Episode
7 : Servis Ace Cinta
(service
ace = istilah servis dalam tenis)
Ayah
kotoko mengatakan pada bapak dan Ibu irie soal rencananya pindah dari rumah
keluarga irie. Ibu Irie melarangnya karena ia tak ingin berpisah dengan kotoko,
ia sudah terlajur sayang pada kotoko.
Ayah
irie juga meminta ayah kotoko tetap tinggal disana karena selama ini kan ayah
kotoko juga memberikan uang perbulan jadi ayah kotoko tak perlu sungkan tinggal
disana.
Ayah
kotoko bilang ini untuk kebaikan kotoko agar bisa melupakan naoki.
Ibu
irie bilang klo ia akan meminta naoki bersama kotoko. Ayah kotoko bilang tidak
perlu karena itu adalah urusan keduanya biar diselesaikan sendiri.
Yuki
diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka ia segera pergi ke kamar kakaknya dan
melaporkannya dengan senang sampai melompat-lompat.
“onii-chan, kotoko akan
pindah! Yayyyy.. dia telah memberi kita banyak masalah, sekarang dia tidak bisa
menyebar kuman bodohnya lagi. Yataaa…
senangnya! Dasar kotoko bodoh!”
Naoki
hanya dia mendengarkan.
Kotoko
mengemasi barang-barangnya didalam kamar. Ia menatap seluruh ruangan yang
setahun ini sudah ia tempati.
Kotoko
dan ayahpun pergi meninggalkan rumah keluarga irie. Kotoko menangis sedih
didalam mobil saat perjalanan ke rumah baru mereka.
Sesampai
dirumah yang dikatakan ayahnya ternyata ayah mengajaknya ke sebuah apartemen.
Ayah bilang ini rumah sementara mereka karena status rumah yang disewa mereka
sedang proses pindahan oleh penghuni lamanya.
“rumah
tanpa irie-kun.. mulai hari ini, hidupku tanpa irie kun dimulai.”
Disekolah
kotoko memberi tahu satomi dan jinko klo ia pindah ke apartemen untuk sementara
waktu. Jinko bilang berarti nanti hubungan kotoko dan naoki akan berakhir.
Satomi memarahi jinko yang tidak bisa melihat kondisi kotoko yang pasti sedih harus
berpisah dengan naoki.
“tak
apa-apa aku sudah menyerah pada irie-kun”
“tak
mungkin!” teriak satomi dan jinko dengan kompaknya.
“kau
tak boleh menyerah sejahat apapun dia
padamu..” ucap jinko lagi
“tutup
mulutmu” sahut satomi marah pada jinko. Jinko menyadari ia terlalu banyak
bicara.
“aku
bukan diriku lagi, aku tak mau mengejar irie-kun. Aku juga tak akan pergi ke
fakultas teknik lagi.” Sahut kotoko.
Satomi
bertanya apa yang terjadi dengan kotoko kenapa berubah pikiran. Kotoko bilang
ini karena ayahnya menasehatinya untuk tidak mengejar naoki karena sepertinya
naoki tidak suka padanya.
Kin-chan
menyediakan omurice yang diberi lilin sebagai tanda kelahiran baru kotoko.
Naoki
pulang ke rumah dan terkejut melihat ayah dan yuki sedang didapur untuk memask.
Ia
bertanya apa yang sedang terjadi.
“apa yang terjadi? Dimana ibu?” Tanya naoki
“dia
agak tertekan. Dia bilang dia tidak nafsu makan dan tidak mau melakukan apapun.
Dia letih.” Jawab ayah irie.
Sementara
ibu irie ada dikamar bekas kotoko dan sedang melihat album foto berisi
foto-foto kotoko dengan sedihnya.
Para
pria dirumah keluarga irie lalu membagi tugas rumah untuk tiap-tiap orang
sampai ibunya kembali normal perasaannya.
Kotoko
pulang ke apartement sementaranya. Saat ia membuka pintu, ia teringat masa-masa
ia bersama keluarga irie. “ tidak… aku mau melupakan irie-kun.. aku tidak mau
kembali ke keluarga irie. “ gumam kotoko.
Dirumah
keluarga irie. Yuki heran dengan keadaan ibunya yang belum masih bad mood itu “
onii –chan, ibu sebenarnya kenapa? Kuharap dia tidak seperti itu karena kotoko
bodoh iitu pergi!”
“yuki,
bukankah kau sudah punya kamarmu sendiri? Karena kamarmu sudah kembali, kau tak
perlu disini setiap hari.” Sahut naoki terus membaca bukunya tanpa melihat
Yuki.
Yuki
tertawa “aku tau.. tapi aku sudah terbiasa ke kamarmu..” Yukipun pergi
meninggalkan kamar kakaknya.
Kotoko
tetap ikut klub tenisnya. Satomi dan jinko heran dengan kotoko yang katanya mau
melupakan naoki harusnya sudah tak perlu lagi ikut klub tenis.
Anggota
baru harus latihan push up, semua kelelahan sampai tiduran di paving luar
sekolah. Dari sekian banyak anggota baru sekarang tinggal mereka yang bertahan,
termasuk kotoko.
Sebagai
hadiah pada anggota baru yang bertahan, sudo mengijinkan mereka masuk ke
lapangan.
Semua
senang karena dikira sudah diperbolehkan bermain. Ternyata mereka hanya
ditugaskan untuk ambil bola yang jatuh didalam lapangan.
Yuko
yang melihat kotoko mengambil bola mendekatinya “jadi kau belom menyerah juga?
Klo aku, aku tidak akan bisa menanggungnya. Latihan otot dan mengumpulkan bola
setiap hari. Irie-kun bahkan tidak pernah datang”
“aku
tak lakukan ini untuk irie kun” jawab kotoko
“benarkah?”
sahut yuko tak percaya. Ia menunjuk
bola-bola tenis yang berjajar di lapangan seperti menyuruh kotoko mengambilnya.
Kotoko segera berjongkok untuk mengumpulkannya. Ia terus menunduk dan mengambil
bola.
Tapi
ada sebuah kaki yang menginjak bola yang akan diambilnya.
“permisi,
kau menginjak bola. Kalau kau pemain tenis..”
“oiyy..
kau masih mengumpulkan bola?” Tanya naoki. Mendengar suara noaki kotoko
langsung mendongak.
“irie
kun kenapa kau disini?”
“karena
aku ikut klub tenis” jawab naoki.
“tapi
kau kan tak perlu latihan..” (karena naoki sudah ahli jadi diijinkan tidak ikut
latihan oleh seniornya)
“apa
aku tak diijinkan?” sahut naoki dan berjalan ke tengah lapangan.
“irie-kun
kesini.. kita latihan bersama” panggil Yuko.
Kotoko
melihat naoki bersama yuko ia menggelengkan kepalanya “tidak.. aku sudah
putuskan melupakan irie-kun. Dia tak tau apa yang kurasakan. Betapa sulitnya
melupakanmu. “ batin kotoko.
Sudo
yang melihat naoki datang segera menyapanya “tumben kau datang latihan naoki.
Kau ingin bertanding denganku kan?” kata sudo sambil mengambil raketnya dan dia
berubah seperti orang yang kerasukan.
“tak
masalah tapi aku tak ingin membuatmu malu lagi.” Jawab naoki dengan percaya
dirinya.
“kalau
kau bisa buktikan.. apa kau bisa terima syarat apapun yang kuberikan dan
bertanding denganku?”
“tentu”
jawab naoki
“kalau
begitu kita bermain ganda. Aku dengan Yuko matsumoto dan kau dengan aihara
kotoko (curang.. kotoko kan gak bisa main tenis!).”
“hah..
aku?” seru kotoko kaget
“jangan
bercanda “ tawa naoki
“kau
tak suka? Matsumoto mahasiswi, aihara juga mahasiswi, ini kombinasi yang adil”
“apa
adilnya? Ini sangat tidak adil.” Naoki menunjuk pada kotoko. “kalau kau bisa
menang pertandingan ganda dengan orang seperti dia, kau bisa jadi juara dunia.”
Ucap naoki saking kesalnya.
“irie-kun,
kau tak perlu bilang begitu.” Kata kotoko pelan dan malu-malu.
“tapi
dia benar. “ sahut yuko
“kau
bilang kau akan terima apapun syaratnya.” Ucap sudo. “matsumoto, aihara, masuk
ke lapangan.”perintahnya.
Yuko
mendekati naoki “aku kasihan padamu, tapi aku tak mudah dikalahkan begitu saja.
Maafkan soal itu” ia lalu pergi ke sisi sudo untuk bersiap-siap bertanding.
Naoki
menghela nafasnya dan melirik kotoko.
“mustahilkan?”
tawa kotoko “mustahil.. mustahil..
mustahil..”
“kau
mau bilang apa irie?” teriak sudo dari ujung lapangan lainnya. “kau mau
batalkan? Atau kau mau kabur dari permainan?sebagai pria, itu menyedihan
sekali. Benarkan yuko?” teriak sudo .
Naoki
merasa tertantang, dia berjalan mendekati kotoko “ kau tak usah memukul bola.”
“apa.?
Kita sungguh ikut?” Tanya kotoko kuatir.
“tak
ada pilihan lain. Kita tak bisa batalkan. Yang jelas yang perlu kau lakukan
adalah bertahan tapi jangan pernah halangi aku mengerti?”
“jangan
halangi aku.. kurasa irie kun pernah bicara begitu padaku saat kita masih SMA.”
Pertandinngan
dimulai.
Semua berkumpul menonton. Kotoko seperti sudah diduga ia maah berlari
lari menghindari bola malah seperti penari balet dilapangan. Dan beberapa kali
bola tenis juga mengenai tubuhnya.
Pertandingan
akhirnya dimenangkan sudo dan yuko.
Sudo
dengan mengejek mengatakan untuk bertanding lagi minggu depan dengan pasangan
seperti ini. Naoki langsung menyetujuinya. Sudo yang sebenarnya Cuma mengejek
jadi terkejut tapi akhirnya mereka setuju untuk bertanding ulang.
Kotoko
datang terlambat untuk latihan tenis ia berjalan mengendap-endap agar tak
ketahuan tapi ternyata naoki sudah menghadang didepannya.
“kau
terlambat” seru naoki.
Kotoko
tertawa-tawa mencoba mencari alasan. “maaf.. ada perpanjangan jadwal kuliah
dan..”
“aku
tak mau mendengarnya.. kita mulai latihan” kata naoki menyela alasan kotoko.
Tapi
sudo menghadang mereka. Ia meminta kotoko mengambil bola karena kotoko belum
pernah lulus tes latihan. Naoki bilang
klo ia butuh latihan dengan kotoko karena pertandingan mereka minggu depan.
Sudo bilang peraturan tetap peraturan. Akhirnya kotoko berakhir dengan menngambil
bola-bola.
Karena
tak berhasil melatih kotoko, naoki punya ide untuk melatih kotoko. Ia mengambil
bola dan memukulnya pelan kea rah
keranjang didepan kotoko.
Kotoko
terjatuh karena terkejut.
“kau
sedang apa?” seru kotoko terkejut
Naoki
berjalan mendekatinya. “jangan tutup matamu.
Jangan lihat lapangan saat kau akan mengambil bola. Buka matamu dan
lihat bolanya. Gerakkan badanmu kea rah bolanya datang. Mengerti?”
Kotoko
mengangguk. “iya..”
Saat
latihan selesai dan semua bubar untuk pulang. Kotoko pun segera berjalan pergi
untuk keluar lapangan. Tiba-tiba naoki menarik kerah belakang kotoko untuk
mencegahnya pulang.
“kau
harus latihan sekarang..” kata naoki.
“aku
lelah.. seperti yang kau bilang aku membuka mataku dan memukulnya beberapa kali.
” ucap kotoko
“kita
tak punya pilihan karena kau tak bisa latihan selama klub berlangsung. Skarang
ayunkan raketmu seratus kali.” Perintah naoki.
Kotoko
mau menolak dengan alasan “hujan”
Tapi
naoki tak membiarkannya ia tetap meminta kotoko latihan dibawah guyuran hujan.
Selesai
latihan kotoko yang kelelahan langsung tertidur dikasurnya. Ayah pulang dan
kasian melihat kotoko yang penuh luka lebam.
“kau
latihan terus apakah agar kau bisa bersama dengan irie-kun? Kau tak bisa
melupakannya kan?”
“dia
bilang “jangan halangi aku”. Kau bilang “hari ini ulang tahun kotoko” bagi
orang yang terlahir kembali aku ingin
berhenti menghalanginya (berhenti mengejar naoki). Aku sudah bilang aku akan
melupakannya. Tapi aku sadar aku Cuma pura-pura tegar.” Gumam kotoko melamun
tapi ia ingat ia bersama kin-chan “kurasa aku tak bisa melupakannya. “
“aku
tau. Kau sedang mengatasi masalahmu soal irie. Pasti butuh waktu lama tapi aku
pasti mendukungmu… tapi sebaliknya aku tak akan pernah menyerah padamu. Aku
sangat gigih. Jangan lupa itu” ucap kin-chan menepuk kepala kotoko lembut.
Kotoko hanya tertawa mendengar ungkapan cinta kin-chan itu.
Naoki
terus melatih kotoko mengayun raketnya malam dan pagi hari. cuaca terang
ataupun hujan mereka terus berlatih.
Yuko
melihat mereka berdua dari pinggir lapangan dengan kesal.
Jinko
kelepasan bicara dengan ibu irie “kami kira kotoko dan irie kun akan berakhir
bersama. Nyatanya mereka sangat dekat bahkan mereka pernah ciuman. “
“tunggu..
tutup.. tutup mulutmu” kata satomi mengingatkan jinko. Tapi ibu irie sudah
terlanjur mendengarnya.
“ciuman?
Maksudmu benar-benar “ciuman” ?” Tanya ibu irie menunjuk ke bibir.
“iya
benar. Kizu.. (kiss – ciuman)” jawab satomi dan jinko berbarengan.
“mereka
berdua berciuman???” ibu irie gelisah menyakinkannya pada jinko dan satomi.
Keduanya mengangguk. “yahoooooooo..!!” teriak ibu irie gembira. Ia berjanji
akan membawa pulang kotoko kerumahnya.
Dilapangan
naoki terus mentraining kotoko service bola dan membetulkan posisi badan
kotoko. Kotoko mencoba servis bola tapi selalu gagal sampai akhirnya ia bisa
memukul bolanya ia langsung senang dan melompat memeluk naoki.
“yay..
masukk… irie-kun ini pertama kalinya aku berhasil!!”” teriak kotoko kegirangan
melompat-lompat sambil terus memeluk naoki.
Naoki
diam saja dan hanya melirik kotoko.
Kotoko
menyadari posisinya dan melepas pelukannya “gomenasai.. maaf”
“anak
kecil saja bisa latihan servis dalam sehari. “ ejek naoki
“hehhe..
iya benar.. “ sahut kotoko tertawa
“menyenangkan
rasanya kau punya banyak hal menarik dalam hidupmu” ucap naoki mengambil bola
untuk servis.
“eihh..
apa?”
“terkadang
aku iri padamu.”ucap naoki. Kotoko terdiam. Mereka lalu melanjutkan latihan
lagi.
Hari
pertandingan.
Sebelum
kotoko pergi ke kampusnya ayah berpesan klo mereka bisa pindah hari ini dan
kotoko tidak usah kembali ke apartemen
tapi langsung ke rumah barunya saja.
Disekolah
kin-chan memberikannya bento untuk dimakannya. Saat sedang makan bento buatan
kin-chan di ruang ganti yuko datang dan mengatakan klo naoki sia-sia melatih
kotoko.
Ia
juga bilang klo kotoko hanya pengganggu naoki membuat hidup naoki dalam masalah
terus.
Pertandinganpu
dimulai
“denngar
jangan biarkan usaha 1 minggumu sia-sia. Pastikan buka matamu dan ikuti arah
bolanya. Mngerti?” ucap naoki
“iya
“ jawab kotoko mengangguk. Ia terlihat depresi mungkin karena ucapan yuko tadi atau karena pertandingan
saja.
Melihat
kotoko yang sepertinya depresi naoki langsung menguatkan kotoko “kau tak
sendiri aku bersamamu. Jadi jangan takut. “
Dilapangan
kotoko sering berbuat kesalahan tapi ia bisa memukul bola kin-chan yang super
cepat itu meski bola tak bisa
dikembalikan ke arah yang benar. dan membuat kin-chan jadi kesal. Kotoko
semakin lama semakin percaya diri.
Kin-chan
mengincar kotoko dengan memberikan servis bola cepat ke arah kotoko.
'kotoko.." seru naoki mengingatkan
Kotoko yang
sudah dilatih naoki untuk menatap bola dengan penuh percaya diri melihat bola
sudo dan memukul bola sampai kesisi lapangan sudo. Kotoko terkejut dan juga
penonton yang lain.
Kotoko
senang namun tiba-tiba kakinya sakit dan ia terjatuh dilapangan. Kotoko mengaduh
menahan sakitnya. Naoki mendekatinya dengan kuatir.
“kakimu
keseleo?”Tanya naoki dan memegang kaki kotoko “disini?”
Kotoko
lanngsung kesakitan kakinya dipegang naoki “ouw.. sakit..”
“kau
tak bisa bermain lagi” kata naoki dan melihat ke sudo “sudo san. Aku akan
membatalkannya. “
Naoki
langsung jongkok dan mengangkat kotoko dan ia mengendong kotoko.
Kotoko
terkejut dan terus menatap naoki dengan tak percaya.
Yuko dipinggir lapangan menatap tidak suka.
“maaf kita kalah lagi..”ucap kotoko didalam pelukan naoki.
“aku
sudah merasa kita tak akan menang dari awalnya” jawab naoki
“Tuhan
kalau aku bilang aku tambah menyukai irie-kun apa engkau akan marah?”
Naoki
mengantar kotoko pulang karena kondisi kotoko yang tak memungkinkan berjalan
kaki sendiri. Kotoko berjalan dengan terus berpegangan dengan naoki. Ia terus senyum-senyum sendiri sepanjang
jalan.
Naoki
bingung dengan rumah baru kotoko karena gadis itu tak memberinya arah (karena
asyik melamun dan senyum-senyum sendiri) “kita ini kearah rumahmu atau tidak?”
tanyanya
Kotoko
langsung sadar dan melihat sekelilingnya. ia juga bingung arah kerumah barunya.
“aneh
.. terakhir aku kesini rumah itu dekat stasiun. Kurasa kita sudah dekat..”
“kau
sudah bicara begitu beberapa kali.. ” gumam naoki.. ehhehe.. “karena itu kita
harusnya naik taksi..”lanjut naoki
“itu
buang-buang uang” jawab kotoko (hmmm.. buang-buang uang atau mo cari kesempatan
buat meluk dan berlama-lama dengan naoki hayooo…. :P)
“pikirkan
aku juga..” maksud naoki ia juga capek karena kotoko bergelayut dilengannya.
“irie
kun.. selama pertandingan saat aku memukul bola Sudo san.. kau memanggil namaku
kan?”
“masa
sih..” jawab acuh naoki
“kau
memanggil namaku untuk pertama kalinya. “
“sudah
kubilang aku tak ingat. Aku Cuma konsentrasi di pertandingan. “ elak naoki
Kotoko
melihat sekelilingnya dan melihat rumah barunya. “oh disini.. disini.. ini
rumah baru kami”
Kotoko
menekan bel dan naoki ijin untuk langsung pulang. Kotoko melarangnya dan minta
naoki masuk menemui ayahnya dulu dan minum teh. Kotoko menarik-narik tangan
naoki agar ikut dengannya dan akhirnya naoki setuju.
Mereka
berjalan masuk ke halaman rumah
“oiyy..”
seru seseorang
“ayah…”
seru kotoko mengira yang menyapanya ayahnya. Tapi ternyata seorang kakek-kakeh.
Kotoko terkejut tak mengenali kakek itu.
“apa
dia kakekmu?” Tanya naoki. Kotoko menggeleng.” Aku tak tau dia”
“maaf
ada siapa ?” Tanya kotoko pada kakek itu dengan sopan. “maaf ada siapa? Kasar sekali..
kau siapa?” Tanya balik kakek itu
“aku
tinggal dirumah ini” kata kotoko menunjuk rumah itu.
“ini
rumahku” kata kakek itu
“tidak
mungkin. Aku rasa rumah ini sungguh rumahku. Aku pernah kesini.” Sahut kotoko panik
“yang
jelas disini tempat tinggalku.” Jawab kakek itu
“hah…
apa maksudnya?” kotoko tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan rumah
barunya.
*** BERSAMBUNG EPISODE 8 ***
kak, tolong buatin tab pilihan menu sinopsisnya donk.. Jd kalo mau liat/mbaca sinopsis2 yang udah lama ga repot.
BalasHapusIni ak mau mbuka sinopsis kakak yg lama jd repot, apalgi ini pake hp kak. Tlng dipertimbangin ya kak.. Buat Itakissnya te2p semangat.. Ganbatte..
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus