Natsuki
terkejut saat Asahi tiba-tiba memeluknya erat.
“gomen”
kata Natsuki pelan.
“heih?” Asahi perlahan melepas pelukannya.
“aku
rasa aku masih takut…” Natsuki terlihat sangat sedih, Asahi diam menunggu penjelasan dari natsuki. “aku takut… orang
yang aku cintai akan menghilang dariku lagi”
“aku
tak akan menghilang darimu.” Ucap Asahi. Natsuki melirik Asahi lalu menunduk
lagi.
“bisakah
kau memberiku waktu untuk mengatasi perasaanku ini?”
“baiklah..”
sahut Asahi pelan menatap Natsuki yang pelan-pelan memberanikan diri menatap
mata Asahi. “ aku akan menunggu….aku akan menunggu sampai kau bisa mengatasi
perasaanmu itu”
Asahipun
lalu pulang ditengah guyuran hujan sendirian.
Sampai
dirumah Natsuki menatap payung yang diberikan Asahi padanya. Ia melihat fotonya saat di Aoyama.
Hari-hari
berlalu dengan cepatnya, keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Natsuki sudah menjadi Head Chef. Aoi
juga pindah dari rumah Natsuki ke asrama model atas permintaan
agensinya.
Hari
Natalpun telah tiba.
Saat
Asahi selesai melakukan pekerjaannya, 2 orang gadis teman sekerjanya mndekati
Asahi.
“Asahi-san..
apa yang akan kau lakukan di Natal ini?” Tanya gadis itu.
“oh..
aku harus bekerja” sahut Asahi
“apa?
Ayolah kita pesta” sahut gadis kedua.
“iya
bener” gadis pertama menyetujuinya.
“terima
kasih tawarannya, tapi aku tak ikut. Maaf ya” tolak Asahi.
“baiklah..
selamat bekerja” kata gadis itu kecewa.
“thanks…
bye” sahut Asahi tersenyum.
Bulan
demi bulan berganti.
Asahi
membuka majalah yang ada iklan Suit Garage yang sudah ditanganinya. Ia
tersenyum puas dengan hasilnya.
2
oranng gadis yang suka padanya mendekati Asahi.
“Asahi-san..
kami punya coklat valentine untukmu.” Kata gadis pertama mengulurkan tas berisi
coklat itu. Gadis kedua juga mengulurkan tas berisi coklatnya.
“benarkah?
Terima kasih” kata Asahi tersenyum senang menerima 2 tas coklat itu.
“makanan
yang manis cocok untukmu (*yg manis juga .. hihihi tambahi sendiri)” seru gadis
pertama saat melangkah pergi. Kedua gadis itu tersenyum-senyum senang setelah
memberikan coklat itu.
Asahi
tersenyum geli melihatnya. Ia lalu membuka majalah yang dipegangnya itu. Ia terkejut saat melihat halaman lain ada
berita mengenai Natsuki yang sudah menjadi Head Chef kembali. Ia mengangkat
HPnya dan mencari nama Natsuki tapi ia lalu meletakkan HPnya lagi. Ia tidak
Jadi menghubungi Natsuki.
Natsuki
sedang berjalan-jalan dan akan menyebrang jalan saat melihat diseberang jalan
ada Asahi yang sedang melakukan pemotretan. Natsuki terus melihat Asahi dari
jauh sampai ia menyebrang jalan.
Sampai
dirumah ia melihat Hpnya dan mencari nama Asahi disana. Tapi seperti Asahi ia
juga ragu menekan tombol panggil. Natsuki melihat patung yang dulu pernah di
foto dan dikirimkan pada Asahi. Ia meraih patung itu “aku liat kau bekerja
keras ya.”
Natsuki
terus menatap patung itu saat ada panggilan masuk di Hpnya. Ia segera
mengangkatnya setelah tau penelponnya.
“moshi
moshi hanae.. apa kabar?” sapa Natsuki senang. “ heih? Kau akan menikah dengan
Hikaru? Benarkah? Selamat ya”
“terima
kasih.. maaf agak terlambat memberitahumu, tapi aku punya permintaan padamu”
“apa?”
“kau
bisa masakan italia kan?”
“hum”
“bisakah
kau membuat roti?”
“ya
aku bisa.. aku dulu berencana menjadi pembuat kue saat di sekolah memasak”
“benarkah?
Oh bisakah aku memintamu membuat roti pernikahan buat kami?”
“tentu
saja! Aku akan membuatnya meski kau tak meminta!” sahut natsuki tertawa.
“arigatou”
seru Hanae lega
“aku
bahagia untukmu. Selamat”
Mereka
lalu menutup pembicaraannya.
Natsuki
kembali menatap patungnya lagi “kau juga akan datangkan Asahi ?” gumamnya.
Hikaru
datang ke kantor Asahi untuuk memberikan undangannya dan mengambil DVD yang
dimintanya dari Asahi. Asahi membuka Undangan itu.
“sejak
terakhir aku melihatnya di saat hujan itu, tak ada satu haripun terlewat tanpa
memikirkan Natsuki. Untuk terus menepati janji kami setelah 1 tahun, kami
akhirnya berkumpul lagi dipantai itu. Dipantai yang sama, dimana kami lewati
bersama summer yang tak terlupakan."
Natsuki
tiba di Minatoku 1 hari sebelum hari pernikahan Hanae. Natsuki hanya bertemu
Kenji yang menyuruhnya meletakkan barang di kamar yang biasa ia tempati.
Natsuki bertanya dimana Secchan. Kenji bilang klo Secchan sudah ke bawah
(aoyama terletak dibawah bukit café Minatoku).
Natsuki
langsung menyusul yang lain dipantai. Disana ada Secchan, Hanae dan Takashi.
Ketiganya senang melihat natsuki sudad datang. Hanae dan Secchan langsung
memeluk Natsuki.
Natsuki
melihat tak ada Hikaru disana. Hanae berkata klo baru sibuk sama pekerjaannya
jadi bisa pulang besok pagi dengan kereta pertama. Hanae lalu ijin pulang dulu
untuk melakukan perawatan dan cat kuku dulu.
Secchan
berterima kasih atas pesan yang sudah dibuat Natsuki dipasir. Itu teringat
terus dipikirannya. Natsuki berkata klo Aoyama dan Minatoku mempunyai nama yang
lucu yang selalu teringat saat ia di Tokyo.
Secchan
pamit untuk mmpersiapkan acara besok. Ditinggal hanya berdua dengan Natsuki,
takashi lalu bercerita klo nama Aoyama dan Minatoku bukan nama yang lucu tapi
nama yang puny arti penting bagi kenji dan Secchan, yaitu cinta yang dalam.
Aoyama adalah nama dari suami Secchan yang meninggal dilaut. Secchan tak bisa
melupakan suaminya itu.
kenji menunggu Secchan sampai lama dan Secchan
tetap mengatakan ia tak akan menikah dengan Kenji. Tapi kenji tak putus asa, ia
tak peduli meski Secchan tak bisa melupakan suaminya. Jadi untuk mmbuktikan
cinta kenji maka kenji membuka Minatoku yang ada diatas Aoyama agar kenji bisa
terus mengawasi restaurant Aoyama.
Takashi
lalu berkata itulah alasan ia dan Asahi sangat menghormati Kenji.
Natsuki
kembali ke Minatoku. Ia melihat kenji yang sedang bersih-bersih meja, ia terus
memperhatikan kenji dengan tersenyum-senyum. Kenji heran melihat Natsuki yang
seperti itu.
“ada
apa?” Tanya kenji
“tak
apa-apa” sahut Natsuki.
Kenji
menerima telpon dari Asahi.
“Moshi
moshi Asahi, ada apa?” sapa Kenji. Natsuki terkejut mendengar nama Asahi
disebut Kenji.
“aku
akan datang agak terlambat/malam. Aku akan ketempatmu untuk membawa foto-foto, bisakah kau tidak mengunci pintu Minatoku?”
Tanya Asahi
“okay..
Natsuki disini, aku akan memberitahunya” sahut Kenji.
Asahi terkejut mendengar
Natsuki sudah ada disana.
“oh
dia sudah ada disana?”
“dia
datang untuk membuat kue untuk besok”
“oh
begitu. Baiklah.. aku akan ke sana secepat mungkin. Sampai jumpa lagi. Bye”
Habis
berbicara dengan Asahi lalu Kenji berbalik melihat natsuki.
“Asahi
nanti akan kesini. Bisakah kau tidak mengunci pintu untuknya?”
“dia
akan kesini sekarang?”
“iya”
“untuk
apa dia kesini?”
“dia
kesini untuk meletakkan foto-foto pasangan (prewedd) itu untuk pesta besok.”
“oke”
Kenji
lalu pergi.
Natsuki
gelisah saat sedang membuat kue pernikahan Hanae. Sampai pekerjaannya selesai
Asahi belum datang. Tiba-tiba ia mendengar pintu dibuka. Natsuki terkejut dan
grogi, gugup, deg-degan bertemu dengan Asahi lagi.
Asahi
masuk ke Minatoku dan terkejut melihat natsuki sudah disana.
“yo”
sapa Asahi
“yo”
jawab Natsuki
“sudah
lama tak bertemu ya” kata Asahi
“iya”
natsuki terseyum.
“kenji
dimana?” Tanya Asahi sambil meletakkan barang-barang bawaannya.
“dia
sudah pulang”
“oh..”
Asahi
membuka-buka foto yang sudah dibuatnya. Ia melirik Natsuki yang diam saja.
“apa
kau punya waktu?” Tanya Asahi.
Natsuki
mengangguk.”iya..”
“tolong
bantu aku” kata Asahi.
Asahi
meminta bantuan Natsuki untuk meletakkan foto-foto kebersamaan Hanae dan
hikaru. Perlahan-lahan suasa kikuk jadi hilang saat keduanya bekerjasama
meletakkan foto-foto itu.
Natsuki
tertawa saat melihat foto kaku Hikaru dan Hanae saat membuat foto untuk mencari
pekerjaan itu. Asahi menggabungkan kedua foto itu jadi 1 foto.
“kenapa
kau menggunakan foto ini?” Tanya Natsuki tertawa.
“aku
bangga pada hasil karya ini.”
“hah..
kenapa?”
“bukankah
bagus?”
“mereka
terlihat mirip” sahut Natsuki tersenyum . Mirip karena sama-sama kakunya saat
difoto.
Mereka
melanjutkan menaruh foto-foto hanae dan hikaru di sudut-sudut ruangan Minatoku.
“oh
ya aku melihatmu dijalanan Aoyama (nama jalan di Tokyo).”kata Natsuki
“aoyama?”
“iya
Aoyama, Tokyo.”
“apa
yang aku lakukan?” Asahi lupa.
“kau
sedang mengambil foto gadis imut disana”
“mengapa
kau tak bicara padaku?”
“ya..
karena wajahmu terlihat sangat serius yang belum pernah kulihat sebelumnya”
“oh
aku juga melihatmu dimajalah juga. Kau diwawancarai saat kau menjadi head chef
yang baru.”
“ohh..
aku tak tau kau membaca majalah seperti itu.”
“tidak
begitu. Foto yang aku lakukan digunakan untuk iklan di majalah itu. “
“emmm…
kau harusnya juga memberitahu padaku tentang itu”
Hmmm
menyesalkan pada tak berani memulai menghubungi.. salah siapa coba..
“ya..
aku tak berpikir aku harus melaporkan hal seperti itu” ucap Asahi
“iya
benar” sahut Natsuki.
Natsuki
dan Asahi lalu memasang foto-foto lagi dan suasana jadi sepi
“hey..
apa kau baik-baik saja selama ini?” Tanya Natsuki
“hmm..
ya… bagaimana denganmu?” Tanya Asahi
“hmm
kadang iya.. kadang tidak” sahut Natsuki.
Asahi
mengangguk tak berani banyak bertanya. Suasa jadi sunyi lagi. Asahi menatap
punggung natsuki yang membelakangi.
Natsuki
berbalik.. “ohh aku lapar..” kata Asahi “apa kau juga lapar?” tanyanya pada
Natsuki.
“tidak”
Asahi
terus menerus mengelus perutnya yang lapar. Natsuki tersenyum “apa kau sedang
memberitahuku untuk membuat sesuatu?”
“kau
bisa membaca pikiranku” sahut Asahi. Natsuki tersenyum “aku akan pinjam
beberapa bahan” *pinjam dari minatoku.
“kau
akan membuatkan untukku?”
“apa
sajakan?” kata Natsuki membuka lemari es penyimpanan Kenji.
“Yes!’
seru Asahi senang.
Natsuki
membuatkan makanan kesukaan Asahi, yakisoba. Mereka lalu makan berdua.
Asahi
sangat menikmati Yakisobanya “sudah setahun sejak aku makan makanan ini, tapi
bisakah aku mengatakan sesuatu?”
“ini
makanan nomer 1 didunia dalam 2 tahun berturut-turut!” seru Asahi.
Natsuki
tertawa “kau selalu memuji yakisobaku tanpa syarat.”
“aku
juga memuji dalam hal lainnya juga” sahut Asahi
Natsuki
berpikir “aku tak ingat hal yang lainnya itu”
“iya
benar kok?”
“seperti
apa?”
“kau
bekerja keras… kau cantik..”
Natsuki
mengantar Asahi yag pulang sampai depan pintu Minatoku.
Acara
pernikahan Hanae.
Semua
sudah berpakaian rapi. Aoi juga datang dan Takashi memarahinya karena hampir
terlambat karena acara akan segera dimulai
Hanae
melangkah dengan ayahnya di acara pemberkatan pernikahannya itu. Ia anggun
dengan gaun putih dan cadar tipis yang
menutup wajahnya. Hikaru sudah menunggu didepannya dengan tersenyum bahagia
menatap hanae.
Semua
terlihat bahagia dengan pernikahan kedua sahabat mereka itu. Asahi bertugas
mengabadikan peristiwa penting itu. Takashi bertugas memutaar lagu pernikahan
untuk mengiringi langkah Hanae.
Hanae
meraih tangan Hikaru dan melangkah disisi calon suaminya itu. Cincin disematkan di kedua tangan pasangan
itu.
Hikaru
perlahan membuka kerundung penggantin hanae. Pendeta lalu mempersilahkan Hikaru
mncium Hanae.
Mereka
berciuman disaksikan sodara dan teman-temannya. Semua tersenyum lega.
Ditempat
lain haruo dan Kiyoko melangsungkan pernikahannya. Kiyoko sedih Rickky kakaknya
tidak datang. Haruo berkata klo ia akan membuat Kiyoko bahagia jadi Ricky suatu
saat akan menyetujui hubungan keduaya.
Saat
akan berciuman kiyoko mendengar suara Ricky tapi Haruo tak mendengarnya. Haruo
mau mencium Kiyoko lagi tapi benar saja ada suara Ricky yang menyanyi.
Ricky
masuuk dengan gitar ditangannya dan bernyanyi dengan kata-kata klo ia
menyetujui pernikahan keduanya.
Natsuki
membawa kue pernikahan yang cantik didepan Hikaru dan Hanae. Semua memuji kue
pengantin yang cantik itu. Kedua pengantin lalu mengucapkan terima kasih pada
teman-temannya. Hanae lalu berkata klo direktur hikaru punya sesuatu untuk
mereka.
Lalu
Hanae menarik layar putih untuk melihat film itu. Semua tertawa melihat ulah
pengantin wanita yang tak anggun itu.
Film
itu berisi foto-foto kenangan semuanya
Di
slide foto pertama ada Asahi
“asahi-san..
saat Asahi merencanakan sesuatu maka itu akan berubah jadi menyenangkan. Itu
yang selalu hanae katakan. Sejujurnya, aku juga selalu berpikir seperti itu.
Sebagai pimpinan grup, teruslah menunjukkan jalan kita.”
“Takashi
san….” Takashi terkejut fotonya muncul di film Hikaru.
“apa..
apa?” Takashi malu karena yang muncul fotonya sedang dalam pose yang jelek,
ia protes “ayolah.. masih ada foto yang
lebih bagus dari itu.
“tak
ada yang mengucapkan dengan keras, tapi kami pikir kaulah pimpinan di balik
layar. Kami bisa terus tertawa itu semua karena kehadiranmu. Sangat aneh jika
kami mengucapkan itu (*memuji). Tapi kami semua ingin agar kau bisa menemukan
kebahagianmu lebih dari yang lain”
“Natsuki-san….
Terima kasih banyak sudah datang ke kota ini. Karena kedatanganmu kesini,
banyak hal berubah. Aku pikir kebahagian kami adalah dari perubahan yang dibawa
olehmu. Jadi teruslah memasak makanan enak”
Asahi
melirik Natsuki disebelahnya yang tersenyum melihat layar film.
“Aoi
chan…”
Takashi
berbisik pelan “mantan ceweknya” godanya. Aoi memukul Takashi “diam”
“banyak
hal terjadi antara kita… ke optimisanmu yang murni menyemangati kami
berkali-kali saat kami bersedih. Hanae selalu berkata, “aku selamanya berhutang
padanya”… kami doakan kau sukses dan bahagia dari lubuk hati kami yang
terdalam.”
“kenji-san
dan Setsuko-san… kami selalu mencoba mengikuti jejakmu. Kami bangga bisa jadi
pelanggan tetap Minatoku dan Aoyama. dan itu terasa seperti kami ada dibawah
perlindungamu. Tetaplah menyindari kami seperti mercusuar di dermaga”
“Kami
pasangan nikah yang baru. belum berpengalaman, tapi tolong teruslah memberi
saran dan dukungan atas pernikahan kami. Yoroshiku onegashimasu.. the end”
Filmpun
selesai ditayangkan.
Hikaru
berganti pakaian dan pamit untuk bekerja lagi di Tokyo. Ia meninggalkan Hanae
bersama teman-temannya. Hikaru sepertinya sangat sibuk sampai tak bisa cuti
menikah.
Kenji
bertanya perkembanan Asahi apakah sudah seperti Yamada, teman kameramennya.
Asahi menjawab masih jauh. Kenji terus memberi semangat.
Asahi
senang ia diberi semangat oleh orang yang mengagumkan seperti kenji. Kenji
bilang klo ia belum melakukan hal yang menakjubkan. Asahi menjawab sudah saat
Kenji mendapatkan Setsuko. Kenji menjawab itu karena instingnya Setsuko pada
lelaki. Mendengar namanya disebut. Secchan langsung mendekati dengan serius
keduanya. Ia ingin tau apa yang dibicarakan keduanya.
Kenji
menggoda Secchan mengerutkan dahinya seperti itu atau nanti akan bertambah
keriputnya. Mereka berdebat didepan Asahi yang tersenyum melihat perdebatan
mereka yang romantis itu.
Natsuki
mengantarkan hanae pulang ke rumahnya. Hanae sekali lagi mengucapkan terima
kasih karena Natsuki sudah banyak menolongnya. Ia juga minta maaf pada Natsuki
karena sudah menderita menahan perasaannya pada Asahi saat jadi comblangnya
itu.
Ia
terus memberi dukungan untuk hubungan natsuki dan Asahi.
Natsuki
pulang ke Minatoku tapi tak masuk ke dalam café. Ia tiduran dimeja depan café
dengan lampu petromaks meneranginya.
Asahi
keluar café dan melihat Natsuki disana. Asahi berjalan mendekati natsuki.
“hey..”
sapa Asahi. Natsuki menengok “bisakah aku pinjam apimu (petromaks)?” Tanya
Asahi.
“mengapa?”
Tanya Natsuki
“mengapa?
Itukan janji kita.”
“janji?”
Natsuki lupa akan janji mereka.
Asahi
menarik sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya pada natsuki. Sisa kembang api
yang dulu mereka nyalakan itu.
“oh
ini..” sahut Natsuki tertawa melihatnya “hey.. apa kau bodoh kau memegang ini?”
ejek Natsuki.
“aku
akan menjaga janjiku saat aku sudah berjanji” sahut Asahi.
Natsuki
tersenyum “mengapa kau tersenyum?” Tanya Asahi.
“aku
pikir kau mengatakan hal yang sama saat aku bertemu denganmu.”
Natsuki
teringat pertemuan pertamanya bersama Asahi dipesta pernikahannya. Saat itu ia
sedang mengejar tunangannya yang kabur dan Asahi malah meminta api yang
dibawanya dan Natsuki memukul perut Asahi.
“pertama
kali..”
“apa
kau lupa kau mau meminjam api saat aku dalam situasi seperti itu?”
“oh
saat kau memukulku itu?”
“oh
ya.. “api cintamu masih menyala”.. kata-kata itu tak menenangkanku sama sekali.”
Natsuki
masih teringat kata-kata Asahi saat itu.
“tunggu.
Aku mengucapkan kalimat dengan penuh pertimbangan untuk menghilangkan shockmu.”
Kata Asahi membela diri.
“tidak…
itu justru menyalakan api amarahku”
“lalu
kenapa kau tak meminjamkan saja api amarahmu itu padaku?”
“hah?”
“ayo
kita lakukan saja” ajak Asahi untuk menyudahi perdebatan mereka dan mulai
menyalakan kembang api.
Natsuki
tersenyum menatap kembang apinya “kita tak tau apa mereka akan menyala juga.”
“ahh..
itu akan menyala tergantung karma kita juga.”
“iya..”
Mereka
berdua lalu menyalakan kembang apinya. Natsuki sangat gembira melihat kembang
apinya menyala lebih dulu “ ini dia karmaku.. sepertinya setahun ini aku sudah
berlaku baik.”
“punyaku
juga sebentar lagi akan menyala” kata Asahi.
“aku
tak tau itu.. nyala kembang api tak akan berbohong “ ejek natsuki.
“ini
dia karmaku” seru Asahi gembira melihat kembang apinya menyala.
“kau
sepertinya lega ya” goda natsuki
“tidak
juga.. aku sudah tau ini akan menyala” sahut Asahi.
“benarkah?”
tawa natsuki.
“hum..”angguk
Asahi “bukankah nyalanya sangat indah?”
“mengapa?”
“nyalanya
tahun lalu menjengkelkan kita namun akhirnya menyala juga”
“aku
bahkan takjub klo kau masih mengingat da menyimpannya bersamamu Asahi”
“aku
sudah berjanji maka aku tak akan membuangnya” sahut Asahi menatap Natsuki.
“aku
rasa kau lupa janji itu.”
“tidak..
tentu saja aku mengingatnya. Tapi.. bukankah orang biasanya melupakan hal-hal
seperti ini?”
“aku
tak pernah melupakannya bahkan seharipun.” Sahut Asahi.
Natsuki langsung
terdiam mendengar pengakuan Asahi ini. Nyala kembang api tiba-tiba padam. Suasana jadi hening.
Asahi
bangkit berdiri “aku masih terus memikirkanmu setia hari natsuki. Sejak pertama
kita bertemu, perasaanku padamu tak pernah berubah. Aku jatuh cinta padamu.”
Natsuki
berdiri disebelah Asahi dan masih terdiam mendengarkan perasaan Asahi. Natsuki
berbalik untuk menatap Asahi.
Asahi
menyentuh bahu Natsuki agar Natsuki menatapnya. Saat mereka saling menatap
asahi mengatakannya lagi “aku mencintaimu Natsuki”
Natsuki
diam tak berani menatap Asahi, ia bingung memberikan jawaban pada Asahi. Karena
natsuki hanya diam saja, Asahi melepaskan tangannya dari bahu Natsuki tapi
masih terus menatap natsuki untuk mendengar jawaban darinya.
Natsuki
menunduk dan tersenyum. Ia mulai menatap Asahi. Lalu ia merangkul bahu Asahi
erat dengan tersenyum.
Asahi
membalas pelukan Natsuki dan tersenyum “aku akan terus disana bersamamu”
Maksud
Asahi, ia tak akan meninggalkan Natsuki seperti yang dilakukan tunangan
Natsuki.
“benarkah?”
kata Natsuki mempererat pelukannya.
“em..
ya” sahut Asahi.
“kau
benar tak akan menghilang dariku?” Tanya Natsuki
“aku
berjanji tak akan menghilang “ sahut Asahi sambil mempererat pelukannya
dipunggung Natsuki. “untuk itu.. summer tahun depan, ayo kita bersama kepantai
ini lagi..”
Natsuki
mengangguk “iya”
“tahun
berikutnya lagi.. setelah 3 tahun dan bahkan setelah 5 tahun lagi.. ayo kita
kesini bersama-sama”
Natsuki
mengangguk. Asahi mengendurkan
pelukannya dan perlahan mencium Natsuki lagi… dan lagi… dan mereka berpelukan
erat… omg… kyaaaaaaaaaaa… Jealous gilaaaaa…
Asahi
dan Natsuki dalam 1 mobil menuju ke stasiun Misaki untuk kembali ke Tokyo.
Mereka mendengarkan lagu dari radio yang mereka putar. Mereka sedang berdebat tentang penyanyinya,
kayaknya.. hihihi… . padahal yang nyanyikan YAMAPI sendiri.
“itu
puffy..” kata Natsuki
“bukan
itu flip-flap” sahut Asahi tak mau kalah.
“sudah
kubilang itu Puffy” sahut Natsuki
“kau
benar-benar keras kepala” kata Asahi pada Natsuki.
“karena
aku tau aku benar” natsuki membela diri
“kau
pikir kau Tuhan yang pernah salah?” ejek Asahi.
“hah?”
“tuhan”
“hentikan”
seru Natsuki.
“mengapa?”
Tanya Asahi
“hentikan
saja” sahut Natsuki.
Asahi
menghentikan mobilnya dan Natsuki langsung keluar dari mobilnya.. hhhhehe..
seperti kejadian dulu saat Natsuki datang pertama kalinya ke kota Misaki.
Natsuki
terus berjalan meninggalkan Asahi.
Asahi
mengejar langkah kaki natsuki “tunggu…
ayolah tunggu..” Natsuki terus melangkahnya.
“oh
ya.. itu PUFFY aku baru mengingatnya” kata Asahi akhirnya mengalah.. wkwkkw..
“kau
benar menyadarinya?” Tanya Natsuki
“iya..
ayo kembali ke mobil” ajak Asahi.
“kau
benar akan mengantarku pulang?”
“kemana?”
“Tokyo”
“tentu
saja.. aku pandai mengantar orang ke Tokyo”
“apa?
Tak ada apa-apanya. Jika kau membawaku ke Minatoku lagi, aku akan menendangmu..”
“apakah
itu berarti kau tak mau bertemu kenji lagi?”
“bukan
itu maksudku”
“apa
kita perlu pulang ke Tokyo dengan berdiam(tidak bicara)? Klo kita bicara maka kau akan
berakhir keluar dari mobil lagi” kata asahi.. hahahahha.. habisnya merek
berdebat terus siy
“tak
perlu.. aku sudah kapok apa yang terjadi jika keluar dari mobil. Aku akan
memintamu mengantarku ke stasiun.”
Natsuki
teringat saat pertama dulu ia mencoba keluar dari mobil Asahi, dan ternyata
jaraknya sangat jauh dengan stasiun, ia sampai kecapean.
“jangan
lupa juga untuk cek jadwal kereta terakhir” goda Asahi
“diamlah”
ucap natsuki tersenyum.
Asahi meraih tangan natsuki dan mengajaknya masuk
kedalam mobilnya. Sampai didalam mobil ia memperhatikan Natsuki yang sedang
memasang sabuk pengamannya. Asahi tiba-tiba mengelus kepala Natsuki pelan. Natsuki
terkejut dan menatap Asahi lalu tersenyum.
“ayo
antar aku ke Tokyo” ucapnya
“Yes
Sir” jawab Asahi mulai mengemudikan mobilnya.
*** TAMAT ***
Yaay...akhirx happy ending...
BalasHapusSuka sm pasangan ini...
Yamapi mirip Kim Hyun Joong,iya g ya mb Eunike?
Thx sinopsisx y mb...😊
nonton yg ada sub indo di mana ya?
BalasHapus