Kairi dan Mia, lalu mengerjakan perencanaan buklet itu berdua.
“dibagian
tentang perasaan ini.. bagimana klo dirubah agar bisa menunjukkan cinta yang
sederhana?” kata Kairi memberikan pendapat.
“iya
ini lebih baik.. terima kasih” ucap Mia tersenyum.
Setelah
design mereka selesai mereka lalu mencoba mencetaknya dipenerbit. Mereka masih
kurang puas dengan tampilan buklet itu dari sisi warna ataupun design
tulisannya.
“ini
tidak cukup baik. Itu tidak memiliki dampak.” Ucap Mia melihat sampul buklet
itu.
“bagaimana
klo diberi emboss? Itu mungkin menciptakan sensasi mewah kan?” saran Kairi.
Mia
setuju dengan ide Kairi. Saking senangnya ia membukul bahu Kairi sambil
tersenyum ceria.
“bisa
saja kau dengan ide sebagus itu!”
Kairi
reflek menyentuh bahunya yan dipukul Mia itu.
“tolong
beri kami samplenya” kata Kairi pada penerbitnya.
Keduanya
lalu mengawasi jalannya pemotretan model yang memakai perhiasannya.
Kairi
terlihat bersemangat mengatur fotografer untuk mengambil sisi yang terbaik dari
cincin itu.
Mia
tersenyum melihat Kairi “sejak kapan kau jadi ikut terobesesi?”
Mia
langsung meniru gerakan Kairi yang menyuruh fotografer mengambil gambar.
“jangan
mengolokku!” ucap Kairi dingin.
Mia
langsung menutup mulutnya rapat-rapat tapi ia menahan senyumnya dengan tangannya.
Kairi melirik Mia dan ikut tersenyum kecil.
Mereka
istirahat dan pergi makan berdua.
“apakah
kau dapat izin dari kantor pusat di New York?” Tanya Mia.
“apakah
kau lemah dalam bahasa inggris sampai kau tak bisa membacanya?”
“kau
kasar.. tentu saja aku bisa”
Kairi
menerima telpon dalam bahasa inggris. Mia mendengarkan sambil terus menikmati
makanannya.
Mereka pergi lagi ke penerbit bukunya.
Mia
meminta manager editor untuk memperbaiki warna sampulnya lagi karena menurut Mia
masih tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
“tolong
periksa lagi Matsumoto-san, Saya ingin anda memeriksa warnanya lagi” pinta Mia
“ini
sudah buku ke- 4!” tolak manager editor
“tapi kilauan dari cincin dan kejernihan dari cincin tidak tergambarkan dengan jelas! “ kata Mia
“tapi kilauan dari cincin dan kejernihan dari cincin tidak tergambarkan dengan jelas! “ kata Mia
“ini
sudah cukup berkilauan!” bantah Matsumoto Manager editor penerbit itu.
“Apakah
Anda pikir ini akan membuat wanita jatuh cinta ?Apakah Anda pikir mereka akan
ingin memakai ini? Atau menunjukkan ini kepada orang lain?” ucap Mia lagi
“aku
tak bisa melakukan apapun tanpa se-izin
manajer pabrik dan aku tidak bisa menghubunginya,
karena dia sekarang ada di pesawat.”
“Baik
maka biarkan saya menunggu disini sampai
manager pabrik tiba di sini”
“itu
tak masalah buat saya. tetapi saya tidak tahu kapan ia akan kembali.” Kata
manager matsumoto sedikit kesal dengan sikap keras kepala Mia.
Ia
segera berbalik dan meninggalkan Mia dan Kairi.
“terima
kasih” ucap Mia
Tanpa
mereka bertiga sadari seorang pria memperhatikan mereka. Ia tersenyum melihat
sikap Mia.
“kita
tak dapat melakukan apa-apa, Mari kita
kembali untuk saat ini.” Kata Kairi
“Anda
dapat kembali sendiri Wakil Presiden. Aku akan menunggu di sini.” Jawab Mia
“Aku
akan memberitahu Manager Mukai tentang hal ini.” Kata Kairi mengajak Mia
kembali ke kantor.
“Saya
tidak puas dengan warnanya!” kata Mia bersikeras untuk tetap tinggal disana.
“Kurihara
...”
“Saya
mungkin tidak trampil dalam hal ini dan saya hanya dapat melakukan setidaknya
upaya semacam ini. Tapi saya percaya bahwa pekerjaan ini adalah panggilan saya.
Saya ingin melakukan yang terbaik.”
Kairi
tidak bisa berbuat apa dengan kemauan Mia itu. Mereka berdua akhirnya tetap di
pabrik percetakan menunggu manager pabrik datang.
Mia
dan Kairi sedang melihat proposal mereka.
“Melihat
ini ...aku jadi tau klo cincin adalag symbol sebuah ikatan. Kau bisa merasakan cinta
yang meluap di setiap episode” ucap Mia tersenyum kecil saat membaca tulisan
diproposal itu.
“Cincin
hanya untuk formalitas.” Sahut Kairi “Pada awalnya akan ada perasaan yang kuat
... Tapi seiring berjalannya waktu itu akan hilang kan?”
Kairi
sedikit termenung “akan sangat menyenangkan jika perasaan cinta ini bisa terus untuk selamanya.”
“saya
tidak berpikir klo perasaan seperti itu akan hilang. Anda akan mulai
mengingatnya saat anda melihat cincin itu... selamanya”
“Bagi
seorang pria cincin adalah ... Mungkin simbol tanggung jawab.” Ucap Kairi
“Tanggung
Jawab?” Tanya Mia
“’aku
akan bersamamu sampai kau mati’” ucap Kairi menatap Mia
Mia
terkejut “apa?”
(Mia
mungkin ke Ge-eran dikira Kairi mengungkapkan perasaan padanya)
“bukankah
itu artinya saat seorang pria memberikan cincin untuk wanitanya kan
Mia
tersadar klo ia mengkhayal yang nggak-ngak.. Mia tertawa sendiri, malu dengan
perasaannya “Ya ya! Kau benar!”
“dia
akan melindungi orang itu sampai akhir
hidupnya. Semacam itu maknanya.” Ucap Kairi dengan pandangan seperti melamun
teringat sesuatu.
Mia
hanya mengangguk mendengarkannya.
“aku
dengar kau bersikeras lagi” ucap manager pabrik yang mendatangi keduanya dengan
wajah kesal.
“Direktur
pabrik! Terima kasih untuk semua kerja keras Anda!” ucap Mia
“
Ya ampun.Aku tak bisa mengalahkanmu” ucap manager pabrik menyerah dengan
keinginan Mia.
kairi dan Mia saling melirik dan tersenyum usaha mereka tidak sia-sia.
Setelah
mereka menyelesaikan pembicaraan dengan Manager pabrik, keduanya lalu pulang.
“Aku
senang kita dapat warna yang bagus. Kita juga mendapat izin buklet dari kantor
pusat di New York.” Kata Mia senang.sambil membaca email dari kantor pusat Tifany.
“Oh,
begitu”.
Diemail
yang dikirim Tifanny New York, Disana ditulis
persyaratan untuk disetujuinya buklet itu adalalah mereka berkerjasama
dengan Gracie Gold.
“Gracie
Gold?” gumam Mia “”kita dapat respond dari kantor pusat. Mereka membuat syarat
agar kita memakai skater Gracie Gold jadi
bagian dalam buku kita.”
Kairi menoleh pada Mia dengan terkejut.
“Sepertinya
dia akan berkunjung ke jepang minggu depan.Apakah kita bisa mengatur pertemuan
sekarang?”
“aku
mungkin bisa melakukannya” kata Kairi santai
“benarkah?!”
Mia tersenyum lega sambil berjalan cepat kearah Kairi.
Tiba-tiba Mia hampir
terjatuh karena hak sepatunya yang terlalu tinggi itu menancap di lobang yang
ada dijalan.
Kairi
dengan cepat menangkap tubuh Mia agar tidak terjatuh.
Mia
terkejut ia ada dipelukan Kairi. Mia menatap gugup wajah Kairi yang begitu
dekat dengannya itu “Maafkan aku.”
Mia
mencoba menarik sepatunya itu dengan kuat. Saat ia berhasil menarik sepatunya
dari lubang itu ternyata hak sepatunya jadi ikut rusak, mau lepas.
Kairi
mengambil sepatu itu dari tangan Mia. Ia menghela nafas melihat sepatu itu.
“Tidak
ada cara ...” ucap Kairi yang tiba-tiba membungkuk dan membopong tubuh Mia.
Mia
amat sangat terkejut dengan tindakan Kairi yang mendadak tanpa permisi itu. Mia
hanya tertunduk malu di bopong seperti itu melewati jalanan itu.
(ahhh
gentlemen banget.. super… melting… )
Kairi
membawa Mia ke sebuah toko fashion.
“Pilih
apa pun yang kau inginkan..aku akan membelinya
untukmu” ucap Kairi
(nonton ini sambil batin "ohh
goshhh.. coba Mia itu aku.. " wkwkwkwk..)
Mia
berjalan dengan sedikit terpincang memperhatikan sepatu-sepatu yang sangat
indah didepannya.
Ini
indah.
Mia
melihat sepatu yang disukainya. Mia mengambilnya dan mengaguminya tapi saat Mia
melihat harga sepatu itu Mia jadi kaget.
“162.000
¥ ?!” gumam Mia kaget. (klo dirupiahkan sekitar 20 jutaan)
Mia
dengan cepat menaruh sepatu itu lagi.
“Mengapa
kau tidak mencoba memakainya?” Tanya Kairi yang melihat Mia sepertinya tertarik
dengan sepatu itu.
“ah
Tidak, aku tidak berani melakukannya” ucap Mia tertawa malu-malu.
“Ini
gratis untuk sekedar mencobanya kan?”
“Tapi…”
Seorang
pelayan mengambil sepatu itu dan mengulurkannya pada Mia. “Silakan.”
Mia
lalu duduk untuk mencoba sepatu itu. Kairi dan pelayan itu berdiri didepannya..
Mia melihat kakinya dan ia terkejut melihat cat kukunya sudah tidak rapi,
beberapa bagian sudah hilang.
“jika
aku memakai sepatu di kaki ini. Aku merasa sudah melakukan tindakan yang tidak
senonoh pada sepatu ini!” batin Mia ragu memakai sepatu mahal itu.
“aku
tidak mau mencobanya” kata Mia.memakai sepatunya lagi dan bangkit berdiri
Kairi
segera berjalan cepat mendekati Mia “sudah coba saja!”
Kairi
mendorong Mia duduk lagi. Kairi lalu membungkuk dan melepas sepatu Mia.
Kairi
jadi melihat cat kuku kaki Mia yang sudah tidak rapi itu.
Kairi
memegangi kaki Mia itu sambil bergumam pelan. “ini kaki yang sudah bekerja
keras sepanjang hari ini. Sangat indah”
Mia
terbengong dan terus diam saat Kairi memakaikan sepatu baru itu ke kakinya.
Mia
berdiri dan memandangi sepatu baru itu di cermin didepannya.
“ini
cocok denganmu.” Ucap Kairi ikut melihatnya. Mia melihat wajah Kairi dari
cermin didepannya dan pandangan mata mereka beradu.
Kairi
menoleh ke pelayan yang ada dibelakang mereka “Kami membeli ini.”
“baik”
ucap pelayan
“Umm
...! Saya tidak dapat menerima sesuatu yang mahal seperti ini!” kata Mia
“aku
akan membuangnya Jika kau tidak menginginkannya” sahut Kairi.
Mia
terkejut, sepatu semahal itu sayangkan klo dibuang.
“Apa
yang dia katakan?” batin Mia .
Mia
dan Kairi lalu meninggalkan toko itu dan berjalan pulang. Mia melangkah dengan
langkah seperti seorang model yang memperagakan sepatunya. Dalam hatinya Mia
sangat bahagia bisa memakai sepatu seindah dan semahal itu. Kairi melirik ke Mia
yang berajalan seperti anak kecil yang baru dibelikan sepatu baru.
Mia
jadi malu melihat tatapan Kairi itu. Mia menghentikan langkahnya yang seperti
model itu.
“Ini
bukan seperti yang Anda pikirkan.” Kata Mia tersipu malu. “Anda mengatakan akan
membuangnya jadi Saya harus mengambilnya.”
"Tak apa. Mengapa kau tidak jujur saja dan menerimanya?" ucap kairi geli dengan sikap Mia.
“baiklah.
Setidaknya biarkan aku membelikan sesuatu untukmu juga.” Kata Mia
“kau
tak perlu melakukannya” jawab Kairi.
“Tapi
anda sudah membelikan sepatu sebagus itu
untukku.” Mia menghentikan langkah Kairi dengan Mia berdiri didepan pria itu. “Apakah
ada yang Anda inginkan?” Tanya Mia tulus “Tapi aku tidak bisa membeli sesuatu
yang mahal oke?”
“aku
tak punya keinginan apapun” jawab Kairi.
“Kau
bohong!”
“aku
sudah membuang jauh semuanya” gumam Kairi.
Mia
heran dengan jawaban Kairi yang sepertinya bermakna yang dalam.
“jangan
khawatir.” Jawab Kairi menatap Mia.
Gadis
itu juga menatap Kairi.
Mereka terdiam dan terus saling menatap. Kairi berjalan
pelan kearahnya.. semakin dekat.. semakin dekat… jatung Mia berdebar dilihat Kairi
terus menerus.
“oh
tak mungkin..! Meskipun aku baru putus dengan pacarku ...! tapi Aku tidak bisa.
Aku
tidak bisa!” batin Mia menduga Kairi akan melakukan sesuatu padanya. Mia
menutup matanya saat Kairi sudah berdiri didepannya begitu dekat.
“Oh
sampah...” kata Kairi mengambil sesuatu dari rambut Mia. “ini menggangguku
sejak tadi”
Mia
membuka matanya dengan terkejut, apa yang diduganya akan dilakukan Kairi
ternyata salah. Kairi lalu berjalan pergi meninggalkan Mia yang masih
terbengong.
Sampai
di apartemennya, Mia mengecat lagi kuku kakinya. Ia teringat saat Kairi
menyentuh kakinya untuk mencoba sepatu itu. Mia masih malu klo teringat saat
itu. Mia menutup wajahnya dengan tangannya dan cat kuku terlepas dari tangannya
dan jatuh ke karpet putihnya.
Mia
panic melihat cat kukunya tumpah di karpet putih itu. Mia segera ke dapur untuk
mengambil lap tapi Mia terkejut melihat ada bunga marigold seperti yang ia
terima dikantor ada di meja dapurnya.
“ah
segarnya” ucap akari yang baru keluar dari kamar mandi.
“apakah
kau yang telah meletakkan bunga ini disini Akari?” Tanya Mia
Akari
menoleh melihat bunga itu “ mungkin Chiaki. Tapi ia sangat sibuk dengan
pekerjaaannya sampai aku tidak melihatnya akhir-akhir ini.”
Mia
penasaran tentang bunga itu dan mau bertanya pada Chiaki tapi gadis itu memang
tidak ada didalam kamarnya.
Beberapa
hari kemudian.
Mia
berdiri di luar ruang meeting sambil memandangi sepatu barunya.
“Kurihara
...” panggil Kairi agar masuk ke dalam ruangan.
“ya”
Pemain
skater Gracie Gold sudah ada disana. Mia
lalu bertanya pada gadis cantik itu tentang kenangan yang dimiliki Gracie Gold
tentang cincin.
Seorang pria yang juga memperhatikan MIa di tempat penerbit buku ternyata juga ada disana. memperhatikan semua wawancara Mia bersama Gracie itu.
Setelah Interview selesai, Mia dan Kairi lalu pergi.
“dia
sangat imut” ucap Mia sambil mereka terus berjalan.
“bisakah
saya mampir ke toko ini sebentar?” pinta Mia pada Kairi.
“ya”
angguk Kairi.
Mereka
lalu masuk ke toko perhiasan itu.
“apakah
manajer di sini?” Tanya Mia pada pelayan.
“Ya
di sana.”
Mia
segera pergi ke tempat yang ditunjuk pelayan wanita itu. . Tapi saat Kairi mau
menyusul Mia, pelayan itu menghentikan langkahnya.
“barangnya
sudah siap” kata pelayan itu pada Kairi.
“maaf
.. kau pergi duluan saja” seru Kairi pada Mia.
“ya
“ jawab Mia yang lalu melanjutkan jalannya.
Mia
penasaran dengan Kairi dan saat ia menoleh Mia melihat pelayan wanita itu
memberikan cincin pernikahan pada Kairi,.
Kairi
mengambilnya dan memasangkannya ke jari manisnya.
Mia
sangat terkejut melihat Kairi memakai cincin itu.
“Dia
sudah menikah? Itu mengejutkan! lebih
baik jika kau segera jaga jarak.
Kau
tak boleh terlalu terlibat dengannya Mia” kata teman-teman Mia saat mereka
berkumpul di kedai minuman punya teman Mia.
“Seorang
temanku berselingkuh tapi saat istrinya tau, ia mengambil pisau untuknya.” Kata
Naoki manager retauran itu. “dan dia juga harus berhenti dari pekerjaannya
juga”
“Menakutkan!
ada apa sih dengan orang-orang ini!
“
tidak terdengar buruk.” Kata chiaki
“chiaki..”
“dia
sudah jatuh cinta padanya, jadi aku rasa kau tak perlu mengabaikan perasaan
itu..”
“Apa
yang kau katakan? chiaki ? dia pria yang sudah menikah” protes Akari.
“dia
lelaki yang walaupun dia sudah menikah..” kata chiaki “itu hanya karena cinta
bukan perselingkuhan! Tidak ada yang salah dengan itu”
“hentikan”
seru Mia yang sudah tak mau mendengar ucapannya teman-temannya lagi. Ia sudah
tidak mau membahas soal Kairi lagi.
“jangan
bercanda soal perselingkungan! aku pasti tidak akan melakukannya!” ucap Mia
berjanji pada dirinya sendiri
“Kau
benar.” Sahut Akari setuju
“Tidak
mungkin!” seru Chiaki tak percaya.
“lagian
ada apa dengannya? Dia berbicara begitu keras tentang cincin namun ia
memilikinya juga. Dia seharusnya mengatakan begitu dari awal!” gerutu Mia saat
teringat ucapan Kairi saat membahas tentang cincin padanya.
“Pria
adalah makhluk licik seperti yang kau lihatkan?” ucap naoki manager restaurant.
Kairi
bertemu dengan pria bule di sebuah restaurant. Pria itu sepertinya teman saat
ia masih menjadi arsitektur di New York jadi mereka membahas tentang museum.Ia
bertanya pada Kairi apakah Kairi akan kembali ke dunianya yang dulu, tapi
sepertinya Kairi tetap dengan posisinya saat ini.
Dari
jauh seorang wanita memperhatikan Kairi dan pria bule itu.
Mia
sedang mandi dan teringat soal cincin yang dipakai Kairi. Tapi Mia merasa ada
seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Ia menoleh dan melihat ada bayangan
seseorang dari partisi kamar mandi yang sedikit tembus pandang itu.
“siapa?”
teriak Mia.
Mia
segera memakai bajunya dan berjalan keluar untuk melihat siapa tadi yang sudah
melihatnya mandi.
Apartemennya
ternyata sepi tidak terdengar suara teman seapartemennya.
“chiaki?”
panggil Mia. Ia mengira chiaki yang datang.
Tidak
terdengar jawaban dari chiaki.
“akari?”
Tidak
ada jawaban dari akari juga.
Mia
merasakan angin yang bertiup keras dari teras. Ia menoleh dan melihat Yota
berdiri diterasnya.
“Yota..
mengapa kau disini? “ Tanya Mia
“aku
datang untuk mengambil barang-barangku” jawab Yota.”Apakah aku mengejutkanmu?”
“Apakah
aku memberikanmu kunci masuk?” Tanya Mia. Ia yakin ia tidak pernah memberikan Yota
kunci apartemennya tapi kenapa Yota bisa masuk ke apartemennya?
“ tadi pintu terbuka.” Jawab Yota
“Tidak
mungkin “ sahut Mia mulai curiga.
“Mia
... Aku tidak akan kembali ke kotaku.jadi aku bisa terus bersama denganmu” Yota
berjalan mendekati Mia.
Mia
berdiri mematung dan ketakutan melihat sikap Yota itu.
Saat
tubuh Yota semakin mendekatinya, reflek kaki Mia berjalan mundur.
Yota
langsung memeluk tubuh Mia yang ketakutan didepannyanya. Ia mengelus
kepala Mia lembut “selalu… aku akan
bersamamu”
Mia
melepaskan pelukan Yota dan mendorongnya. Yota lalu berlari pergi saat
mendengar suara pintu apartemen terbuka.
Chiaki masuk dan melihat Yota yang keluar lewat pintu yang dibukanya.
“bukankah
itu Yota…aku pikir kau sudah putus dengannya?” Tanya Chiaki yang heran Yota
bisa ada disana.
Dikantornya
Mia jadi banyak kepikiran tentang Yota dan Kairi. Ia jadi melamun di meja
kerjanya.
“apa
kau baik-baik saja?” Tanya Kairi yang menghampiri mejanya.
“Wakil
Presiden.” Mia terkejut Kairi sudah ada disebelahnya dan sedang tersenyum
padanya. “emm… Saya belum menerima naskah dari Gracie Gold. Jadi saya akan
menghubunginya segera.”
“Oh,
begitu Jika ada sesuatu yang aku bisa bantu katakan saja” kata Kairi
“Oke.”
“Kurihara!”
teriakManager mukai berjalan keluar ruangannya.
Semua
menoleh mendengar teriakan manager mukai itu
“Ya.
“buklet
telah dihentikan.” Kata manager mukai
Semua
terkejut mendengarnya
“Mengapa?”
“aku
dapat telpon dari pihak Gracie yan gmemberitahu klo mereka menandatangani
kontrak dengan Jimmy Choo, sehingga mereka tidak berpatisipasi dengan buklet
kita” kata manager mukai dengan kecewa juga.
“mengapa
tiba-tiba begini” Tanya Mia
“Itu
karena Miyazawa beraksi.” Jawab manager mukai.
“Siapa
Miyazawa?”
“
dia adalah si jenius public relations dari Jimmy Choo. Aku dengar ia sudah mencapai
kenaikan sejak dia di rekrut Jimmy Choo. Kantor pusat New York mengatakan bahwa
jika dia tidak berpartisipasi maka aku
harus menggagalkan buklet itu.”
“tapi..”
“kau
harusnya malu dengan kenaifanmu sendiri.” Lanjut manager Mukai pada Mia didepan
semua teman-temannya.
Mia
segera mengambil tasnya dan berlari pergi.
“Kurihara
...!” panggil Kairi yang langsung mengejar Mia.
Kuno-san
mengajak Akari bertemu disebuah restaurant. Begitu melihat Akari datang , Kuno
segera menyambutnya.
“kita
akhirnya bisa sendirian hanya kita
berdua. Jika mungkin aku lebih suka bertemu denganmu saat Dinner.” Kata kuno.
Akari
lalu duduk didepan Kuno “Lebih penting lagi, kapan aku bisa melihat plotnya?”
Kuno
segera membuka tasnya dan memberikan tulisannya.
“Aku
benar-benar memiliki ide bagus untuk novel economic… Silahkan lihat”
Akari
mengambil proposal tulisan kuno-san itu. Pria itu terus memperhatikan wajah
Akari.
Mia
berhenti didepan lift dan disusul oleh Kairi. “Hey. Kemana kau pergi?”
“Aku
akan bertemu Gracie Gold.” Jawab Mia “ aku tak peduli dengan Miyazawa atau Siapa
pun.tapi aku tak bisa menerimanya!”
Mia
lalu masuk ke dalam lift yag terbuka didalamnya.
“Apa
yang bisa kau lakukan di sana?” Tanya Kairi ikut masuk ke dalam lift itu.
“Jika
saya ingat benar Gracie pulang ke negaranya hari ini.Aku akan ke bandara.”
“kau
tak mungkin bisa bertemu dengannya meski kau pergi kesana!” ucap Kairi. “ikuti saja
instruksi manager Mukai.”
“Tapi
...”
“kita
tidak memiliki cukup waktu tersisa
sampai hari pameran.. tenanglah sedikit…”
“
Aku tidak bisa tenang sekarang. aku berbeda dari Anda Wakil Presiden.” Sahut Mia
bersikera.
“haissshh...
“ Kairi dibuat pusing dengan sikap keras kepala Mia. Ia mengaruk kepalanya
dengan tangannya berpikir apa yang harus dilakukannya.
Mia
melihat cincin di jari Kairi itu.
“Ini
salahmu!” gerutu Mia. Kairi menatap Mia heran.
“anyway
aku tetap akan pergi.” Lanjut Mia
“sudah
hentikan.. Apa kau berpikir tentang kesuksesan hanya dari sebuah buklet? Atau
kau berpikir berpikir tentang
keberhasilan keseluruhan dari pameran? Pikirkan itu baik-baik sebagai anggota
dari public relations”
Mia hanya terdiam.
Akari
membuka tulisan yang dibuat Kuno-san.
“kita
tak bisa apa-apa dengan tulisan ini… Ide
ini ... memiliki cerita yang sama dari pekerjaan Minamiya-sensei. Apakah Anda tahu tentang
itu?” Tanya akari
“Tidak.”
“berarti
Anda belum mempelajarinya.” Ucap Akari keras dan mengembalikan tulisan kuno
pada pembuatnya itu.
“sekarang
kau sangat keras” ucap kuno protes pada sikap Akari.
“Silakan
menulis ulang ini dan kembali 2 minggu
lagi..”
“aku
akan menyelesaikannya dalam waktu 1 minggu!” sahut Kuno cepat “ jadi kita bisa
bertemu lagi kan?” lanjutnya penuh makna.
Kuno
memang sebenarnya hanya ingin bersama dengan Akari. Tapi gadis itu sepertinya
masih saja keras kepala tidak mencoba memahami perasaannya.
Akari
tertunduk. Sebenarnya ia tahu kuno memiliki perasaan padanya tapi ia juga tidak
mau terlalu meladeninya karena pekerjaannya adalah editor Kuno saja.
Mia
masih dikantor nya sampai larut malam. Mia masih banyak pikiran tentang
pekerjaan dan cincin di jari Kairi.
Mia
mendengar suara pintu ruangan manager mukai terbuka dan wanita itu keluar dari
ruangannya.
“manager…”
“kau
bisa melanjutkan desain bukletmu itu.” Ucap manager mukai tersenyum
“apa?”
“Wakil
Presiden mampu meyakinkan Gracie Gold, aku dengar dia dapat menghubunginya
berkat kenalan dan bahkan bisa mengejarnya di bandara. Aku juga mendengar bahwa
dia sudah mendapat buklet originalnya.”
Mia
dengan perasaan senang pergi ke ruangan kantor Kairi. Sampai didepan pintu
kantor Kairi, Mia mendengar pembicaraan dari dalam.
“Apa
maksudmu?Apakah benar bahwa kau bertemu Tyler di belakangku?” Tanya sebuah
suara bapak-bapak pada Kairi.” Kau bilang kau tidak akan menemuinya lagi dan kau akan berhenti menjadi seorang arsitek. Jadi janji itu bohong?!”
“Tidak.”
Jawab Kairi pada pria didepannya yang tidak lain adalah presiden direktur
Tiffany Miyoshi Yoshitsugu. Klo dimanga/komik presdirnya adalah ayahnya Kairi
tapi didoramnya kayaknya pamannya. Blom
jelas…
“mengelola
perusahaan bukanlah pekerjaan mudah! Jika kau bahkan tidak siap untuk
melakukannya ...!
Aku
terpaksa untuk membuat keputusan yang menyakitkan” ucap Presdir dengan tegas.
Kairi
jadi panic “tolong pikirkan lagi! Aku mohon” pinta Kairi membungkuk didepan
presdir.
“ini
demi istrimu juga ...kau mengerti kan Kairi?”
“Ya.”
Angguk Kairi.
Presdir
langsung keluar dari ruangan Kairi. Didepan pintu ia melihat Mia. Gadis itu
membungkuk member hormat. Presdir lalu berjalan lagi. Ia menoleh ke tempat Mia
berdiri dengan pandangan curiga.
Mia
masuk ke Ruang kerja Kairi dan melihat Kairi sedang tertunduk lesu.
“Kurihara
...”
“Umm
... Saya benar-benar bersyukur untuk apa yang Anda lakukan dengan Gracie Gold”
ucap Mia.
“ya…
“ Kairi bangkit dan mengambil naskah dari dalam tasnya.
“Ini
adalah naskah Gracie… aku serahkan padamu…” kata Kairi mengulurkan naskah itu
pada Mia.
“iya
mengerti” jawab Mia menerima naskah itu.
“Anda
menakjubkan Wakil Presiden.Untuk dapat melakukan hal ini banyak dengan mudahnya.”
Puji Mia
“Jika
kau tetap tenang maka kau akan mendapatkan hasil yang baik. Jangan lupa itu.”
Ucap Kairi menasehatinya.
“Maafkan
aku.” Ucap Mia bersalah karena ia sempat emosi waktu itu.
“Jangan
merasa tertekan! Alasan ini berjalan lancar semua karena kamu. Aku mampu membujuknya
karena aku bilang padanya klo Tiffany adalah perusahaan yang memiliki
karyawan.yang ingin menyentuh hati orang dengan menunjukkan pesona perhiasan
itu.”
Mia
hanya tertunduk diam.
“Apa
ada yang salah?” Tanya Kairi melihat kediaman Mia itu.
“aku
selama ini terus berjuang”
“bagaimana
lagi karena kau ini ceroboh” jawab Kairi.
Mia
menatap Kairi dengan emosi.
“Apakah
kau marah?” Tanya Kairi lagi
“Tidak
... Aku hanya ... berpikir aku ini menyedihkan.”
“kau
jujur sekali.” Ucap Kairi tersenyum. Ia berjalan di kursi tamu ruangannya .
“itu bagian dirimu yang membuat aku iri Kurihara.”
Kairi
duduk dikursi tamu itu sambil melanjutkan kalimatnya “Aku merasa seperti aku
selalu hanya membohongi diriku sendiri. Sebelum aku datang ke sini aku telah
bekerja sebagai arsitektur. Aku juga berpikir bahwa itu adalah panggilanku. Tapi
aku berhenti… Kau mendengar percakapan
kami sebelumnya kan?”
“Anda
menyesalinya kan?”Tanya Mia.
Kairi
hanya diam termenung.
“Yang
sebenarnya adalah ... Anda adalah Orang yang berpikir untuk melakukan yang terbaik.,
benar kan Wakil Presiden?Anda masih belum terlamba—“
“
Cukup tentang itu” kata Kairi untuk mengakhiri percakapan mereka.
“Apakah
itu demi istri Anda?” Tanya Mia lagi.
“kau
tahu.. Aku senang bisa bertemu denganmu
saat itu. “perasaan yang tertinggal di dalam perhiasan” adalah pidato yang kuat.
Aku pikir kau orang yang aneh… tapi saat aku melihatmu bekerja keras aku jadi
termotivasi. Dan aku juga mampu mengatur segalanya berkatmu, Kurihara.”
“ini
tak adil.. mengapa kau mengatakan hal seperti itu?” ucap Mia.”apa kau tak
merasa bersalah pada istrimu? Selain itu…” Mia melepas sepatu yang
idipakainya dan meletakkannya didepan Kairi
“ membelikan sepatu yang begitu mahal kepada bawahanmu adalah satu hal yang
buruk. Bagaimana perasaannya jika istri Anda tahu tentang ini?aku tak mau
terlibat dalam masalah! Maafkan saya “ Mia berbalik dan berjalan pergi dengan
tanpa alas kaki.
Kairi
hanya mendengarkan ucapan Mia tidak mampu berkata-kata karena ia sendiri tidak
paham kenapa Mia tiba-tiba marah padanya.
Saat
Mia keluar ruangan Kairi. Presdir melihatnya dan memperhatikan Mia yang
berjalan tanpa sepatu itu.
Kairi
pulang ke rumahnya dan ia teringat semua yang diucapkan Mia padanya. Itu membuat
masalah baru baginya. Kairi melampiaskan emosinya dengan memutar lagu rock
dengan sangat keras. Dan ia memperagakan seoalah ia sedang bermain gitar
electriknya.
Mia
juga jadi berpikir lagi semua yang begitu berani ia sampaikan pada Kairi. Ia
sedikit menyesal mengucapkan semua itu. Mia pergi ke karaoke dan bernyanyi
dengan keras.
I
minggu kemudian, saat Kairi datang ke kantornya, Kairi melihat tumbukan buklet
yang sudah jadi.
Kairi
mengambil satu dan membuka tiap halamannya. Ia terkagum dengan hasil jadi
buklet itu. Kairi bernafas lega dan tersenyum puas.
Pameran
perhiasan tiffany sudah dimulai.
Mia
berjalan untuk melihat situasi pameran.
“Kurihara.
Bukletnya benar-benar bagus!” puji kedua temannya
“hasil
kerja kerasmu jadi terlihat jelas!”
“iya”
jawab Mia tersenyum
“ngomong-ngomong
dimana wakil presiden?” Tanya temannya.
“sepertinya
dia belum datang” jawab Mia
Tamu
sudah mulai berdatangan. Mia melihat mereka sepertinya terkagum melihat buklet
kecil itu.
Mia
tersenyum puas melihat wajah mereka. Sampai acara sudah berlangsung lama. Kairi
masih belum datang.
Kairi
saat akan datang ke pameran itu tiba-tiba ditelpon seseorang. Dengan sangat
panic Kairi segera pergi ke rumah sakit. Kairi masuk ke dalam kamar pasien.
“aku
sekarang baik-baik saja.. debar jantungku tadi sempat terganggu.. tapi aku
sudah tenang sekarang.” Kata wanita didepan Kairi
“baiklah
klo begitu” ucap Kairi masih Nampak cemas menatap wanita didepannya itu
“apakah
kau menyelinap dari jam kerjamu?”
“iya”
“terima
kasih sudah datang” kata wanita itu lemah
Kairi
menganguk kecil.
Kuno
menghubungi Akari untuk bertemu dengannya
“apakah
plotnya sudah selesai?” Tanya akari
“iya..
dan aku ingin menunjukkannya padamu secepatnya.” Jawab Kuno yang ternyata
berdiri didepan kantor akari.
“apakah
besok kau longgar? Hari ini aku tidak bisa bertemu karena masih banyak
pekerjaan” Tanya akari
“tentu..
baiklah aku akan mengirimkanmu naskah by email” jawab kuno
“oke”
jawab akari.
Kuno
menatap gedung kantor akari dengan kecewa dan berjalan pergi. Tapi didepannya
ternyata ada chiaki yang sedang berjalan ke arahnya.
“kuno
san” sapa chiaki ceria
Kuno
tersenyum menatap Chiaki. gadis itu menatap Kuno dengan tatapan menggoda. (huhh.. aku sebel liat Chiaki.. teman makan teman.. )
Jam
pameran sudah selesa. Tamu-tamu sudah meninggalkan tempat pameran satu persatu.
PR
Jimmy Choo, Miyazawa ternyata juga datang. Ia menghampiri Mia dan menunjukkan
buklet itu.
“buklet
ini sangat bagus!” puji Miyazawa tulus
Mia
tersenyum “terima kasih”
“sampai
jumpa lagi Kurihara Miya-san.” Pamit pria itu.
Mia
yang tidak tau siapa pria itu bertanya pada temannya “kau kenal pria itu?”
“tidak..
tapi dia memakai karya Jimmy Choo New York.”
“benar!
Sepertinya dia dari perusahaan itu”
Setelah
tamu pulang semua. Manager PR mengumpulkan anak buahnya.
“aku
menerima kata-kata pujian dari kantor pusat di new York.. mereka bilang klo
presntasi kita adalah yang terbagus diantara Negara asian lainnya. “even itu
mungkin akan membekas dihati orang-orang” “ ucap manager mukai menyampaikan
ucapan kantor pusatnya.
Semua
bertepuk tangan senang karena pameran mereka berhasil.
“kurihara,
tolong kesini sebentar” panggil manager Mukai pada Mia agar mengikutinya.
Senyum
Mia langsung hilang berganti cemas. Biasanya bosnya itu paling bawel dalam
segala sesuatu.
Mia
mengikuti manager Mukai pergi ke sebuah meja. Manager mukai lalu memberikan
tumpukan survey pada Mia “ rangkum survey dari tamu ini. “ perintahnya pada Mia.
“ya”
jawab Mia segera
Manager
mukai tersenyum dan pergi.
Mia
justru bertemu dengan presdirnya.
“presiden”
“oh
kurihara-kun ya?” sapa presdir tersenyum padanya.
“kau
sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik. Pamerannya sangat bagus.” Puji presdir
“terima
kasih” ucap Mia membungkuk pada presdirnya.
“Sepertinya
Kairi telah berada di bawah perawatanmu”
“Tidak
ada saya telah belajar dari dia juga”
“kau
jangan terlalu terlibat dengannya karena nanti kau akan terluka.” Kata presdir
tiba-tiba.
Mia
terkejut Presdir mencurigai hubungannya dengan Kairi.
“Kairi
tidak bisa lari.Dia tidak diijinkan untuk melarikan diri.Karena dia sudah membunuh
istrinya sendiri “kata presdir pelan dan menarik nafas dalam-dalam.
Mia
terkejut mendengar Kairi sudah membunuh istrinya? Apa maksudnya Mia tidak
paham.
“Apakah
kau ingin dia membunuh istrinya untuk kedua kalinya?” lanjut presdir menatap
tajam Mia yang kebingungan.
Mia
kembali ke kantornya sudah larut malam. Saat ia sedang membuat kopi ia melihat Kairi
berjalan keluar dari ruang kerjanya dilantai 2.
“Wakil
Presiden.”
Kairi
menoleh kebawah ke tempat Mia berdiri.
“Aku
minta maaf karena tidak bisa hadir. Apakah semua berjalan lancar?”
“semua
berjalan lancar” jawab Mia “terima kasih atas semuanya”
“buklet
itu cukup mengesankan kan?”
“ya
terima kasih” jawab Mia tersenyum dan meminum kopi ditangannya.
Kairi
mengangkat sepatu yang dibawa ditangan kanannya
“oh..
kau meninggalkan ini di kantor eksekutif”
Mia
tertunduk diam.
“kau
tidak perlu ini lagi kan? Aku akan membuang “ Kairi lalu berjalan pergi membawa
sepatu itu.
Mia
buru-buru menyusulnya
“Umm ... Apakah benar bahwa Anda membunuh
istri Anda?” Tanya Mia pelan.
Kairi
terkejut mendengar pertanyaan Mia itu.
“Apa
yang di maksud dengan membunuh dia untuk
kedua kalinya?” Tanya Mia lagi
“Siapa
yang bilang begitu?” Tanya Kairi
“Presiden.”
Oh,
begitu. Saya memiliki utang yang tak terhitung kepada Presiden. Aku berjanji
klo aku akan membuat perusahaan ini sukses demi istriku. Tapi aku selalu ragu… Aku
mengatakan itu semua untuk istriku ...tapi pada akhirnya aku hanya berpikir tentang
diriku sendiri. Aku suami yang kejamkan?”
“tak
apa klo kau ragu..” Mia lalu menutup matanya dan menutup telinganya seperti
yang diajarkan Kairi padanya.
“Kurihara
...”
“Jika
ragu ... ... kau Lakukan ini.” Mia membuka matanya dan tersenyum pada Kairi
yang menatapnya. Senyum Mia sangat cantik dan membuat mata kairi tidak berpaling dari wajahnya. Mereka saling menatap lama.
Kairi
lalu melangkah menuruni anak tangga dan pandangan matanya masih terus menatap wajah Mia. Ia
lalu menarik kursi dan menyuruh Mia duduk disana. Mia tau maksud Kairi adalah Mia
memakai sepatu pemberian Kairi itu.Kairi jongkok didepan Mia untuk memakaikan
sepatu itu.
“aku
sudah mengembalikannya kepadamu.”
“aku
membelikannya untukmu. Aku akan membuangnya jika kau tak menginginkannya.” Kata
Kairi bersikeras.
Kairi
melepas sepatu Mia dan memegang telapak kaki Mia. Kairi melihat kaki indah Mia
dan cat kuku Mia sekarang sudah baru dan rapi.
“cantik…”
puji Kairi melihat kaki Mia itu.
Mia
jadi malu kakinya disentuh Kairi seperti itu.
Kairi
lalu memakaikan sepatu yang dibelikannya pada Mia. Ia lalu menatap Mia yang
duduk didepannya. Mia salah tingkah dan langsung berdiri dengan gugupnya.
“aku...
Aku harus kembali ke rumah.” Ucap Mia berjalan pergi ke mejanya.
Mia
mengambil tas dan segera berjalan ke pintu keluar yang harus melewati tempat Kairi
berdiri.
Saat
melewati Kairi, pria itu memegang tangan Mia agar tidak melanjutkan langkahnya.
“Jangan
pergi.Tinggal di sini. Ini adalah perintah.” Kata Kairi menatap Mia dengan
tegas.
Mia
tidak paham maksud Kairi tapi ia tau posisinya Kairi sudah menikah dan tidak
baik baginya klo mereka terus bersama-sama sampai larut malam seperti ini.
Mia
melepaskan pegangan tangan Kairi dan menaiki anak tangga ke pintu keluar.
Mia
masuk ke dalam lift untuk pergi ke lantai dasar. Tapi saat ia keluar pintu lift
ia melihat Yota sedang ada di lobby gedung dengan membawa rangkaian bunga.
Mia
panic dan ketakutan. Mia segera berlari masuk kedalam lift lagi.
Yota
tak tinggal diam dan ia berlari mengejar Mia.
“Mia.
Mia!” Yota membuka lift yang mulai tertutup dan ia berhasil masuk ke lift yang
sama dengan Mia.
Mi
amenjadi semakin ketakutan karena ia berada berdua didalam lift yang tertutup
bersama Yota.
“Mengapa
...? mengapa kau di sini Yota?” Tanya Mia gugup
“Bukankah
sudah aku bilang bahwa aku akan selalu berada di sisi mu?” jawab Yota berjalan
mendekati Mia.
Yota
memberikan rangkaian bunga ditangannya pada Mia
dan memaksa gadis itu memegang bunga itu.
“Ini
disebut marigold Perancis. Makna dari
bunga ini adalah “aku akan selalu bersama denganmu.” Ucap Yota sambil tersenyum
meski wajah Mia terlihat sangat ketakutan padanya.
Lift
yang mereka naiki membawa mereka ke lantai atas.
Yota
mengambil kotak cincin disakunya dan membukanya “tak apa…Aku akan selalu
melindungimu selamanya… Aku akan selalu bersamamu.”
“aku
.. aku tidak mau menerima cincin itu.” Kata Mia tegas meski ia takut pada Yota.
Yota
menaruh cincin dalam kantong jas lagi. Dan dengan garang ia menyentuh wajah Mia
dengan kasar.
“Jangan
melawanku.. karena kau adalah milikku!” kata Yota dengan sangat posesif menatap
Mia dengan senyum yang menakutkan.
Lift
tiba-tiba berhenti dan terbuka. Mia dengan secepatnya melarikan diri keluar
dari lift.
Ternyata
didepan pintu lift Kairi sedang berdiri disana.
Mia
memegang lengan Kairi dengan kencang dan bersembunyi di punggung Kairi.
“Tolong
selamatkan saya!” ucap Mia gugup penuh ketakutan.
Kairi
kaget melihat Mia yang begitu ketakutan itu.
“Apa
yang terjadi?”
“Mia,
ke sini.” Perintah Yota yang masih ada didalam lift.
“tolong
hentikan!” teriak Mia “aku tidak
mencintaimu lagi!”
Kairi melihat wajah Mia yang begitu ketakutan itu dan ia menatap Yota dengan tatapan marah.
“kau
mengatakan lelucon itu lagi!” tawa Yota pada Mia. “Datang ke sini Mia. Aku
tidak akan marah lagi.”
Yota
berjalan keluar lift ke tempat Mia berdiri. Tangannya terulur untuk menarik
tangan Mia.
Tapi
dengan sigap Kairi menarik tangan Yota lebih dulu.
“hentikan!”
“Siapa
kau?” Tanya Yota kesal karena Kairi ikut campur.
“tinggalkan
dia!” ucap Kairi tegas “kalian sudah putus”
“Mia
mencintaiku!” seru Yota “Dia milikku”
Yota
lalu berjalan melewati Kairi. Mia jadi ketakutan lagi dan berjalan mundur.
“kau
salah!” Kairi memegangi Yota dan mendorong pria itu sampai masuk ke dalam lift.
Yota
terkejut dan sangat marah menatap Kairi.
“Gadis
ini tidak mencintaimu sedikit pun.” Ucap Kairi berjalan mundur ke tempat Mia
berdiri. “GADIS INI MILIKKU!” Seru Kairi dengan suara tegas. Kairi langsung
mencium Mia lembut.
Mia
terkejut dengan ciuman Kairi sampai ia tidak menolaknya.
Yota
terkejut melihat mereka berciuman didepannya. Lift tertutup dan membawanya pergi.
Kairi
melepaskan ciumannya dibibir Mia. Mereka berdua saling menatap lama . lalu Kairi
mencium Mia lagi lebih lama.
“Perasaan yang
melekat di cincin .... tidak akan hilang sampai selamanya.Tapi seperti membuat langkah
yang salah ...Hidup akan keluar dari kontrol dalam seketika. Tidak ada cara untuk menahannya! Hatimu dan pikiranmu dikendalikan oleh detak
jantung yang berdenyut ini. Aku tidak bisa kembali lagi.aku mengukirkan dosan
diatas cincin ini. Aku sebagai gadis
yang baik, telah tertiup angin kedalam godaan dan terjatuh kedalamnya”
Mia
tidak bisa menyangkal perasaannya lebih lama lagi, pikiran dan hatinya sudah
tidak dapat dikendalikannya lagi. Mia lalu membalas ciuman Kairi dengan hangat.
Sementara itu Chiaki dan Kuno yang bertemu dijalan akhirnya mereka pergi ke Hotel. Chiaki yang agresif 'menyerang' kuno dengan ciuman-ciuman panas dan mereka tidur bersama. Kuno jadi lupa akan perasaannya pada Akari.
Di apartemen Akari membaca naskah cerita yang dibuat Kuno dan tanpa terasa airmatanya menetes membasahi wajahnya. (mungkin karena terhanyut saat membaca buku itu atau feeling seorang perempuan yang merasakan pria yang disukainya diambil sahabatnya??)
Bersambung Episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar