Asahi
sudah mulai sibuk bekerja di Tokyo. Ia sudah melakukan pemotretan dan memantau
pengaturan cahaya sebelum dilakukan pemotretan.
Natsuki
juga sedang sibuk-sibuknya bekerja karena ia sudah diijinkan untuk memasak
makanan utama.
Takashi
menghubungi Asahi saat Asahi baru saja selesai melakukan pemotretan. Takashi
memberitahu Asahi klo ia akan pergi ke Tokyo.
Ia
bertanya pada Asahi apa natsuki baik-baik saja. Asahi menjawab klo ia tidak tau
karena ia belum menghubungi siapapun. Takashi kecewa mendengar perkembangan
hubungan keduanya.
Hanae,
kenji dan Secchan sedang mendengarkan Takashi bercerita tentang Asahi dan
natsuki yang belum ada perkembangan.
Hanae mengejek Takashi yang selalu berkata klo Natsuki dan Aoi menarik
tapi juga tak pernah berusaha untuk mendekati keduanya.
Secchan
memuji Takashi yang selalu menjadi orang yang peduli dengan sekelilingnya.
Orang yang pintar mengatur hubungan dengan teman-temannya.
Kenji
bertanya perkembangan hubungan hanae dan hikaru. Hanae menjawab klo ia sedang
sibuk dengan pekerjaannya dan mungkin hikaru juga begitu. Jadi mereka tidak
pernah saling menghubungi.
Hanae
melamun teringat saat Hikaru menciumnya.
Kenji
lalu meminta Takashi untuk melihat teman-temannya yang ada di Tokyo.
Natsuki
pulang kerumahnya dengan kelelahan. Didalam rumahnya, Aoi sedang membaca
majalah model. Aoi mengungkapkan kefrustasiannya mendapatkan pekerjaan sebagai
model.
Aoi
minta bantuan Natsuki untuk menghubungi Asahi.
“kenapa
aku yang minta padanya?” Tanya Natsuki
“tunggu..
apa kau tak pernah berhubungan dengannya?”
“ya..
karena aku sibuk dan mungkin ia juga sibuk” sahut natsuki
“katakana
padanya apa yang kau rasakan di telp sekarang!” kata Aoi menyodorkan HPnya
didepan natsuki yang berbaring di kasurnya.
“apa
kau bodoh? Mengapa aku harus melakukan hal sepertii itu?” sahut Natsuki
“bukankah
kau menyukainya?”
“aoi
aku sangat capek.. biarkan aku beristirahat ya” tolak Natsuki yang langsung
bergelung dengan selimutnya.
“
natsuki kau menyerangku dengan tegas masalah pekerjaan tapi kauu jadi tak punya
harapan jika menyangkut roman. Hanae dan aku bekerja sama untuk mengikat yang
terputus, jadi kau jangan berusaha untuk melepas ikatan itu sendiri.”
Aoi
pergi meninggalkan natsuki.
Natsuki
teringat janji Asahi untuk mengunjunginya direstauran.
Asahi
teringat perkataan Natsuki yang akan menunggu Asahi di restaurant. Asahi
mendapat pekerjaan foto iklan suit garage (merk) dalam 2 hari kedepan. Asahi
senang sampai berjalan agak melompat-lompat kecil.
“2
minggu sudah berlalu sejak aku di Tokyo. Sejalan dengan berlalunya waktu,
perasaan yang sudah ditahan perlahan mulai hidup lagi. Perasaan ini jadi
semakin kuat untuk dapat ditahan dan membebaskan diri di langit malam Tokyo. Dalam
malam kita bergerak menuju masa depan yang datang menyirami kepala kita.
Seperti hujan disuatu sore yang adalah mandi hujan yang aneh ”
*hehehe..
terjemahanku kacau… maaf…
Natsuki
menatap nama-nama tamu di list tamu restaurannya. Ia sepertinya mencari nama
Asahi kemungkinan ada disana.
Hikaru
terkejut saat melihat tamu yang datang menemuinya, ia adalah Takashi. Hikaru
tersenyum geli melihat tingkah gila Takashi yang menari dengan kipas
ditangannya.
“ini
sangat mengejutkan” kata HIkaru tertawa
“ada
apa hikaru? Lihat betapa kau bekerja keras seperti ini”
“bagaimana
kau bisa menemukanku disini?”
“aku
pergi ke perusahaanmu dan mereka mengatakannya padaku saat aku mengatakan klo
aku kakakmu. Oh ya ayahmu mengirimkan ikan asin untukmu”
“terima
kasih.. oh ya bagaimana kabarmu?” Tanya hikaru
“masih
sama yang dulu. Menurutku satu hal yang berubah adalah Hanae belajar sangat
keras untuk dapat sertifikat home care.
Aku rasa dia terpengaruh olehmu.”
Mendengar
nama hanae disebut, hikaru langsung terdiam dan melamun.
“umm..
bisakah kau membantuku meminta maaf pada
hanae?”
“oh?
Mengapa?”
“katakan
saja, dia akan tau maksudnya”
“mengapa
kau tak menelponnya saja dan minta maaf?”
“aku
mau tapi..” belum sempat hikaru menyelesaikan kalimatnya. Seseorang
memanggilnya dan hikaru pamit pada Takashi dan tetap mengatakan permintaannya tadi
bisa disampaikan pada Hanae.
“aku
rasa aku tak punya pilihan lain” gumam Takashi melihat Hikaru yang pergi.
Kiyoko
da Haruo berusaha melarikan diri dari Ricky kakak Kiyoko tapi ternyata tak
bisa. Ricky tetap melarang hubungan keduanya. Haruo berkata klo ia akan membeli
benang merah untuk mengikat hubungannya dan Kiyoko.
*kyknya
benang merah itu symbol ikatan cinta.
Ternyata
ricky sudah membeli semua benang merah agar tidak bisa dipakai haruo dan
kiyoko.
Haruo
lalu berkata klo ia akan membeli benang putih saja dan akan mewarnainya dengan
warna merah. Lebih baik benang warna
putih karena bisa dirubah jadi benang merah. Karena benang merah tak akan bisa
jadi warna putih lagi.
Mendengar
keteguhan keduanya Ricky lalu berkata klo keduanya sudah tak bisa dipisahkan
lagi jadi lebih baik hubungan kekeluarganya dengan kiyoko yang berakhir saja.
Ricky lalu meninggalkan keduanya. Kiyoko sedih dan menghalangi Ricky. Haruo
juga menghalangi ricky tapi langsung di tinju oleh Ricky sampai haruo terjatuh.
Kiyoko
kuatir pada haruo yang langsung bilang klo ia baik-baik saja selama ia bisa
bersama Kiyoko.
Asahi
sedang membuat rencana untuk pemotretan suit garage saat Takashi
menghubunginya.
“ada
apa?” Tanya Asahi.
“hari
ini kapan kau selesai bekerja?” Tanya Takashi
“kenapa?”
“sekarang
ini aku sedang dirumah gadis-gadis di Tokyo. Kau harus datang” sahut Takashi.
“kau tak punya seorang gadispun di Tokyo!” sahut Asahi yang belum menyadari
maksud ‘gadis’ yang Takashi maksudkan.
“aku
akan sms alamatnya, kau harus segera datang cepat dengan kereta cepat!”
perintah takashi dan langsung menutup telponnya. Asahi menggeleng dengan ulah
temannya itu.
Takashi
sedang duduk minum-minum bersama natsuki dan Aoi.
“hah
dia akan datang?” ucap natsuki
“iyalah
kan aku akan disini”
“dan karena natsuki juga disini maka ia pasti akan datang!” sahut Aoi.
“apa
menurutmu dia akan datang” ucap natsuki tak percaya dan salah tingkah sendiri.
Takashi dan Aoi menatap natsuki dengan menggoda.
“apa?”
gerutu Natsuki dan bangkit menuju dapurnya.
“apa
kau akan masak?” Tanya Aoi
“orang
akan bertambah jadi hor d’oeuvres nya tidak akan cukup” kata Natsuki
Takashi
berbisik pada Aoi “dia menyiapkan junk food untukku. Ada apa dengan perlakuan
special ini?”
“kau
tak bisa menyalahkannya. Cintalah yang membuat seorang wanita memasak.” Jawab
Aoi.
Keduanya
memperhatikan wajah natsuki yang terlihat “sumringah” *bahasa jawa..
indonesianya ‘berseri-seri”. Natsuki sibuk mempersiapkan makanan untuk
teman-temannya dengan senangnya.
Bel
rumah natsuki berbunyi dan natsuki langsung berlari untuk membukakan pintu. Ia
mengintip tamu yang datang “dia datang” gumamnya sambil tersenyum-senyum.
Natsuki
membuka pintu dengan tersenyum “selamat datang….”
“hai
lama tak jumpa” jawab Asahi biasa.
Natsuki
yang tadi bersemangat jadi langsung lesu melihat ekpresi asahi yang datar-datar
aja.
Natsuki
mempersilahkan Asahi masuk. Aoi langsung menyapa Asahi.
“apa
kau membawa sesuatu (untuk dimakan bersama)” Tanya Natsuki tanpa basa-basi.
“aku
bisa membawa sesuatu jika saja kau memberitahuku.” Sahut Asahi
“kenapa
harus aku beritahu dulu” gerutu Natsuki
Takashi
keluar dari kamar mandi “hey kau datang terlambat!”
Natsuki
melihat minuman mereka kurang jadi dia berniat pergi untuk membeli minuman.
Takashi lalu memberi ide untuk *hompimpah .. hihihi bahasa jawa lagi..
indonesianya suit kali ya.. :P
Siapa
yang kalah dia yang akan beli minuman. Ternyata Natsuki kalah jadi dia yang
membeli minuman. Asahi disuruh menemani Natsuki membeli minuman.
Asahi
melangkah duluan didepan Natsuki yang berjalan agak sempoyongan. Mungkin
natsuki sudah mulai mabuk atau kecapaian mungkin ya.
Ditinggal
Asahi yang melangkah lebih dulu membuat natsuki jadi heran.
“hey
apa kau marah?” Tanya natsuki.
“tidak
juga” jawab Asahi
“kau
tak harus datang klo kau begitu takut”
“bukannya
begitu tapi aku agak kesal dengan Takashi.”
“mengapa?”
“tak
apa-apa”elak asahi
“kau
harus menjelaskannya sampai selesai!” seru natsuki yang penasaran.
“aku
sebenarnya memutuskan, lain waktu jika aku bertemu denganmu adalah saat aku
mengunjungi restauranmu.” Kata Asahi
“heih?”
*kenapa?
Asahi
tak mengerti kenapa natsuki tak mengerti maksud perkataannya.
“hah?
Aku kan sudah berjanji untuk datang untuk makan di restauranmu.”
“ohh..
ternyata kau ingat itu” sahut natsuki mengejek
“bagaimana
aku bisa lupa?”
“ya
aku heran kenapa kau belum datang meski
kau sudah berjanji.”
“aku
memutuskan untuk mengunjungi restauranmu saat aku sudah menerima gaji dari
pemotretan.”
“siapa
yang tau sampai berapa waktu yang dibutuhkan” sahut natsuki tertawa. Natsuki
seolah-olah kata-katanya mengejek Asahi klo gaji Asahi kecil ya.
“hari
ini aku sudah terpilih.”
“benarkah?”
“iya
aku akan melakukan pemotretan 2 hari lagi.”
“benarkan?
Hebat! Kerean.. menakjuban” seru natsuki menemuk bahu Asahi keras sampai asahi
kesakitan.
“thank..
thanks.. “ sahut Asahi melepas tangan natsuki yang menepuki pundaknya “itulah
mengapa aku kesal dengan waktu Takashi yang tak tepat ini”
Natsuki
tersenyum mendengar alasan Asahi tadi yang menjawab pertanyaannya selama ini
kenapa cowok itu tak mengunjunginya juga.
“tapi
terima kasih juga pada Takashi membuat kita semua bisa minum bersama-sama. Kau
harusnya berterima kasih padanya. “
Asahi
menatap natsuki terus menerus dan tak menjawab natsuki,
“mana
jawaban untukku?” kata natsuki
“ya”
jawab asahi. Natsuki langsung tersenyum dan melanjutkan langkahnya untuk
membeli minuan. Asahi terus menatap punggung Natsuki .
“cepatlah..
kau sangat lambat” seru Natsuki menoleh
pada Asahi yang mempercepat langkahnya.
Sementara
didalam rumah Natsuki, aoi dan takashi terus berbicara banyak hal.
“oh
ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.” Ucap aoi
“Tanya
apa saja, aku pasti akan menjawabmu” sahut Takashi
“kau
tak tertarik padaku sama sekali tapi kau berpura-pura suka kan?”
“hah..
buat apa melakukan itu?”
“aku
sudah membahasnya dengan Natsuki. Aku rasa kau sengaja berpura-pura jadi cowok
yang jahat agar bisa mengenalkan orang baru pada kelompok temanmu.”
“hah
kenapa kau tiba-tiba memujiku?”
“itu
bukan pujian” sahut Aoi
“oh
kau tak sedang memujiku..”
“ini
seperti aku terkagum pada seseorang yang mengorbankan dirinya lebih dari yang
aku lakukan. “
“tapi
ini sebenarnya sangat berat untukmu kan?”
“mengapa
kau berkata seperti itu”
“setelah
apa yang terjadi dengan HIkaru, kau masih memberi dukungan pada Hanae seperti tak terjadi apa-apa. Menurutku it
sangat hebat…” puji Takashi.
Aoi
menunduk terdiam “oh bagaimana kau tau itu?” Tanya Aoi tiba-tiba
Takashi
tertawa “makanya jangan merendahkan Takaashi…”
Mereka
mendengar suara Asahi dan Natsuki yang sedang berbicara di luar. “oh mereka
sudah datang”
Mereka
berempat lalu meneruskan berbicara dan minum-minum.
Natsuki
menceritakan pertemuannya dengan Takashi di restaurannya yang membuatnya
tertawa-tawa karena Takashi mengaku kakaknya pada teman sekerjanya.
Natsuki
juga cerita klo Takashi hanya pesan minum air putih saja. Takashi menjawab
karena ia melihat harga makanan disana maka ia tau bagaimana rasanya. Jadi tak
perlu mencoba rasanya, dan juga karena harganya sangat mahal.
Natsuki
berkata klo Asahi juga berencana akan ke restaurannya dan pesan anggur. Asahi
membantahnya klo ia tak berencana pesan minuman anggur itu. Lalu keduanya berdebat disaksikan Aoi dan
Takashi.
Takashi
pulang bersama Asahi. Diperjalanan ia bertanya kenapa Asahi belum mengunjungi Natsuki.
Takashi yakin klo Natsuki adalah jodoh asahi.
Takashi
pulang ke kota Misaki. Ia pergi ke studio foto Asahi dulu bekerja dan
memberikan oleh-oleh untukk mantan bos Asahi.
Ia
lalu pergi ke café Kenji. Disana ada Hanae yang sedang bahagia menerima sertifikat
perawat lansia. Hanae pamer pada Takashi
tapi Takashi mengacuhkannya. Takashi
malah menyerahkan oleh-olehh untuk kenji dan secchan.
Hanae
kesal Takashi mengacuhkannya, ia memukulkan sertifikatnya ke kepala
Takashi “kenapa kau mengabaikanku hah?”
“Hikaru
menitipkan pesan untukmu?” kata Takashi
“apa
yang ia katakan?”
“ia
memintaku untuk meminta maaf atas namanya kepadamu”
“hah?”
“dia
bilang klo kau tau maksudnya.” Ucap Takashi dan pamit pergi.
Hanae
mengeluh pada kenji karena Takashi mengacuhkannya. Kenji menjawab klo hanae
harusnya memberi tahu pada Hikaru dulu mengenai sertifikat itu, bukannya pada
Takashi. Hanae terdiam memikirkannya.
Natsuki
disuruh tinggal dulu setelah selesai bekerja oleh head chefnya. Ia mengajak
Natsuki untuk minum-minum dulu karena ada sesuatu yang ingin dibicarakannya.
Head
chef berkata pada Natsuki klo ia ingin mengurusi restaurannya sendiri jadi ia
berencana untuk mengundurkan diri. Ia akan mengajukan Natsuki sebagai
penggantinya karena Background natsuki dulu juga pernah menjadi Head chef.
Aoi
heran melihat surat-surat yang datang ke rumah Natsuki. Beberapa di tujukan
untuk “furuyama Natsuki”. Natsuki menjelaskan itu karena nama belakang calon
suaminya dulu adalah Furuyama jadi banyak yang menyangka klo ia jadi menikah
dengan Mantannya itu.
Saat
tidur Natsuki mendengar suara hujan diluar kamarnya. Ia membuka korden kamarnya
dan melihat keluar. Ternyata benar diluar sedang turun hujan deras.
Asahi
melakukan pengambilan foto dan hasilnya memuaskan customernya yang berjanji
akan memberikan job pada Asahi lagi. Selesai bekerja, Asahi bingung akan
melakukan apa..
Ia
teringat sesuatu dan Ia menekan tombol panggil dan tersenyum-senyum…
Hanae
termenung dirumahnya. Ia bingung mau melakukan apa atas hubungannya dengan
HIkaru. Ia lalu memutuskan……
Hikaru
dalam perjalanan menuju jalan rumahnya dengan langkah gontai karena kecapean.
Ia terkejut melihat Hanae sudah duduk didepannya untuk menunggunya. Hanae menoleh pada Hikaru yang
berhenti berjalan didepannya.
“kau
terlambat.. ini sudah hampir pagi” ucap Hanae
HIkaru
masih terkejut “kenapa kau disini?”
“berapa
lama lagi kau harus membuatku menunggu?” kata Hanae tak menjawab pertanyaan
HIkaru.
“tunggu..
aku tak tau kau akan datang”
“hey..
mengapa kau memintanya untuk meminta maaf untukmu?” ucap hanae pelan
“permintaan maafmu tak akan menyelesaikan masalah!”
Hikaru
diam tertunduk.
“aku
jadi memikirkanmu terus karena kau tak pernah menghubungiku” Hikaru masih diam
tapi kemudian dia tertawa.
“mengapa
kau tertawa? Kau tak berhak menertawakanku” gerutu Hanae. Lalu perlahan ia
sendiri tertawa. Hanae mengambil sertifikat yang diperolehnya dan
menunjukkannya pada Hikaru.
“selamat
ya” ucap HIkaru.
“itu
saja yang ingin kukatakan padmu.” Ucap Hanae dan memasukkan sertifikat kedalam
tasnya. “sampai jumpa lagi” lanjut Hanae
dan berjalan meninggalkan Hikaru.
Hikaru
terkejut “tunggu.. hanya begitu saja?”
“ya..
kau ada masalah dengan itu?”
“tidak..
tak masalah sama sekali” jawab hikaru tertawa.
“okay..
sekarang kau pulang dan tidurlah” kata hanae dan berbalik pergi
“hey..
mau ke rumahku?” ajak Hikaru.
Hanae
tertawa “tidak.. kau berencana untuk melakukan sesuatu padaku kan ?”
Hikaru
tertawa “tidak! Kereta jam yang jam segini sudah berangkat.. ayo kita dinner”
“bukankah
kau harus bekerja?”
“tidak..
aku luang malam ini. Ayo rayakan sertifikatmu itu” sahut Hikaru
“baiklah
klo begitu.. ada tempat yang ingin kudatangi” kata hanae tersenyum
Natsuki
seperti biasanya mencoba melihat nama tamu-tamu yang sudah booking untuk ke
restaurannya. Ia melihat sebuah nama yang dikenalnya
“whoa!!”
seru Natsuki. Semua temannya kaget mendengar seruan Natsuki. Head chef
mendekatinya “ada apa?”
“ada
nama temanku dilist tamu yang akan datang” jawab Natsuki
“yang
mana?” Tanya head chef.
Natsuki
menunjukkan nama orang yang dikenalnya. Head chef membaca “Mikuriya” (asahi).
“tamu
nomer 1?”
“kau
ingat tentang alasanku bekerja di warung pinggir pantai?”
“ohh
orang yang “kau sangat pedulikan itu?” Tanya head chef
“iya
“ angguk natsuki gugup “eh tunggu.. apa aku pernah mengatakan seperti itu?”
bantahnya pada ucapan head chef tentang orang yang dipedulikannya.
Head
chef memikirkan sesuatu “okay… kau sekarang yang mempersiapkan menu makan malam
.”
“heih?”
Natsuki terkejut dengan keputusan itu, karena biasanya head chef yang
mempersiapkannya
“kau
nanti akhirnya juga akan melakukan itu. Anggap saja sebagai percobaan” (Natsuki
kan sebentar lagi menggantikan head chef di restaurant itu)
“terima
kasih..” kata Natsuki tersenyum.
Asahi
akhirnya datang juga ke restaurant Natsuki. Ia tersenyum memasuki tempat itu.
Head chef langsung datang mendekatinya.
“selamat
datang.. aku Kageyama Head chef disini.” Sapa head chef
“senang
berkenalan dengan anda” ucap Asahi
“aku
dengar kau temannya Chiyohara” kata head chef
“iya”
“Malam ini aku sudah meminta Chiyohara untuk membuat semuanya untukmu. Silahkan
menikmati” kata head chef sopan.
Asahi
tersenyum “terima kasih”
Head
chef lalu masuk ke dalam dapur lagi.
Asahi
duduk menunggu makanannya siap. Tiba-tiba seorang berseru didekatnya. Saat
menoleh ia melihat hanae dan hikaru disana.
Mereka
bertiga saling terkejut
“heihhh?
Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Hanae pada Asahi.
“lama
tak bertemu” sapa Hikaru.
Asahi
terkejut melihat mereka berdua bersama “mengapa kalian berdua disini?”
Hanae
bingung menjelaskan, ia malah melirik Hikaru.
Hikaru
akhirnya menjelaskan “Hanae dapat sertifkat home care jadi kami disini untuk
merayakannya.”
“selamat
ya” ucap Asahi pada hanae.
“arigatou”
jawab Hanae.
Suasana
jadi kikuk bagi ketiganya. Mereka terdiam.
“apa
kalian ada duduk bersama?” Tanya pelayan restaurant.
“tidak
kami meja terpisah saja” sahut Asahi karena ia sepertinya tak mau mengganggu
keduanya.
“mengapa
kita tak makan bersama saja?” kata Hikaru
“tapi
bukankah kalian mau bicara secara pribadi?” Tanya Asahi tak enak sendiri.
“kita
kan sudah bertemu seperti ini jadi kita harusnya makan bersama saja. Kau akan
merasa kesepian klo minum anggur sendirian ” sahut Hanae.
Asahi
tersenyum “itu kan bukan urusanmu”
Natsuki
masih sibuk didapurnya. Seorang temannya berkata klo ada tamu lain untuknya.
Natsuki menoleh dan melihat Hanae yang masuk ke dapur restaurannya. Natsuki
heran kenapa ia tak melihat nama Hanae booking di restaurannya. Hanae berkata
klo itu karena ia mendaftarnya dengan nama belakanng Hikaru, yaitu Kirihata.
Asahi dan Hikaru ditinggal berdua oleh Hanae.
Keduanya sama-sama diam dan mungkin bingung mau bicara apa.
“tentang
hanae…” ucap Hikaru pelan membuka percakapan. “aku akan memberinya
kebahagian. Apa kau tak masalah dengan
itu?” Tanya Hikaru serius.
Asahi
menatap hikaru dengan serius juga “iya.. aku percayakan padamu… maaf atas segalanya”
Keduanya
terdiam saat hanae datang. Ia melihat kedua cowok itu sangat canggung dan
serius.
“mengapa
kalian berdua terlihat tegang?” tanyanya
“kami
berdua tak terbiasa datang ketempat seperti ini” kilah Asahi
“iya
kami gugup” kata Hikaru menyetujui alasan Asahi.
Hanae
tertawa lega mendengar jawaban itu . “kita hanya perlu minum disaat seperti
ini”
Hanae
mengambil champangenya dan mengajak keduanya bersulang “kanpaiiii”
Makanan
yang mereka pesan akhirnya datang. Mereka dengan penuh perasaan menikmati
makanan buatan Natsuki itu.
“ini
enak” kata hanae
“iya
enak” sahut Hikaru
Asahi
hanya diam mengecap makanannya.
“asahi
bagaimana menurutmu? Kau belum mengatakan apa-apa.” Tanya hanae.
“aku
mulai menyadari klo aku sudah melakukan hal yang menakjubkan” ucap Asahi
terduduk menatap makanannya.
“apa
itu?” Tanya Hanae
“aku
sudah memintanya membantu Aoyama kan? Dengan agresif juga. Jika aku tau dia
bisa membuat makanan seenak ini, aku akan ragu memintanya melakukan itu. ” ucap
Asahi pelan
“itu
seperti keajaiban… maksudku saat natsuki datang ke kota kita” Sahut Hikaru
Hanae
hanya tersenyum. “iya”
Asahi
juga tersenyum.
“saat
aku makan bersama Asahi dan Hikaru, aku
lupa klo aku ada diTokyo.” Kata Hanae
“emang
kita punya restaurant seperti ini di kota kita” canda Asahi
“tidak
juga” sahut Hanae tersenyum.
Mereka
menikmati lagi makanan mereka. Asahi jadi terbayang-bayang saat Natsuki di
kotanya.
Selesai
makan mereka pamit pada Natsuki.
“terima
kasih sudah datang” kata natsuki
“terima
kasih juga atas makanannya” sahut Hikaru
dan ketiganya menunduk pendek pada Natsuki.
“oh
kau belum bisa pulang ya?” Tanya hanae.
“ya..
aku harus mempersiapkan untuk besok” sahut Natsuki.
“baiklah
kami pulang dulu” kata Hanae pamit. Asahi hanya diam tanpa bicara apa-apa. Dan
ikut pergi bersama Hanae.
Natsuki
sepertinya juga mau bicara pada Asahi tapi
karena Asahinya diam jadi ia ragu bicara pada Asahi.
Natsuki
terus menatap punggung Asahi yang pergi. Asahi sampai didepan pintu berhenti
dan berbalik menuju tempat Natsuki.
Melihat
Asahi berbalik, Natsuki pura-pura tak memperhatikan Asahi dan bersiap masuk ke
dapur lagi. Asahi langsung menarik lengan Natsuki yang berjalan.
“tunggu”
kata Asahi.. deg.. deg.. deg… malah aku
yang deg-degan gini ya.. :P
“makananya
benar-benar enak”
“senang
mendengarnya”
“sangat
enak sampai aku hampir pingsan” wkkwkw.. Asahi LEBAY.. :D
“dasar
bodoh” kata Natsuki tertawa senang, melayang niy Natsuki dipuji begitu.
“aku
akan datang berkunjung lagi” janji Asahi.
“benarkah?”
Natsuki tak yakin
“benar”
Natsuki
menatap Asahi “baiklah.. terima kasih sudah datang. Good luck dengan
pekerjaanmu”
“hum..
ya.. kau juga” Asahi lalu melambaikan tangannya dan pergi.
Asahi
melangkah bersama Hanae dan Hikaru.
“apa
kau tak apa-apa dengan itu?” Tanya Hanae
“apa
maksudmu?” Tanya balik Asahi.
“tidak
tinggal dulu disana”
“diakan
masih ada pekerjaan” jawab Asahi
“natsuki
pasti juga ingin bicara banyak hal juga”
lanjut hanae.
Asah
menatap langit dan langkahnya terhenti. Hikaru dan hanae menoleh pada Asahi
yang berhenti itu. Hanae mengerti kenapa
Asahi melihat langit seperti itu karena dulu ia juga mengalami hal yang sama
saat bersama Asahi di SMA.
“kalian
berdua pulang dulu.. aku akan mampir ke toko” kata Asahi
“sampaikan
salamku pada Natsuki ya” sahut Hanae tersenyum
Asahi
terbelalak “hah?”
Hanae
tersenyum dan berbalik. Hikaru dan Asahi juga heran melihat ulah hanae itu.
Setelah berbalik wajah hanae terlihat sedih tapi sebentar kemudian ia tersenyum
lega dan melangkah dengan tenang diikuti Hikaru.
Hanae
dan Hikaru terus melangkah berdua. Tiba-tiba huja rintik rintik turun membasahi
keduanya. Hanae berhenti menatap langit malam.
Ia
teringat saat SMA, waktu hampir hujan Asahi memberinya payung dan itulah saat
ia mulai jatuh cinta pada Asahi.
Rintik
hujan tambah deras saja dan Hanae masih terkenang masalalunya bersama Asahi.
Hikaru tiba-tiba menutupi kepala hanae dengan jaketnya biar tidak kehujanan.
Hanae
menatap Hikaru yang memayunginya dengan jaket itu dengan tertegun.
“perkiraan
cuaca tak ada pemberitahuan klo akan turun hujan” kata Hikaru. Ia menatap hanae
yang terdiam dan hanya terus menatapnya itu “ada apa?” tanyanya.
Hanae
tersenyum dan langsung memeluk hikaru erat. Hikaru tak mengerti apa yang
terjadi dengan hanae yang tiba-tiba memeluknya itu, tapi ia bahagia.
Hanae
melepas pelukan eratnya. Tangannya masih dibahu Hikaru dan Hikaru kembali
memayungi hanae dengan jaketnya.
“aku
akan memaafkanmu meski kau tak bisa memprediksi klo akan turun hujan.” Kata hanae.
“apa?”
Hikaru tertawa tak mengerti “apa maksudnya
itu?”
Mereka
saling menatap dan tertawa. Hanae tiba-tiba mendekati Hikaru da mencium cowok
itu. Hikarupun membalas ciuman hanae dibawah
rintikan hujan. Mereka lalu melanjutkan langkah mereka dengan menutup kepalanya
dengan jaket. Yes… akhirnya happy juga mereka berdua.. dari teman jadi pacar
asyik juga ya..
Natsuki
selesai bekerja bingung karena Hujan turun. Tiba-tiba seseorang memayunginya. Ini
kejadian seperti saat ia bersama mantan tunangannya dulu. Jadi ia terkejut dan dengan
takut takut ia menoleh ke orang yang memayunginya. Ia takut tunangannya ada
disana.\
“yo..” sapa Asahi yang datang memayunginya itu.
“mengapa
kau…” kata natsuki gugup
“sebagai
ucapakan terima kasih atas masakanmu dengan ini”
Natsuki
masih shock tak bicara banyak.
“mengapa
wajahmu terlihat ketakutan seperti itu?” Tanya Asahi “aku akan pulang ke rumah
tapi aku rasa kau tak membawa payung”
Natsuki
masih diam tertunduk seperti tertekan. “aku akan mengantarmu ke stasiun” kata
Asahi.
“arigatou”
sahut natsuki pelan.
Sepanjang
perjalanan natsuki hanya diam saja. Asahi melirik pada natsuki.
Mereka
sampai di terowongan jadi bebas dari hujan. Natsuki tiba-tiba berjalan cepat
“gomen..
gomen. Gomen.”
“ada
apa?” Tanya Asahi
“kau
datang jauh-jauh kesini tapi aku tak berhenti memikirkan tunanganku. Dia menunggu
diluar restaurant untukku seperti yang kau lakukan. Ditengah hujan seperti ini.”
Kata natsuki
“kau
tak bisa melupakannya?” Tanya Asahi
“bukan..
bukan seperti itu.. tapi.. mungkin aku sedikit takut.”
“takut?”
“mungkin
aku berpikir hal seperti ini tak akan abadi… aku sangat senang sudah bertemu
denganmu Asahi. Jika tidak mungkin kondisiku lebih buruk dari hari ini. Kau membatku
jadi orang yang berpikir positif. Aku berterima kasihh untuk itu. Terima kasih
banyak.”
Tiba-tiba
natsuki menangis “untuk itulah.. aku ingin bersamamu… tetap bersamamu.. tapi
aku..”
Belum
selesai Natsuki berbicara, Asahi sudah memeluk natsuki erat. Natsuki terkejut tapi tak melakukan apa-apa
dalam pelukan Asahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar