Saat
didalam kelas Aoi mengirim sms pada Moe yang duduk dibelakangnya. Ia bercerita
pada Moe apa yang terjadi saat pertemuannya dengan Satsuki. Moe tidak terima Aoi
diperlakukan begitu.
Saat
pulang sekolah Aoi terkejut menemukan kakak Shuusei didepan gerbang sekolah.
“Aoi…”sapa
Souju dari dalam mobilnya. Ia lalu keluar dari dalam mobil dan mendekati Aoi.
“Shuusei
belum kembali kan?”tanyanya
“mengapa
kau bertanya padaku?”
“karena
kau kan tinggal bersama?”jawab Souju. Aoi langsung panic dan melihat
sekelilingnya apa ada yang mendengarkannya.
“ah
tidak….” Sahut Aoi memperhatikan teman yang berjalan melewatinya.
“aku
mendengarnya dari Satsuki. Wahhhh.. susah dipercaya!” kata Souju.
Aoi
tak bisa membantah lagi. ia justru penasaran dengan suatu masalah dan mungkin Souju
tau yang sebenarnya.
“ano…
ada hubungan apakah antara Satsuki dan dia?” Tanya Aoi gugup.
“kau
menyukainya kan.. Shuusei..?” Tanya Souju.
“ah
tidakkk..” bantah Aoi cepat.
“haha..
aku bisa membacanya” tawa Souju.
Souju
lalu mengantar Aoi pulang ke kost tapi ia bercerita tentang kehidupan
keluarganya pada Aoi.
“ayahku
bukan orang yang penyayang. Itulah mengapa aku dan ibuku tidak tertarik untuk
tinggal dirumah itu. dengan kata lain keluarga kami kurang cinta. Sejak kecil Satsuki
mengetahui semua itu. dia selalu menghibur Shuusei. Meski kondisi keluara dalam
kondisi yang terburukpun Satsuki membawanya ke sekolah dan bermain ditempat
‘berbahaya’ bagi mereka. “
“oh
begitu..”
“yah
itulah yang biasa dilakukan kau dan teman masa kecilmu. Apa kau ingin tau lebih
jauh lagi?” Tanya Souju yang melihat wajah Aoi masih sangat penasaran.
“iya..”
angguk Aoi.
“tapi
dengan satu syarat” Aoi melihat Souju penuh Tanda Tanya apa syaratnya.
“apa
kau tau mengapa aku memanggilmu?” Tanya Souju. Tiba-tiba ia merengkuh wajah Aoi
dan mencium bibir Aoi.
Aoi
sontak mendorong tubuh Souju. Ia terkejut Souju melakukan itu padanya. Dan itu
adalah ciuman pertamanya.
(hmmm..
alasan ciuman Souju dan Aoi versi manga dan versi live action jadi beda gini
ya..)
“apa
yang kau lakukan?” Aoi ketakutan.
Souju
terkejut melihat wajah Aoi begitu ketakutan. Ia baru menyadarinya.
“jangan
bilang ini adalah ciuman pertamamu? Benarkah?”
Souju menertawakan Aoi.”jadi bagaimana jika kau berpacaran denganku?”
kata Souju santai.
Aoi
sangat marah dan ia menampar Souju “jangan mempermainkanku!!!” teriak Aoi.
Aoi
menangis dan keluar dari mobil Souju. Aoi berlari secepatnya dari tempat itu.
Souju
meminta Shuusei menemuinya di tempat pemotretannya. Bagi yang belum membaca
manganya LDK: Souju adalah seorang fotografer terkenal.
Selesai
melakukan pemotretan Souju melihat Shuusei sudah menunggunya.
“hai
Shuusei.. bagaimana sekolahmu hari ini?”
“mengapa
kau tiba-tiba kesekolahku?” Shuusei balas bertanya.
“mengapa
kau bertanya seperti itu? aku hanya merasa kesepian” Souju lalu berjalan ke sebuah
meja. Ia mengambil keluar sebuah amplop dari dalam tas barangnya. Ia lalu
memberikannya pada Shuusei.
“ini
untukmu” katanya mengulurkan amplop itu pada Shuusei.
“aku
tak membutuhkannya.” Tolak Shuusei yang sudah menduga amplop itu berisi uang
untuknya.
“bekerja
sangat berat kan? Ambillah” Souju menaruh amplop itu ke tangan Shuusei. Ia lalu
berjalan ke mejanya lagi.
Shuusei
mendekati kakaknya dan menaruh amplop itu diatas mejanya. “ini ambil”
Souju menatap adiknya yang masih bersikeras itu. ia
lalu berbisik pada Shuusei. “dengan wanita disisimu itu membutuhkan biaya yang
banyak”
“terserah”
sahut Shuusei cuek dan berjalan pergi.
“akan
menyenangkan jika kau bisa mendapatkan Aoi-chan kan?” seru Souju.
Shuusei
terkejut dan menghentikan langkahnya. Ia heran tiba-tiba kakaknya menyebutkan
nama Aoi didepannya.
Shuusei
menoleh dan menatap kakaknya dengan garang “mengapa kau tiba-tiba
melibatkannya?”
“gadis
itu..mirip Satsuki kan?”
“dari
segi apa?” Tanya Shuusei galak.
“meski tiba2.. tapi dia gadis yang mudah didapatkan kan?”
“mengapa
kau berkata seperti itu?” Tanya Shuusei curiga.
“ahhh..
karena tenaga gadis itu sangat kuat…”
“hah?”
“aku
sudah mencium Aoi-chan… aku tak menyangka klo itu ciuman pertama kalinya
karen….”
Blom
selesai Souju berbicara, Shuusei langsung memukul wajahnya dengan keras tanpa
diduga olehnya. Souju menabrak mejanya dan semua yang ada disana memperhatikan
keduanya.
Souju
melihat Shuusei yang marah didepannya dan ia tertawa “hahha.. kau seperti
sami…”
Shuusei
jadi tambah emosi melihat kakaknya tertawa tanpamenyesal sedikitpun. Shuusei
mau memukul kakaknya lagi saat karyawan yang lain menegur keduanya.
Shuusei
memutuskan pergi dari tempat itu.
(klo
versi manga, Shuusei tau dari foto. Jadi saat Souju mencuri ciuman pertama Aoi,
Souju diam-diam memfotonya dan diberikan pada Shuusei. beda versi ya.. hehhe.. tak apa beda dikit,
dimaafkan)
“apa
yang kau lakukan?” tiba-tiba Shuusei mendekati Aoi.
Shuusei
sebenarnya memang sengaja mencari Aoi. Ia tau Aoi adalah gadis lugu yang tidak
pernah berdekatan dengan cowok. Bahkan Shuusei mengalaminya sendiri saat ia
mendekati Aoi, gadis itu langsung gugup ketakutan. Jadi ia paham pasti Aoi saat
ini sedang sedih.
Aoi
bangkit berdiri dan memunggungi Shuusei, ia berpura-pura melihat kelangit “aku
sedang memperhatikan langit” sahut Aoi.
“jangan
menangis..” kata Shuusei dibelakang Aoi
“aku
tidak menangis” bantah Aoi.
“kau
menangis” uap Shuusei lagi.
Aoi
kesal dan berbalik menatap Shuusei. Wajahnya yang sedang menangis langsung
terlihat oleh Shuusei.
“aku
bilang tidak!” isak Aoi . ia lalu menunduk dan menangis didepan Shuusei.
Tiba-tiba
Aoi mendengar suara “click”
Saat
Aoi membuka matanya, ia sangat terkejut melihat Shuusei sedang memfoto wajahnya
yang sedang menangis itu.
Shuusei
lalu memperlihatkan hasil foto itu pada Aoi “wajahmu sangat jelek” ejeknya. Shuusei
sengaja melakukannya biar Aoi melupakan kejadian yang barusan terjadi.
”jangan
ambil gambar itu” Aoi langsung ingin mengambil HP Shuusei tapi tangan Shuusei
lebih gesit. Ia memegangi tangan Aoi dengan erat.
“jangan
dengan mudahnya dicium orang lain” ucap Shuusei menatap Aoi dengan tajam
“bukankah aku pernah bilang padamu untuk menjaga dirimu (saat di taman
bermain)? Apa kau orang bodoh?”
Aoi
menangis terisak-isak “maaf..”
Mereka
terus saling menatap, Tiba-tiba Shuusei mencium pipi (?) atau (mata? manganya di mata) Aoi (kenapa tidak
bibir??!! Hufttt)
“ini sebagai resetnya” ucap shuusei
“apa?”
“tak
apa, diamlah… sekarang ini ciuman Souju bukan apa-apa, aku sudah memutuskannya
seperti itu” ucap Shuusei tegas.
Shuusei
baru tersadar klo ucapannya kayak dia berhak memutuskan kehidupan Aoi saja. ia
jadi malu dengan ucapannya tadi.
Aoi
melihat wajah Shuusei yang malu-malu itu jadi mulai tersenyum geli. Shuusei juga ikut tersenyum.
Shuusei
lalu berjalan kebelakang Aoi dan
menyentuh kedua bahu Aoi.
“apa?”
Tanya Aoi.
“nikmati
perjalananmu..” ucap Shuusei. Ia lalu mendorong tubuh Aoi ke bawah bukit. Aoi
terkejut dan jatuh berguling –guling ke bawah bukit.
Shuusei menertawakannya Aoi dari atas bukit. Shuusei pun ikut meluncur kebawah bukit menyusul Aoi yang tubuhnya kotor penuh dengan rumput-rumput kering.
“ini sedikit menakutkan”ucap Shuusei disebelah Aoi.
Shuusei menertawakannya Aoi dari atas bukit. Shuusei pun ikut meluncur kebawah bukit menyusul Aoi yang tubuhnya kotor penuh dengan rumput-rumput kering.
“ini sedikit menakutkan”ucap Shuusei disebelah Aoi.
“aku
pikir aku sudah mati” teriak Aoi sambil menangis.
“hahhahah…”
Shuusei ketawa melihat Aoi.
“ini
bukan hal yang patut ditertawakan!” teriak Aoi kesal memukul Shuusei.
Shuusei
lalu berbaring diatas reremputan “aku pikir kau akan tertawa jika aku melakukan
ini. .. hahhaa”
Aoi
menoleh melihat Shuusei yang terus tertawa sambil tiduran. Aoi lalu
membaringkan tubuhnya disebelah Shuusei dan ikut tersenyum “aku juga.. aku
ingin tertawa dengannya..”
Keduanya
pun tertawa bersama.
“selamat
pulang..”
“aku
pulang..” sahut Shuusei tanpa perhatian dengan rambut baru Aoi itu.
“tapi setiap kami
bersama…”
Mereka
berdua makan omurice bersama dalam diam. Tiba-tiba Shuusei berkata “itu bagus
(rambutnya)” Aoi pun tersenyum senang karena Shuusei menyadari rambutnya di
potong.
setiap hari Aoi selalu memasak makan pagi dan makan malam untuk shuusei.cowok itu juga suka sekali dengan masakan Aoi. saat Aoi sedang masak shuusei tiba-tiba mencicipinya didapur. hmm sudah kayak suami istri saja ya
Shuusei
sangat sibuk dengan pekerjaan part timernya. Aoi membawakannya bekal makan
untuk Shuusei. Teman-teman yang melihatnya bercanda klo Shuusei sepertinya
punya istri rumah.
Mereka
ingin mengicipi makanan itu tapi Shuusei
tidak mengijinkannya dan langsung menutupi bekal makannya dengan
tangannya.
“aku harap ini terus
berlanjut.. perlahan-lahan semua itu menjadi hal yang normal/biasa”
Disekolah
saat Aoi dan shuusei berpapasan mereka saling melirik tapi sok tidak akrab.jadi hanya diam
saja. sebenarnya itu agar tidak dikeluarkan dari sekolah.
Malam
harinya biasanya Shuusei akan mengajariAoi belajar matematika. Aoi yang tidak
mengerti tapi Shuusei mengajarinya terus sampai Aoi bisa meski beberapa kali ia
bilang klo Aoi itu bodoh.
Tiba-tiba
ada telp masuk ke HP Shuusei dan cowok itu segera pergi ke tempat yang lain
untuk menerima panggilan itu.
“tapi terkadang jauh
didalam hatiku aku merasa tidak tenang. Ada sebuah suara yang aku tak mau
dengar. Karena itu, tak apa jika hanya seperti ini saja. aku akan menghargai
waktu kebersamaan kami”
Aoi
tertidur dimeja setelah seharian bermain bersama kouta yang dititipkan ibu kost
pada keduanya. Shuusei yang keluar dari kamar mandi memperhatikan Aoi yang
tertidur itu. ia melihat ada 2 tiket ke festival tanabata juga disana.
“aku menyukai
semuanya seperti ini.. hubungan yang tak terucapkan ini… sekarang ini..
dikeadaan ini” (suara hati Aoi)
Sanjou
melihat Aoi berlari-lari lewat depan tokonya. Ia pergi keluar dan memanggil Aoi.
Ternyata gadis itu barusan pergi belanja bersama Shuusei.
Shuusei
menyapa sanjou singkat lalu ia menaruh belanjaan yang berat di jalan dan ia
mengambil barang yang ringan untuk dibawanya. Hahahah.. cowok apaann.. jahat..!
Aoi membungkuk membri hormat pada sanjou dan pergi mengejar Shuusei.
Aoi membungkuk membri hormat pada sanjou dan pergi mengejar Shuusei.
“ini
kesalahanmu klo sanjou sampai tau rahasia kita.” Seru Aoi dibelakang Shuusei.
“emang
masalah?”
“tentu
saja masalah!”
“aku
tak keberatan jika rahasia tentang kita hidup bersama sampai kebongkar. “ sahut
Shuusei.
“heih???”
“tinggal
bersamamu bukan suatu masalah bagiku” sahut Shuusei dan melanjutkan langkahnya.
Aoi jadi tersenyum senang mendengarnya.
Aoi jadi tersenyum senang mendengarnya.
Pulang
sekolah Aoi melewati toko yang menjual Yukata. Aoi terkagum melihat yukata yang
terpasang didepan toko itu. pemilik toko keluar dan menyapa Aoi. Ia bilang klo
siapapun yang memakai yukata tokonya,impian cintanya akan jadi kenyataan. Ia lalu
menawarkan Aoi untuk mencoba yukata itu. Aoi tersenyum senang. Aoi pun akhirnya membeli yukata itu.
Shuusei
dalam perjalan pulang dan melihat Aoi
sedang membawa bungkusan yukata sambil melihat banner festival tanabata. Shuusei
terus memperhatikan Aoi yang terlihat bahagia itu dari jauh.
Suatu
malam Shuusei menerima telpon dari Satsuki. Shuusei terlihat panic dan berjanji
untuk sgera ke tempat Satsuki.
“apa
yang terjadi dengan Satsuki san?” Tanya Aoi khawatir melihat Shuusei yang
terburu-buru itu.
Shuusei
tidak menjawab dan mengambil kuncinya “aku pergi “
Shuusei
pulang dari tempat Satsuki tengah malam. Diperjalan pulang ke kost ia teringat
kejadian saat ia masih bersama dengan Satsuki dan saat Satsuki hampir bunuh
diri. Shuusei jadi sedih mengingat hal itu. apalagi Satsuki mengingatkannya
pada janji Shuusei dulu yaitu untuk menjaga Satsuki.
Shuusei berhenti melangkah dan duduk dikursi jalanan. Ia bingung dan galau. ia merogoh kekantongnya dan mengambil kunci kamar Aoi yang diberikan padanya. shuusei mengamati kunci itu terus.
shuusei pulang ke kostnya, sampai
di depan kamar kost, Shuusei memasukkan kuncinya ke lubang kunci tapi dari dalam
terdengar suara Aoi.
Shuusei berhenti melangkah dan duduk dikursi jalanan. Ia bingung dan galau. ia merogoh kekantongnya dan mengambil kunci kamar Aoi yang diberikan padanya. shuusei mengamati kunci itu terus.
“tunggu
sebentar..”Aoipun membukakan pintu untuknya.”okaeri… bagaimana dengan Satsuki-san?
Apa dia baik-baik saja”Tanya Aoi.
“iya”
sahut Shuusei singkat. Ia lalu pergi menuju lemari es untuk mengambil minum “
mengapa kau belum tidur ?” Tanyanya
“kau
tiba-tiba pergi seperti itu jadi itu menggangguku.”
“maaf..”
Shuusei lalu mengganti bajunya “tak ada apa-apa… lupakan saja” katanya lagi
saat ia melihat Aoi sepertinya masih khawatir.
Dengan
pelan dan ragu, Aoi mendekati Shuusei lagi.
“apa
yang sebenarnya terjadi 2 tahun yang lalu?” tanyanya pelan dan hati-hati.
Shuusei
menoleh dan menatap Aoi tidak suka “itu bukan urusanmu… dengan kata lain,
dengan kamu berbicara seperti itu, kau menjengkelkan.”
Shuusei
pergi ke kamar mandi dan menutup pintunya keras. Aoi hanya bisa terdiam sedih
mendengar jawaban kasar Shuusei itu.
Moe
lalu mengajak mereka pergi kencan ganda. Aoi menolaknya tapi ryousuke ingat klo
hari ini adalah hari ulang tahunnya Shuusei. Aoi terkejut karena ia tak tau
tanggal lahir Shuusei.
Aoi
pulang ke rumah dan langsung mempersiapkan makanan dan roti untuk perayaan ulang
tahun Shuusei. Aoi sangatt bahagia.
“mengapa
kau tiba-tiba mengajak bermain tangkap bola?” Tanya Shuusei.
“kitakan
cowok jadi wajar klo kita bermain tangkap bola kan!” sahut ryosuke.
“aku
blom pernah mendengar hal itu” kata Shuusei sambil melemparkan bola
ditangannya.
“Shuusei..
apakah itu tak apa?”
“apanya?”
“Satsuki..”
sahut ryosuke sambil melemparkan bolanya. Mukanya Shuusei langsung berubah
tidak suka begitu nama Satsuki disebut.
“tentang
kejadian 2 tahun lalu.. apa kau masih menganggapnya sebagai..” Shuusei bisa
menebak kemana arah pembicaraan ryosuke.ia tak mau mendengarnya. Shuusei
langsung sengaja melemparkan bola sangat jauh sebelum ryosuke menyelesaikan
omongannya.
“hei..
itu terlalu tinggi..” gerutu ryosuke berlari mengambil bola yang jatuh jauh
dari jangkauannya.
“ryousuke??’
“ya?”
“mengapa
kau berpacaran dengan gadis itu (Moe)?”Tanya Shuusei.
“ya
sudah pasti karena aku menyukainya.” Jawab ryosuke mengambil bola dan sgera
melemparkannya pada Shuusei.
“kau
tak akan ingat… saat pertama aku bertemu dengan Moe tiba-tiba aku jatuh cinta,
bagaimana menurut mu?”
“itu
pasti karena sex kan?” ejek Shuusei.
“hah?”
Saking
asiknya mereka bermain dan berbicara, mereka tidak mendengar HP Shuusei
berbunyi. Ada panggilan dari Satsuki untuk Aoi.
Sanjou
berangkat kerja ditokonya. Saat akan masuk ia melihat Shuusei sedang
berjalan melewatinya.Shuusei hanya
mengangguk kecil pada sanjou lalu melanjutkan langkahnya.
“hei…”
panggil sanjou.
Shuusei
menghentikan langkahnya dan menengok pada sanjou.
“bukankah aku sudah memintamu untuk berpacaran dengan Aoi
dengan baik? Bukankah itu tak adil jika
kau terus bermain-main seperti itu bahkan ini jadi tak mudah buat Aoi juga.”
“buatmu, kakak yang dekat dengannya, yang aku lakukan adalah hal yang biasa” jawab Shuusei
Sanjou
terdiam melihat Shuusei yang menganggap hubungan keduanya adalah hubungan biasa saja. lalu ia berjalan
mendekati Shuusei. “klo begitu, bisakah aku mendapatkan Aoi?”
“silahkan…”
sahut Shuusei dan berbalik pergi dengan wajah jengkel dan bingung (?)
Aoi sudah selesai membuat makanan dan menghias
roti ulang tahun Shuusei. Aoi lalu menatanya ke meja makan. Ia menunggu Shuusei
yang belum pulang juga. Aoi membuka jendela balkon kamarnya dan ia melihat
hujan turun dengan derasnya.
HP
Aoi bordering dan ia segera melihat orang yang menghubunginya. Tertera nama Shuusei
sebagai orang yang menghubunginya. Aoi tersenyum dan mengangkatnya.
“moshi
moshh..” sapa Aoi senang.
“ini
Satsuki..” sahut suara Satsuki dari telpon Shuusei. Aoi sangat terkejut
mengetahui Satsuki menghubunginya memakai HP Shuusei.
Sementara
itu di rumah Satsuki, gadis itu sedang duduk ditempat tidurnya dengan memakai
baju tidur yang seksi sambil berbicara dengan Aoi.
“shuu-chan
mungkin hari ini tidak pulang..” lanjut Satsuki. Aoi terdiam membisu saking
shocknya. Satsuki tersenyum mengetahui Aoi sepertinya shock. “kami akan
melakukan kontak tubuh…”
Aoi
masih terdiam kelu karena tambah kaget Satsuki berkata seperti itu.
“kau
tak mengerti? Hal seperti itu.... ahh shuu-chan sudah datang, bye” kata Satsuki
menutup telponnya.
Satsuki
pergi menyambut Shuusei yang datang membawa makanan untuknya. “kau masih
terbangun?” Tanya Shuusei.
“aku
ingin melihat wajahmu” jawab Satsuki.
“pergilah
tidur. Jika tidak cepat tidur maka akan bermasalah.”
“maaf
merepotkanmu..”
“tak
apa”
“shuu-chan..”
“umm?”
Satsuki
meraih kedua tangan Shuusei dan menatap cowok itu. “tinggallah bersamaku..”
Aoi
masih terdiam di depan meja makan yang penuh dengan makanan yang tidak
disentuhnya. Ia mendengar suara kunci
dimasukkan ke lubang kunci. Aoi bangun untuk menyambut Shuusei.
“okaeri..”
sapa Aoi tersenyum.
“kau
belum tidur?” Tanya Shuusei heran karena sudah tengah malam.
Ia berjalan melewati Aoi untuk berganti pakaian.Mata Shuusei terkejut melihat meja penuh dengan makanan-makanan enak dan ada roti ulang tahun juga.
“ini..
kau membuat semua ini…?” Shuusei melihat semua makanan itu dengan wajah
terkesima.
Ia berjalan melewati Aoi untuk berganti pakaian.Mata Shuusei terkejut melihat meja penuh dengan makanan-makanan enak dan ada roti ulang tahun juga.
“iya..”
“bolehkah
aku makan?”
“iya”
Mereka
berdua lalu duduk didepan meja makan berdua..
“itadakimasu”
Shuusei lalu menyantap makanan itu. ia selalu rakus klo makan makanan buatan Aoi.
“enak”
ucap Shuusei menoleh pada Aoi yang ada disebelahnya. Shuusei terkejut saat
melihat airmata menetes dari pelupuk mata Aoi.
“ada
apa?” Tanya Shuusei menatapnya kkhawatir.
Aoi
mengusap airmatanya tapi masih tak menjawab Shuusei.
“
apa?... apa kau ingin membicarakan sesuatu?” Tanya Shuusei.
Aoi
menatap Shuusei berkaca-kaca“aku… aku hanya ingin melihatmu tersenyum.”
“menyedihkan!”
gerutu Shuusei tidak suka. Ia lalu mendorong tubuh Aoi sampai gadis itu
terhimpit tubuh Shuusei dilantai.
‘apa
yang kau lakukan?” kata Aoi ketakutan. Ia mencoba mendorong tubuh Shuusei
sekuatnya tapi tak bisa. “hentikan! Aku tak mau melakukan ini!”
Shuusei
mengunci kedua tangan Aoi yang terus mencoba mendorong tubuhnya itu.
“kau
ingin aku tersenyum kan?” Shuusei lalumendekatkan wajahnya untuk mencium Aoi. Tapi
Aoi menangis terus. Shuusei berhenti memperhatikan Aoi yang ketakutan itu. ia lalu bangkit berdiri.
Shuusei
lalu mengambil beberapa baju dan langsung memasukkannya k etas travel yang
besar. Aoi terkejut melihat Shuusei berkemas-mas. Ia hanya diam, bingung apa
yang harus dilakukannya. Bahkan sampai Shuusei berjalan ke arah pintu keluar , Aoi
masih terdiam.
Tapi
saat pintu kamarnya tertutup dan Shuusei sudah pergi, Aoi baru tersadar. “aku
tak mau berakhir seperti ini”
Aoi
pun bangkit berdiri dan mengejar Shuusei. Aoi terus berlari menerobos hujan
yang turun sangat deras. Badannya basah
kuyup tapi Aoi masih belum bisa melihat bayangan Shuusei. Aoi mempercepat
larinya sampai ia turun tangga dan ia
terjatuh.
Aoi
segera bangun berdiri dan berlari lagi menuju jalan raya besar. Ia melihat Shuusei
yang berjalan jauh didepannya.
“tunggu!”
teriak Aoi kencang.
Shuusei
mendengar suara Aoi meski ditengah suara hujan.Shuusei menghentikan langkahnya tanpa
berbalik melihat Aoi.
“aku
tak mau jadi seperti ini!” teriak Aoi sedih. Ia lalu berlari memeluk Shuusei
dari belakang sambil menangis. Shuusei terkejut.
“suka..
aku menyukaimu!” isak Aoi masih terus memeluk Shuusei erat. “aku ingin
bersamamu!” isaknya.
Perlahan
Shuusei melepaskan tangan Aoi yang memeluknya. Ia lalu berbalik melihat Aoi.
“aku..
aku tak bisa melakukan itu..” jawab Shuusei pelan. Aoi terus menatap wajah Shuusei.
“ini
bukan berarti aku membencimu.. tapi untuk mencintai seseorang.. aku tak memahaminya…
maaf.. meski ini singkat tapi semuanya menyenangkan. Aku senang bertemu
denganmu” ucap Shuusei.
“aku
tak mau! Ini karena lukaku maka kaumenderita. ” teriak Shuusei “aku tak mau
melihatmu lagi”
Aoi
terdiam membeku memperhatikan Shuusei yang pergi.
Shuusei
tau Aoi masih terdiam ditempatnya berdiri tadi. Ia berbalik dan melihat Aoi
lagi.
“janji
itu.. tanabata.. aku tak bisa menepatinya.. maaf” kata Shuusei, ia pun
melanjutkan langkahnya lagi pergi dari Aoi.
Aoi
terus melihat Shuusei yang berjalan meninggalkannya sampai menghilang di
gelapan malam. Aoi masih menangis. Ia berbalik untuk pulang ke rumah dengan
langkah gontai.
BERSAMBUNG PART 4
link download:
MASA LALU Shuusei:
Minna-san,
mungkin masih pada bingung dengan masa lalu Shuusei yang tidak diceritakan
dalam film ini. tapi bagi yang sudah membaca manga pasti tau trauma masa lalu Shuusei
sampai ia tidak bisa jatuh cinta.
Oke deh, aku ceritakan disini biar kalian tidak bingung ya.
Sebelum
Shuusei berpacaran dengan Satsuki, Shuusei sudah punya cewek. Namanya aku lupa,
gomen. Mereka adalah teman satu klub basket. Gadis itu gadis yang sangat
pendiam dan ia tidak pintar memasukkan bola ke keranjang basket itu. gadis itu
tidak pantang menyerah dan terus berlatih shooting. Shuusei mulai tergerak dan
mengajarinya.
Oke deh, aku ceritakan disini biar kalian tidak bingung ya.
Lama
kelamaan hubungan mereka menjadi dekat . suatu hari gadis itu ikut sebuah
pertandingan dan berhasil memasukkan bola. Ia sangat senang tapi Shuusei tidak
bersamanya. Ia buru-buru pulang setelah dari pertandingan itu. namun malangnya
ia tertabrak sebuah mobil dan ia meninggal.
Ibu gadis itu memberikan sebuah surat pada Shuusei saat pemakamannya. Dalam
suratnya, gadis itu mengatakan klo ia sangat mencintai Shuusei dan Shuusei
adalah cinta pertamanya. Shuusei jadi sedih dan kehilangan gadis itu.
Beberapa
waktu kemudian Shuusei bertemu dengan Satsuki yang sangat mencintainya. Shuusei
yang masih tak bisa melupakan mantannya,menjadikan Satsuki sebagai alat untuk
melupakan gadis itu tanpa sedikitpun mencintai Satsuki.
Satsuki
lama-lama merasa lelah dengan Shuusei yang masih terus terkenang dengan
mantannya. Ia lalu berselingkuh dengan
Souju, kakak Shuusei yang memberikan banyak perhatian padanya.
Shuusei
merasa bersalah pada Satsuki yang terluka itu. apalagi Satsuki semakin terluka
karena souju Cuma playboy yang bermulut manis.