Rabu, 01 Juli 2015

Ao Haru Ride - Part 1




"Masa remaja itu penuh dengan cinta." Begitulah kata mereka. Hati berdebar-debar, merasa gelisah, dan ingin tahu tentang cowok.Ya, ada seseorang yang kita cintai. Itulah misi terbesar bagi cewek.
Tapi bagi cewek, hidup lebih rumit dari cinta.  Karena itulah... Aku lebih fokus pada teman-teman.

Yoshioka Futaba berjalan menuju kelasnya dengan cepat. Ia takut awal semester ini ia akan datang terlambat. Ia melihat kelasnya sudah mulai penuh dengan murid-murid yang berkelompok.

“Futaba!” panggil seorang gadis kepadanya.
“Pagi! “  Futaba tersenyum mengenali 3 temannya yang sudah berkumpul disalah satu meja.
“Pagi! “ sapa teman-temannya
“Lama tidak ketemu!”
“Ini bangkumu.” Kata salah satu dari gadis itu menunjuk kursi di depannya.
Futaba terkejut “ Di sini?”
Gadis lain tersenyum “Tepat di belakangku! Kita beruntung!”
Futaba duduk dikursinya dan mengobrol bersama 3 temannya.


Dikursi depan kelas ada 3 orang cowok yang menoleh kebelakang memperhatikan Futaba dan ketiga temannya.
“ Dia cantik, 'kan?”
“Cantik. Ya, 'kan?”
“Dia_siapa?  Namanya siapa?”
“ Yoshioka.Namanya Yoshioka.”
“ Yoshioka? Yoshioka.”

Suara mereka bertiga agak keras jadi Futaba dan ketiga temannya bisa mendengarnya. Futaba memperhatikan ketiga cowok itu. Futaba melihat ketiga temannya juga menoleh kea rah 3 cowok itu.
“Dia melirik!” ucap salah 1 cowok.
“ Bicaralah padanya!”
“Aku?”
Ketiga cowok itu bersiap-siap mendekati Futaba.



Futaba melihat gelagat yang  tidak enak dari 3 temannya dan dengan sengaja Futaba menjatuhkan isi tasnya ke lantai. Semua terkejut dan tertawa geli melihat isi tas Futaba berhamburan di lantai. Termasuk ketiga cowok itu melihatnya. Mereka ikut tertawa geli dan jadi illfeel kehilangan “selera”  mendekati Futaba karena dianggap cewek ceroboh seperti itu tidak menarik.


Ketiga cowok itu mencari sasaran cewek lain dikelasnya. Mereka melihat seorang gadis berwajah imut dan terlihat feminim duduk sendirian dikursinya.
 “Bukankah itu Makita Yuuri?”
“Cewek yang kau pernah bilang?”
Mereka lalu berjalan mendekati gadis itu dan pendekatan pada gadis itu.

Futaba dan ketiga  temannya masih terus memperhatikan mereka. Ketiga teman Futaba melihatnya dengan tidak suka.


Saat istirahat Futaba dan kawan-kawan membeli makanan di Kantin sekolah. Mereka berbicara sambil berjalan menuju kelasnya. Tangan Futaba penuh dengan Roti yang barusan dibelinya. Jaket juga menjuntai di bahunya. Futaba memang  tidak terlihat feminim seperti gadis-gadis lainnya. Ia terkesan seperti gadis urakan/sembarangan.


Mereka berjalan memenuhi lorong sekolah sambil terus membahas Makita Yuuri.

 “Kenapa para cowok menyukai Makita Yuuri?”
“Dia tampak bodoh mungkin malah murahan...”
“Dia tidak begitu cantik, 'kan?”
“Futaba, jika kau lebih feminim. kau akan populer.”
“Jujur saja, kau kurang feminin.”
Futaba tertawa mendengar perkataan temannya “Tidak penting juga! Aku buruk kalau dengan cowok.”
“Kenapa kau berpikir begitu?” Tanya salah satu gadis itu
“Futaba, jangan-jangan kau pernah jatuh cinta?”
Futaba terkejut dan menjawabnya dengan cepat “Tidak! Sama sekali  tidak!”
“ Jangan tertawa!”

 Aku bohong pada mereka. Batin Futaba.
“Persahabatan itu yang penting.” Lanjut Futaba
 “ Tapi ini sudah tahun kedua! “

Futaba bersenggolan dengan seseorang  yang lewat disampingnya dan salah satu roti yang ditangannya langsung terlepas dari pegangannya.

Dengan gesitnya tangan orang yang berpapasan dengan Futaba menangkap roti itu sebelum jatuh kelantai. Ia lalu menaruh ditangan Futaba. Gadis itu belum sempat melihat kearah orang itu saat tiba-tiba jaketnya yang ikut terjatuh sudah dilemparkan orang itu menutupi  kepalanya.
“ Tidak punya sopan santun.” Gumam orang itu sambil meneruskan langkahnya.


Futaba masih terkejut dengan kejadian roti yang jatuh. Dan jaket yang dilemparkan ke kepalanya  itu mengingatkannya akan kejadian dulu. Saat cinta pertamanya, Tanaka-kun melemparkan kaosnya ke kepala Futaba kecil.

“Tanaka-kun?” batin Futaba 
 

Futaba menoleh memperhatikan cowok yang sudah berjalan menjauh itu dengan penasaran.
“Loh? dia murid pindahan, 'kan?” ucap salah satu temannya. Ketiga teman Futaba heran melihat Futaba masih berdiri begong melihat cowok yang sudah jauh itu.

“Kenapa, Futaba?”
“Maaf, kalian duluan saja!” ucap Futaba sambil menyerahkan barang bawaanya pada temannya dan berlari mengejar cowok itu.



Futaba terus berlari mengejar cowok  itu yang turun ke lantai bawah.
“Tanaka-kun!” panggil Futaba.
Bersamaan dengan suara Futaba.. Dari arah belakangnya seorang cowok juga memanggil cowok itu.
“Mabuchi!”
Cowok yang dikejar Futaba menoleh ke belakang mendengar namanya disebut. Ia melihat ada Futaba dan seorang cowok yang segera berlari mendekati cowok bernama Mabuchi itu.



"Mabuchi?" gumam Futaba sadar ia sudah salah orang

”Kantin?”  Tanya cowok yang barusan datang itu pada orang yang bernama Mabuchi itu.
”Ya.” Sahut cowok bernama Mabuchi itu.
”Aku ikut.” Kata cowok satunya sambil berjalan mendahului Mabuchi. Cowok yang bernama Mabuchi itu tidak langsung mengikuti temannya. ia melihat ke atas tangga tempat Futaba tadi berdiri. Tapi gadis itu sudah tidak ada disana.  akhirnya ia berbalik dan meneruskan langkahnya ke kantin sekolah.



”Hampir saja!” batin Futaba yang bersembunyi di tembol tangga sekolah.

Pulang sekolah Futaba masih memikirkan kejadian tadi
“ Entah kenapa, kupikir itu dia,Tanaka-kun yang kukenal saat aku berumur 13 tahun.”
Futaba kaget saat melihat didepannya ada cowok bernama Mabuchi itu berjalan didepannya. Dengan mengendap-endap dibelakang cowok itu, Futaba mengikutinya.
Cowok itu tiba-tiba berhenti berjalan dan melihat ke langit. Sepertinya cowok itu merasakan sesuatu diudara. Dan benar saja hujan tiba-tiba turun dihari yang cukup cerah itu.


Futaba terkejut dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba itu. Ia menaikkan tasnya untuk menutupi kepalanya dari guyuran air hujan dan ia segera berlari ke kuil yang ada didepannya.
Futaba berhenti dihalaman kuil yang tidak terkena hujan. Futaba terkejut melihat seorang cowok berteduh disana sambil jongkok.


Futaba teringat masa lalunya.
Futaba kecil berteduh dihalaman kuil dan teman kelasnya Kou Tanaka juga ada disana. Tanaka-kun melihatnya dan tersenyum padanya.

”Tiba-tiba hujan, ya?” kata tanaka-kun kecil.

Futaba tersadar dari lamunannya. Namun ia penasaran dengan cowok  yang jongkok  didepannya itu.


”Tanaka-kun?” sapanya ragu.
Cowok itu menoleh pada futaba. Mereka saling menatap lama.
”Aku Mabuchi.” Sahut cowok itu.
Futaba menyadari kesalahan keduanya ”Maaf!Aku salah.” Ucapnya panic sambil ia segera berbalik untuk pergi saking malunya.


”Tiba-tiba hujan, ya?” kata cowok bernama Mabuchi itu.
Futaba tersentak  mendengar kata-kata yang sangat dikenalnya itu. Futaba menghentikan langkahnya. Ia segera berbalik menatap cowok itu setengah tak percaya.
tapi ia melihat cowok itu menatapnya dingin. Namun bersamaan dengan hujan yang berhenti cowok itu tiba-tiba tersenyum padanya. Futaba tercengang.



“”Sudah kuduga!..Tanaka-kun!.....Tanaka Kou—“ seru  futaba tersenyum mendekati cowok yang tersenyum ramah padanya itu.
”Sudah kubilang namaku Mabuchi.”
Futaba terdiam memperhatikannya.
“Sekarang aku Mabuchi Kou. Orangtuaku bercerai.” Ucap cowok itu sambil bangkit berdiri  ”Setelah itu aku di Nagasaki. Kau tidak berubah, ya? Aku heran kau baru menyadariku setelah sekian lama.-..”
“Yah, soalnya... Tanaka-kun...”Kau beda dari sebelum—“
“Sudah kubilang aku Mabuchi.” Sahut Mabuchi kou (Kou)  ”Lalu, bagaimana kalau pelukan kangen?” godanya pada Futaba.
Futaba kaget dan merona malu ”Tidak! Tidak mungkin! Tanaka-kun tidak mungkin mengata—“
”Dia sudah tiada.” Sahut Kou ketus berjalan melewati Futaba. Kou tidak sukaklo dipanggil Tanaka-kun terus.

”Eh?”
”Tanaka Kou sudah tiada.” Sahut Kou lagi tanpa berbalik.


Dirumahnya Futaba membuka album foto masa kecilnya saat ia SMP.
”Kenapa ia banyak berubah? Tanaka-kun bukan tipe orang yang begitu kuat... Selalu tersenyum dan sangat baik.”

Futaba teringat masa SMP mereka saat mereka berteduh di kuil berdua, saat mata mereka saling melirik di kelas. Lalu saat festival musim panas di SMP,Tanaka-kunmengajaknya ke festival kembang api.mereka akan bertemu di Taman Sankaku jam 7 malam.
Futaba menunggu kou di tempat itu tapi Kou tidak pernah muncul disana,atau di sekolah setelah hari  itu.


Dikantin SMA,Futaba seperti biasa membeli beberapa roti yang disukainya.
”Punya kantong plastik?” Tanya Futaba pada ibu penjual.
”Sepertinya habis.Sebentar. Maaf, ya!” ucap ibu itu dan pergi mencari plastic.
”Tidak apa-apa.” Sahut Futaba. Ia lalu pergi keluar dari kerumunan  pembelli.


 ”Hei, kau!Bentar! Uangnya!Uangnya!” seru ibu penjual satunya pada Futaban dengan galaknya. Semua langsung menoleh pada Futaba.
”Sudah kubayar.” Jawab Futaba kaget dituduh blom bayar.
”Jangan membodohiku. Barusan kau mau kabur.” Seru ibu itu tidak percaya.
”Tidak!”batah Futaba
”Dasar, licik. Tolong panggilkan guru BK!” perintah ibu itupada murid lainnya
”Tidak...”



”Sudahlah, Futaba. Minta maaf dan bayarlah.” Kata ketiga teman Futaba itu malu dengan perhatian teman-temannya dikantin. Futaba binggung dan kecewa temannya tidak mempercayainya.
Makita yuuri yang melihat futaba sudaah membayar,mau membela futaba. ”Anu...-”
”Dia sudah membayar.” Seru kou maju kedepan.
”Eh?
”Aku juga melihatnya. Minggir.” Kata Murao Suuko seorang gadis cantik teman kelasnya melangkah maju dengan tidak sabar.
”Mabuchi benar!Aku juga melihatnya!” Aya kominato sahabat kou juga membenarkan ucapan Kou.


”Dia tadi membayar padaku.” Seru ibu penjual satunya.
”Apa? Sudah?” ibu yang galak terkejut.
“Iya.”
”Mana kutahu. Ya sudah Minggir sana.” Ucap ibu penjual galak ituu dengan seenaknya.
”Bibi kau jahat.” Seru teman dekat futaba
”Buruk.” Sahut teman satunya
”Apa kau stres?” kata teman satunya.


”Jangan bilang begitu. Kalian, kau juga tadi begitu.”kou mengomentari teman futaba dengan kesalny’a. Ia lalu menoleh pada ibu penjual itu. ”Minta maaflah.”

Semua melihat ke ibu itu.
”Ma-Ma-Maaf.” Ucap ibu itu dengan terpaksa.

Kou lalu pergi meninggalkan tempat itu. Futaba mengejarnya.


 ”Ano..!” panggil Futaba menghentikan langkah kou. Cowok itu berbalik melihat futaba.
”Terima kasih.” Ucap futaba
”tak apa-apa. Bagimanapun itulah yang sebenarnya”sahut kou
”Ya. Tapi, kau marah demi diriku, jadi aku merasa lebih baik.”

”Jika hal kecil membuatmu lebih baik, maka kau murahan. jika begitu, pertemananmu juga murahan.” Ucap kou mengingat teman futaba yang tidak membela temannya, itu berarti pertemanan mereka dangkal/murahan.

”Bagiku, pertemanan itu yang terpenting.”jawab futaba mencoba menutupi kebenaran ucapn Kou.
”Itu namanya pura-pura berteman.  Mengerikan!”sahut kou tajam dan segera meninggalkan futaba yang terlihat sangat sedih.

Tapi, meski mereka cuma pura-pura, lebih baik daripada sendirian.


Futaba didalam kelasnya makan roti sambil mendengarkan pembicaraan teman-temannya.
”Anu.” Tiba-tiba Makita yuuri dating membawa makanan. ”Silakan jika mau.”katanya menawarkan.
Futaba terkejut namun ia mengambil kue yang ditawarkan itu ”Terima kasih!”

”Aku minta maaf untuk yang tadi. Aku yang paling dekat denganmu, dan bahkan melihatnya...” ucap yuuri meminta maaf.
”Tidak apa-apa!” jawab futaba sungkan sendiri dengan permintan maaf yuri “Terima kasih kuenya. Sepertinya enak!”
Yuuri tersenyuum dan kembali ke mejanya.


Satu persatu teman futabapun berkomentar.
”Hei, kenapa kau terlibat dengan orang seperti dia?”
”Makan bekal sendirian itu aneh, ya.”
”Pantesan saja cowok pada ngomongin.
”Dan hati yang ada di kue itu menyedihkan.”
”Benar.
”Dia bertingkah lucu di depan cowok.”
”Licik ya? “
Iya.”

Futaba jadi tidak enak sendiri karena suara teman-temannya sepertiny terdengar yuuri.
Futaba teringat ucapan kou tentang persahabatnnya yang murahan itu.

”Menjadi licik itu, bukankah agar kau ingin diperhatikan oleh orang lain? Jika begitu, kita seharusnya bertingkah seperti itu juga.” Kata Futaba pelan pada teman-temannya.


”Bukan begitu maksudnya. Aku hanya benci cewek seperti dia.”

”Jika benci, abaikan saja. Kau berarti iri jika kau tak bisa mengabaikannya!” ucap futaba sedikit keras. Yuuri yang mendengar semuanya terkejutn mendengar Futaba membelanya.

Ketiga teman Futaba terkejut juga mendengar ucapan futaba yang pedas itu”Apaan kau?Menjengkelkan.” ketiga gadis lalu pergi meninggalkan Futaba sendirian. seisi kielas juga memperhatikan mereka.


Hari berikutnya Futaba harus makan sendirian di halaman sekolah karena pertemannya hancur sejak kejadian itu.
Kou yang berjalan dilorong sekolah melihat keluar jendela ada futaba duduk seorang diri . Ia berjalann ke jendelan yang terbuka dan melongok keluar.
”Temanmu mana?” seru kou mengagetkan futaba.
Futaba menoleh dan segera bangkit berdiri mendekati jendela dengan marah ”Tanaka-kun, kau... !”
”Apa ini salahku?” Tanya kou heran melihat futaba marah padanya.
 

Futaba sadar semua yang dikatakan  benar tentang pertemannya. Ia tak bisa juga menyalahkan Kou atas apa yang telah terjadi ”Bukan. Ini salahku.  Sekarang sudah kulampiaskan.  Maaf.” Ucap futaba Nampak sedih.

Melihatnya Kou tidak tega meninggalkan futaba sendirian. Kou lalu bersandar di jendela untuk mendengarkan keluhan futaba.


”Sebenarnya... Saat SMP, sama seperti Yuuri saat ini, aku dijauhi. Setelah kau pergi, aku selalu sendirian. Karena itu... Kupikir masa SMA-ku bisa lebih baik.  Aku selalu...Bohong pada diri sendiri. Agar bisa punya teman. Dan itulah kenapa juga berakhir dengan mudah…”Futaba berceritab terbata-bata dan terisak. Airmata berlinang diwajahnya.



Futaba tersadar saat mendengar langkah kaki mendekat. Futaba bingung menyembunyikan wajahnya yang penuh airmata. Ia menyeka airmatanya dengan paniknya.
Tiba-tiba lengan kou meraihnya. Kou mendekap erat futaba ke dadanya agar Futaba bisa menyembunyikan wajahnya.
Futaba terdiam,kelu.



”Lihat itu.Bermesraan di sekolah.” Ucap 2 orang cowok yang berjalan melewati kou dan pelukan kou itu.

”Apa kau bodoh? Semua masih belum berakhir. kau bahkan belum memulainya, 'kan?” Kou bergumam pelan sambil melihat sekitarnya dan saat melihat tak ada orang ia menepuk bahu futaba dan melepaskan pelukannya dengan pelan. 

”Dan sudahi memanggilku Tanaka.” Protesnya. Kou berjalan pergi meninggalkan Futaba yang menatapnya.


Futaba tersadar dari bengongnya. Ia melonggok ke dalam dan melihat kou yang sudah mulai jauh.

”Kou!” teriak futaba kembali ceria.

Kou menoleh heran Futaba tidak memakai panggilan sopan tanaka–kun lagi . tapi memakai panggilan persahabatan nama depan seperti itu ”kenapa kau memanggilku begitu?” tanya Kou tersenyum lembut.

Futaba mengabaikannya ”Terima kasih!” seru Futaba tertawa.
Kou hanya diam dan pergi begitu saja.sekilas Kou menyentuh tengkuk kanannya,sepertinya ia malu.


NB: maaf jika tulisan dan gambar tidak bagus karena lappy yang biasa aku pakai sedang diopname..hehhe..jd cuma pakai netbook 10" yang bikin mata capek dan lambat juga kerjanya. heheh malah curhat... arigatou sudah mau baca. sampai jumpa lagi.. 


BERSAMBUNG


14 komentar:

  1. Seruuuuuu,,, ditunggu lanjutannya...!!
    gk sabar pengen liat saingan'y Kou,,, hehe
    Semangaaaaat...!!

    BalasHapus
  2. Wahhh...akhirx ada updetan bru lagi...
    Setlh bolak balik...


    ยบัœั”(y) ˚☺kฮต˚˚ >̴̴̴̴̴͡.̮ฦ ̴͡(y) lah...ditunggu kelnjutanx...

    Smga sehat selalu
    ุขู…ِูŠّู†ْ... ุขู…ِูŠّู†ْ... ูŠَ ุฑَ ุจَّู„ْ ุนَู„َู…ِูŠّู†ْ

    BalasHapus
  3. akhirnya D yg buat sinopny ... mksi ya kka ... sehat selLu...

    BalasHapus
  4. lanjut sampe tamat ya kak.. suka banget sama ceritanya

    BalasHapus
  5. bagus kok ka..gambar dan tulisannya..
    semangat
    saya suka....jempol deh

    BalasHapus
  6. Wah ceritanya seru...semangat ya nulisnya...fighting... kami dukung kok biar semangat...makasih..arigatou

    BalasHapus
  7. Wah ceritanya seru...semangat ya nulisnya...fighting... kami dukung kok biar semangat...makasih..arigatou

    BalasHapus
  8. Wah ceritanya seru...semangat ya nulisnya...fighting... kami dukung kok biar semangat...makasih..arigatou

    BalasHapus
  9. semangat lanjutin kakak.... :)

    BalasHapus
  10. thanks semua atas komentarnya sorry ga bisa balas satu persatu

    BalasHapus
  11. Wah....terlmbat aq....
    Tp makasih lo mba enny....senenngggggg banget....

    BalasHapus