Rabu, 07 November 2012

Sinopsis Bokura Ga Ita = Zenpen - Part ENDING


Salju mulai turun memenuhi jalanan, bertanda dimulainya winter. Didalam kelasnya Nanami, Pak Guru sedang meminta murid-murid mengisi form rencana universitas yang akan mereka pilih setelah lulus SMA sebelum libur winter dimulai. Pak Guru meminta mereka untuk mendiskusikannya dengan orang tua mereka masing-masing. Nanami membolak-balikkan form itu
“Nanami apakah kau sudah punya rencana?”
“belom.. aku belom ada rencana.”


Nanami melirik ke arah Yano, ia melihat Yano tampak tenggelam dalam lamunannya.



Dirumahnya Yano melihat ada hasil LAB diatas meja atas nama ibunya, Yano Yoko. Ada rekomendasi agar ibunya pergi check-up lanjutan lagi.

“Motoharu, tolong bantu ibu disini” panggil ibunya. Ibu Yano sedang mengambil pot bunga-bunga yang ada diGreen Housenya. Yano mendekati ibunya dan jongkok disebelah dus bunga-bunga itu.

“apa kau sudah memutuskan apa yang akan kau lakukan?” tanya ibunya.
Yano mengambil pot bunga-bunga itu dan ditaruh dalam dus besar.
 “bunga-bunga ini dimasukkan disini ya?”

Ibu Yano tak menjawab. “aku bisa menebak apa yang kau pikirkan. Didunia ini siapa yang akan bercerai saat anaknya sedang akan ujian? Kenapa dia tidak menunggu 1 tahun lagi? Dia selalu tak punya planning apapun dalam hidupnya.” Hanya diam tak berreaksi sedikitpun, ia hanya tetap bekerja menaruh bunga-bunga dalam dus. Bukankah aku pernah cerita ke km klo aku sangat ingin melahirkanmu kan? Aku tidak berrencana hamil, tapi aku pikir aku akan menggunakan kehamilan itu untuk memaksa ayahmu menceraikan Michiko (sahabat ibunya). Tapi aku gagal, semua tidak seperti yang kurencanakan” kata ibu Yano (terlalu terbuka banget sama anak sampai cerita aib dirinya sendiri seperti itu ya.. heran dehhhh..).

*Ibu Yano selingkuh dengan suami sahabatnya dan berusaha meminta ayah kandung Yano menikahinya karena ia hamil dan supaya ayah Yano menceraikan istrinya.

“..semua yang aku lakukan tidak pernah berjalan baik. Tapi apa kau tau... aku juga punya 1 keberhasilan..” Ibu Yano menatap Yano yang tertunduk.

“Motoharu...”panggil ibunya. Yano menoleh dan menatap ibunya. “..aku bahagia karena melahirkanmu. Dulu aku hanya seorang gadis yang bodoh” Lanjut ibu Yano dan mengambil dus bunga-bunga itu dan mengangkatnya. Dus-dus itu hampir jatuh dan Yano berdiri mambantu ibunya.
“aku bisa melakukanya sendiri” tolaknya. Yano terus memandangi kepergiannya ibunya.



Semua sedang diruang olahraga, Yano sedang bicara dengan teman temannya.

“Tokyo?” seru teman-temannya.

“Iya, dia akan bercerai dan akan berkerja di sebuah toko interior punya temannya.” Jawab Yano sambil bermain-main dengan bola basketnya. Sementara teman-temannya tampak kaget akan berita pindahnya ibu Yano ke Tokyo. Take pun penasaran, salah seorang teman bertanya “apakah itu berarti kau akan ke tokyo juga?”

“katanya aku boleh memilih ikut pergi ataupun tidak pergi”

“kau boleh memilih?.. jangan katakan kau... ???“selidik Take sedih tapi tak mampu melanjutkannya, ia takut kehilangan sahabat dari kecilnya itu.

“dia selalu melakukan apapun yang disukainya. Ketika dia melahirkanku, ketika ia menikah dan sekarang ketika dia bercerai” Kata Yano melihat ketiga sahabatnya yang bersedih itu. “.. bagaimanapun juga ia adalah ibuku. Aku akan memutuskan pilihanku sendiri “

Yano bermain dengan bola basketnya tp bolanya terpental kebelakang, Yano berlari mengejarnya. Ia ambil bola basket itu dan didepannya ada Nanami yang sedang mengangkat Matras bersama temannya. Yano menatap Nanami yang ceria itu dari jauh. Ia masih binggung apa yang harus diputuskannya. Ia juga tidak ingin kehilangan Nanami yang sudah dicintainya itu.




Pulang sekolah Takeuchi menunggu Nanami diloker sepatu. Nanami melihat Takeuchi dan menyapa “Takeuchi..”panggilnya ramah.
Take menatap nanami sedih “kau pasti belom mendengarnya dari Yani kan?”
“hmmm??” Take pun menceritakan apa yang barusan didengarnya juga pada Nanami.


Nanami malam harinya masih dengan seragam sekolah datang kerumah Yano, tapi Yano ternyata sedang pergi sebentar. Ib Yano mempersilahkannya masuk untuk menunggu Yano.
“maaf sudah menganggu malam-malam begini.” Kata Nanami .
Ibu Yano mempersilahkan Nanami duduk dan membuatkan teh untuk Nanami.
“maaf rumahku berantakan”
“ahh tidak..”jawab Nanami yang memandang sekeliling ruangan itu.

“aku memintanya untuk membelikan barang, dia akan segera sampai. Mau kentang manis? Aku membuatnya sendiri loh.” “eh..iya terima kasih..” kata Nanami .

Nanami melihat ada memo dimeja untuk Yano, memo untuk Yano membuang sampah. ibu melihat Nanami yang penasaran dengan memo itu.

“ohh itu... dia tidak tau bagaimana merawat rumah, jadi aku menulis memo itu untuknya..” kata ibu Yano menjawab keingin tahuannya Nanami. Mereka mendengar suara pintu dibuka. “itu dia datang” bisik ibu Yano.


Yano pulang dan melihat Nanami dirumahnya. Keduanyapun keluar rumah untuk jalan-jalan berdua.
Mereka berjalan bergandengan tangan.
Nanami : “maaf aku tidak segera menyadarinya.”
Yano : “ tidak apa-apa”

Nanami : “ aku benar-benar terbutakan oleh kebahagiaan ini.. selalu mengerutu dan marah soal hal – hal remeh/kecil. Sekarang aku tau klo semua ini sebenarnya sebuah kemewahan. Ini semua tidak akan terjadi klo kita terpisah.”

Mereka berhenti dan bertatapan.

Yano : “Takahashi....”

Sahut Nanami menatap mata Yano: “suki da yo... aku benar-benar mencintaimu. Karena itu, aku ingin kau melakukan apa yang ingin kau lakukan..... jika kau rasa itu yang terbaik, pergilah bersama ibumu ”

Yano terkejut dengan kata-kata Nanami, ia terus menatap Nanami mencari kesungguhan kata-kata Nanami yang membiarkannya pergi ke Tokyo bersama ibunya. Mata Nanami agak berkaca-kaca ia tidak kuat menatap wajah Yano, ia memalingkan mukanya melihat langit yang mulai turun salju. “ahh.. salju turun..”

Yanopun ikut melihat butiran-butiran salju yang turun.

Kata hati Nanami “jika aku bisa diberikan keinginan(permohonan) untuk dikabulkan, ...itu adalah untuk mewujudkan apa yang diinginkan Yano... keinginan Yano adalah keinginanku.. keinginanku juga menjadi keinginan Yano. Jadi meski pilihanku itu salah dan meski itu akan mengarahkan masa depan yang tidak jelas, aku tidak akan menyesalinya.”

Haisshhh.. cinta nya Nanami luarrrrrr biasa! Salut banget sm dia.



Nanami sudah mengisi form universitasnya, ia menunjukannya pada Yano.

Nanami : “aku akan mencoba untuk bisa masuk ke sebuah universitas di Tokyo.”

“apa?” Yano terkejut mendengarnya, ia melihat form yang disodorkan padanya itu “kau akan ke Sophia University? Itu tidak mungkin dengan hasil nilaimu selama ini..” kata Yano tak percaya dengan kemampuan Nanami... wkwkkwk... lol... (menghinaaa) :P

“...siapa yang kemarin dapat nilai 8 huh?” Nanami tersenyum “aku tau.. tapi aku akan ke universitas diTokyo bukan karna kau Yano tapi untu diriku sendiri” ungkap Nanami. “.. masa depanku hanya perlu “menyebrang” (berdekatan) ke kamu. Itu akan aku usahakan. Masih ada 1 tahun. Aku pasti akan lolos ujian dan pergi ke Tokyo dimana kau berada.”

Yano menatap kekasihnya itu dan tersenyum dengan keyakinan Nanami.

Nanamipun membalas senyuman itu dengan penuh keyakinan.




Namami berjalan dilorong kelas dan berpapasan dengan yuri tapi keduanya tidak saling menyapa sama sekali.


Take dan Yano duduk dipinggir danau bercakap-cakap.

Take : “Takahashi seorang gadis yang sangat kuat ya...”

Yano : ini gara-gara kau bercerita padanya kan..?”

Take : “lagian kau tidak berniat menyembunyikan itu darinya. Hanya saja kau tau apa yang akan terjadi jika memberitahunya.”

Yano sudah paham apa yang akan dilakukan Nanami: “Ibuku hanya punya aku, jadi Takahashi tentu saja akan menahan diri.”

Take “ Kau sudah tau dari awal bagaimana dia akan bertindak huhhh??”

“ya.. seperti itulah dia”

Take melirik Yano yang ada disebelahnya “aku tidak akan mendekatinya selama kau pergi. Jadi buat dirimu nyaman.”

“tentu saja” jawab Yano percaya diri.

“... tapi kau jangan kendur saat kau di Tokyo.” Peringatan Take, Yano melihat Take penuh pertanyaan. “..disaat Takahashi lolos dari perhatianmu, aku akan menculik dia secepatnya.”

“ya..” Yano mengerti maksud sahabatnya itu adalah agar Yano tetap memperhatikan Nanami meski hubungan keduanya Long Distance gitu.

“... kompetisi sebenarnya dimulai saat kau berangkat ke Tokyo.” Lanjut Take. Yano memukul Take pelan, take melihat sahabatnya itu, tersenyum dan ikut memukul Yano. pelan “ouchh”. Take seperti menahan kesedihannya ditinggal sahabatnya itu.



Kata hati Nanami “waktu selalu melaju bersama emosi kita.... saatnya kami harus mengucapkan selamat tinggal akhirnya tiba....

Distasiun Yano menggenggam tangan Nanami erat seperti tak rela melepaskannya dan meninggalkannya.



Yano berbisik lirih menatap kedua mata Nanami “aku akan cepat menjadi dewasa sehingga aku bisa menjaga setiap orang, ibuku, teman-teman.. dan kau.. dengan benar dan lebih kuat lagi.”

Nanami berlagak tabah, ia tersenyum dan mengangguk “iya..” Yano juga sama, ia memaksakan sebuah senyuman “aku pergi sekarang” Nanami mengangguk, Keduanya dengan pelan melepaskan pegangan tangan mereka.


Nanami menunduk tak sanggup menatap kepergian Yano. Matanya sudah berkaca-kaca, ia memaksakan melihat Yano. Yano sudah berjalan ke peron kereta. Yano menoleh dan melihat Nanami, ia melambaikan tangannya, Nanamipun membalas lambaian tangan Yano.

Yano mempercepat jalannya masuk ke peron.


Airmata Nanami mulai menggenang dipelupuk matanya. Yano sudah berjalan gontai menuju kereta yang akan dinaikinya.


“Yano..!”panggil Nanami yang memasuki peron stasiun.
Yano menoleh melihat Nanami yang berdiri disana. “Takahashi... “ gumam Yano terkejut.



Nanami berlari menuju Yano dan Yanopun berlari secepatnya menuju ke Nanami “Takahashi..!” seru Yano. Kedua berpelukan erat, Nanami menangis, Yanopun menangis tertahan dalam pelukan Nanami..

Nanami berbisik lirih dalam pelukan Yano dengan suaranya yang terisak menangis “jangan pernah merasa sendiri ya... apapun yang terjadi, kau tak sendiri...”

Mendengarnya, airmata Yano menetes dari matanya. Yano berbisik lirih juga dengan suaranya yang bergetar menahan isak “Iya.. aku ditakdirkan hidup agar aku dapat berjumpa denganmu Takahashi.”

Yano melepaskan pelukannya agar bisa menatap Nanami. “..bukan kelebihan yang menghilangkan kekurangan. bukan menghilangkan, tapi karena kelebihan itu jauh lebih berharga dari kekurangan "

*itu kata-kata part 2 : jadi kelebihan (nilai plus) itu diibaratkan Nanami yang mencintai Yano, kekurangan (minus) diibaratkan Nana-chan yang telah tiada. Nanami pernah bilang ke Yano klo Yano lebih baik memilih nilai plus(kelebihan) yaitu Nanami daripada terus mengingat Nana chan. (agak sulit bagiku menerjemahkan perumpamaannya... gomennn.. intinya sekarang Yano menyadari klo Nanami sangat berharga baginya.)




Nanami mengangguk dan memaksakan senyuman dibibirnya. Keduanya bersentuhan dahi dan menangis bersama. Sirene kereta sudah berbunyi mengagetkan keduanya.. Yano segera melepaskan pelukannya dan naik ke dalam kereta.


Nanami berlari kepintu kereta melihat Yano yang berdiri didepan pintu masuk bagian dalam kereta.
Pintu kereta ditutup, mereka berpandangan lewat kaca kereta.
Nanami menggumamkan nama Yano dalam bibirnya “Yanooo..” isak pelan Nanami menatap Yano dengan airmata yang mulai menetes lagi.



Kereta mulai berjalan pelan, Nanamipun berjalan mengikuti kereta agar ia bisa terus menatap Yano.. Airmata Nanami turun dengan derasnya, ia tidak bisa menahan diri lagi, ia menangis dan berlari mengejar kereta yang semakin cepat.
Beberapa kali Nanami hampir saja terjatuh. Nanami terus berlari dan memanggil-manggil nama Yano. “Yanooo..! Yanooo..!"


Dari dalam Yano mengambil kertas not Nada yang dibuat Nanami untuk Yano yang ada tulisan dan gambar “Ganbatte” . Ia ingin keduanya tetap kuat dan semangat saat berpisah.


Kereta semakin menjauh, Nanami sudah tak bisa melihat wajah Yano lagi dan tidak bisa mengejar kereta lagi.



Dalam isaknya Nanami berdoa untuk Yano:



“Tuhan tolonglah, Tolong jaga kan dia...
Apapun yang terjadi, jangan biarkan dia berkecil hati, jangan biarkan dia hancur.
tidak peduli berapa kali dia menangis atau runtuh, tolong beri dia kekuatan untuk bangkit lagi.
Tolong biarkan orang yang dia temui adalah orang-orang yang hangat.
Tolong jaga dia."



Itu adalah doaku


Tapi kenyataan yang terus dia(Yano) hadapi, lebih besar dari dirinya.

==========================================================================

6 Tahun Kemudian

"Tahun ini, aku sudah  berumur 22 tahun..."

“Nanami..” panggil temannya.
“ehh.. ya..” jawab Nanami
“Bagaimana interviewnya?”
“ahh menyebalkan”

"...Sampai sekarang, aku masih terus berdoa untuk kebahagiaannya."

“ahh pesan? Dari Takeuchi?”tanya temannya
“kenapa harus dia yang kau tebak?” sanggah Nanami
“kenapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya temannya
“ini tidak seperti yang kau pikirkan.” bantah Nanami tersenyum dan keduanya berjalan pergi.

"...Karena saat perpisahan distasiun itu... adalah terakhir kalinya aku bertemu Yano."





*****SELESAI*****









7 komentar:

  1. thank udh dibuat smpai sinopny, blh ty gak ini movieny udah gak ada lanjutany lg kah? Ato mash ada yg kedua...

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih ada FINALnya Bokura Ga Ita = Kouhei (lanjutan)..
      ceritanya tentang setelah 6 tahun perpisahan mereka. hubungan cinta segi empat Nanami, Yano, Take, dan Yuri.

      ditunggu ya.. ntr aku buat sinop versi lanjutannya...

      Hapus
  2. dtnggu next dr j-dorama ini min
    magak pula ne crta endingny.^^
    c4 dlnjut y min
    gomapta

    BalasHapus
  3. dtnggu next dr j-dorama ini min
    magak pula ne crta endingny.^^
    c4 dlnjut y min
    gomapta

    BalasHapus
  4. dtnggu next dr j-dorama ini min
    magak pula ne crta endingny.^^
    c4 dlnjut y min
    gomapta

    BalasHapus
  5. aaah sedih.... aku cman liat manganya, blm sempet liat yg movie orangnya :)
    thanks sinopsisnya

    BalasHapus
  6. eonni, thank you sinopsisnya..
    ternyata J-Movie nya lebih mengharukan dari animenya, sedih eon TT_TT
    oh iyah eon klo mau download d mn y ? aku br nemu yg kouhennya di dramania, tp yg zenpennya gak ada.

    BalasHapus