Senin, 14 Oktober 2013

Sinopsis : Summer Nude Ep. 11 - Ending



Natsuki terkejut saat Asahi tiba-tiba memeluknya erat.
“gomen” kata Natsuki pelan.
 “heih?” Asahi perlahan melepas pelukannya. 

“aku rasa aku masih takut…” Natsuki terlihat sangat sedih, Asahi diam menunggu  penjelasan dari natsuki. “aku takut… orang yang aku cintai akan menghilang dariku lagi”
“aku tak akan menghilang darimu.” Ucap Asahi. Natsuki melirik Asahi lalu menunduk lagi.
“bisakah kau memberiku waktu untuk mengatasi perasaanku ini?”

“baiklah..” sahut Asahi pelan menatap Natsuki yang pelan-pelan memberanikan diri menatap mata Asahi. “ aku akan menunggu….aku akan menunggu sampai kau bisa mengatasi perasaanmu itu” 

Asahipun lalu pulang ditengah guyuran hujan sendirian.


Sampai dirumah Natsuki menatap payung yang diberikan Asahi padanya.  Ia melihat fotonya saat di Aoyama. 

Hari-hari berlalu dengan cepatnya, keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Natsuki  sudah menjadi Head Chef. Aoi juga pindah  dari  rumah Natsuki ke asrama model atas permintaan agensinya.

Hari Natalpun telah tiba.
Saat Asahi selesai melakukan pekerjaannya, 2 orang gadis teman sekerjanya mndekati Asahi.
“Asahi-san.. apa yang akan kau lakukan di Natal ini?” Tanya gadis itu.
“oh.. aku harus bekerja” sahut Asahi
“apa? Ayolah kita pesta” sahut gadis kedua.
“iya bener” gadis pertama menyetujuinya.
“terima kasih tawarannya, tapi aku tak ikut. Maaf ya” tolak Asahi.
“baiklah.. selamat bekerja” kata gadis itu kecewa.
“thanks… bye” sahut Asahi tersenyum.


Bulan demi bulan berganti.
Asahi membuka majalah yang ada iklan Suit Garage yang sudah ditanganinya. Ia tersenyum puas dengan hasilnya.

2 oranng gadis yang suka padanya mendekati Asahi.
“Asahi-san.. kami punya coklat valentine untukmu.” Kata gadis pertama mengulurkan tas berisi coklat itu. Gadis kedua juga mengulurkan tas berisi coklatnya.

“benarkah? Terima kasih” kata Asahi tersenyum senang menerima 2 tas coklat itu.
“makanan yang manis cocok untukmu (*yg manis juga .. hihihi tambahi sendiri)” seru gadis pertama saat melangkah pergi. Kedua gadis itu tersenyum-senyum senang setelah memberikan coklat itu. 

Asahi tersenyum geli melihatnya. Ia lalu membuka majalah yang dipegangnya itu.  Ia terkejut saat melihat halaman lain ada berita mengenai Natsuki yang sudah menjadi Head Chef kembali. Ia mengangkat HPnya dan mencari nama Natsuki tapi ia lalu meletakkan HPnya lagi. Ia tidak Jadi menghubungi Natsuki.
 

Natsuki sedang berjalan-jalan dan akan menyebrang jalan saat melihat diseberang jalan ada Asahi yang sedang melakukan pemotretan. Natsuki terus melihat Asahi dari jauh sampai ia menyebrang jalan.

Sampai dirumah ia melihat Hpnya dan mencari nama Asahi disana. Tapi seperti Asahi ia juga ragu menekan tombol panggil. Natsuki melihat patung yang dulu pernah di foto dan dikirimkan pada Asahi. Ia meraih patung itu “aku liat kau bekerja keras ya.”
 


Natsuki terus menatap patung itu saat ada panggilan masuk di Hpnya. Ia segera mengangkatnya setelah tau penelponnya. 

“moshi moshi hanae.. apa kabar?” sapa Natsuki senang. “ heih? Kau akan menikah dengan Hikaru? Benarkah? Selamat ya”
“terima kasih.. maaf agak terlambat memberitahumu, tapi aku punya permintaan padamu”
“apa?”

“kau bisa masakan italia kan?”
“hum”
“bisakah kau membuat roti?”
“ya aku bisa.. aku dulu berencana menjadi pembuat kue saat di sekolah memasak”
“benarkah? Oh bisakah aku memintamu membuat roti pernikahan buat kami?”
“tentu saja! Aku akan membuatnya meski kau tak meminta!” sahut natsuki tertawa.

“arigatou” seru Hanae lega
“aku bahagia untukmu. Selamat”
Mereka lalu menutup pembicaraannya.
Natsuki kembali menatap patungnya lagi “kau juga akan datangkan Asahi ?” gumamnya. 


Hikaru datang ke kantor Asahi untuuk memberikan undangannya dan mengambil DVD yang dimintanya dari Asahi. Asahi membuka Undangan itu.

“sejak terakhir aku melihatnya di saat hujan itu, tak ada satu haripun terlewat tanpa memikirkan Natsuki. Untuk terus menepati janji kami setelah 1 tahun, kami akhirnya berkumpul lagi dipantai itu. Dipantai yang sama, dimana kami lewati bersama summer yang tak terlupakan."
 
Natsuki tiba di Minatoku 1 hari sebelum hari pernikahan Hanae. Natsuki hanya bertemu Kenji yang menyuruhnya meletakkan barang di kamar yang biasa ia tempati. Natsuki bertanya dimana Secchan. Kenji bilang klo Secchan sudah ke bawah (aoyama terletak dibawah bukit café Minatoku).

Natsuki langsung menyusul yang lain dipantai. Disana ada Secchan, Hanae dan Takashi. Ketiganya senang melihat natsuki sudad datang. Hanae dan Secchan langsung memeluk Natsuki. 

Natsuki melihat tak ada Hikaru disana. Hanae berkata klo baru sibuk sama pekerjaannya jadi bisa pulang besok pagi dengan kereta pertama. Hanae lalu ijin pulang dulu untuk melakukan perawatan dan cat kuku dulu. 

Secchan berterima kasih atas pesan yang sudah dibuat Natsuki dipasir. Itu teringat terus dipikirannya. Natsuki berkata klo Aoyama dan Minatoku mempunyai nama yang lucu yang selalu teringat saat ia di Tokyo. 


Secchan pamit untuk mmpersiapkan acara besok. Ditinggal hanya berdua dengan Natsuki, takashi lalu bercerita klo nama Aoyama dan Minatoku bukan nama yang lucu tapi nama yang puny arti penting bagi kenji dan Secchan, yaitu cinta yang dalam. Aoyama adalah nama dari suami Secchan yang meninggal dilaut. Secchan tak bisa melupakan suaminya itu. 

kenji  menunggu Secchan sampai lama dan Secchan tetap mengatakan ia tak akan menikah dengan Kenji. Tapi kenji tak putus asa, ia tak peduli meski Secchan tak bisa melupakan suaminya. Jadi untuk mmbuktikan cinta kenji maka kenji membuka Minatoku yang ada diatas Aoyama agar kenji bisa terus mengawasi restaurant Aoyama.
Takashi lalu berkata itulah alasan ia dan Asahi sangat menghormati Kenji.


Natsuki kembali ke Minatoku. Ia melihat kenji yang sedang bersih-bersih meja, ia terus memperhatikan kenji dengan tersenyum-senyum. Kenji heran melihat Natsuki yang seperti itu.

“ada apa?” Tanya kenji
“tak apa-apa” sahut Natsuki.

Kenji menerima telpon dari Asahi.
“Moshi moshi Asahi, ada apa?” sapa Kenji. Natsuki terkejut mendengar nama Asahi disebut Kenji.
“aku akan datang agak terlambat/malam. Aku akan ketempatmu untuk membawa foto-foto,  bisakah kau tidak mengunci pintu Minatoku?” Tanya Asahi
“okay.. Natsuki disini, aku akan memberitahunya” sahut Kenji. 

Asahi terkejut mendengar Natsuki sudah ada disana.
“oh dia sudah ada disana?”
“dia datang untuk membuat kue untuk besok”
“oh begitu. Baiklah.. aku akan ke sana secepat mungkin.  Sampai jumpa lagi. Bye”

Habis berbicara dengan Asahi lalu Kenji berbalik melihat natsuki.
“Asahi nanti akan kesini. Bisakah kau tidak mengunci pintu untuknya?”
“dia akan kesini sekarang?”
“iya”
“untuk apa dia kesini?”
“dia kesini untuk meletakkan foto-foto pasangan (prewedd) itu untuk pesta besok.”
“oke”
Kenji lalu pergi.

 
Natsuki gelisah saat sedang membuat kue pernikahan Hanae. Sampai pekerjaannya selesai Asahi belum datang. Tiba-tiba ia mendengar pintu dibuka. Natsuki terkejut dan grogi, gugup, deg-degan bertemu dengan Asahi lagi. 

Asahi masuk ke Minatoku dan terkejut melihat natsuki sudah disana.
“yo” sapa Asahi
“yo” jawab Natsuki
“sudah lama tak bertemu ya” kata Asahi
“iya” natsuki terseyum.
“kenji dimana?” Tanya Asahi sambil meletakkan barang-barang bawaannya.
“dia sudah pulang”
“oh..”


Asahi membuka-buka foto yang sudah dibuatnya. Ia melirik Natsuki yang diam saja.
“apa kau punya waktu?” Tanya Asahi.
Natsuki mengangguk.”iya..”
“tolong bantu aku” kata Asahi.

Asahi meminta bantuan Natsuki untuk meletakkan foto-foto kebersamaan Hanae dan hikaru. Perlahan-lahan suasa kikuk jadi hilang saat keduanya bekerjasama meletakkan foto-foto itu. 

Natsuki tertawa saat melihat foto kaku Hikaru dan Hanae saat membuat foto untuk mencari pekerjaan itu. Asahi menggabungkan kedua foto itu jadi 1 foto.
“kenapa kau menggunakan foto ini?” Tanya Natsuki tertawa.
“aku bangga pada hasil karya ini.”
“hah.. kenapa?”
“bukankah bagus?”
“mereka terlihat mirip” sahut Natsuki tersenyum . Mirip karena sama-sama kakunya saat difoto. 


Mereka melanjutkan menaruh foto-foto hanae dan hikaru di sudut-sudut ruangan Minatoku.
“oh ya aku melihatmu dijalanan Aoyama (nama jalan di Tokyo).”kata Natsuki
“aoyama?”
“iya Aoyama, Tokyo.”
“apa yang aku lakukan?” Asahi lupa.
“kau sedang mengambil foto gadis imut disana”
“mengapa kau tak bicara padaku?”
“ya.. karena wajahmu terlihat sangat serius yang belum pernah kulihat sebelumnya”
“oh aku juga melihatmu dimajalah juga. Kau diwawancarai saat kau menjadi head chef yang baru.” 

“ohh.. aku tak tau kau membaca majalah seperti itu.”
“tidak begitu. Foto yang aku lakukan digunakan untuk iklan di majalah itu. “
“emmm… kau harusnya juga memberitahu padaku tentang itu”
Hmmm menyesalkan pada tak berani memulai menghubungi.. salah siapa coba..
“ya.. aku tak berpikir aku harus melaporkan hal seperti itu” ucap Asahi
“iya benar” sahut Natsuki. 

Natsuki dan Asahi lalu memasang foto-foto lagi dan suasana jadi sepi
“hey.. apa kau baik-baik saja selama ini?” Tanya Natsuki
“hmm.. ya… bagaimana denganmu?” Tanya Asahi
“hmm kadang iya.. kadang tidak” sahut Natsuki.

Asahi mengangguk tak berani banyak bertanya. Suasa jadi sunyi lagi. Asahi menatap punggung natsuki yang membelakangi.
Natsuki berbalik.. “ohh aku lapar..” kata Asahi “apa kau juga lapar?” tanyanya pada Natsuki.
“tidak”

Asahi terus menerus mengelus perutnya yang lapar. Natsuki tersenyum “apa kau sedang memberitahuku untuk membuat sesuatu?”
“kau bisa membaca pikiranku” sahut Asahi. Natsuki tersenyum “aku akan pinjam beberapa bahan” *pinjam dari minatoku.
“kau akan membuatkan untukku?”
“apa sajakan?” kata Natsuki membuka lemari es penyimpanan Kenji.
“Yes!’ seru Asahi senang.
 


Natsuki membuatkan makanan kesukaan Asahi, yakisoba. Mereka lalu makan berdua.
Asahi sangat menikmati Yakisobanya “sudah setahun sejak aku makan makanan ini, tapi bisakah aku mengatakan sesuatu?”

“ini makanan nomer 1 didunia dalam 2 tahun berturut-turut!” seru Asahi.
Natsuki tertawa “kau selalu memuji yakisobaku tanpa syarat.”
“aku juga memuji dalam hal lainnya juga” sahut Asahi
Natsuki berpikir “aku tak ingat hal yang lainnya itu”
“iya benar kok?”
“seperti apa?”
“kau bekerja keras… kau cantik..”
Natsuki mengantar Asahi yag pulang sampai depan pintu Minatoku.


Acara pernikahan Hanae.
Semua sudah berpakaian rapi. Aoi juga datang dan Takashi memarahinya karena hampir terlambat karena acara akan segera dimulai 

Hanae melangkah dengan ayahnya di acara pemberkatan pernikahannya itu. Ia anggun dengan gaun putih dan cadar  tipis yang menutup wajahnya. Hikaru sudah menunggu didepannya dengan tersenyum bahagia menatap hanae. 

 

Semua terlihat bahagia dengan pernikahan kedua sahabat mereka itu. Asahi bertugas mengabadikan peristiwa penting itu. Takashi bertugas memutaar lagu pernikahan untuk mengiringi langkah Hanae. 


Sampai didepan Hikaru, wajah Hanae yang masih gugup berusaha untuk tersenyum. Hikaru memberi hormat pada pak Izumi sebelum ia mengulurkan tangannya pada hanae.
Hanae meraih tangan Hikaru dan melangkah disisi calon suaminya itu.  Cincin disematkan di kedua tangan pasangan itu.
Hikaru perlahan membuka kerundung penggantin hanae. Pendeta lalu mempersilahkan Hikaru mncium Hanae.
Mereka berciuman disaksikan sodara dan teman-temannya. Semua tersenyum lega.
 

Ditempat lain haruo dan Kiyoko melangsungkan pernikahannya. Kiyoko sedih Rickky kakaknya tidak datang. Haruo berkata klo ia akan membuat Kiyoko bahagia jadi Ricky suatu saat akan menyetujui hubungan keduaya.

Saat akan berciuman kiyoko mendengar suara Ricky tapi Haruo tak mendengarnya. Haruo mau mencium Kiyoko lagi tapi benar saja ada suara Ricky yang menyanyi.
Ricky masuuk dengan gitar ditangannya dan bernyanyi dengan kata-kata klo ia menyetujui pernikahan keduanya.


Natsuki membawa kue pernikahan yang cantik didepan Hikaru dan Hanae. Semua memuji kue pengantin yang cantik itu. Kedua pengantin lalu mengucapkan terima kasih pada teman-temannya. Hanae lalu berkata klo direktur hikaru punya sesuatu untuk mereka.
Lalu Hanae menarik layar putih untuk melihat film itu. Semua tertawa melihat ulah pengantin wanita yang tak anggun itu.

Film itu berisi foto-foto kenangan semuanya
Di slide foto pertama ada Asahi
“asahi-san.. saat Asahi merencanakan sesuatu maka itu akan berubah jadi menyenangkan. Itu yang selalu hanae katakan. Sejujurnya, aku juga selalu berpikir seperti itu. Sebagai pimpinan grup, teruslah menunjukkan jalan kita.”


“Takashi san….” Takashi terkejut fotonya muncul di film Hikaru.
“apa.. apa?” Takashi malu karena yang muncul fotonya sedang dalam pose yang jelek, ia  protes “ayolah.. masih ada foto yang lebih bagus dari itu.

“tak ada yang mengucapkan dengan keras, tapi kami pikir kaulah pimpinan di balik layar. Kami bisa terus tertawa itu semua karena kehadiranmu. Sangat aneh jika kami mengucapkan itu (*memuji). Tapi kami semua ingin agar kau bisa menemukan kebahagianmu lebih dari yang lain”


“Natsuki-san…. Terima kasih banyak sudah datang ke kota ini. Karena kedatanganmu kesini, banyak hal berubah. Aku pikir kebahagian kami adalah dari perubahan yang dibawa olehmu. Jadi teruslah memasak makanan enak”
Asahi melirik Natsuki disebelahnya yang tersenyum melihat layar film.
 

“Aoi chan…”
Takashi berbisik pelan “mantan ceweknya” godanya. Aoi memukul Takashi “diam”
“banyak hal terjadi antara kita… ke optimisanmu yang murni menyemangati kami berkali-kali saat kami bersedih. Hanae selalu berkata, “aku selamanya berhutang padanya”… kami doakan kau sukses dan bahagia dari lubuk hati kami yang terdalam.”

 

“kenji-san dan Setsuko-san… kami selalu mencoba mengikuti jejakmu. Kami bangga bisa jadi pelanggan tetap Minatoku dan Aoyama. dan itu terasa seperti kami ada dibawah perlindungamu. Tetaplah menyindari kami seperti mercusuar di dermaga”


“Kami pasangan nikah yang baru. belum berpengalaman, tapi tolong teruslah memberi saran dan dukungan atas pernikahan kami. Yoroshiku onegashimasu.. the end”
Filmpun selesai ditayangkan.


 Hikaru berganti pakaian dan pamit untuk bekerja lagi di Tokyo. Ia meninggalkan Hanae bersama teman-temannya. Hikaru sepertinya sangat sibuk sampai tak bisa cuti menikah.
Kenji bertanya perkembanan Asahi apakah sudah seperti Yamada, teman kameramennya. Asahi menjawab masih jauh. Kenji terus memberi semangat. 

Asahi senang ia diberi semangat oleh orang yang mengagumkan seperti kenji. Kenji bilang klo ia belum melakukan hal yang menakjubkan. Asahi menjawab sudah saat Kenji mendapatkan Setsuko. Kenji menjawab itu karena instingnya Setsuko pada lelaki. Mendengar namanya disebut. Secchan langsung mendekati dengan serius keduanya. Ia ingin tau apa yang dibicarakan keduanya.

Kenji menggoda Secchan mengerutkan dahinya seperti itu atau nanti akan bertambah keriputnya. Mereka berdebat didepan Asahi yang tersenyum melihat perdebatan mereka yang romantis itu.


Natsuki mengantarkan hanae pulang ke rumahnya. Hanae sekali lagi mengucapkan terima kasih karena Natsuki sudah banyak menolongnya. Ia juga minta maaf pada Natsuki karena sudah menderita menahan perasaannya pada Asahi saat jadi comblangnya itu.
Ia terus memberi dukungan untuk hubungan natsuki dan Asahi.


Natsuki pulang ke Minatoku tapi tak masuk ke dalam café. Ia tiduran dimeja depan café dengan lampu petromaks meneranginya.
Asahi keluar café dan melihat Natsuki disana. Asahi berjalan mendekati natsuki.
“hey..” sapa Asahi. Natsuki menengok “bisakah aku pinjam apimu (petromaks)?” Tanya Asahi.

“mengapa?” Tanya Natsuki
“mengapa? Itukan janji kita.”
“janji?” Natsuki lupa akan janji mereka.
Asahi menarik sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya pada natsuki. Sisa kembang api yang dulu mereka nyalakan itu.
“oh ini..” sahut Natsuki tertawa melihatnya “hey.. apa kau bodoh kau memegang ini?” ejek Natsuki. 

“aku akan menjaga janjiku saat aku sudah berjanji” sahut Asahi.
Natsuki tersenyum “mengapa kau tersenyum?” Tanya Asahi.
“aku pikir kau mengatakan hal yang sama saat aku bertemu denganmu.”

Natsuki teringat pertemuan pertamanya bersama Asahi dipesta pernikahannya. Saat itu ia sedang mengejar tunangannya yang kabur dan Asahi malah meminta api yang dibawanya dan Natsuki memukul perut Asahi. 

“pertama kali..”
“apa kau lupa kau mau meminjam api saat aku dalam situasi seperti itu?”
“oh saat kau memukulku itu?”
“oh ya.. “api cintamu masih menyala”.. kata-kata itu tak menenangkanku sama sekali.”
Natsuki masih teringat kata-kata Asahi saat itu.

“tunggu. Aku mengucapkan kalimat dengan penuh pertimbangan untuk menghilangkan shockmu.” Kata Asahi membela diri.

“tidak… itu justru menyalakan api amarahku”
“lalu kenapa kau tak meminjamkan saja api amarahmu itu padaku?”
“hah?”

“ayo kita lakukan saja” ajak Asahi untuk menyudahi perdebatan mereka dan mulai menyalakan kembang api.
Natsuki tersenyum menatap kembang apinya “kita tak tau apa mereka akan menyala juga.”
“ahh.. itu akan menyala tergantung karma kita juga.”
“iya..”

Mereka berdua lalu menyalakan kembang apinya. Natsuki sangat gembira melihat kembang apinya menyala lebih dulu “ ini dia karmaku.. sepertinya setahun ini aku sudah berlaku baik.”

“punyaku juga sebentar lagi akan menyala” kata Asahi.
“aku tak tau itu.. nyala kembang api tak akan berbohong “  ejek natsuki.

“ini dia karmaku” seru Asahi gembira melihat kembang apinya menyala.
“kau sepertinya lega ya” goda natsuki
“tidak juga.. aku sudah tau ini akan menyala” sahut Asahi.
“benarkah?” tawa natsuki.
“hum..”angguk Asahi “bukankah nyalanya sangat indah?”
“mengapa?”
“nyalanya tahun lalu menjengkelkan kita namun akhirnya menyala juga”

“aku bahkan takjub klo kau masih mengingat da menyimpannya bersamamu Asahi”
“aku sudah berjanji maka aku tak akan membuangnya” sahut Asahi menatap Natsuki.
“aku rasa kau lupa janji itu.”
“tidak.. tentu saja aku mengingatnya. Tapi.. bukankah orang biasanya melupakan hal-hal seperti ini?”

“aku tak pernah melupakannya bahkan seharipun.” Sahut Asahi. 

Natsuki langsung terdiam mendengar pengakuan Asahi ini. Nyala kembang api tiba-tiba padam.  Suasana jadi hening.



Asahi bangkit berdiri “aku masih terus memikirkanmu setia hari natsuki. Sejak pertama kita bertemu, perasaanku padamu tak pernah berubah. Aku jatuh cinta padamu.”

Natsuki berdiri disebelah Asahi dan masih terdiam mendengarkan perasaan Asahi. Natsuki berbalik untuk menatap Asahi. 

Asahi menyentuh bahu Natsuki agar Natsuki menatapnya. Saat mereka saling menatap asahi mengatakannya lagi “aku mencintaimu Natsuki”

Natsuki diam tak berani menatap Asahi, ia bingung memberikan jawaban pada Asahi. Karena natsuki hanya diam saja, Asahi melepaskan tangannya dari bahu Natsuki tapi masih terus menatap natsuki untuk mendengar jawaban darinya.

Natsuki menunduk dan tersenyum. Ia mulai menatap Asahi. Lalu ia merangkul bahu Asahi erat dengan tersenyum. 


Asahi membalas pelukan Natsuki dan tersenyum “aku akan terus disana bersamamu”
Maksud Asahi, ia tak akan meninggalkan Natsuki seperti yang dilakukan tunangan Natsuki. 

“benarkah?” kata Natsuki mempererat pelukannya.
“em.. ya” sahut Asahi.
“kau benar tak akan menghilang dariku?” Tanya Natsuki

“aku berjanji tak akan menghilang “ sahut Asahi sambil mempererat pelukannya dipunggung Natsuki. “untuk itu.. summer tahun depan, ayo kita bersama kepantai ini lagi..”
Natsuki mengangguk “iya”

“tahun berikutnya lagi.. setelah 3 tahun dan bahkan setelah 5 tahun lagi.. ayo kita kesini bersama-sama”
Natsuki mengangguk.  Asahi mengendurkan pelukannya dan perlahan mencium Natsuki lagi… dan lagi… dan mereka berpelukan erat… omg… kyaaaaaaaaaaa… Jealous gilaaaaa…
 

Asahi dan Natsuki dalam 1 mobil menuju ke stasiun Misaki untuk kembali ke Tokyo. Mereka mendengarkan lagu dari radio yang mereka putar.  Mereka sedang berdebat tentang penyanyinya, kayaknya.. hihihi… . padahal yang nyanyikan YAMAPI sendiri.

“itu puffy..” kata Natsuki
“bukan itu flip-flap” sahut Asahi tak mau kalah.
“sudah kubilang itu Puffy” sahut Natsuki
“kau benar-benar keras kepala” kata Asahi pada Natsuki. 

“karena aku tau aku benar” natsuki membela diri
“kau pikir kau Tuhan yang pernah salah?” ejek Asahi.
“hah?”
“tuhan”
“hentikan” seru Natsuki.
“mengapa?” Tanya Asahi
“hentikan saja” sahut Natsuki.

Asahi menghentikan mobilnya dan Natsuki langsung keluar dari mobilnya.. hhhhehe.. seperti kejadian dulu saat Natsuki datang pertama kalinya ke kota Misaki.
Natsuki terus berjalan meninggalkan Asahi. 


Asahi mengejar langkah kaki natsuki  “tunggu… ayolah tunggu..” Natsuki terus melangkahnya.
“oh ya.. itu PUFFY aku baru mengingatnya” kata Asahi akhirnya mengalah.. wkwkkw..
“kau benar menyadarinya?” Tanya Natsuki
“iya.. ayo kembali ke mobil” ajak Asahi.
“kau benar akan mengantarku pulang?”
“kemana?”
“Tokyo”
“tentu saja.. aku pandai mengantar orang ke Tokyo”
“apa? Tak ada apa-apanya. Jika kau membawaku ke Minatoku lagi, aku akan menendangmu..”
“apakah itu berarti kau tak mau bertemu kenji lagi?”
“bukan itu maksudku”

“apa kita perlu pulang ke Tokyo dengan berdiam(tidak bicara)? Klo kita bicara maka kau akan berakhir keluar dari mobil lagi” kata asahi.. hahahahha.. habisnya merek berdebat terus siy

“tak perlu.. aku sudah kapok apa yang terjadi jika keluar dari mobil. Aku akan memintamu mengantarku ke stasiun.”

Natsuki teringat saat pertama dulu ia mencoba keluar dari mobil Asahi, dan ternyata jaraknya sangat jauh dengan stasiun, ia sampai kecapean.
“jangan lupa juga untuk cek jadwal kereta terakhir” goda Asahi
“diamlah” ucap natsuki tersenyum. 

Asahi meraih tangan natsuki dan mengajaknya masuk kedalam mobilnya. Sampai didalam mobil ia memperhatikan Natsuki yang sedang memasang sabuk pengamannya. Asahi tiba-tiba mengelus kepala Natsuki pelan. Natsuki terkejut dan menatap Asahi lalu tersenyum.
“ayo antar aku ke Tokyo” ucapnya
“Yes Sir” jawab Asahi mulai mengemudikan mobilnya.
 

*** TAMAT ***


2 komentar:

  1. Yaay...akhirx happy ending...
    Suka sm pasangan ini...
    Yamapi mirip Kim Hyun Joong,iya g ya mb Eunike?
    Thx sinopsisx y mb...😊

    BalasHapus
  2. nonton yg ada sub indo di mana ya?

    BalasHapus