Minggu, 06 Oktober 2013

Sinopsis : Summer Nude Ep. 7

Natsuki sudah pulang ke Tokyo dan ia sudah memeroleh pekerjaan baru sebagai chef di restaurant prancis.Ia belum hapal lokasi peralatan jadi terkadang ia kebingungan sendiri.   Dan head chef memperhatikannya dari samping. 


Mami dan Hayao pergi berdua, mereka kepergok Aoi berdua saat minum ice cream. Aoi langsung menggoda kedua dan bertanya hubungan mereka berdua. Hayao membantahnya dengan gugup. Mendengar Hayao tidak mengakui kedekatan mereka Mami agak sinis, Hayao jadi tambah grogi. Aoi memperhatikan keduanya dengan tersenyum.
Aoi lalu minta bantuan Mami memotretnya didepan bilboard iklan beernya.


Aoi lalu mengirimkannya pada hikaru yang sedang di café kenji.  Mereka membahas kepindahan Hikaru yang akan ke Tokyo karena sudah diterima bekerja disana.
Hanae bertemu Asahi dijalan, ia mencoba menghindari Asahi.
Asahi menceritakannya pada Takashi yang langsung berkomentar mungkin hanae tau perbedaan perlakuan Asahi pada Hanae dan Kasumi jadi ia memilih mundur.

Natsuki terkejut saat ia diberitahu klo ada seseorang menunggunya. Ia bertambah kaget saat mengetahui yang datang adalah Hanae.  Mereka berdua pulang kerumah Natsuki. Hanae bercerita klo ia menolak Asahi. Natsuki jadi kaget. Hanae lalu minta maaf pada Natsuki karena Natsuki selama ini sudah membantunya untuk mendekati Asahi. Tapi semua sepertinya jadi sia-sia.  Natsuki melamun saat hanae ijin memakai dapur natsuki.


Hikaru akan meninggalkan café bar kenji saat Asahi dan takashi datang. Takashi bertanya kapan Hikaru akan ke Tokyo? Hikaru menjawab dalam 4 hari ini. Asahi lalu berjanji akan membuatkan pesta perpisahan. HIkaru menjawab itu tak perlu, lalu Takashi berkata klo mereka tetap ingin merayakannya untuk HIkaru. HIkaru menjawab klo kalian ingin minum silahkan lakukan sendiri, ia tidak ikut. Semua jadi terkejut mendengar kata-kata hikaru yang agak kasar itu. Hikaru bahkan mengatakan agar Takashi menjadi lebih dewasa. Takashi tidak terima ia menjawab klo hikaru tak jauh beda dengan mereka. Hikaru lalu meninggalkan café bar kenji.

Mungkin HIkaru kesal dengan Asahi karena sudah membuat Hanae sedih lagi.
Takashi kesal dengan tingkah Hikaru tadi. Kenji menenangkannya klo mungkin Hikaru kepikiran ke Tokyo, dan harus meninggalkan kota kelahiran hikaru jadi gugup. Sepertinya Hikaru juga mengalami konflik dengan dirinya sendiri, antara pergi atau pindah ke Tokyo.


Hanae dan Natsuki makan malam dirumah natsuki.
“mungkin aku akan tinggal disini sementara waktu? “ ucap hanae
“heih?”
“sangat berat untukku muncul di Aoyama dan Minatoku.”
“mengapa?”
“aku tak tau aku harus bagaimana berhadapan dengan Asahi.”
“mengapa kau tak bertingkah normal saja?”
“aku juga berpikir begitu tapi kenyataannya aku tak bisa.”
“tapi kau tak bisa terus menghindarinya seperti ini. Kecuali kau ingin selamanya tak mengunjungi Aoyama Minatoku. “
“aku tak siap untuk itu.” Jawab Hanae
“tapi kau tau berpisah dengan semua teman-teman dekat itu sangat menyedihkan . aku sangat iri dengan hubunganmu dengan mereka” ucap natsuki menatap fotonya saat di aoyama itu. “


“sejak billboard kasumi diganti dengan yang baru. Sepertinya seluruh suasana kota jadi berubah. Pemandangan yg baru terbentang didepan mataku. Setelah terpisah, kisah summer yang baru sudah mau dimulai ”
Seorang wanita datang ke studio foto Asahi. Ia sudah berdandan memakai kimono. Foto itu akan dipakai untuk ikut kontak jodoh. 

“bisakah kau lebih relaks?” kata Asahi yang melihat wanita itu terlihat kaku.
“apakah menurutmu foto adalah alasan aku tak bisa menikah?” Tanya wanita itu
“sepertinya tidak sama sekali dan aku merasa bertanggung jawab atas foto ini” jawab asahi
“sepertinya? Jadi menurutmu aku yang harus disalahkan?” kata wanita itu.
“aku tak berkata seperti itu.”
“jadi menurutmu, aku bisa menikah?” wanita itu sepertinya lagi sensitive jadi agak emosian. Mami dan asahi jadi tak mengerti dengan wanita itu.

“mengapa aku tak bisa menikah? Aku ingin segera menikah” ucap wanita itu yang tiba-tiba menangis. Asahi langsung takut, ia hanya menoleh ada mami.
Ternyata wanita itu punya kisah cinta yang menyedihkan yang membuatnya agak trauma. Kekasihnya memanfaatkannya dan menghabiskan uangnya. Meski trauma tapi ia tetap ingin jatuh cinta dan menikah.  Kata wanita itu curhat pada mami dan asahi.
“apa kau sudah menikah? Maaf bertanya hal ini“ tanyanya pada asahi.
“belum.” Jawab asahi
“apakah ku sudah punya pacar?”
“tidak” jawab Asahi
“klo begitu menikahlah denganku!” seru wanita itu sambil membungkuk didepan asahi..
oiyyy.. niy orang, gila.. baru ketemu kok minta dinikahi Asahi.. enak aja.. antri dulu denganku dong.. :P

“tolong jangan terbawa perasaan” sahut Asahi
“mohon jangan sia siakan permintaanku ini” kata wanita itu tetap membungkuk.
“tolong naikkan kepalamu” (jangan membungkuk ) . wanita itu menggeser kursinya mendekati asahi tapi tetap membungkuk. Asahi jadi “ketakutan” dan bingung sendiri.
“aku bekerja di restaurant jadi aku bisa memasak dengan baik. Aku tau aku bisa memuask…”
Asahi memundurkan kursinya dengan takut sambil menatap mami yang tertawa tanpa suara saat melihat ulah wanita itu.


 Asahi di café kenji saat Hanae datang membawa sebuah tas barang. Hanae langsung grogi melihat Asahi disana.
“yo..” sapa Asahi
“yo..” jawab Hanae. Ia bingung mau duduk di meja bar tapi ada Asahi jadi ia memilih duduk dimeja lain.
“beer?” Tanya Kenji
“ya..” jawab Hanae. Asahi melihat Hanae yang duduk dikursi lain itu.
“mengapa kau duduk disitu?” tanyanya

“oh.. ya..  aku membawa banyak barang jadi aku ingin ruang yang agak luas” sahut Hanae memberi alasan. Kenji dengan sengaja menaruh beer yang dipesan Hanae di meja bar.
Hanae terpaksa maju ke meja bar sambil membawa bungkusannya.
“ini oleh-oleh dari Tokyo, Kenji” katanya sambil mengulurkan bungkusan itu. Hanae tetap tak mau menatap Asahi sedikitpun. Asahi yang terus menatap hanae yang terlihat canggung itu.

Hanae duduk disisi meja bar lainnya. Ia menaruh tasnya dimeja bar biar menghalangi pandangan Asahi.
“hei, kau yg disana… apa kau ke tokyo?” Tanya Asahi.
“iya, aku mengunjungi Natsuki dirumahnya” jawab Hanae.
“oh  begitu” sahut Asahi terus menatap Hanae yang tak mau melihat padanya.
“dia sekarang sudah bekerja di restaurant baru.. restaurant terkenal..” kata Hanae
“mengapa kau bicara padaku seperti orang asing? Bukankah ini aneh..”ucap Asahi

“oh begitukah..” sahuut Hanae seperti sedang memikirkan perkataan Asahi, tetap tak melihat Asahi.  Kenji yang melihat situasi seperti itu tak mau berkomentar. Ia sengaja membiarkan mereka berdua berbicara satu sama lainnya, untuk menyelesaikan urusan mereka.

Belum habis beernya, Hanae mengambil dompetnya dan membayar kenji. Ia lalu melangkah pergi tanpa bicara apapun pada Asahi.
“hey..” panggil Asahi. Hanae menoleh.
“hikaru sepertinya tidak suka dengan ide pesta perpisahan. Bisakah kau membujuknya? Jika aku yang mengatakannya sepertinya malah jadi masalah.”
“baiklah” jawab hanae sambil memberi hormat.


Sampai dirumah hanae bercerita pada Natsuki betapa canggungnya ia saat bertemu dengan Asahi. Natsuki bertanya apa hanae mungkin masih mencintai Asahi. Hanae menjawab klo hubungan yang seperti itu sudah berlalu bagi mereka.
Selesai menutup telpon Hanae, tiba-tiba telp natsuki berbunyi. Ia melihatnya dan terkejut melihat orang yang sudah menghubungi, Asahi ternyata.
“moshi… mosh..” sapa Natsuki

“aku dengar kau sudah dapat kerja baru?” Tanya Asahi langsung begitu mendengar suara natsuki mengangkat telponnya.
“iya..” jawab Natsuki
“omedetto” ucap Asahi “selamat”
“arigatou gozaimasu”
“mengapa kau sekarang juga terlalu sopan ya?” kata Asahi.
“ah tidak.. apa ada yang bisa kubantu?”

“ada customer yang datang untuk foto kontak jodoh. Dia korban penipuan dengan alasan pernikahan. Jadi aku mau  minta saranmu.”
“tunggu.. tunggu.. tunggu… aku bukan korban penipuan pernikahan.”
“tapi kau mengalami luka yang hampir sama dengannya”
“heyyy.. aku hampir saja melupakan hal itu, bisakah kau tak menggalinya lagi?”
“dan dia juga seorang ahli masak.”
“jadi maksudmu tukang masak cenderung mudah ditipu laki-laki?”
“bukan begitu maksudku.”

“hey bisakah kau tak menelponku untuk alasan bodoh seperti itu?”
“huuhhh? Maaf klo begitu..” kata Asahi benar-benar meminta maaf. Natsuki yang sebenarnya Cuma bercanda jadi tidak enak juga.
“ya aku sebenarnya tak masalah dengan itu.. tak apa-apa” sahut natsuki cepat mendengar suara Asahi yang menyesal. 

“ohh aku senang kau baik-baik saja” kata Asahi memulai pembicaraan lagi
“sebenarnya aku sedang tak baik sama sekali” jawab natsuki
“mengapa? Apa kau mengalami kesulitan ditempat yang baru?” Tanya Asahi

“iya.. kau tau.. meski sama-sama makanan italia tapi  sebenarnya mereka memilih rasa yang benar-benar berbeda antara wilayah utara dan selatan. Aku hanya bisa masak sesuai dengan kebiasaanku.” Kata Natsuki curhat pada Asahi

“tapi .. masakanmu enak kok.” Kata Asahi
“hezz.. kau hanya bisa mengatakan itu..” tawa natsuki
“coba kau pikir makanan italia dan makanan pantai sangat jauh berbeda, tapi kau bisa menangani dengan baik. Dan juga kau bisa masak yakisoba dengan begitu enaknya. Aku yakin kau bisa membuatnya dimanapun juga” ucap Asahi mencoba membangun kepercayaan diri natsuki.

Natsuki tertawa “bisakah kau tak menganggap enteng masakan italia?”
“baiklah.. good luck dengan pekerjaanmu”
“kau juga.. ambil foto yang bagus untuk tukang masak itu jadi dia bisa menemukan kebahagiaannya”
“baiklah.. oyasumi”
“oyasumi” balas Natsuki dan menutup telpon mereka berdua.


Asahi pagi harinya datang ke warung milik wanita yang mau membuat foto untuk kontak jodoh itu. Ia mengamatinya dan melihat klo wanita justru ekspresinya sangat menyenangkan dilihat saat sedang bekerja. Jadi ia mengajukan untuk mengambil foto wanita itu sangat sedang bekerja.

Sementara itu natsuki diberitahu klo sekarang jadwal tugasnya dia untuk membuat makanan untuk dimakan crew chef. Natsuki bingung mau masak apa. Ia akhirnya membuat yakisoba. Teman-temannya memandang tidak suka makanannya. Tapi begitu mereka merasakannya, mereka jadi senang karena rasanya enak sekali. Bahkan kepala chef yang galak itu juga terlihat menyukai makanannya.


Hikaru melihat Hanae yang berdiri didepan billboard. Ia mendekati hanae dan bertanya kenapa ia disana. Hanae merasa melihat iklan Aoi sebagai bintang beer membuat suasana jadi seperti awal yang  baru.

Hanae bertanya pada Hikaru apakah yakin bekerja sebagai assistan director, karena itu pekerjaan yang sangat berat. Hikaru menjawab klo ia sudah siap untuk itu.
Hanae bilang jika suatu hari Hikaru menjadi direktur, hikaru bisa casting dia dengan gratis.  Hanae berkata sambil tersenyum, ia bisa bermain jadi mayat yang tak bergerak. Hikarupun tersenyum mendengarnya. 

“apa kau akan baik-baik saja?” kata Hikaru
“hah? Tentang apa?” Tanya hanae berpura-pura tak mengerti.
“tentang ‘dia’… apa kau akan baik-baik saja?”
“ya aku akan baik-baik saja… maaf sudah membuatmu kuatir, maaf sudah membuatmu menemaniku minum-minum,.. berkat bantuanmu aku bisa mengambil keputusan ini…”
Hikaru terus menatap wajah hanae dari samping.. “hey dengar…”
“hum??” Hikaru melihat wajah Hanae lama..
Hikaru tiba-tiba tersenyum.” Tak apa apa”


Malam harinya Natsuki menatap Hpnya terus menerus. Ia melihat nomer Asahi tapi ia ragu menekan tombol telepon. Kemudian ia memberanikan menghubungi Asahi. Ia menghitung berapa kali ringing tapi tak diangkat Asahi. Natsuki sudah mulai kecewa. Tapi tiba-tiba Asahi mengangkatnya.

“moshi.. mosh..” natsuki terkejut karena diangkat saat sudah dering ke 4.
“maaf.. apa kau sudah tertidur?”
“tidak, aku sedang bekerja”
“oh.. klo begitu aku telpon lagi nanti”
“jangan kuatir.. aku sudah memutuskan begadang dan bekerja larut malam.”
“ah kau tak perlu terpaksa”
“aku tak terpaksa kok”
“oh ya kau kan tak pernah merasakan itu padaku ya” maksud natsuki, asahi klo bicara pady tak ernah basa-basi., alias jujur apa adanya.

Natsuki lalu bercerita berkat pujian asahi pada yakisobanya. Ia akhirnya membuatkannya untuk teman restaurannya dan mereka juga suka dengan yakisobanya.
“benarkan.. kau harus percaya diri dengan yakisobamu”
Natsuki juga mengatakan klo ia sangat senang saat dihargai oleh teman-teman aoyamanya dipesta kembang api waktu itu. 

“aku akan berpikir klo kau itu gila jika kau mengatakan kalimat-kalimat itu langsung padaku. Tapi  hal itu sangat menghangat hatiku meski apapun yang kau tulis disituasi yang seperti itu”
*kalimat ucapan dipesta kembang api dibuat oleh Asahi untuk Natsuki.
“itu sebenarnya pujian atau menghina?” Tanya Asahi
“heihh? Itu pujian”
Asahi tertawa mendengarnya

“bisakah aku minta pendapatmu?” ucap Asahi
“tentang apa?”
“kau ingat tentang pesta perpisahanmu beberapa waktu yang lalu?”
“ya”
“bagaimana menurutmu?”
“apa maksudmu?” Tanya Natsuki

“kami berencana mengadakan pesta perpisahan untuk HIkaru karena ia akan pindah ke Tokyo. Tapi ia malah bicara ‘kapan kalian dewasa’?”
Natsuki tertawa “awalnya aku pikir juga begitu. “
“heih?”

“sejujurnya, aku pernah berpikir kenapa kalian bertingkah seperti sekelompok anak-anak? Tetapi…  aku sadar umur bukan jadi masalah. Maksudku, memang sangat menyenangkan bisa bersama sahabat seperti itu.  Dan banyak orang bodoh yang kuatir usia dan apa yang orang lain pikirkan. Itulah yang kalian ajarkan padaku.”

Asahi tersenyum “bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“apa??”
“bukankah pembicaraan telepon kita terlalu lama?” idih asahi ngomongnya klo sama Natsuki memang tak pakai hati deh ya..
“heih?”
“mie instanku jadi menyerap air dan membuat jadi terlihat besar-besar”
“itulah mengapa tadi aku bilang mau menghubungi lagi nanti” sahut natsuki agak kesal… hehe.. mungkin malu karena ia yang menghubungi Asahi.
“karena aku kira tak akan selama ini” wkwkwkkw.. payah asahi…
“kau lebih baik tak menyia-yiakan makananmu..” kata Natsuki dan menutup teleponnya.
“wah.. dia menutup telponnya” gumam Asahi tertawa sendiri.
 

Hikaru pergi ke warung Aoyama setsuko.
Secchan menasehatinya untuk menerima pesta perpisahan itu. Apalagi itu karena mereka selama ini selalu terus bersama.
Asahi datang dan duduk disebelah Hikaru. Mereka saling diam, hikaru wajahnya apalagi.. ia sangat tak menyukai kehadiran asahi disitu.
“hey.. kami memutuskan untuk mengadakan pesta perpisahan untukmu, kau sebaiknya datang” ucap Asahi
Hikaru tak menjawab, ia pamit pada Seccahn dan meninggalkan Asahi tanpa bicara appapun.
“kami akan tunggu sampai kau datang.” Seru Asahi lagi.


semua sudah berkumpul, Takashi, Asahi, Mami, Hayao, Hanae dan Aoi.
Melihat Hayao dan mami ikut datang, takashi jadi menegur mereka (mereka berdua masih kecil)
Takashi : “mengapa kalian disini?”
Hayao : “bagaimana kau bisa mengadakan acara ini tanpa mengundang aku”
Mami : “aku harap kau tak keberatan”
Asahi memperhatikan teman kerja dan adik Hanae itu.
Asahi : “apa kalian berpacaran?”

Hayao dan mami langsung tersipu malu-malu. Hayao hanya diam mau, sementara mami yang lebih dewasa menjawab Asahi.
Mami : “terserah kau menyebutnya apa”
Hikaru masih juga belum datang. Takashi berbisik pada Hanae untuk mengajak Asahi berbicara. Klo ini dibiarkan lama-lama maka mereka berdua selamanya akan seperti itu.
Hikaru ternyata pergi ke café kenji.
Kenji mengingatkan HIkaru acara itu. Kenji mengatakan klo acara perpisahan bukanlah bermaksud untuk bersedih karena harus berpisah. Tapi itu sebenarnya menegaskan klo Hikaru masih punya tempat untuk kembali lagi (dihati teman-temannya).


Semua masih menunggu hikaru datang. Wajah-wajah kelelahan dan kelaparan karena belom berani menyentuh makanan itu. Tiba-tiba bel berbunyi.
Aoi : “hikaru datang”aoi bangkit berdiri untuk membukakan pintu.
Hanae : “ayo masuk”
Asahi teringat pertengkaran Takashi dan HIkaru, ia lalu berbisik pada Takashi “kau tahan emosimu”
Takashi : “tentu saja”

Hikaru masuk digandeng Aoi. Takashi melambaikan tangannya pada Hikaru “aku senang kau datang Hikaru”
Takashi lalu berbisik pada Asahi “kau liat aku dewasa kan”
Asahi “komentarmu terlalu  kekanak-kanakan”
Pesta perpisahanpun dimulai, takashi seperti biasa menjadi pembawa acaranya. Mereka makan dan minum.

Semua berkomentar makanannya terlalu pedas. Takashi bertanya pada Hikaru apa dia kepedasan. HIkaru menjawab tidak tapi sampai tersedak. Hanae berkata klo Hikaru berbohong. HIkaru mengakui klo ia sebenarnya kepedasan.
Mereka lalu bermain memukul semangka dengan mata tertutup. Semua terlihat tertawa senang. Hikaru hanya duduk dipinggir menyaksikan kebahagiaan teman-temannya. Mereka lalu memaksa Hikaru untuk bermain.

Hikaru ditutup matanya dan diarahkan kea rah semangka itu. Asahi memberi kode pada Takashi dan lainnya. Asahi pergi memanggil kameranya.
Aoi lalu memberi perintah HIkaru untuk berhenti. Takashi lalu memberi perintah Hikaru ke kanan 3 langkah. Mereka sama-sama menghitung langkah HIkaru. Hanae lalu meminta Hikaru untuk 1 langkah kebelakang. Hikaru keheranan. 

Belum selesai ia keheranan, Takashi memintanya berjongkok. Hikaru melakukannya dengan keheranan.  Ia terkejut saat merasakan ia menimpa suatu benda. Ia membuka matanya dan terkejut. Ia menduduki sebuah kursi sutradara.
HIkaru “kenapa ada ini disini?”
Asahi : “bukankah itu mimpimu untuk bisa duduk disitu dan membuat film?”
Takashi “cek bagian belakang kursi”
Hikaru melakukannya, ia melihat kebagian belakang kursi dan jadi terkejut membaca tulisan disana. “director Hikaru”
Hikaru berjongkok menatap tulisan itu.

Takashi “ meski kau tak merasakan apapun pada kami, tapi kami merasa klo kau adalah bagian dari kamu. Jadi.. kau jangan melarikan diri! Terkadang.. terkadang kau mengatakan kata-kata yang ‘ bagus ‘juga”
Semua lalu mendekati HIkaru.
Asahi “Hikaru kau sekarang duduk disini. Sekarang kau bergaya seperti seorang direktur”
Asahi mengambil beberapa foto HIkaru.
Sementara itu Hikaru yang masih terkejut dengan hadiah teman-temannya tak mampu berkata apa-apa. 

Takashi :  “ direktur Hikaru! Kami butuh kerjasamamu atau pekerjaan kami tak akan selesai.”
Hikaru terharu sampai hampir menangis “ kalian berapa lama lagi akan melakukan hal seperti ini?” 

hikaru akhirnya menangis “gezzz.. inilah sebabnya aku tak mau mengadakan acara perpisahan. Ini membuatku semakin berat meninggalkan tempat ini. Aku tau aku akan mulai meragukan keputusanku. Itulah mengapa aku tak mau melakukannya.”

Semua terkejut, diam dan jadi terharu juga mendengar apa yang dipikiran Hikaru selama ini.
Asahi “aku rasa itu sangat mengagumkan kau memutuskan meninggalkan kota ini. Kami akan mendukungmu, jadi semangat ya.. dan juga, kau bisa kembali kapanpun saat semua teras berat disana.. kami akan menunggu kau pulang”

Hikaru masih menangis, yang lain tersenyum mengiyakan perkataan Asahi.
Asahi “kau harus membawa kursi itu juga”
Hikaru tersenyum “kamarku sangat sempit jadi tak ada ruangan untuk menyimpannya. Jadi aku tak bisa membawanya.”
Takashi lalu mengajak Hikaru bermain memukul semangka lagi. Semua jadi tertawa senang, secchan melihat dari jauh dan tersenyum.


Asahi dan Hanae pulang bersama.
Hanae : “ seperti yang ku duga, apapun yang kau rencanakan selalu jadi sukses”
Asahi : “itu tak benar..”
Hanae menghentikan langkahnya. Asahi ikut menghentikan langkahnya. “aku harap kita masih bisa bermain bersama seperti ini 10 tahun kedepan”
Asahi : “10 tahun? Itu waktu yang lama”
Hanae : “10 tahun akan terlewati tanpa kau menyadarinya klo itu sangat lama.”
Asahi : “ahhhh kau bicara dengan normal sekarang ini”  katanya menunjuk-nunjuk hanae.
Hanae langsung menutup mulutnya dan tertawa malu-malu. “apa maksudmu?”
“aku suka seperti ini”


Hikaru pulang bersama Aoi.
Aoi bertanya apa ia bisa bersama Hikaru ditokyo. Hikaru menjawab itu tak perlu. Ia lalu menatap Aoi dengan serius.
Hikaru “aku pergi karena aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada diriku yang dulu.. jadi maaf aku ingin putus.”

Aoi terkejut, diam agak lama, lalu ia mncoba terseenyum.
Aoi “jangan kuatir.. aku tau kau tak mencintaiku saat kita mulai berpacaran. Aku juga berpikir untuk putus denganmu. Maksudku.. sia-sia berpacaran dengan seseorang yang tak bisa bersamamu terus menerus. Aku akan mencari cowok lain yang dekat denganku. Aku tau akan sulit, tapi lakukan yang terbaik di Tokyo.”
Hikaru : “maaf”
Aoi lalu berbalik dan melangkah pergi. Setelah tak berhadapan dengan Hikaru, airmata aoi pun turun kepipinya. Aoi terisak sedih meninggalkan Hikaru.



Asahi pergi mengirimkan foto wanita yang ikut kontak jodoh. Ia memberi 2 pilihan foto wanita itu, dengan kimono dan dengan apron pakaian masaknya.
Takashi yang mengetahui Aoi dan Hikaru putus langsung pergi menghibur Aoi.
Takashi “jadi apa kau mau dengan Takashi yang dekat ini?”
Aoi “aku memutuskan untuk tidak menyerah”
Takashi “heih? Mengapa begitu?”
Aoi “bukankah itu akan jadi motivasimu saat mereka (pasanganmu) melarikan diri?”
Aoi tersenyum dan meninggalkan Takashi yang tersenyum lega melihat Aoi yang penuh semangat itu.


Dicafe kenji, hanae memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk dirinya seperti orang lain lakukan.
Hikaru menghubungi hanae saat akan berangkat. Hanae bertanya apa HIkaru mau ia mengatarnya pergi? Hikaru menjawab bukan untuk itu. Jika itu terjadi maka ia tak akan sanggup pergi. Ia maka menjadikan hhanae sebagai alasan untuk  tak mengejar mimpinya.
Hikaru “itu semua karena aku mencintaimu”
Hikaru lalu pamit pergi. Hanae jadi ikut sedih.
Kenji “ apa itu Hikaru?”
Hanae :  “iya… dia sudah jadi cowok yang cool ya” gumamnya.


Asahi pulang dan langsung menghubungi Natsuki. Telepon beberapa kali berdering tapi tak diangkat natsuki karena ia sedang berbicara dengan kepala chefnya..
Asahi sudah kecewa teleponnya tak diangkat.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar