“tolong
jadikan aku kekasihmu..” ucap Mia menatap tajam Kairi.
Kairi
terkejut Mia begitu berani sekali menyampaikan perasaannya pada dirinya meski Mia
tau ia sudah menikah.
“kurihara..”
“aku
tahu” sahut Mia cepat
“kau
tak tau apapun Kurihara.. maaf klo aku sudah membuatmu memberikan harapan
padamu tapi jangan salah paham” ucap Kairi memakai cincin pernikahannya lagi.
Ia melihat ke Mia sebentar lalu ia pergi.
Mia
terdiam dan tersadar klo cintanya sudah ditolak.
Yota
pergi ke kamar yang dikunjungi Kairi saat ia membuka kamar itu ternyata ada
seorang wanita yang koma disana.
“apa
yang kau lakukan disini..” Tanya wanita ‘istri Kairi’
Mia
masih berada ditaman depan kantornya. Mia sangat sedih, malu karena sudah
menyatakan cintanya dan ditolak Mia duduk
terisak dipinggir kolam. Mia menatap sepatu yang dipakainya pemberian
dari Kairi dan jugamemo yang ditinggalkan Kairi saat ia sakit.
Mia
melampiaskan emosinya di resto milik Naoki. Ia minum minuman alkoholnya dalam
sekali teguk dihabiskannya.
‘ya!
Aku sudah menghabiskannya.. hmm sangat enak! Tolong 1 gelas lagi!”teriak Mia
tertawa-tawa meski sesungguhnya ia sedang sakit hati.
Mia
menyodorkan gelasnya pada Naoki yang ada didepannya
“sudah
berhenti” kata Naoki
“mengapa?”
protes Mia
“’jadikan
aku kekasihmu’hahhh!” sindir Chiaki
“Kau
begitu berani” ucap Akari
“ya memang!” seru Mia tertawa menoleh pada
Akari dan memberi hormat.
“kau sudah melakukannya” kata chiaki
“kau gagal” kata Akari
“dan k au patah hati” sahut Naoki menyambung
kata-kata chiaki dan akari
“iya!” seru Mia tertawa-taw ceria.
“sekarang aku benar-benar sudah
mengakhirinya. Akan akan hidup untuk pekerjaanku saja, benarkan Akari?” ucap Mia
mengelayut manja di bahu Akari.
“sepertinya begitu” jawab Mia tersenyum
“aku harap kau bisa melupakannya dengan
mudah” kata chiaki
“wanita dapat melupakan tapi lukanya akan
mendalam” sahut Naoki”
Mia berangkat ke kantornya. Ia bertingkah
berbeda dari biasanya. Ia kelihatan penuh semangat, berseri-seri dan ceria.
“selamat pagi!” sapa Mia tersenyum dengan
ceria didepan teman-temannya. “hari ini aku akan melakukan yang terbaik juga!”
Saeki, Takako dan Yoshihiko melihat Mia yang
terlihat ceria itu dengan keheranan.
“aku penasaran apa terjadi sesuatu yang
baik.” Bisik Takako pada saeki
“mungkin berhubungan dengan pria” bisik Saeki
melirik pada Mia.
Mia membuka laptopnya dengan masih
tersenyum-senyum. Mia sedang menyembunyikan perasaan hatinya yang sebenarnya.
Mia meeting bersama manager Mukai dan staff
lainnya
“ini daftar produk yang akan kita masukkan ke
dalam kampanya kita. Aku sedang bernegosiasi untuk mendapatkan bagian khusus
dimajalah dengan target usia akhir remaja dan 20tahunan”
“dengan begini, aku harap orang-orang akan
tau klo kita punya produk yang terjangkau bahkan untuk mahasiswa. “ kata saeki
menjelaskan gambar-gambar perhiasan yang ada didepan mereka.
“untuk orang yang masih muda kita jangan
memberikan informasi yang terlalu sedikit. Kita setidaknya butuh 4 halaman.
Untuk foto produk harus diambil lagi yang baru” Kata manager Mukai
“iya” angguk semua yang ada disana.
Pintu terbuka dan Kairi masuk ke ruangan
meeting itu. Mata Kairi langsung melihat ke Mia dan gadis itu juga melihat Kairi.
Wajah Mia sedikit berubah dan Ia tertunduk.
“kampanya itu barusan sudah ditolak oleh para
eksekutif” kata Kairi menginformasikan pada mereka semua. Semua terkejut
mendengar informasi itu.
“apa maksudmu?” Tanya manager Mukai.
Flash back Kairi meeting dengan para
eksekutif.
“kita akan membatalkan promo produk kasual?”
Tanya Kairi.
“aku sudah memberitahumu klo penjualan kita
terlalu datar. “ kata seorang eksekutif
“tapi perhiasan limited edition terjual
sangat baik di toko Shinjuku dan kita sudah mencapai target penjualan.” Kata Kairi
“tapi itu tak menolong sama sekali.. kita
masih dibelakang Singapura dan korea. Dibandingkan dengan cabang-cabang lain di
dunia, kita sekarang masih belum bagus.” Ucap eks furuzawa.
“demi harga diri Tiffany Jepang, lakukan
segala upaya untuk meningkatkan bisnis. “ kata presiden
Kairi menyampaikan apa yang dibahasnya
bersama presiden dan para eksekutif lain pada Manager Mukai dan staff PR
lainnya.
“tapi aku seudah berbicara dengan para
penerbit tentang promo ini.. “ kata Yoshihiko
“ini demi bisnis kita.. lepaskan saja.” Jawab
Kairi
Semua tertunduk kecewa karena mereka sudah
menghubungi ke beberapa orang penting untuk mensukseskan promo produk kasual
itu tapi ternyata gagal.
“Kita harus mendapatkan hasil secepatnya”
ucap Kairi
“aku mengerti” sahut manager Mukai ia lalu
melihat staf lainnya “ayo kita ubah kampanya kita selanjutnya ke perhiasan
high-end (mewah dan mahal).”
“iya..” sahut semua dengan nada suara lemah
karena kecewa.
Kairi melirik ke Mia yang sepertinya juga
kecewa dengan kejadian itu.
Kairi kembalik ke ruangan kantornya. Dan
memikirkan kegagalan proyek mereka itu.
“saya paham klo figure sebuah perusahaan akan menjadi perhatian serius tapi kita sudah
bekerja keras bersama-sama sampai saat ini” ucap Takako merapikan kertas yang
ada dimeja meeting.
“aku ingin tau apakah hanya kita yang
berpikir klo kita ini ada dalam tim yang sama sehingga dengan mudah mengatakan
“lepaskan saja”” Kata saeki
“lalu upaya kita selama ini untuk apa?” sahut
Yoshihiko
“PR untuk kampanya produk kasual sia-sia begini sangat sulit terima kan ya?”
Kata saeki lagi.
Mia hanya menyimak pembicaraan teman-temannya
yang kecewa itu. Mereka memang sudah mempersiapkan segalanya untuk kampanya itu
dan sekarang semua sia-sia.
Mia pergi membawa tas-tas besar berisi
sample-sample untuk dikembalikan ke toko. Saat ia berjalan ke lift, Mia melihat
Kairi sedang berdiri menunggu lift.
Mia langsung gugup melihat Kairi didepannya
“aku akan pergi ke toko untuk mengembalikan barang-barang.” Ucap Mia gugup lalu
ia masuk ke lift yang sudah terbuka didepan mereka.
Kairi menyusul masuk ke lift itu. Tidak ada
orang lain di lift itu, hanya mereka berdua saja.
“aku juga akan pergi ke toko” ucap Kairi.
“oh begitu klo begitu mari kita pergi bersama”
sahut Mia mencoba tersenyum normal.
“iya”
“tampaknya hal yang sulit klo berhubungan
dengan figure perusahaan.” Ucap Mia lagi
“iya” angguk Kairi.
Mereka terdiam kikuk.
Mia menoleh pada Kairi “emmm tentang hari
kemarin… tolong lupakan saja” ucap Mia tertawa “maaf aku tiba-tiba sudah mengatakan hal-hal yang aneh.
Aku sedikit kehilangan pikiran.. entah bagaimana aku malah jadi terpompa
(semangatnya)” Mia masih tersenyum-senyum sok tenang.
Kairi sedikit melirik Mia mencari kebenaran
kata-kata Mia.
Lift berhenti di lobby gedung. Masih dengan
senyum-senyum Mia segera keluar dari lift itu
“baiklah.. ayo lakukan yang terbaik hari
ini.” Ucap Mia.
Kairi masih terus memperhatikan sikap Mia
yang seolah hal kemarin tidak mempengaruhi Mia.
Mereka lalu pergi bersama ke toko Tiffany.
Saat mereka hampir dekat toko Tiffany mereka
melihat seorang pemuda berdiri didepan toko. Pemudaitu seperti ragu-ragu untuk
masuk ke dalam toko. Seolah ia minder tidak berani masuk.
Mereka berdua berhenti melangkah melihat
pemuda itu. Pemuda itu menoleh dan melihat Mia dan Kairi yang sedang
memperhatikannya. Pemuda itu langsung berbalik dan pergi.
Mia segera mengejar pemuda itu.
“ohh.. apakah kau mencari sesuatu?klo kau mau
mengapa tidak masuk saja. Tak masalah klo hanya melihat-lihat saja” kata Mia.
Pemuda itu memperhatikan Mia dan melihat
kalung yang dipakai Mia.
“oh itu..” pemuda itu menunjuk ke kalung yang
dipakai Mia.
“apa?”
“tolong.. aku mau yang seperti itu..” kata
pemuda tersenyum.
Mereka membawa pemuda itu masuk ke dalam toko
dan memperlihatkan kalung yang sama dipakai Mia.
“ini adalah ‘open heart”
“iya.. aku mau yang ini” kata pemuda itu
tersenyum bahagia melihat kalung itu.
Mia mengangguk senangmelihat pemuda itu
terlihat suka dengan kalung itu.
“apa kau yakin?” Tanya Kairi. “jika kau
membayar lebih mahal lagi ada pilihan lainnya.. “
Mia kaget dan langsung mendekati Kairi
“permisi wakil presiden.. apa kau harus begitu menaruh pehatian pada
penjualanan?” ucap protes Mia
“jangan mengatakan sesuatu yang tidak perlu”
“dia hanya menunjuk pada apa yang kau pakai..
jadi aku hanya memberitahunya klo masih banyak pilihan lainnya.” Jawab Kairi.
Kairi lalu berjalan mendekati pemuda itu
“jika kau membayar 10.000yen lagi , yang satu ini sangat istimewa.” Ucap Kairi
membawa kalung lainnya didepan pemuda itu.
“dia bilang klo dia suka kalung ‘open heart”
kata Mia memprotes bossnya itu. “kau kan suka ini ya?” Tanya Mia pada pemuda
itu lagi.
“meski kau juga memilikinya tapi bukan
berarti klo itu yang terbaik” sindir Kairi lagi.
Pemuda itu tertawa melihat Mia dan Kairi
berdebat didepannya.
“kalian berdua terlihat akrab sekali” kata
pemuda itu
“ha? Tidak.. tidak sama sekali” sahut Mia
cepat.
“aku harap aku juga bisa seperti itu.
Sebenarnya aku akan menyatakan perasaanku dengan kalung ini pada gadis yang aku
sukai di ulang tahunnya. “ kata pemuda itu
“ohh begitu… “ gumam Mia
“kau harus menaruh lebih banyak upaya agar
bisa lebih lagi” (maksud Kairi agar pemuda itu membeli yan glebih mahal lagi
agar ceweknya semakin terkesan)
“wakil presiden!” protes Mia
Pemuda itu akhirnya tetap membelikan kalung
open heart itu. Saat pelayan membungkuskan kalung itu, pemuda itu ragu-ragu
bertanya pada Mia dan Kairi.
“omong-omong jika semua tidak berjalan dengan
baik setelah aku menyatakan perasaanku…”
“apa kau mau mengembalikannya?” serobot Mia
“sebenarnya ini tidak bisa dikembalikan.. tapi kau bisa menghubungi..”
“oh aku lega” kata pemuda itu saat ia
mendengar Mia mau membantunya
Kairi langsung tidak suka dengan cara Mi a
itu.
“kapan ulang tahunnya?klo kau bisa
mengembalikannya dalam satu haru, sepertinya aku.. akan--” Tanya Mia
“tidak.. kau tidak bisa” ucap Kairi
“tunggu..”
“jika kau menyatakan perasaanmu dengan
perasaan semacam itu, segalanya tidak akan berjalan lancar. Sekali kau membuat
keputusan, kau harus mempercayai dirimu sendiri dan melanjutkannya.” Kata Kairi
bersikap dewasa memberitahukan pendapatnya pada pemuda itu.
“iya..” angguk pemuda itu.
Kalung sudah dimasukkan ke kotak belanjaan
dan Mia menyerahkan pada pemuda itu
“untuk berjaga-jaga klo kau ingin
mengembalikannya, kau dapat menghubungiku…” kata Mia menyerahkan kartu namanya.
Kairi mengela nafas kesalnya melihat Mia
tetap berkata seperti itu.
“kalung open heart memiliki pesan ‘membuka
hatimu’. Aku harap ini akan menyentuh hatinya” kata Mia tersenyum pada pemuda.
“jika kurihara-san tadi tidak memanggilku,
aku mungkin sudah menyerah..” ucap pemuda itu “toko ini sangat megah dan para
penjualnya juga terlihat anggun jadi aku tidak punya keberanian untuk masuk
kedalam. Aku sudah mencari di internet dan akhirnya menemukan apa yang aku
cari. Aku akan percaya pada diriku sendiri dan melakukan yang terbaik.” Kata
pemuda itu melihat Kairi.
Kairi tersenyum mengangguk pada customer
mudanya itu.
Mia dan Kairi lalu pulang ke kantornya lagi.
Saat di escalator Mia masih membahas apa yang terjadi di toko tadi.
“kau sudah mengatakan hal yang keren tapi
ujung-ujungnya yang menjadi perhatianmu hanya penjualan saja kan?”
“tentu saja..” jawab Kairi acuh.
“kau serakah… pelit” gerutu Mia berbisik lalu
berjalan mendahului Kairi.
Kairi terkejut Mia begitu berani mengatainya
sampai seperti itu.
“apa kau harus berkata seperti itu?!” seru Kairi
kesal segera menyusul langkah Mia.
“jadi nostalgia.. saat aku masih sekolah, setelah aku mengumpulkan
uang dari kerja parttimeku aku menunggu-nunggu saat datang ke Tiffany.
Ngomong-ngomong, beberapa hari yang lalu orang-orang dari group PR kita juga
mengatakan hal yang serupa.”
“setiap kali aku mengunjungi toko,, jantungku
berdebar sangat keras, saat aku mencoba perhiasan yang aku impikan, aku merasa
senang karena sudah bekerja keras pada pekerjaan part timeku. Hanya dengan
memakai perhiasan yang special seorang wanita bisa tersenyum. Dia jadi percaya
diri. Karena aku mempercayai hal ini maka aku menjadi diriku yang sekarang ini.
Aku rasa semua orang yang group PR menjadikan promo produk kasual kedalam
pribadi mereka sendiri juga. Tiffany selalu special yang dekat dengan kita.” Kata
Mia
“aku mengerti” ucap Kairi.
“kau tidak bisa melakukan apapun tentang
strategi PR?” Tanya Mia “aku rasa promo produk kasual ini akan sia-sia. Orang
yang memimpikan Tiffany saat mereka sekolah akan datang lagi saat mereka mulai
bekerja..”
“semua sudah diputuskan” kata Kairi “itu
kebiasaan burukmu Kurihara, kau menggunakan emosi dalam pekerjaan” tegur Kairi
lalu meninggalkan Mia
Saat bersantai dengan sahabat-sahabatnya Mia
teringat Kairi
“dasar pria keras kepala” gerutu Mia
“apakah pemotretan keluar negeri bisa sampai
seminggu?” Tanya akari pada chiaki yang sedang mencoba baju yang akan dibawanya
keluar negri.
“tidak.. hanya 3malam 2 hari saja.” Jawab
Chiaki berdiri didepan cermin yang dipegang akari.
“oh begitu..”
“aku menyerah.. sangat buruk sekali pria
seperti itu menjadi seorang wakil presiden” seru Mia
“tenang Mia… kau sepetinya sangat menikmati
pekerjaanmu itu” kata chiaki
“tidak lagi menyenangkan gara-gara pria keras
kepala itu.. atmosfir di kantor juga jadi buruk.. “ gerutu mi alagi.
“baiklah.. baiklah..” ucap chiaki mengiyakan saja agar Mia tidak ngomel-ngomel
lagi.
Selesai memasukkan barang-barang
kebutuhannya selama di luar negri, Chiaki segera pergi.
“Mia kamu harus berbaikan dengan wakil
presiden” pesan chiaki..
“tidak akan.. pria itu adalah musuh group PR”
sahut Mia
Sementara itu Kairi yang sebenarnya juga
keberatan klo promo produk kasual mereka dibatalkan, tetap mencari cara agar ia
bisa berubah keputusan itu. Kairi lalu menghadap ke presiden direktur.
“masuk..” ucap presdir saat mendengar pintu
ruangannya di ketuk.
“pernisi..” ucap Kairi masuk kedalam ruangan
itu
“oh kamu Kairi,… ada apa?”
“aku punya rencana baru yang ingin ku
tunjukkan padamu.” Kata Kairi menunjukkan proposl barunya.
Presdir lalu membaca proposal itu dengan
seksama.
“oh begini.. aku percayakan negosiasi padamu.
Meski tidak mendapatkan sekelilingku.
Aku sudah memilihmu, jangan membuat kehilangan muka. “
“aku rasa aku tau tugasku.” Jawab Kairi.
“hasil yang diperoleh adalah segalanya. Aku
punya harapan besar padamu.” Kata presdir mengakhiri percakapan mereka.
Mia dirumahnya mendapat telpon dari nomer
yang tidak dikenalnya. Mia membiarkannya saja.
“kau tidak mengangkatnya?” Tanya Akari
“aku tidak mengenal nomer itu” jawab Mia
“akhir-akhir ini banyak telpon dari nomer yang tidak ada dikontakku jadi aku
sedikit takut. “
“yota-kun kah?”
“aku tidak tau” jawab Mia.
Akari yang penasaran langsung mengambil
telpon Mia yang masih bordering itu dan menerima panggilan itu.
“halo!” sapa Akari galak
“halo..
ini miyazawa.” Sahut sang penelpon dengan ceria dan ramahnya.
Akari menyodorkan telpon itu pada Mia “dari
cowok periang degan logat kansainya”
Mia menerimanya.
“apa kau mendengarku dari dalam studio
kurihara..” ucap Miyazawa dengan logat kansainya.
“ada apakah Miyazawa-san?” jawab Mia
“oh tidak… kau harus berbicara denganku
dengan logat yang sama. “ protes Miyazawa
“tolong jangan paksa aku dengan logat Osaka
yang aneh itu..” sahut Mia
“apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Miyazawa.
Miyazawa mengundang Mia untuk ke toko Jimmy
Choo. Karena sedang tidak ada acara malam itu Mia menyetujuinya.
“selamat datang.. aku sudah menunggumu, ayo
masuk” sambut Miyazawa pada Mia. “dalam rangka menunjukkan padamu daya tarik
kami, aku rasa kamu harus merasakan atmosfir yang sebenarnya dari kami. “ kata
Miyazawa membukakan pintu tokonya.
Saat Mia masuk, mi amelihat semua staff PR
dari Jimmy Choo sedang bersulang champagne.
“apakah tak masalah orang dari luar kesini?”
Tanya Mia ragu karena mereka sedang merayakan sesuatu.
“jangan terlalu formal.. kau kan sebentar
lagi akan menjadi bagian dari keluarga kami.” Jawab Miyazawa menyenggol bahu Mia
“aku rasa aku sudah menolak tawaranmu itu”
bantah Mia segera
“kau mulai lagi.. kau sedang bercanda padaku
kan”
Kurihara bergabung dengan group PR dari Jimmy
Choo. Ia mendengarkan pengalaman mereka selama menjadi PR di Jimmy Choo.
“sudah berapa lama anda di Tiffany
kurihara-san?” Tanya mereka pada Mia.
“berarti sekarang adalah waktu yang tepat
untuk menaikkan kariermu.” Kata Miyazawa. “kau perlu membangun kariermu dengan
berpindah pekerjaan agar naik jabatan. Jika kau tidak memoles dirimu sendiri
maka kau nanti akan tertinggal rekan-rekanmu.” Kata Miyazawa
“ahh aku jauh dari itu” sahut Mia
“jangan merendah.. aku menawarimu karena kau
adalah seseorang yang berbakat”
“ahh tidak..” sanggah Mia lagi.
Miyazawa mendekatkan wajahnya pada Mia dan
berbisik lirih “sia-sia klo bekerja dibawah pimpinan wakil presiden seperti
itu”
Kairi pulang dari kantornya dan terkejut
melihat Yota sedang berdiri dihalaman gedung kantornya.
Kairi pelan mendekati Yota.
“apa yang kau lakukan disini?” Tanya Kairi
tegas
Yota melirik Kairi dengan tatapan kesal. Lalu
ia berjalan pergi.
Kairi tidak mengejarnya, hanya memperhatikan
Yota pergi. Kairi teringat pada Mia dan jadi khawatir. Ia segera menghubungi Mia
tapi Mia yang sedang bersama Miyazawa tidak mendengarnya.
Kairi jadi tambah khawatir.
Miyazawa mengantar Mia sampai didepan gedung
apartementnya.
“bagaimana
menurutmu? Perusahaanku menyenangkan kan?” Tanya Miyazawa penasaran akan
pendapat Mia pada perusahaannya.
“iya..” sahut Mia singkat
Miyazawa langsung girang ‘lalu…?”
“tapi aku lebih suka perhiasan.” Jawab Mia
lagi
“lagi-lagi… kau seperti itu lagi!” protes
Miyazawa dengan kecewa “aku tak pernah berpikir orang yang tak pernah
terkalahkan seperti aku akan berjuang keras melawan perhiasan!”
“tentu saja perhiasan selalu membuat wanita
lemah.” Ucap Mia tersenyum melihat gaya Miyazawa yang seperti frustasi karena
gagal mengajaknya bergabung ke Jimmy Choo.
“ahh aku jadi lemah.. tulangku.. tulangku..
mana tulang belakangku” kata Miyazawa berlagak lunglai tak punya tulang.
Mia tertawa-tawa geli melihat tingkah
Miyazawa yang lucu itu.
“ayo katakana sesuatu” kata Miyazawa pada Mia
“apa yang kau lakukan?”Mia masih tertawa geli
“senyum itu..”
“apa?”
“senyummu itu menarik orang-orang.. karena
itu aku tidak bisa menyerah” kata Miyazawa menatap Mia dengan tersenyum.
Mia sedikit kikuk mendengar pujian Miyazawa.
“kau melebih-lebihkan..” ucap Mia malu
Sebuah mobil merah berhenti didepan mereka. Mia
terkejut mengenali mobil merah itu. Kairi keluar dari mobilnya melihat ke
Miyazawa dan Mia.
Miyazawa pamit pulang karena suasananya sudah
jadi aneh.
Setelah Miyazawa pergi, Mia berjalan mendekati
Kairi.
“ada apakah wakil presiden?
“stalker (yota) itu berkeliaran didepan
gedung kantor. Hati-hati padanya. Itu saja” Ucap Kairi
“kau datang kesini hanya memberitahuku hal
itu?” Tanya Mia heran
“aku sudah menelponmu tapi kau tidak
mengangkatnya.” Jawab Kairi sedikit kesal
“wakil presiden…”
“ahh.. aku seharusnya tidak perlu khawatir.
Aku rasa pria itu dapat menjagamu” sindir Kairi menoleh ke tempat Miyazawa yang
sedang berjalan pulang.
“bukan seperti itu!” bantah Mia
“kau memintaku untuk menjadikanmu kekasihku
dan itu tak berhasil lalu kau langsung berpindah pda yang lain. Untuk hal-hal
seperti itu, kau dengan cepatnya beralih.” Sindir Kairi dengan tatapan
dinginnya.
Mia jadi kesal mendengar sindiran Kairi itu.
“iya benar.. Miyazawa-san adalah orang baik
lebih dari yang aku kira. Dia memberikan banyak nasihat padaku jadi---“
“baguslah klo begitu..”ucap Kairi
“..dia juga menawariku pindah ke Jimmy Choo.
Gajinya juga bagus. Hari ini dia mengundangku ke pesta review perusahaannya.”
Kata Mia sengaja memanas-manasi Kairi.
“baguslah.. lakukan apa yang kau suka” ucap Kairi
kesal dan masuk ke dalam mobilnya lalu pergi.
Mia juga tambah kesal, Kairi begitu cuek
padanya.
“tentu saja akan aku lakukan.. kau tak perlu
memberitahuku” seru Mia dengan emosi.
Dari jauh Miyazawa sebenarnya bersembunyi dan
melihat kejadian keduanya itu.
Mia masuk ke apartemennya tapi ia sangat
terkejut saat melihat ada sepatu pria dirumahnya. Mia jadi takut jangan-jangan
Yota yang masuk ke dalam rumahnya.
“selamat datang.” sapa suara pria dari dalam
rumahnya.
Mia terkejut melihat Kuno ada didepannya
“oh kuno-san..”
“oh Mia selamat datang..” Akari berlari
menyambut Mia. Ia berdiri disebelah kuno.
Mia tersenyum melihat keduanya ternyata
sedang berdua.
Mia mendekati akari dan berbisik pelan.
“apa ini.. perkembangan (hubungan) yang
tiba-tiba didalam rumah?”
Akari panic “bukan.. bukan seperti itu…”
“aku sengaja datang sendiri ke rumahmu. Aku
ingin segera bertemu dengan Masaki-san” ucap Kuno menjelaskan kedatangannya
yang tiba-tiba. Hmmmm.. padahal sengaja ngak ada chiaki dia buru-buru
melancarkan serangan pada Akari.. huh…
“pada rapat kami diputuskan bahwa novelnya
Kuno-san akan dibuat serial. “ ucap akari
“wah hebat..” puji Mia
“thanks” kuno tersenyum “aku mendengarnya
dari telpon dan aku sangat senang jadi aku memintanya untuk mengatur jadwal
bertemu secepatnya. Dan Masaki ada
dirumah.. jadi.. jadi..”
Mia tersenyum melihat kuno yang kikuk
menjelaskan padanya.
“oh begitu… selamat! Silangkah tinggal selama
kau mau..” canda Mia “baiklah.. aku pergi dulu..” pamit Mia.
Akari jadi kikuk melihat sahabatnya itu
sengaja pergi agar memberi kesempatan padanya bisa berdua dengan Kuno.
“Mia tunggu…” Akari mengejar Mia
“jika kau mau.. aku bisa menginap ditempat
lain” kata Mia tersenyum menggoda akari. Mia lalu pergi.
Mia pergi ke tempat karaoke yang biasa ia
kunjungi dan ia bernyanyi sepuasnya. Ditempat yang berbeda, Kairi yang juga
sedang galau karena tekanan para eksekutif dan permasalahan pribadinya menyetel music rock dengan keras dan ia
bergaya seperti sedang bermain gitar eletriknya.
Esok paginya Kairi menemui Sakagami seorang manager direkturr dari perusahaan
Cyber yang bergerak dalam bidang penjualan lewat internet. Sakagami senang Kairi
menemuinya langsung untuk membahas proyek Tiffany. Kairi bertanya tentang
kontrak kerjasama kedua perusahaan mereka. Kairi merasa o[ptimis kerjasama
mereka akan berlangsung baik.
Saat meeting dengan team PR Tiffany, Kairi
menyampaikan ke optimisan kerjasama tiffany dengan perusahaan cyber sale.
“cyber sale?” seru Saeki terkejut
“bukankah itu perusahan penjualan online yang
terbesar?” seru yoshihiko
“wah hebat..” seru Takako
“kita akan fokus menjual produk kasual dengan
biaya rendah. Aku ingin menguatkan aktifitas PR kita bersama dengan pelayanan
kita. Maaf karena semua terus berubah-rubah.” Ucap Kairi
“karena itu, aku ingin kau melanjutkan lagi promo
yang dulu kalian pernah promosikan.” Lanjut Kairi
“ahh tidak.. aku sudah terlanjur memberitahu
pihak majalah untuk menghentikan menerbitkan iklan.” Ucap yoshihiro khawatir
Saeki juga sedikit berkeberatan karena ia
sudah membatalkan semuanya
“karena situasi kita, kami sudah menolak mereka jika kami meminta mereka lagi maka…”
“maafkan aku karena sudah mengatakan ini tapi beginilah bisnis. kita perlu mengedepankan strategi terbaik dengan waktu terbaik. Jika kalian tidak bisa flexible maka kalian tidak bisa menyebut diri kalian sendiri seorang yang professional. Kalian mengerti? ” tegur Kairi
Semua tertunduk.
“segera mulai secepatnya..” ucap manager Mukai.
“ya” sahut semua dengan lemah.
Kairi lalu meninggalkan ruangan meeting itu. Mia
segera mengejarnya.
“mengapa kau berbicara seperti itu pada kami?
Akhir-akhir ini kau sangat aneh wakil presiden,” Tanya Mia
“untuk mendapatkan hasil yang baik harus
dengan cara apapun. Itu saja” Sahut Kairi dan pergi begitu saja.
Kuno san pergi ke tempat bursa saham. Ia
menguap beberapa kali dan membuat temannya jadi heran. Ia bertanya apakah Kuno
semalam bersama kekasihnya sampai pagi? Kuno mengiyakan memang semalam ia
bersama seorang gadis tapi mereka hanya minum-minum dan ngobrol bersama Akari
membahas tentang novel dan pengarang sampai pagi.
Akari dikantornya juga kelihatan sangat lelah
dan temannya bertanya padanya apakah ia semalam lembur ? Akari mengiyakan tapi
ia tersenyum-senyum penuh makna. Akari terlihat bahagia.
Kuno masih di bursa saham dan ia menerima pesan dari Chiaki.
Dikantornya Mia diberitahu klo ada tamu yang
ingin menemuinya dan wakil presiden. Ternyata tamu itu adalah pemuda yang dulu
membeli kalung open heart.
“apa yang terjadi? Apakah mungkin—“ Mia
berpikir negative klo cowok itu ditolak pacarnya dan ingin mengembalikan kalung
yang sudah dibelinya maka ia datang menemui Mia dan Kairi.
“semua tidak berjalan baik (ditolak)” jawab
pemuda itu tersenyum
“oh begitu,, baiklah aku akan mulai mengatur
pengembalian uangnya” ucap Mia
“oh tidak.. tidak usah.. “ sahut pemuda
dengan cepat. Ia memperlihatkan kalung yang sudah dibelinya itu “saat aku
memilih ini aku sangat bahagia. Aku memikirkannya sendiri, membeli ini berarti
banyak untukku. “
“tapi…”
“aku akan terus mempertahankan kalung ini
baik-baik. Saat aku melihat ini, aku teringat pada kalian berdua dan aku merasa
aku bisa berusaha keras. Suatu hari saat aku bertemu dengan seseorang yang aku
sukai lebih dari yan gini, aku akan membeli hadiah dari sini lagi.”
“terima kasih banyak. Kami menunggu saat hari
itu” sahut Kairi
“ini karenamu… terima kasih karena dirimu aku
bisa mengambil keputusan. Kau wakil presiden dari Tiffany kan?”
“iya.. “ angguk Kairi
“sebenarnya saya mencari tahu tentang anda..
anda sebelumnya seorang arsitek dan harus meneruskan perusahan paman anda.
Sebenarnya aku juga disuruh meneruskan perusahaan ayahku, jika aku tidak
melakukannya dia bilang dia tidak akan mengakui aku. Aku tidak bisa
menerimanya. Jadi aku ingin tahu bagaimana dengan anda ” kata pemuda itu
“pertama tama aku juga merasa “kenapa aku?”
tapi sekarang aku melakukan pekerjaan yang sudah menjadi pilihanku.” Jawab Kairi
“pilihanmu?” Tanya pemuda itu
“aku bersyukur dengan bawahanku yang luar
biasa. Karena orang-orang ini juga, aku ingin menyenangkan orang sebanyak
mungkin. Meski aku harus meninggalkan impianku. Tapi jangan lupa kau bisa
memilih masa depan yang kau sukai. Jangan mau teringat dengan nasib. Pilihlah
masa depan yang tak membuatmu menyesalinya.” Ucap Kairi memberi nasihat pada
pemuda itu
Setelah pemuda itu pergi, Mia dan Kairi
kembali ke ruangan mereka.
Mereka masuk ke dalam Lift yang sama dan
hanya berdua saja.
“apa yang sudah kau katakana barusan tentang
bagaimana menyenangkan orang sebanyak mungkin, urusan dengan cyber sale punya
maksud seperti itu kan?” Tanya Mia
“aku harap akan seperti itu.” Jawab Kairi
acuh keluar dari liftnya menuju toko perhiasan Tiffany. “special dan dekat
dengan kita, tiffany dicap seperti itu oleh semua orang kan?
Mia tersenyum mengangguk. “iya”
Staff PR meeting lagi tentang kampanya produk
kasual.
“sehubungan dengan dilanjutkannya promo produk
kasual, aku punya ide untuk meminta kerjasama para penerbit. Bagaimana klo
mengadakan pesta khusus untuk para pembacanya>?” kata Mia memberikan idenya.
“tapi bukankah itu akan sulit dilakukan?”
Tanya saeki
“ini adalah kesempatan yang sangat bagus
untuk menarik generasi muda.”
“memang benar.. tapi..”
“kalian punya pendapat yang sama kan? Kalau
kita ingin lebih banyak orang yang tau klo kita terjangkau bahkan oleh orang
muda” Tanya Mia
“iya.. kita sudah membuat masalah dengan
mereka (penerbit) dengan masalah kita.. jadi mungkin harus melakukan ini.” Kata
manager Mukai
“kurihara, siapkan proposal ini untuk
presentasi secepatnya. “ pinta manager Mukai
“Mia mengangguk puas idenya bisa diterima
manager Mukai.
Kairi juga tersenyum puas.
Saat selesai meeting dan kurihara mengambil
kopi, Kairi datang menghampirinya.
“kurihara terima kasih atas segalanya.” Kata Kairi.
“itu untuk menghidupkan promo.. aku akan
melakukan yang terbaik.” Jawab Mia
Manager Mukai datang dan memberitahu Kairi
kalau presdir mencari dirinya.
Kairi datang ke ruangan Presdir dan disana
sudah berkumpul para eksekutif. Kairi diberitahu ada masalah dengan Cyber sale.
“kontrak dengan cyber sale dibatalkan?” Tanya
Kairi terkejut.
“aku diberitahu klo mereka akan tanda tangan
kontrak dengan ‘D GOLD’. Kata presdir
“kenapa mereka begitu..? padahal kemarin
mereka…….” kata Kairi yang masih heran tiba-tiba Cyber sale membatalkan kontrak
mereka.
“manager director Sakagami memberitahuku klo
kau menawarkan padanya kesepakatan illegal. “ jawab eksekutif Ruruzawa yang
memang sudah lama tidak menyukai Kairi
“illegal? Apa yang anda katakan”seru Kairi
heran. Ia tidak pernah melakukan hal-hal illegal tapi kenapa ia dituduh
melakukan itu.
“kau pasti tau sendiri. Gossip yang beredar
kalau kau sudah mencoba menyuapnya” sindir eksekutif lainnya.
Semua eksekutif menatap Kairi dengan tatapan
menuduh klo memang Kairi sudah mencoba menyuap.
“tidak mungkin.. aku sama sekali tidak tahu
tentang hal itu.” Bantah Kairi
“sudah cukup.. karena keadaan jadi seperti
ini maka promo produk kasual tidak bisa dilakukan” kata presdir memutuskan.
“tolong tunggu!” seru Kairi cepat.
Manager Mukai jugakecewa dengan keputusan
itu.
“apapun yang terjadi kau telah gagal dalam
negosiasi. Tanpa hasil maka semua tidak berarti. Itulah bisnis. “ ucap presdir.
Kairi penasaran dengan apa yang terjadi jadi
ia pergi menemui manager direktur Sakagami. Kairi menunggu dipintu keluar cyber
sale. Saat Sakagami keluar dari gedung Kairi segera mengejarnya.
“manager direktur” panggil Kairi
“Sakagami menoleh dan melihat Kairi “apa yang
kau inginkan dariku?”
“manager direktur Sakagami kita perlu
berbicara lagi.”
“menyerah saja karena semua sudah
diputuskan.” Sahut sakagami berjalan pergi.
“tolong kita perlu bicara” kata Kairi
mengejar sakagami.
“tidak bisa.. tidak bisa.. aku haru cepat-cepat.”
Ucap Sakagami masuk ke dalam mobilnya
“tolong manager direktur” pinta Kairi
disamping pintu mobil tempat sakagami duduk.
“tolong kau buat janji terlebih dahulu” kata
sakagami. Lalu ia minta sopirnya untuk menjalankan mobilnya.
Kairi jadi kecewa melihat mobil itu berlalu.
Chiaki kembali ke jepang. Dibandara tiba-tiba
Kuno datang menjemputnya
“kau sudah pulang” sapa Kuno
“ah kuno-san.. kenapa kau—“ chiaki kaget
melihat kuno menjemputnya.
“apa maksudmu dengan ‘kenapa? Kau kan yang
mengirimkan email nomer pesawatmu padaku” sahut kuno.
Chiaki tersenyum bahagia dan berlari ke dalam
pelukannya kuno.
Saat jam pulang kantor Mia masih sibuk dengan
pekerjaannya. Ia mempersiapkan proposalnya untuk Kairi. Saat mau ke kantor Kairi
ia melihat Kairi di lorong kantornya
“wakil pres—“ Mia menghentikan panggilannya
saat ia melihat wanita istri Kairi keluar dari ruangan presiden dan bertemu
dengan Kairi dilorong itu. Mia segera bersembunyi.
“haruku apa yang kau lakukan disini?” tanya Kairi
pada wanita itu
“aku datang untuk berterima kasih pada
presiden karena dia sudah datang berkunjung ke rumah sakit.” Jawab wanita itu
lalu berjalan pergi melewati Kairi.
“kau tak perlu jauh-jauh kesini untuk itu”
kata Kairi
“ya aku perlu karena kau tidak memberi
perhatian yang cukup. Itulah mengapa aku melakukan ini. Akhir-akhir ini
meskipun kau datang ke rumah sakit, kau langsung segera pergi begitu saja. Kau
pikir dia siapa?” jawab wanita itu ketus pada Kairi.
“aku tak bisa melakukan apa-apa, aku ada
pekerjaan yang harus aku lakukan” jawab Kairi.
“ada pekerjaan? Yuka tak punya siapapun
kecuali kamu” seru wanita itu
“aku tau.. tapi tak ada orang yang bisa
menggantikan tempatku di pekerjaan.” Jawab Kairi
Wanita itu, haruku menertawakan Kairi dengan
sinis “tak ada yang bisa menggantikan tempatku.. kau berkata seperti itu?
Jangan salah paham.. kau hanya jadi boneka yang tinggal duduk saja dikursi
wakil presiden” bisik haruku ketus dan pergi dari sana.
Mia sangat terkejut mendengar pembicaraan keduanya. setelah beberapa saat Mia keluar dari persembunyiannya tapi ketahuan Kairi
“kurihara” panggil Kairi
Mia langsung keluar dari tempat
persembunyiannya dan berpura-pura tidak mendengar pembicaraan kedua
“ohh.. aku sudah selesai dengan proposalnya”
kata Mia menyerahkan proposal yang sudah dibuatnya.
“kesepakatan dengan cyber sale tidak
menghasilkan apa-apa.” Ucap Kairi dengan nada kecewa “sekali lagi orang-orang
akan membenciku.”
“wakil presiden..”
“menyenangkan orang sebanyak mungkin hanya kepuasan
diri saja. “ gumam Kairi masih dengan nada sesal dan kecewa.
Mia melihat bosnya itu sedikit tertekan “apa
ada yang bisa aku bantu?” tanya Mia
“tidak perlu.. kau pulang saja” jawab Kairi
menghela nafas. “aku akan menyimpan proposal ini”
“meski sebagai bawahanmu bisakah aku tetap
berada disisimu?” (ucap lirih Mia
Kairi terkejut dan menatap Mia tajam.
“aku tak perlu menjadi kekasihmu.. tapi
sebagai bawahanmu aku ingin menolong”
“hentikan” tegur Kairi. “pria itu mungkin
sedang menunggumu lagi, hati-hatilah saat kau pulang” kata Kairi mengusir Mia.
Mia segera berbalik dengan kesal dan pergi.
BERSAMBUNG PART 2
Makasih dah dilanjut.....ditunggu partt 2 nya
BalasHapusPenasaran sama kelanjutannya. Makasih udah dibuat sinopsisnya, Kak.
BalasHapusOiyaaa, ini download di mana yaa? soalnya susah banget nyarinya.
banyak kok yang sdh upload, search aja di google. indowebster, www.filmku.net dsb.
Hapusaku agak repot hari ini jadi updatenya hari rabu ya.. sabar ajah...
BalasHapusSeperti cerita dalam hidupku, aku telah mengikatnya tetapi dia malah berpaling ke yang lain, dan yang lain itu dengan berani mengatakan "dosa? saya sendiri yang akan menanggungnya?" bayangkan jika kita berada dalam situasi seperti itu?ketika kita mencintainya begitu dalam ia malah tanpa dosa bersama yang lain dan sepakat mengatakan "dosa? saya sendiri yang akan menanggungnya".
BalasHapus