Takako
sebenarnya ragu untuk memulai kembali hubungan perselingkuhannya dengan
Kurozawa yang sudah putus sejak setahun yang lalu. Jadi begitu Ozu mencegahnya
untuk bersama Kurozawa, Takako langsung menyetujui. Ia menyadari sepertinya Ozu
mencurigai hubungannya dengan Kurozawa jadi ozu melakukan itu.
“apa
kau tau hubunganku dan kurozawa sensei?” Tanya takako menatap ozu.
“iya”
jawab Ozu
“apa
kau kecewa denganku?”Tanya takako
Ozu
tertunduk tak menjawab tapi cukup membuat takako mengerti klo ozu tak suka
dengan perselingkuhannya dengan kurozawa.
“oh
aku mengerti…” gumam Takako
“tapi……..
aku tak dapat membiarkanmu melakukannya.” Ucap ozu menatap Takako dengan penuh
ketulusan.
Takako
terkejut karena kata-kata itu sebuah ungkapan perasaan seorang pria pada
kekasihnya.
“apa
maksudmu itu?” Tanya takako menatap tajam ozu yang langsung tertunduk“apa
karena perselingkuhan tak bisa dimaafkan?”
“bukan
begitu…” bantah Ozu
“karena
seagai teman sekerja ini mempermalukanmu?” Tanya takako mencoba terus mengetahui perasaan Ozu tentang ucapan Ozu tadi.
“tidak,..”
“ini
karena kebodohanku.. ucap takako pelan tertunduk
“bukan..!”
sahut ozu cepat melihat Takako sepertinya tertekan. Ozu berjalan mendekati
Takako pelan.
“tunggu!”
cegah Takako agar Ozu tak mendekatinya.”aku agak bingung sekarang ini.”
“aku
juga..” kata ozu
“aku
butuh waktu untuk mengerti ini.” Ucap Takako tertunduk. Takako lalu melihat ada
taxi yang datang kea rah mereka yang sebenarnya pesanan orang lain. Takako
meninggalkan Ozu dan buru-buru masuk ke dalam taxi itu. Ozu terkejut
menyaksikan kepergian Takako yang terburu-buru itu.
Didalam
taxi Takako teringat pernyataan Ozu dan itu membuatnya tersenyum bahagia..”apakah
maksudnya dia…..?”
Mereka
berkata klo seandainya mereka adalah wanita itu maka mereka akan memeluk pria
itu dan berkata “ untukmu akan aku tinggalkan masa laluku dan bersamamu
selamanya.”
Mereka
kecewa saat “teman wanita” yang diceritakan Takako itu tak berbuat apa-apa
malah pergi naik taxi begitu saja.
“sudah
sangat lama tak ada pria yang menatapku dengan pandangan seperti itu. berbagai
alasan yang ada memenuhi hatiku” batin takako
Ditempat
lain Ozu bercerita ada Imamura sahabatnya. Imamura langsung mengangap klo itu
juga sebuah pernyataan cinta. Ia bertanya setelah itu apa yang dilakukan Ozu dan
takako? Apa pergi ke hotel? Canda Imamura. Ozu menjawab klo Takako pergi naik
taxi sendirian tanpa mengajaknya. Imamura langsung berpendapat klo takako tak
tertarik pada Ozu dan mungkin Takako marah pada Ozu karena sudah menganggu
kebahagiannya saat bersama Kurozawa. Ozu
jadi salah paham klo Takako benar marah padanya.
Saat
pulang ke rumah, Takako masih saja terbayang apa yang terjadi. Ia tersenyum
malu mengingat perkataan ozu. Takako seperti gadis remaja yang jatuh cinta.
“saat
aku habis minum dan pulang ke rumah, aku menyadarinya… aku sendirian… aku tak
punya siapapun yang bisa aku ceritakan tentang pergi malamku. Aku tak punya
siapapun yang bisa sharing cerita lucu dan tertawa bersama. Atau seseorang yang
bisa menenangkanku saat aku sedih. Aku sendirian.. karena itu aku bermasalah
dan berbicara dengan diriku sendiri. Ozu-sensei 7 tahun dibawahku dan teman
sekerja. Dia tau aku punya hubungan perselingkuhan dan lebih penting lagi, dia
sudah bertunangan.”
Kepala
sekolah bertanya pada Takako hubungannya dengan Ozu apa brlangsung baik
mengingat usia mereka terpaut jauh.
Takako menjawab semua berjalan lancar.
Diruang
biologi kurozawa sedang membetulkan mesin pembuat kopi saat Ozu datang. Saat Ozu
coba membahas masalah yang terjadi semalam, Kurozawa mencoba menghindarinya
terus.
Mereka
berdua kembali ke ruang guru. Ozu jadi gelisah melihat Takako yang ada
didepannya. Ia bolak balik melihat kearah Takako dan Kurozawa.
Jam
pelajaran tiba, Ozu dan Takako berjalan bersama untuk ke kelas mereka. Wajah Takako
terlihat bahagia berjalan dibelakang Ozu. Ditengah jalan Ozu menghentikan
langkahnya.
“aku
minta maaf atas apa yang terjadi kemarin.. seharusnya aku tak mencampuri
urusanmu. Kau memiliki lebih banyak pengalaman , profesionalisme dan
kepribadian dari aku. Untuk itu aku minta maaf. Tolong lupakan semuanya”
Takako
terkejut dan kecewa Ozu mengatakan semua ini. Disaat angannya melayang jauh
dengan ozu tiba-tiba pria itu menghempaskannya dan memintanya melupakan
semuanya.
“baiklah”
ucap Takako.
Ozu
tertunduk sedih “untuk selanjutnya, ijinkan percakapan kita hanya sebatas
pekerjaan saja”
“aku
mengerti” jawab takako tanpa melihat ozu.
Mereka
lalu melanjutkan masuk ke dalam kelas mereka.
“aku
orang bodoh yang bersemangat dan menderita dengan sesuatu yang tak ada seperti
itu. tapi.. kenapa dia mengatakan itu. pria memang misteri bagiku. Mereka seperti
puzzle tanpa penyelesaian. Kau bisa melihat kepinganannya didepanmu tetapi
gambar yang sebenarnya tetap tak terlihat”
takako
teringat kenangan masa lalunya saat ia berhubungan dengan Kurozawa. Saat kurozawa
mengatakan tak bisa hidup tanpanya dan selalu ingin bersamanya tapi kurozawa
masih saja bersama keluarganya sampai 3 tahun hubungan perselingkuhan mereka.
Ozu
berjalan turun tangga dari kelasnya mengajar. Seorang muridnya, ichikawa menyusul
dan memanggilnya.
“sensei..?”
panggil ichikawa yang datang dengan tangannya dibelakang tubuhnya.
“ada
apa ichikawa?” Tanya Ozu
“tunggu
sebentar” sahut Ichikawamenuruni tangga. Ozu melihat sekelilingnya. ozu mungkin
merasa tidak enak klo berdua bersama muridnya.
Ichikawa
mendekati gurunya itu dan mengulurkan sebuah hadiah yang tadi disembunyikannya.
“apa
ini?” Ozu terkejut melihat muridnya.
“hadiah”
sahut Ichikawa tersenyum.
Tanpa
mereka sadari Takako melihat pertemuan mereka itu. tapi saat ia akan pergi kea
rah lain, takako mendengar teriakan Ozu.
“kotomi…!
Aku tak akan pernah meninggalkanmu sendirian.” Takako terkejut mendengar
kata-kata itu.
Malam
harinya ia bercerita pada kedua sahabatnya tentang “teman pria” dari “teman
wanitanya” yang mengatakan hal yang sama pada wanita lain. Mereka berpendapat
berarti teman pria itu hanya mempermainkan wanita saja dengan cara mengambil
hatinya saja.
Disekolah
diam-diam tersebar informasi soal foto tunangan Ozu yang ada diruangan biologi.
Semua penasaran dan ingin melihat.
Akiyama-sensei lalu mengajak Takako untuk mencari tau wajah tunangan
ozu. Takako sangat berat melangkahkan
kakinya ke ruang biologi. Ia kuatir nanti saat melihat wajah tunangan Ozu ia
akan membandingkannya dengan dirinya seperti “matanya lebih bagus dari mataku….
“ atau “seandainya saja aku lebih darinya pasti aku akan menjadi orang
terpenting dalam hidupnya”.
Mereka
berdua mengetuk ruang biologi tapi ternyata pintunya terkunci.
Takako
bertemu kurozawa berdua dilorong sekolah. Ia meminta maaf atas apa yang terjadi
waktu itu saat ia meninggalkan Kurozawa di dalam taxi. Kurozawa menjawab ia
kecewa padahal sebelumnya ia berharap ia bisa kembali pada Takako.
Kurozawa
terus menatap Takako dan membuat takako jadi takut ia akan goyah lagi. Ia hanya
tertunduk dan meminta maaf kembali pada Kurozawa.
Kurozawa
yang merasa gagal merayu takako lagi langsung meninggalkan Takako.
Takako
penasaran dengan wajah tunangan ozu. ia yakin dengan melihat wajah tunangan ozu
maka ia akan tersadar posisinya dihati Ozu. saat ia sudah meraih frame foto
tunangan Ozu ia tak kuasa membalik melihat wajah tunangan Ozu. jadi ia
memutuskan meletakkan foto itu lagi.
Tepat
saat itu Ozu datang. Ia bertanya apa Takako mencari Kurozawa sensei? Ia lalu
meminta maaf ikut campur lagi denga bertanya seperti itu.
Takako
baru menyadari klo ou salah paham padanya. Ia baru menyadari klo ozu salah
menganggapnya marah pada Ozu saat itu. Takako lalu berkata ia ingin berbicara
dengan Ozu dan melanggar “perkataan diluar pekerjaan”
Mereka
berdua pergi ke atas sekolah untuk berbicara. Takako bercerita panjang lebar
pada ozu soal awal hubungannya dengan Kurozawa yaitu saat ia sedang tertekan,
Kurozawa yang selalu menasehatinya dan memberikan perhatian yang dibutuhkannya.
Ozu
sepertinya tak kuat mendengar hubungan percintaan Takako dan Kurozawa jadi ia
meminta Takako tak melanjutkannya. Ia bilang klo ia membenci perselingkuhan
karena orangtuanya terlihat perselingkuhan dan menyebabkan keluarga mereka
hancur. Ia memusuhi perselingkuhan juga meski ia tak mau mengadili apa yang
dilakukan takako.
Sebenarnya
saat takako bercerita itu, Takako hanya ingin ozu tau klo dalam hatinya ia
sudah benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Kurozawa. Tapi apa daya Ozu tak
mau mendengar lagi dan meninggalkannya.
Sampai
dirumah takako mengambil beer dan melampiaskannya dengan makan dan menangis.
Ozu
mengajak egawa bertemu dengannya. Ia ingin minta pendapat egawa, sahabat yang
lebih tua darinya itu. ozu mulai bercerita soal kaori, tunangannya yang ke luar
negeri itu dan betapa sedihnya ia berpisah dengannya meski mereka juga sangat
bahagia saat bisa saling komunikasi.
“tapi
beberapa waktu yang lalu aku mengatakan kepada seseorang klo aku tak dapat
meninggalkannya. Dan lalu dia bercerita padaku tentang perselingkuhannya…. Dan aku
benci itu…”cerita Ozu pada Egawa yang duduk mendengarkan Ozu dengan perhatian.
Egawa
mengangguk-angguk “iya kau kan memang membenci perselingkuhan… atau mungkin itu
karena wanita itu mencintai pria lain?” selidik Egawa.
Ozu
tertunduk diam. Egawa lalu bercerita klo ia mengalami hal yang sama seperti
yang dialami Ozu. saat itu pacarnya juga sering berbicara tentang
mantan-mantannya. Egawa berkata klo lelaki memang lemah dalam hal itu.
Selesai
mengajar Takako didatangi Ichikawa. Gadis itu mengajak Takako pergi bersamanya melihat
foto tunangan Ozu di ruang biologi. Sampai diruang biologi Ichikawa menunjuk
frame foto yang ada dimeja.
“kenapa
kau ingin aku melihat foto itu?” Tanya Takako.
Ichikawa
memandang gurunya dengan penuh kebencian “karena kau pencuri pria.”
Takako
tak terkejut dengan ucapan Ichikawa karena ia memang sudah curiga dari beberapa
hari yang lalu itu.
“kau
punya hubungan dengan kurozawa-sensei. Aku melihatnya.. aku melihat kalian
berdua keluar dari taxi dan pergi ke apartemenmu. “
Takako
menghela nafasnya “jadi begitu..”aku tak bisa menghormatimu lagi sebagai
guruku. Aku mengajukan pindah kelas.”
“aku mengerti” sahut takako kalem tertunduk. Mereka terdiam.
Ozu
masuk kedalam dan mendekati ichikawa. “berhenti bicara omong kosong!” tegur Ozu
pada ichikawa. Ia lalu melihat ke Takako dan membungkuk meminta maaf “aku minta
maaf atas apa yang diucapkannya.”
“tak
apa-apa” sahut Takako.
Ichikawa
melangkah pergi mau meninggalkan ozu dan Takako. Tapi ozu segera meraih
tangannya, mencegahnya pergi “tuunggu kotomi”
Ozu
melihat Takako lagi “aku minta maaf.. dia sebenarnya adik perempuanku. “ ucap
Ozu menjelaskan hubungannya dengan ichikawa.
Takako
terkejut mendengarnya “apa?”
Ozu
lalu menjelaskan klo paska perceraian orangtuanya, kotomi ikut dengan ibunya
dan ia ikut ayahnya. Itulah alasan kenapa nama belakang mereka berbeda Ozu dan
ichikawa.
Ozu
berkata klo ia kuatir nanti ia dianggap tak adil memberi penilaian disekolah
jadi mereka merahasiakan hubungan persaudaraan mereka.
Takako
pun berjanji untuk merahasiakan hubungan kedua kakak adik itu.
“kau
ingin kakakmu dan tunangannya memiliki keluarga bahagiakan?. “ ucap takako pada
ichikawa.
“iya..
jadi menjauhlah darinya!” seru Ichikawa.
“kau
bodoh..!” sahut Ozu marah pada adiknya.
“kaori
san merasakan keragu-raguan. Itulah mengapa ia meminta agar fotonya dipajang.” Lanjut
Ichikawa. Ternyata kado yang diberikan ichikawwa waktu itu pada Ozu adalah foto
Kaori.
“kau
tak perlu kuatir… aku lebih tua dari Ozu-sensei.. aku tak bisa membayangkan klo
dia akan tertarik pada perawan tua seperti aku.” Ucap Takako.
Ozu
melihat Takako kuatir.
“Tentang
kelasmu…”
“terserah..!”
teriak Ichikawa pergi meninggalkan ozu dan takako.
Ozu
meminta maaf lagi pada Takako. Ia berkata klo adiknya itu trauma paska
perceraian orangtua mereka.
Takako
meminta ozu nanti bicara dengan adiknya itu agar ia tak trauma pada kehidupan
cintanya nanti.
Saat
Takako mengajar, muridnya memberitahunya ada asap keluar dari ruang biologi.
Takako segera berlari keruang biologi. Alarm kebakaran juga sudah dibunyikan.
Sampai didepan pintu ruang biologi Takako mencoba membuka pintunya tapi
ternyata terkunci.
Ozu
datang dan membuka pintunya. Mereka segera masuk kedalam ruangan melihat api
yang membakar pojok ruangan. Ozu mengambil ember dan mengisinya dengan air dari
wastafel. Takako mendekati sumber api. Ia meraih map file dan memukulkannya keapi (hmmm.. tindakan bodoh menurutku.. ini
malah bisa membuat api berkobar ke samping kanan kirinya!)
Tiba-tiba
api berkobar agak tinggii dan mengenai tangannya. Takako agak mengaduh membuat
Ozu yang masih mengambil air panic dan mendekati Takako.
“kau
harus segera keluar dari sini. Ini berbahaya” ucap ozu menyentuh pundak takako
dengan kuatirnya.
“tak
apa-apa.. aku bisa mengatasinya” tolak Takako.
“sensei..
aku tak mau kau terluka!” ucap ozu. Takako terkejut denga ucapan dan perhatian
ozu.
Ozu
juga menyadari perkataannya yang keluar dari perasaan kuatirnya pada Takako. Mereka
saling menatap.
Seorang
guru datang dengan membawa tabung pemadam dan menyemprotkannya ke api dan
berhasil memadamkannya.
Mori-sensei
datang dan melihat semua baik-baik saja. Ia lalu pergi untuk mematikan alarm
kebakaran tapi ozu buru-buru berkata klo ia yang akan mematikannya.
Takako
dan guru pria yang membawa tabung pemadam yang masih tinggal di ruangan
biologi. Saat akan melangkah keluar kakinya mengijak sesuatu. Ia melihat kebawah
dan melihat frame foto Ozu terjatuh ke lantai. Takako mengambilnya dan membalik
foto itu untuk melihat gambarnya.
“jadi
ini… kaori-san….” Batin takako menatap foto bahagia Ozu bersama kaori yang
terlihat tersenyum bersama. Tanpa ia sadari, ia hanya terdiam menatap foto itu
dengan mata berkaca-kaca.
“hara-sensei”
sapa guru pria itu. Takako tersadar dari lamunannya..
“maaf…
asap ini…” kilahnya menghapus airmatanya.
Pulang
kerja seperti biasa takako menunggu bis dihalte sendirian. Ozu datang dengan
sepeda menghampirinya.
“bagaimana
dengan luka bakarmu?” Tanya Ozu penuh perhatian pada tangan Takako yang
dibalut.
“ini
sudah ditangani” sahut Takako
“maaf…
“
“kau
tak perlu meminta maaf untuk itu atau kejadian sebelumnya.” Takako merasa ini
saatnya ia mengungkapkan hubungannya yang sudah berakhir dengan Kurozawa. Ia sangat
ingin ozu tau hal ini!
“Kurozawa-sensei
dan aku sudah berakhir 1 tahunn yang lalu. Jadi itu sebenarnya sangat baik kau
menghentikan kami saat itu. “
“saat
itu kau buru-buru pulang… jadi aku merasa itu mungkin karena kau marah padaku
karena ikut campur urusan orang lain.”
Takako
tertunduk ragu untuk melanjutkan kalimat yang akan diucapkannya tapi akhirnya
ia memberanikan diri mengatakannya dengan menatap wajah ozu yang ada
didepannya.
“itu
karena aku gugup.. aku sangat bahagia.. sensei berhentilah memperlakukanku
dengan ramah. Itu membuatku………. Terlalu memikirkanmu…”
Ozu
terdiam menatap wajah Takako.
Ternyata
ada seseorang yang melihat mereka berdua dari jauh dan bahkan mengambil foto
mereka berdua!
Ihhhh.. teteap ya ada yang rusuh ambil2 foto orang...
BalasHapus