Saat
pulang sekolah Ozu menemui Takako di halte bis. Saat itulah Takako yang merasa
tak percaya diri setelah melihat foto tunangan Ozu, akhirnya meminta Ozu untuk
tak memberi “harapan palsu padanya”.
“sensei..
tolong jangan terlalu memperlakukan dengan ramah.” Takako menatap langsung
kemata Ozu. “aku… itu membuatku jadi terlalu memikirkanmu”
Ozu
terkejut dengan permintaan Takako itu sampai ia tak bisa berbicara.
“aku
tau ini tak nyaman untuk didengar.” Lanjut Takako yang melihat Ozu membisu
didepannya.
“tidak..”
jawab ozu membuka mulutnya.
“ini
juga tak nyaman bagiku” ucap takako sembari duduk dikursi halte lagi. “hari ini
begitu melelahkan bagiku. Aku banyak berpikir tentang semuanya. Tapi akhirnya
aku punya solusinya. “
“solusi?”
Tanya ozu
“aku
menyadari aku telah cemburu kepadamu yang telah bertunangan, padahal kau lebih
muda dariku. Itulah yang menyebabkan aku terlalu memikirkanmu” kata takako
berbohong tentang alasan yang sebenarnya kenapa ia memikirkan Ozu, yaitu cinta.
“kau
bahagia dengan hidupmu jadi sangat mudah untukmu jadi baik padaku. Tapi jika kau terlalu baik padaku, kau justru
memberi kesan klo kau sedang memanas-manasinya padaku.” Lanjut Takako.
“aku
tak bermaksud seperti itu..” bantah Ozu
“tolong
hentikan…” sahut Takako. “ini sangat kejam untukku”
Sejak kapan aku sangat
mudah untuk mengatakan kebohongan daripada kebenaran? Kata hati Takako
“sayonara”
ucap Takako untuk mengakhiri pembicaraa mereka sekaligus seperti permintaan
agar Ozu meninggalkannya. Ozu terdiam disamping bangku halte tempat Takako
duduk.
Setelah
agak lama tanpa bicara ozu pergi mengayuh sepedanya.
Sepanjang
perjalanan ia memikirkan semua yang dikatakan Takako. Ozu berhenti disebuah
taman dan melihat suasana kota. Ia mendengar ada sms masuk dan segera
membukanya. Kaori tunangannya mengirimkan pesan agar Ozu segera menghubungi.
Ozu tak membalasnya. wajah kaori dan wajah Takako terbayang dipikirannya.
Takako
menunggu bis sekolah datang dan masih melamun saat bis yang ditunggunya datang.
Tapi ia masih duduk dikursinya dan membiarkan bis itu berlalu dari hadapannya.
Takako
seperti biasa tiap akhir minggu menghabiskan liburnya ke rumah keluarga. Ayahnya
yang memang sangat pendiam sedang membaca sebuah surat kabar. Sementara ia dan
ibunya sibuk membuat masakan.
Mereka
membahas magic com takako yang tak pernah diganti bertahun-tahun. Takako menganggap
itu hal yan tak perlu karena pasti tiap tahun akan ada keluaran baru model
magic com. Jadi ia menunggu sampai ada model yang cocok untuknya. Ibunya sontak
berkomentar apakah itu juga dasar penilaian takako untuk mencari calon suami.
Yaitu Takako meski sudah bertemu seseorang maka ia akan menunggu orang
selanjutnya yang akan datang padanya sehingga ia terus menunggu.. dan menunggu
orang yang cocok dengan keinginannya itu?
Kaori
menghubungi Ozu menyatakan keraguan dengan kursusnya ini karena akan
menghabiskan waktu setahun berpisah dari Ozu.
Ozu
menenangkannya dengan mengatakan klo masih ada sisa 8 bulan lagi. Kaori kuatir
jika ia tak lolos ujian maka akan mundur dari waktu 1 tahun itu. Ozu bertanya apa kaori ada masalah dengan
pelajaran? Kaori menjawab itu karena ia
terlalu memikirkan Ozu yang kurang
komunikasi dengannya. Ozu meminta maaf pada kaori untuk itu. tiba-tiba ichikawa
ikut masuk ke webcam itu. ia menyapa kaori
dan berkata klo kaori tak perlu kuatir karena ia akan mengawasi Ozu untuk
kaori. Pembicaraan mereka pun akhirnya diakhiri.
Ozu
meminta adiknya itu pulang karena ibunya pasti nanti kuatir. Ichikawa tak mau
pulang ia membuka lemari es ozu untuk mencari makanan tapi ia hanya menemukan
mie instant. Saat akan membuka mie instantnya tiba-tiba HPnya berbunyi. Ia tak
mau mengangkatnya dan segera pamit pada Ozu untuk pulang.
Sampai
diluar rumah ozu ia menghubungi balik Takeru-sensei, guru privatnya. Gurunya itu
meminta ichikawa untuk menemuinya. Ichikawa dengan senang berkata klo ia akan
segera menemui gurunya itu. ia juga bilang klo ia akan berbohong pada ibunya
dengan mengatakan klo ia akan belajar dirumah temannya.
Takako
berjalan ke kelasnya bertemu dengan ozu yang membawa banyak perlengkapan
biologi. Takako bertanya apa ozu butuh bantuan? Ozu menolaknya dan berkata ia
bisa membawanya sendiri. Mereka lalu berpisah.
“dengan
semua perasaan romantic yang aku kubur, aku sepertinya merasa hatiku ikut
menua.”
Takako
bertemu dengan sahabatnya Mori-sensei dan yuko. Mereka membahas soal umur
mereka yang hampir 35 tahun. Mereka memandang dari sudut pandang seorang wanita
yang memperhatikan penampilan mereka. Karena mori-sensei ulang tahun maka yuko
dan takako sudah menyiapkan kado berupa alat pijat untuknya.
Ditempat
lain ozu dkk pun bertemu untuk membahas umur 35 tahun dari segi pria. Imamura mengatakan
klo pria seumur itu yang akan dipikirkannya adalah kebutuhan hidup untuk
mencukupi rumah tangganya seperti rumah dan asuransi untuk keluarganya.
Mereka selesai makan saat sudah larut malam. Ditengah
jalan mereka bertemu dengan ichikawa dengan seseorang yang lebih tua dari
ichikawa. Saat mori-sensei bertanya pada ichikawa kenapa bisa sampai larut
malam, Ichikawa mengaku klo pria yang bersamanya adalah kakaknya.
Takako
terkejut dengan kebohongan ichikawa karena ia tau Ozu adalah kakak ichikawa. Ia
melihat map yang ada tulisan Jyosei university.
Keesokkan
harinya Takako tak menjumpai Ichikawa disekolah. Ia bertanya apa ada yang tau
dimana ichikawa. Mereka ada yang bilang klo ichikawa mungkin sakit. Takako berkata
klo ichikawa sakit kenapa ia tak menerima surat pemberitahuan sakit? Murid yang
lain menjawab mungkin sudah diserahkan ke ozu-sensei (wakilnya Takako).
Sesudah
pelajaran selesai Takako bertanya pada Ozu apa ozu menerima surat pemberitahuan
sakit dari ichikawa? Ozu terkejut karena ia tak tau adiknya sakit dan bahkan ia
juga tak menerima surat pemberitahuan sakit itu.
Takako
menyatakan kecurigaannya pada ozu yang lalu segera menghubungi adiknya. tapi sayangnya tak diangkat ichikawa jadi ia
meninggalkan pesan suara yang mengatakan klo ia kuatir dengan adiknya dan
meminta ichikawa menghubunginya segera begitu mendengar pesan suara yang ia
sampaikan.
Takako
yang melihat ozu tak berhasil menghubungi adiknya segera mendekati ozu. Takako
bercerita pada ozu klo ia bertemu ichikawa pada malam sebelumnya dengan seorang
pria yang lebih tua dari ichikawa.
Ozu
terkejut dan bertanya ciri pria itu. takako sulit menjelaskannya. Takako berkata
klo pria itu sepertinya dari Jyosei university. Ozu jadi tambah terkejut karena
setahunya guru privat ichikawa adalah mahasiswa Jyosei university. Ozu lalu
berniat menghubungi ichikawa lagi tapi dicegah takako. Ia meminta ozu
membiarkannya dulu sampai nanti setelah pulang kerja mereka baru mencari
ichikawa lagi karena diliatnya klo ichikawa sepertinya tak mau menerima telpon
dari ozu.
Ozu
setuju dan berniat akan mencari ichikawa setelah pulang kerja nanti.
Pulang
mengajar Ozu berniat mencari adiknya ditempat-tempat anak muda berkumpul .
Takako ingin membantu ozu jadi ia mengatakan akan ikut mencari. Mereka berdua mulai mencari dibeberapa tempat
tapi tak ketemu-ketemu juga. Mereka pergi ketempat karoke. Ozu masuk kedalam
untuk bertanya sementara Takako diluar gedung.
Ternyata
petugas karaoke tak melihat ada ichikawa ke tempat mereka. Ozu segera memberi
tahu takako di depan gedung.
Tiba-tiba
2 orang murid mereka mempergoki keduanya ada didepan gedung tempat karaoke. Mereka
lalu menggoda kedua gurunya itu apa sedang berkencan diruang karaoke. Takako dan ozu membantahnya dan mengatakan
klo mereka sedang mencari orang. Salah satu
murid melihat sepatu takako yang rusak karena berjalan terus itu. ozu terkejut
karena ia tak segera mengetahuinya. Ozu jadi merasa bersalah apalagi saat salah
satu muridnya menyeletuk klo sebagai seorang pria yang sedang berkencan, ozu
dianggap gagal memperhatikan teman kencannya yang menderita. Takako membantah
klo mereka berkencan.
Takako
lalu meminta muridnya untuk pulang. Setelah muridnya pergi ozu meminta maaf pada
Takako karena sudah menderita karena dirinya. Takako lalu meminta ijin ozu
untuk ke sekolah dulu mengganti sepatunya dengan sepatu olahraga.
Disekolah
Takako membuatkan mie instant untuk dirinya dan Ozu. saat mereka makan
berhadap-hadapan. Takako baru menyadarinya klo ia sudah lama tak saling melihat
secara langsung wajah ozu, sejak kejadian 1 minggu yang lalu di halte bis itu.
Takako
mencoba mencuri-curi pandangan ke Ozu saat itulah mata mereka bertemu. Keduanya
jadi salah tingkah. Dan terselamatkan situasinya saat ibu ozu menghubungi ozu
untuk memberitahu alamat guru privatnya ichikawa.
Mereka
berdua lalu pergi ke asrama pria jyosei university. Sampai didepan gedung
asrama, ozu menghubungi guru privat ichikawa itu. saat ditanya apa adiknya ada
disana pria itu tak mau menjawab. Dengan marah ozu berkata klo ia akan masuk ke
asrama.
Ozu
masuk ke gedung asrama dengan marah. Takako melihat ozu yang terlihat sangat
marah itu jadi sangat kuatir. Ia membuntuti ozu masuk ke dalam gedung.
Ichikawa
buru-buru menemui kakaknya di lobby gedung untuk mencegah kakaknya masuk.
“apa
yang aka kau lakukan?” seru ichikawa berjalan cepat mendekati kakaknya. Ia melihat
kakaknya tak sendirian tapi bersama takako. “kenapa kau kesini bersama
takako-sama?” cecar ichikawa.
“pertanyaan
yang seharusnya adalah kenapa kau disini?” Tanya ozu kesal.
“aku
hanya datang mengunjungi teman.” Jawab ichikawa.
“kau
bolos sekolah hanya untuk mengunjungi pria yang tinggal sendirian?” ucap ozu
“kami
berkencan” sahut ichikawa. Ozu terkejut adiknya sudah punya pacar.
“dia
itu mahasiswa!” seru ozu tak menyetujui hubungan adiknya dengan seorang mahasiswa.
“dia
7 tahun lebih tua dariku.” Sahut ichikawa dengan berani. “sama seperti
Takako-sama yang lebih tua darimu 7 tahun.” sindir ichikawa pedas.
Ozu
jadi tak enak sendiri dengan Takako “ aku tak ada hubungan apa-apa dengan hara-sensei!”
bantah ozu.
“benarkah??”
ejek ichikawa. Ia lalu mengambil Hp dari sakunya dan memperlihatkan rekaman
percakapan ozu dan takako saat di halte bis waktu itu.
Saat
rekaman video itu diputar dan terdengar suara pembicaraan mereka berdua. Ichikawa
tertawa mengejek pada takako “waaa.. dia bilang dia selalu memikirkanmu… untuk
orang yang berumur 30 tahun itu sangat mengerikan.” ichikawa tertawa sinis.
Ozu
bertambah marah “kau kasar sekali!”
“oni-chan,
kau tak setuju? Mengapa tak kau katakana saja padanya “jangan ganggu aku. Aku sudah
bertunangan.” “ kata ichikawa penuh amarah.
Takako
tak tahan melihat pertengkaran didepannya dan juga yang menyindir dirinya itu “itu
bukan maksudku untuk mengganggu” bantah takako tentang hubungannya dengan ozu.
Ozu
segera menyela Takako dan menghentikan pembicaraan yang menyudutkan takako itu.
“jangan mengalihkan pembicaraan! Kita berbicara tentang dirimu. Ada apa
denganmu? Kau perlu menenangkan diri”
“oni-chan,
apa kau tak punya pacar saat sma?”Tanya ichikawa
“aku
punya” jawab ozu
“lalu
apa bedanya?”sela ichikawa “aku tak boleh bersama orang yang lebih tua dariku?”
“bukan
kau tak boleh.. tapi…”
“jadi
menurutmu sangat normal jika berpacaran dengan orang yang seumuran?”cecar
ichikawa lagi.
“menurutku
begitu” sahut ozu.
Ichikawa
tersenyum mengejek “kau dengarkan takako-sama. Kurozawa-sensei 10 tahun lebih
tua darimu, oni-chan juga 7 tahun lebih muda darimu.”
“hentikan
omonganmu!” seru ozu tambah kesal dengan adiknya itu.
Mahasiswa
yang jadi guru ichikawa keluar menemui mereka bertiga. Ia meminta semuanya
pergi karena asramanya adalah tempat umum. Ia takut ia akan dikeluarkan jika
sampai ketahuan sekolahan. Ichikawa lalu meminta kakaknya pergi tapi mahasiswa
itu juga minta ichikawa ikut pergi. Ichikawa terkejut diusir begitu oleh
pacarnya. Ichikawa bilang klo ia sudah bolos sekolah demi pacarnya itu agar
mereka bisa saling berbicara banyak.
Mahasiswwa
itu bilang klo itu hanya basa-basi saja karena ia hanya beberapa kali sms-an
ichikawa sudah begitu serius dengannya.
Ozu
marah adiknya diperlakukan begitu. Ia bersiap memukul mahasiswa itu tapi
dicegah takako karena mereka adalah seorang guru. Itu akan memperburuk citra
mereka saja.
Ozu
lalu mengajak ichikawa pulang ke rumah ibunya. Ozu dan takako mengantar
ichikawa sampai didepan apartemen ibu ozu yang sudah menunggu didepan
apartemen.
Selesai
mengantar adiknya, ozu mengajak takako untuk pergi minum menemaninya karena ia
sedang sangat marah jadi tak bisa tidur jika seperti itu. takako setuju dan
mereka pergi ke sebuah tempat minum.
Mereka
order minum beer dalam gelas kepada pelayan bersamaan begitu kompak.
“pertama
aku minta maaf. karena kotomi begitu
kasar padamu tentang umurmu yang 30 tahun itu.. aku minta maaf.” Ozu meminta
maaf dengan menunduk. Lalu ia minum beer dalam gelasnya dengan beberapa tegukkan
membuat takako kuatir.
“ozu-sensei.”
“hara-sensei..
kau juga harus minum.. kau juga kan sangat marah” ucap ozu.
Takako
jadi teringat kata-kata ichikawa waktu itu. Takako jadi marah dan meneguk
minumannya dengan rakusnya “iya… kenapa terus berkata lebih tua 7 tahun.. lebih
tua 7 tahun.. aku tak mau mendengarnya!” ucap takako dengan nada marah.
“maaf”
ucap ozu
“dibilang
mengerikan karena umurmu 30 lebih dari 30 tahun…. Itu terlalu berlebihan?!” seru takako
berapi-api.
“iya
itu buruk” ucap ozu menyetujui pendapat takako.
Mereka
meneguk minuman lagi .
“dan
berani sekali pria itu memperlakukan adikku seperti itu!”
“emangnya
apa yang dipikirkan pria itu? murid jyosei atau manapun itu.. jika kau
menyakiti seorang wanita, itu membuatnya sakitkan? Bukan saja ia menyakitinya
sekarang tapi dia menyakiti masa depannya juga (trauma)!” ucap takako marah
“aku
ingin meninjunya” kata ozu
“aku
juga.. aku ingin memukulnya” sahut takako berkobar-kobar. Ozu terkejut
mendengar takako sampai seperti itu. ia
menatap takako terkagum.
Tanpa
terasa mereka menghabiskan beberapa gelas beer. Ozu sudah mulai mabuk
“kenapa
seorang pria bisa menyakiti wanita yang dicintainya menangis?” ucap ozu agak
mabuk.
“terkadang
memang mereka begitu” jawab Takako.
“tapi
itu tak akan kulakukan!aku tak akan membuatnya menangis” sahut ozu
Takako
yang blom mabuk memperkatikan ozu yang mengatakan itu. “seandainya itu
dikatakan untukku” batin takako yang berharap wanita yang dicintai dan tak akan
dibuat menangis ozu adalah dirinya.
Ozu
lalu bertanya tentang percintaan Takako saat masih sma seperti apa. Takako berkata
klo karena ia disekolah khusus wanita jadi sangat jarang bertemu orang. Tapi ia
memang pernah menerima surat dari seorang pria di kereta dan ia masih
menyimpannya sampai sekarang dirumah orang tuanya. Ozu berkata klo menurutnya
surat cinta itu lebih indah daripada sekedar sms karena masih bisa disimpan dan
dibuka. Takako sangat bahagia saat itu meski pembicaraan mereka adalah hal-hal
yang simple. Mereka berdua sangat menikmati malam itu.
Mereka
keluar dari tempat itu. karena Ozu mabuk parah membuat takako yang membayari
lebih dulu. Saat sedang menunggu taxi tiba-tiba ozu yang mabuk parah terjatuh. Takako
jadi menyadari klo tas ozu ketinggalan di tempat minum tadi. Takako meminta ozu
menunggunya mengabil tas ozu. Tas ozu masih ada ditempat mereka duduk. Setelah mengambiilnya
takako buru-buru keluar tempat itu. tempat saat itu egawa-san, teman ozu masuk.
Tanpa disengaja tali tas ozu “kecantol” tangan egawa-san (susah mikir
indonesianya jd pakai jawa). Takako meminta
maaf dan langsung pergi. Egawa-san memperhatikan takako dengan tertarik.
Takako
melihat ozu yang mabuk parah itu lalu
mengajak ozu patungan bayar taxi agar ia bisa mengantar ozu pulang lebih dulu. Sampai
didepan apartemen ozu, takako yang kuatir bertanya apa ozu bisa sendiri? Ozu
berkata ia bisa melakukannya sendiri. Ozu keluar dan berjalan sempoyongan
menaiki apartemennya. Taxi yang membawa Takako lalu berjalan pergi.
Ozu
berjalan tertatih sampai didepan kamar apartemennya. Tapi sampai depan pintu kamar apartemennya
Ozu limbung dan terjatuh. Kunci yang ada
ditangannya terlepas kelantai.
“tadi
sangat menyenangkan..”celoteh ozu yang mabuk.
Seseorng
datang dan mengambil kuncinya yang jatuh itu. ozu melirik untuk melihat siapa
yang mengambilnya. Ia melihat takako sedang membungkuk untuk bertanya padanya.
“ozu-sensei…
sadarlah..” Takako lalu menopang tubuh ozu dengan memapahnya masuk kedalam
ruangan apartemen ozu. Tangan ozu
merangkul bahu takako dan takako meragul pinggang takako.
Mereka
berjalan terhuyung-huyung sampai hampir jatuh.
“apa
kau tak apa-apa ozu sensei? Tolong stabilkan langkahmu..” ucap takako kecapean
membimbing tubuh ozu masuk ke dalam kamar ozu. “pelan-pelan..” ucap takako
mencoba membawa ozu ke tempat tidur ozu.
Begitu
sampai didepan ranjang ozu langsung menjatuhkan dirinya ke ranjangnya dan
dengan tangannya yang masih memeluk bahu takako tentu saja membuat takako jatuh
diatas tubuh Ozu.
Takako
terkejut tak kepalang dengan apa yang terjadi. Takako segera berniat bangkit
berdiri dan melepaskan pelukannya. tapi tiba-tiba tangan ozu mempererat pelukan
dibahu dan punggung takako dan mengunci tubuh takako.
Takako
jadi tambah membelalak terkejut “ozu-sensei?” panggilnya takako. Mungkin dipeluk
oleh orang yang dicintainya seperti itu, membuat khayalan Takako melambung
tinggi kelangit. Jatungnya pasti berdebar-debar tak menentu.
Namun
jatungnya tiba-tiba berhenti berdetak dan hancur lembur saat ozu bergumam “kaori……”
Perasaan
Takako yang dibuat melayang kelangit… sedetik kemudian terhempas ke bumi
berkeping-keping…