Didalam
kelas sedang ada pemilihan pengurus kelas. Butuh 5 orang siswa siswi untuk
mewakili tiap kelas. Nanti juga aka nada orientasi pemimpin masing-masing kelas
untuk membuat rencana kegiatan disekolah seperti festival atletik, festival
sekolah dan wisata.
Saat
Tanaka-Sensei menanyakan siapa yang mau jadi pengurus kelas, semua hanya diam.
Futaba jadi
teringat klo ia ingin berubah dan ia harus memulai sesuatu dalam hidupnya.
Futaba lalu mengangkat tangannya ”Aku!”
”Aku juga!
“ sahut Yuuri, si cewek imut dan feminim itu.
”Aku juga
ikut!” Murao gadis cantik berambut panjang jg ikut mengangkat tangannya
”Aku!
Aku ikut!” seru kominato bersemangat saat melihat gadis yang ia sukai
mendaftar jadi pengurus kelas. ”Dan Mabuchi-kun juga!” lanjutnya sambil mengangkat
tangan Kou ke atas.
Kou
terkejut kominato tiba-tiba mengangkat tangannya agar ia jadi pengurus kelas. ”Apaan
kau—“
”Sudah
terlanjur!” seru Kominato tertawa.
”Yang benar
saja?” gerutu Kou tapi ia tak bisa apa-apa. Semua tertawa melihat kelakuan kominato itu.
Acara
Orientasi pengurus kelas diadakan di luar sekolah. Mereka harus bekerja keras
dalam tim untuk mempersiapkan semuanya.
”Selama dua
hari, mulai dari sekarang, kalian akan makan dan tidur bersama dalam Orientasi
Pemimpin ini. Dengar, kalian dilatih untuk bisa membantu teman-teman di kelas.”
Ucap Tanaka-sensei.
”Baik!”
Jawab Futaba dan semua pengurus kelas.
Semua sudah
sibuk mempersiapkan makan siang dan acara orientasi lainnya. Murao sibuk membawa
kayu bakar untuk memasak.
Kominato
mendekati Murao ”Biar kubawakan, nanti tanganmu kotor.” Ucapnya sok perhatian
pada gadis yang disukainya itu.
Murao cuek
dan melanjutkan langkahnya ”Tenang saja aku memakai sarung tangan.” Tolaknya.
Kominato
bengong yang melihat Murao begitu cuek padanya seperti itu.
Murao
meletakkan kayu bakar yang dibawahnya di depan guru yang ia cintai.. yang
sangat ganteng itu *tambahanku sendiri
hihihi…:P , Tanaka-sensei.
Murao
melihat Tanaka-sensei yang sedang memasak, matanya terkena cipratan
masakannya(bahasa Indonesia cipratan apa ya? Abaikan…). Tanaka-sensei mencoba
mengusap matanya dengan punggung tangannya. Melihatnya Murao lalu mengambil
sapu tangannya dan diberikannya pada Tanaka-sensei.
Tanaka-sensei
terkejut namun ia menerima uluran sapu tangan itu.
”terima
kasih” ucapnya tanaka-sensei tulus.
”Aku tahu
Sensei menyembunyikan sesuatu.” Kata murao tiba-tiba sambil jongkok didepan
gurunya itu.
”Hm?”
Tanaka sensei tak mengerti maksud Murao.
”Tahi lalat
di lipatan matamu.” Jawab Murao tersenyum.
”Ini?” Tanaka
sensei menutup matanya dan menunjuk ke tahi lalat di kelopak matanya. kyaaaa ganteng buanget…. Sensei… chuu..* abaikan!!
”Kau yang
pertama menyadarinya.” Lanjut tanaka –sensei tersenyum.
”Kalau
begitu jangan beritahukan pada orang lain tentang tahi lalat ini. Jangan
pernah.” Ucap Murao tegas/ galak (?)
”Aku tidak
bisa berjanji seperti itu.” Sahut
Tanaka-sensei. Ia lalu mengulurkan sapu tangan itu pada Murao ”Ini, kembalilah
dengan tugasmu.”
Murao lalu
pergi meninggalkan gurunya itu. Ia melewati Kou dan kominato yang sedang
memperhatikannya dengan cemburu dan curiga.
Kominato
menyenggol bahu Kou.”Mabuchi.. Maksudnya apa? Ini Bisa jadi…kan?” gumamnya tidak jelas
Futaba
mengangkat kayu bakar dengan beratnya. Ia melihat Kou dan kominato yang sedang
berbicara itu dan ia berseru ”Hei, bantu aku.”
Kou menoleh
dan sok cuek “Kau sepertinya masih bisa mengatasinya..”
”Aduh!”
teriak Yuuri yang sedang mengupas wortel.
Kou
buru-buru mendekati Yuuri dengan perhatian ”Kau tak apa?” Tanya kou ”Sini, biar
kubantu. Kau Duduk saja.” Ucap Kou sambil meraih wortel dari tangan Yuuri. Kou
melirik Futaba sedikit mengejek mau melihat ekspresi Futaba.
”Terima
kasih.” Ucap Yuuri
Futaba
kesal melihat Kou yang membantu Yuuri yang hanya mengupas wortel. Padahal ia
pekerjaannya lebih berat dan kou tidak membantunya ”Apa-apaan dia?” gerutu futaba.
Ia melihat
Kominato sedang jongkok didepannya mengerjakan pekerjaan yang tidak penting
juga.
”Kominato-kun, bawa kayu bakarnya.” Pintanya
tapi Kominato sepertinya tidak mendengarnya sepertinya ia masih memikirkan
kedekatan Murao dan Tanaka-sensei tadi.
Futaba
berjalan lagi dan melihat Murao duduk melamun didepannya.
”Murao-san!
Nanti—“
”Kepalaku
agak pusing.” Ucap Murao tanpa mendengar lanjutan perkataan Futaba dan langsung
nyelonong pergi.
Futaba
menghela nafasnya melihat teman-temannya begitu tak perhatian padanya. Ia lalu
berjalan membawa kayu bakar lagi. Tali yang mengikat kayu bakarnya tiba-tiba
lepas dan semua berserakan ditanah. Futaba mengumpulkan lagi kayu bakarnya.
”Kau tak
apa, Yoshioka-san?” Tanya sebuah suara cowok. Futaba menengok ada seorang cowok
imut bingitss *tambahan penulis ada
didepannya, menatapnya dengan penuh perhatian. Futaba heran ia belum mengenal
cowok imut itu tapi cowok itu sepertinya mengenal namanya.
Merasa
Futaba tidak mengenalnya, cowok itu segera memperkenalkan dirinya ”Aku Kikuchi
dari kelas 6. Kelas 2 sepertinya sedang
repot, ya.” Kata Kikuchi sambil jongkok didepan Futaba dan ikut
mengumpulkan kayu bakar Futaba.
”Iya. Tapi,
aku suka rela melakukan ini, jadi... Jika aku tak berusaha, bagaimana dengan
yang lain?” jawab Futaba.
”Memikul
beban sendirian itu bukanlah kepemimpinan.” Sahut Kikuchi sambil tersenyum. Ia
lalu mengangkat sebagian kayu bakar itu ”Kubawakan, ya?” ucapnya dan pergi.
Saat
orientasi didalam ruangan pertemuan, tanaka-sensei bertanya pada perwakilan
tiap kelas tentang pendapat mereka mengenai makna kegiatan sekolah.
Tanaka-sensei
bertanya pada kelasnya Kikuchi, Kelas 6.
Kikuchi
lalu membacakan makna kegiatan sekolah bagi kelompoknya.
”merencanakan
suatu kegiatan yang tak bisa diselesaikan kecuali secara berkelompok. Kita
perlu meningkatan perasaan kita terhadap orang lain. Berkaitan dengan perasaan
sendiri, melakukan sesuatu dengan orang lain akan membantu membentuk sikap
seseorang, tanggung jawab, dan perilaku. Jika kita menganggap penting hasil
sebuah kegiatan,maka akan membuat kita lebih baik lagi.”
Futaba
terkesima mendengar jawaban kelas 6, ia jadi malu dengan jawaban kelasnya “Gawat...”
gumamnya.
“Luar biasa!” puji tanaka-sensei. “Selanjutnya kelas 2.”
“ baik”
Futaba terkejut kelasnya harus menjawab makna kegiatan sekolah.
Futaba
gelisah dan ragu-ragu berdiri membaca tulisannya “Tujuan dari kegiatan sekolah adalah…
adalah… untuk membuat.. kenangan yang menyenangkan…” ucap Futaba mengakhiri
jawaban kelasnya dengan ragu. “Itu saja.”
Semua
langsung berbisik-bisik menertawakan jawaban Futaba. “Apa kau anak SD?” sebuah
suara mengejeknya.
Tanaka-sensei
menghela nafasnya dan dengan tenang ia berbicara. “Kau memikirkannya sendiri, 'kan? Ternyata kelas 2
itu seperti ini... Hari ini kalian tidak punya waktu luang… coba pikirkan
bersama-sama… Persembahkan sesuatu sebelum orientasi berakhir.” Ucap
Tanaka-Sensei “Selanjutnya kelas 4.”
Perwakilan
kelas 4 lalu membacakan makna kegiatan kelas didalam timnya.
Futaba
duduk kembali dikursinya dengan malu. Semua teman setimnya, murao, kominata,
yuri dan kou juga sepertinya malu.
Kou pergi
keluar kamar menginapnya untuk melihat-lihat. Ia terkejut melihat di ruang
depan wisma ada Futaba yang tertidur dengan meja yang penuh dengan kertas dan
buku. Sepertinya Futaba sedang mencari kalimat yang pas atas pertanyaan
orientasi sekolah itu.
Perlahan
Kou mendekati meja dimana Futaba tertidur. Kou meraih kertas yang berisi
pertanyaan makna kegiatan sekolah. Kou tersenyum melihat tulisan tangan Futaba.
“Tulisannya juga berantakan…” gumamnya pelan
sambil duduk dikursi sebelah Futaba.
Kou lalu
memperhatikan Futaba lagi. Kou menyangga kepalanya dengan tangannya agar bisa
terus menatap Futaba lama dalam diam.
Perlahan
Kou merebahkan kepalanya ke meja dengan posisi menatap wajah Futaba. Wajah
mereka begitu dekat sekali dan Kou tak pernah melepaskan pandangan matanya ke
Futaba dengan segenap perasaan.
Futaba
terbangun dari tidurnya, ia tersadar ia tertidur dimeja saat mengerjakan
tugasnya. Futaba kaget melihat ada jaket yang menyelimutinya. Futaba juga kaget
saat melihat kertas yang berisi makna kegiatan sekolah sudah penuh dengan
kalimat-kalimat.
Futaba
keluar dari tempat penginapan untuk melihat matahari terbit. Futaba menaiki
daerah yang sedikit berbukit. Suasana masih gelap dan matahari pagi juga
sepertinya belum menampakkan sinarnya.
Dalam
cahaya yang temaram, Futaba melihat sosok Kou berdiri menanti matahari terbit.
Pelan Futaba mendekatinya
Semburat
jingga matahari terbit terlihat jauh diujung sana.
“Indahnya.” Gumam Futaba pelan berdiri
disebelah Kou.
Kou menoleh
pada Futaba yang sudah terbangun dan berdiri disebelahnya itu.
“Susah untuk bilang ini pagi atau malam.. Sama sepertimu.”
ucap Futaba menyindir Kou.
“Hah?” Kou
melirik Futaba tak mengerti
“Apa sebenarnya kau jahat.. atau baik… Aku sama
sekali tidak tahu.” Jawab Futaba
“Kau pun
demikian.Lemah atau berkemauan keras aku tak tau.. “ ucap kou
Futaba
tersenyum dan duduk dipagar bukit sebelah Kou. “Tapi kupikir menjadi pemimpin
itu berlebihan juga” sesalnya karena sudah mencalonkan diri menjadi pengurus
kelas.
“Tak apa, 'kan? Tak seorang pun terganggu jika kau
menyerah begitu cepat.” sahut Kou.
“hahaha….”
Futaba tertawa mendengar komentar kou itu
“achuu…” saking dinginnya Futaba jadi
bersin-bersih.
Kou melirik
Futaba lalu ia menarik hood jaket yang dipakai Futaba ke atas kepala gadis itu.
Futaba tertegun, kou begitu perhatian padanya.
“Menurutku itu bagus.Membuat kenangan yang
menyenangkan…” Kou membuka percakapan lagi setelah keduanya terdiam cukup lama.
Ia berkomentar tentang makna sekolah yang dibacakan Futaba sebelumnya.
“Kau tahu, kegiatan sekolah itu... Setelah
selesai, saat kau mengingatnya, hal-hal yang kau alami bersama teman-teman
terlihat lebih menyenangkan. Menjadi kenangan yang menyenangkan…” ucap Kou
menyatakan pemikirannya.
Futaba
melirik Kou yang terlihat tulus menghargai kenangan bersama teman-temannya. Kou
merasa malu dilirik Futaba seperti itu. Mungkin malu juga dengan perkataannya
yang tidak sesuai dengan wajah “cuek/dingin”
yang selama ia pasang didepan teman-temannya.
Wajahnya
tersenyum malu-malu saat kou menyelesaikan ucapannya “Seperti itulah…”
Futaba
tersenyum “Oh begitu… Benar juga!”
Yuri
mencari Futaba untuk menyerahkan jawaban makna kegiatan sekolah yang dibuatnya.
Ia tidak enak klo Futaba mengerjakannya sendiri. Tapi ia tidak menemukan Futaba
di mejanya.
“Loh? Di
mana Futaba?” murao datang juga membawa kertas jawaban makna sekolah.
“Wah, kau membuatnya juga” Yuuri melihat
kertas yang dibawa Murao itu. Keduanya tersenyum melihat kertas yang dibawa
temannya.
“Hei, kau
tahu ke mana Mabuchi?” Tanya Kominato
yang datang juga membawa kertas jawaban. Ketiganya tersenyum bersama. Mereka
ternyata peduli juga dengan Timnya.
Mereka lalu
pergi mencari Futaba dan Kou diluar. Mereka melihat Futaba dan kou duduk sambil melihat sunrise.
“Woi, woi.apa kalian tidak terlalu
berjauhan..” seruKominato mendekati mereka.
“Indahnya!”seru
yuurrri berdiri disebelah Futaba.
“Ini dia.Dimulainya hari baru.” Seru kominato.
“Iya.” Sahut Murao yang tajub melihat keindahan sunrise.
Futaba
melompat dari tempatnya duduk,menarik perhatian
teman-teman melihatnya.
“Aku...Takkan
melupakan saat kita melihat matahari terbit ini!” seru Futaba bahagia.begitu
juga yang lain ikut tersenyum seolah mengiyakan apa yang dikatakan futaba.
“Aku juga!
Saat ini adalah Aoharu/masa remaja…mari kita lalui masa remaja
bersama-sama”pekik Kominato bersemangat sampai mengepalkan tangannya ke atasss.
Semua
tertawa gelli melihat dan mendengarkan
Kominato yang begiitu bersemangat seperti itu.
“Hei,
kalian...Jika kalian anggap ini memalukan maka berakhir sudah. Masa –masa
dingin akan menanti terjadi sampai tua nanti!”’ ucap Kominato setelah
ditertawakan temannya.
“Kominato-kun,kau
sepertinya tak akan berubah meski kau sudah tua.” Ejek Yuuri.
“Kau memang
cerewet.” Omel Murao pada Kominata tapi masih tersenyumm gelli.
Kominato
langsung menengok ke Murao “Bentar, cerewet? Dikatain cerewet itu menyakitkan..”
gerutunya
Futaba yang
sedari tadi hanya mendengarkan, tersenyum dan berbisik liriik pada Kou.. “Apa
ini juga disebut pura-pura berteman?” futaba melirik kou yang disebelahnya yang
ternyata juga meliriknya sambil tersenyum tipis tanpa menjawab.
Setelah itu, kepemimpinan dipegang
sesuai pimpinan Kominato.
“Saat ada
tugas maupun tidak, kita berkumpul setiap minggu. Kau dengar, 'kan?” Kata kominato sambil melihat Kou yang dari tadi tidak
memperhatikannya.
“Terserah kau saja.”jawab kou kesal karena
memang dia sebenarnya tidak suka jadi pengurus keras.
“Pokoknya
harus datang, absensi kehadiranmu rendah.
Kau datang semaumu saja, apa kau anak TK?” semprot Kominato pada Kou.
Futaba dan
yang lain tertawa mendengarnya.
Kominato
melanjutkannya“Baiklah, seperti yang kukatakan akan ada pertemuan di mana-mana-“
“Kalian
sedang diskusi.”tiba-tiba Tanaka-sensei datang sambil membawa bulletin sekolah.
Semua langsung
membungkuk hormat paada guru ganteng itu #abaikan salah fokusku..hahaha
“laporan orientasi untuk buletin sekolah.. Aku ingin kalian mengerjakannya. Siapa yang
biisa?” Tanya tanaka-sensei memperhatikan satu persatu murid-muridnyaa ittu.
“ahh Aku
ada kelas tambahan...” gumam Yuri melihat temannya.
Murao yang
menyuka Tanaka sensei bersiap bangkit berdiri “Aku saja—“
Melihatnya
Kominato langsung tidak terima.ia cemburu melihat Murao dekat dengan
Tanaka-sensei.
Kominato
menoleh pada Kou“Kou!Kau pintar menulis, 'kan?”
Kou bengong ditembak kominato “Hah?”
Kominato
berbiisik pelan “Ini kesempatanku jalan dengan Shuuko.”
Futaba
melihat keengganan Kou “Biar aku saja.. Akan
kukerjakan.” Ucap Futaba percaya diri.
“Terima
kasih.”UcaapTanaka sensei menyerahkan kertas pada Futaba.
Kou heran
futaba bisa percaya dirinya sampai mengajukan diri seperti itu.
Kou
menyerobot kertas ditangan Futaba “Jangan, jika kau yang melakukannya maka
naanti hasilny seperti kerjaan anak SD.” Sindir Kou seperti yang terjadi
sebelumnya saat orientasi.
Futaba
tidak terima dan menarik kertasnya lagi “Biar aku saja.”
“Jangan,
tulisanmu juga berantakan.” Kata Kou menarik kertas itu.
“Aku bisa menulis dengan jelas.”bantah Futaba
menarik kertasnya.
“Kau takkan tepat waktu.”sahut kou mengambil
lagi kertasnya.
“Akan kuselesaikan! Kembalikan!” seru Futaba
mencoba menarik kertas itu tapi kou tidak
melepaskannya.
“Sudahlah! Pinjam pensilmu.”sahut Kou.
Tanpa
mereka sadari Yuuri memperhatikan mereka berdua dengan curiga.
Yuuri dan
Futaba berjalan di lorong sekolahan menuju kelasnya.
“Futaba-chan. “”
“Hm?”
“Menurutmu Mabuchi-kun itu bagaimana?” Tanya
Yuurri ragu “Aku...Sepertinya suka
padanya.” Aku Yuuri.
Futaba
terkejut dengan pernyataan Yuuri itu. “eihhh..Ohhhbegitu!”
“Aku merasa kau juga menyukainya.” Lanjut
Yuuri
“Tidak, tidak, tidak! Kami hanya teman SD. sikapnya
yang jelek itu... seolah Dia bilang "Bukankah aku keren?". Jadi,
sekarang tidak...”’
“Sekarang?”
Yuuri heran berarti dulu….
Futaba
kaget sendiri “Tidak untuk sekarang
maupun nanti. Tidak akan pernah.”jawabnya
berbohong.
“Sungguh?
Syukurlah. Aku takut. Aku tak tahu harus bagaimana jika saingan denganmu.”
“Itu tidak
mungkin. Oh ya, nanti telat kelas tambahannya.” Kata Futaba mengalihkan
pembicaraan berkepanjangan.
“Iya’
Fubaba
duduk semeja dengan Kou diperpustakaan.Kou sibuk menullis dibukunya sementara
Futaba…Sibuk menatap kou dari samping.
“bukan berarti aku menyukainya. Hanya... Tangannya
yang kurus, tulisannya yang bagus,dan hampir tidak melihat mata di balik
poninya.ini hal-hal yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.” Batin Futaba
menatap Kou terang-terangan dengan mulut yang terbuka..melongo (jawanya)
Kou
mengusap rambut dan tengkuk sebelah kanannya dengan pelan.
“ahhh…itu Kebiasaan yang sama seperti dulu!”
seru Futaba menatap Kou..
Kou menoleh
dan melihat Futaba dengan heran dan pandangan mata serius.
“Apa kau menyukaiku?” Tanya Kou tiba-tiba.
Futaba
kaget dan panic. “Ap….apaan sih…Bukan begitu… maksudku! Itu karena Kau berbeda
dari sebelumnya, aku heran kenapa kau banyak berubah.” Futaba menjawab dengan
wajah cemberut.
“Maaf……. Jangan mencari tahu tentang diriku
yang lama. Itu sangat mengganggu. Kau hanya akan menjadi pecundang selamanya jika
terus mengingat kenangan semacam itu.” Kata Kou dengan dinginnya.
Futaba
keluar dari perpustakaan dengan sangat kesalnya “aku sangat tidak menyukainya!”
Ia lalu
mengumpulkan kertas untuk bulletin sekolah yang dikerjakannya bersama Kou
diperpustaakaan pada Tanaka Sensei.
“Mabuchi mana?”Tanya Tanaka-sensei yang heran
Futaba menyerahkan kertas itu padanya.
“Sudah
kusuruh pulang!” sahut Futaba dengan wajah Galak.
Tanaka-sensei
melihat wajahn galaknya muridnya itu sampai speakless. “ohhh..”
Futaba lalu
bergegas ke loker sekolah untuk ganti sepatu dan pulang. Futaba terkejut
melihat ada Kou berdiri mematung disana. Menunggunya?
“kenapa kau
di sini?” Tanya Futaba saat Kou menyadari kedatangannya.
“ eihhh?…Soalnya... Kau tadi bilang akan
menyerahkannya dan menyuruhku jalan duluan.”kou
menjawab memberi alasan. Ia mengira disuruh duluan ke pintu keluar.
Maksudku
kau duluan pulang.” Sahut futaba.
Keduanya
salah tingkah dengan kejadian itu. Kou sedikit malu karena sudah menunggu
futaba disana tapi Futaba tak mengharapkan ditunggu! Ia mengusap sebelah
tengkuknya.
Kou menatap
Futaba dinginn “apa kau berpikir aku mencari alasan dan akan menunggumu—“
“Tidak kok.”
Sahut futaba manyun.
Kou sedikit
geli dan salah tingkah lagi mengusap tengkuknya.“Yah…sudahlah… Ayo pulang” ajak
Kou berbalik pergggi.
Futaba
tersenyum bahagia diajak pulang bersama Kou.ia segera berjalan mengejar Kou
dengan senangnya.
Selesai
sekolah Futaba,Yuuri dan Murao pergi ke sebuah Café.
“Maaf,
Yuuri. Aku juga menyukai Kou.” Aku futaba menunduk meminta maaf pada sahabatnya
itu. Yuuri dan Murao terkejut.
“Saat melihatnya lagi, kupikir aku tidak
menyukai Kou yang baru. Berkat dirimu, Aku sadar telah membohongi diriku
sendiri.”
Yuuri mencoba
tersenyum didepan sahabatnya itu “Sudah kuduga, kau juga. Aku berpikiran begitu…Jadi, apa pun yang
terjadi mulai sekarang, kita jangan bermusuhan, ya? Tapi jika kau (lawanku)
sepertinya tidak mungkin aku mengalahkanmu.”
Futaba
sedikit lega melihat senyuman diwajah Yuuri “Yuuri...”’
“oke..Aku
ke toilet sebentar…” pamit Yuuri paada kedua temannya. Murao menatap kepergian
yuuri dengan khawatir.
“Sebenarnya
aku takut mengatakannya. Kupikir aku akan kehilangan teman berhargaku. Tapi,
karena dia teman berhargaku, aku harus mengatakannya.” Futaba menjelaskan pada
murao.
Ia tak ingin menjadi musuh Yuuri dengan diam-diam mencoba mendapatkan
Kou. Dengan berterus terang seperti itu ia
merasa tidak menghianati sahabatny.setidaknya mereka bbisa bersaing sehat.
Sementara
itu Yuuri di toilet sedang menangis setelah mendengar pengakuan sahabatnya.
Yuuri sudah merasa ia akan kalah dari Futaba. Ia bisa melilhat kedekatan Futaba
dan Kou selama ini.
Setelah
menenangkan diri ditoilet,yuuri dengan langkah berat kembali ke teman-temannya.
“Aku kembali…” yuuri duduk dikursinya. Futaba
dan Murao memperhatikan yuuri dan mereka melihat mata yuuri sembab habis
menangis.
Yuuri tau
kedua sahabatnya itu curiga padanya.ia
mengalihkan suasana itu dengan berbicara “Aku lapar, bagaimana kalau memesan sesuatu?”
Murao
menoleh dan melihat klo Futaba sedih dan merasa bersalah melihat mata bengkak
yuuri itu.
“Aku menyukai Tanaka-sensei.”ucapMurao tiba-tiba
Futaba dan
Yuuri kaget “heh…
“Kenapa
tiba-tiba?”Tanya Futaba
“Yah... Kupikir itulah yang harus kukatakan pada
kalian.” Lanjut Murao.ia ingin jujur
tentang perasaannya pada sahabatnya seperti yang dilakukan kedua sahabatnya
itu.ia tak ingin menyembunyikannya.
Futaba dan
yuuripun tersenyum pada Murao.
“Yah,
Mabuchi-lah yang akan menentukan. Dia bisa saja menolak kalian berdua. Dan jika
salah satu dari kalian dipilih, aku akan
bersikap netral pada kalian. Kalian
berdua, berjuanglah.” Kata Murao memberi semangat pada teman-temannya untuk
memperjuangkan cinta mereka. mereka lalu berpelukan.
Diperpustakaan
sekolah, Kominato membuntuti Kou untuk curhat .
“Jadi,
masalahnya adalah Tanaka-sensei. Aku
tidak mengerti perasaan cewek yang suka pada cowok yang lebih tua!” ucap
kominato mengekor dibelakang Kou sampai Kou duduk disebuah kursi.
Kominato
duduk disebelah kou “padahal Kulitku lebih kencang, 'kan?(lebih muda)” Kou hanya diam sibuk
dengan buku yang dibacanya.Kominato jadi kesal.
“Hei, kau dengar tidak? Hei!..”
3 cowok
kelas lain melewati mereka berdua.
“Hei,
Kominato. Kau selalu saja berisik.”
“Berhentilah
main-main dan belajar. Kau akan menurunkan jumlah kelulusan.”
Kou dan
Kominato melirik kebelakang tapi tidak menanggapi omongan mereka.
Salah satu
cowok berbisik pada kedua cowok lainnya.
“cowok sebelahnya,
dia dari SMA Nagasaki Seiran.”
“Sungguh?
Dari Seiran datang ke sini itu bukan hall yang istimewa.”
Kou dan
kominato masih mendengarkan pembicaran mereka, begitu juga kikuichi yang
berjalan dibelakang 3 cowok itu.
3 cowok itu
berjalan sambil bergosip lagi.
“Apa
terjadi sesuatu?
“mungkin
dia Kalah saing?”
“Seiran
bukan masalah besar.”
Kikuichi
sebenarnya mau menegur ketiga teman
sekelaasnya itu tapi tiba-tiba Kominato menarik tangannya dengan keras.
“Hei.. Berhentilah bersikap begitu.” Kata
Kominato marah-marah
“ heih..Dia tidak ada hubungannya. Dan kenapa
malah kau yang marah?” cegah Kou pada sahabatnya sambil menarik tangan Kominato
yang memegang tangan Kikuichi. Ia tau klo yang bergosip tadi bukan Kikuichi.
Jadi Kominato tidak paada tempatnya marah-marah pada Kikuichi.
“Kau bilang
apa?Jika temanmu dihina seperti ini,kau sudah pasti juga akan ikut marah. “
kominato melihat ke Kikuicchi lagi “Cepat pergi dari sini”
Ketiga
teman kikuichi langsung mengajak Kikuichi segera pergi daripada terjadi
pertengkaran lagi.
Kou sedang
berjalan pulang seorang diri saat Futaba berlari dan memanggil namanya.
“Kou!”
Kou menengok dan melihat wajah ceria temannya
itu “Apa?”
“Tidak kok…Aku sekarang sudah menyerah mencari
tahu tentang Kou yang lama.”
“Hah?”
“Aku ingin
tahu tentang Kou yang baru. Semua yang tak kuketahui selama 4 tahun Kou di
Nagasaki.”
Kou hanya
diam dan melanjutkan langkahnya enggan mengomentari Futaba.
“Hei, kenapa kau kembali ke sini?”Tanya futaba.
“karena Beberapa
hal.” Jawab kou.
“Kau sekarang tinggal di tempat yang sama?”
“Ya” kou
menjawab singkat
“Dengan
ibumu?”
“Tidak.”
“eh Kenapa?”
futaba heran
Kou menghentikan
langkahnya dan melihat futaba tidak suka
“Tidak
penting, 'kan?
Tak ada hubungannya denganmu.”
“memang tak
ada hubungannya denganku! Tiba-tiba pergi, lalu tiba-tiba muncul... Ada banyak hal yang ingin
kutanyakan padamu! Aku bertanya karena aku tidak bisa menghilangkannya dari
kepalaku!”
“Tolong jangan memasuki kehidupan orang lain
lebih dari yang sudah kau lakukan” kata Kou
tegas dan berjalan meninggalkan Futaba yang hanya bisa memperhatikannya.
Saat libur
musim ppanas, Kominato mengajak teman-temannya berkumpul dirumahnya. Anehnya kenapa
pakai seragam ya klo liburan?
“Panas!”kata
Kominato sambil kipasan “Kou tidak hadir lagi?”
“Kenapa pas liburan juga ada pertemuan?”gerutu
murao “Dan di rumahmu pula.”
“Kau tahu, festival dan karyawisata akan
segera dimulai setelah semester baru. Kita kan
harus siap-siap, 'kan?”kata
Kominato membela diri.
“aku
khawatir apakah terjadi sesuatu dengan Mabuchi-kun ya?”kata yuuri
“LINE-ku saja belum dibalas.” Sahut Kominato
“ Dia
sepertinya menghindari kita.” Kata murao.semua langsung termenung.
Karena
khawatir dengan kondisi Kou maka Futabapun pergi ke rumah kou.
wihhh aku mau lingkungan rumah
seperti ituuuu..keren bangett…
Ditembok rumah
itu tertulis nama pemilik/penghuni rumah ” Tanaka, Mabuchi”
Futaba menekan
tombol rumah itu dan ada suara pria menjawab “Iya!”
Seseorang membuka
pintu rumah.
“Yoshioka!”
seorang pria yang membuka pintu itu kaget melihat muridnya ada di depan pintu.
Futaba juga
kaget melihat gurunya ada dirumah kou “Tanaka-sensei!Kenapa-?”
Tanaka-sensei
tau,futaba pasti kesitu untuk mencari kou jadi karena sudah terlanjur Futaba
disana,Tanaka-sensei lalu menjelaskan pada Futaba.
“Sebenarnya Kou itu adikku.” Jawab Tanaka-sensei
tersenyum malu..duh senyumnya
Futaba
sangat terkejut “Adikmu?”
Tanaka-sensei
lalu mengajak Futaba masuk ke dalam rumahnya.
“agar di
sekolah lebih nyaman, Kami memang menyembunyikan rahasia ini dari para siswa.”
Mereka
tidak mau klo nanti karena hubungan saudara seperti itu dia dituduh yang
tidak-tidak saat memberi nilai atau apapun juga.
“Aku juga
ingin tanya sesuatu tentang Kou padamu. Didepanmu kou sepertinya bisa
berekpresi lepas.” Tanya Tanaka-sensei sambil membuatkan minuman untuk futaba. Ia
heran adiknya yang begitu dingin saat bersama Futaba bisa marah dan tersenyum.
“Ini…”
tanaka-sensei meletakkan minuman diatas meja dan duduk berhadapan dengan
Futaba. ‘”Di tahun pertama SMP, orangtua kami bercerai, dan aku tinggal di sini
bersama ayah. Kou ikut ibunya ke Nagasaki.”
“Kenapa dia kembali?”Tanya futaba penasaran.
Tanaka-sensei
terdiam sampai akhirnya ia melirik altar sembayang ibunya. Futaba ikut melirik
dan baru menyadari ada meja sembayang dengan foto ibu Kou disana.
Tanaka-sensei
lalu menceritakan hidup Kou yan berat dimana kou harus merawat ibunya yang
sakit kanker. Paru-paru seorang diri.Kou harus melihat ibunyayang kesakitan. Pulang
sekolah ia juga harus segera ke rumah sakit untuk menunggui ibunya. Tapi nyawa
ibunya tak tertolong karena kanker paru-parunya sudah stadium akhir. Kou sangat
sedih,kehilangan dan merasa bersalah pada ibunya. Kou tak bisa memaafkan
dirinya sendiri. Ia merasa tak pantas bahagia setelah ibunya meninggal.
Tanaka-sensei
juga merasa sangat bersalah karena dulu takut melihat penderitan ibunya
sehingga Tanaka-sensei dulu selalu beralasan banyak pekerjaan atau Nagasaki terlalu jauh
untuknya mengunjungi ibunya.
Semakin mendengar
cerita kehidupan Kou di Nagasaki,kekhawatiran Futaba jadi semakin bertambah. Ia
langsung pergi mencari Kou.
Futaba
pergi mencari kou di berbagai tempat. Di tempat game dan ditaman. Setelah beberapa
lama futaba melihat sosok Kou yang duduk
ditangga taman sedang bermain dengan seekor kucing.
Kou
menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya. Ia menengok dan melihat Futaba
disana.
Mereka
berdua lalu berjalan pulang. Futaba menceritakan pada Kou apa yang sudah di
ceritakan tanaka sensei padanya.
“Oh begitu….”ucap
Kou setelah futaba bercerita. “Kakakku sudah
memberitahumu…Saat aku ke Nagasaki,
aku berjanji padanya kalau aku akan
menjaga ibu….seperti anak kecil…aku giat belajar Agar ibu bisa hidup nyaman saat
aku menjadi dokter. Aku tidak sadar kalau ia sakit. Heh Menggelikan kan….Di satu sisi ia
semakin kurus. Setiap hari seolah-olah ia siap meninggalkan dunia ini... Apa
yang saat itu aku pikirkan?”
Kou melihat
futaba yang terdiam didepannya dengan wajah khawatir dan sedih itu.
“Kau tak mengerti, 'kan? Kau tak perlu mengerti…. Kau akan bosan dengan beberapa hal saat menemukan hal yang
lebih penting bagimu.”ucap kou sedih.
Ia berjalan
melewati futaba.
“Kou! “ teriak Futaba sangat keras .
Kou
berbalik melihat Futaba yang berlari ke arahnya.
Futaba
menabrak tubuh Kou dengan tubuhnya sampai keduanya terjatuh ke tanah.
Futaba
duduk diatas tubuh Kou yang kaget memandang futaba.
“aku tidak
mengerti! Aku... tidak tahu sama sekali! Tapi... Dari lubuk hatiku aku ingin
mengerti, apa tidak boleh?” ucap Futaba sedih. “Takut kehilangan seseorang yang
penting tak ada harus sampai kau menjauh dari temanmu. Karena ….Bagi kami, kau
itu orang yang penting!” seru Futaba tegas.
“Jika kau memikirkan sesuatu, dan seseorang
membuatmu sulit, maka kami takkan memaafkannya! jika ada orang seperti itu, meskipun
dia ibumu, akan kuhajar dia!” ucap
futaba penuh amarah.
Kou masih
terdiam menatap futaba yang begitu mengerti dirinya, begitu ingin
melindunginya. tanpa terasa airmata menetes dari kelopak mata kou.
Futaba
kaget, begitu juga kou yang tersadar ia menangis.
Kou
tiba-tiba menarik Futaba ke dalam pelukannya dan menyembunyikan wajahnya dibahu
Futaba. Kou memeluk Futaba sangat erat.
“Kou?” Futaba khawatir setelah melihat airmata
Kou tadi, futaba ingin melihat wajah Kou. futaba berusaha mengendurkan pelukan
kou tapi Kou justru semakin mempererat peluknya.
“Jangan lepaskan
dulu.” Gumam pelan kou ditelinga Futaba sambil terus mempererat pelukannya.
Futaba tau
Kou tidak mau menunjukkan wajah sedihnya pada dirinya. Futaba memberikan waktu agar kou bisa mengontrol
perasaannya dulu. Futaba membiarkan Kou bersandar dan memeluknya.
BERSAMBUNG
suka sma persahabatan mereka. ahh apa lagi kou dan futaba so sweet bgt. :) makasi kk.
BalasHapusiya bikin ngiri..
HapusLiat futaba sma kou so sweet bngt..ditunggu ya min kelanjutan nya. Ganbate...
BalasHapusbarusan aku upload part 3
Hapussuka kou... kou dan futaba, love, love.. ^^
BalasHapusiya percaya..hehe
HapusHadir....wakakkk
BalasHapusWaa, terbantu banget sama sinopsisnya. Kalo nonton film nya aja, perlu beberapa kali nonton biar ngerti. Hehe
BalasHapusAku juga suka banget sama Tanaka-sensei di sini, cakep amat sih jadi guru, murid" nya pasti betah lama" belajar sama dia^^
wait... tanaka sensei kayak mantan drumer nya One ok rock yah,,, hahaha hampir mirip entah itu dia atau bukan.... v asli aku suka banget sama filmnya ini, apalahi animenya uhhh aku smpe gak bosan nonntnnya...
BalasHapusJaket seperti yang dikasihkan futaba bisa dibeli dimana ya? :D
BalasHapus