“1 Juli. Festival
Azalea. Hari ini, kami bermain bersama
teman-teman”
Naho
pergi bersama teman-temannya di festival Azalea disekolah. Naho memperhatikan
teman-temannya yang bermain dikolam renang dengan hebohnya .
Suwa
dan Kakeru duduk berdua dipinggir kolam renang.
“Malam
ini... Aku akan melihat kembang api dengan Naho.Hanya berdua saja, Bagaimana
menurutmu?” Tanya kakeru pelan.
Kakeru
sebenarnya tau sahabatnya itu, Suwa juga menyukai Naho. Jadi ia ingin
memberitahukannya kepada Suwa sendiri.
Suwa
menoleh sambil tersenyum “Kenapa kau bertanya padaku?” jawab suwa sambil
bermain semprotan air “pergilah… Naho
pasti akan senang” lanjut Suwa
menenangkan Kakeru.
Sepanjang
siang mereka bermain di kolam renang sekolah sambil menunggu pertunjukkan
kembang api di malam hari.
Suwa
beberapa kali melihat kebersamaan Kakeru dan Naho. Mereka berdua terlihat
sangat bahagia. Dari jauh Suwa ikut tersenyum melihat kedekatan keduanya. Ia
menghela nafas panjang seolah menenangkan perasaannya sendiri untuk kebahagian
2 sahabatnya itu.
Saat
sore hari semua sudah berkumpul di halaman sekolah untuk mengumumkan kontes
miss Tsutsuji dan pemenangnya adalah Rio Ueda senpai.
Ueda-senpai
berdiri di panggung dan mengucapkan terima kasih pada semua orang yang sudah
memilihnya.
Kakeru
dan sahabat-sahabatnya ikut bertepuk tangan atas kemenangan Ueda senpai.
Kakeru
yang berdiri disebelah Naho, tiba-tiba menunduk dan berbisik pelan pada Naho
“Jadi...
dimana kita akan melihat kembang api?” kakeru terlihat bahagia dan sangat
berharap.
(ah
pas liat adegan ini aku kok ngiri bangettt.. so sweet.. mukanya Yamaken kayak
beneran berharap-harap cemas.. arghhhh… )
“Di
kolam renang!” jawab Naho tersipu malu.
“Aku
juga berpikir begitu.” Kata kakeru masih menunduk melihat pada Naho.
Ueda-senpai
yang ada didepan panggung melihat keduanya yang sedang berbisik-bisik dengan
mesranya itu, melihatnya dengan Wajahnya penuh amarah.
Beberapa
saat lagi, pertunjukan kembang api akan segera dimulai. Semua melihat kembang
api dengan bersemangat!
Semua
mencari lokasi yang pas untuk mereka bisa melihat kembang api itu.
Naho
berlari menuju kolam renang untuk melihat kembang api bersama kakeru. Namun
Ueda senpai dan 2 orang kakak kelas mencegatnya dan minta tolong Naho untuk
membawa beberapa dus ke kelas mereka. Naho tak kuasa menolaknya apalagi Ueda
menatapnya dengan senyuman sinis. Dan ketiganya langsung pergi begitu saja.jadi
mau tak mau Naho harus membawa barang-barang itu ke kelas 3.
Sementara
itu kakeru berlari ke kolam renang. Ia melihat tak ada seorangpun ada disana.
Ia melihat sekelingnya dan Naho juga tidak ada. Kakeru lalu duduk dipinggir
kolam renang menunggu Naho.
Sampai
lama Naho tidak muncul juga bahkan saat pertunjukkan kembang api dimulai, Naho
belum ada disana. Kakeru terus memperhatikan pintu masuk kolam renang tapi naho tetap tidak nampah dan kakeru terlihat kecewa.
Naho
yang masih mengangkat dus-dua ke lantai kelas 3 melihat letusan kembang api
dari jendela tangga yang dilewatinya. Ia jadi merasa sedih karena ia tidak bisa
bersama kakeru. Naho teringat surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang.
“Terakhir
kalinya aku melihat pertunjukan kembang api, adalah saat aku dan Kakeru berada
di kolam renang, dan melihat ke atas langit. Setidaknya hanya kenangan itu... Biarkan
itu tetap ada.”
“Bagaimana
ini?” gumam Naho panic teringat surat itu. Naho mempercepat langkahnya dan
segera mengambil dus lainnya dan membawanya ke atas. Karena terlalu capek
membawa beberapa dus dan juga karena buru-buru, kaki Naho tersandung anak
tangga dan terjatuh.. isi yang ada didalam dus tumpah ke lantai. Naho jadi
tambah panic dan mulai mengumpulkan barang-barang yang tercecer dilantai.
Tiba-tiba
kedua sahabatnya Azusa dan taka-chan datang.
“Naho!
Apa yang kau lakukan?”
“Azu!
Taka-chan!”
Azusa
dan Taka berlari mendekati Naho dan membantu Naho memunguti barang-barang itu.
Taka
Meraih tangan Naho “cepat pergilah… Kau akan melihat kembang api dengan Kakeru,
kan?” ucap taka.
Naho segera berdiri dan berlari secepatnya menuju kolam renang.
Kakeru
masih menunggu Naho dikolam renang sampai pertunjukkan kembang api akan
berakhir. Kakeru merasa kecewa karena Naho sepertinya tidak mungkin muncul di
kolam renang itu. Kakeru berdiri dan pergi ke pintu keluar kolam renang dengan lesu.
Tiba-tiba
Naho masuk ke tempat itu dengan berlari-lari. Nafasnya terengah-engah saat
berdiri didepan kakeru “Kakeru? Maaf... aku terlambat.” Kata Naho.
Kakeru
terkejut melihat gadis itu akhirnya muncul. Kakeru tersadar dan segera
menggenggam tangan naho dan membawanya berlari. Kakeru membawa Naho berdiri
ditempat yang strategis untuk melihat kembang api itu. Tapi saat sudah sampai
disana kembang apinya sudah berhenti diletuskan.
Mereka
menatap kelangit dengan kecewa.
“Sudah
selesai.” Gumam Naho kecewa.
Mereka
terdiam kecewa. Naho lalu tersadar kalau tangan kakeru masih menggenggam
tangannya. Kakeru juga melihat kedua tangan mereka. Mereka masih terdiam namun
genggaman tangan yang tidak mereka lepaskan dan tatapan mata mereka menyiratkan
perasaan mereka berdua.
Tiba-tiba kembang api meletus lagi dilangit malam itu.
Mereka melihatnya dengan kagum.
“Sangat
indah....”gumam Naho tersenyum.
“Naho...
Aku senang bisa melihat kembang api bersamamu.” Ucap kakeru tersenyum menatap
kembang api itu. “hari ini tidak akan pernah aku lupakan” ucap kakeru sambil
menatap Naho.
Mereka
berdua tersenyum dan melihat pertunjukkan kembang api yang masih berlanjut itu.
“kata
yang kakeru ucapakan itu.. tak akan pernah aku lupakan.”
Festival
Azalea masih berlanjut. Naho pergi merayakannya dengan memakai Yukata berwarna
biru. Ia janji bersama teman-temannya mengunjungi kuil di kota mereka.
Saat
sampai di tempat janjian, Naho hanya melihat kakeru saja yang langsung melambaikan tangannya begitu melihat
Naho. Kakeru juga datang memakai pakaian Yukata untuk cowok.
Naho
berjalan menghampiri kakeru yang terus menatapnya “Dimana yang lainnya?” Tanya
Naho
“Ah...
Suwa dan Hagita bilang mereka tidak bisa datang... Azu juga.” Jawab kakeru
“Apa
Taka-chan juga tidak bisa datang?” Tanya Naho
“Benar.”angguk
kakeru.
Naho
langsung terlihat grogi karena berarti ia hanya bersama kakeru saja. Kakeru
melihat sikap naho yang jadi ragu.
“Tidak masalah kalau hanya kita saja. Ayo..”ajak kakeru yang mulai berjalan. Naho mengikuti langkah kaki kakeru. Cowok itu menoleh memperhatikan naho yang berjalan mengikutinya.
“Tidak masalah kalau hanya kita saja. Ayo..”ajak kakeru yang mulai berjalan. Naho mengikuti langkah kaki kakeru. Cowok itu menoleh memperhatikan naho yang berjalan mengikutinya.
“kau
terlihat kawaii..” puji kakeru melihat ikatan rambut Naho.
Gadis
itu tersipu malu tiba-tiba dipuji kakeru.
Mereka
lalu pergi berdua menikmati festival itu. Mereka bermain Kingyo Sukui
(menangkap ikan mas dengan saringan kertas
tipis). Mereka juga membeli
Taiyaki yang dimakan dengan es.
“Apa
kakimu lelah?” Tanya Kakeru saat melihat Naho terlihat berjalan lambat.
“Yah,
sedikit. Tapi tidak apa-apa” jawab naho
“Kau
mau duduk sebentar?” Tanya kakeru.
Mereka
berjalan menepi saat rombongan anak kecil berbaris dengan memakai yukata dan
lampion ditangan melewati mereka.
“BonBon.
Aku juga melakukan itu saat kecil.” Kata naho
Kakeru
jadi teringat saat masih kecil dan ibunya pernah mengajaknya ke acara seperti
ini.
“Kakeru?”
panggil Naho saat ia melihat kakeru melamun.” Kakeru? Ada apa?” Tanya Naho
khawatir
Kakeru
tersadar dari lamunannya. “Ayo.” Ajaknya segera
Mereka
pergi ke kuil dan berdoa disana. “Apa yang kau minta?” Tanya Naho
“Bukan
apa-apa... Jika ini soal harapan... aku
ingin memohon pada ibuku.. Jika ini
Tuhan... aku yakin akan sampai pada ibuku.” Jawab kakeru
“apa
yang kau katakan padanya?” Tanya Naho
“Itu
rahasia.” Jawab kakeru berbalik pergi.
Tapi
saat beberapa langkah, tetesan air hujan jatuh ke wajahnya. Dan airmata yang
sempat berlinang diwajah kakeru terhapus dengan tetesan air hujan itu.
Mereka
berdua berteduh di depan kuil dalam diam.
“Aku
sama sekali tidak bisa mengubah apapun. Aku ingin mendengar dia bercerita
tentang ibunya...”
“Kakeru?
Soal ibumu...”
“Sudah
ku bilang, itu rahasia.” Jawab kakeru masih tersenyum.
“Kalau
begitu... Soal penyesalanmu...a pa itu
karena kau tidak bisa menyelamatkan ibumu?” Tanya Naho lagi. Ia ingin
membongkar perasaan kakeru , kesedihannya, penyesalannya sehingga ia mungkin
bisa sedikit membantu kakeru.
Kakeru termenung dan terdiam lama sebelum ia
menjawabnya.
“Jika
aku memberitahu padamu... Kau akan membenciku.” Kata kakeru
“Tidak
akan! Aku janji.” Kata Naho dengan serius.
“Saat
upacara masuk sekolah... aku membuat sebuah janji.”
“Janji?”
“Kesehatan
ibu... selalu tidak stabil… Kami akan ke
rumah sakit baru... dan aku seharusnya mengantar dia. Ibu... Secara emosional,
cara dia berbicara sudah tidak stabil. .Sulit rasanya bagiku. Kami bertengkar
tanpa alasan. Tapi... aku senang karena
kalian mengajakku bermain. Itu sebabnya, waktu itu... Aku merasa dia jadi menyebalkan.”
Kakeru
teringat pesan yang dikirimkan ibunya saat dia bermain bersama suwa, naho dan
lainnya.
Ibu: Dimana kau
sekarang? Aku pikir kau langsung pulang ke rumah. Aku mengirim pesan tapi kau
tidak membalasnya.
Kakeru
bercerita dengan menahan airmatanya. Suara sudah bergetar saat ia melanjutkan
kalimat-kalimatnya.
“dan
setelah itu, dia tidak membalas pesanku lagi.
Aku tidak berpikir kalau dia akan bunuh diri. Jika aku menatapnya dengan
baik... jika aku lebih memperhatikannya.. jika saja aku… lebih
memperhatikannya” airmata kakeru berlinang diwajahnya mesti ia sudah berusaha
sekuat tenaga untuk menahannya.
“mungkin
Aku pasti bisa... menyelamatkan ibuku. Karena itu, tadi... Aku bilang padanya
kalau aku menyesal."Maafkan aku, ini salahku." Itu hanya...” kakeru sudah tidak bisa
membentuk kesedihan dan airmatanya. Ia berjalan menjauhi Naho, berdiri di ujung kuil dan menangis.
Naho
terus memikirkan apa yang terjadi dengan kakeru. Saat ia pulang ke rumah ia
mengambil surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang itu.
“Aku
tidak bisa melakukan apa-apa. Apa yang dimaksud tentang "menyelamatkan
Kakeru?" batin Naho
“Aku
ingin kau bertanya tentang ibunya. Aku pikir penyesalannya adalah karena tidak
bisa menyelamatkan ibunya. Selamatkan dia dari penyesalan itu. Jika kau bisa
melakukannya, kau mungkin bisa mencegah kecelakaan..”
“Apa
yang dia maksud dengan "kecelakaan Kakeru?" gumam Naho heran.
Masa
10 tahun yang akan datang.
Nenek kakeru mulai menceritakaan kecelakaan yang
dialami kakeru waktu itu. Nenek membuka sebuah tas dan mengambil sebuah kertas
dari dalam dan memberikannya pada Naho dan teman-temannya.
Hagita
membuka surat itu yang ternyata tulisan tangan Kakeru.
“Nenek...
Maafkan aku... Jika terjadi sesuatu
padaku... beritahu semuanya kalau itu adalah kecelakaan. Maaf karena aku akan pergi
ke tempat dimana ibu berada.”
Semua
terkejut membaca surat itu. Peristiwa dibalik kematian kakeru yang tiba-tiba itu mulai terkuak.
“Kakeru...
Dia memutuskan sendiri... dan sengaja mengarahkan sepedanya pada jalur mobil. Bodoh
sekali dia. entah kenapa dia melakukan hal semacam itu.”
Semua
menjadi semakin terkejut mendengar ucapan nenek kakeru.
“Kau
tidak bisa menghapus kegelapan hati hanya dengan kekhawatirkannya.”lanjut nenek
kakeru.
Semua
terdiam sedih mendengar kenyataan kalau kakeru meninggal bukan karena
kecelakaan tapi karena bunuh diri.
“Kami dengar segala
hal tentang Kakeru dari neneknya bahwa dia meninggal bukan karena kecelakaan tapi bunuh diri. Kami
hanya punya satu penyesalan. Yaitu membiarkan Kakeru meninggal. Bahkan jika itu
adalah kecelakaan, kami tetap tidak akan bisa menyelamatkan Kakeru... Kami ingin dia memberitahu
masalahnya pada kami. Kami tidak ingin dia memilih mati sebagai jalan keluar. Ku
mohon… Aku ingin kau menyelamatkan hati Kakeru."
Kakeu
pulang ke rumahnya dan tenggelam dalam penyesalannya atas kematian ibunya.
Kakeru pergi ke kamar ibunya dan teringat percakapan dirinya dan ibunya dikamar
itu.
“Meski
ibu bilang itu demi aku… Kenapa kau selalu memutuskan segala sesuatu seenaknya?!”
seru kakeru marah pada ibunya
“setidaknya sekali saja, tolong bersikaplah layaknya seorang ibu!!”
Ibu
kakeru langsung menangis didepan kakaeru.
“Kenapa
kau menangis?!” kakeru tersadar klo ia sudah marah dengan ibunya. Kakeru
jongkok didepan ibunya yang sedang menangis itu“Maaf karena aku berbicara
dengan nada tinggi...”
“Kakeru...?
Maafkan aku juga, Kakeru.” Isak ibu kakeru
“Kau
tidak perlu minta maaf.” Sahut kakeru memeluk ibunya dengan menyesal.
“Itu
salahku, kan? Aku selalu mengganggmu, kan?”
“Itu
tidak benar.”
“
Maafkan aku.”
“,Itu
tidak benar.. Jangan menangis.”
“Maafkan
aku, Kakeru.Maafkan aku.”
Kakeru
berdiri mematung teringat kejadian yang sangat disesalinya sampai sekarang “Ibu...”
“31 Desember. Kami
mendengar segala hal tentang Kakeru dari neneknya..”
Suwa
pergi ke rumah Naho pagi-pagi sekali.
“Maaf
mengganggu. Belakangan ini, Kakeru tidak ikut latihan klub.mungkin kau tau
sesuatu.”Tanya suwa.
Naho
terdiam bimbang apa ia harus menceritakan semua pada Suwa.
“Ada
apa?” Tanya suwa curiga melihat naho tidak menjawabnya dan sikap Naho yang
terlihat bingung.
“Ini
soal Kakeru... Aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu…. Sebuah surat.
Entah kau percaya atau tidak...aku tidak tau tapi.” kata Naho gugup harus mulai
dari mana cerita tentang kakeru itu.
“
Naho! Tidak apa-apa. Jangan khawatir.”
Suwa merogoh saku celananya dan mengambil sebuah surat dari sakunya itu “Aku
juga... mendapat suratnya.”
Mereka
lalu pergi untuk membicarakan apa yang terjadi disebuah taman kota. Naho mulai
membaca surat yang ada ditangan Suwa yang ditulis oleh Suwa sendiri di
masa 10 tahun yang akan datang.
“Untuk diriku yang
berusia 16 tahun...Bagaimana kabarmu? Saat ini, aku menulis surat untukmu dari
masa depan. Untuk dirimu yang berusia 16 tahun...Ada hal penting yang ingin aku
minta padamu.
Ku mohon, demi diriku
yang sekarang... Aku ingin kau menghapus
penyesalan yang kami bawa….”
Naho
membuka halaman selanjutnya.
“Tapi
aku membaca surat ini setelah upacara masuk sekolah. Aku tidak bisa
mewujudkannya.” Ucap Suwa pelan.
Naho
teringat kejadian saat Kakeru tiba-tiba diterima di klub sepakbola “Itu
sebabnya, Kakeru... diterima di klub sepak bola? Jadi, kau orang yang
membantunya, kan?”
Suwa
mengangguk. Naho membuka suratnya lagi.
“Eh?
Mana lanjutannya?” Tanya Naho heran melihat surat itu tidak ada halaman
selanjutnya..
“Aku
meninggalkannya dirumah. Tidak ada sesuatu yang penting didalamnya.” Jawab Suwa
“Ayo selamatkan Kakeru... Dengan keyakinan.. Yang ini juga...Bantu aku
mewujudkannya.” Lanjut Suwa menunjuk pada lembar yang sedang dibawa Naho. Gadis
lalu membawa tulisan di lembar itu.
14 September
Hari ini ulang tahun
Kakeru. Dia tidak mengatakan apapun dan semuanya juga tidak tahu, jadi.. Itu
sebabnya...”
Kakeru
sedang piket kebersihan dikelasnya. Azusa dan taka datang menghampirinya.
“Kakeru!
Kami dengar sebentar lagi kau ulang tahun kan?” Tanya Azusa
“Apa
ada... sesuatu yang kau inginkan?” Tanya Taka-chan
Dai
jauh Suwa dan Naho tersenyum melihat kedua temannya itu mencari kado yang
diinginkan Kakeru. Mereka memang merencanakan semuanya dengan sahabat mereka
lainnya tentang kado ulang tahun yang diinginkan kakeru seperti yang tertulis
di surat itu.
“tepat sebelum hari
ulang tahunnya... tanyakan apa yang dia inginkan”
“
Apa?” desak Azusa dan Taka tentang hadiah yang diminta kakeru.
“
Kalau begitu, bagaimana dengan tim sepak bola Matsumoto?”
“Matsumoto
Yamaga?”
“Itu
dia!”
Hagita
saat istirahat juga bertanya pada Kakeru apa yang diingin kakeru sebagai hadiah
ulang tahun.
“Hagita-kun...
aku suka manga yang kau baca, Tapi aku tidak memintamu untuk memberikannya
padaku...”
“Apa?
Sudah ku bilang, itu bukan hadiah.Bodoh.” gerutu Hagita.
Suwa
tersenyum mendengar jawaban Hagita.
Saat
jam pulang Naho memperhatikan tas yang dibawa kakeru.
”Kakeru...
Kau selalu menggunakan tas itu, kan?” Tanya Naho
Kakeru
mengangguk heran tapi saat ia melihat ekpresi wajah naho yang seperti mendapat
pencerahan. Kakeru tau ini pasti
berhubungan dengan kado ulang tahun seperti yang di tanyakan teman-teman
lainnya.
“ini saja sudah cukup, kau tidak perlu
memberikan hadiah padaku” kata kakeru menebak pikiran naho.
Naho
langsung panik rahasia mencari info kado
yang diinginkan kakeru terbongkar “Tidak,
tidak! Bukan begitu! Sungguh, bukan karena itu aku bertanya” Naho buru-buru
keluar ruangan sampai menabrak pintu keluar.
Kakeru
tersenyum geli melihat tingkah naho yang panik. Suwa menepuk kepalanya dengan tangannya melihat tingkah naho itu.
Pulang
sekolah suwa juga bertanya pada kakeru kado yang diinginkannya.
“pasti
ada sesuatu yang kau inginkan kan?”
“sudah
ku bilang, aku benar-benar tidak ingin apapun."
“Sesuatu
yang sangat kau inginkan sekarang. Katakan apapun.” Desak Suwa
“Yah...
sesuatu yang paling aku inginkan........”
Masa
10 tahun yang akan datang.
Suwa
duduk bersimpuh di altar sembayang rumah nenek kakeru.
“Kakeru...
Selamat ulang tahun... janji soal kita akan berkumpul bersama.. maaf kami tidak
bisa memenuhinya.” Ucap Suwa tertunduk.
Ia
menoleh pada teman-teman yang duduk dibelakangnya. Mereka juga masih berkumpul
disana untuk merayakan ulang tahun Kakeru.
14
September.
Hari ini ulang tahun Kakeru.
Suwa
menutup mata kakeru dan membawanya ke ruang kelas mereka.
“
Aku tidak bisa melihatnya! Aku takut!”kata kakeru bercanda.
Suwa
mendorong kakeru maju lagi .
“Ayo!
Lebih maju lagi! Satu langkah lagi! Satu
lagi.”
“
Satu lagi? Baik...”
“Siap,
ayo!”
Suwa
membuka melepaskan tangannya dari mata kakeru.
“Kakeru...!
Selamat ulang tahun yang ke-17!” teriak teman-temannya.
Kakeru
terkejut ke 5 sahabatnya ada disana. Dipapn tulis tertulis ucapan selamat ulang tahun untuknya.
Dan diatas meja terdapat banyak makanan.
“Selamat
ulang tahun!” teriak mereka lagi sambil meletuskan confetti ke udara.
“Terima
kasih!” ucap kakeru tersenyum penuh haru.
“
Ayo mulai acaranya” seru Suwa.
Azusa
dan taka mengulurkan sebuah bingkisan tipis pada kakeru
“Ini,
Kakeru! Hadiah dari kami berdua! “
“
Tiket untuk menonton permainan sepak bola?” tebak kakeru melihat bungkusan itu.
“Kenapa
kau bisa tahu?” gerutu Azusa gemas.
“Terima
kasih!”kakeru tertawa.
Hagita
datang dan mengulurkan bungkusan berbentuk kotak pada kakeru.”Kakeru...! Ini
hadiah dariku... Jangan kaget.”
“
Manga?” tebak kakeru lagi. Semua tertawa mendengar tebakan kakeru yang memang
benar itu.
“baguslah
kau tau..:
“Terima
kasih Hagita-kun...”
Suwa
tersenyum senang melihat wajah kakeru yang Nampak bahagia itu.
Ia
teringat kejadian saat ia kerumah Naho dan memberitahu Naho klo ia juga menerima surat dari masa depan.
Saat itu Naho bertanya padanya tentang lembar surat selanjutnya. Ia berbohong
pada naho dan mengatakan klo ia meninggalkan lanjutan surat itu dirumah padahal
sebenarnya ia menyimpannya disaku celananya.
Suwa
tidak ingin lanjut surat itu dibaca naho karena membahas tentang cinta
ketiganya.
“Diriku saat itu
entah kenapa tidak bisa mendukung Naho dan Kakeru setulus hati.. Tapi saat
Kakeru meninggal... Naho hampir ambruk saat dia menangis. Kenapa aku tidak
bisa... merelakan mereka berdua? Aku benar-benar menyesalinya. Tidak bisa
melihat gadis yang aku cintai.. mungkin aku merasa sedih tapi.. tapi aku masih
memiliki sepakbola.. tolong demi Naho dan kakeru.. aku ingin melihat perasaan
yang mereka miliki satu sama lain. Jadi, aku mohon padamu... supaya aku bisa
melihat Naho dan kakeru tersenyum 10 tahun dari sekarang dan di masa depan
nanti. Kuserahkan mereka berdua padamu”
Naho
berjalan mendekati kakeru dan mengulurkan bungkusan besar pada cowok itu
“Dan
ini dariku.”
“Besar
sekali!” seru azusa.
Kakeru langsung membuka kado itu dan isinya ternyata
tas besar. kakeru terlihat sangat senang.
“ini
luar biasa! Keren!” kata kakeru senang
“Coba
kau pakai.”
Kakeru
langsung memakainya dengan semangat.
“Wow.
Kau terlihat keren!”
Kakeru
tersenyum pada Naho “Terima kasih... aku akan menyimpannya.”
Naho
mengangguk dan senang melihat wajah kakeru yang terlihat menyukai hadiahnya
itu.
Tinggal
Suwa yang belum memberikan hadiah pada Kakeru. Mereka baru tersadar klo suwa
menghilang.
“Suwa?
Dia melarikan diri, ya? Dasar licik.”
“siapa
yang melarikan diri.” Sahut suwa dari balik pintu.
“Kau
tidak membawa hadiah, bukan?”
“Aku
bawa kok.” Jawab suwa masuk kedalam kelas sambil membawa rangkaian bunga
tangan.
Semua
berteriak heboh melihat kado suwa berbentuk bunga itu.
“Apa-apaan
kau-- emang kau Pacarnya?” mereka serentak tertawa
“Kau
aneh sekali!”
“Diam!
Ini idenya!Kakeru bilang sendiri...” seru Suwa.
Kakeru
tertawa geli sahabatnya itu membawa bunga seperti yang dimintanya “Aku bilang
hanya bercanda!”
Suwa
berjalan ke depan kakeru
“Kakeru.
Selamat ulang tahun!” seru Suwa sambil menghampur memeluk kakeru. Semua tertawa
melihat kelakuan Suwa itu.
“
Lepaskan aku, lepaskan aku.” Teriak kakeru kegelian.
“jangan
melarikan diri” bisik Suwa ditelinga kakeru.
Kakeru
mendengarnya dan ia tau maksud perkataan Suwa tadi.
Suwa
melepaskan pelukannya dan memberikan bunga itu pada kakeru.
Suwa lalu melangkah
keluar ruang kelas. Tapi kemudian ia berbalik dan melihat ke sahabat-sahabatnya
dan memberi kode mereka agar mengikuti dirinya dan membiarkan naho dan kakeru
berdua saja.
Azusa
dan taka sadar dengan kode Suwa itu.
“kurasa..
sebentar.. ano… Yah, kau tahu... yang
itu... yang itu...”seru azusa panik
“
Aku lupa!” seru taka-chan
Mereka
lalu menarik tangan hagita keluar dari kelas.
Sekarang
didalam kelas hanya tinggal naho dan kakeru. Cowok itu berjalan pelan kedepan
naho sambil membawa bunga dari suwa tadi.
Kakeru
lalu mengulurkan bunga itu pada naho.
“Naho...
Ini. Aku berikan ini untukmu.”
Naho
kebingungan menerima bunga itu “kau memberikannya untukku? Kenapa?"
Kakeru
tersenyum “Itu karena... aku hanya ingin memberikan padamu.”
Naho
bingung mendengar jawab kakeru.
“Maaf ini bukan sesuatu yang aku beli sendiri. Tapi...
Perasaanku... aku ingin kau mengetahuinya”
Naho
terkejut.
Kakeru
melihat wajah naho yang terkejut. Ia tersenyum kikuk “Jawaban... Aku tidak perlu jawaban...”
Kakeru
tersenyum salah tingkah dan mengusap wajahnya dengan tangannya. Saat kakeru
menoleh kearah pintu kelas, ia melihat ke 4 sahabatnya ada disana
memperhatikannya, memberikan supportnya kepada dirinya.
Masa
10 tahun yang akan datang.
Suwa
masih duduk didepan altar kakeru. Ia mengambil bunga yang dibawanya lalu
mengulurkannya pada Naho
“dari
kakeru” ucap Suwa tersenyum pada Naho.
Naho
menerima bunga itu “Kenapa kau... memberinya
padaku?”
“alasannya…”
suwa kebingungan “Kau sudah menyadarinya, kan?”
“karena
aku dan kakeru pada akhirnya kami tidak bisa saling terbuka satu sama lain.”
“Kakeru
selalu... mencintaimu, Naho.” Kata suwa
Suwa
lalu menceritakan apa yang dikatakan kakeru saat ia bertanya tentang kado apa
yang dingin kan kakeru saat itu dan kakeru menjawab:
“Kalau
begitu...sebuah karangan bunga.” Kata kakeru tersenyum
“Karangan
bunga? Kau yakin” Tanya Suwa bingung waktu itu.
Kakeru
tersenyum “Jika aku menerimanya...aku akan segera memberikannya kepada Naho.”
Naho
terkejut mendengar itu.
“kami
semua sudah tahu soal itu” kata hagita.
Naho
langsung menangis memeluk karangan bunga itu.
Naho
dewasa , naho 10 tahun yang akan datang tidak pernah mengetahui perasaan kakeru
padanya.
BERSAMBUNG PART 4 (ENDING)
Nyesek bacanya.....walo cuma drama.aku gampang larut si orangnya.kalo liat drama atau sekedar baca sinopsisnya.pasti ikutan sedih.ditunggu ya endingnya.....^_^
BalasHapusSeruuuu...semangat kakak...ditunggu kelanjutannya ya...
BalasHapusMakasih kak sinopsisnya. Sedih bgt huhu Lanjut ya aku tunggu bgtt T.T
BalasHapusIya nih dtgu lanjutannya..^^,
BalasHapus