Natsuki
sudah pulang ke Tokyo dan ia sudah memeroleh pekerjaan baru sebagai chef di
restaurant prancis.Ia belum hapal lokasi peralatan jadi terkadang ia
kebingungan sendiri. Dan head chef
memperhatikannya dari samping.
Mami
dan Hayao pergi berdua, mereka kepergok Aoi berdua saat minum ice cream. Aoi
langsung menggoda kedua dan bertanya hubungan mereka berdua. Hayao membantahnya
dengan gugup. Mendengar Hayao tidak mengakui kedekatan mereka Mami agak sinis,
Hayao jadi tambah grogi. Aoi memperhatikan keduanya dengan tersenyum.
Aoi lalu minta bantuan Mami memotretnya didepan bilboard
iklan beernya.
Aoi
lalu mengirimkannya pada hikaru yang sedang di café kenji. Mereka membahas kepindahan Hikaru yang akan
ke Tokyo karena sudah diterima bekerja disana.
Hanae
bertemu Asahi dijalan, ia mencoba menghindari Asahi.
Asahi
menceritakannya pada Takashi yang langsung berkomentar mungkin hanae tau
perbedaan perlakuan Asahi pada Hanae dan Kasumi jadi ia memilih mundur.
Natsuki
terkejut saat ia diberitahu klo ada seseorang menunggunya. Ia bertambah kaget
saat mengetahui yang datang adalah Hanae.
Mereka berdua pulang kerumah Natsuki. Hanae bercerita klo ia menolak
Asahi. Natsuki jadi kaget. Hanae lalu minta maaf pada Natsuki karena Natsuki
selama ini sudah membantunya untuk mendekati Asahi. Tapi semua sepertinya jadi
sia-sia. Natsuki melamun saat hanae ijin
memakai dapur natsuki.
Hikaru
akan meninggalkan café bar kenji saat Asahi dan takashi datang. Takashi
bertanya kapan Hikaru akan ke Tokyo? Hikaru menjawab dalam 4 hari ini. Asahi
lalu berjanji akan membuatkan pesta perpisahan. HIkaru menjawab itu tak perlu,
lalu Takashi berkata klo mereka tetap ingin merayakannya untuk HIkaru. HIkaru
menjawab klo kalian ingin minum silahkan lakukan sendiri, ia tidak ikut. Semua
jadi terkejut mendengar kata-kata hikaru yang agak kasar itu. Hikaru bahkan
mengatakan agar Takashi menjadi lebih dewasa. Takashi tidak terima ia menjawab
klo hikaru tak jauh beda dengan mereka. Hikaru lalu meninggalkan café bar
kenji.
Mungkin
HIkaru kesal dengan Asahi karena sudah membuat Hanae sedih lagi.
Takashi
kesal dengan tingkah Hikaru tadi. Kenji menenangkannya klo mungkin Hikaru
kepikiran ke Tokyo, dan harus meninggalkan kota kelahiran hikaru jadi gugup.
Sepertinya Hikaru juga mengalami konflik dengan dirinya sendiri, antara pergi
atau pindah ke Tokyo.
Hanae
dan Natsuki makan malam dirumah natsuki.
“mungkin
aku akan tinggal disini sementara waktu? “ ucap hanae
“heih?”
“sangat
berat untukku muncul di Aoyama dan Minatoku.”
“mengapa?”
“aku
tak tau aku harus bagaimana berhadapan dengan Asahi.”
“mengapa
kau tak bertingkah normal saja?”
“aku
juga berpikir begitu tapi kenyataannya aku tak bisa.”
“tapi
kau tak bisa terus menghindarinya seperti ini. Kecuali kau ingin selamanya tak
mengunjungi Aoyama Minatoku. “
“aku
tak siap untuk itu.” Jawab Hanae
“tapi
kau tau berpisah dengan semua teman-teman dekat itu sangat menyedihkan . aku
sangat iri dengan hubunganmu dengan mereka” ucap natsuki menatap fotonya saat
di aoyama itu. “
“sejak
billboard kasumi diganti dengan yang baru. Sepertinya seluruh suasana kota jadi
berubah. Pemandangan yg baru terbentang didepan mataku. Setelah terpisah, kisah
summer yang baru sudah mau dimulai ”
Seorang
wanita datang ke studio foto Asahi. Ia sudah berdandan memakai kimono. Foto itu
akan dipakai untuk ikut kontak jodoh.
“bisakah
kau lebih relaks?” kata Asahi yang melihat wanita itu terlihat kaku.
“apakah
menurutmu foto adalah alasan aku tak bisa menikah?” Tanya wanita itu
“sepertinya
tidak sama sekali dan aku merasa bertanggung jawab atas foto ini” jawab asahi
“sepertinya?
Jadi menurutmu aku yang harus disalahkan?” kata wanita itu.
“aku
tak berkata seperti itu.”
“jadi
menurutmu, aku bisa menikah?” wanita itu sepertinya lagi sensitive jadi agak
emosian. Mami dan asahi jadi tak mengerti dengan wanita itu.
“mengapa
aku tak bisa menikah? Aku ingin segera menikah” ucap wanita itu yang tiba-tiba
menangis. Asahi langsung takut, ia hanya menoleh ada mami.
Ternyata
wanita itu punya kisah cinta yang menyedihkan yang membuatnya agak trauma.
Kekasihnya memanfaatkannya dan menghabiskan uangnya. Meski trauma tapi ia tetap
ingin jatuh cinta dan menikah. Kata
wanita itu curhat pada mami dan asahi.
“apa
kau sudah menikah? Maaf bertanya hal ini“ tanyanya pada asahi.
“belum.”
Jawab asahi
“apakah
ku sudah punya pacar?”
“tidak”
jawab Asahi
“klo
begitu menikahlah denganku!” seru wanita itu sambil membungkuk didepan asahi..
oiyyy..
niy orang, gila.. baru ketemu kok minta dinikahi Asahi.. enak aja.. antri dulu
denganku dong.. :P
“tolong
jangan terbawa perasaan” sahut Asahi
“mohon
jangan sia siakan permintaanku ini” kata wanita itu tetap membungkuk.
“tolong
naikkan kepalamu” (jangan membungkuk ) . wanita itu menggeser kursinya
mendekati asahi tapi tetap membungkuk. Asahi jadi “ketakutan” dan bingung
sendiri.
“aku
bekerja di restaurant jadi aku bisa memasak dengan baik. Aku tau aku bisa
memuask…”
Asahi
memundurkan kursinya dengan takut sambil menatap mami yang tertawa tanpa suara
saat melihat ulah wanita itu.
Asahi
di café kenji saat Hanae datang membawa sebuah tas barang. Hanae langsung grogi
melihat Asahi disana.
“yo..”
sapa Asahi
“yo..”
jawab Hanae. Ia bingung mau duduk di meja bar tapi ada Asahi jadi ia memilih
duduk dimeja lain.
“beer?”
Tanya Kenji
“ya..”
jawab Hanae. Asahi melihat Hanae yang duduk dikursi lain itu.
“mengapa
kau duduk disitu?” tanyanya
“oh..
ya.. aku membawa banyak barang jadi aku
ingin ruang yang agak luas” sahut Hanae memberi alasan. Kenji dengan sengaja
menaruh beer yang dipesan Hanae di meja bar.
Hanae
terpaksa maju ke meja bar sambil membawa bungkusannya.
“ini
oleh-oleh dari Tokyo, Kenji” katanya sambil mengulurkan bungkusan itu. Hanae
tetap tak mau menatap Asahi sedikitpun. Asahi yang terus menatap hanae yang
terlihat canggung itu.
Hanae
duduk disisi meja bar lainnya. Ia menaruh tasnya dimeja bar biar menghalangi
pandangan Asahi.
“hei,
kau yg disana… apa kau ke tokyo?” Tanya Asahi.
“iya,
aku mengunjungi Natsuki dirumahnya” jawab Hanae.
“oh begitu” sahut Asahi terus menatap Hanae yang
tak mau melihat padanya.
“dia
sekarang sudah bekerja di restaurant baru.. restaurant terkenal..” kata Hanae
“mengapa
kau bicara padaku seperti orang asing? Bukankah ini aneh..”ucap Asahi
“oh
begitukah..” sahuut Hanae seperti sedang memikirkan perkataan Asahi, tetap tak
melihat Asahi. Kenji yang melihat
situasi seperti itu tak mau berkomentar. Ia sengaja membiarkan mereka berdua
berbicara satu sama lainnya, untuk menyelesaikan urusan mereka.
Belum
habis beernya, Hanae mengambil dompetnya dan membayar kenji. Ia lalu melangkah
pergi tanpa bicara apapun pada Asahi.
“hey..”
panggil Asahi. Hanae menoleh.
“hikaru
sepertinya tidak suka dengan ide pesta perpisahan. Bisakah kau membujuknya?
Jika aku yang mengatakannya sepertinya malah jadi masalah.”
“baiklah”
jawab hanae sambil memberi hormat.
Sampai
dirumah hanae bercerita pada Natsuki betapa canggungnya ia saat bertemu dengan
Asahi. Natsuki bertanya apa hanae mungkin masih mencintai Asahi. Hanae menjawab
klo hubungan yang seperti itu sudah berlalu bagi mereka.
Selesai
menutup telpon Hanae, tiba-tiba telp natsuki berbunyi. Ia melihatnya dan
terkejut melihat orang yang sudah menghubungi, Asahi ternyata.
“moshi…
mosh..” sapa Natsuki
“aku
dengar kau sudah dapat kerja baru?” Tanya Asahi langsung begitu mendengar suara
natsuki mengangkat telponnya.
“iya..”
jawab Natsuki
“omedetto”
ucap Asahi “selamat”
“arigatou
gozaimasu”
“mengapa
kau sekarang juga terlalu sopan ya?” kata Asahi.
“ah
tidak.. apa ada yang bisa kubantu?”
“ada
customer yang datang untuk foto kontak jodoh. Dia korban penipuan dengan alasan
pernikahan. Jadi aku mau minta saranmu.”
“tunggu..
tunggu.. tunggu… aku bukan korban penipuan pernikahan.”
“tapi
kau mengalami luka yang hampir sama dengannya”
“heyyy..
aku hampir saja melupakan hal itu, bisakah kau tak menggalinya lagi?”
“dan
dia juga seorang ahli masak.”
“jadi
maksudmu tukang masak cenderung mudah ditipu laki-laki?”
“bukan
begitu maksudku.”
“hey
bisakah kau tak menelponku untuk alasan bodoh seperti itu?”
“huuhhh?
Maaf klo begitu..” kata Asahi benar-benar meminta maaf. Natsuki yang sebenarnya
Cuma bercanda jadi tidak enak juga.
“ya
aku sebenarnya tak masalah dengan itu.. tak apa-apa” sahut natsuki cepat
mendengar suara Asahi yang menyesal.
“ohh
aku senang kau baik-baik saja” kata Asahi memulai pembicaraan lagi
“sebenarnya
aku sedang tak baik sama sekali” jawab natsuki
“mengapa?
Apa kau mengalami kesulitan ditempat yang baru?” Tanya Asahi
“iya..
kau tau.. meski sama-sama makanan italia tapi
sebenarnya mereka memilih rasa yang benar-benar berbeda antara wilayah
utara dan selatan. Aku hanya bisa masak sesuai dengan kebiasaanku.” Kata
Natsuki curhat pada Asahi
“tapi
.. masakanmu enak kok.” Kata Asahi
“hezz..
kau hanya bisa mengatakan itu..” tawa natsuki
“coba
kau pikir makanan italia dan makanan pantai sangat jauh berbeda, tapi kau bisa
menangani dengan baik. Dan juga kau bisa masak yakisoba dengan begitu enaknya.
Aku yakin kau bisa membuatnya dimanapun juga” ucap Asahi mencoba membangun
kepercayaan diri natsuki.
Natsuki
tertawa “bisakah kau tak menganggap enteng masakan italia?”
“baiklah..
good luck dengan pekerjaanmu”
“kau
juga.. ambil foto yang bagus untuk tukang masak itu jadi dia bisa menemukan
kebahagiaannya”
“baiklah..
oyasumi”
“oyasumi”
balas Natsuki dan menutup telpon mereka berdua.
Asahi
pagi harinya datang ke warung milik wanita yang mau membuat foto untuk kontak
jodoh itu. Ia mengamatinya dan melihat klo wanita justru ekspresinya sangat
menyenangkan dilihat saat sedang bekerja. Jadi ia mengajukan untuk mengambil
foto wanita itu sangat sedang bekerja.
Sementara
itu natsuki diberitahu klo sekarang jadwal tugasnya dia untuk membuat makanan
untuk dimakan crew chef. Natsuki bingung mau masak apa. Ia akhirnya membuat
yakisoba. Teman-temannya memandang tidak suka makanannya. Tapi begitu mereka
merasakannya, mereka jadi senang karena rasanya enak sekali. Bahkan kepala chef
yang galak itu juga terlihat menyukai makanannya.
Hikaru
melihat Hanae yang berdiri didepan billboard. Ia mendekati hanae dan bertanya
kenapa ia disana. Hanae merasa melihat iklan Aoi sebagai bintang beer membuat
suasana jadi seperti awal yang baru.
Hanae
bertanya pada Hikaru apakah yakin bekerja sebagai assistan director, karena itu
pekerjaan yang sangat berat. Hikaru menjawab klo ia sudah siap untuk itu.
Hanae
bilang jika suatu hari Hikaru menjadi direktur, hikaru bisa casting dia dengan
gratis. Hanae berkata sambil tersenyum,
ia bisa bermain jadi mayat yang tak bergerak. Hikarupun tersenyum mendengarnya.
“apa
kau akan baik-baik saja?” kata Hikaru
“hah?
Tentang apa?” Tanya hanae berpura-pura tak mengerti.
“tentang
‘dia’… apa kau akan baik-baik saja?”
“ya
aku akan baik-baik saja… maaf sudah membuatmu kuatir, maaf sudah membuatmu
menemaniku minum-minum,.. berkat bantuanmu aku bisa mengambil keputusan ini…”
Hikaru
terus menatap wajah hanae dari samping.. “hey dengar…”
“hum??”
Hikaru melihat wajah Hanae lama..
Hikaru
tiba-tiba tersenyum.” Tak apa apa”
Malam
harinya Natsuki menatap Hpnya terus menerus. Ia melihat nomer Asahi tapi ia
ragu menekan tombol telepon. Kemudian ia memberanikan menghubungi Asahi. Ia
menghitung berapa kali ringing tapi tak diangkat Asahi. Natsuki sudah mulai
kecewa. Tapi tiba-tiba Asahi mengangkatnya.
“moshi..
mosh..” natsuki terkejut karena diangkat saat sudah dering ke 4.
“maaf..
apa kau sudah tertidur?”
“tidak,
aku sedang bekerja”
“oh..
klo begitu aku telpon lagi nanti”
“jangan
kuatir.. aku sudah memutuskan begadang dan bekerja larut malam.”
“ah
kau tak perlu terpaksa”
“aku
tak terpaksa kok”
“oh
ya kau kan tak pernah merasakan itu padaku ya” maksud natsuki, asahi klo bicara
pady tak ernah basa-basi., alias jujur apa adanya.
Natsuki
lalu bercerita berkat pujian asahi pada yakisobanya. Ia akhirnya membuatkannya
untuk teman restaurannya dan mereka juga suka dengan yakisobanya.
“benarkan..
kau harus percaya diri dengan yakisobamu”
Natsuki
juga mengatakan klo ia sangat senang saat dihargai oleh teman-teman aoyamanya
dipesta kembang api waktu itu.
“aku
akan berpikir klo kau itu gila jika kau mengatakan kalimat-kalimat itu langsung
padaku. Tapi hal itu sangat menghangat
hatiku meski apapun yang kau tulis disituasi yang seperti itu”
*kalimat
ucapan dipesta kembang api dibuat oleh Asahi untuk Natsuki.
“itu
sebenarnya pujian atau menghina?” Tanya Asahi
“heihh?
Itu pujian”
Asahi
tertawa mendengarnya
“bisakah
aku minta pendapatmu?” ucap Asahi
“tentang
apa?”
“kau
ingat tentang pesta perpisahanmu beberapa waktu yang lalu?”
“ya”
“bagaimana
menurutmu?”
“apa
maksudmu?” Tanya Natsuki
“kami
berencana mengadakan pesta perpisahan untuk HIkaru karena ia akan pindah ke
Tokyo. Tapi ia malah bicara ‘kapan kalian dewasa’?”
Natsuki
tertawa “awalnya aku pikir juga begitu. “
“heih?”
“sejujurnya,
aku pernah berpikir kenapa kalian bertingkah seperti sekelompok anak-anak?
Tetapi… aku sadar umur bukan jadi
masalah. Maksudku, memang sangat menyenangkan bisa bersama sahabat seperti
itu. Dan banyak orang bodoh yang kuatir
usia dan apa yang orang lain pikirkan. Itulah yang kalian ajarkan padaku.”
Asahi
tersenyum “bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“apa??”
“bukankah
pembicaraan telepon kita terlalu lama?” idih asahi ngomongnya klo sama Natsuki
memang tak pakai hati deh ya..
“heih?”
“mie
instanku jadi menyerap air dan membuat jadi terlihat besar-besar”
“itulah
mengapa tadi aku bilang mau menghubungi lagi nanti” sahut natsuki agak kesal…
hehe.. mungkin malu karena ia yang menghubungi Asahi.
“karena
aku kira tak akan selama ini” wkwkwkkw.. payah asahi…
“kau
lebih baik tak menyia-yiakan makananmu..” kata Natsuki dan menutup teleponnya.
“wah..
dia menutup telponnya” gumam Asahi tertawa sendiri.
Hikaru
pergi ke warung Aoyama setsuko.
Secchan
menasehatinya untuk menerima pesta perpisahan itu. Apalagi itu karena mereka
selama ini selalu terus bersama.
Asahi
datang dan duduk disebelah Hikaru. Mereka saling diam, hikaru wajahnya
apalagi.. ia sangat tak menyukai kehadiran asahi disitu.
“hey..
kami memutuskan untuk mengadakan pesta perpisahan untukmu, kau sebaiknya
datang” ucap Asahi
Hikaru
tak menjawab, ia pamit pada Seccahn dan meninggalkan Asahi tanpa bicara
appapun.
“kami
akan tunggu sampai kau datang.” Seru Asahi lagi.
semua sudah berkumpul, Takashi, Asahi, Mami,
Hayao, Hanae dan Aoi.
Melihat
Hayao dan mami ikut datang, takashi jadi menegur mereka (mereka berdua masih
kecil)
Takashi
: “mengapa kalian disini?”
Hayao
: “bagaimana kau bisa mengadakan acara ini tanpa mengundang aku”
Mami
: “aku harap kau tak keberatan”
Asahi
memperhatikan teman kerja dan adik Hanae itu.
Asahi
: “apa kalian berpacaran?”
Hayao
dan mami langsung tersipu malu-malu. Hayao hanya diam mau, sementara mami yang
lebih dewasa menjawab Asahi.
Mami
: “terserah kau menyebutnya apa”
Hikaru
masih juga belum datang. Takashi berbisik pada Hanae untuk mengajak Asahi
berbicara. Klo ini dibiarkan lama-lama maka mereka berdua selamanya akan
seperti itu.
Hikaru
ternyata pergi ke café kenji.
Kenji
mengingatkan HIkaru acara itu. Kenji mengatakan klo acara perpisahan bukanlah
bermaksud untuk bersedih karena harus berpisah. Tapi itu sebenarnya menegaskan
klo Hikaru masih punya tempat untuk kembali lagi (dihati teman-temannya).
Semua
masih menunggu hikaru datang. Wajah-wajah kelelahan dan kelaparan karena belom
berani menyentuh makanan itu. Tiba-tiba bel berbunyi.
Aoi
: “hikaru datang”aoi bangkit berdiri untuk membukakan pintu.
Hanae
: “ayo masuk”
Asahi
teringat pertengkaran Takashi dan HIkaru, ia lalu berbisik pada Takashi “kau
tahan emosimu”
Takashi
: “tentu saja”
Hikaru
masuk digandeng Aoi. Takashi melambaikan tangannya pada Hikaru “aku senang kau
datang Hikaru”
Takashi
lalu berbisik pada Asahi “kau liat aku dewasa kan”
Asahi
“komentarmu terlalu kekanak-kanakan”
Pesta
perpisahanpun dimulai, takashi seperti biasa menjadi pembawa acaranya. Mereka
makan dan minum.
Semua
berkomentar makanannya terlalu pedas. Takashi bertanya pada Hikaru apa dia
kepedasan. HIkaru menjawab tidak tapi sampai tersedak. Hanae berkata klo Hikaru
berbohong. HIkaru mengakui klo ia sebenarnya kepedasan.
Mereka
lalu bermain memukul semangka dengan mata tertutup. Semua terlihat tertawa
senang. Hikaru hanya duduk dipinggir menyaksikan kebahagiaan teman-temannya. Mereka
lalu memaksa Hikaru untuk bermain.
Hikaru
ditutup matanya dan diarahkan kea rah semangka itu. Asahi memberi kode pada
Takashi dan lainnya. Asahi pergi memanggil kameranya.
Aoi
lalu memberi perintah HIkaru untuk berhenti. Takashi lalu memberi perintah
Hikaru ke kanan 3 langkah. Mereka sama-sama menghitung langkah HIkaru. Hanae
lalu meminta Hikaru untuk 1 langkah kebelakang. Hikaru keheranan.
Belum
selesai ia keheranan, Takashi memintanya berjongkok. Hikaru melakukannya dengan
keheranan. Ia terkejut saat merasakan ia
menimpa suatu benda. Ia membuka matanya dan terkejut. Ia menduduki sebuah kursi
sutradara.
HIkaru
“kenapa ada ini disini?”
Asahi
: “bukankah itu mimpimu untuk bisa duduk disitu dan membuat film?”
Takashi
“cek bagian belakang kursi”
Hikaru
melakukannya, ia melihat kebagian belakang kursi dan jadi terkejut membaca
tulisan disana. “director Hikaru”
Hikaru
berjongkok menatap tulisan itu.
Takashi
“ meski kau tak merasakan apapun pada kami, tapi kami merasa klo kau adalah
bagian dari kamu. Jadi.. kau jangan melarikan diri! Terkadang.. terkadang kau
mengatakan kata-kata yang ‘ bagus ‘juga”
Semua
lalu mendekati HIkaru.
Asahi
“Hikaru kau sekarang duduk disini. Sekarang kau bergaya seperti seorang direktur”
Asahi
mengambil beberapa foto HIkaru.
Sementara
itu Hikaru yang masih terkejut dengan hadiah teman-temannya tak mampu berkata
apa-apa.
Takashi :
“ direktur Hikaru! Kami butuh kerjasamamu atau pekerjaan kami tak akan selesai.”
Hikaru
terharu sampai hampir menangis “ kalian berapa lama lagi akan melakukan hal
seperti ini?”
hikaru akhirnya menangis “gezzz.. inilah sebabnya aku tak mau
mengadakan acara perpisahan. Ini membuatku semakin berat meninggalkan tempat
ini. Aku tau aku akan mulai meragukan keputusanku. Itulah mengapa aku tak mau
melakukannya.”
Semua
terkejut, diam dan jadi terharu juga mendengar apa yang dipikiran Hikaru selama
ini.
Asahi
“aku rasa itu sangat mengagumkan kau memutuskan meninggalkan kota ini. Kami akan
mendukungmu, jadi semangat ya.. dan juga, kau bisa kembali kapanpun saat semua
teras berat disana.. kami akan menunggu kau pulang”
Hikaru
masih menangis, yang lain tersenyum mengiyakan perkataan Asahi.
Asahi
“kau harus membawa kursi itu juga”
Hikaru
tersenyum “kamarku sangat sempit jadi tak ada ruangan untuk menyimpannya. Jadi aku
tak bisa membawanya.”
Takashi
lalu mengajak Hikaru bermain memukul semangka lagi. Semua jadi tertawa senang,
secchan melihat dari jauh dan tersenyum.
Asahi
dan Hanae pulang bersama.
Hanae
: “ seperti yang ku duga, apapun yang kau rencanakan selalu jadi sukses”
Asahi
: “itu tak benar..”
Hanae
menghentikan langkahnya. Asahi ikut menghentikan langkahnya. “aku harap kita
masih bisa bermain bersama seperti ini 10 tahun kedepan”
Asahi
: “10 tahun? Itu waktu yang lama”
Hanae
: “10 tahun akan terlewati tanpa kau menyadarinya klo itu sangat lama.”
Asahi
: “ahhhh kau bicara dengan normal sekarang ini”
katanya menunjuk-nunjuk hanae.
Hanae
langsung menutup mulutnya dan tertawa malu-malu. “apa maksudmu?”
“aku
suka seperti ini”
Hikaru
pulang bersama Aoi.
Aoi
bertanya apa ia bisa bersama Hikaru ditokyo. Hikaru menjawab itu tak perlu. Ia lalu
menatap Aoi dengan serius.
Hikaru
“aku pergi karena aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang dulu..
jadi maaf aku ingin putus.”
Aoi
terkejut, diam agak lama, lalu ia mncoba terseenyum.
Aoi
“jangan kuatir.. aku tau kau tak mencintaiku saat kita mulai berpacaran. Aku juga
berpikir untuk putus denganmu. Maksudku.. sia-sia berpacaran dengan seseorang
yang tak bisa bersamamu terus menerus. Aku akan mencari cowok lain yang dekat
denganku. Aku tau akan sulit, tapi lakukan yang terbaik di Tokyo.”
Hikaru
: “maaf”
Aoi
lalu berbalik dan melangkah pergi. Setelah tak berhadapan dengan Hikaru,
airmata aoi pun turun kepipinya. Aoi terisak sedih meninggalkan Hikaru.
Asahi
pergi mengirimkan foto wanita yang ikut kontak jodoh. Ia memberi 2 pilihan foto
wanita itu, dengan kimono dan dengan apron pakaian masaknya.
Takashi
yang mengetahui Aoi dan Hikaru putus langsung pergi menghibur Aoi.
Takashi
“jadi apa kau mau dengan Takashi yang dekat ini?”
Aoi
“aku memutuskan untuk tidak menyerah”
Takashi
“heih? Mengapa begitu?”
Aoi
“bukankah itu akan jadi motivasimu saat mereka (pasanganmu) melarikan diri?”
Aoi
tersenyum dan meninggalkan Takashi yang tersenyum lega melihat Aoi yang penuh
semangat itu.
Dicafe
kenji, hanae memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk dirinya seperti orang
lain lakukan.
Hikaru
menghubungi hanae saat akan berangkat. Hanae bertanya apa HIkaru mau ia
mengatarnya pergi? Hikaru menjawab bukan untuk itu. Jika itu terjadi maka ia
tak akan sanggup pergi. Ia maka menjadikan hhanae sebagai alasan untuk tak mengejar mimpinya.
Hikaru
“itu semua karena aku mencintaimu”
Hikaru
lalu pamit pergi. Hanae jadi ikut sedih.
Kenji
“ apa itu Hikaru?”
Hanae
: “iya… dia sudah jadi cowok yang cool
ya” gumamnya.
Asahi
pulang dan langsung menghubungi Natsuki. Telepon beberapa kali berdering tapi
tak diangkat natsuki karena ia sedang berbicara dengan kepala chefnya..
Asahi
sudah kecewa teleponnya tak diangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar