Didalam rumahnya Sawako memikirkan apa yang telah terjadi padanya dan Kazehaya tadi. Sawako menatap figura kecil yang dulu ia pakai untuk memasang kelopak bunga sakura.
Bel rumah berbunyi dan ia pun beranjak untuk membukakannya. Ternyata Yoshida dan Yano yang datang berkunjung. Iapun mengajak mereka berdua didalam kamarnya.
Ayah yang ada diruang tamu menghias pohon natal merasa penasaran dengan teman-teman Sawako yang baru ditemuinya hari ini. Ia bilang pada ibu, ia harap Sawako baik-baik saja . karena ayah melihat teman-teman Sawako sangat berbeda dengan kepribadian Sawako, yang satu keliatan anak nakal (yoshida) dan yang satu cewek pesolek (Yano memakai make up).
“Sawako aku dengar kautak datang ke pesta malam Natal ya?” tanya Yano menatap Sawako.
“iya benar. Cowok-cowok pada bilang klo Kazehaya tidak seperti biasanya, lagi bad mood. “ sahut Yoshida juga. “apakah sesuatu telah terjadi?” tanyanya.
Sawako tak bisa membendung perasaannya lagi, ia pun tertunduk dan menangis.
Diluar kamarnya, ayah siap mengentuk pintu kamar Sawako untuk memberikan makanan dan minumam untuk teman Sawako. Tapi dari luar kamar ia mendengar isak tangis Sawako. Ayah jadi panik dan penasaran apa yang dilakukan mereka didalam kamar.
“ada apa Sawako? Jika kau hanya menangis, kami tak akan mengerti.” Seru Yoshida panik juga melihat Sawako yang menangis itu.
Ayah yang panik mendengar Sawako yang menangis menemui ibu yang ada didapur. “bagaimana ini... Sawako sedang menangis” seru ayah kebingungan
“mengapa..?” tanya ibu
“aku tak tau..” jawab Ayah.”..apa yang harus kita lakukan?” tanya ayah panik
“karena ayah menyebutkannya, ibu jadi ingat Sawako sepertinya juga tidak ada semangat selama Natal ini kan?”
“Kazehaya-kun mengajakku ngedate.. aku sangat menyukainya, tapi untuk ngedate bersamanya membuatku cemas” ucap Sawako lirih. “..aku... aku tak dapat berpikir..”
“kau menolaknya?” tanya Yano
“mengapa?” tanya Yoshida yang penasaran.
“aku sangat.. sangat bahagia.. karena Kazehaya-kun yang mengatakannya, itu sudah cukup untukku” jawab Sawako.
Wah rugi klo kata-kata saja cukup.. klo aku yang diajak ngedate sama Kazehaya-kun atau orang yang aku suka, pasti langsung tancap gas.. mau.. mau... mauuuuu... hahahaha.. :P
“Kazehaya bukankah menyatakan perasaannya dengan baik kan?” tanya Yano heran dengan Sawako. Sawako mengangguk “iya..”
“”lalu kenapa kau tak menyetujui kencan dengannya klo dia mengakuinya padamu?!” seru Yoshida emosi dengan tindakan Sawako itu.
“Chizu...” kata yano memegang tangan Yoshida untuk menenangkannya.
“kebenarannya adalah.. kau tak pernah berpikir tentang dirimu sendiri. Itu karena kau tak percaya pada dirimu sendiri.. “ seru Yoshida menatap Sawako berapi-api. “..dan kau tak percaya padanya saat dia mengatakan klo dia menyukaimu. Itu berarti kau juga tak mempercayai kami saat kami bilang kami menyukaimu! “ seru yoshida pada Sawako yang membuat Sawako jad menangis.
“tenanglah Chizu..” Yano menenangkannya.
Yoshida yang saking kesal dan emosi jadi menangis, mengapa Sawako menolak Kazehaya padahal Sawako sebenarnya menyukai cowok itu .
“dia menyatakan perasaannya dengan semestinya padamu kan? “ Tanya Yano dengan sabar. Sawako mengangguk. “bagaimana denganmu? Apa kau mengatakan perasaanmu padanya? Kazehaya itu cowok dan dia itu keras kepala. Apapun yang terjadi saat ini, dia telah punya kesimpulan tentang ini sendiri. Meski ini tidak akan berhasil, kau sebaiknya mengakui perasaanmu. Dia akan sibuk membantu keluarganya tapi dia bilang dia akan datang ke kuil tempat acara malam tahun baru. Iyakan Chizu?”
“iya kami janjian bertemu disana jam 11 malam. “ gumam Yoshida yang masih menunduk karena kesal sama Sawako.
“tapi saat malam tahun baru nanti... “Kata sawako sedih tak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
Sawako membuka laci mejanya dan mengambil undangan konser malam tahun baru ayahnya.
Semua berkumpul ditempat pesta malam tahun baru. Yano dan Yoshida gelisah menunggu Sawako yang belum datang juga.
“Sawako akan datang kan?” harap Yoshida gelisah melihat orang yang lalu lalang didepannya. “ iya..”
Kazehaya bertugas mempersiapkan makanan di acara itu. Ia terdiam dan keliatan sedang bad mood sekali. Kazehaya memakai jubah kuil warna hitam.
Ryu dan 1 orang cowok (klo ga salah Joe namannya) ia mengoda Kazehaya dengan bilang klo jubah yang dipakai Kazehaya nampak cocok dipakai olehnya. Kazehaya yang lagi sensi langsung melepas jubahnya itu dan pamit akan pulang dan minta digantiin.
Kazehaya lalu memakai jaketnya dan langsung meninggalkan pos jaga makanannya. Ia pun tak menyadari Kurumi yang menyapanya. Ia terus berjalan sampai langkahnya terhenti saat Ryu menarik tangannya.
“aku perlu bicara denganmu” kata Ryu dan menarik Kazehaya yang kaget ke belakang kuil. Kurumi menatap kedua pergi.
Sawako datang ke konser ayah dengan ibu sebelum acara dimulai.
Sawako gelisah menatap jam tangannya. Melihat Sawako yang seperti itu, ibu jadi bertanya-tanya “ada apa Sawako? Apa kau sakit?” Sawako menggeleng dan membuat ibu jadi lega.
Dibelakang kuil Kazehaya dan Ryu bermain lempar tangkap buah pinus.
“aku dengar kau menyatakan cinta pada Kuronuma ya? “ kata Ryu tiba-tiba. Kazehaya terkejut “kau tau darimana?”
“dari Chizuru”
“ohhh.. itu benar”
“dia sepertinya terlihat sedang tidak baik kondisinya.. cewek itu type orang yang selalu memikirkan orang lain lebih dari dirinya sendiri. “ucap Ryu mencoba membuka pikiran Kazehaya. Tapi Cowok itu hanya terdiam “... menurutmu dia orang yang seperti apa?” tanya Ryu mencoba menggali Kazehaya tentang kepribadian Sawako.
“ehhhh? Apa maksudmu?”
“katakan saja yang kau tau”
Kazehaya terdiam sebentar kemudian dengan hati-hati ia menjawab apa yang dimengertinya dan yang ia tau tentang Sawako sambil terus melemparkan buah pinus pada Ryu.
“Kuronuma itu adalah gadis yang selalu menunduk. Dia selalu memberikan yang terbaik dari dirinya. Dia innocent...“ Kazehaya termenung mengingat Sawako kemudian ia tersenyum dan melanjutkan kata-katanya “ hatinya gampang tersentuh. Dia jujur dan apa adanya. Dia selalu memikirkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri..............” Kazehaya langsung terkejut dengan kata-katanya yang terakhir kali, sama seperti yang diucapkan Ryu tadi. Ia sadar memang seperti itulah Sawako yang mereka kenal. “..apakah mungkin aku yang tak cukup mengerti perasaan Kuronuma?” bisiknya lirih
Ryu tersenyum senang akhirnya Kazehaya bisa memahami perasaan Sawako
Tiba-tiba Pin datang menyusul keduanya “lihat ini... apa yang sedang kalian lakukan ?”
“Pin”
“kepala sekolah menyuruhku bersih-bersih. Dan aku menemukan ini” kata Pin menyerahkan sebuah buku siswa pada Kazehaya. “bagaimana klo kau saja yang mengembalikan ini?”
“kenapa aku.. ini punya siapa?”tolak Kazehaya sambil membuka buku siswa itu.
Kazehaya membuka buku siswa itu dibagian depan. Disana ia melihat fotonya Sawako karena itu adalah buku siswa Sawako yang sempat dihilangkan Pin.
“Kuronuma” seru Kazehaya terkejut.
Pin tersenyum menatap Kazehaya dan mengambil liipatan kertas disakunya“ dan kertas penting ini kutemukan didalam buku itu”
Kazehaya mengambil lipatan kertas itu dari tangan Pin. Ternyata itu adalah kertas yang diberikannya pada Sawako untuk bertemu di gerbang sekolah waktu itu.
“aku rasa itu adalah perasaan Kuronuma” kata Pin tertawa. Maksudnya Pin adalah klo kertas sampai disimpan didalam buku dan tidak dibuang Sawako, berarti itu kertas penting bagi Sawako. Pin merangkul Kazehaya dan menepuk-nepuk bahu Kazehaya “cobalah pahami dia, okey?”
Ryu menarik Pin “ada apa Ryu?” “ itu sudah cukup” kata Ryu menarik Pin pergi dan membiarkan Kazehaya memikirkan semuanya.
Kazehaya membuka buku siswa bagian terakhirnya dan ia terkejut melihat kelopak bunga sakura bentuk hati ada disana.
Oh ya selama ini aku blom pernah cerita ya hubungan Pin kenapa bisa begitu dekat dengan Kazehaya, Ryu, Yoshida dan Yano. Di film ga diceritakan tapi di manga dan anime ada cerita tentang hubungan semuanya. Jadi mereka semua sudah mengenal Pin (nama panggilannya untuk guru Arai ) dari mereka kecil apalagi Kazehaya sewaktu masih kecil bgt dia sempat menginap juga dirumah pin dan bahkan ngompol dikasurnya pin saat tidur itu. Jadi Pin itu sudah seperti Kakaknya Kazehaya.
Sawako berjalan kebelakang panggung konser ayahnya. Ia ragu didepan pintu ruang istirahat ayahnya. Ia akhirnya memberanikan diri untuk mengetuknya “sawako..” blom sempat ia mengetuk pintu itu, ada suara ayah dibelakangnya “ada apa?” tanya ayah. Sawako tertunduk.
Ayah mengajak Sawako duduk diruang depan gedung konser itu. Ayah bercerita tentang masa sewaktu Sawako lahir persis malam tahun baru seperti ini sebelum konser dimulai. Ayah terus bercerita tentang masa-masa kelahiran Sawako kecil itu. Sementara Sawako hanya tertunduk tak berani berkata-kata dan sedih.
“ayah... aku..” dengan hati-hati dan penuh keraguan sawako mulai memberanikan diri mengutarakan niatnya. “ aku punya seseorang yang sangat ingin aku temui.. dan itu adalah malam ini” ayah mencerna kata-kata Sawako yang gugup itu. “saat kami bertemu... meski nanti tak berjalan baik.. aku ingin mengatakan padanya perasaanku..”
Ayah masih termenung dan memahami klo putri yang disayanginya sudah beranjak dewasa. “jadi .... pergilah” bisik ayah “..saat kau ingin menemui seseorang.. maka kau bisa meninggalkan semuanya.. “
Sawako mengangguk pelan dan berbisik lirih pada ayahnya “gomen ne(maaf).. arigatou..”
Sawakopun meninggalkan konser ayah dimalam tahun baru itu dan berlari dengan secepatnya.
Sawako terus berlari sampai akhirnya ia dikuil tempat Kazehaya dan teman-temannya berada. Ia bertemu dengan yano dan Yoshida yang terkejut melihatnya disitu
“sawako...”
“ Kazehaya kun dimana?” tanya sawako terengah-engah.
“dia sedang tugas mengambilkan minuman..”Jawab Yano. “Chizu-chan.. Ayane Chan.. arigataou...” Keduanya tersenyum gembira dan memberinya semangat. Sawakopun meninggalkan keduanya dan berlari lagi untuk ke stan makanan dan minuman.
Sawako mencari distan minuman tapi Kazehaya tidak ada disana
“kemana Kazehaya kun”
“ohh Kazehaya? Dia sudah pergi “ jawab cowok itu.
Sawako berlari lagi melihat orang-orang yang berkerumun itu, dan mencoba mencari sosok Kazehaya-kun. Berjalan dan berjalan terus sawako mencarinya tapi ia malah bertemu dengan Kurumi
“kurumi “
“bodoh.. apa yang kau lakukan disini?”
Sawako yang terengah-engah mengatur nafasnya agar bisa bicara dengan Kurumi dengan benar.
“jika kau mencari Kazehaya kun.. ia tadi berjalan kearah taman di belakang bersama sanada.”
“ohh.. thank you” ucap sawako pada kurumi. Sawako berlari lagi kebelakang taman seperti info Kurumi.
Kurumi hanya menghela nafas merelakan Kazehaya bersama sawako.
Sawako sampai dibelakang taman tapi tetap ga ada orang satupun.. “dia tidak ada disini” desah Sawako yang langsung terduduk di taman belakang kuil, sedih, kecewa bercampur...
Suara teriakan teman-temannya untuk menghitung mundur pergantian tahunpun terdengar 10....9...8..7..6...5...4...3...2...1
Suara kembang api begitu memekakkan telinga mereka, tapi mereka sangat bahagia.
Sawako menatap jam tangannya lagi. Sawako menunduk, menyesali kedatangannya yang terlambat itu. Sawako sendirian di taman belakang kuil dan melihat langit malam yang bertabur kembang api dimalam tahun baru itu. Sawako berjalan pulang dengan langkah gontai.
Ditempat yang berbeda, Kazehaya juga menatap kelangit yang bertabur kembang api, dibawah pohon sakura tempat ia bertemu Sawako pertama kalinya.
Ia membuka buku siswa Sawako dan menatap fotonya. Disana juga ada tanggal lahir Sawako 31 Desember 1994.
Sawako berjalan gontai dari kuil sekolah untuk pulang ke rumahnya. Betapa terkejutnya dia melihat orang yang ada diujung jalan. “kazehaya kun...”gumamnya lirih tak mempercayai yang dilihatnya sendiri. Sawako mempercepat langkahnya mendekati Kazehaya yang blom menyadari dirinya ada disana. Iapun berlari menyebrang jalan.
Mendengar langkah kaki orang yanng berlari, Kazehayapun menoleh dan mendapati Sawako yang berlari ke arahnya. Kazehaya terkejut dan bangkit dari duduknya. Sawakopun tiba didepannya “Kuronuma?” gumam Kazehaya terkejut.
“Kazehaya-kun... emmm... arigatou.. emmm.. bukan kata itu harusnya.. emmm...“ kata Sawako kebinggungan sendiri dengan kata yang akan diucapkannya pada Kazehaya. Ia gugup dan tergagap saat melanjutkan kata-katanya “... watashi...... Kazehaya kun no kotoba.. (kata2ku untuk Kazehaya adalah)...” Sawako semakin panik.
Melihatnya Kazehaya jadi ikut kuatir.” Tenanglah.. katakan saja pelan-pelan”
Sawako memberanikan diri menatap Kazehaya. Tapi kemudian ia grogi sendiri dan menunduk. Sawako menghela nafasnya beberapa kali untuk melepaskan ketegangan pada dirinya.
“watashi... watashi...” Sawako menatap Kazehaya yang masih sabar menunggu sawako melanjutkan kata-katanya. “...Kazehaya-kun no kotoba.. suki desu...” *kata-kataku untuk Kazehaya kun adalah.. aku menyukai Kazehaya.
(Yesss......! finally Sawako berani menyatakan perasaannya..)
Kazehaya tertegun mendengarnya, ia menatap wajah Sawako “aku juga.. kuronuma suki da yo.. “ Keduanya gugup setelah mengungkapkan perasaan mereka masing-masing.
“ini seperti mimpi..” bisik Kazehaya menatap Sawako. Keduanya pun berpandangan mata . Kazehaya tersenyum bahagia dan masih terus menatap Sawako. “akhirnya perasaanku bisa mencapai hatimu..” Sawakopun mengangguk tertunduk malu.
“oh ya.. maaf.. selamat ulang tahun meski sudah terlambat. “ kata Kazehaya sambil mengulurkan buku siswa Sawako.
Sawako mengambilnya dan segera membuka bagian belakang buku siswanya untuk melihat apakah kelopak bunga sakuranya masih ada disana. Ternyata memang masih ada disana, Iapun terkejut malu berarti kan Kazehaya sudah melihatnya. Sawako tertunduk malu mendekap buku siswanya itu.
Kazehaya tersenyum melihatnya “aku sangat bahagia bersamamu di awal tahun baru seperti ini. Aku harap kita bisa seperti ini mulai sekarang ini.”
Sawako mengangguk menyetujuinya dan tersenyum lebar, sangat bahagia sekali.
Salju turun membasahi keduanya. Sawako dan Kazehayapun menatap kelangit dibawah pohon sakura tempat pertama mereka bertemu.....
Yoshida dan Ryu akhirnya berpacaran, mereka sering berkunjung ke tempat kesukaan Yoshida ditepi sungai sambil makan bakpao daging dan kacang merah.
Yano dan Kurumi juga sekarang mulai berteman.
ayah yang kehilangan putri kecilnya dihibur ibu dengan menyuapinya dan ayah langsung ceria lagi.
1 tahun kemudian.
Sawako pulang bersama Kazehaya. Ia berjalan pelan sehingga ketinggalan Kazehaya jauh dibelakang cowok itu.
Sawako gembira mendapatkan tiket perayaan malam Natal dari Kazehaya. Kali ini dia bisa merayakan berdua bersama cowoknya itu. Dulu ia pernah melewatkan tiket yang diberikan Kazehaya padanya.
Kazehaya yang tak menemukan Sawako disampingnya, menoleh melihat Sawako yang jauh darinya "Kuronuma.." panggilnya lembut, Sawako melihat Kazehaya, tersenyum manis dan berjalan mendekati Kazehaya. Kemudian merekapun berjalan beriringan bersama.
*** SELESAI ***