Sabtu, 19 Oktober 2013

Sinopsis : Pin To Kona Ep. 1 - Part 1



Prolog

“Kabuki… dimulai dari era Edo dan terus berlanjut sampai saat ini. Ini adalah seni yang mewakili seni pertunjukkan tradisional jepang. Musik, tarian, acting.. dengan 3 pilar ini digabungkan, berbagai drama berkembangkan. Kisah persahabatan, cinta antara pria dan wanita, dan juga emosi kemarahan dan kebencian jadi tragedy. ini adalah drama manusia yang telah turun temurun.

Seorang pemain kabuki tampil ke panggung dengan riasan peran dan rambut putih panjang.

“drama ini berjudul…Shunkyo Kagamijishi (roh dalam cermin di pavilion). aktor  memerankan ini adalah anak dari keluarga terhormat kijimaya, Kawamura Kyonosuke.”


Dari sebelah Ayame duduk, 2 orang wanita dewasa berbisik-bisik. “seperti yang diharapkan dari anak keluarga  Kijimaya yang terkenal, dia memiliki potensi yang besar”

Seorang wanita disebelahnya menambahi “suaranya, wajahnya dan penampilannya sempurna dan bisa bermain kabuki saat masih di SMA,  aku bisa ‘memakan’nya!” keduanya tertawa-tawa pelan biar tidak terdengar sekelilingnya.

Ayame yang ada disebelah mereka tentu saja tetap mendengar perkataan 2 wanita itu. Ia langsung melirik mereka kesal. 2 wanita itu langsung terdiam dilirik Ayame begitu. Mereka langsung menutup mulutnya dengan tangannya, mungkin malu ada yang mendengar perkataan mereka.


Ayame langsung melihat serius ke arah panggung saat pemain kabuki itu, Kyonosuke, sedang mengibas-ibaskan rambutnya yang putih panjang itu ke kanan, ke kiri dan berputar seperti kerasukan setan. 

Prolog “sehingga tradisi yang telah dibangun dapat melalui ke era berikutnya. aktor mengabdikan dirinya hari demi hari, bekerja sebagai saingan dalam upaya untuk lebih baik dari satu sama lain.”

“Kijimura!” seru pembawa acara menyebutkan nama keluarga yang jadi actor kabuki yang sedang berlangsung. Saat nama keluarga pemain kabuki di sebut berarti sebentar lagi akan selesai pertunjukkannya dan sang actor akan melakukan gerakkan yang terakhirnya.
Semua penonton yang memenuhi gedung gemuruh bertepuk tangan untuk Kyonosuke.  Ayame agak tersenyum menatap panggung itu.

 
Kyonosuke perlahan-lahan mengangkat kaki kanannya keatas kaki kirinya jadi ia berdiri dengan satu kaki.  Wajahnya yang tadi terlihat serius memerankan perannya, tiba-tiba berubah jadi wajah yang kelelahan. “aku capek” gumam Kyonosuke.

Ulahnya itu diketahui oleh ayah, guru dan orang yang paham kabuki “meskipun demikian, ada 1 yang perlu diprotes juga disini.” Gumam ayahnya menggelengkan kepala di kursi kehormatan tetua pemain kabuki.

Dari pojok ruangan belakang penonton, seorang pemuda pemain kabuki lain sedang memperhatikan Kyonosuke.



orang maskulin dengan banyak pesona yang memiliki poin baik dan poin buruk dalam peran disebut "pin to kona" dalam dunia kabuki. cerita yang sekarang akan dimulai adalah salah satu dari 2 kabuki aktor muda yang pada satu waktu bersaing untuk pertunjukan dan di lain waktu adalah saingan cinta. kisah panas kekerasan yang akan menyebabkan mandi kembang api. silahkan menikmati sampai ke dalam isi hati Anda.

 

Kyonosuke keluar dari ruang actor dengan pakaian trendi dan langsung ngolet (meregangkan badannya) didepan ruangan. ia melangkah buru-buru tapi menghentikan langkahnya saat melihat ayahnya dan beberapa tetua kabuki.

“jeeez… orang tua itu!” gumam kyonosuke buru-buru berbalik dan pergi.
“Kyonosuke” panggil ayahnya. Kyonosuke terkejut dan menghentikan langkahnya. “kau pikir kau mau kemana?” Tanya ayahnya. 

Kyonosuke berbalik dengan wajah tersenyum “um temanku sudah menungguku. Permisi” kyonosuke berbalik dan cepat-cepat melangkah.

“tunggu!” cegah ayahnya. Kyonosuke pura-pura tak mendengar dan mempercepat langkahnya “kyonosuke!” panggil ayahnya.  Kyonosuke langsung kabur secepatnya.  Ayahnya sangat kesal ditinggal begitu saja.


“sial.. pasti selalu pidato yang sama..” gerutu Kyonosuke yang sudah hapal apa yang akan dikatakan ayahnya. Kyonosuke terus melangkah di lorong gedung. Ia berpapasan dengan anak laki-laki muda yang memakai Yukata cowok. Kyonosuke tak melirik sedikitpun ke cowok itu dan tetap berjalan. 

“kyonosuke-san” sapa cowok itu. Kyonosuke berbalik memperhatikan cowok itu.
“anda melakukannya dengan baik hari ini”puji cowok itu. Kyonosuke tersenyum mendengar pujian itu.

“maaf.. kau siapa?” Tanya Kyonosuke tersenyum ramah.
“namaku Sawayama Ichiya” jawab cowok itu serius.
“oh, oke” sahut Kyonosuke tersenyum ramah sambil menepuk bahu Ichiya dan pergi.
Ichiya membungkuk Kyonosuke yang sudah berlalu darinya itu dengan hormat.

Diluar gedung, para gadis-gadis sudah berkumpul menanti Kyonosuke keluar. Mereka ada yang membawa bunga dan hadiah-hadiah.

“ah kyo-sama! Kyo-sama!”  teriak gadis-gadis itu dengan histerisnya. Ayame ada diantara gadis-gadis itu dengan perhatian menatap  pintu keluar artis yang pelan-pelan terbuka.
Kyonosuke keluar dengan senyum ramah menyambut para fansnya dan menerima pemberian dari mereka.

Disisi belakang kerumunan gadis-gadis itu, Haruhiko sahabat Kyonosuke melihat semua itu “selalu popular seperti biasa” gumam haruhiko. 
“princess mulai sekarang, ayo kita bergembira bersama-sama!” ajaknya pada para gadis itu yang langsung bertambah histeris. Ayame mencoba menyeruak diantara kerumunan gadis itu sampai akhirnya ia berhadap-hadapan dengan Kyonosuke. 
Kyonosuke melihat ke Ayame dan mengenali pakaian yang dipakai Ayame sebagai seragam sekolahnya. 
“seragam sekolahku..” batin Kyonosuke. 
“kau ke sekolah yang sama denganku ya?” Tanya kyonosuke tersenyum “aku tau, kau mencoba menarik perhatianku dengan datang memakai seragammu ya? Kau sampai begitu memikirkan semua ini! Kau tak perlu terlalu serius seperti ini ” ucap Kyonosuke sambil mendekati Ayame dan merangkul bahu gadis itu. 
Para gadis langsung histeris melihat semua itu.

“siapa namamu?” Tanya Kyonosuke yang masih merangkul bahu gadis itu, jadi jaraknya begitu dekat dengan Ayame.
Ayame yang sedari tadi diam karena shock dengan ‘keramahan’ kyonosuke itu, melirik kyonosuke dengan bermusuhan. 

Kyonosuke terkejut. Belum hilang keterkejutannya, ayame tiba-tiba menjatuhkan tasnya sendiri dan langsung meraih tangan Kyo dan “membanting” kyo ke tanah.


Semua kaget melihat kejadian itu. 
“kau payah! Ada apa dengan wajah kucing setengah mengantuk di Penampilan roh kaca itu? Itu adalah peran yang aku suka dan aku sudah menunggu untuk melihatnya! Dan aku susah payah bekerja dan membeli tiket. Itu bukan roh kaca!” teriak Ayame.
Kyo yang terjatuh di jalan berusaha bangun. Ia memperhatikan wajah Ayame yang penuh kemarahan dan masih marah-marah padanya itu. 
“kembalikan uang dan waktuku!” teriak Ayame penuh kemarahan.”jika kau jadi pusat di sebuah drama maka lakukan dengan serius! Jangan remehkan penontonmu, baka(bodoh)!” 

Ayame berbalik dengan langkah kesal meninggalkan Kyo dan semuanya. 
“apa itu tadi…” batin kyo masih terkejut terus memperhatikan Ayame yang pergi.
“kyo-chan, apa kau baik-baik saja?” Tanya Haruhiko mendekati Kyo yang masih terduduk dibawah. 
 “ pemberontak kecil itu, jadi begitu emosi.. “Kyo bangkit berdiri “KAU PIKIR AKU SIAPA!?” teriak kyo pada ayame.
Haruhiko sedari tadi memperhatikan Ayame, ia mendekati kyo “ aku pikir aku pernah melihatnya disuatu tempat..”




“ah…! Sebel.. sebel… sebel..!” gerutu Ayame kesal. Ia terhenti dijalan saat teringat sesuatu. Ia mengambil buku dengan cover warna merah. Ia membukanya dan menemukan fotonya saat kecil bersama pemain kabuki kecil disebelahnya. “hiro-kun” gumamnya menatap  sedih foto itu.


Ichiya melamun, melihat kepanggung didepannya.
“Ichiya” panggil seorang cowok yang datang dengan memakai yukata juga. “apa yang kau lakukan? Ini waktunya pergi dari sini.” Ajak cowok itu.  Dia adalah Shohei Sawayama, cowok yang juga murid Sakugoro Sawayama, sama seperti Ichiya.
“iya” angguk Ichiya. Ia memperhatikan lagi panggung yang ada didepannya.
“jika fansnya bisa bahagia dengan tarian yang seperti itu, aku iri pada anak yang popular itu. untuk kita, meski kita bersemangat saat latihan dan dapat 1 peran. kita hanya akan tampil sedikit dalam drama” Kata Shohei berjalan kedepan melihat kepanggung. “ Hanya segelintir orang bisa berdiri di tengah panggung. apalagi menjadi aktor utama dalam rombongan kabuki. Untuk kita, mimpi kita adalah sekedar mimpi. “
“aku akan melakukannya” sahut Ichiya.
sampai sekarang, tidak ada orang yang bisa berjuang untuk mencapai tujuan itu.” kata Shohei
“itu bukan hal yang tak mungkin” Ichiya menjawab dengan optimis. Shohei berpaling mencibir Ichiya. 
“suatu hari pasti aku bisa membuktikan klo aku bisa berdiri disana. Dalam impianku berada ditengah panggung “ ikrar Ichiya.

Kyonosuke pergi bermain di waterboom bersama haruhiko dan para gadis. Mereka sangat menikmati seluncuran air dan berenang dikolam renang. 
“kyo-chan apa kau baik-baik saja?” Tanya Haruhiko saat mereka bersantai dikursi pinggir kolam.
“kenapa?”
“kau perlu pulang ke rumah untuk pertemuan review peran. Ayahmu akan meneriakimu lagi kan?”
“aku bisa melakukannya besok… lagian kan aku putra dari keluarga terhormat. tidak mampu menguasai penampilan panggung itu hal yang tidak penting” sahut Kyo sambil minum.
“benarkah begitu?”
“ya” jawab Kyo melamun gelas minum ditangannya “lagian tak ada orang yang benar-benar memperhatikan penampilanku juga” gumam kyo. Lalu kyo teringat amukan Ayame itu.  kyo mempermainkan sedotan digelasnya.
“kyo-chan” panggil Haruhiko yang melihat kyo melamun itu. Kyo langsung tersadar dari lamunannya dan berdiri mendekati para gadis dengan tersenyum.
“yosshh.. ayo kita bermain sampai akhir!” ajak kyo. Para gadis langsung bertepuk tangan senang dan kyo mengiring para gadis ke kolam lagi. “ayo pergi.. pergi..”

“sebenarnya apa yang pikirkan? Pergi keluar sampai larut malam, berkeliaran dan tak datang untuk latihan!” seru pak Kawamura, ayah Kyonosuke.
“ini aka baik-baik saja. Maksudku dramanya juga sudah berakhir..” jawab Kyo memberi alasan.
“berhenti bermain-main mempertunjukkan wajah ‘roh cermin’ yang menyedihkan itu pada penonton. Apa kau tak malu?” kata Pak Kawamura kecewa pada kyo.
Melihat ayahnya begitu marah, kyo hanya menunduk jengkel karena tak bisa membantah apa-apa lagi.
“seolah-olah kau berpikir kau bisa lolos dengan perilaku naif selamanya. Bagaimana kau yang tak bisa melakukan apa-apa kecuali beracting, merencanakan hidupmu?”
Kyonosuke kesal dibilang seperti itu oleh ayahnya. Ia menatap ayahnya dengan amarahnya.
“aku tak punya ketrampilan lain? Tentu saja aku tak punya. Aku hanya diijinkan melakukan kabuki. Ini bukan karena aku suka terlahir dikeluarga ini. Aku juga tak ingat memintamu melakukan itu. saat aku menyadarinya, aku sudah dipaksa berjalan menempuh  jalan ini. Aku tak punya hal seperti ‘pilihan’. Dasar dari semua ini hanya untuk dirimu. Aku pikir aku tak punya pilihan lain. Meski aku tak mau aku tetap berlatih. Kenapa aku harus dinasehati (omeli) terus menerus?! Jangan mempermainkanku..! apa kau puas klo aku berhenti?!” teriak Kyonosuke dan bangkit berdiri melampiaskan kekesalannya pada ayahnya.  
Pak Kawamura hanya memperhatikan anaknya yang penuh emosi itu. 
“jika anak dari keluarga terhormat berhenti,  maka ini akan terkesan kasar. Apa kau mau seperti itu?” ancam Kyo yang masih berdiri menantang didepan ayahnya yang masih duduk.

“bodoh..! kau selalu mengatakan perkataan kekanak-kanakan seperti ini. Kau selalu saja seperti ini, menutup mata untuk sesuatu yang harus kau hadapi. Tidak mengatasi apapun . menyalahkan pada orang lain ketika sesuatu tidak berjalan benar. Jangan membuatku kecewa lagi seperti yang terjadi saat ini. “ ucap pak Kawamura.
“yah salahku menjadi anak bodoh yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi aku muak dengan ini juga. Aku tidak tahu apa-apa tentang keluarga elit tetapi aku muak dengan ayah yang hanya tertarik untuk menyelamatkan muka! " teriak kyo marah dan berlari keluar ruangan.


Saat keluar kamar ia melihat bibi Shizu Santa, pengasuh dan yang mengatur rumah tangganya ada diluar menunggunya “tuan muda, maafkan atas semua perkataannya. “
“dia selalu mengatakan apa yang diinginkannya!” Kyo mengadu pada bibi shizu.
“tuan.. dia selalu memikirkan tuan muda saat dia..”
“itu bukan aku tapi kabuki kan?” serobot Kyo  sebelum bibi menyelesaikan kalimatnya. “dari awal orang itu tak pernah memikirkan kelurganya” ucap kyo berjalan meninggalkan bibi.
“tuan muda!” panggil Yasu, salah satu murid kabuki ayahnya.”pelatihan murid-murid muda akan dimulai jam 4 besok.”
“ya..” jawab kyo lesu.
“tuan sudah mengaturnya, jadi jangan membolos!” lanjut yasu. Kyo nampaknya sudah bener-bener eneg mungkin dengan rutinitasnya. Tanpa menjawab perkataan Yasu ia segera naik ke lantai atas  ke kamarnya. 
“bertengkar lagi ya dengan tuan?” Tanya Yasu pada bibi.


Didalam ruang latihannya, ayah Kyonosuke, pak Kawamura sepertinya menahan sakit yang ia rasakan diperutnya. Bibi masuk dan melihat tuannya yang kesakitan itu. 
“apakah sangat sakit?” Tanya bibi duduk didekat pintu masuk. Pak Kawamura menahan nafasnya karena sakit yang dirasakannya “apa mau obat?” Tanya bibi

“tidak usah, aku baik-baik saja” sahut pak Kawamura mengatur nafasnya dan menulis lagi.
“tuan muda… saat dia kecil dia selalu berkata “aku suka kabuki” dan berlatih dengan bersemangat kan. “ ucap bibi mengenang masa kecil kyonosuke.
“itu karena anak-anak tak mengerti  seberapa besar beban sebenarnya.” Pak kawamura mengingat perjuangan turun temurun sejarah kabuki. “dalam sejarah panjang kembali ke periode edo. nenek moyang kita membangun tradisi. kita tidak boleh menghancurkan tradisi itu.
Pak Kawamura menghela nafasnya “anak bodoh itu dan kesalahan karena keegoisannya. "


Didalam kamarnya kyo tiduran mengingat masa lalunya saat ia masih kecil dan mencintai dunia kabuki.  Ayahnya selalu sangat serius mengajarinya.
Sampai suatu hari saat ibunya dalam kondisi sakit dirumah sakit dan ayahnya lebih memilih pergi ke pertunjukkan kabuki yang dimainkannya.
“kyonosuke.. kau disini menjaga ibumu” kata ayahnya saat itu disisi ibunya yang sakit.
“ayah kau akan pergi?” Tanya kyo kecil sambil menangis.
“lubang (kekosongan pemain), maka panggung tak bisa dibuka ” kata pak kawamura meninggalkan Kyonosuke.
Kyo berlari mencegah ayahnya sampai dilorong rumah sakit. “jangan… tolong tinggallah bersama ibu!”
“aku punya tugas yang harus aku penuhi” sahut ayahnya
Kenangan itulah yang selalu diingat Kyonosuke selamanya, apalagi setelah itu ibunya meninggal dunia. Ia jadi tidak bersemangat lagi dengan kabuki dan jadi kesal dengan ayahnya. 

Dikelasnya, Kyonosuke membaca naskah drama kabuki yang akan dimainkannya.
“apakah itu dramamu selanjutnya?” Tanya haruhiko
“ya”
“ka-mei-te-hon-chu-shin-zou?” eja haruhiko membaca cover naskah yang sedang dibaca kyo.
Kyo risih dengan cara mengeja haruhiko “kameitenhonchushingura. Perjalanan pria yang baru menikah” 
“itu cerita seperti bagaimana?” haruhiko langsung tersenyum penasaran.. hihihi..  mikir yang nggak-ngak niy.. hayooo..
“hmm.. ini....” kyo lalu menjelaskan kisahnya.
Seorang cowok dan cewek melakukan perjalanan.  Namanya adalah Kanpei (cowok) dan Okaru (cewek). Kanpei untuk bertobat,  karena tidak mampu menjaga tuannya di edo ( tokyo), berencana untuk melakukan ritual bunuh diri seperti samurai atas bentuk tanggung jawab atas tindakannya. Namun, okaru menggunakan kata-kata cinta untuk mencegahnya, dan mereka memutuskan untuk hidup bersama. pada akhirnya, mereka bertujuan ke gunung menuju kyoto dan melanjutkan perjalanan mereka. Ini adalah semacam kisah perjalanan cinta.



Cerita berlanjut sampai mereka berjalan pulang lewat kebun sekolahan “oh.. jadi kyo-chan akan bermain sebagai Kanpei” ucap haruhiko.
“iya.. latihan akan dimulai dari hari ini” sahut Kyo sambil terus berjalan.
“pasti berat “tuan putra yang terhomat” goda haruhiko
“iya” jawab kyo. 
Tiba-tiba kyo merasa kakinya dilempari sesuatu. Ia kaget saat melihat sepatunya penuh tanah. Ia melirik ke kebun dan melihat seorang wanita dengan memakai topi besar dengan menggali  tanah dengan sekopnya.
“oh bibi.. kau mengotoriku” keluhnya pada bibi itu.
“bibi??? Aku kan masih tujuhbel…”sahut wanita it berbalik danl langsung terkejut melihat siapa yang didepannya adalah kyonosuke. 
Haruhiko dan kyonosuke juga terkejut melihat bibi-bibi yang dikiranya itu adalah Ayame. Kyonosuke mengingat kejadian saat ia dibanting Ayame.


“hah.. kau gadis yang kemarin itu” seru kyonosuke. Ayame langsung berbalik dan menyibukkan diri dengan tanamannya.  “kau kemarin sangat mempermalukanku. Mengatakan hal aku terlihat seperti kucing yang mengantuk.”
“tapi itu benar” sahut Ayame berdiri berhadap-hadapan dengan Kyonosuke.
“hah? Orang amatir sepertimu mana mungkin tau tentang hal ini?” ejek Kyo
“aku tau banyak!” sahut Ayame. “dua lembar kipasmu gemetar seperti akan jatuh. Kau terlalu cepat untuk mundur dari posisimu ketika kau harus menunggu. persiapan kamu tidak cukup dan kacau” kritik Ayame pada pentas kyo yang kemarin.
“siapa kau? Berani bicara sok tau seperti itu..” ucap haruhiko tak terima sahabatnya dikritis seorang gadis seperti itu. 
“apa? Emang aku salah bicara?” sahut Ayame tak mau kalah.
Kyonosuke diam saja karena memikirkan kebenaran ucapan Ayame. 
“haruhiko ayo biarkan saja dia.. sepertinya ada orang yang tau segalanya. Ini sangat menyakitkan ayo pergi dari sini” kata kyo sinis dan mengajak haruhiko pergi. Kyo dan haruhiko pergi meninggalkan Ayame. Saat beberapa langkah ia mendengar suara Ayame lagi 
“dan juga penampilanmu seperti seseorang yang melarikan diri. Tak ada sedikitpun penampilanmu yang membuat penonton jantungnya berdebar.” 
Kyonosuke diam saja mendengarkan keluhan pertama dari penonton selain ayahnya.
“hei hentikan” kata haruhiko
“dengan seperti itu.. panji keluarga Kijiyama akan menangis!”
“diam!” teriak Kyo pada akhirnya. Ia sudah tak terima di kritis terus oleh Ayame. “mengapa aku harus mendengarkan hal ini darimu?”
Ayame mendekati Kyo “ini karena aku mencintai kabuki. Ini membuatku marah. Jika ini tentang ‘roh cermin’, Hiro-kun sudah pasti..” Ayame keceplosan membandingkan kyo dengan Hiro. 
“hiro-kun?” gumam kyo. Ayame langsung terdiam sadar apa yang akan diucapkan. Kyonosuke jadi salah paham, ia tertawa mengejek “apa itu? kau punya aktor yang kau cintai?”
 
Ayame menunduk mengelap pipinya dengan sarung tangannya yang kotor dan mukanya jadi ikut kena kotor kena tanah.  
“iya” sahutnya pelan. Kyo dan haruhiko terkejut dengan pengakuan Ayama
“dia sekarang masih sebagai murid saja. Tapi dia sudah pasti akan menjadi aktor kabuki yang menakjubkan. Jauhhhhh lebih baik darimu, kawamura-san!” 
Kyonosuke menatap ayame kesal dibanding-bandingkan seperti itu.
“ayame..” panggil seorang gadis pada Ayame.
Ayame, Kyonosuke dan haruhiko menoleh. Gadis itu, chiaki Mishima, sahabat Ayame berteriak lagi “kau akan terlambat bekerja!”
“ya” sahut Ayame bergegas membereskan perlengkapan berkebunnya.
Chiaki mendekati Ayame dan melihat 2 cowok yang sedang berbicara dengan Ayame. Ia terkejut mengenali Kyonosuke ada disitu. 
“kyo-sama..!” teriaknya histeris. Kyonosuke memperhatikan chiaki “ aku selalu mendukungmu!” teriak chiaki. Ia melihat Ayame “tunggu.. kau berteman dengannya?”
“tidak mungkin, ayo pergi..” jawab Ayame. Kyonosuke tambah kesal mendengar jawaban Ayame itu. Chiaki melambai pada Kyonosuke “kyo-sama.. sampai jumpa lagi” ia lalu berlari mengejar Ayame yang lebih dulu berjalan.


Setelah kedua gadis itu pergi kyonosuke melepas sepatunya dan berusaha membersihkan sepatunya dari tanah-tanah yang masuk kedalamnya “jeez.. apa ini, mengesalkan! “
“Chiba Ayame itu dari klass 3-C” ucap haruhiko
“chiba ayame?” ucap Kyonosuke yang baru tau nama Ayame.
“dia murid kehormatan tapi perusahaan ayahnya terjatuh dalam hutang dan dia jadi miskin dan hidup sendiri. Itulah mengapa dia menanam sayuran disini. Kyo-chan, kau jangan kuatir tentang dia” Haruhiko menginformasikan data Ayame pada Kyonosuke. 
Kyonosuke tertawa sinis “tak mungkin kulakukan.. bodoh”
 




Kyonosuke datang terlambat dilatihan yang harus diikutinya. Semua sudah menunggunya. Ia langsung di tarik “kanjirou-nii-san”  pemain kabuki yang sudah senior.

Kyonosuke melihat disana ada ichiya juga yang pernah dijumpainya usai dramanya yang lalu. Ichiya sedang berlatih lenggak lenggok seperti perempuan di sudut ruangan.
“siapa itu? “ bisik Kyonosuke

Kanjirou melihat arah pandangan Kyonosuke” kau penasaran juga. Itu adalah Sawayama Ichiya dari rumah  Todoroki “

“ichiya?”
“rumah todoroki minta agar dia memperoleh peran. Tapi aku rasa saat ini dia belum bisa mendapatkan peran. Dia masih seusiamu. “
“seusiaku?” Kyonosuke kaget

Seorang pelatih kabuki memasuki lokasi latihan, Guru Matsukichi Oiwa. Ichiya langsung menyambutnya dengan berlutut didepan guru Oiwa.
“oh kau Ichiya..” sapa guru Oiwa tersenyum. “aku sudah banyak mendengar tentangmu. Sepertinya kau belajar banyak drama yang berbeda dengan bersemangat. “
“iya” jawab Ichiya

“sudah lama bakat yang menjanjikan dengan pengabdian dan reputasi yang baik datang ke balai pelatihan.” Ucap guru Oiwa.
“terima kasih.. “jawab Ichiya.

“aku berharap banyak padamu..lakukan yang terbaik” kata guru Oiwa.
Latihan dimulai, guru berharap agar semua serius latihan. Guru menyindir Kyonosuke yang tidak sungguh-sungguh berlatih. Kyonosuke berperan sebagai kanpei si lelaki dan Kajirou berperan sebagai Oraku yg perempuan.

Kyonosuke sering melakukan kesalahan yang membuat guru oiwa jadi marah besar. Latihan terus diulang-ulang diantara keduanya. 

Shohei dan murid lain berbisik mengejek Kyonosuke yang tidak bisa bermain dengan benar.  Mereka menganggap Kyonosuke hanya menang dinama besar keluarganya saja.
Kyonosuke terus dimarahi guru Oiwa dihadapan murid yang lainnya karena suara Kyonosuke belum seperti suara tokoh kanpei. Latihan akhirnya dibubarkan.


 Setelah semua pulang ichiya menemui Kyonosuke dan memperkenalkan dirinya lagi . “iya aku mengenalimu sudah menyapaku di saat penampilan roh cermin”
“iya aku melihat penampilan roh cerminmu..” sahut Ichiya.
“oh ya, benarkah?” sahut Kyonosuke tersenyum. 

“aku sangat kecewa” kata ichiya yang langsung membuat Kyonosuke terkejut dengan komentar itu. orang yang ada disekeliling mereka juga mendengar perkataan ichiya itu. 

“saat aku masih kecil, aku melihatmu di panggung theather kabuki. Dalam penilaian ku sebagai anak-anak saat itu., sampai sekarang aku masih mengingat penampilanmu yang menakjubkan dan memberi dampak padaku. Tapi aku tak merasakan apapun pada Kyonosuke-san yang sekarang ini.”

Kyonosuke terkejut dengan keberanian Ichiya mengakan hal seperti padanya, putra dari keluarga Kajimaya. 

Ichiya melihat guru Oiwa mau pulang, ia segera mendekati guru Oiawa.
“permisi.. aku punya permintaan padamu” kata ichiya pada guru Oiwa.

“apa itu?” Tanya guru.
Ichiya berlutut dilantai “tolonglah.. bisakah kau memberiku peran yang penting ?”
Guru Oiwa terkejut, begitu juga semua yang ada disana memperhatikan ulah Ichiya. 

“aku tau aku meminta sesuatu yang tidak mungkin. Tapi aku ingin diberikan kesempatan. “
“kau memang punya sesuatu yang bagus..” sahut guru oiwa. 

Ichiya sedang menerima komentar positif gurunya “lalu..”
“tau dirilah…” sahut guru Oiwa. “tak peduli darimana kau datang, tetap akan ada yang disebut tata tertib. itu adalah sesuatu yang generasi sebelumnya telah bangun. dan kita harus melindunginya. Kau pasti harus berusaha untuk bisa melangkah kesana. Tentu saja itu tidak berarti ada batasan untukmu.” 

Guru Oiwa melirik Kyonosuke. “ini berlaku juga untuk penerus nama keluarga terhormat. Dunia ini bukan dunia yang naïf untuk bisa pelanggan memanggil nama keluargamu.”
*smoga nggak pusing dengan terjemahanku diatas.. aku ngerti maksudnya tapi nerjemahinnya yang susah.. hihihi..


Selesai latihan, ichiya berganti baju biasa dan keluar gedung.
“hiroki” panggil seorang gadis muda yang sudah menunggunya. “oh nona..” sapa Ichiya.
Gadis itu adalah Yuna Sawayama, anak dari keluarga Sawayama, anak guru Ichiya. Ia tersenyum “aku datang untuk menyapamu” 

“terima kasih banyak” ucap ichiya tersenyum.
“tapi jika kau terlambat pulang, apakah tuan tidak akan menguatirkanmu?”
“tak apa-apa.. karena aku perempuan, mereka tak terlalu memperdulikanku.” Sahut Yuna.
“tidak seperti itu..”kata ichiya.

“kau tau.., didekat sini ada tempat yang bagus dan enak, bisa kita kesana?”ajak Yuna
“iya” jawab ichiya tersenyum.
Yuna langsung mendekati ichiya dan merangkul lengan ichiya. Mereka melangkah bersama.
 


Kyonosuke dan kanjirau melihat mereka dari tempat mereka berdiri.
Kanjirau “aku rasa gadis itu adalah penerus rumah Todoroki.”
Kyonosuke “apa mereka berkencan?”
Kanjirau masih terus melihat ichiya dan Yuna “aku tau sekarang”
“apa?” Tanya Kyonosuke

“kau lihat anak laki-laki itu kan? Berani mengatakan semua itu pada Matsuyoshi-san. Laki-laki yang berani melakukan apapun untuk bisa sampai ke atas. Itu bukan hal yang sepele! ”

“tapi.. apa hubungan mereka?”
“betapa bodohnya kau.. kau lihat.. gadis itu adalah satu-satunya anak keluarga todoraki. Jadi Todoraki tidak punya siapapun yang akan mengikuti jejaknya untuk selanjutnya.”
“oh begitu.. jadi dengan kata lain..”

“jika ia menikahi gadis itu dan masuk kekeluarganya dia, maka dia akan menjadi garis penerus keluarga Todoroki selanjutnya. “ sahut Kanjirau

“tapi  hanya karena dia penerus keluarga terkenal bukan berarti dia bisa menjadi anjing kelas atas” kata Kyonosuke

“tentu saja..” jawab Kanjirou.. ia menangkap sesuatu dari kata-kata Kyonosuke. Ia melirik Kyonosuke yang masih melihat ichiya. “apa kau takut.. pada ichiya?”

“takut? Tak mungkinlah..” bantah Kyonosuke. “jika aku memandang serius laki-laki itu..”belum selesai Kyonosuke bicara sudah di sahut kanjiro.

“Ya sudah makanya cepat dan seriuslah!” seru kanjiro. “kau tau, aku tidak berpikir aku akan berada di sini  lebih lama lagi. ini bukan situasi yang hanya bisa berdiri diam, kyonosuke. cepat atau lambat kau juga akan berjuang untuk peran utama di panggung. semua orang berputus asa untuk tujuan itu. Laki-laki itu juga.” Kata kanjiro menepuk bahu Kyonosuke untuk memberi semangat dan pergi. 

Kyonosuke terus menatap ichiya dan teringat kritikan Ichiya atas tampilanya.


Selesai bekerja di toko makanan tempatnya bekerja, Ayame dan chiaki makan bersama. Chiaki melihat-lihat buku kenangan dan foto Ayame dan Ichiya saat kecil. 

“wow ayame… masih memiliki perasaan untuk cinta pertama dari sekolah dasar... kalau itu aku, aku tidak bisa melakukannya.”

orang yang mengundang hiro-kun ke kabuki adalah aku, jadi aku telah memutuskan untuk selalu mendukung dia. hiro-kun, nama (panggung)kabukinya adalah Ichiya. Aku yang memberinya nama itu ” kata Ayame tersenyum bersemangat membicarakan Hiro-kun-nya alias Ichiya. 

Flash back saat masih di SD.
Ayame kecil berdiri didepan kelas “sudah diputuskan bahwa kita akan melakukan pentas kabuki di tahun pertama drama kita. Aku sudah putuskan yang jadi pemain utama akan dimainkan oleh Hongo Hiroki-kun.“

“aku? Mengapa?” Tanya ichiya kecil.
Ayame menjawab dengan tersenyum “karena wajahmu mirip dengan actor kabuki.”
Semua tertawa mendengar jawaban Ayame yang polo situ. 

“meski kau bilang begitu padaku…”ichiya mau menolak beracting.
“heihh Hiro-kun kau tak bisa melakukan itu” ucap ayame berjalan kedepan dan matanya terus menatap Ichiya kecil. Mereka berdua saling memandang lalu ichiya kecil bangkit berdiri dari kursinya. “aku akan lakukan kabuki itu..”

Ayame tersenyum lega “program kita adalah tentang ‘roh cermin’.
“roh cermin?” Tanya hiro yang belum tau ceritanya.
“ya.. itu kisah tentang gadis yang bernama Miyoi-chan berubah menjadi roh”

Lalu ichiya kecil berlatih kabuki di rumah Ayame. Ia melihat Ayame selalu ditinggal sendirian dirumahnya. Ia sempat bertanya apa tidak apa-apa ayame selalu sendirian. Ayame menutupinya dengan wajah ceria “tidak apa-apa.. aku sudah terbiasa. Yang lebih penting lagi aku punya nama panggung untukmu hiro-kun. “

Ayame mengambil huruf kanji yang sudah ditulisnya “”Ichi” diambil dari Ichi (nomer satu) dan “Ya” dari miyou. Ichiya..”
“ah ichiya..”
“iya karena Hiro-kun adalah nomer satu.. yang terkeren.” Seru ayame tersenyum imut..
“ayame chan.. aku akan berjuang yang terbaik. Untuk Ayame, aku akan lakukan yang terbaik!” janji hiro-ichiya kecil.

Acara drama itupun berlangsung, hiro-ichiya kecil bermain dengan bagusnya “sugoi..” gumam ayame dari kursinya duduk. 

Ayame selesai bercerita masa kecilnya,”Sejak saat itu hiro-kun selalu menjadi nomer satuku. “
“tapi jika kau berpikir seperti itu, kau harusnya menemuinya dan bicara dengannya. Dia tak tau kau selalu melihatnya main dipertunjukkannya kan?”

“aku belum bisa menemuinya. Bukan sekarang..” jawab Ayame
“mengapa?”
“hiro-kun sibuk mengejar mimpinya. Saat mimpinya jadi kenyataan suatu hari nanti, hari saat kami bertemu akan tiba. Sampai hari itu tiba, aku berjanji untuk melakukan yang terbaik juga. “ jawb Ayame tersenyum penuh optimis akan bertemu ichiya-nya.
“oh begitu ya..”
“iya” angguk Ayame. “aku rasa hiro-kun juga selalu merasakan hal yang sama”

 

Ichiya dan Yuna berjalan pulang bersama karena mereka tinggal 1 rumah bersama keluarga Sawayama.  Yuna terus menggandeng lengan Ichiya tanpa melepaskannya.
Yuna “Hiroki benar-benar terfokus. setiap kali aku meninggalkanmu sendirian kau selalu berlatih.”

Ichiya tersenyum. “ aku ingin menjadi aktor matang sesegera mungkin.”
Yuna melirik Ichiya “aku lega karena kau tidak bermain-main dengan para gadis seperti kyonosuke-san.”

Ichiya melirik Yuna dan tersenyum “itu karena aku sudah punya seorang putri yang cantik.”
Hachiiiiiiii…. Gombaaaaall…. Huekkkk… :P

Yuna menunduk malu, padahal setelah menatap kedepan wajah Ichiya menjadi dingin.

 

Sampai dirumah keluarga Sawayama, Ichiya langsung menghadap ayah Yuna yang memang sudah menunggunya. Ia sudah mendengar  kabar klo Ichiya menghadap guru Oiwa untuk minta peran yang lebih penting. Ia minta Ichiya bersabar karena cepat atau lambat Ichiya akan mendapatkan kesempatan itu.
Dari balik pintu Yuna tersenyum senang mendengar janji ayahnya itu. 


Kyonosuke berjalan pulang dari latihan dengan berjalan kaki di jalan trotoar yang sedang diperbaiki dan jalan didepannya agak menanjak. Ia berjalan sambil melamun perkataan ayah dan Ayame.

“sial” gerutu Kyonosuke teringat semua kritikan mereka.

“MINGGIR…!” teriak seorang gadis padanya. Kyonosuke langsung menatap gadis yang berteriak itu. gadis itu, terlihat sangat panik karena jalanan menurun dan rem sepeda yang dinaikinya blong. 

“MINGGIR….!” Teriak gadis itu. sepedanya semakin mendekati arah kyonosuke berdiri melihat kepanikan gadis itu.

“chiba......?” gumam Kyonosuke saat mengenali klo gadis itu adalah Ayame.

Ayame masih terus mencoba remnya tapi tetap tak bisa dipakai. Jarak mereka semakin dekat. Kyonosuke teringat jalan yang sedang diperbaiki dibelakangnya tadi. Ia menengok kebelakang memastikan jalan itu. 

“oh sial..” ucapnya. Ia segera melangkah maju dan saat Ayame mendekati tempatnya berdiri, Kyonosuke langsung menarik tubuh Ayame dari sepedanya. Ia merangkul Ayame kuat-kuat dan mereka berdua terjatuh dijalan. Sepeda ayame terus melunjur dan menabrak palang tanda perbaikan jalan. 

Mereka berdua pingsan tak sadarkan diri. Ayame yang pertama tersadar. 


“apa aku mati?” gumam Ayame masih memejamkan matanya “apa ini surga?”
Ayame membuka matanya dan terkejut melihat wajah Kyonosuke yang persis didepannya.
“eihhhhh…”Ayame sontak terduduk.  “ahhh.. aku selamat..”

Ayame melirik Kyonosuke yang belum tersadar. “kawamura-kun?” panggilnya. 

Kyonosuke tak menjawab, Ayame jadi panik dan menggonjangkan badan Kyonosuke. “hey.. apa kau baik-baik saja?” panggilnya. 

Ayame melihat darah keluar dari tangan Kyonosuke. Kondisi cowok itu lebih parah darinya karena kyonosuke saat jatuh melindungi Ayame dengan tubuhnya yang terjatuh lebih dulu. Ayame panic dan berlari meninggalkan Kyonosuke yang terluka.

Kyonosuke tersadar dan melihat Ayame yang pergi meninggalkannya.
“apa dia meninggalkanku?” gumam Kyonosuke menutup matanya dengan lemah dan sedih. “apapun itu…. aku selalu sendirian pada akhirnya.. meski aku memberikan semua yang aku punya.. aku selalu ditinggalkan”
Kyonosuke teringat ayahnya yang meninggalkannya dan menuntut agar ia lebih tekun belajar Kabuki saat ia kecil.
“apapun itu.. aku selalu sendirian……..” kyonosuke tak sadarkan diri lagi.


Kyonosuke tersadar kembali saat ia merasakan sesuatu menyentuh kepalanya. 

Perlahan ia membuka matanya dan ia melihat wajah yang dikenalnya duduk disisi tubuhnya.
“ahh syukurlah kau sudah membuka matamu..” ucap Ayame lega. 

Kyonosuke  terus menatap wajah Ayame. Ia sepertinya tak percaya ayame kembali lagi untuknya.
“aku tak punya handphone dan tak ada telpon umum, jadi aku agak lama… gomen ne (maaf ya)” ucap Ayame menjelaskan kepergiannya meninggalkan Kyonosuke tadi. 


Melihat kyonosuke yang hanya diam menatapnya, Ayame jadi gelisah dan gugup. Ia takut sesuatu terjadi pada kyonosuke. 

“aku rasa ambulan akan datang sebentar lagi, bertahan dulu ya… aku benar benar minta maaf kau harus mengalami semua ini karena aku. ” kyonosuke tetap tak bergerak dan hanya menatapnya.

“aku akan turun ke jalan lagi dan memanggil ambulan… “kata ayame panik.

Ia beranjak dari duduknya untuk bangkit berdiri. Tiba-tiba tangan Kyonosuke menahannya.. ayame terkejut, ia menatap kyonosuke. 


“kumohon  tetaplah disisiku” bisik lemah kyonosuke. Cowok itu terlihat sangat sedih dan terluka. 

“heih?” ayame tak mengerti kenapa kyonosuke mengucapkan kata-kata itu.
Kyonosuke bangun pelan-pelan dan langsung memeluk ayame dengan erat. Ayame terkejut dan jadi tambah tak mengerti kyonosuke. 

“kumohon jangan tinggalkan aku sendirian… kumohon……” gumam kyonosuke lemah dibahu Ayame.

“yy.. ya” ucap ayame pelan gugup..


Kyonosuke menyadarkan kepalanya kebahu Ayame. Beberapa saat kemudian Ayame merasakan tangan Kyonosuke yang memeluknya jadi melemah dan terjatuh disisi tubuhnya. Ayame mengguncang-guncangkan tubuh kyonosuke yang sudah melemah dan tak berreaksi lagi itu. 

“kawamura-kun..? kawamura-kunnn..! kawamura-kun…….?”





3 komentar:

  1. cerita seru bgt mba

    mkin cnta aq ma j-drama
    d tnggu y mba kelanjutan y

    BalasHapus
  2. Keren mbk...di tunggu kelanjutannya ta^^...semangat mbk

    BalasHapus