Sensei Koba memanggil Fumie dan siswi Cattleya pilihan ke ruang guru. Sensei Koba memberitahukan klo ada temannya yang bekerja di sebuah majalah remaja terkenal ingin interview siswi Cattleya.
“apakah kalian mau melakukannya?” tanya guru Koba
“tentu saja kami mau..” jawab Saiya dengan semangat
“iya demi sekolah tentu saja kami akan lakukan, iyakan..” sahut Mana senang
“emmm.. ” angguk Fumie ikut senang.
“baiklah.. aku serahkan ini pada kalian ya..” kata Guru Koba gembira murid-murid kesayangannya menyetujuinya.
Semua siswi Cattleya nampaknya sangat senang bisa muncul di majalah remaja itu.
Saat Saiya dan Fumie sendirian Saiya mengakui perasaannya terhadap Tetsuya-kun pada Fumie.
“eihhh.. Tetsuya-kun?” Tanya Fumie terkejut dengan pengakuan Saiya yang tiba-tiba itu.
“Saat dia datang menolongku... apapun yang dia lakukan semua itu untukku kan? Tentu saja aku langsung jatuh cinta padanya melihat dia begitu” kata Saiya tersenyum membayangkan sang Heronya itu. Emmm.. Saiya, jgn salah paham ma perasaannya Tetsuya yaakkk...
“Tapi ini masih rahasia buat yang lain ya.. karena saat ini cowok-cowok Bakada adalah musuh cewek-cewek Cattleya “ lanjut Saiya.
Fumie tersenyum maklum “iya.. tentu saja”
Saiya melihat Fumie penuh selidik “lalu bagaimana denganmu.. apakah ada yang kau cinta?”
Fumie menoleh kearah lain dan membayangkan Heronya sendiri, Tatsuya. Fumie tersenyum kemudian menoleh ke Saiya dan menggelengkan kepalanya ‘Tidak ada’.
“Oh iya.. kau kan orangnya terlalu serius dalam hal seperti itu ya kan Fumie? Meski pasti sangat menyenangkan klo kau punya romancemu juga”
Fumie hanya tersenyum mendengarnya.
Sayuri, Mana, Reika, An Miyata dan Kaori berkumpul membahas interview majalah itu.
“besok saat kita diinterview majalah.. cowok-cowok kan juga bakalan ada disini kan..?” kata Sayuri kuatir.
“bisa jadi buruk niy klo mereka dilihat majalah itu.” Kata Mana.
Saiya mendengarnya saat dia masih didepan pintu kelasnya “tapi kan sekarang mereka sdh lebih dewasa” bela saiya.
Namun tiba-tiba Yuki dan makoto berlari-lari didalam sekolahan. Sayuri langsung emosi, ia keluar kelas dan berteriak pada keduanya yang sedang berlari dilorong sekolahan.
“tunggu! Kalian jangan berlari-lari didalam kelas!” tegur Sayuri
“Iya kalian akan melukai orang lain” sahut Mana
“tapi gang Ukanjin sudah sampai sini!” teriak makoto dan mereka berlari pergi. Dilorong yang lain ternyata ketua gang Ukanjin sedang bertempur dengan ketua Bakada, Tatsuya dengan sengitnya. Sementara Tetsuya dengan wakil ketua Ukanjin.
Fumie dan kawan-kawan melihat dengan kecewa.
Pertempuran sudah selesai dan gang Bakada masuk ke dalam kelas. Saiya dan kawan-kawan mendekati mereka
“umm.. besok kami ada interview majalah, kami harap kalian bisa bekerjasama” kata saiya.
“interview majalah? Majalah apa?” tanya shohei
‘sebuah majalah fashion untuk anak SMA” jawab Kaori sambil memperlihatkan majalah itu. Satoshi dan Makoto berebut mengambilnya “yahhhh kenapa bukan majalah Yankee saja?” gerutu Makoto melihat majalah itu
“tapi jika kalian terlihat baik, kalian akan bisa populer juga” sahut Kaori. Cowok-cowok langsung semangat “wah populer.. populer” seru mereka semangat..
“iya karena semua cewek jepang akan membaca majalan ini” kata Kaori. Mendengarnya sang playboy langsung beraksi “oke, ayo kita lakukan” gang bakada yang lain langsung mendukung shohei.
“tapi shohei bukankah kau punya momo-chan?” kata Satoshi heran
“hal ini dan itu adalah berbeda” sahut playboy ga mau kalah. “..ayo kita tunjukkan pada mereka klo kitalah yang terbaik” katanya bersemangat. “yaa..” semua langsung setuju
“tunggu tapi bukan seperti itu..” seru Saiya “.. kami minta kalian menjadi cowok yang sopan” lanjutnya
“menjadi nakal hanya akan merusak image kita. Lagian itu untuk besok saja kok” Sahut Mana dan serempak siswi Cattleya memasang wajah memohon pada cowok –cowok itu.
“apa kalian menyuruh kami memakai pakaian yang indah?” tanya Tetsuya.
“aku rasa itu akan cocok dengan kalian lebih yang dari kalian bayangkan” jawab Saiya
“seperti Murid2 sopan??... maksudmu...??” sahut Tatsuya dan kawan-kawannya membayangkan mereka memakai baju-baju sopan dan mahal.
Shohei versi sopan
Maya versi Sopan
Yuki Versi Sopan
Makoto Versi Sopan
Satoshi versi Sopan
Tetsuya Versi Sopan
Tatsuya Versi Sopan
Wkwkkwkwk.. parahhhhh... tiap nonton adegan ini bisa ngakak guling-guling dikasur.. apalagi saat liat muka tetsuya yang cool jadi culun begitu ditambah Tatsuya waktu ngomong “Gokigen yo” dengan kemayu buanget kyk cewek.. lol.... ampyunnn.. hahhaha...
“tidak.. tidak.. tidak.. kami tak bisa” seru mereka semua ngakak membayangkan mereka seperti itu.
“itu keputusan kami” kata Tatsuya.. cewek-cewek langsung kecewa.
“lalu.. bagaimana klo kalian besok tidak datang ke sekolah saja?” tanya Reika
“hahhhhhh!!” cowok-cowok terkejut mendengarnya kecuali ya cm Mr. Cool Tetsuya yang cm diam menatap cewek-cewek itu.
“benar.. demi meningkatkan image sekolah kita, bisakah kalian bekerja sama?” kata Mana. Cowok-cowok Bakada menatap cewek-cewek itu dengan kecewa, merasa terbuang.
“jadi kau minta kami untuk berbohong agar terlihat bagus?” kata tetsuya
“jangan main-main... kami menolak!” tolak Tatsuya. Fumie, saiya dan yang lain menatap dengan kecewa.
Fumie ga ngerti maksud Saiya.. “eih?” Tapi Saiya menatap ke arah sungai dan Fumie melihat ada Tatsuya dan Tetsuya disana. Saiya belom menjelaskan maksudnya tp ia langsung berjalan ke arahTatsuya dan Tetsuya itu.
“Tetsuya kun.. tatsuya kun” sapa Saiya. Tetsuya dan tatsuya terkejut melihat Saiya dan Fumie.
“aku ingin memberi ucapan terima kasih pada kalian atas yang terjadi kemarin..” lanjut saiya
Saiya mengajak semuanya makan disebuah rumah makan keluarga. Tatsuya tampak rakus memakan makanan pesanannya, membuat fumie melihatnya keheranan.. hehehe. .. kyk ga makan 1 minggu saja...ckckckk.. memalukan dunia akhirattt....! hahhahah..
Sementara itu Saiya menatap Tetsuya yang masih saja cool itu.
“ohh.. bolehkah aku pesan lagi?” tanya Tatsuya.... ihhh.. ga malu ya di traktir cewek trs minta tambah lagi! Fumie mengangguk setuju. Tatsuya langsung mengambil menu makanan.
“hmm... pilih hamburger, curry, setelah itu steak, dan Tonkastsu, dan..” sebut tatsuya semua yang ingin dimakannya. Fumie melihat Tatsuya tak percaya tatsuya pesan semua itu.. hihihi..
Tetsuya juga heran melihat tingkah rakus Tatsuya itu “emang berapa banyak lagi yang akan kau makan?”
“kau bisa makan apa saja yang kau inginkan! Itu traktiran, bukankah begitu?” kata Tatsuya ketawa kayak anak kecil. Fumie tersenyum mengangguk “iya..” Tatsuya melanjutkan makannya dengan semangat. Fumie tersenyum bahagia memperhatikan Tatsuya yang sedang makan itu. Sementara Tetsuya menatap Fumie yang sedang menatap Tatsuya. Begitu Fumie sadar tetsuya sedang memperhatikannya melihat Tatsuya, Fumie langsung menutup mukanya dengan menu makanan itu. Dan Tetsuya langsung tertunduk menatap makanannya.
“restoran keluarga seperti ini ,mereka punya berbagai macam makanan keluarga ya? “ tanya Fumie yang baru pertama kali makan di restaurant keluarga seperti ini.
Fumie melihat bel untuk memanggil pelayan ragu-ragu. Ia sepertinya mau pesen makanan tapi belom pernah melihat bel seperti itu direstoran yang pernah dia kunjungi, jd dia ragu nekannya. Tangannya sudah mendekati bel itu pelan-pelan dan tetsuya memperhatikan semua itu (next episode Tetsuya inget kejadian bel ini).
Saat sudah mantap mo teka bel itu dan tangan Fumie sudah dibel itu tiba-tiba Tatsuya juga menekan bel itu. Tangan merekapun bersentuhan di bel itu. Fumie yang terkejut langsung menarik tangannya. Fumie masih terkejut dan tetap melihat tatsuya, tapi tatsuya cuek, menganggap sentuhan tangan mereka itu biasa saja. Sementara Tetsuya yang memperhatikan Fumie dari tadi, ikut terkejut melihat kejadian itu.
Mereka pulang bersama-sama, Tatsuya dan tetsuya ada didepan sementara Fumie dan Saiya dibelakang.
“Ahh kenyangnya..” kata Tatsuya puas mengelus perutnya. Tetsuya ketawa melihatnya “kau makan makanan yg bisa dimakan untuk seumur hidup!”
Dibelakang mereka
“thanks sudah datang bersamaku” kata Saiya
“Thanks juga karena ini pertama kalinya aku ada di restaurant keluarga seperti ini dan ini sangat menyenangkan!” sahut Fumie senang. “aku ingin pergi ke sana lagi nanti” lanjut Fumie bahagia.
“ayo kita undang Tetsuya dan temn-temannya kesana lagi.” Jawab Saiya semangat.
“Fumie!!” panggil seorang gadis. Fumie dan Saiya menoleh pada gadis itu.
“Risa?” kata Saiya terkejut melihat teman ex cattleya yg drop out itu. Yang jadi Risa ini adalah Kojima Fujiko yang jadi Ozawa Miyuki diSprout.
Risa mendekati keduanya dan menatap mereka tersenyum-senyum “apa kalian sedang kencan ganda?”
“Bukan.. mereka teman kelas dari Cattleya no.2(BAKALEYA)” jawab Fumie
“Oh iya.. kalian kan bergabung dengan Sekolah Yankee ya..” sindir Risa
“Situasinya tidak berbeda jauh dengan Cattleya pertama” bela Saiya pada Bakaleya.
“oh begitu,,” kata Risa
“Risa apa yang kau lakukan setelah berhenti sekolah?” tanya Fumie.
“iya seperti orang yang bebas begitu.” Jawab Risa tersenyum
Seorang cowok meng-ngegas motornya, penampilannya sangat garanng sekali. Melihatnya Risa langsung pamit pada Fumie dan Saiya “sampai jumpa lagi..”
Tatsuya dan Tetsuya heran melihat Fumie dan Saiya mempunyai teman yang berpenampilan seperti itu. Cowok yang bersama Risa itu menatap ke empatnya dengan tatapan menantang.
“siapa dia?” tanya tatsuya
“bekas teman Cattela”
“ada apa dengan cowok itu?” gumam Tatsuya tak suka diliatin seperti itu. Ia pun melangkah mendekati Risa dan cowok itu... emosian niy tatsuya. Untungnya cowok itu langsung pergi dengan motornya.
Pagi hari H interview dengan majalah, semua terkejut di papan nama sekolah Cattleya sudah dicoret-coret kata-kata yang menghina sekolah mereka.
“ada apa ini.. apakah ini akibat cowok-cowok itu berkelahi?” gumam Mana. Semua menatap coretan itu dengan kecewa, kesal karena ini hari yang penting bagi mereka.
Dimarkas Bakada, tatsuya marah dan meninju sansaknya “siapa mereka dan dimana orang-orang itu!” teriaknya kesal. Tatsuya bilang akan mencari pelakunya. “aku ikut tapi bukankah yang dicoret-coret itu bukan papan nama Bakada khan.. jadi kita tak perlu marah untuk itu. Itukan untuk cattleya” kata Satoshi.
“jangan salah.. target mereka sebenarnya adalah kita” kata tatsuya tegas “bakada sudah di ejek” Tetsuya bangkit “iya benar.. mari kita berjuang untuk bakada”
Dihalaman sekolahan siswi Bakada sedang membersihkan coretan di papan nama itu. Mereka menggosok coretan itu dengan keras agak bisa cepat bersih. Melihat cowok bakada keluar dari sekolahan, saiya mencegatnya “kalian mau pergi kemana?”
“bukankah sudah jelas!” seru tatsuya.
“jangan terlibat dalam masalah lebih dari ini lagi!” seru mana.
“interview akan dimulai sebentar lagi” sahut Reika
“dengan yang terjadi ini kalian mengharap kami diam saja?!” seru Yuki
“kami juga punya harga diri!” seru Maya.
Fumie melihat situasi yang terjadi melangkah ke depan.
“Sebagai ketua osis sekolah, aku perintahkan kalian.. jangan kembali lagi kesekolah!!!” perintah Fumie bersungguh-sungguh.
Cowok Bakada langsung kesal mendengarnya “jangan rendahkan kami !” bentak Yuki
“siapa kau berani memerintah kami?!” seru Satoshi juga. Fumie kesal dan berpaling pada teman—temannya. “ayo kita lanjutkan..”
Tatsuya melihat Fumie ia terkejut dengan perintah Fumie itu.
“Meski kau tidak memerintahpun kami juga tidak akan kembali!” seru tatsuya. Tetsuya kemudian mengajak tatsuya dan kawan pergi dari situ.
Geng Bakada terpisah jadi 3 kelompok untuk mencari pelaku yang sudah mencoret –coret sekolahan.
Satoshi dan Shohei pergi ke sebuah sekolahan dan berteriak-teriak memanggil cowok sekolah itu.
“hey kalian yang ada disini.. keluarlah...!!” Teriak Satoshi
“Kami akan tunjukkan jiwa Bakada kami!!” teriak shohei sok berani
“shohei tapi kan kau akan kaboor juga nanti” kata Satoshi polosnya. Shohei langsung melotot pada Satoshi “Apa yang kau katakan?”
“ah tidak.. tidak ada” jawab Satoshi takut.. hihihi.. ngapain takut sama shohei ya... oh mungkin karena shohei lebih tua kale ya.. :D
“keluarlah kalian!!” teriak garang Shohei. Kemudian 2 orang dengan badan tinggi besar keluar dari sekolahan membawa tongkat baseball. Shohei langsung lari sembunyi dibelakang badan Satoshi yang lebih kecil dari dirinya... wkwkkwkw... duasaaarrrr shohei...
Dikelompok Yuki, Makoto dan Maya. Mereka bertemu dengan gang lain menanyakan apakah mereka pelakunya tapi ternyata bukan. Tapi karena disindir bakada adalah sekolah cewek yang harusnya murid2 memakai rok, Maya langsung emosi dan menyerbu kelompok itu. Perkelahian pun dimulai..
Disekolah Bakaleya Cewek-cewek sudah berbaris dengan rapi menyambut tamu-tamu dari majalah remaja itu. “gokigen yo” sapa mereka dan memeri hormat khas cewek-cewek itu. Kedua tamu pria dari majalah itu langsung tersenyum-senyum senang “wowww.. excellent..” puji mereka
Tatsuya dan Tetsuya berjalan bersama, dan Satoshi dan Shohei menghampiri mereka. Shohei bilang klo dia ingat saat dia kencan dengan Momo-chan, pacarnya itu sedang membaca berita di internet. Disana ada seorang gadis yang marah-marah pada siswi-siswi kaya sekolah bernama “Bakaleya”. Disana disebutkan klo Bakaleya adalah sekolah yang ga ada apa-apanya dan sangat jelek, dan dibagian akhir tulisan itu, dia mengatakan klo hari ini sekolah itu akan ada interview dan dia akan membuat mereka hancur. Itu semua di ceritakan shohei pada teman-temannya.
“Jadi coretan itu dilakukan oleh mereka?” tebak Satoshi.
“tulisan itu juga tidak diketahui penulisnya ya?” tanya Tetsuya.
“iya.. kata Momo-chan kita tak akan tau siapa penulisnya” jawab shohei.
Tatsuya langsung berpikir keras “ini pasti gadis itu yang datang ke cattleya (Risa)”
“benarkah begitu?” kata Tetsuya penasaran
“siapa gadis ini? “ tanya Satoshi
“kami bertemu dia kemarin saat keluar dan cowok yang bersamanya tampak mencurigakan” jawab Tetsuya.
“apa yang akan kita lakukan?” tanya Satoshi
Mereka sepakat kembali ke sekolah.
Guru Koba dan sahabatnya yang dari majalah berbicara disela-sela foto itu. Orang dari majalah itu berkata klo murid guru Koba hebat karena terdiri dari siswi-siswi anak orang kaya. Orang itu juga berbicara klo dulu dia pernah interview dengan para Yankee dan itu yang terburuk. Guru Koba berbohong klo mereka tidak punya murid seperti itu disini.
Risa datang ke Bakaleya dan melihat papan nama cattleya sudah bersih lagi. Ia pun menyuruh teman-temannya untuk mengacaukan sesi pemotretan itu. Mereka berjalan masuk ke sekolahan.
“Tunggu!!” teriak Tatsuya dari arah luar sekolah bersama gang bakada lain
“jadi benar kalian pelakunya” seru tetsuya.
‘Apa kalian yang mencoret-coret?” tanya Maya dingin
“emang kenapa?” sahut cowok itu.
“kami tak akan membiarkan orang-orang seperti kalian masuk sekolah kami!” teriak tatsuya marah
“ahh kau kan bagian dari Bakaleya ini” kata cowok itu
“ini bukan Bakaleya.. ini BAKADA!” teriak Tatsuya
“hahhh” kata cowok itu kemudian menertawakan Tatsuya.
Tatsuya langsung menhajar musuh-musuhnya itu bersama-sama temannya. Perkelahian dihalaman sekolahpun tak terhindarkan.
Didalam kelas Fumie dan kawan-kawannya sudah lega karena sesi foto dan interview sudah selesai. Orang dari majalah sedang diruang guru sebelum pulang. Tiba-tiba temannya masuk dan memberitahukan klo cowok-cowok sedang berkelahi dihalaman. Fumie dan yang lain langsung berlari kehalaman sekolahan.
Sampai dihalaman melihat cowok Bakada sudah menghajar musuhnya. Sayuri berteriak marah-marah “apa yang kalian lakukan? Orang yang interview kita masih disini!”
“padahal mereka sdh diberitahu untuk tidak datang kesini..”
“aku akan panggil guru” kata An Miyata tapi Fumie kemudian mencegahnya “tunggu..” Fumie melihat Risa ada disana, ia pun menghampiri Risa bersama siswi cattleya lain
“Risa kenapa kau kesini?” tanya Saiya
“aku dengar disini ada interview jadi aku kesini untuk merusaknya.” Kata Risa dengan cuek.
“mengapa kau lakukan itu?” seru Saiya marah
“sebagai ucapan terima kasih karena aku keluar” sahut Risa.
“tapi itukan kesalahanmu sendiri” jawab sayuri
“iya kau drop out kan karena kemauanmu sendiri” sahut Mana
“sebenarnya Cattleyalah yang menyebabkan aku keluar” ungkap Risa “karena tidak ada satu orang lainpun yang keluar dari sekolah” katanya. Ternyata Risa kecewa dengan teman-temannya, tidak ada yang setia kawan padanya. Dia merasa terabaikan dan ditinggalkan teman-temannya.
“sungguh rugi.. kenapa kau pergi? Andai kau masih sekolah kan kau akan punya banyak teman” kata Shohei tiba-tiba mengejutkan semua.
“aku tak bisa berteman dengan siswi-siswi.” Jawab Risa
Shohei menunjuk pada teman-temannya yang sedang bertempur “aku adalah teman-teman mereka..”
Tatsuya, tetsuya dan lainnya yang mendengarnya langsung mengiayakan “iya Shohei adalah teman kami” “teman terbaik..”
Shohei tersenyum senang mendengarnya. Risa tertunduk mendengar persahabatan mereka.
“risa kenapa kau tidak terus melangkah maju?” jawab Saiya
“Tidak bisa.. semua meninggalkanku” jawab Risa sedih
“tapi kau masih bisa merubah semuanya!” seru Saiya “.. kau bisa melakukan yang terbaik lagi..” lanjut Saiya memberi semangat Risa.
Risa menatap kerjasama Gang bakada. “reiji cukup... ayo pergi” panggilnya pada temannya itu
“hahhh??”
“kita sudah selesai.. ayo pulang”
“tapi aku masih ingin menghajar orang-orang ini. Aku kesini bukan untukmu” kata reiji itu. Risa terkejut mendengarnya, ia merasa ditinggalkan oleh teman-temannya. Tatsuya mendengarnya jadi ikut marah, ia melayangka tinjunya pada Reiji dan membuat cowok itu roboh ke tanah.
Guru Koba datang berlari-lari bersama teman dari majalah itu. “apa yang terjadi?”
“tidak apa-apa “ jawab Tatsuya
“ada apa denga kenakalan ini?” tanya orang dari majalah itu. Cewek-cewek cattleya langsung kuatir
“cowok-cowok ini bukan murid dari sekolah kami” ingkar mana. Semua agak terkejut mendengarnya.
“lebih baik kita panggil polisi saja” kata orang dari majalah itu. “kau tak akan tau apa yanng mereka bisa lakukan!”
“apa maksudmu?” geram tatsuya
“jangan bicara sembarang !” kata shohei.
Tatsuya melangkah kedepan seperti akan mengancam orang dari majalah itu. Fumie segera maju kedepan. “orang-orang ini sudah menjaga interview kita biar tidak dihancurkan orang”
“mereka bukan orang yang tidak bisa melakukan apa2 seperti yang kau katakan. Mereka adalah murid-murid dari sekolah kami” lanjut Fumie. Semua terkejut dengn kejujuran Fumie dan orang dari majalah itu hanya mengangguk-angguk saja. Sementara Risa agak tersentuh dengan pembelaan Fumie pada teman Bakada nya.
Cowok-cowok Bakadapun tertegun melihat Fumie mengakui keberadaan mereka pada orang dari majalah itu.