merasa itu mungkin karena kau marah padaku karena ikut campur urusan orang lain.”

Takako tertunduk ragu untuk melanjutkan kalimat yang akan diucapkannya tapi akhirnya ia memberanikan diri mengatakannya dengan menatap wajah ozu yang ada didepannya.
“itu karena aku gugup.. aku sangat bahagia.. sensei berhentilah memperlakukanku dengan ramah. Itu membuatku………. Terlalu memikirkanmu…”

Ozu terdiam menatap wajah Takako.

 

Ternyata ada seseorang yang melihat mereka berdua dari jauh dan bahkan mengambil foto mereka berdua!
 


1 komentar: