Yoriko
menemui kasumi tentang masalah yang dihadapinya dengan hinata. Kasumi berkata
klo ia tau pergi ke London adalah mimpi yoriko dari sekolah. Karena yoriko
sampai ikut pertukaran pelajar. Ia tau juga yoriko susah meninggalkan Hinata
tapi ia ingin yoriko juga menghargai mimpinya.
Sementara
itu hinata cerita pada koji tentang hubungannya dengan yoriko.
“dia
tidak mempercayaiku.. karena aku lebih muda darinya.. karena aku masih kuliah..
aku pikir yoriko benar-benar membutuhkanku.. aku benar-benar seperti orang
bodoh. Aku hanya seorang butler
(pelayan) mainan untuk menyenangkannya saja. “ ucap hinata
“menjadi
muda atau menjadi mahasiswa tidak ada hubungannya dengan itu semua.” Kata koji
“heih?”
“dia
membutuhkanmu dengan caranya sendiri.” Lanjut koji
Hinata
tersenyum “kau nampaknya lebih memahami dia dibanding aku. Kau bisa mengatakan
seperti itu”
“apa
yang ingin kau katakan? Jika kau berkata itu adalah keputusannya sendiri, maka
dia tak akan pernah membahasnya denganmu. Aku juga tidak akan, jika aku jadi
dia. ”
Yoriko
menemui miki yang sedang ditaman bermain bersama anaknya. Miki bilang klo ia
sudah tau apa yang dialami yoriko. Ia menyampaikan pada yoriko klo kasumi
menyesal memarahi yoriko. Mikir berkata ia sebenarnya tak ingin yoriko pergi
tapi ia tidak memaksa yoriko tinggal.
Yoriko
berkata klo ia tidak pergi maka selamanya ia akan menyesali keputusannya itu.
tapi hal sangat mengerikan baginya untuk meninggalkan jepang adalah karena saat
ini ia sudah sangat bahagia dengan kehidupannya. Ia takut dengan perasaannya
akan berubah saat dilondon nanti. Ia takut kehilangan orang-orang yang
membuatnya bahagia ini.
Untuk
beberapa hari Yoriko dan hinata tidak bertemu. Yoriko memutuskan untuk pergi ke london.
Ia menghubungi ibunya untuk pamit ke London.
Dirumahnya
hinata juga gelisah, bingung dengan hubungan mereka dan keadaan yoriko. Mereka berdua sering
melamun, memikirkan jalan terbaik buat mereka.
Yoriko
menghubungi hinata untuk bertemu disebuah taman. Hinata sudah datang lebih
dulu. Sampai akhirnya ia melihat yoriko berjalan kearahnya. Hinata bangkit dari
tempat duduknya menunggu yoriko.
“apa
kau sudah menunggu lama? Gomen ne”Tanya yoriko
“jangan
kuatir.. tak apa.. bagaimana klo kita jalan?”
“baiklah..”
sahut yoriko
Mereka
berjalan sendiri-sendiri sampai hinata berhenti dan menoleh pada yoriko.
“apa
kau mau.. bergandengan tangan?”
“baiklah”
sahut yoriko.
Mereka
melangkah bersama ketempat dimana dulu mereka jadian.
“yoriko-san….”
Hinata menatap yoriko tanpa melepaskan pegangannya. “…tetaplah bersamaku
selamanya… aku tak bisa membayangkan
hidupku tanpamu.”
“aku
sudah memutuskan…”ucap yoriko “aku akan pergi ke London. “
Hinata
hanya terdiam lama dan yoriko menunggu ucapan hinata.
“apa
kau tak mau mengucapkan selamat padaku?” kata yoriko agak terisak.
“jangan
pergi..” ucap hinata menatap yoriko sedih.
Tangis
yorikopun tak terbendung lagi. Ia menangis menatap hinata “uuu…aku kira kau
tak akan mencoba mencegahku pergi..”isak yoriko
Hinata
memeluk yoriko erat yang menangis dipelukannya.. “yoriko.. pergilah kelondon..
kau sudah bekerja keras untuk ini… aku mendukung penuh padamu.. selamat ya”
Hinata
lalu memeluk yoriko lebih erat dengan sedihnya. Mereka pulang dan menghabiskan malam bersama
diapartemen hinata.
Saat tengah malam Yoriko terbangun dari tidurnya. ia melihat hinata masih tertidur disampingnya. Yoriko terus menatap sedih wajah hinata lalu ia mengelus
lembut wajah hinata dan merebahkan kepalanya di dada hinata.
Sebenarnya saat itu hinata juga tak bisa tidur jadi ia berpura-pura tertidur saat yoriko menyentuhnya. Ia membuka matanya saat yoriko rebah didadanya. mata Hinata menyiratkan kesedihannya.
Pagi
harinya, hinata memotong kuku kaki yoriko.
“kau
harus bisa menyesuaikan diri disana jadi kau juga bisa memotong (kuku) sendiri.
“
“iya
suatu hari nanti.”
“mereka
akan terus tumbuh jika kau tak memotongnya. “ kata hinata lagi
“mereka
tumbuhnya lama”
“tapi
kau harus belajar memotongnya sendiri”
“aku
akan memintamu memotongnya” ucap yoriko tersenyum.
“mereka
akan lepas sebelum aku sempat memotongnya.”
“tapi
aku ingin kau memotongnya… tapi… “
“aku
tak akan ada disekitar mu.. aku membayangkannya akan sangat sulit. Tapi itu hadiah dari Tuhan atas kerja kerasmu
selama ini. kau tak boleh menyia-nyiakannya..
waktu 2 tahun itu sangat cepat” kata hinata
“terasa
cepat karena kita terus bersama-sama..” sahut yoriko. Mereka terdiam hanya ada
bunyi kuku yang terpotong.
“ahh
ini sudah waktunya pergi” ucap yoriko.
Hinata
memaksakan tersenyum menatap keluar jendela “ah kau benar.. begitu cepat..”
Hianata
membawakan tas yoriko yang terlihat sangat berat.
“aku
akan menaruh kunci apartemen dimeja” kata yoriko menaruh kunci apartemen hinata
yang dibawanya di meja.
“baiklah.” jawab hinata tanpa menoleh kebelakang.
Mereka
berjalan beriringan. Sampai disebuah jembatan. “hei…” panggil yoriko.
Hinata
berhenti dan yoriko menarik tasnya yang dibawa hinata.
“mari
kita berpisah dari sini saja” kata yoriko
“eihhhh?’”
“aku
tak ingin terlihat sedih dibandara. Aku akan naik taxi dari sini. “
Hinata
gelisah sebelum akhirnya ia tersenyum “baiklah” hinata terdiam menatap yoriko
dan kembali tersenyum “yoriko-san.. selamat atas perpindahanmu ke London”
“terima
kasih” sahut yoriko menunduk. Yoriko berbalik dan melangkah meninggalkan hinata
yang terus menatap punggung yoriko yang perlahan-lahan menghilang.
Hinata
pulang ke apartemennya dan langsung merasakan kesunyian apartemennya. Ia
melihat sekelilingnya. ketempat dimana yoriko sering menaruh barangnya disana.
Hinata melihat kunci apartemen yang pernah diberikannya pada yoriko.
Hinata
melihat ada amplop kecil yang ditaruh dibawah kunci itu. ia mengambilnya dan
membuka isinya. Hinata langsung terkejut dan shock melihat cincin yang
diberikannya pada yoriko juga dikembalikan yoriko padanya. Hinatapun menangis keras dan terduduk lemas.
Hinata sangat down dan sedih sekali.
“itu
adalah bagaimana aku dan pacar Fujoshiku berpisah… “
Beberapa
waktu kemudian
Yoriko
sibuk dengan pekerjaannya dilondon. Dirumahpun ia masih mengerjakan tugasnya.
Tiba-tiba Hpnya berbunyi dan ia mengangkatnya
“haloo…”
sapa yoriko dengan logat bule.
“konichiwa..”
kata suara disebrang sana. Yoriko
terkejut mengenali suara dengan bahasa jepang itu.
“hinata?”
Hinata
tertawa diujung telpon “aku akhirnya benar bisa menghubungimu setelah sekian lama” ucap
hinata.
“apa
kau tak kangen jepang?” Tanya hinata lagi.
“kau
pikir siapa aku?” bantah yoriko
“orang
yang selalu fokus seperti biasanya..” sahut hinata.
“itu
benar.” Sahut yoriko.
Ditempat
hinata berdiri, ia berjalan menaiki tangga sebuah gedung dengan masih berbicara
dengan yoriko. “aku sedang berpikir untuk mendapatkan gelar MBA.”
“benarkah?
Bagus untukmu!” ucap yoriko memberi semangat.
“tentu
saja.. aku tak bisa masuk ke Cambridge.. tapi aku masih ingin melakukannya di
London. “
“heih?”
“yoriko-san..
aku akan mengatakannya lagi.. aku benar-benar ingin kau bersamaku selamanya. “
Dikamarnya
yoriko terlihat sedih “kau harusnya tak mengatakan hal sepertii itu ditelpon." katanya mencoba bercanda.
Hinata
tersenyum menaiki tangga “kau benar..”
Yoriko
mendengar ada ketukan dipintu apartemennya “tunggu sebentar ya” katanya pada
hinata.
“baiklah”
sahut hinata.
Yoriko
bangkit dari kursinya dan pergi membuka pintunya. Yoriko melihat seorang kurir datang membawa
sedua paket untuknya. Yoriko menerimanya.
Saat
menandatangani resi paketan, yoriko berbicara dengan hinata dengan telpon yang
ia jepit antara kepala dan bahunya “ah gomen.. aku menerima paketan.. “ kata yoriko pada hinata di telpon.
“apakah
itu?” Tanya hinata.
“ah
cangkir yang aku pesan sebelumnya” jawab yoriko dan tersenyum pada kurier paket
sebagai ucapan terima kasih. Kurir itupun pergi.
“kalau
begitu bagaimana klo kita minum bersama dengan cangkir ini?” Tanya hinata yang
tiba tiba muncul ditangga depan apartemen yoriko bersisipan dengan kurier tadi.
.
Yoriko
terkejut melihat hinata ada didepannya.
Hinata menutup telponnya dan berjalan mendekati yoriko yang juga langsung menutup telponnya. Saat
hinata sudah didepan pintu apartemen yoriko, mereka masih saling menatap.
“bisakah
kau berhenti membuat denyut jantungnya meningkat seperti ini?” ucap yoriko jujur.
Hinata
tersenyum “sepertinya itu tak mungkin.”
Yoriko
yang masih shock dan capek memegang dus cangkir itu tiba-tiba limbung dan mau
jatuh. Hinata buru-buru memegangi dus dan yoriko agar tidak terjatuh.
“apakah
kau baik-baik saja?” Tanya hinata dan membawa yoriko masuk kedalam apartemen
yoriko.
Hinata
menaruh dus itu kesebuah kursi. Sementara yoriko masih mematung terus menatap
hinata yang ada didepannya.
Hinata
mengambil hp yang ada ditangan kaku yoriko dan menaruh dimeja. Lalu ia menatap
wajah shock yoriko didepannya.
Hinata
mengambil sesuatu dari saku jaketnya. “butuh waktu sebulan untuk memilihnya.. “
kata hinata dan menaruh barang itu ketangan yoriko.
Yoriko
melihat kotak warna pink itu. hinata lalu membuka tutupnya. Ternyata ada cincin
yang sangat indah didalamnya.
Yoriko
masih terdiam melihat cincin itu. Hinata tersenyum “ini type baru.”
Hinata
melihat yoriko masih diam menatap cincin itu.
“yoriko-san…”panggilnya.
Yoriko mendongak dan menatap hinata.
“tetaplah
bersamaku selamanya” ucap hinata sungguh sungguh.
yoriko terdiam lama...
“ini
tak adil.. diwaktu seperti ini…”ucap yoriko gugup
“benarkah?”
“ini…
cincin ini adalah.. “
Hinata
masih tersenyum menatap yoriko “iya cincin ini benar seperti makna tampilannya.”
“tapi
aku orang yang egois dan seorang fujoshi.. dan aku rasa aku akan terus
memanggilmu sebase selamanya.. “
“baiklah..”hinata
menjawab
“ini
akan jadi imbalan yang tak pantas!”
Hinata
mengambil cincin dikotaknya dan memasukkannya ke jari kiri yoriko. “tapi aku mendapatkanmu (sebagai imbalannya)”
Yoriko
terharu melihat cincin dijarinya itu dan ia menangis “saat kecil apa kau tak pernah belajar klo kau tak boleh
membuat seorang gadis menangis..” isak yoriko
“iya
aku pernah mendengarnya” jawab hinata tersenyum.
“tapi
kau sudah membuatku menangis.. dasar bodoh.. ini tak bagus.. aku bisa marah”
isak yoriko tertunduk.
“gomenasai…”
kata hinata
“klo
begitu.. ijinkan aku bersandar dibahumu…. Aku butuh sesuatu untu membersihkan
mata dan hidungku!” kata yoriko manja.
Hinata
tertawa lebar dan berkata kalem. “silahkan”
Yoriko
lalu memeluk hinata erat dan rebah dibahu hinata.. hinata juga membalas pelukan
yoriko dengan erat.
Setelah
beberapa saat, yoriko berdiri tegak menatap hinata “mulai sekarang, kau
terjebak bersamaku sampai selamanya sebase..”
Hinanta
menyingkirkan rambut yoriko yang terurai dikeningnya. Merekapun lalu saling mendekat untuk
berciuman. Tapi saat hidung mereka bersentuhan, tangan yoriko menutup mulut
hinanta untuk menghentikannya. Hinata terkejut.
“tapi
kau harus menghidangkan teh yang paling enak” ucap Yoriko. Hinata tersenyum
“iya nyonya”
Yorikopun
mendekat dan mencium Hinanta dan hinantapun membalas ciuman kekasihnya itu
dengan mesra .
Sementara
hinata pergi, ia memberikan belahan hati yang dulu dipasang di HPnya dan HP
yoriko pada anaknya Miki dan sekarang dipakai untuk kalung anaknya Miki. kasumi dan miki masih tetap mengunjungi butler cafe seperti saat masih ada yoriko.
Hinata juga memberikan Aquarium
kecilnya pada koji dan kekasihnya untuk dirawat mereka.
pelajaran apa yang kita dapat dari film ini??
cintailah pasanganmu apa adanya diri mereka sendiri...
***
TAMAT ***