Mia
didorong seseorang dari atas tangga stasiun sampai ia jatuh terguling-guling.
Mia merasakan sakit yang luar biasa disekujur tubuhnya. Ditengah kesadarannya
ia melihat sosok Yota yang ada diatas tangga tempatnya berdiri. Yota terlihat
ketakutan dan berlari pergi saat mendengar ada langkah orang lain yang datang
mendekat. Setelah itu semua gelap dan Mia tidak sadarkan diri.
Dalam
pingsannya Mia terbayang ia masih kecil dan cincin yang dipakai terjatuh dan
menggelinding entah kemana. Lalu dalam mimpinya gadis kecil jadi dewasa. Saat ia sedang mencari-cari tiba-tiba Kairi datang
dan memberikan cincin itu padanya. Lalu memasangkannya padanya.
Mia perlahan membuka matanya. Ia masih tidak begitu tersadar dengan kondisinya.
Sebuah tangan besar menyentuh tangannya dengan lembut. Mia menoleh
memperhatikan siapa orang yang ada disampingnya. Mia melihat Kairi sedang
tertunduk menatapnya cemas. Mia tersenyum melihat Kairi tersenyum lega
melihatnya membuka matanya. Mia lalu tertidur lagi.
Mia
terbangun lagi dan saat ia menoleh ke tempat kairi berada, ia tidak menemukan
pria itu disampingnya. Ia justru menemukan Miyazawa yang memperhatikannya.
“aku
lega..”ucap Miyazawa tersenyum memperhatikan Mia yang masih kebingungan
memperhatikan sekelilingnya.
“mengapa
aku—?“ mia tersadar ia berada dirumah sakit setelah mengedarkan pandangan
matanya ke ruangannya.
“kau
terjatuh dari tangga dan dibawa kesini” jawab Miyazawa
Mia
melihat ke Miyazawa lagi dan dia baru tersadar klo sedari tadi tangan Miyazawa
memegangi tangannya. Dengan cepat Mia menarik tangannya.
“mengapa
kau disini Miyazawa-san?” tanya Mia
“ehh..
maaf klo aku yang berada disini” ucap Miyazawa yang menyadari siapa yang
diharapkan Mia ada disamping gadis itu. “saat aku menghubungimu seorang perawat
yang telah menjawabnya dan ia memberitahuku klo ada seorang gadis 25 tahun yang
menyedihkan tergeletak di tempat tidur dan tak ada seorangpun yang menjaganya
jadi aku datang secepatnya.”
“maaf”
ucap Mia lirih
“ya
sudah seharusnya, karena kau sudah melakukan ini pada Miyazawa, pria tersibuk diJepang”
canda Miyazawa.
“menurutku
sepertinya kau tidak begitu sibuk” sahut Mia menyindir
“kau
yang bilang ya.. kau yang bilang.. omong-omong sepertinya semangatmu tidak ikut
terluka.. aku jadi lega..”ucap Miyazawa.
Hpnya
bergetar disaku celananya. Miyazawa menghela nafasnya “baiklah. Miyazawa ini
akan pamit sekarang. Jaga dirimu, gadis 25 tahun yang menyedihkan.” Pamit dan
goda Miyazawa sambil bangkit berdiri.
“terima
kasih banyak” ucap Mia tersenyum
“bye”
ucap Miyazawa lalu berbalik membuka pintu.
Tepat
saat itu Akari sedang akan masuk ruangan. Jadi begitu dibuka Miyazawa hampir
bertabrakan dengan Akari.
“wahhh!
Kau menakutkanku!” seru Miyazawa terkejut
“miyazawa-san”
Akari juga kaget melihat Miyazawa ada dikamar Mia.
“halo”
sapa Miyazawa mengenali Akari dan ia tersenyum melihat kecemasan diwajah Akari.
“dia baik-baik saja” ucap Miyazawa berjalan pergi.
Akari
segera masuk ke ruangan Mia “mia apa kau baik-baik saja?”
“iya”
jawab Mia lemah
Sementara
itu chiaki sedang ada di lobby rumah sakit menuju kamar Mia. Saat ia sampai
dilorong kamar Mia, chiaki melihat Miyazawa sedang menelpon seseorang dan
Miyazawa meminta maaf sampai membungkuk padahal Cuma dari telpon.
Chiaki
lalu masuk ke dalam kamar Mia.
“mengapa
Miyazawa-san ada disini?” tanya Chiaki
“hanya
kebetulan saja. Aku sudah bercerita hal itu juga pada Akari” jawab Mia. Kedua
sahabatnya itu mengajukan pertanyaan yang sama padanya kenapa Miyazawa bisa
berada bersamanya di rumah sakit.
“chiaki,
mia sudah bercerita klo dia didorong dari tangga oleh seseorang” ucap Akari
“seseorang..
siapa orangnya? Mungkinkah dia……” tanya chiaki langsung berpikir siapa
pelakunya.
“yah
itu terjadi sangat cepat jadi aku tidak bisa tau pasti..” jawab Mia
“apa
kau sudah memberitahu Miyoshi-san?” tanya Akari
“aku
belum sempat menghubunginya” jawab Mia
“sebaiknya
jangan kau lakukan itu” sahut Chiaki.
Mia
terkejut. “apa sesuatu telah terjadi?” tanyanya
“Istri
Miyoshi-san tampaknya mulai siuman.” Jawab Akari berbicara dengan pelan-pelan
takut Mia shock.
“apa?”
mia kaget mendengar kabar itu
“dia
tak bisa meninggalkan berada disisi istrinya jadi dia memberitahu kami
tentangmu melalui Kuno-san, dan meminta kamii untuk menjagamu.” lanjut Akari
Mereka
lalu pulang bersama-sama. Mia terus menatap Hp ditangannya yang tidak juga
bordering. Ia berharap kairi menghubungi dirinya.
Di
luar rumah sakit Yota memperhatikan ketiganya.
Sementara
itu dikamar rumah sakit lainnya kairi sedang menunggui istrinya. Wanita itu
tiba-tiba kondisinya kristis dan tiba-tiba ia tersadar dari komanya.
Setelah
dokter pergi meninggalkan ruangan itu, kairi berjalan mendekati tempat tidur
istrinya dan terus duduk disana.
Esok
harinya Mia tidak bisa membentuk rasa penasarannya, ia mengirim pesan ke HP
kairi tapi tidak ada jawaban dari Pria itu
“sejak kemarin wakil presiden belum
menghubungiku sama sekali. Aku penasaran apakah istrinya sangat butuh perhatian
“ gumam Mia pada dirinya sendiri
“senpai..
senpai.. berita besar” seru Saeki heboh. Mia, Takako dan yoshihiro segera
mendekati.
“sepertinya
istri wakil presiden koma sejak lama” ucap Saeki. Kedua orang disebelah Saeki
mengangguk tidak menyadari klo Mia sudah tau hal itu lama.
“dan
tampaknya wakil presiden mengunjunginya di rumah sakit setiap hari walau
bagaimanapun sibuknya dia. “ ucap Yoshihiro
“dan
dengan ajaibnya istrinya terbangun” lanjut saeki
“seperti
dramakan ya” ucap takako dan ketiganya tertawa setuju
“ohhh..”
gumam Mia datar
Saeki
heran dengan sikap Mia yang datar saja itu “kau sepertinya tidak tersentuh”
“kita
harus mengunjunginya bersama hari ini di rumah sakit” ucap yoshihiro
Semua
mengangguk setuju termasuk Mia.
“akan
sangat mengganggu jika semua kesana. Biar aku yang mewakili kesana” ucap Manager mukai yang tiba-tiba datang. “kurihara, kau pergi bersamaku” ucapnya
pada Mia tegas.
Manager
mukai dan Mia pergi ke rumah sakit tempat yuka di rawat. Mereka membawakan roti
dengan cream berbentuk bunga mawar diatasnya.
Yuka
membukanya dan terlihat sangat senang “terima kasih banyak. Ini sangat cantik”
ucapnya sambil melihat manager mukai dan mia.
“bagaimana
perasaanmu?” tanya manager mukai
“dia
stabil namun kekuatan fisiknya melemah, sehingga tampaknya akan memakan waktu
lama untuk memeriksa nya.” Ucap kairi menjelaskan.
“oh
begitu” ucap manager mukai
Mia
yang sedari tadi tertunduk melirik ke Yuka dan wanita itu juga sedang
memperhatikannya dan memberikan senyuman pada Mia.
“sepertinya
aku masih akan merepotkan lagi” ucap kairi
“wapres,
jangan ragu untuk terus berada disisi istri anda.” Jawab Manager mukai
Kairi
mengangguk penuh terima kasih.
“entah
mengapa saat orang-orang memanggil Kairi, wakil presiden, aku masih belum
terbiasa dengan itu. Aku pikir kami di
new York, tapi saat aku terbangun, aku menemukan diriku seperti ini. Aku masih
tidak merasa klo ini hal nyata.” Ucap Yuka
Mia
memperhatikan Yuka.
“sekarang
ingatanmu sedang kacau. Kau tak perlu terlalu keras untuk mengingat-ingat.”
Ucap haruka yang sedari tadi mendengarkan.
“tapi
kami (saat dulu yang diingat Yuka)
sedang membicarakan untuk memiliki anak segera. Aku meminta maaf
kejadian ini Kairi.” Ucap Yuka
Kairi
kaget Yuka hanya mengingat saat-saat mereka bahagia sebelum kairi sibuk dengan
pekerjaannya. Yuka sepertinya lupa klo mereka sebenarnya waktu itu sudah mau
bercerai.
Kairi
kaget dan gugup menangapi ucapan Yuka “apa? Ahh tidak….”
“iya
benar.. itu sudah cukup baik karena kau sudah tersadar.’ Ucap haruka
“tapi
jika aku akan terbangun, lebih baik aku terbangun esok hari saja.” Ucap Yuka
“apa?”
tanya haruka tak mengerti kenapa Yuka
“karena tanggal 6 Agustus adalah Hari ulang tahun kairi kan?bukankah itu akan lebih romantis?” jawab Yuka tersenyum menatap kairi.
Mia
kaget dan melirik kairi, ia baru tahu klo Kairi sebentar lagi akan ulang tahun.
“berhentilah
membuat lelucon aneh” ucap haruka.
Kairi
hanya menghela nafasnya saja.
Malam
harinya setelah dari rumah sakit, Mia dan teman-temannya berkumpul seperti
biasa di café naoki. Mia menceritakan klo Yuka sudah sadar tapi kehilangan
sebagian ingatannya.
“apa?
Dia kehilangan ingatannya? Jadi itu berarti klo kairi tidak bisa bercerai kan?”
tanya Akari
“aku
tidak tahu” jawab Mia
‘oh…
“
“lalu
apakah Miyoshi Kairi sudah menghubungimu lagi?” tanya akari lagi
“dia
bilang dia nanti akan menghubungiku” jawab Mia
“apa
yang kau bicarakan dengan istrinya?” tanya naoki penasaran karena Mia sudah
bertemu Yuka dirumah sakit.
“tidak
ada hal penting” jawab Mia. “aku malah menemukan klo lusa adalah hari ulang
tahun Wapres. Aku tidak tahu sama sekali. Setelah memikirkannya, aku
benar-benar tidak tahu apapun tentang wapres. Type darahnya, makanan favoritnya
dan semacamnya” Ucap Mia kecewa dengan dirinya sendiri.
“istrinya
tahu segalanya” komentar Chiaki santai
“chiaki!”
seru Akari terkejut dengan ucapan Chiaki yang tidak pada tempatnya itu.
“itu
yang disebut posesif. Kau ingin tahu segalanya tentang dia. Kau tidak akan puas
hanya menjadi kekasihnya. Itu berbahaya” ucap naoki mengingatkan.
“itu
bisa dimengerti. karena Kau sempat berpikir bahwa ia akan bercerai” ucap Akari
“bercerai..
aku tidak pernah berpikir seperti itu… Aku baik-baik saja jika aku hanya bisa bersamanya” ucap Mia
“mungkinkah
istrinya lupa tentang perceraian itu?aku harap mereka tidak kembali bersama
lagi.” ucap Chiaki
“chiaki!”
protes akari lagi
“aku
percaya pada wapres.” Ucap Mia.
Tiba-tiba
punya suara telpon membuat Mia kaget dan buru-buru mengambil Hpnya tapi
ternyata Telpon Chiaki yang berbunyi.
Akari
melihat Chiaki dengan penasaran siapa yang mengirim pesan pada temannya itu.
Chiaki menyadarinya dan melirik Akari.
“jika
ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja.” Sindir Chiaki
“apa?
Apa yang kau bicarakan?” bantah Akari kesal.
“kau
memikirkannya kan? Tentang aku dan Kuno-san.” Sindir chiaki
“aku
tidak tertarik!” bantah Akari
“hei
kalian berdua..”tegur mia pada sahabatnya yang saling berbicara ketus itu.
“haruskah
aku pergi ke tempat kuno-chi untuk bermalam di malam ini , nggak ya..” ucap
chiaki memanas-manasi akari
“lakukan
yang kau suka, bahkan lebih baik, mengapa kau tidak tinggal bersamanya saja”
ucap Akari emosi.
“tenanglah”
ucap Mia pada Akari yang sudah emosi.
“aku
akan lebih senang jika kau pergi.” Seru Akari sangat kesal.
“apa
yang kau ucapakan” mi akebingungan kedua temannya tidak ada yang mau mengalah.
Chiaki
juga marah mendengar ucapan akari yang sepertinya mengusirnya “jangan main-main
denganku!” teriak Chiaki
“kau
juga!” teriak Akari marah
Orang
yang ada ditempat itu memperhatikan kearah mereka karena suara pertengkaran
mereka sangat jelas terdengar diruangan itu.
“cukup..cukup..cukup..cukup”
seru naoki sambil menyodor-nyodorkan daging bakar yang ditangannya didepan ketiga
temannya itu dan membuat ketiganya melihatnya dengan tatapan kaget.
Sampai
dirumahnya Mia tetap menunggu telpon dari kairi. Bahkan sampai ia mandi, Hpnya
di taruh disebelah bathtubnya. Ia sudah mengirim pesan pada kairi tapi belum
dijawab pria itu.
Suara
pesan masuk membuat mia bersemangat meraih Hpnya lagi. Ada pesan dari kairi.
“nanti”
tulis kairi
“kapan?”
gumam Mia kecewa
Kairi
sedang sangat sibuk dirumah sakit bersama haruka. Mereka masih berkonsultasi
dengan dokter soal kondisi Yuka
“iya…
tapi belum menemukan masalah dalam analisa darah dan ct scan otak. Mungkin
karena tekanan emosional” jawab dokter
“bisakah
ingatannya pulih?” tanya haruka
“karena
perubahan lingkungan tiba-tiba, dia dalam kondisi tidak stabil sekarang. saya
tidak bisa mengatakan apa-apa saat ini.”
jawab dokternya
Mereka
selesai berbicara dengan dokter Yuka.
“untuk
saat ini, mengapa kita tidak mengambil gilirannya untuk bermalam di sini?
Meski siang hari seseorang perlu ada
disisinya” ucap haruka pada kairi.
“ya”
jawab kairi
Dirumahnya
Mia masih menunggu telpon atau pesan dari kairi tapi pria itu masih tetap tidak
menghubunginya. Setiap ada nada telpon Mia selalu menengok Hpnya.
Mia
tak bisa tertidur dan menunggu telponnya. Saat sebuah panggilan masuk ke HPnya,
Mia segera bangkit dan menerima panggilan di Hpnya itu yang ternyata memang
dari kairi.
“halo”
sapa Mia cepat
Mia
tersenyum “iya”
“maaf
sudah menelponmu malam begini”ucap Kairi
“tak
apa-apa.. kau tak perlu khawatir untuk menelpon saat memang ada hal yang
penting.” Jawab Mia
“aku
ingin mendengar suaramu” ucap kairi pelan
Mia
tersenyum bahagia hanya dengan mendengar ucapan kairi itu.
“ingatannya..
ingatannya hilang… kau pasti terkejut.” Ucap kairi
“iya”
“menurut
dokter, ketika dia mendapatkan kembali kekuatan fisiknya, ingatannya
kemungkinan besar akan kembali secara alami. Aku yakin semua akan baik-baik
saja (hubungan mereka). Jangan khawatir”
“iya”
jawab Mia lagi
“ngomong-ngomong,
bagaimana kondisimu?kau jatuh dari tangga kan” tanya kairi
“aku
baik-baik saja… aku terpeleset” jawab Mia berbohong agar kairi tidak tau
seseorang sudah mendorongnya. Ia tidak mau menambah ke khawatiran kairi lagi.
“maaf..
maaf sudah meninggalkanmu sendirian. “ ucap kairi
“apapun
yang terjadi, aku sudah berjanji klo aku akan percaya padamu wapres.”
“terima
kasih” ucap kairi tersenyum mendengar jawaban Mia itu “mia…. “ kairi tiba-tiba
memanggil namanya membuat Mia kaget “hmm… selamat malam.. sampai jumpa
besok” ucap kairi dan menutup telponnya.
Mia
tersadar dari rasa kagetnya “dia memanggilku Mia.. ohh.. tidak…” Mia berguling-guling
bahagia diatas tempat tidurnya.
Esok
harinya dikantor Tiffany. Mia melihat Kairi baru m asuk ke ruangan kantor. Mia
langsung tersenyum saat pandangan mata Kairi terarah padanya.
“wakil
presiden apakah istri anda baik-baik saja?” tanya yoshihiro yang langsung
menyambut kairi yang baru pertama masuk ke kantor.
“iya..
maaf sudah membuat kalian khawatir aku sudah membuat kalian kesulitan” jawab
kairi pada Yoshihiro, Saeki dan takako yang mengerubuninya.
“saya
hanya tersentuh setelah mengetahui klo anda dengan setianya berada disisi istrimu. “
“jika
ada yang bisa kamu lakukan untuk anda tolong beritahu kami”
“ya
terima kasih” jawab kairi pada anak buahnya yang masih mengerumuninya itu.
Mia
bisa mendengar percakapan mereka dari tempat duduknya dan ia jadi tidak nyaman.
Mia bangkit berdiri dan beranjak pergi dari tempat duduknya karena dia ada
pertemuan lainnya..
Kairi
melihat Mia yang pergi menjauh itu. “mia apakah kau akan pergi ke pertemuan
dengan Hiro-san? Aku akan pergi
bersamamu“ tanya kairi.
“oh
iya” jawab Mia tersenyum.
Mereka
berdua lalu pergi meeting bersama dengan Hiro-san saat mereka keluar dari
kantor,hiro san mereka bertemu dengan
Miyazawa.
“ohh..
mia-chan” seru miyazawa menyapa Mia
“miyazawa-san..”
Miyazawa
kaget melihat kairi bersama dengan Mia “wah dengan wapres tampan ya?” candanya.
Miyazawa
memperhatikan kairi “Kau menemani Mia-chan lagi? Seperti kotaran dari ikan mas
atau bintang laut” ledeknya
“klo
aku itu maka kamu adalah bakteri yang mengelilinginya” jawab kairi kesal
Miyazawa
tertawa “oh.. oke.. tapi itu lebih berguna dari kotaran.. benarkan Mia-chan?”
ucap miyazawa merangkul Mia dengan akrabnya.
Mia
jadi merasa tidak nyaman dan ia menyingkirkan tangan Miyazawa.
“tolong jangan panggil nama depanku” ucap Mia
“mengapa
tidak? Bukankah kita makan pagi bersama, kau dan aku , Mia-chan? “ goda
Miyazawa dengan sengaja didepan kairi
Mia
jadi tambah gugup karena ada kairi yang mendengar ucapan Miyazawa itu “ah
tidak.. itu tidak..”
Kairi
menatap Miyazawa dengan tatapan kesal.
“ahh
kalian berdua akan pergi k e Hiro-san kan?” tanya Miyazawa
“kami
baru saja menemuinya” jawab mia
“karenaku
sepertinya semua berjalan lancar. “ ucap miyazawa pamer.
“untuk
itu terima kasih” ucap Mia
Miyazawa
mengacuhkannya dan ia berdiri didepan Kairi dengan sombongnya dan membuat kairi
menatapnya kesal.
‘tapi
aku bahagia karena kau baik-baik saja karenaku yang sudah menjagamu” ucapnya
menyombongkan dirinya lagi “apakah kau mau berterim akasih dengan yakiniku?
Info saja, besok malam aku bebas.”
“tolong
hentikan.. bukankah hiro-san menunggumu?” usir Mia . lama-lama dia kesal
sendiri liat kelakuan Miyazawa.
“baiklah..
tapi kau harus ,menghubungi ya? Yakiniku… untuk
berterima kasih padaku yang sudah menjagamu.. tidak seperti orang lain..
tolong harus yakiniki..” ucapnya setengah menyindir Kairi.
Miyazawa
lalu masuk ke kantor Hiro-san.
Mia
hanya bengong memperhatikan tingkah kekanak-kanakan Miyazawa. Saat Mia menoleh
ke kairi ternyata pria itu sedang menatapnya curiga.
“oh..
itu hanya kebetulan saja.. dia tinggal bersamaku dirumahsakit.” Ucap Mi
amenjelaskan
Kairi
kesal dan berjalan pergi. Mia tersenyum melihat kairi cemburu padanya. Ia
segera menyusul Kairi “tunggu… hei..” mia menepuk bahunya dan telunjuknya di
angkat jadi saat kairi menoleh akan kena jarinya.
Kairi
menghentikan langkahnya dan ia menoleh. Ia terkejut saat telunjuk Mia menyentuh
pipinya. Mia tertawa puas “apakah kau cemburu?” goda Mia
“berisik.”
Gerutu kairi berjalan pergi.
Mia
membuntutinya masih tersenyum-senyum.
“jika
aku makan yakiniki, daripada bersama
Miyazawa aku harap aku bisa pergi bersamamu wapres” ucap Mia
Kairi
menghentikan langkahnya dan menoleh pada Mia.
“haruskah kita?” ajaknya kairi
Wajah
mia langsung berseri “apa? Benarkah?”
Mereka
lalu pergi makan ke sebuah restaurant. Mereka memilih ruangan private untuk
mereka berdua.
“wow..
sepertinya enak!” seru Mia melihat daging yang sedang dipanggang didepannya.
“di restaurant ini kau makan yakiniku dengan soup ini”
“oh
benarkah? Sepertinya enak..” ucap kairi.
Tiba-tiba
ada panggilan masuk di Hpnya dan kairi buru-buru ijin mi auntuk mengangkatnya.
Setelah
beberapa saat kairi masuk lagi .
“maaf tapi sekarang--”
“rumah
sakit kan?” tanya Mia menebak kalimat kairi “ tak apa.. silahkan pergi.”
Kairi
menghela nafas “maaf.. aku akan coba mengtur waktu lain kali”
“bagaimana
klo besok?” tanya Mia
“besok…?”
kairi sedikit berpikir dan membuat Mia tau sepertinya kairi akan menolaknya
“ohh
maaf… kau tak bisa ya? Itu hari ultahmu kan?” ucap Mia berpura-pura santai dan
melihat ke daging yang sedang dibakarnya.
“ini
kunci rumahku” ucap kairi tiba-tiba sambil menyodorkan kunci pada Mia.
Mia
sangat kaget sampai ia tak bisa berbicara apa-apa.
“besok
mungkin aku akan pulang terlambat. “
Mia
tersenyum dan menerima kunci itu “aku akan menunggumu”
“baiklah..
sampai jumpa besok” pamit kairi dan mengambil tas dan jasnya sebelum I apergi.
Mia
terus menatap kunci itu dan ia lalu tersenyum bahagia.
Kuno-san
sangat terkejut saat ia diberitahu klo Akari sekarang sudah bukan editor
novelnya lagi. Kuno langsung menghubungi Akari untuk bertanya hal itu.
“aku
minta maaf untuk pemberitahuan mendadak ini tapi.. itu telah diputuskan klo aku tidak akan lagi jadi Editormu”
“mengapa
begitu?” tanya kuno-san kecewa
“itu
keputusan manager editor” jawab akari berbohong.
“tapi
novelku akan dibuat serial dan aku semakin memerlukanmu. “ ucap Kuno
“aku
akan memperkenalkanmu pada orang yang menggantikanku nanti. Selamat tinggal”
ucap Akari langsung menutup telponnya.
Kuno
sangat kecewa Akari sepertinya sengaja menghindarinya. Ia tau itu semua karena hubungan
“friend with benefit”nya dengan Chiaki.
Dari
arah belakang Chiaki yang memakai jubah mandi datang dan memeluk Kuno yang
masih terdiam kecewa.
“kunocchi”
ucap chiaki manja bersandar dibahu kuno.
“masaki-san
tidak akan menjadi editorku lagi” ucap kuno pelan.
Chiaki
mendengar nada kecewa dari kuno.
“apa
kau memberitahunya tentang kita?” tanya kuno
“apakah
itu menyulitkanmu? Karena kau sudah tak punya alasan untuk bertemu Akari?”
tanya Chiaki. Ia sebenarnya tau kuno tertarik pada Akari tapi Kuno tidak
menyadarinya.
Kuno
hanya diam. Chiaki melepaskan pelukannya dengan kecewa. ‘aku rasa benar.. kau
mengerikan”ucap chiaki
Kuno
yang sedang kecewa gara-gara akari jadi kesal mendengar ucapan Chiaki. Ia
bangkit berdiri dan menjatuhkan chiaki dengan kasar ke tempat tidurnya.
“siapa
yang lebih mengerikan?” ucap Kuno menjatuhkan dirinya diatas tubuh Chiaki. “kau yang tidak tertarik
padaku” lanjutnya menatap Chiaki tajam lalu ia mencium chiaki dengan membabi
buta dan merekapun…. ya begitulah.. heheh
Setelah
makan menghabiskan makanan yakinikunya, Mia berjalan pulang dengan bahagia.
Ditengah
jalan ia melihat sebuah toko fashion dan Mia melihat dasi yang terpasang di
manekin.
“ini
sepertinya cocok untuknya” gumam Mia melihat dasi itu.
Tepat
jam 12 malam, hari ulang tahun Kairi,
Mia sengaja belum tidur karena ia ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada
pria itu.
Mia
menulis ucapannya di pesannya tapi ia membatalkannya. ia ingin mengucapkan langsung pada kairi.
Esok
harinya di kantor Mia melihat kairi sedang diruangan manager mukai. Keduanya
keluar dan kairi mengambil tasnya dimeja sebelah Mia lalu ia langsung pergi.
“istri
wakil presiden kondisinya sedang tidak baik jadi sekarang dia pergi ke rumah
sakit.Tolong bantu dalam pekerjaannya” Ucap manager mukai menjelaskan.
“iya”
jawab mereka semua.
Mia
buru-buru mengejar Kairi. “apakah istrimu baik-baik?”
Kairi
menoleh pada Mia lalu melanjutkan langkahnya “maaf hari ini—“
Ucapan
kairi terhenti saat mendengar langkah kaki didepan mereka. 2 orang karyawan
berjalan kea rah mereka . Setelah mereka pergi kairi menoleh pada Mia.
“maaf
sepertinya aku tidak bisa hari ini” ucap
kairi. Ia sudah berjanji klo hari ini akan bersama dengan Mia tapi tiba-tiba
ada berita Yuka kondisinya tidak stabil, kairi memutuskan untuk ke rumah sakit.
“aku
mengerti, tak masalah.” Jawab Mia
“maaf,
aku nanti akan menghubungimu” ucap kairi lalu buru-buru berlari pergi. Ia cemas
dengan kondisi Yuka.
Mia
janjian makan siang bersama Miyazawa . Mia akan mentraktir Miyazawa sebagai
ucapan terima kasihnya pada pria itu yang sudah membantunya.
“aku
senang kau memutuskan untuk berterima kasih padaku (dengan mentraktirnya). Tapi
ini makan siang yang biasa. Bagaimana dengan yakiniku di ruangan private? Aku
tidak suka Soba (mie) Tokyo. Kuahnya terlalu asin. Kau sudah mentraktirku
dengan ceroboh” gerutu Miyazawa menyindir Mia karena ia mintanya ditraktir
Yakiniku tapi dapatnya makanan biasa.
Mia
terlihat asyik dengan mie yang disantapnya. Ia seperti tak peduli pada Miyazawa
yang terus mengerutu didepannya.
“kau
tidak mendengarkanku.” Gerutu Miyazawa lagi melihat mia hanya diam menikmati
makanannya.
“soba
ini enak kok.. kau tidak mau makan?” ucap Mia
“kau
mendengarkanku.. kita akhirnya bertemu sendirian dan masih saja ada masalah
apa?”
“aku
punya banyak pikiran” jawab Mia
“banyak?
Kau hanya memikirkan satu hal saja kan?” sindir Miyazawa. Ia tahu siapa yang
dipikirkan Mia, kairi!
“itu
tidak benar” bantah Mia.
“kau
mudah ditebak” ucap Miyazawa
“jangan
mengejekku” protes Mia
“tidak..
apapun yang aku katakan, kau sepertinya tidak peduli.”
“Miyazawa-san,
ka u terus memancing soal presentasi, itu tak baik untukmu. “ gerutu mia.
Saking
kesalnya Mia sampai ia menjatuhkan mienya ke dalam mangkuk kuah mie sampai kuah
muncrat kemana-mana bahkan sampai ke Miyazawa yang langsung membersihkan
dasinya dengan napkin.
“oh
tidak.. maaf.!” Ucap mia menarik dasi miyazawa ke tempatnya dan membersihkannya
dengan napkinnya. Otomatis Miyazawa
seperti ke tekik karena dasinya ditarik mia seperti itu.
“permisi..
bisakah aku minta handuk?” tanya Mia pada pelayan restaurant.
“lupakan..
leherku.. leherku.. kau mencekikku..” ucap Miyazawa mencoba menarik dasinya.
“maaf.. lain kali aku akan membelikanmu yang
baru” janji mia
Mia
sepertinya sengaja melakukannya karena ia kesal sedari tadi Miyazawa mengeluh
dan menyindirnya terus-terusan.
Akari
pulang ke apartemennya dengan taxi. Ia kaget melihat Kuno-san sepertinya sudah
menunggunya.
“kuno-san”
Mereka
lalu bicara berdua.
“aku
bertanya pada manager editormu tentang perubahan itu. dia memberitahuku klo kau
yang melontarkan hal itu masaki-san”
Akari
terdiam kebohongannya terbongkar. Sebenarnya memang dia sendiri yang meminta
managernya untuk tidak menjadi editor Kuno.
“bukankah
masing-masing kita berjanji akan membuat novel yang hebat? Apakah hubunganku
dengan Chiaki-chan adalah alasannya?” tanya kuno
Akari
terlihat kesal dan pergi meninggalkan Kuno tanpa berbicara.
“tolong
jangan mengecewakan aku” seru Kuno
Akari
menghentikan langkahnya tapi ia tidak menoleh ke Kuno.
“pekerjaan
dan kehidupan pribadi harusnya dipisahkan.atau sebetulnya kau tidak senang
dikarenakan aku tidak mendekatimu?” tebak Kuno yang tepat sesuai apa yang
dirasakan Akari.
Akari
berbalik marah ke tempat kuno berdiri. Ia menampar kuno dan berbalik pergi
lagi.
Mia pergi ke toko kue dan memesan kue untuk ulang tahun kairi. Saat sedang menunggu kuenya, mia membuka hpnya dan melihat pesan kairi yang mengatakan klo ia tidak bisa menemuinya.
Mia
pulang dan mendapati Akari sedang menangis
didapur. Akari segera menghapus airmatanya agar Mia tidak tahu.
Mia
sudah tahu klo Akari ingin menyembunyikan perasaannya dari dirinya. Ia sengaja
mengambil minuman akari dan meminumnya.sampai habis.
“ada
apa?” tanya mereka bebarengan.
Mereka
tertawa, pertanyaannya bisa sama seperti
itu.
“akari-san
apakah kau mau kue?” tanya Mia memperlihatkan tas kue yang sudah dibelinya.
Akari
mengangguk. Mereka lalu menikmatinya berdua dan mia menceritakan tentang kairi.
“apa kau tak menyesalinya?” tanya akari pada
Mia
“aku
percaya padanya.. tapi saat aku melihat wapres berlari ke tempat istrinya
berada aku jadi merasa kesepian. Memikirkan klo dia harus berlari seperti itu
saat istrinya siuman.” Ucap Mia
Akari
tau kesedihan Mia. Ia mengambil gelas anggurnya “ayo minum!” ajaknya.
“hey
akari, apa kau baik-baik saja? Kau tidak cukup kuat” sindir Mia.
Akari
menegak minumannya sampai habis.
“kau
tidak seharusnya berhenti menjadi editornya kuno-san.. “ ucap Mia
“lupakan..
lupakan pria seperti itu” jawab Akari.
“aku
tidak tahu mengapa… sudah lama selalu seperrti ini.semua pria yang aku cintai
berakhir mencintai Chiaki.” Ucap Akari sedih.
Mia
melihat kesedihan akari yang masih coba ditutup-tutupi sahabatnya itu. Ia
mengusap lembut bahu Akari untuk memberikan supportnya.
Dikamarnya
Mia melihat jam dinding. Sudah hampir jam 12 malam. Jadi hari ulang tahun kairi
akan berakhir. Mia meraih hpnya dan menulis pesan pada kairi “aku ingin
bertemu” tapi kemudian ia ragu mengirimkannya.
Mia
termenung dan berpikir. “ini tak a pa-apa kan?” gumamnya pelan lalu ia
mengirimkan pesan itu ke nomer kairi.
Ternyata
kairi tertidur di pinggir tempat tidur yuka. Istri kairi itu melihat ada pesan
masuk di Hp kairi. Ia mengambil Hp kairi untuk membukanya tapi ternyata Hp
kairi terprotect dengan sidik jari.
Yuka
yang penasaran lalu menyentuhkan layar hp kairi ke jemari tangan kairi agar hp
bisa dibuka.
Yuka
langsung melihat pesan yang baru masuk itu
“selamat
ulang tahun” pengirimnya ia lihat seorang gadis bernama, Kurihara Mia.. Yuka
melirik kairi yang tertidur, ia jadi curiga.
Mia
terbangun dipagi hari saat Hpnya bordering. Mia segera menerima telpon yang
dari Kairi itu.
“halo?”
“kau
masih tidur ya?” tanya kairi
“iya..
oh tidak..” jawab Mia gugup.
“maaf
kemarin aku tidak bisa menemuimu.” Ucap kairi
“tidak..
aku tak apa”
“aku
lihat pesanmu..terima kasih”
Mia
tersenyum bahagia. ‘oh apakah kau sudah menghapusnya?kau harus menghapusnya
secepatnya.” Ucap Mia.
“maaf”
ucap kairi. Ia merasa bersalah karena hubungan mereka ini (baca:
perselingkuhan) memang harus tidak meninggalkan jejak dalam bentuk apapun.
“iya..
tak apa.. silahkan tinggal disisi
istrimu.”
“aku
benar-benar meminta maaf”
“wapres
kau tak melakukan apapun tapi hanya
meminta maaf.” Sindir Mia
“kau
benar.. aku akan berusaha menemuimu hari ini” ucap kairi
“jangan
mencoba terlalu keras” sahut Mia
“kairi!”
sebuah panggilan Yuka membuat kairi terkejut.Ia segera menutup telponnya saat
melihat Yuka sedang diatas kursi rodanya bersama perawat ke arahnya berdiri.
“hey
kau menelpon untuk keperluan bisnis dipagi hari seperti ini?” tanya Yuka
curiga.
Di
apartemen Mia, hari minggu.
“oh
aku sakit kepala” keluh chiaki membaringkan tubuhnya di sofa living room
“mengapa
hari minggu adalah hari libur?” gumam mia tak jelas duduk disebuah kursi depan
dapur apartemen.
“heh?
Tanpa hari libur kita tak akan bisa pergi kencan” jawab Chiaki. Ia tiba-tiba
ingat kondisi percintaan Mia “maaf.. dalam keadaan seperti itu kenapa kau tidak beralih ke Miyazawa-san?”
“kau
mulai lagi… itu hal yang tak mungkin “ jawab Mia
“mengapa?
Sebaliknya dia pria yang tampan”
“miyazawa-san
itu tidak serius padaku. Dia hanya berpura-pura saja” jawab Mia
“heh?
Saat kau dirumah sakit. Aku dengar dia berkata (maaf)..’ Chiaki teringat ia
melihat miyazawa meminta maaf pada seseorang dalam telpon.
“dia
sepertinya telah melewatkan pekerjaan penting untuk mengunjungimu.” Ucap Chiaki
Mia
terkejut “apa?”
“tak
peduli berapa banyak kau menyukaii seseorang, jika kau berpikir bahwa orang itu
tidak balik perhatian kepadamu maka kau tidak punya pilihan lain selain
berpura-pura kau tidak serius.” Ucap Chiaki sedikit termenung. Seperti
kata-kata itu adalah ekpresi perasaannya sendiri pada Kuno-san
Mia
tertegun mendengar ucapan chiaki yang dalam itu sepertinya juga ditujukan pada
dirinya sendiri “chiaki..”
Chiaki
tersadar dari lamunannya sendiri. Ia bangkit berdiri dari sofa dan berjalan ke dapur “tidak seperti Miyoshi
kairi, kau dapat menjadikan Miyazawa-san sebagai milikmu yang tiada akhirnya. Namun aku mengerti klo
kau tak bisa merubah perasaanmu dengan mudah untuk mencintainya.”
Chiaki
mencari minuman di lemari es tapi ia tak menemukannya.
“
akari dimana?” tanya chiaki
“aku
tidak tahu. Sepertinya dia pergi pagi sekali.” Jawab Mia
“aku
rasa dia tidak ingin melihat wajahmu” ucap Chiaki
Mia
hanya diam.
Mia
bertemu dengan Kuno-san disebuah restuaran, hanya berdua. Kuno terlihat tidak
bersemangat, lesu.
“apakah
tak apa dengan tempat ini? Aku bisa mentraktirmu disebuah restaurant yang lebih
bagus” tanya chiaki
“jangan
dipikirkan.. tapi sejak kapan kau berhubungan dengan chiaki? Aku sempat yakin
klo kau menyukai Akari” tanya Mia yang langsung mencecar pertanyaan pada Kuno
“apakah
cinta adalah suatu hal yang baik?” gumam Kuno
“hmm?”
“kurihara-san
apakah kau cemburu dengan istrinya senpai (kairi)?” tanya kuno ingin tahu.
“mengapa
kau bertanya pertanyaan seperti itu?”
“bahkan
sekarang bukankah kau berharap klo dia tidak siuman?” tanya kuno
“tolong hentikan” seru mia kesal.
“tolong hentikan” seru mia kesal.
“aku
pikir cinta berarti sesuatu seperti itu.. mencintai seseorang berarti menjadi
seseorang yang paling buruk sedunia.” Ucap Kuno
Sebuah
panggilan di Hp mia membuat mia berjalan
pergi untuk mengangkat telponnya.
“halo”
sapa Mia
“kurihara
san maaf menghubungimu tiba-tiba” ucap haruka.
“tak
apa” jawab mia
“bisakah
kau datang ke kamar saudariku di rumah sakit?” tanya haruka.
“heih?”
Karyawan
Haruka sedang bergosip soal haruka yang ingin membuka toko lain. Mereka heran
dengan asal uang haruka untuk membeli dan membuka toko itu, karena menurut
mereka haruka tidak memiliki uang sebanyak itu.
Presiden
Miyoshi hanya tertegun menerima tagihan yang harus dibayarnya itu. Seorang
wanita yang sedang duduk didepannya, menyentuh tangannya lembut untuk
menenangkan pria itu. Presdirpun mengangguk kecil.
Mia
pergi ke rumah sakit tempat Yuka di rawat.
Saat
keluar dari lift, Mia melihat kairi sedang menunggunya.
“kurihara,
aku minta maaf” ucap kairi begitu ia melihat Mia.
“mengapa
aku dipanggil kesini?apakah mungkin dia tau tentang kita…” tanya Mia
“aku
rasa tidak” jawab kairi
Mereka
berdua mendengar suara Yuka yang memanggil Kairi.
“
ayo kita kesana” ajak kairi
Mia
membawakan oleh-oleh untuk Yuka dan haruka menunjukkannya pada Yuka.
Yuka
terlihat kecewa. “aku belum bisa memakannya”
“maaf”
ucap mia “bagaimana kondisi anda?” tanya
Mia
“sempurna”
jawab Yuka tersenyum saat menatap Mia “kemarin adalah ulang tahunnya kairi,
jadi kami merayakannya bersama-sama disini. aku sangat senang.. sebenarnya aku
benar-benar ingin merayakannya disebuah restaurant yang bagus. Tempat yang
biasa kita kunjungi.. hmm .. apa namanya?” ucap Yuka melihat kairi.
“yang paling penting mengapa kau memanggil
kurihara?” tanya kairi
“kurihara-chan
kau yang bertanggung jawabdalam mengajari kairi (training) kan?” tanya yuka.
“iya”
jawab Mia
“bagaimana
pekerjaannya?” tanya Yuka
“apa
kau memanggilnya kesini hanya untuk bertanya itu?” tanya kairi
“benar..
karena aku khawatir tentang pekerjaan sebagai wapres.” Jawab Yuka
“kamu
tidak seharus memanggilnya kesini saat dia libur hanya untuk hal itu” tegur
Kairi
“bukan
itu tak apa? Jika dia sibuk dia kan bisa
menolaknya. Benarkan?” ucap haruka melirik Mia.
Mia
mengangguk “iya”
Kairi
melirik Mia yang terlihat tertekan didepan kedua wanita yang sepertinya sedang
mengintrogasinya.
“sebenarnya
pria ini tidak tertarik dengan perhiasan sama sekali. Aku tak bisa membayangkan
bagaimana ia mengerjakannya sebagai seorang wapres.” Ucap Yuka
“wapres
adalah orang yang sangat diperlukan di Tiffany. karyawan menyukai beliaui dan beliau
mengerjakan pekerjaannya dengan tulus.
Beliau adalah seseorang yang layak dihormati” jawab Mia
Yuka
menatap Mia tidak suka. Sebenarnya dia curiga hubungan keduanya setelah ia
membaca pesan yang dikirimkan Mia ke Hp Kairi.
“benarkah
begitu” ucap yuka tertawa memperhatikan Kairi “aku sangat senang, kau melakukan
yang terbaik.”
“omong-omong
aku membawa ini..” haruka mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
Ternyata
ia mengambil sebuah album foto. Ia lalu berjalan untuk memberikan album foto
itu pada Yuka.
“aku
harap ingatanmu akan pulih meskipun hanya sedikit.” Ucap haruka
Yuka
menerima album itu dan membuka-bukannya
“wah
betapa nostalgianya…! “ Yuka lalu membuka foto mereka berdua saat dipesta ulang
tahun kairi beberapa tahun lalu.
“hei
lihat ini… ini ulang tahun kairi setelah kami menikah.dia sangat kaget
dengan pesta kejutan itu. setiap hari
selalu menyenangkan. Aku harus segera sembuh”
Mia
sedari tadi hanya menjadi pendengar saja. Ia melihat Yuka yang membuka foto
kemesraannya bersama kairi. Jujur itu sangat menyakitkan buat mia dan ia tidak
kuat berada disana.
“hmm..
saya akan pulang sekarang” pamit mia
“heh?
Sudah?”
“permisi”
pamit mia lalu berjalan pergi
“aku
akan mengantarnya pergi” ucap haruka mengikuti Mia keluar dari kamar Yuka.
Kairi
juga ingin mengantar Mia tapi saat akan keluar kamar, yuka memanggilnya.
“kairi..aku
sangat lelah.. tolong tinggalah bersamaku” ucap Yuka.
Kairi
tidak bisa menolaknya dan ia kembali ke
sisi Yuka.
Mia
keluar rumah sakit dan tiba-tiba Yota menghadangnya.
“apa
kau masih menemui pria itu?” tanya yota
“bukan
urusanmu” jawab mia ketus dan
menghindari Yota.
“apakah
dia berjanji padamu untuk bercerai? Itu adalah sebuah kebohongan” ucap yota
mengejar Mia.
“itu
bukan kebohongan.. mereka sudah akan bercerai klo bukan karena kecelakaan itu.”
jawab Mia
Yota
menarik tangan Mia “kau.. aku kasihan padamu”
Mia
menepiskan tangan itu “yota tolong jangan datang kedekatku llagi.”
“aku
hanya peduli padamu Mia”
“saat
aku terjatuh ditangga, aku melihatmu.tolong
jangan melakukan tindakan seperti itu lagi.” Ucap Mia ketus. Ia
meninggalkan Yota.
“kau
salah.. aku tidak pernah akan menyakitimu mia” seru yota.
Kejadian
yang sebenarnya adalah Mia didorong oleh haruka dan yota saat itu sedang
disana. Saat ia akan menolong mia , ia mendengar orang-orang datang mendekat.
Karena takut dikira ia pelakunya Yota buru-buru pergi.
Yota
mengejar haruka yang langsung pergi begitu melihat Mia terjatuh kebawah.
“apa
yang sudah kau lakukan!” teriak yota marah pada haruka. “aku akan memberitahu
polisi klo kau sudah mendorongnya dari tangga.”
“kau
pikir berapa banyak orang yang akan memberikan kesaksian klo kau adalah seorang
stalkernya (penguntitnya)?” ancam haruka balik. “jika kau ingin memberitahu
polisi silahkan.. aku tak yakin siapa yang akan
mereka percayai, kau atau aku?” ucap haruka lalu pergi.
Yota
mencengkram tangannya sendiri dengan kuat saking marahnya dia sama haruka.
Saat
dalam perjalan pulang dari rumah sakit, mia
ditelpon oleh kairi.
“halo”
sapa Mia
“maaf
atas yang tadi. Apa kau baik-baik saja?” ucap kairi
“lagi
lagi kau meminta maaf” ucap mia
tertawa.“aku baik-baik saja”
“aku
ingin bertemu denganmu” ucap kairi lirih
Mia
tertegun.
“bisakah
nanti malam kau datang ke rumahku?” tanya kairi
Saking
terkejutnya mia sampai ia bengong beberapa saat sebelum akhirnya sebuah senyum
terukir diwajahnya “iya.. aku juga ingin bertemu denganmu”
Kairi
menghela nafasnya “aku rasa aku akan sampai disana sekitar jam 7 malam jadi kau
masuk saja lebih dulu”
“iya”
angguk Mia
“baiklah”
kairi lalu menutup telponnya.
Mia
pergi berbelanja untuk kebutuhan di rumah Kairi.
“aku
sedang perjalanan ke rumahmu. Aku akan memasak untukmu” pesan Mia
“oh
kau bisa memasak?” pesan Kairi
“berani-beraninya
meragukanku” tulis mia
“mengejutkan”
“masakanku
sangat enak!” tulis Mia
“aku
tak yakin apa aku harus membeli obat perut dulu.” Canda kairi di chatnya
Mia
mengirimkan gambar orang dengan api berkobar-kobar marah “aku tidak akan
memasakkanmu!”
“becanda..
becanda..” tulis kairi
Mia
tersenyum menang.
“aku
sangat menantikannya” tulis kairi lagi.
“aku
sudah terluka jadi aku tak akan memasak lagi” tulis Mia.
Mia
sudah dirumah kairi dan ia mengikat rambutnya yang panjang untuk mulai memasak.
“maafkan
aku.. “ tulis kairi
“ini
pesta ulang tahun yang telat 1 hari”
“terima
kasih”
Mia
selai membuat masakan untuk kairi. Ia sudah menghidangkannya dimeja. Mia hanya
tinggal menunggu kairi datang.
Kairi
janji jam 7 sampai rumah tapi sampai jam 21:15 kairi belum juga datang. Mia
sudah sangat capek memasak dan ia juga capek menunggu kedatangan kairi yang
sudah terlambat beberapa jam.
Ada
pesan masuk di Hpnya dan mia melihatnya “maaf ternyata aku tak bisa kesana. Aku ada pekerjaan penting. Maafkan
aku” tulis kairi
Mia
sangat kecewa, sedih, capek yang luar biasa dan membuatnya sangat marah. Ia
membuang semua masakan yang sudah dibuatnya dan ia pulang ke rumahnya.
Dalam
taxi yang dinaikinya ia teringat ucapan miyazawa dan Kuno tentang posesifnya
seorang kekasih yang ingin tau apa yang dilakukan kekasihnya. Ia ingin
memilikinya dan tak ingin membaginya dengan orang lain.
Mia
baru menyadarinya ia juga merasakan hal seperti itu. Mia lalu memutuskan pergi
ke rumah sakit.
Kairi
tidak bisa pulang ternyata karena Yuka kondisinya agak terganggu dan harus
mendapatkan pertolongan dokter lagi.
Setelah
Yuka kembali normal kondisinya. Kairi menemaninya Yuka untuk sedikit berjalan.
Mia
sampai dirumah sakit dan seperti yang
sudah ia duga, kairi ada disana bersama yuka. Mia kecewa, sedih dan marah bercampur aduk dalam hatinya.
Dengan
langkah gontai Mia pulang ke rumahnya. Mia terkejut saat melihat Miyazawa sudah
duduk ditangga menunggu kedatangannya. Entah berapa lama pria itu menunggunya.
“kau
pulang terlambat.. huh bad girl!” gerutu Miyazawa sambil bangkit berdiri. “kau
tidak pernah menjawabku entah berapa kali aku menghubungiku. Aku pikir kau
kepleset kulit pisang atau terjatuh dari tangga lagi. “ ucap Miyazawa berjalan
melewati Mia.
Tapi
mia hanya diam tak menanggapinya.
Miyazawa menoleh dan melihat punggung Mia mematung.
“heyy
.. biasanya ini saatnya saat kau membantah dengan keras padaku dan berkata “kau
pisang!”
Miyazawa
terkejut saat melihat punggung mia terguncang dan isak tangis lirih mia
terdengar olehnya.Miyazawa berjalan mendekati Mia dan khawatir itu karena
ucapannya barusan.
Mereka
berdua pergi ke taman dan meminum bir.
“ahh
! ini enak” seru mia meminum birnya sambil tertawa-tawa menutupi kesedihannya.
“kau
terdengar seperti laki-laki tua” gerutu Miyazawa.
Mia
tertawa.
Miyazawa
melihat sesuatu bungkusan dari tas Mia “oh apakah mungkin ini untukku?”
Miyazawa
mengambilnya dan melihat dasi itu “sudah kubilang kau tak perlu membelikanku
yang baru” ucapnya dikira Mia membelikan dasi itu untuknya karena dasinya kena
cipratan kuah soba waktu itu.
“heh?
Ini sepertinya bukan untukku” ucap miyazawa setelah mengamati dasi itu.
“ah
sangat buruk” gerutu Mia
“apanya
yang buruk?” tanya Miyazawa
“aku.. hatiku penuh dengan perasaan jelek. Aku
merasa aku akan jadi gila” ucap mia dan meminum lagi birnya.
Miyazawa
berdiri dan berjalan ke tempat Mia. Ia hanya terus menatap Mia yang sedang
minum didepannya.
Karena
tidak mendengar komentar dari Miyazawa, Mia menoleh dan melihat Miyazawa yang
sedang melihatnya.
“apakah
kau akan bilang klo aku seperti lak-laku tua?” tanya mia tertawa.
Miyazawa
hanya terus menatapnya dengan tatapan serius “jangan terlalu memaksakan diri
untuk tertawa” ucap Miyazawa lirih
“heih?”
Mia terkejut baru kali ini ia melihat Miyazawa begitu serius saat berbicara
dengannya. Dan pria itu menatapnya tajam seperti sedang menelanjangi
perasaannya.
“kau
bisa menangis kapanpun kau suka” ucap Miyazawa “saat aku bersamamu , kau jangan
mencoba terlalu keras.”
Mia
masih tersenyum menyanggahnya “apaan… mengapa kau mengatakan itu Miyazawa-san.”
Mia
tersenyum dan berjalan mendekati Miyazawa “ ayo katakan candaan ringan seperti
biasanya dan buat aku tersenyum. Buat aku melupakan hal-hal yang buruk.”
Miyazawa
terus menatap Mia, meski wajah gadis itu tersenyum tapi dari sorot mata mia
menyimpan kesedihan yang amat dalam.
Miyazawa
mendekati mia dan langsung memeluknya erat.
“aku
menolak” ucap Miyazawa masih terus memeluk Mia “maaf harus mengatakan ini… tapi
aku tak menyukai dirimu sekarang kurihara-san. Kepalamu penuh dengan pria itu,
kurihara-san.”
Miyazawa melepaskan pelukannya. “aku akan membiarkanmu
pergi sekarang….”
Mia
ingin menyela omongannya dan Miyazawa buru-buru melanjutkannya.
“dengarkan
ucapanku sampai habis… “ ucap Miyazawa menatap Mia tajam. “maukah kau dengan
tujuan untuk menikah… maukah kau menjadi kekasihku?”
Mia
kaget miyazawa begitu serius saat mengucapkannya.
Sementara
itu kairi sampai dirumahnya dan Mia sudah tidak ada disana. Dapurnya jiga sudah
bersih dari makanan. Ia tau mia sudah membuang makanan yang sudah dimasaknya.
Didalam
rumahnya Mia sedang memikirkan ucapan miyazawa tadi. Ia terkejut saat mendengar
ketukan di pintu rumahnya dan suara kairi yang memanggilnya.
“kurihara-san, kau didalam kan? Tolong buka.. aku ingin
bicara”
Mia hanya diam, ragu untuk membukakan pintu itu.
Mia hanya diam, ragu untuk membukakan pintu itu.
“kurihara,
aku mohon.. buka.. kurihara” kairi masih terus mengetuk pintu rumah mia.
Mia
lalu membukanya karena khawatir tetangganya akan terganggu.
Kairi
langsung menghambur memeluk Mia dengan sangat erat “maafkan aku.. tolong
maafkan aku.. sangat sulit untuk aku pergi”
“itu
bukan pekerjaan kan?mengapa kau berbohong?” ucap mia dalam pelukan kairi.
Mia
mendorong tubuh kairi kuat sampai pelukan pria itu terlepas. “sudah aku bilang
aku baik-baik saja.. aku tadi pergi ke rumah sakit. Aku tahu ini melawan
aturan. Aku juga tau ini memalukan. Tapi aku sangat takut.. klo kalian berdua
akan kembali lagi” isak Mia “aku jadi buruk.. dan bertambah buruk..aku jadi
bertambah posesif… berpikir klo pasti lebih baik klo istrimu tidak siuman.
Bukankah aku jahat? Aku yang sekarang jahat kan?”
Kairi
menatap mia yang rapuh didepannya.
“akulah
yang jahat” ucap kairi “saat aku mendengarmu terjatuh, dan pada saat yang sama
aku diberitahu klo Yuka siuman. Saat aku mendengar itu.. aku jadi cemas. Dan
aku menemukan diriku sendiri memilih dirimu, Kurihara.”
Kairi
teringat kejadian saat ia mendengar mia terjatuh ke tangga dan Yuka yang
siuman. Saat itu ia memilih bersama dengan mia terlebih dulu. Ia menemani Mia
dirumah sakit sampai gadis itu tersadar.
Mia
baru tersadar klo apa yang dikiranya selama ini mimpi kairi disampingnya
ternyata memang benar kairi ada disampingnya waktu itu.
“aku
memutuskan memilihmu Kurihara-san.. saat itu aku bahkan tidak ragu sama sekali.
Orang yang jahat adalah aku ” ucap kairi dan memeluk Mia lagi.
“jadi
itu bukan mimpi” gumam mia dalam pelukan kairi.
“kurihara,
bersabarlah tetap bersamaku..” ucap kairi
“sudah
aku bilang aku jahat..aku sekarang sangat bahagia” ucap mia menangis bahagia.
Kairi
tetap tinggal dirumah Mia. Mereka pergi ke toko serba ada untuk membeli beberapa
barang..
Mia
menyiapkan kue dan diberi lilin untuk merayakan ulang tahun kairi meski agak
terlambat.
“ohhh..
tidak ada apa-apa selain ini.. dan juga sudah terlambat” ucap Mia
“tapi
ini sudah cukup” ucap kairi
“ini
sesuatu yang baru untukku.” Ucap mia tersenyum
“apa?”
“ini
pertama kalinya berbelanja bersamamu di toko serba ada wapres”.
“benar..
“
“tidak
ada yang special tapi aku rasa kebahagian berarti seperti ini.” Mia tersenyum
malu-malu ditatap kairi.
“aku
merasa bahagia saat bersamamu Kurihara.” Ucap kairi
“wapres
apa golongan darahmu?” tanya Mia
“A..”
“lalu
apa makanan favoritmu?” tanya Mia lagi
“mengapa mendadak bertanya?”
“aku
hanya ingin tahu.” Mereka saling menatap “tentang masa lalu wapres .. tentang masa sekarang
wapres.. semuanya.. aku ingin tahu semuanya tentang wapres yang berusia 33tahun
lebih 1 hari.”
“mia”
bisik Kairi. Ia lalu mencium mia lembut.
“kairi-san”
ucap Mia pelan setelah mereka berciuman. Mia dan kairi tersenyum. Itu pertama
kalinya Mia memanggil wapresnya dengan
nama depannya “kairi”
“apa
music kesukaanmu?” tanya Mia
“hard
rock” jawab kairi.
“apa?
Tak kuduga. Lalu apa yang kau akan nyanyikan di tempat karaoke?”
“aku
jarang kesana” jawab kairi
“ah
tidak asyik… lalu apa hobbymu? Apa yang kau lakukan saat libur?” cecar mia
“aku
tak bisa memberitahumu” tolak kairi
“apa?
Ini mencurigakan” sindir Mia.
Mereka
terus berbicara sampai pagi dinihari.
Kairi
akhirnya pamit pulang dan mia mengantar kairi sampai keluar apartemennya. Tanpa
mereka sadari yota mengambil foto mereka berdua dari dalam taxi yang
dinaikinya.
“kau
ingin tau semua tentang orang itu. kau ingin menguasi waktunya oleh dirimu
sendiri. Itulah sebabnya semakin kau mencintai seseorang, semakin buruklah
dirimu.”
Mia sebenarnya merasa ada kilatan foto tapi ia membiarkannya.
Pagi harinya Haruka pergi ke kantor kairi dan menemui presdir. ia keluar dari kantor presdir dengan senyum puas.
Mia dipanggil oleh manager mukai untuk menemui presdir. Ternyata kairi
juga dipanggil diruangan presdir.
Presdir
langsung menujukkan 2 buah foto kedepan mereka.
“ini
apa?” tanya presdir.
Kairi
dan Mia terkejut melihat foto mereka semalam di apartemen mia.
“ini
apa?! Apa kalian mencoba untuk membuat aib pada citra perusahaan kita!” seru
predir marah.
“meskipun
semua orang didunia menjadi musuhku,
meskipun semua orang didunia memandang rendah diriku. Jika ada satu orang yang
memilihku………..”
Kairi
menghela nafasnya dan berpikir untuk
mengatakan yang sejujurnya pada pamannya itu“presdir sebenarnya---“
“itu
kesalahpahaman”sahut Mia sebelum kairi mengatakan yang sebenarnya,.
Kairi
terkejut dan melihat Mia heran.
“tidak
ada hubungan apapun antara wapres dan saya kecuali hubungan pekerjaan.
Sebenarnya, saya.. saya…
“……………..tak
peduli seberapa buruknya itu… aku akan melindungi cinta kami ini………”
“….saya
bertunangan dengan Miyazawa-san dari Jimmy Choo. “ ucap mia.
Kairi
sangat terkejut dengan pengakuan bohong Mia itu. Presdir juga tak begitu saja
percaya. Ia menekan tombol telpon yang terhubung dengan sekretarisnya.
“hubungi
orang yang bernama Miyazawa dari Jimmy Choo segera!”
Miyazawa
heran dirinya dipanggil ke Tiffany. Ia bertambah heran melihat Kairi dan Mia
sudah duduk diruangan pertemuan presdir. Wajah mereka terlihat tegang.
Miyazawa
duduk di kursi sebelah Mia, berhadapan dengan Kairi.
“aku
dengar kau bertunangan dengan Kurihara kami.” Ucap Presdir.
Miyazawa
kaget dan menoleh pada Mia. Gadis itu tertunduk diam dan terlihat tegang. Kairi
yang ada didepannya juga diam memperhatikannya.
“yahh..
saya benar menjalin ikatan.” Ucap Miyazawa
menatap Mia yang sedikit terkejut Miyazawa tidak membantah kebohongan yang
sudah Mia lontarkan didepan Presdir.
Bersambung
episode 6
Aku gak edit episode ini jadi pasti banyak spelling yang salah. maklumi saja terjemahanku yang kacau ini ya.. heheh..
Episode
6 keluarga Mia mendengar Mia sudah punya tunangan dan ibu Mia langsung ingin
bertemu dengan Miyazawa.. semakin seru ajah..