Senin, 14 Oktober 2013

Sinopsis : Summer Nude Ep. 10


Asahi sudah mulai sibuk bekerja di Tokyo. Ia sudah melakukan pemotretan dan memantau pengaturan cahaya sebelum dilakukan pemotretan.
Natsuki juga sedang sibuk-sibuknya bekerja karena ia sudah diijinkan untuk memasak makanan utama. 

Takashi menghubungi Asahi saat Asahi baru saja selesai melakukan pemotretan. Takashi memberitahu Asahi klo ia akan pergi ke Tokyo.
Ia bertanya pada Asahi apa natsuki baik-baik saja. Asahi menjawab klo ia tidak tau karena ia belum menghubungi siapapun. Takashi kecewa mendengar perkembangan hubungan keduanya. 


Hanae, kenji dan Secchan sedang mendengarkan Takashi bercerita tentang Asahi dan natsuki yang belum ada perkembangan.  Hanae mengejek Takashi yang selalu berkata klo Natsuki dan Aoi menarik tapi juga tak pernah berusaha untuk mendekati keduanya.
Secchan memuji Takashi yang selalu menjadi orang yang peduli dengan sekelilingnya. Orang yang pintar mengatur hubungan dengan teman-temannya. 

Kenji bertanya perkembangan hubungan hanae dan hikaru. Hanae menjawab klo ia sedang sibuk dengan pekerjaannya dan mungkin hikaru juga begitu. Jadi mereka tidak pernah saling menghubungi.
Hanae melamun teringat saat Hikaru menciumnya.
Kenji lalu meminta Takashi untuk melihat teman-temannya yang ada di Tokyo.


Natsuki pulang kerumahnya dengan kelelahan. Didalam rumahnya, Aoi sedang membaca majalah model. Aoi mengungkapkan kefrustasiannya mendapatkan pekerjaan sebagai model.

Aoi minta bantuan Natsuki untuk menghubungi Asahi.
“kenapa aku yang minta padanya?” Tanya Natsuki
“tunggu.. apa kau tak pernah berhubungan dengannya?”
“ya.. karena aku sibuk dan mungkin ia juga sibuk” sahut natsuki
“katakana padanya apa yang kau rasakan di telp sekarang!” kata Aoi menyodorkan HPnya didepan natsuki yang berbaring di kasurnya.

“apa kau bodoh? Mengapa aku harus melakukan hal sepertii itu?” sahut Natsuki
“bukankah kau menyukainya?”
“aoi aku sangat capek.. biarkan aku beristirahat ya” tolak Natsuki yang langsung bergelung dengan selimutnya.

“ natsuki kau menyerangku dengan tegas masalah pekerjaan tapi kauu jadi tak punya harapan jika menyangkut roman. Hanae dan aku bekerja sama untuk mengikat yang terputus, jadi kau jangan berusaha untuk melepas ikatan itu sendiri.”

Aoi pergi meninggalkan natsuki.
Natsuki teringat janji Asahi untuk mengunjunginya direstauran. 


Asahi teringat perkataan Natsuki yang akan menunggu Asahi di restaurant. Asahi mendapat pekerjaan foto iklan suit garage (merk) dalam 2 hari kedepan. Asahi senang sampai berjalan agak melompat-lompat kecil.

“2 minggu sudah berlalu sejak aku di Tokyo. Sejalan dengan berlalunya waktu, perasaan yang sudah ditahan perlahan mulai hidup lagi. Perasaan ini jadi semakin kuat untuk dapat ditahan dan membebaskan diri di langit malam Tokyo. Dalam malam kita bergerak menuju masa depan yang datang menyirami kepala kita. Seperti hujan disuatu sore yang adalah mandi hujan yang aneh ”
*hehehe.. terjemahanku kacau… maaf…


Natsuki menatap nama-nama tamu di list tamu restaurannya. Ia sepertinya mencari nama Asahi kemungkinan ada disana.
Hikaru terkejut saat melihat tamu yang datang menemuinya, ia adalah Takashi. Hikaru tersenyum geli melihat tingkah gila Takashi yang menari dengan kipas ditangannya.
“ini sangat mengejutkan” kata HIkaru tertawa

“ada apa hikaru? Lihat betapa kau bekerja keras seperti ini”
“bagaimana kau bisa menemukanku disini?”
“aku pergi ke perusahaanmu dan mereka mengatakannya padaku saat aku mengatakan klo aku kakakmu. Oh ya ayahmu mengirimkan ikan asin untukmu”
“terima kasih.. oh ya bagaimana kabarmu?” Tanya hikaru

“masih sama yang dulu. Menurutku satu hal yang berubah adalah Hanae belajar sangat keras untuk dapat sertifikat home care.  Aku rasa dia terpengaruh olehmu.”
Mendengar nama hanae disebut, hikaru langsung terdiam dan melamun.
“umm.. bisakah kau  membantuku meminta maaf pada hanae?”
“oh? Mengapa?”
“katakan saja, dia akan tau maksudnya”
“mengapa kau tak menelponnya saja dan minta maaf?”
“aku mau tapi..” belum sempat hikaru menyelesaikan kalimatnya. Seseorang memanggilnya dan hikaru pamit pada Takashi dan tetap mengatakan permintaannya tadi bisa disampaikan pada Hanae.
“aku rasa aku tak punya pilihan lain” gumam Takashi melihat Hikaru yang pergi.



Kiyoko da Haruo berusaha melarikan diri dari Ricky kakak Kiyoko tapi ternyata tak bisa. Ricky tetap melarang hubungan keduanya. Haruo berkata klo ia akan membeli benang merah untuk mengikat hubungannya dan Kiyoko.
*kyknya benang merah itu symbol ikatan cinta.
Ternyata ricky sudah membeli semua benang merah agar tidak bisa dipakai haruo dan kiyoko.

Haruo lalu berkata klo ia akan membeli benang putih saja dan akan mewarnainya dengan warna merah.  Lebih baik benang warna putih karena bisa dirubah jadi benang merah. Karena benang merah tak akan bisa jadi warna putih lagi.

Mendengar keteguhan keduanya Ricky lalu berkata klo keduanya sudah tak bisa dipisahkan lagi jadi lebih baik hubungan kekeluarganya dengan kiyoko yang berakhir saja. Ricky lalu meninggalkan keduanya. Kiyoko sedih dan menghalangi Ricky. Haruo juga menghalangi ricky tapi langsung di tinju oleh Ricky sampai haruo terjatuh.
Kiyoko kuatir pada haruo yang langsung bilang klo ia baik-baik saja selama ia bisa bersama Kiyoko.


Asahi sedang membuat rencana untuk pemotretan suit garage saat Takashi menghubunginya.
“ada apa?” Tanya Asahi.
“hari ini kapan kau selesai bekerja?” Tanya Takashi
“kenapa?”
“sekarang ini aku sedang dirumah gadis-gadis di Tokyo. Kau harus datang” sahut Takashi. “kau tak punya seorang gadispun di Tokyo!” sahut Asahi yang belum menyadari maksud ‘gadis’ yang Takashi maksudkan.
“aku akan sms alamatnya, kau harus segera datang cepat dengan kereta cepat!” perintah takashi dan langsung menutup telponnya. Asahi menggeleng dengan ulah temannya itu.


Takashi sedang duduk minum-minum bersama natsuki dan Aoi.
“hah dia akan datang?” ucap natsuki
“iyalah kan aku akan disini”
“dan karena natsuki juga disini maka ia pasti akan datang!” sahut Aoi.
“apa menurutmu dia akan datang” ucap natsuki tak percaya dan salah tingkah sendiri. Takashi dan Aoi menatap natsuki dengan menggoda.
“apa?” gerutu Natsuki dan bangkit menuju dapurnya.
“apa kau akan masak?” Tanya Aoi

“orang akan bertambah jadi hor d’oeuvres nya tidak akan cukup” kata Natsuki
Takashi berbisik pada Aoi “dia menyiapkan junk food untukku. Ada apa dengan perlakuan special ini?”
“kau tak bisa menyalahkannya. Cintalah yang membuat seorang wanita memasak.” Jawab Aoi.
Keduanya memperhatikan wajah natsuki yang terlihat “sumringah” *bahasa jawa.. indonesianya ‘berseri-seri”. Natsuki sibuk mempersiapkan makanan untuk teman-temannya dengan senangnya. 


Bel rumah natsuki berbunyi dan natsuki langsung berlari untuk membukakan pintu. Ia mengintip tamu yang datang “dia datang” gumamnya sambil tersenyum-senyum.
Natsuki membuka pintu dengan tersenyum “selamat datang….”
“hai lama tak jumpa” jawab Asahi biasa.
Natsuki yang tadi bersemangat jadi langsung lesu melihat ekpresi asahi yang datar-datar aja.

Natsuki mempersilahkan Asahi masuk. Aoi langsung menyapa Asahi.
“apa kau membawa sesuatu (untuk dimakan bersama)” Tanya Natsuki tanpa basa-basi.
“aku bisa membawa sesuatu jika saja kau memberitahuku.” Sahut Asahi
“kenapa harus aku beritahu dulu” gerutu Natsuki
Takashi keluar dari kamar mandi “hey kau datang terlambat!”

Natsuki melihat minuman mereka kurang jadi dia berniat pergi untuk membeli minuman. Takashi lalu memberi ide untuk *hompimpah .. hihihi bahasa jawa lagi.. indonesianya suit kali ya.. :P
Siapa yang kalah dia yang akan beli minuman. Ternyata Natsuki kalah jadi dia yang membeli minuman. Asahi disuruh menemani Natsuki membeli minuman.


Asahi melangkah duluan didepan Natsuki yang berjalan agak sempoyongan. Mungkin natsuki sudah mulai mabuk atau kecapaian mungkin ya. 

Ditinggal Asahi yang melangkah lebih dulu membuat natsuki jadi heran.
“hey apa kau marah?” Tanya natsuki.
“tidak juga” jawab Asahi
“kau tak harus datang klo kau begitu takut”
“bukannya begitu tapi aku agak kesal dengan Takashi.”
“mengapa?”
“tak apa-apa”elak asahi

“kau harus menjelaskannya sampai selesai!” seru natsuki yang penasaran.
“aku sebenarnya memutuskan, lain waktu jika aku bertemu denganmu adalah saat aku mengunjungi restauranmu.” Kata Asahi
“heih?” *kenapa?
Asahi tak mengerti kenapa natsuki tak mengerti maksud perkataannya. 

“hah? Aku kan sudah berjanji untuk datang untuk makan di restauranmu.”
“ohh.. ternyata kau ingat itu” sahut natsuki mengejek
“bagaimana aku bisa lupa?”
“ya aku heran kenapa kau belum datang  meski kau sudah berjanji.”
“aku memutuskan untuk mengunjungi restauranmu saat aku sudah menerima gaji dari pemotretan.”
“siapa yang tau sampai berapa waktu yang dibutuhkan” sahut natsuki tertawa. Natsuki seolah-olah kata-katanya mengejek Asahi klo gaji Asahi kecil ya.

“hari ini aku sudah terpilih.”
“benarkah?”
“iya aku akan melakukan pemotretan 2 hari lagi.”
“benarkan? Hebat! Kerean.. menakjuban” seru natsuki menemuk bahu Asahi keras sampai asahi kesakitan. 

“thank.. thanks.. “ sahut Asahi melepas tangan natsuki yang menepuki pundaknya “itulah mengapa aku kesal dengan waktu Takashi yang tak tepat ini”
Natsuki tersenyum mendengar alasan Asahi tadi yang menjawab pertanyaannya selama ini kenapa cowok itu tak mengunjunginya juga.
“tapi terima kasih juga pada Takashi membuat kita semua bisa minum bersama-sama. Kau harusnya berterima kasih padanya. “

Asahi menatap natsuki terus menerus dan tak menjawab natsuki,
“mana jawaban untukku?” kata natsuki
“ya” jawab asahi. Natsuki langsung tersenyum dan melanjutkan langkahnya untuk membeli minuan. Asahi terus menatap punggung Natsuki .
“cepatlah.. kau sangat lambat” seru Natsuki  menoleh pada Asahi yang mempercepat langkahnya.
 

Sementara didalam rumah Natsuki, aoi dan takashi terus berbicara banyak hal.
“oh ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.” Ucap aoi
“Tanya apa saja, aku pasti akan menjawabmu” sahut Takashi
“kau tak tertarik padaku sama sekali tapi kau berpura-pura suka kan?”
“hah.. buat apa melakukan itu?”

“aku sudah membahasnya dengan Natsuki. Aku rasa kau sengaja berpura-pura jadi cowok yang jahat agar bisa mengenalkan orang baru pada kelompok temanmu.”
“hah kenapa kau tiba-tiba memujiku?”
“itu bukan pujian” sahut Aoi
“oh kau tak sedang memujiku..”
“ini seperti aku terkagum pada seseorang yang mengorbankan dirinya lebih dari yang aku lakukan. “

“tapi ini sebenarnya sangat berat untukmu kan?”
“mengapa kau berkata seperti itu”
“setelah apa yang terjadi dengan HIkaru, kau masih memberi dukungan pada Hanae  seperti tak terjadi apa-apa. Menurutku it sangat hebat…” puji Takashi.
Aoi menunduk terdiam “oh bagaimana kau tau itu?” Tanya Aoi tiba-tiba
Takashi tertawa “makanya jangan merendahkan Takaashi…”
Mereka mendengar suara Asahi dan Natsuki yang sedang berbicara di luar. “oh mereka sudah datang”


Mereka berempat lalu meneruskan berbicara dan minum-minum.
Natsuki menceritakan pertemuannya dengan Takashi di restaurannya yang membuatnya tertawa-tawa karena Takashi mengaku kakaknya pada teman sekerjanya. 

Natsuki juga cerita klo Takashi hanya pesan minum air putih saja. Takashi menjawab karena ia melihat harga makanan disana maka ia tau bagaimana rasanya. Jadi tak perlu mencoba rasanya, dan juga karena harganya sangat mahal. 

Natsuki berkata klo Asahi juga berencana akan ke restaurannya dan pesan anggur. Asahi membantahnya klo ia tak berencana pesan minuman anggur itu.  Lalu keduanya berdebat disaksikan Aoi dan Takashi.
Takashi pulang bersama Asahi. Diperjalanan ia bertanya kenapa Asahi belum mengunjungi Natsuki. Takashi yakin klo Natsuki adalah jodoh asahi.


Takashi pulang ke kota Misaki. Ia pergi ke studio foto Asahi dulu bekerja dan memberikan oleh-oleh untukk mantan bos Asahi.
Ia lalu pergi ke cafĂ© Kenji. Disana ada Hanae yang sedang bahagia menerima sertifikat perawat lansia.  Hanae pamer pada Takashi tapi Takashi mengacuhkannya.  Takashi malah menyerahkan oleh-olehh untuk kenji dan secchan. 

Hanae kesal Takashi mengacuhkannya, ia memukulkan sertifikatnya ke kepala Takashi  “kenapa kau mengabaikanku hah?”
“Hikaru menitipkan pesan untukmu?” kata Takashi
“apa yang ia katakan?”
“ia memintaku untuk meminta maaf atas namanya kepadamu”
“hah?”
“dia bilang klo kau tau maksudnya.” Ucap Takashi dan pamit pergi.
Hanae mengeluh pada kenji karena Takashi mengacuhkannya. Kenji menjawab klo hanae harusnya memberi tahu pada Hikaru dulu mengenai sertifikat itu, bukannya pada Takashi. Hanae terdiam memikirkannya.
 

Natsuki disuruh tinggal dulu setelah selesai bekerja oleh head chefnya. Ia mengajak Natsuki untuk minum-minum dulu karena ada sesuatu yang ingin dibicarakannya.
Head chef berkata pada Natsuki klo ia ingin mengurusi restaurannya sendiri jadi ia berencana untuk mengundurkan diri. Ia akan mengajukan Natsuki sebagai penggantinya karena Background natsuki dulu juga pernah menjadi Head chef.


Aoi heran melihat surat-surat yang datang ke rumah Natsuki. Beberapa di tujukan untuk “furuyama Natsuki”. Natsuki menjelaskan itu karena nama belakang calon suaminya dulu adalah Furuyama jadi banyak yang menyangka klo ia jadi menikah dengan Mantannya itu.
Saat tidur Natsuki mendengar suara hujan diluar kamarnya. Ia membuka korden kamarnya dan melihat keluar. Ternyata benar diluar sedang turun hujan deras.


Asahi melakukan pengambilan foto dan hasilnya memuaskan customernya yang berjanji akan memberikan job pada Asahi lagi. Selesai bekerja, Asahi bingung akan melakukan apa..
Ia teringat sesuatu dan Ia menekan tombol panggil dan tersenyum-senyum…


Hanae termenung dirumahnya. Ia bingung mau melakukan apa atas hubungannya dengan HIkaru.  Ia lalu memutuskan……

Hikaru dalam perjalanan menuju jalan rumahnya dengan langkah gontai karena kecapean. Ia terkejut melihat Hanae sudah duduk didepannya untuk  menunggunya. Hanae menoleh pada Hikaru yang berhenti berjalan didepannya.

“kau terlambat.. ini sudah hampir pagi” ucap Hanae
HIkaru masih terkejut “kenapa kau disini?”
“berapa lama lagi kau harus membuatku menunggu?” kata Hanae tak menjawab pertanyaan HIkaru.
“tunggu.. aku tak tau kau akan datang”
“hey.. mengapa kau memintanya untuk meminta maaf untukmu?” ucap hanae pelan “permintaan maafmu tak akan menyelesaikan masalah!”
Hikaru diam tertunduk.

“aku jadi memikirkanmu terus karena kau tak pernah menghubungiku” Hikaru masih diam tapi kemudian dia tertawa.
“mengapa kau tertawa? Kau tak berhak menertawakanku” gerutu Hanae. Lalu perlahan ia sendiri tertawa. Hanae mengambil sertifikat yang diperolehnya dan menunjukkannya pada Hikaru.

“selamat ya” ucap HIkaru.
“itu saja yang ingin kukatakan padmu.” Ucap Hanae dan memasukkan sertifikat kedalam tasnya.  “sampai jumpa lagi” lanjut Hanae dan berjalan meninggalkan Hikaru.
Hikaru terkejut “tunggu.. hanya begitu saja?”
“ya.. kau ada masalah dengan itu?”
“tidak.. tak masalah sama sekali” jawab hikaru tertawa.
“okay.. sekarang kau pulang dan tidurlah” kata hanae dan berbalik pergi
“hey.. mau ke rumahku?” ajak Hikaru.

Hanae tertawa “tidak.. kau berencana untuk melakukan sesuatu padaku kan ?”
Hikaru tertawa “tidak! Kereta jam yang jam segini sudah berangkat.. ayo kita dinner”
“bukankah kau harus bekerja?”
“tidak.. aku luang malam ini. Ayo rayakan sertifikatmu itu” sahut Hikaru
“baiklah klo begitu.. ada tempat yang ingin kudatangi” kata hanae tersenyum


Natsuki seperti biasanya mencoba melihat nama tamu-tamu yang sudah booking untuk ke restaurannya. Ia melihat sebuah nama yang dikenalnya
“whoa!!” seru Natsuki. Semua temannya kaget mendengar seruan Natsuki. Head chef mendekatinya “ada apa?”
“ada nama temanku dilist tamu yang akan datang” jawab Natsuki
“yang mana?” Tanya head chef.  

Natsuki menunjukkan nama orang yang dikenalnya. Head chef membaca “Mikuriya” (asahi).
“tamu nomer 1?”
“kau ingat tentang alasanku bekerja di warung pinggir pantai?”
“ohh orang yang “kau sangat pedulikan itu?” Tanya head chef
“iya “ angguk natsuki gugup “eh tunggu.. apa aku pernah mengatakan seperti itu?” bantahnya pada ucapan head chef tentang orang yang dipedulikannya.
Head chef memikirkan sesuatu “okay… kau sekarang yang mempersiapkan menu makan malam .”

“heih?” Natsuki terkejut dengan keputusan itu, karena biasanya head chef yang mempersiapkannya
“kau nanti akhirnya juga akan melakukan itu. Anggap saja sebagai percobaan” (Natsuki kan sebentar lagi menggantikan head chef di restaurant itu)
“terima kasih..” kata Natsuki tersenyum. 


Asahi akhirnya datang juga ke restaurant Natsuki. Ia tersenyum memasuki tempat itu. Head chef langsung datang mendekatinya.
“selamat datang.. aku Kageyama Head chef disini.” Sapa head chef
“senang berkenalan dengan anda” ucap Asahi
“aku dengar kau temannya Chiyohara” kata head chef
“iya”
“Malam ini aku sudah meminta Chiyohara untuk membuat semuanya untukmu. Silahkan menikmati” kata head chef sopan.
Asahi tersenyum “terima kasih”
Head chef lalu masuk ke dalam dapur lagi. 


Asahi duduk menunggu makanannya siap. Tiba-tiba seorang berseru didekatnya. Saat menoleh ia melihat hanae dan hikaru disana.
Mereka bertiga saling terkejut

“heihhh? Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Hanae pada Asahi.
“lama tak bertemu” sapa Hikaru.
Asahi terkejut melihat mereka berdua bersama “mengapa kalian berdua disini?”
Hanae bingung menjelaskan, ia malah melirik Hikaru.
Hikaru akhirnya menjelaskan “Hanae dapat sertifkat home care jadi kami disini untuk merayakannya.”
“selamat ya” ucap Asahi pada hanae.
“arigatou” jawab Hanae. 

Suasana jadi kikuk bagi ketiganya. Mereka terdiam.
“apa kalian ada duduk bersama?” Tanya pelayan restaurant.
“tidak kami meja terpisah saja” sahut Asahi karena ia sepertinya tak mau mengganggu keduanya.

“mengapa kita tak makan bersama saja?” kata Hikaru
“tapi bukankah kalian mau bicara secara pribadi?” Tanya Asahi tak enak sendiri.
“kita kan sudah bertemu seperti ini jadi kita harusnya makan bersama saja. Kau akan merasa kesepian klo minum anggur sendirian ” sahut Hanae.
Asahi tersenyum “itu kan bukan urusanmu”
 

Natsuki masih sibuk didapurnya. Seorang temannya berkata klo ada tamu lain untuknya. Natsuki menoleh dan melihat Hanae yang masuk ke dapur restaurannya. Natsuki heran kenapa ia tak melihat nama Hanae booking di restaurannya. Hanae berkata klo itu karena ia mendaftarnya dengan nama belakanng Hikaru, yaitu Kirihata.


Asahi  dan Hikaru ditinggal berdua oleh Hanae. Keduanya sama-sama diam dan mungkin bingung mau bicara apa.
“tentang hanae…” ucap Hikaru pelan membuka percakapan. “aku akan memberinya kebahagian.  Apa kau tak masalah dengan itu?” Tanya Hikaru serius.
Asahi menatap hikaru dengan serius juga “iya..  aku percayakan padamu… maaf atas segalanya”
Keduanya terdiam saat hanae datang. Ia melihat kedua cowok itu sangat canggung dan serius. 

“mengapa kalian berdua terlihat tegang?” tanyanya
“kami berdua tak terbiasa datang ketempat seperti ini” kilah Asahi
“iya kami gugup” kata Hikaru menyetujui alasan Asahi.
Hanae tertawa lega mendengar jawaban itu . “kita hanya perlu minum disaat seperti ini” 
Hanae mengambil champangenya dan mengajak keduanya bersulang “kanpaiiii”


Makanan yang mereka pesan akhirnya datang. Mereka dengan penuh perasaan menikmati makanan buatan Natsuki itu. 

“ini enak” kata hanae
“iya enak” sahut Hikaru
Asahi hanya diam mengecap makanannya. 

“asahi bagaimana menurutmu? Kau belum mengatakan apa-apa.” Tanya hanae.
“aku mulai menyadari klo aku sudah melakukan hal yang menakjubkan” ucap Asahi terduduk menatap makanannya. 

“apa itu?” Tanya Hanae
“aku sudah memintanya membantu Aoyama kan? Dengan agresif juga. Jika aku tau dia bisa membuat makanan seenak ini, aku akan ragu memintanya melakukan itu. ” ucap Asahi pelan

“itu seperti keajaiban… maksudku saat natsuki datang ke kota kita” Sahut Hikaru
Hanae hanya tersenyum. “iya”
Asahi juga tersenyum.
“saat aku makan bersama Asahi dan Hikaru,  aku lupa klo aku ada diTokyo.” Kata Hanae
“emang kita punya restaurant seperti ini di kota kita” canda Asahi
“tidak juga” sahut Hanae tersenyum.
Mereka menikmati lagi makanan mereka. Asahi jadi terbayang-bayang saat Natsuki di kotanya.


 Selesai makan mereka pamit pada Natsuki.
“terima kasih sudah datang” kata natsuki
“terima kasih juga atas makanannya” sahut  Hikaru dan ketiganya menunduk pendek pada Natsuki.
“oh kau belum bisa pulang ya?” Tanya hanae.
“ya.. aku harus mempersiapkan untuk besok” sahut Natsuki.
“baiklah kami pulang dulu” kata Hanae pamit. Asahi hanya diam tanpa bicara apa-apa. Dan ikut pergi bersama Hanae.
Natsuki sepertinya juga mau bicara pada Asahi tapi  karena Asahinya diam jadi ia ragu bicara pada Asahi.


Natsuki terus menatap punggung Asahi yang pergi. Asahi sampai didepan pintu berhenti dan berbalik menuju tempat Natsuki.
Melihat Asahi berbalik, Natsuki pura-pura tak memperhatikan Asahi dan bersiap masuk ke dapur lagi. Asahi langsung menarik lengan Natsuki yang berjalan.

“tunggu” kata Asahi.. deg.. deg.. deg… malah aku  yang deg-degan gini ya.. :P
“makananya benar-benar enak”
“senang mendengarnya”
“sangat enak sampai aku hampir pingsan” wkkwkw.. Asahi LEBAY.. :D
“dasar bodoh” kata Natsuki tertawa senang, melayang niy Natsuki dipuji begitu.
“aku akan datang berkunjung lagi” janji Asahi.
“benarkah?” Natsuki tak yakin
“benar”
Natsuki menatap Asahi “baiklah.. terima kasih sudah datang. Good luck dengan pekerjaanmu”
“hum.. ya.. kau juga” Asahi lalu melambaikan tangannya dan pergi. 


Asahi melangkah bersama Hanae dan Hikaru.
“apa kau tak apa-apa dengan itu?” Tanya Hanae
“apa maksudmu?” Tanya balik Asahi.
“tidak tinggal dulu disana”
“diakan masih ada pekerjaan” jawab Asahi
“natsuki pasti juga ingin bicara banyak hal juga”  lanjut hanae. 

Asah menatap langit dan langkahnya terhenti. Hikaru dan hanae menoleh pada Asahi yang berhenti itu.  Hanae mengerti kenapa Asahi melihat langit seperti itu karena dulu ia juga mengalami hal yang sama saat bersama Asahi di SMA. 

“kalian berdua pulang dulu.. aku akan mampir ke toko” kata Asahi
“sampaikan salamku pada Natsuki ya” sahut Hanae tersenyum
Asahi terbelalak “hah?”
Hanae tersenyum dan berbalik. Hikaru dan Asahi juga heran melihat ulah hanae itu. Setelah berbalik wajah hanae terlihat sedih tapi sebentar kemudian ia tersenyum lega dan melangkah dengan tenang diikuti Hikaru.


Hanae dan Hikaru terus melangkah berdua. Tiba-tiba huja rintik rintik turun membasahi keduanya. Hanae berhenti menatap langit malam.
Ia teringat saat SMA, waktu hampir hujan Asahi memberinya payung dan itulah saat ia mulai jatuh cinta pada Asahi.

Rintik hujan tambah deras saja dan Hanae masih terkenang masalalunya bersama Asahi. Hikaru tiba-tiba menutupi kepala hanae dengan jaketnya biar tidak kehujanan.
Hanae menatap Hikaru yang memayunginya dengan jaket itu dengan tertegun.


 “perkiraan cuaca tak ada pemberitahuan klo akan turun hujan” kata Hikaru. Ia menatap hanae yang terdiam dan hanya terus menatapnya itu “ada apa?” tanyanya.

Hanae tersenyum dan langsung memeluk hikaru erat. Hikaru tak mengerti apa yang terjadi dengan hanae yang tiba-tiba memeluknya itu, tapi ia bahagia.
Hanae melepas pelukan eratnya. Tangannya masih dibahu Hikaru dan Hikaru kembali memayungi hanae dengan jaketnya. 

“aku akan memaafkanmu meski kau tak bisa memprediksi klo akan turun hujan.” Kata hanae.
“apa?” Hikaru tertawa tak mengerti  “apa maksudnya itu?”

Mereka saling menatap dan tertawa. Hanae tiba-tiba mendekati Hikaru da mencium cowok itu.  Hikarupun membalas ciuman hanae dibawah rintikan hujan. Mereka lalu melanjutkan langkah mereka dengan menutup kepalanya dengan jaket. Yes… akhirnya happy juga mereka berdua.. dari teman jadi pacar asyik juga ya..
 


Natsuki selesai bekerja bingung karena Hujan turun. Tiba-tiba seseorang memayunginya. Ini kejadian seperti saat ia bersama mantan tunangannya dulu. Jadi ia terkejut dan dengan takut takut ia menoleh ke orang yang memayunginya. Ia takut tunangannya ada disana.\

“yo..”  sapa Asahi yang datang memayunginya itu.
“mengapa kau…” kata natsuki gugup
“sebagai ucapakan terima kasih atas masakanmu dengan ini”
Natsuki masih shock tak bicara banyak.
“mengapa wajahmu terlihat ketakutan seperti itu?” Tanya Asahi “aku akan pulang ke rumah tapi aku rasa kau tak membawa payung”
Natsuki masih diam tertunduk seperti tertekan. “aku akan mengantarmu ke stasiun” kata Asahi.
“arigatou” sahut natsuki pelan.


Sepanjang perjalanan natsuki hanya diam saja. Asahi melirik pada natsuki.
Mereka sampai di terowongan jadi bebas dari hujan. Natsuki tiba-tiba berjalan cepat 

“gomen.. gomen. Gomen.”
“ada apa?” Tanya Asahi
“kau datang jauh-jauh kesini tapi aku tak berhenti memikirkan tunanganku. Dia menunggu diluar restaurant untukku seperti yang kau lakukan. Ditengah hujan seperti ini.” Kata natsuki
“kau tak bisa melupakannya?” Tanya Asahi
“bukan.. bukan seperti itu.. tapi.. mungkin aku sedikit takut.”
“takut?”

“mungkin aku berpikir hal seperti ini tak akan abadi… aku sangat senang sudah bertemu denganmu Asahi. Jika tidak mungkin kondisiku lebih buruk dari hari ini. Kau membatku jadi orang yang berpikir positif. Aku berterima kasihh untuk itu. Terima kasih banyak.”
Tiba-tiba natsuki menangis “untuk itulah.. aku ingin bersamamu… tetap bersamamu.. tapi aku..”
Belum selesai Natsuki berbicara, Asahi sudah memeluk natsuki erat.  Natsuki terkejut tapi tak melakukan apa-apa dalam pelukan Asahi.
 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar