Mia
pergi meninggalkan Kairi setelah pria itu untuk sekian kalinya menolak
perasaannya.
Kairi lalu kembali ke kantornya tapi saat ia berjalan ke
kantornya, kairi bertemu dengan Manager Mukai yang menatapnya dengan curiga.
Manager Mukai sepertinya mendengar pembicaraan keduanya.
“aku
rasa anda harus berhati-hati saat di kantor” kata manager mukai menasihati
“aku
tak ada apa-apa dengannya” bantah Kairi
“ijinkan
aku mengatakan ini sebagai bosnya Mia. ini adalah sesuatu yang akan mengubah
hidupnya secara drastic. saya minta Anda untuk tidak mengambil jalan yang salah
dengan cara apapun.. aku mohon” ucap manager mukai.
“aku
tahu” jawab kairi pelan.
Kairi
terbeban dengan semua yang terjadi dalam hidupnya. Ia pergi ke atas gedung dan
memandang pemandangan kota yang ada dibawahnya. Kairi menutup mata dan
telinganya untuk mendengarkan suara hatinya sendiri.
Dirumahnya
Mia juga melakukan itu. Ia menutup mata dan telinganya tapi yang ia dengar dan
ia bayangkan dipikirannya hanya Kairi.
Mia berlari keluar dari kamarnya dan membuat Akari kaget melihat Mia yang berlari
didalam rumah.
MI
amenuju ke lemari sepatunya dan mengambil sepatu yang dibelikan Kairi padanya.
Mia berlari ke dapur, mengambil plastic sampah dan memasukkan sepatu itu ke
plastic sampah.
“mia
apa yang akan kau lakukan? Hentikan!” seru Akari kaget melihat Mia akan
membuang sepatu yang sangat mahal itu.
“tinggalkan
aku sendiri”
Akari
merebut plastic sampah itu dari tangan Mia. “kau pasti akan menyesalinya.. Lalu
nanti apa yang akan kau lakukan?”
Mia
menangis tersedu didepan Akari “mengapa aku jatuh cinta pada orang seperti itu”
isak Mia “aku tak akan pernah memilikinya, aku berpikir apa sebaiknya aku
pindah ke Jimmy Choo saja..”
Akari
mengusap lembut punggung Mia.
“sepertinya
wakil presiden punya anak bernama Yuka.” Isak Mia
“benarkah?”
tanya Akari terkejut
“sepertinya
begitu. Aku mendengarnya saat ia berbicara dengan istrinya. Tak ada cara lain
selain melupakanya… aku tau itu.. tapi sekali lagi aku jatuh cinta padanya..
lebih dan lebih lagi” ucap Mia menangis.
“karena
aku menyukai Tiffany, aku mulai bekerja di perusahaan ini. Tapi bekerja disana
sekarang sangat menyakitkan. “
Akari
tidak bisa berkomentar apa-apa. Ia hanya bisa memeluk Mia lembut.
Di
kantor PR tiffany, Saeki dan takako heboh melihat facebook dari manager Cyber
sale yang mengupload foto di daerah Atami. Mia jadi ikut tertarik melihatnya
setelah nama manager cyber sale disebut kedua temannya itu.
Kairi
datang melewati mereka.
“wakil
presiden” sapa mereka
Kairi
menoleh pada mereka “kalian mungkin sudah mendengarnya, kontrak kita bersama
cyber sale sekarang dihentikan. Tapi bukan berarti kita tak bisa berbuat
apa-apa.. jangan menyerah—“
Belum
selesai kairi berbicara, manager mukai keluar ruangan dan menegur kairi.
“wakil
presiden tolong berhenti membuat kebingungan pada anak buahmu. Promosi itu
sudah di batalkan.” Kata manager mukai.
Ia lalu melihat satu persatu anak
buahnya ““kalian semua mengertikan?”
“iya”
sahut mereka semua.
Mia
memperhatikan wajah Kairi yang terlihat kecewa. Jadi saat kairi pergi, mia
buru-buru mengejarnya
“wakil
presiden..”
“aku
akan pergi ke Atami.” Kata kairi
“apa
kau akan membujuk manager direktur Cyber sale?” tanya Mia
“aku
kemarin sudah membaca proposalmu. Aku rasa sangat bagus. Aku sudah menulis
beberapa saran dan kau bisa mendapatkannya di atas meja ruanganku. ambilah”
Ucap kairi
“terima
kasih banyak” jawab mia
“Aku
rasa kau akan dapat membuka hati banyak orang-orang muda” kata kairi lalu
pergi.
Mia
berjalan kembali keruangannya tapi ia mendengar pembicaraan para eksekutif
perusahaan
“rumor
wakil presiden menawarkan uang sogokkan sudah menyebar diperusahaan.”
“pekerjaan
“bawah tanah” yang bagus” kata eksekutif furuzawa
“wakil
presiden harus tau kenyataan pahit dari dunia.” Kata eksekutif lainnya.
“aku sudah mengirimkan hadiah yang pantas untuk
manager direktur Sakagami.” Kata direktur nakajima pada Furuzawa.
Mia
kaget mendengar ucapan para eksekutif itu. Kairi ternyata memang sengaja
dijegal oleh para eksekutif itu.
Mia
memberitahu apa yang didengarnya itu pada manager mukai.
“oh
jadi begitu.. biarkan aku yang menanganinya.” Ucap manager mukai.
“bukankah
ini berarti wakil presiden sudah di jebak?” kata Mia
“aku akan mengambil langkah yang tepat” sahut
manager mukai.
“aku
akan menemui manager direktur Sakagami” kata Mia berbalik meninggalkan ruangan
manager mukai.
“kurihara,
masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan” sahut manager mukai.
“aku
harus pergi!” jawab Mia bersikeras.
Mia
tidak terima kairi sudah dijebak dan difitnah oleh para eksekutif itu. Mia
segera pergi ke Atami untuk menemui Manager direktur Sakagami.
Mia
pergi ke tempat sakagami menginap, mia melihat sakagami sedang berbicara dengan kairi.
“sepertinya
ada banyak kesalahpahaman. Bisakah anda mendengar saya sekali lagi?” tanya
kairi.
“sudah
kukatakan itu sia-sia..” jawab manager sakagami.
“tolonglah..
keinginan besar karyawan kami berada dikontrak bersama anda. ”mohon kairi
membungkuk didepan manager sakagami.
“keinginan
besar?”
“apapun
generasinya, negaranya atau agamanya, kami ingin banyak orang yang mengetahui
perhiasan kami. Itulah keinginan besar kami.”
“Anda
pikir saya dapat dibujuk dengan kisah mengharukan seperti itu? Anda tak mengerti..
baiklah akan aku katakan sebenarnya. Dari awal anda tidak dianggap serius karena
kontrak bersama dengan DGold sudah ada dari awal. Dengan isyarat klo perusahaan
anda juga tertarik maka kami bisa menaikkan uang kontrak” ucap Sakagami
“jadi
orang yang telah menyebarkan rumor tentang kesepakatan illegal adalah—“
“hey
hentikan tuduhan palsumu itu.” Bantah sakagami “itu sudah biasa dalam
perusahaan akan ada yang saling tusuk
dari belakang. Saya rasa anda harus belajar sedikit hal seperti ini dalam
perusahaan. Maaf” ucap sakagami berdiri, menepuk bahu kairi lalu pergi.
Kairi
melihat kepergian Sakagami tapi ia terkejut saat melihat Mia ada diruangan itu.
Mia
menceritakan apa yang ia dengar dari pembicaraan para eksekutif pada kairi.
“oh
jadi itu karena manager direktur nakajima.” Gumam kairi setelah mendengar info
dari Mia
“saat
aku melaporkannya pada manager mukai, dia bilang untuk menyerahkan masalah ini
padanya.” Kata Mia
“aku
tak mampu menyadarinya.. aku hanya menyalahkan diriku sendiri..” gumam kairi.
Mereka
berdua pergi meninggalkan hotel tempat sakagami menginap. Mereka memesan taxi
untuk mengantar ke stasiun.
“tolong
ke stasiun atami” ucap kairi masuk kedalam taxi bersama Mia.
“sekarang
semua layanan kereta api telah ditangguhkan karena ada kecelakaan. Apakah anda
masih akan kesana?” tanya sopir taxi
“apa?”
tanya mia dan kairi
““Sepertinya
mereka tidak akan melanjutkan layanan sampai besok” lanjut sopir taxi itu
Mia
dan kairi saling melihat dengan bingungnya.
Mereka
memutuskan untuk mencari penginapan dulu dikota itu. Tapi saat tiba dihotel
dekat stasiun mereka diberitahu klo kamar sudah penuh.
“kami
hanya punya 1 kamar saja” jawab resepsionis hotel.
“kurihara
kau ambil kamar itu, aku akan mencari ditempat lain.” Kata kairi
berjalan pergi
“karena
kecelakaan itu semua hotel yang dekat stasiun sudah penuh. Kami punya kamar
satu ini karena ada yang tiba-tiba membatalkannya.” Kata resepsionis.
Kairi
menghentikan langkahnya dan terkejut mendengar informasi itu. Mereka lalu
memutuskan untuk menyewa 1 kamar itu untuk mereka berdua.
Mereka
mendapatkan kamar suite room jadi dalam 1 kamar ada 2 tempat tidur yang
bersebelahan. Mereka sangat kikuk didalam kamar hanya berdua seperti itu. Kairi menatap keluar jendela. Sementara Mia
duduk di samping tempat tidur mereka.
“apa
kau mau minum?” tanya Mia menawarkan teh yang sudah disiapkan pihak hotel
diatas meja mereka.
“tidak terima kasih “ jawab kairi
HP
kairi berbunyi dan ia buru-buru mengangkat telpon yang ternyata dari haruka
“halo”
“hey
apa maksudmu kau tidak bisa pulang!” teriak haruka diujung telpon sana “ini
sangat mengerikan, detak jantungnya tidak stabil.”
“apakah
Yuka baik-baik saja?” tanya kairi
“dia
sekarang sudah stabil” jawab haruka
“oh syukurlah” gumam kairi
“kau
selalu bicara tentang pekerjaan, apakah itu lebih penting dari dia?” tanya
haruka kesal
“maafkan aku” jawab kairi
“kau
benar-benar tak perguna!” teriak haruka kesal dan menutup telponnya.
Kairi
menghela nafas panjang. Wajahnya terliat muram dan membuat mia khawatir.
“apakah ada yang telah terjadi?” tanya Mia.
“iya”
gumam kairi lirih
“Mia
menuang teh ke dalam cangkirnya
“wakil
presiden, kau hidup sepertinya hidupmu hanya untuk orang lain.” Ucap mia lirih
“apa?’
“seperti
kisah superhero di film, seperti batman atau superman.”
“apa
maksudmu itu?” tanya kairi
“meski
kau sendiri menderita, kau mencoba sebaik mungkin untuk menolong orang lain. “
jawab Mia
“aku
bukan orang baik seperti itu” sahut kairi
“kau
tak pernah mengeluh. Kau punya rahasia juga. Karena itu hanya penonton yang
bisa mengetahui penderitaanmu itu. Aku harap semua orang akan menyadarinya. Orang-orang
di team PR juga. Istrimu juga… ” ucap Mia. Ia melirik kairi yang sedang
memperhatikannya.
Mia
tersenyum “kau tau, sesekali mengeluh itu tak apa-apa”
“Tak
masalah buatku jika aku bisa menyenangkan banyak orang.” Sahut kairi.
“kau
pernah memberitahukanku ini… untuk melakukan ini” kata Mia. Ia lalu menutup
mata dan telingannya “apakah ayahmu yang telah mengajarimu?”
“iya”
jawab kairi menatap mia yang sedang menutup mata dan telinganya itu.
“aku
lakukan ini terus menerus saat aku sedang kebingungan. Tidak mendengarkan suara
orang lain. Hanya mendengarkan suaramu sendiri.” Mia membuka matanya “itu yang
kau ajarkan padaku, tapi kau sepertinya tidak mendengarkan apa-apa selain suara
orang disekelilingmu.”
Setelah
terdiam beberapa saat kairi tiba-tiba tersenyum dan berjalan ke dekat Mia. Ia
duduk dipinggir tempat tidur Mia.
“aku
teringat ayahku mengatakan hal yang sama. Saat aku kecil, di memberitahuku
untuk banyak mendengarkan orang yang lebih tua. Ayahku meninggal saat aku kelas
6. Bahkan setelag pemakamannya aku tidak bisa menangis. Saudaraku berkata
padaku kata-kata seperti “semangat” dan “jaga ibumu dengan baik”. Jadi aku
pikir aku harus bertahan terus. Aku ingin membuat ibuku tersenyum jadi aku
selalu gembira. Beberapa waktu kemudian saat aku mengunjungi makam ayahku, aku
teringat kata-kata ayahku dan mencoba melakukan ini.”
Kairi menutup telinganya
dengan tangannya dan menutup matanya. “lalu tiba-tiba airmata mengenang
dimataku.”
Kairi
terdiam dan wajahnya terlihat sangat muram dan sedih. Mia berjalan mendekati kairi dan
duduk disebelah kairi.
“kau
tak perlu menahan penderitaanmu.” Kata Mia mengusap lembut bahu Kairi.
Tiba-tiba
airmata menggenang dimata kairi “aku tak pernah peduli dengan perasaanku… Bebanku
terlalu berat… dan aku terlalu kecil.. itu sangat memuakkanku.. “ ucap kairi
berusaha menahan airmata kesedihannya.
Mia
tau kairi sedang sangat menderita meski pria itu mencoba menahan semua
perasaannya. Mia memeluk bahu kairi dan merebahkan kepalanya ke bahu kairi.
“semua
akan baik-baik saja.. kita akan mengatasinya bersama.” Ucap Mia
“kurihara
ini terlalu berat untuk kau atasi.” Ucap kairi
“mungkin
begitu.. namun beban itu akan ringan jika aku mengatasinya bersamamu.. “ bisik
mia mengusap-usap lembut bahu kairi.
“aku
tidak ingin membuatmu tidak bahagia” ucap kairi lirih
“apa
itu kebahagiaan biarkan aku yang putuskan sendiri” jawab mia lembut
“aku
rasa aku akan membuatmu menderita.” Kata kairi “meski begitu—“
“aku
akan baik-baik saja. Aku sudah membuat keputusan.” sahut Mia
kairi mempererat pelukannya dan ia menutup matanya, mencoba mendengarkan kata hati, perasaannya saja.
kairi mempererat pelukannya dan ia menutup matanya, mencoba mendengarkan kata hati, perasaannya saja.
Kairi
membuka matanya dan melepaskan pelukannya. Ia menatap mia lalu menciumnya.
Mereka berciuman lama dan xxxxx (sensor).
Mia
terbaring disatu tempat tidur dengan kepalanya ada di atas dada kairi. Tubuh mereka
telanjang hanya tertutup selimut. Mereka sudah melakukan xxx... (aaaah sudahlah tau sendirikan… baper)
“aku..
dalam usiaku yang ke 25tahun, aku merasa paling kuat adalah saat ini, aku bahagia
menjadi seorang wanita.” Bisik mia
Kairi
merebahkan tubuh mia ke tempat tidur dan kairi menatap mia lembut “apapun yang
terjadi, maukah kau terus percaya padaku?”
“tentu
saja..” jawab mia lembut menatap kairi yang membungkuk diatasnya.
Kairi
lalu mencium mia lagi dan… ahhh ya sudahlah…………
Esoknya
mereka kembali beraktifitas di kantornya. Kairi sedang dipanggil ke ruangan
presdir.
“permisi
predir apakah anda mencariku?” tanya Kairi masuk ke dalam ruangan presdir yang
sedang menerima tamu.
“ini
presdir Ishioka dari cyber sale.” Kata presdir memperkenalkan tamunya.
“senang
berkenalan dengan anda” ucap presdir ishioka pada kairi sambil membungkuk member
hormat. Kairi juga membungkuk member hormat pada presdir dari cyber sale itu.
“beliau
ingin berbicara denganmu tentang penjualan cyber sale.” Kata presdir
Mereka
lalu berbicara sambil duduk dimeja pertemuan.
“saya
tau ada barusan dari mana. Saya ingin
membatalkan kontrak dengan DGold.” Kata presdir ishioka.
“benarkah?”
tanya kairi kaget.
“tolong
tanda tangani ekskulif kontrak bersama perusahaan kami. “ kata presdir cyber
sale mengulurkan jabatan tangannya pada kairi.
Kairi
sangat terkejut namun juga bahagia karena kontrak kerjasama yang diinginkannya
tiba-tiba ada didepannya.
“terima
kasih banyak” ucap kairi.
“senang
bisa bekerjasama denganmu”
“tapi
mengapa? Negosiasi saya dengan manager direktur sakagami tidak berjalan
lancar..” tanya kairi yang masih heran kenapa tiba-tiba saja cyber sale berubah
pikiran.
“oh
tentang itu.. saya meminta maaf karena direktur nakajima sudah menyebabkan
masalah buat anda.” Kata presdir
“oh
tidak.. Ternyata selama ini Sakagami telah menerima suap berulang kali. Dari laporan
manager mukai anda maka kami sudah memecatnya hari ini.” Jawab presdir ishioka.
“oh
begitu”
“sebenarnya
saya punya anak laki-laki. Dia tahun ini berumur 20 tahun. Berkat anda dia
akhirnya setuju untuk mewarisi perusahaan.” Ucap predir ishioka.
Kairi
berpikir siapa orangnya. Kairi teringat pemuda yang membeli kalung open heart
waktu itu.
“ohh..
apakah dia—“
“iya..
dia mengambil jalan yang akan dipilihnya.. itu yang dia katakan pada saya. Mereka
yang memutuskan jalan mereka sendiri memiliki keputusan yang sangat kuat.”
“aku
rasa anak anda akan menjadi penerus yang hebat” ucap Presdir
“iya”
angguk presdir ishioka
“setiap
orang yang memilih jalan yang ia percayai akan mulai berjalan diatasnya.”
Kairi tersenyum lega dan bahagia akhirnya
semuanya berjalan baik.
Mia
dari ruangannya mendengarkan pembicaraan teman-temannya yang membahas rumor
tentang kairi yang tidak benar itu. Mia tersenyum lega mereka sudah tau kairi
tidak melakukannya. Mia menoleh ke ruangan manager mukai karena kairi sedang
ada disana.
Kairi
juga sedang melihat tempat mia duduk, mata mereka bertemu dan keduanya
tersenyum.
"Akan
ada masa depan yang bersinar apapun yang
terjadi, kita akan dapat menyelesaikannya. Aku percaya itu. Namun pada saat itu
aku tidak pernah berpikir klo masa depan yang aku percayai akan runtuh
seketika.”
Mia
sedang di halaman luar gedung kantornya saat tiba-tiba Yota datang
“mia..”
“yota”
“ada
sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.” Kata yota menarik tangan mia.
Mi
amenarik keras tangannya dari tangan yota sampai terlepas “hey lepaskan aku!”
“mia..
apa kau mau tau rahasia dari wakil presiden?” tanya yota
“rahasia?” mia terkejut dan jadi ingin tau apa rahasia
kairi yang sudah diketahui yota. Mia mengikuti yota untuk pergi ke rumah sakit.
Mia teringat ucapan presdir tentang istri kairi yang “sudah dibunuh kairi” atau
tentang Yuta yang sudah disebut haruka. Mia teringat ucapan kairi agar mi a
percaya pada kairi apapun yang terjadi.
“ini
tempatnya” kata Yota berhenti disebuah kamar pasien. Mia melihat nama pasien
yang dikamar itu.
Yota
membuka kamar pasien itu dan betapa terkejutnya mia melihat seorang wanita
sedang kondisi koma dengan semua alat bantu kehidupan terpasang di sekujur tubuh
wanita itu.
Yota
menarik tangan Mia masuk ke dalam kamar itu
“orang
ini… adalah istri dari kairi Miyoshi” kata Yota.
Mia
sangat terkejut menatap wanita yang dalam koma itu adalah istri kairi yang
sebenarnya.
Hoa,,, jd gx sabar nunggu the next episode,,,, :)
BalasHapusSemangat terus ya nulis lanjutannya...
BalasHapusGa sabar nunggu next episode
Seru banget.... lanjut ya sinopsisnya..
BalasHapus