Souta
tanpa sengaja melihat berita ditelevisi tentang pembukaan sebuah toko coklat di
jepang. Saat pendiri toko itu ditanya alasannya membuat toko coklat dijepang,
ia berkata klo ia ingin orang jepang bisa merasakan coklat paris yang enak itu.
Souta
teringat dengan ucapannya waktu itu saat media mewawancarinya. Ia juga
mengatakan hal yang sama dengan pemuda itu. souta tertarik melihat penampilan
coklat yang dibuat oleh chocolatier itu.
Souta
memutuskan untuk pergi melihat kesana. Tapi sampai disana ia jadi ragu dan
memilih pergi saja. Baru beberapa langkah ia berjalan seseorang memanggilnya.
“souta-kun”
Souta
berbalik dan melihat ternyata Rikudou datanng ke toko coklat itu juga. Mereka akhirnya
duduk bersama di halaman toko coklat itu.
.”ini
adalah toko milik chocolatier juniorku. Lumayan baguskan?”
“iya”
angguk souta.
“sungguh
kebetulan kita bisa bertemu ditempat seperti ini.”
“heih?”
“sebenanarnya
apa yang kau lakukan, dengan siapa, kemana kau pergi aku sudah tak mau peduli..
itu yang aku pikirkan, tapi… choco la vie tutup ya?”
“ah
iya”
“jangan
bilang kau akan menutupnya seperti itu saja?”
“aku
berpikir untuk berhenti bekerja sebagai chocolatier. “ ucap souta tertunduk “aku
tak bisa membuatnya lagi.. aku tak lagi tau apa yang harus aku buat, jadi mengapa
aku harus membuatnya. Aku tak punya Inspirasi.”
“lalu
apa masalahnya jika begitu? Hanya karena kau kehilangan inspirasimu.. emang
kenapa dengan itu? itu suatu kesombongan. Toko itu bukan hanya milikmu. Apa kau
pikir kau sudah melangkah sejauh ini karena dirimu sendiri? Ahh aku jadi marah
begini.. orang yang mengecewakan!“ Rikudou bangkit berdiri dan meninggalkan
souta.
Sampai
dipintu masuk toko, ia berhenti “lalu mengapa kau datang kesini? Jika kau ingin
membuat coklat, pergilah ke tokomu sendiri” kata rikudou lalu masuk ke dalam
toko.
Souta
berjalan pulang dan memikirkan apa yang sudAh dikatakan rikudou.
Souta berjalan
pulang ke toko. Tapi sampai didepan toko ia terkejut melihat choco la vie sudah
buka dan ada beberapa pelanggan yang keluar membawa bungkusa coklat ditangan
mereka.
Souta
masuk ke dalam dengan keheranan. Matsuri tersenyum melihat kakaknya masuk ke
dalam toko. Sementara itu kaoruko dan Olivier juga terkejut melihat souta masuk
ke toko.
Saat
toko sudah tutup, kaoruko meminta maaf pada souta karena sudah membuka toko
tanpa ijin dari souta.
“maafkan
ke egoisanku ini. aku benar-benar mencintai coklat choco la vie. Aku ingin
terus membuat coklat jika pelanggan masih mau datang untuk membelinya. Jadi aku
meminta bantuan Olivier sampai souta-ku membuat keputusan. Kami membuka toko
dan memutuskan untuk menunggu souta kun. Lagian kami sudah punya resep dari
souta-kun... Ayolah souta-kun.. ayo lanjutkan choco la vie. Kami akan membantu
dalam segalanya. Ayo kita lanjutkan
bersama-sama mulai sekarang juga. Apa kau benar tak menginginkannya? Mengapa? Karena
saeko-san tidk disini? Lalu…..“
Kaoruko
mendekati souta yang duduk diujung pintu. Olivier di ruang lain mendengarkan
pembicaraan
“… lalu mengapa kau tak mencurinya dan menjadinya milikmu
bagaimanapun caranya… lalu kau bisa membuat coklat lagi! Saat Olivier berkata
klo ada keuntungan dalam cinta souta untuk saeko-san, aku tak bisa memahami apa
yang dikatakannya. Aku rasa aku tak memahami karena aku tak mau mengertinya. Apa
kau apa alasannya?”
Souta
melihat kaoruko kebingungan tak mengerti apa yang dikatakan kaoruko.
“itu
karena cinta… karena aku mencintai souta-kun.” Ungkap kaoruko pada souta.
Souta
terkejut mendengar pernyataan cinta kaoruko yang mendadak itu. Olivier di ruang
lain juga terkejut akhirnya kaoruko berani mengakui perasaannya pada souta.
“itulah
alasan kenapa aku tak mau memahaminya. Aku tak pedulil jika saeko-san ada atau
tidak. Itu yang aku pikirkan dari awal… semua itu hanya karena bakat souta-kun
saja. .. tapi aku sebenarnya tau.. sejak pertama kali aku makan coklat yang kau
buat untuk saeko-san. Itu semua karena ada saeko-san sehingga souta-kun dapat
membuat coklat yang menakjubkan itu. aku sebenarnya tau dari dulu. Aku ingin
souta-kun tetap menjadi chocolatier. Itu
karena aku menyukai coklat yang kau buat. Sehingga aku tak ingin kau menyerah
mendapatkan saeko san. Meski ini sangat
memalukan…. Saeko-san diperlukan untuk souta kun.” Ucap kaoruko.
Kaoruko
pulang bersama Olivier yang langsung menyatakan keterkejutannya atas pernyataan
cinta kaoruko tadi. Ia bertanya apa benar tak apa klo souta merebut saeko?
Kaoruko tersenyum dn berkata itu tak masalah. Ia berkata
klo baru kali ini untuk pertama kalinya ia bangga pada dirinya sendiri.
Setelah
kaoruko pergi, souta merenungkan perkataan kaoruko dan tentu sja Rikudou yng
terus menyemangatinya untuk melanjutkan choco la vie. Souta jadi tergerak. Ia langsung
mengambil semua bahn coklat untuk dapat dibuatnya.
Souta
mengirimkan pesan pada saeko untuk menemuinya ditaman. Mereka berdua akhirnya bertemu lagi setelah
beberapa waktu tak bertemu.
“maaf
karena sudah tiba-tiba memintamu bertemu.” Ucap souta
“tak
apa”
“bagaimana
kabarmu?”
“aku
baik” jawab saeko.
“syukurlah..”
souta lalu mengulurkan tas berisi coklat yang sudah dibuatnya untuk saeko “aku
sudah menyelesaikan chocobar… ini adalah sebuah janji”
“terima
kasih” ucap saeko
“maukah
kau mencobanya?” pinta souta.
“heih?”
“aku
ingin saeko-san memakannya sekarang”
“baiklah”
sahut saeko dan mengambil sebuah kotak coklat dan memakannya. Saeko tiba-tiba
terdiam setelah memakan coklat itu.
“bagaimana
rasanya?” Tanya souta
“enak”
“tapi
rasanya biasa saja kan? Saeko-san pasti bisa merasakannya kan? Chocobar ini
tidak begitu sempurna. Inilah diriku sekarang. Aku jadi kosong setelah saeko
pergi.. apa yang bisa aku buat sekarang hanya seperti ini.. aku pernah
mengatakan ini juga klo aku menjadi chocolatier hanya karena saeko-san. Aku ingin
membuat saeko-san bahagia dengan coklatku. Sehingga jika kau tak ada disana, tak
ada alasan untuk menjadi chocolatier. Aku ingin berhenti.. tapi ini salah… aku pikir selama ini aku membuat coklat untukmu tapi .. tanpa
inspirasi yang kau berikan padaku, aku menjadi tak mampu membuat coklat…”
Saeko
hanya terdiam menatap souta yang ada didepannya dengan keterkejutan,
penyesalan karena sudah menyakiti souta.
“disudut
hatiku.. meski aku tau ini sebuah ilusi untuk terus bisa membuat coklat, tapi
demi diriku sendiri aku terus berpegang pada ilusi itu….. pada akhirnya.. saat
aku mengatakan ingin membuat saeko-san bahagia, sebenarnya justru saeko-sanlah
yang sudah membantuku selama ini… tapi
ini semua tak bisa selamanya begini kan? aKu harus menjadi chocolatier yang
dapat membuat coklat meski kau tak ada disana… karena itu aku tak akan bertemu
saeko-san lagi.. aku harus meninggalkan diriku yang tak bisa membuat coklat
jika kau tak ada… mungkin butuh waktu lama.. tapi aku tak akan menyerah.. suatu
hari aku pasti akan bisa membuat cokat
yang sama yang pernah aku buat.. tidak.. harus lebih baik dari yang dulu.. coklat terbaik yang pernah ada.. pasti aku
bisa membuatnya.. aku ingin mengatakan ini padamu.. apa yang saeko-san berikan
padaku adalah harta yang berharga..
meski itu sebuah ilusi, saeko-san
pernah menjadi orang yang special untukku. Untuk itu… atas semua yang
sudah terjadi.. terima kasih.”
Saeko
mengangguk “aku harusnya yang berterima kasih.. aku bahagia kau mengatakan ini
semua. Aku akan bekerja keras begitu juga souta
kun ya?” ucap saeko berkaca-kaca
Souta
mengangguk
“souta
kun, jaga kesehatan ya” ucap saeko tersenyum
“hmm..
saeko-san juga.. jaga kesehatan ya” jawab souta ikut tersenyum.
keduanya memaksakan tersenyum di perjumpaan mereka yang terakhir kalinya meski dari mata mereka berdua, terlihat kesedihan. mereka menatap dengan airmata yang mulai merebak dikedua mata mereka.
Saeko
berbalik meninggalkan souta yang menatap punggung saeko yang semakin menjauh. Ia
terbayang semua kenangan yang pernah ia lewati bersama saeko.
“saeko-san.. aku
akhirnya merasakan patah hati yang sebenarnya.. dengan ini, kita akhirnya
berpisahkan.. sayonara… saeko-san..”
Souta
menemui erena disebuah café. I memberitahu apa yang sudah terjadi antara
dirinya dan saeko.
“hubunganku
dengan saeko-san sudah berakhir. “ ucap souta
“ah
begitu..”
Souta
mengambil undangan erena dan menaruhnya dimeja.
“erena..
gomen.. aku…..”
“jangan
meminta maaf. Itu sudah terlambat..” erena memaksakan senyuman bercanda
“heih?”
“setelah
menyatakan perasaanku waktu itu aku jadi lebih rileks. Jadi sekarang aku
baik-baik saja.. saat aku memikirkan semua itu, aku merasa menyia-nyiakan waktu
yang aku habiskan untuk menunggu souta kun… jadi sekarang aku malah jadi
berpikir apa yang harus aku lakukan klo kau mengajakku berpacaran. Jadi jangan
meminta maaf karena akulah yang menolak souta-kun” kata Erena memaksakan
bercanda didepan souta.
Souta
terus menatap wajah erena “baiklah.. aku mengerti tapi… aku bahagia aku bisa
mengenal erena.”
“aku
juga belajar banyak hal setelah bertemu souta.. jika aku jatuh cinta lagi.. aku
langsung menyelaminya tanpa latihan lebih dulu.”
“iya..
tak perlu berlatih lagi..” sahut souta tersenyum.
“iya..
karena sudah cukup” sahut erena. Keduanya tersenyum.
Souta
berkeliling dapur coklatnya. Ia menyentuh meja tempat ia menghabiskan waktunya
membuat coklat. Souta berjalan ke ruang
depan toko dan berdiri disamping kopernya.
“souta-kun
ohayo..” sapa kaoruko
“ohayo..”
“apa
persiapanmu selesai?” Tanya kaoruko
“iya..
aku harus pergi ke airport sekarang”
“karena
tak ada yang mengantarkanmu pergi, kau pasti kesepian kan?”
“aku
rasa begitu.. tapi mau bagaimana lagi.. ini adalah kesalahanku yang membuat aku
sendirian. “
“iya.. haruskah aku mengantarkanmu?” Tanya kaoruko
serius.
Souta
terkejut dan menatap kaoruko. Mungkin souta tak tau harus bilang apa untuk
menolak kaoruko.
Melihat
wajah souta yang bingung menjawainya apa, kaoruko langsung tertawa.
“pffff….
Ada apa dengan wajahmu itu..” tawa kaoruko “aku hanya becanda.. becanda.. aku
sudah menyerah jadi santai saja..”
“bagaimana
ini.. aku juga sudah ditolak kaoruko-san?”
“memalukan
kan? Tapi Menghadapi kesepian adalah bagian
dalam sebuah kehidupan. Itulah mengapa
kau ke paris kan?”
“iya..”
“pagi
souta.. saatnya pergi ya” Olivier keluar dari dapur bersama matsuri.
“aku
serahkan semua pada kalian” ucap souta.
“jangan
kuatir..” sahut Olivier
‘saat
oniichan nanti pulang, toko sudah diambil alih Olivier” canda matsuri. Olivier
tertawa dan melarang matsuri menggoda kakaknya.
“ahh
ini suatu tekanan” canda souta..
“apa
yang kalian katakan.. ini adalah
permulaan koyurugi souta jadi lakukan yang terbaik” kata kaoruko
“hmm..iya”
sahut souta.
Souta
mengambil kopernya dan menatap rekan-rekan seperjuangannya itu.
“jaga
dirimu” ucap Olivier
“ganbatte”
ucap matsuri
“sampai
jumpa lagi” ucap kaoruko.
Souta
tersenyum “aku pergi sekarang”
Souta
keluar dari tokonya dan menatap tokonya itu lagi sebelum ia melangkah pergi.
Sementara
itu saeko pergi ke sebuah toko coklat bersama suaminya yang terlihat sangat
bahagia menikmati semuanya.
Erena
akhirnya melakukan shownya. Dari backstage ia melihat kursi kosong yang
sebenarnya sudah ia siapkan untuk souta. Ia akan sedih namun ia akhirnya
tersenyum dan dengan langkah mantab ia berjalan menyusuri panggungnya.
Souta terus melangkah menuju impian masa depannya dengan lebih optimis.
“saeko-san..
dunia tanpamu adalah kosong.. aku masih tak bisa menemukan jalanku.. kemana aku
harus pergi mencari suasana yang baru, aku tak bisa menebaknya sama sekali. Tapi
aku akan tetap melangkah maju tanpa melihat kebelakang. Karena aku… seorang
chocolatier”
***
TAMAT ***