Setiap
orang di dunia ini memiliki 'indra keenam’… itu yang selalu ibu katakan padaku.
Tanpa
alasan… saat dimana hati kita berdebar….
Bisa dikatakan.. inilah indra keenam itu , yang ada sebagai pernyataan kebahagiaan
kita… Tanpa keraguan… disaat itu juga.
Pada
hari hari itu… pada saat moment itu tiba.. disaat aku bertemu dengan pria
takdirku..
Aku
penasaran seberapa banyakkah hatiku akan berpacu?
Moment
yang ditunggu-tunggu di mana aku bahkan susah bernapas ...
Aku
selalu merindukan saat itu.
Mia
duduk di sebuah taman yang sangat indah dan luas. Rambutnya dibiarkan tergerai
membingkai wajah cantiknya. Pandangan matanya tak lepas dari cincin
pertunangannya yang ada didepannya. Ia teringat saat tunangannya, Yota
yamashita mengajaknya menikah. Entah kenapa ia jadi ragu menjawab ajakan
menikah tunangannya itu. Terlalu banyak yang perlu dipertimbangkannya .
Seorang
pria tampan berjalan melewati kursi dimana Mia duduk. Pria itu berhenti di
belakang tempat duduk Mia. Pria itu melihat seorang anak gadis yang berjalan
membawa balon dan tiba-tiba terjatuh membuat balon yang dibawah anak itu
terbang. Pria itu segera berlari untuk mengambil balon itu tanpa melihat
sekelilingnya. Dan tiba-tiba ia menabrak seseorang yang sedang duduk
didepannya.dan ia terjatuh ke lantai.
“ahh
... sakit ... ~~~!” gumam pria itu dan bangkit berdiri.
Mia
kesakitan saat seseorang menabrak bagian belakang tubuhnya dan membuat tubuhnya
terbentur meja yang ada didepannya.Ia melihat pria yang terjatuh disampingnya
itu.
“
Apa yang kamu lakukan?” gerutu Mia saat melihat pria itu tidak meminta maaf
padanya tapi justru mendekati seorang gadis kecil yang sedang terjatuh
Pria
itu menatap Mia dengan pandangan mata bersalah tapi ia teringat juga balon yang
sudah terbang sangat tinggi dilangit. Pria itu menoleh pada gadis kecil yang
kehilangan balon tadi.
“Maafkan
aku… aku hampir saja mendapatkan balonmu” kata pria itu pada gadis kecil yang
sedang berusaha berdiri.
Gadis
itu menangis dan menunjuk pada Mia “ini karena kakak itu yang menghalangi jalanmu!
Itu salahnya”
“aku?!”
gumam Mia heran melihat gadis kecil yang menangis itu.
Seorang
wanita muda mendekati gadis kecil itu.
“MAMA
~~~!” rengek gadis itu pada ibunya.
“Maafkan
aku! Ayo pergi!” ajak wanita muda itu dan membawa gadis kecil yang menangis itu
pergi.
Mia dan pria itu memperhatikan keduanya pergi.
Pria
tampan itu berbalik dan mulai memperhatikan Mia.
“Apakah
Anda baik-baik saja?” tanyanya
“Y-Ya
...” jawab Mia memperhatikan pria tampan yang ada didepannya. Mia lalu teringat
kegiatannya hari ini dan ia berbalik ke mejanya lagi.
“Aku
harus pergi.” Mia mengambil kotak perhiasan tempat cincinnya untuk dimasukkan
ke dalam tasnya tapi alangkah terkejutnya Mia saat tidak menemukan cincinnya
disana.
“Tidak
mungkin! Ini tidak di sini!” ucap Mia panic mencari cincin pertunanganya.
Pria
itu melihat kepanikan Mia “apa yang hilang?”
“cincin
pertunanganku!” jawab Mia
Pria
itu merasa bersalah karena tadi ialah yang sudah menabrak tubuh Mia. Ia lalu
membantu mencari cincin Mia disekitar tempat Mia duduk.
“Mengapa
tidak di sini?” gumam Mia terus mencari cincinnya.Mia menoleh pada pria yang
sedang mencari cincinnya itu.
“Saya
minta maaf karena sudah membuat anda ikut mencarinya” kata Mia pada Pria itu.
“Ini
salahku juga karena sudah menabrak Anda.” Jawab pria itu.
“Ini
buruk. Apa yang harus aku lakukan?”
gumam Mia
“kau
hanya tinggal mengatakan apa yang terjadi sejujurnya pada kekasihmu”
“Saya
pasti akan menemukannya.” Kata Mia bersikukuh mencari cincinnya.
“Jika
orang-orang di tempat kerja saya tahu tentang ini, mereka pasti menatapku dengan
padanangan dingin”
“Mengapa?”
Tanya pria itu penasaran dengan ucapan Mia. Apa hubungan kehilangan cincin
dengan pandangan dingin teman sekerja Mia.
“Aku
bekerja di "Tiffany"... Tak terbayangkan seorang profesional perhiasan kehilangan
cincinnya.dan aku tak bisa datang tepat waktu untuk menghadri rapatku” Mia
tambah panic melihat jam ditangannya.
“mengapa
tak berhenti mencarinnya saja” kata Pria itu melihat Mia panic untuk datang ke
rapat juga.
Mia
menoleh kesal pada pria itu. Ia tak paham maksud pria itu.
“jika
mencari sesuatu dan berhenti melakukannya, maka mungkin kau nanti akan
menemukannya”
“tak
apa.. aku akan mencarinya sendiri. Terima kasih banyak” kata Mia berpikir Pria
itu sudah tak mau mencari cincinnya.
“bukannya
Anda tidak punya waktu? Apakah tak masalah klo Anda datang terlambat dalam
pertemuan Anda?” Tanya pria itu
“tolong
tinggalkan saya.. Saya ingin mengembalikannya dengan baik padanya.”
“Kembalikan?”
“Ya.
Saya berencana untuk menolak ajakannya menikah”
(Tackey sekilas mirip Ariel.. tapi lebih gantengan Tackeylah.. hahah)
Pria
itu tersenyum tipis “ohhh… jadi sebenarnya kau tak perlu cincin itu”
“aku
tidak memerlukannya?”
“ini
akan mengganggu kekasihmu juga..itu
tidak begitu berarti kau akan mengembalikan cincin itu atau tidak karena
kau sudah berencana menolaknya juga.” Pria itu menjelaskan pada Mia dan
mendekatinya.
“bukan
seperti itu! Perasaan tertinggal didalam cincin!”
“perasaan?”
“perasaan
seorang Desainer, pengrajin, penjual.dan bahkan perasaan pria saat ia memilih
cincin. Perhiasan adalah sesuatu yang menghubungkan perasaan orang. .Itu sebabnya
...Jika kita akan putus maka aku harus mengembalikannya dengan baik” ucap Mia
menjelaskan pada Pria itu.
Pria
itu terkagum mendengarkan pemikiran Mia yang begitu dalam tentang sebuah
perhiasan.
“Mengapa
Anda putus dengan dia?”
“karena
dia menertawakanku… Ketika saya mengatakan bahwa pekerjaan yang saya miliki
sekarang adalah panggilan bakat saya ...
Dia menertawakanku... Meskipun dia seharusnya
mencintaiku ... jadi aku merasa dia bukan orangnya.”
“Tak
masalah klo kau memiliki keraguan..
pernikahan bukan sesuatu yang harus kau lakukan hanya karena keinginan
mendadak. Jika kau tidak yakin dengan dirimu sendiri lebih baik kau berhenti.
Ini metode yang dulu pernah diajarkan ayahku. Lakukan ini jika kau ragu ...”
Pria itu menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya lalu ia menutup
matanya juga.
Mia
tanpa banyak bicara mengikuti gerakan pria itu. “Seperti ini?”
“kau
tidak akan mendengarkan suara siapa pun.
Kau bahkan tidak akan melihat wajah siapa pun. Kau hanya mendengarkan suara hatimu
sendiri ...dan kau tetap jadi dirimu sendiri.. masa depan yang ingin kau
liat..”
Mia
melakukan gerakan itu dan mendengarkan suara hatinya. Apa yang diinginkan
dimasa depannya. Saat Mia membuka matanya. Pria itu sudah berdiri didepannya,
sedang menatapnya.
“Apa
yang kau lihat?” Tanya pria itu. Mia hanya terdiam saja. Mereka jadi salah
tingkah saat pandangan mata mereka bertemu begitu lama.
Pria itu berbalik dan
akan melangkahkan kakinya saat sebuah kilauan tertangkap matanya dari ujung
celananya yang tertekuk. Ia membungkuk dan melihat ada cincin Mia tersangkut
disana.
“ohh..
Lihat? Apa ku bilang… jika kau berhenti mencarinya maka kau akan menemukan
sendiri!.”
Mia
dengan kesal mengambil cincin dari tangan pria itu “ apa kau tak punya kalimat
lain selain kalimat itu?seperti ‘maaf ini salahku atau maafkan aku”
“ini
tak bisa diperdebatkan karena cincin itu
jatuh ke celanaku sendiri” kata pria itu tidak mau disalahkan.
“apa?
Apakah ini salahku meski kaulah orang yang
menabrakku?” seru Mia marah.
“itu
tak bisa dihindarkan”
Mia
melirik sini pria itu dan berjalan ke mejanya lagi, Ia menaruh cincin ke kotak
cincinnya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia bergegas mengemasi
barang-barangnya.”aku akan terlambat meeting semua gara-gara kamu.”
Mia
melangkah cepat meninggalkan pria itu.
Pria
itu menghela nafas panjang “ wanita yang aneh”gumamnya
Mia
tinggal di apartemen bersama kedua sahabatnya. Masaki Akari seorang editor
buku, dan Miyama Chiaki seorang model.
Mia
belum beranjak dari tempat tidurnya meski waker juga bordering. Akari masuk
kedalam kamar sahabatnya itu dan mencoba membangunkan Mia.
“Mia,
manager akan marah padamu lagi”
Akari
membuka tabir kamar Mia dan membuat sinar matahari masuk menembus kaca jendela
kamar Mia. Mia membuka mata melihat kamarnya yang berubah terang benderang. Mia
segera bangun dan bersiap-siap pergi bekerja.
“sudah
3 tahun aku tinggal bersama dengan sahabatku SMA."
“tadaima..Pagi
Akari!” sapa Chiaki sang model yang baru pulang ke rumah mereka.
“okaeri”
jawab Akari
“aku
minum terlalu banyak!” kata chiaki merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu
mereka.
“Pagi
Chiaki.” Sapa Mia.
“pekerjaan
dan gaya hidup kami mungkin berbeda ... Tapi kami punya zona jarak nyaman yaitu
untuk Kami tidak ikut campur dalam setiap bisnis orang lain”
“By
the way ... hari ini upacara penganugrahanya kan?” Tanya Mia yang tiba-tiba
teringat acara nanti malam.
“oy
iya.. aku sudah memberikanmu undangannya kan” sahut akari.
“ohh
Ya.. Akan ada pria-pria tampan kan?” Tanya chiaki yang langsung terbangun
begitu mendengar pembicaraan itu.
“Chiaki
karena itu upacara penganugrahan yang sangat penting jadi kamu jangan
‘main-main’ ya…” kata akari memperingatkan Chiaki yang suka gerilya mencari
pria single, tampan dan kaya.
“aku
sudah nggak sabar pengen bertemu dengan penulis yang disukai Akari” Goda Mia
pada Akari.
“aku
juga penasaran se cute apakah dia” sahut Chiaki ikut menggoda Akari.
“aku
menyukai hasil kerjanya, jadi tolong jangan mengatakan hal-hal yang aneh!”
gerutu Akari pada kedua sahabatnya itu.
Mia
mengambil jus yang barusan dibuat Akari. Ia meminumnya dan pamit pergi kerja.
“aku
pergi dulu”
“hati-hati”
sahut Akari.
“aku
Kuhira Mia (25tahun) bekerja di Tifany
&co. saat aku SMA aku pergi ke New York bersama dengan ibuku. Dan aku mulai
suka Tiffany. Dan aku bilang pada diriku sendiri ‘aku ingin bekerja di PR
Tiffany’. Impianku menjadi kenyataan 3 tahun yang lalu. Sejak saat itulah, aku
dikelilingi dengan perhiasan yang aku sukai dan aku bekerja dengan banyak
professional yang aku kagumi. Itu benar-benar seperti menyenangkan.Aku melewati
hari-hari dengan senang.”
Manager
Mukai Masayo PR memanggil Mia untuk ke kantornya. Saat Mia kesana Manager
menunjukkan proposal yang sudah diajukan Mia kepadanya.
“
Apa ini?”
“Ini
pameran baru berikutnya ..” jawab Mia.
Manager
langsung memasukkan proposal Mia ke dalam mesin mesin pemotong kertas.
“jangan
membuang waktuku dengan proyek tingkat rendah.itu saja” kata managernya dengan
dingin mengusir Mia pergi dengan gerakan tangannya.
Mia
kembali ke mejanya. Teman-temannya langsung menyerbunya dengan pertanyaan.
“Apakah
kau baik-baik saja Kurihara?” Tanya Endo Takako temannya
“Ya.”
“
manager marah-marah terus hari ini ...Dia begitu menakutkan, bisa menyusut
rentang hidupku” canda temannya itu.
“mungkin
karena ia ditinggalkan kekasihnya berselingkuh. “ bisik Saeki kasumi
“Perselingkuhan?!”
Tanya Mia
“kau
tidak tahu?” sahut Takako
“
Sepertinya pasangannya adalah orang penting di dunia ekonomi. Dia mendapatkan
pekerjaan dan promosi dari koneksi kekasihnya.”
“benarkah
manager seperti itu.. tak bisa dipercaya” ucap Mia setengah tidak percaya
mendengar gossip itu.
“aku
ingin punya kekasih seperti itu juga” khayal Takako.
“hey
hentikan membahas tentang lelucon perselingkuhan” tegur Mia
Takako
tertawa melihat Mia yang begitu serius “kau terlalu serius senpai”
“Selamat
pagi.” Sapa Takada Yoshiko staf PR pria lainnya.
“Selamat
pagi”
Takada
melihat perhiasan yang dipakai Mia “Itu cantik. Dari mana kau membelinya?”
“oh
kau melihatnya.. aku membelunya di toko desainer muda yang kau informasikan,
Takada-san.” Jawab Mia..
“baguskan”
‘kau
tumben hari ini memakai dasi, Takada-san”
“kita
Kedatangan Wakil Presiden baru.”
“Wakil
Presiden?”
“iya”sahut
saeki. “dia keponakan presiden (pimpinan perusahaan) dan dia seorang elit yang baru pulang dari Amerika “
“Dia
seorang yang sangat penuh kemampuan yang mengambil gelar MBA di universitas
Columbia.” Sahut takako
“Tapi
ada rumor bahwa dia sebenarnya amatir dibidang perhiasan.” Kata saeki
“seperti
akan merepotkan ya” ucap Mia sambil mendorong kursinya kebelakang.
“ADUH!”keluh
kesakitan seseorang saat kursi Mia menabrak seseorang dibelakangnya.
Mia
seger berdiri untuk melihat yang terjadi dinbelakang kursinya. Tapi alangkah
terkejutnya Mia saat melihat Pria tampan yang kemarin ditemuinya ada disana.
“Mengapa?”gumam
Mia kaget pria itu disana.
Pria
itu melihat Mia dengan sinis ““Maaf kalau itu akan merepotkan” ucap Pria itu.
Sepertinya
ia mendengar pembicaraan Mia dengan teman-temannya.
“Kami
telah menunggu Anda Wakil Presiden.” Sapa manager PR pada Pria itu yang tak
lain adalah wakil presiden baru mereka.
“Wakil
Presiden?” Mia bertambah kaget mendengarnya.
Pria
itu melewati Mia dan berjalan ke depan manager Mukai.
“manager
mukai.. mari kita bekerjasama mulai sekarang” kata pria itu.
Manager
mukai mengangguk ramah pada pria itu.
“Semua
orang perhatian..” seru manager mukai pada anak buahnya. Semua berdiri melihat
pada managernya.
“ini
wakil presiden yang baru Miyoshi Kairi. Mulai hari ini selama tiga bulan ia
akan dilatih di departemen hubungan masyarakat (PR).” Kata manager Mukai
memperkenalkan.
“dia
keren” bisik-bisik staf PR disana.
“Saya
Miyoshi Kairi.Mulai hari ini saya akan
belajar dari public relations. Senang bertemu anda” kata kairi memperkenalkan
dirinya.
Semua
menyambutnya dengan bertepuk tangan. Mia yang masih terkejut juga terpaksa
bertepuk tangan.
“Kurihara.. Aku akan memintamu mengajarkan wakil Presiden
semuanya” kata manager mukai pada Mia
“ya”
angguk mia ragu.
Mia
mulai mengenalkan wakil presiden barunya itu ke lingkungan kerja PR. Mereka
pergi ke Toko Tifanny berdua.
“maaf
atas apa yang sudah aku katakan” kata Mia
“aku tidak tahu klo anda adalah wakil presiden.maafkan sikap kasarku.”
Kata Mia mengejar langkah kairi yang sudah berjalan didepannya. “tunggu aku”
Mia mencoba mempercepat langkah kakinya untuk menyusul kairi.
“Kurihara
karena Anda bekerja di PR , bisakah kau menjelaskan secara singkat pekerjaan di
departemen PR?”
“Saya
percaya bahwa pekerjaan PR adalah tentang menyampaikan pesona perusahaan.setiap
hari kita melakukan penelitian tentang bagaimana kita menyampaikan itu,
sehingga dapat beresonasi di hati semua orang.Dan karena alasan itulah saya
berdiri di toko sesering mungkin.” Kata Mia menjelaskan pada kairi.
“oh
begitu” gumam kairi memperhatikan customer yang datang ke toko mereka.
“hey..”
panggil seorang wanita muda pada mia.
“ya”
Mia segera bergegas ke tempat wanita itu.
“
menurut Anda mana yang lebih bagus?” Tanya wanita itu menunjukan kedua kalung
yang ia pilih.
Mia
memperhatikan kedua kalung itu. “pilihan yang susah”
“saya
rasa yang ini yang lebih cocok untuk anda” kata Kairi menyela para wanita yang
kebingungan didepannya itu.
“benarkah?
Klo begitu aku beli yang ini” kata wanita itu langsung membeli kalung yang
disarankan kairi.
“terima
kasih banyak” ucap Kairi.
Pelayan
toko segera membuatkan nota untuk kalung itu.Kairi dan Mia lalu berjalan pergi.
“mengapa
kau merekomendasikan kalung itu? “ Tanya Mia berjalan menyusul kairi.
“karena
yang satu itu lebih mahal” jawab kairi asal.
Mia
dibuat geleng kepala mendengar jawaban kairi itu.
Mereka
lalu pergi ke tempat tujuan selanjutnya.
“Selanjutnya
kita akan melanjutkan dengan meeting ke perusahan publikasi Meitis.. Aku akan
memperkenalkan Anda kepada manager Editor.” Kata Mia saat mereka berjalan.
“jangan
beritahu mereka klo aku Wakil Presiden.” Kata kairi.”Saya ingin melihat suasana
kerja mereka yang kesehariannya”
“baik”
sahut Mia.
Mereka
duduk diruang tunggu sambil Mia kembali menjelaskan pekerjaan seorang PR yang
ia lakukan selama ini.
“apapun
yang mereka katakan, koneksi pribadi adalah hal penting dalam PR. Aku butuh
waktu 3 tahun untuk membangun hubungan kepercayaan” kata Mia
Manager
Editor mendatangi meja keduanya. Mia dan kairi segera berdiri menyambutnya.
“manager
editor lama tak jumpa” sapa Mia.
“kami
sudah menunggu anda wakil presiden Miyoshi” sapa Manager editor pada kairi.
Ternyata berita tentang kairi sebagai wakil presiden baru sudah terdengar
dimana-mana.
“saat
direktur dari perusahaan kami mendengar klo anda akan kesini, mereka memutuskan
untuk memberikan salam kepada anda langsung..silahkan kesini” kata manager
editor mempersilahkan kairi mengikutinya untuk bertemu dengan direkturnya.
“Mereka
sudah tahu bahwa dia adalah Wakil Presiden.” Gumam Mia heran dan berjalan
mengikuti mereka.
Mereka
lalu kembali ke kantornya. Mia menunjukkan proposal yang sudah dibuatnya dan
ditolak manager Mukai pada kairi.
Kairi
membaca proposal buatan Mia itu.
“ini
adalah proposal untuk pameran yang baru.Saya sudah merevisi 5 kali karena manager belum menerimanya.”
Kata Mia menjelaskan. Mia melihat manager datang dan berjalan menuju ke
ruangannya. Mia segera mengambil proposal itu dari tangan kairi dan pergi ke
managernya.
“aku
sudah merevisi proposalnya” kata Mia menyerahkan proposa itu pada managernya.
“kau
tak perlu membuatnya lagi. Aku sudah memutuskan untuk mengadopsi perencanaan
yang sudah dibuat wakil presiden. Manager mukai lalu menunjukkan proposal yang sudah dibuat oleh Kairi pada
Mia.
Mia
melihat proposal yang sudah dibuat oleh kairi dimejanya. Didepannya para wanita
dikantornya sedang mengerumuni kairi melihat design ruangan pameran yang
dirancang kairi itu.
“Apakah
anda benar-benar memikirkannya sendiri?”
“Ya.”
“Benarkah?!
Ini sangat menakjubkan! Tempat seperti ini bisa benar-benar nyata.”
Mia
menoleh ke Seiki dan teman-teman wanita lainnya yang terus memuji kairi. Mia
jadi sedikit kesal melihat mereka.
Malam
harinya Mia janjian menghadiri acara award bersama kedua sahabatnya. Chiaki
berdiri sendirian karena Mia belum datang dan Akari jadi panitia jadi ia sibuk
dengan acara award itu.
Pemenang
award itu adalah Kuno Atsushi, seorang penulis muda yang dieditori oleh Akari
sahabat Mia.
“hmm..
Jadi itu dia?” gumam chiaki memperhatikan Kuno dari jauh.
Mia
berjalan cepat menuju Chiaki “Maaf Chiaki .”
“kau
terlambat. Apa terjadi sesuatu?” Tanya chiaki.
“Banyak..”
jawab Mia.
Lalu
Mia menceritakan semua pada Chiaki.
“Jadi
untuk tiga bulan ke depan kau akan berdekatan dengan wakil presidenmu itu ya? Bukankah
itu super menyenangkan?” Kata Chiaki
“Ini
akan Super stress! Dia membuatku kesal” bantah Mia meminum champagne
ditangannya.
“bicara
tentang dekat dengan seseorang, dia juga
selalu menempel pada pria itu” kata Chiaki menunjuk pada sahabat mereka, Akari
yang sedang berdiri disebelah penulis
Kuno-san.
“oh
akari”
“Dia
adalah seorang pedagang terkemuka di perusahaan keamanan kan? Dia bahkan memenangkan Award juga.” Kata Chiaki
memperhatikan Kuno-san
“dia
pasti orang yang sangat berbakat” ucap Mia.”sampai Akari memuji dia.”
“Bukankah
dia serius cinta padanya?” kata Chiaki memperhatikan Akari dan Kuno yang
berdiri begitu serasinya.
“mulai
lagi.. kau dan logikamu… lihatlah.. mereka hanya soal pekerjaan” ucap Mia.
Keduanya
menikmati acara itu sampai mereka melihat Akari terlihat memapah Kuno berjalan
keluar dari ruangan. Keduanya segera berjalan menyusul keduanya.
“Akari?
Apa yang terjadi?”
“Sepertinya
Kuno san merasa tidak sehat. Saya akan memanggilkan mobil.” Kata Akari membantu
Kuno-san duduk ditaman dalam gedung itu.
“Akari
aku yang akan menelepon mereka” kata
mia dan chiaki yang ikut panic.
“Aku
juga”
Kuno
yang melihat ketiga gadis itu sedang panic segera, meregangkan badannya.
“Sepertinya
aku sudah sembuh”
Ketiga
gadis itu menghentikan langkahnya dan memperhatikan Kuno
“Memang
benar aku tadi sedikit tidak sehat . Setelahmelihat wajah mencurigakan dari manager editor, aku jadi mulai mual.” Kata
kuno-san
“
Apa maksudmu?” Tanya Akari tidak mengerti.
“Ini
adalah novelku tapi dia bertingkah seolah-olah dia yang memenangkan penghargaan! Aku tidak mau
denganya lagi.” Jawab Kuno
“oh
kau hanya acting saja, jadi kau tidak mau pergi ke pertemuan selanjutnya?”
Tanya akari sedikit kesal
“itu
benar”
“
Jangan main-main!” seru galak Akari kesal
“Jangan
marah. Aku hanya ingin pergi minum denganmu Masaki-san” kata Kuno lembut dan
membuat Akari berdebar
“
Apa yang kau katakan?”
“selama
kau berada bersamaku bukankah manager editor tidak akan berkeberatan kan?”
“Tapi
...”
“ide
bagus..” ucap Chiaki yang tiba-tiba menyerobot pembicaraan keduanya.”mari kita
pergi minum.. iyakan Kuno-san?”
“iya”
jawab kuno.
Kuno
melihat seseorang yang dikenalnya berjalan kea rah mereka.
“Senpai!”
panggil Kuno. Pria itu menoleh ke tempat kuno. “aku di sini.”
Mia
kaget mengenali senpai Kuno-san adalah kairi.
“Maaf,
aku terlambat” kata kairi berjalan mendekati Kuno.
“Wakil
Presiden!”
Kairi
juga terkejut melihat Mia ada disana.
Mereka
berlima pergi makan dan minum bersama-sama.
“jadi
kalian berdua adalah Senpai-Kohai di kampus ya? “
“Itu
benar.”
“Yang
satu adalah Wakil Presiden Tifanny ...
dan satunya adalah trader dan novelis.” Ucap chiaki menatap takjub pada kedua
pria tampan dan kaya yang ada didepannya itu.
“Hal
ini tidak perlu dibesar besarkan” ucap Kuno-san
“menakjubkan!”
puji Chiaki
“Apakah
kau sudah mengembalikan cincin itu?” Tanya Kairi pada Mia
"Cincin?"
Chiaki dan Akari terkejut.
“Mungkinkah
.. dari Yota-kun?” Tanya Akari
“ya…
aku putuskan untuk mengembalikan cincin itu padanya.”
“kau
serius?”
“sekarang
ini tidak ada yang mengatakan klo kau harus berhenti bekerja setelah menikah.” Kata
Akari
“
agak disayangkan. Padahal itu cincin yang mahal.. Dan juga Itu adalah cincin pertama yang kau terima kan
Mia?”
Mia
mengangguk kecil.
“cincin
pertama?” Tanya kuno
“Seingatku
Mia belum pernah membeli cincin sebelumnya” jawab Akari
“dia
terus berkata ‘suatu hari aku pasti mendapatkannya dari kekasihku’” sahut
Chiaki
Mia
tersenyum tipis “ karena Cincin adalah symbol sebuah ikatan“
“Sebuah
simbol ikatan?” ulang Kairi
“karena
kau sudah memutuskan seperti itu aku pikir sudah waktunya bagimu untuk mencari
pria yang baru kan?”kata chiaki “Kuno-san tolong kau kenalkan Mia pada
seseorang”
“kau
benar” kata Akari tertawa.
Mia
tertawa malu temannya menawarkan dirinya seperti itu.
“Chiaki
... Mulai sekarang ini adalah periode sangat penting bagi Kuno-san.” Kata akari
mencegah temannya membebani Kuno.
Kuno
melirik Akari yang terlihat perhatian padanya.
“oh
benar.. dia kan seorang master.. menjadi seorang trader pasti benar-benar kerja
keras kan.. Apa kau punya waktu untuk menulis?” chiaki bertanya dengan
pandangan tajam menatap Kuno yang duduk didepannya.
“Yah
lihatkan aku sudah menjadi seorang pemenang award. Tapi aku hanya menulis
disaat waktu luang ditempat kerja. Jadi bukan karena aku menghabiskan waktu
dengan menulis , meski begitu aku memenangkannya.”
“oh
jadi begitu.. “ gumam Akari pelan tapi terdengar oleh Kuno.
“Tapi
sedikit berubah pikiran.” Kata kuno melirik pada akari. “aku pikir aku akan
menulis sesuatu lagi jika aku dengan Masaki-san”
Semua
terkejut mendengar ucapan Kuno yang seperti sebuah pernyataan perasaan (?).
“atsushi”
cegah kairi pada Kuno
“aku
mendengar dari manager Editor. Orang yang benar-benar merekomendasikan
pekerjaanku adalah Masaki-san.”
“Tentu
saja. Karena sebagai seorang
pendatang baru hasil karyamu mu
benar-benar menarik.. tapi aku tak mau terlibat dengan seorang mitra yang tidak
serius.” Jawab Akari sedikit ketus setelah mendengar klo Kuno mengerjakan
tulisannya hanya diwaktu luangnya saja.
Semua
sedikit kaget mendengar nada tegas ucapan Akari. Tapi Kuno justru tertawa.
“hahaha..
baguslah…aku jadi lebih termotivasi.”
Suasana
menjadi sedikit kikuk dianatar mereka.
“Kuno-san
... tolong tuangkan anggur untukku lagi”
pinta Chiaki untuk mengalihkan suasana aneh itu.
Mia
mendapatkan pesan di HPnya. Saat ia buka ternyata dari tunangannya Yota yang
mengajaknya bertemu.
“maaf..
aku masih ada pekerjaan yang harus aku lakukan.aku pamit dulu”pamit mia pada
semuanya.
“Sampai
nanti.hati-hati” Sahut Chiaki dan Akari.
Mia
lalu berjalan pergi. Kairi hanya memperhatikan kepergian Mia.
“Kuno-san
... Aku tahu pekerjaanmu sangat sulit tapi apakah kau punya istirahat?” Tanya kairi.
Tiba-tiba
pandangan mata kairi menangkap diary Mia yang tertinggal dikursi tempat mia
duduk tadi.
“ya
aku punya” jawab Kuno
“apa
yang kau lakukan diliburmu itu?” Tanya Chiaki yang sepertinya tertarik dengan
kuno.
Pikiran
kairi jadi tidak konsen setelah melihat buku diary itu. Ia lalu mengambil buku
itu untuk diberikan pada Mia.
Didalam
Lift Kairi terus memperhatikan buku diary itu. Ia penasaran dengan buku itu.Ia lalu membuka pelan buku diary itu.Didalam buku
diary itu ia melihat gambar-gambar foto-foto perhiasan Mia dan tulisan kenangan
Mia tentang perhiasan yang dipunyainya itu.
Kairi
sampai keluar gedung itu dan terus membaca diary itu sampai ia tidak sadar Mia
sedang berjalan kearahnya. Mia teringat buku diarynya yang tertinggal, ia
kembali untuk mengambilnya. Tapi ditengah jalan ia melihat kairi sedang
membuka-buka diarynya itu. Ia segera merebut diary itu dari tangan Kairi.
“hei..
mengapa kau membukanya!” seru Mia kesal.
“aku
tidak membacanya” kata kairi berbohong.
“benarkah?”
“sepertinya
buku itu sudah ditulis lama tapi kenapa kau menamainya “Jewelry Diary/Diary
perhiasan”?”
“oh
jadi kau telah membaca!”
“cerita
pertama tentang kalung adalah saat kau SMA kan? Ibumu membelikanmu saat di New
York?”
“tolong
lupakan semuanya!”
“itu
yang ini kan?” kata Kairi menunjuk pada kalung berbentuk hati yang sedang
dipakai Mia. “ kau juga memakai itu sebelumnya.”
“kau
sudah membaca semuanya!!” seru Mia kesal.
“aku
hanya sedang melakukan riset kecil tentang brand perusahaan lain dan aku
sedikit lega karenanya.”
“sudahlah..
permisi..” Mia sudah tidak mau menanggapi kairi lagi dari pada ia tambah emosi,
Mia memilih pergi.
“Hey.
Jangan marah padaku. Aku minta maaf karena sudah melihat itu tanpa izin.” Kata kairi
mengejar langkah kaki Mia
“apa
maksudmu kau jadi lega setelah membacanya?” Tanya Mia terus melangkah tanpa
menoleh pada kairi.
Pria
itu hanya diam dan ia menghentikan langkahnya dan berbalik
“memang
benar klo aku masih kurang pengalaman di pekerjaanku tapi aku juga tidak mau
mendengarnya dari seorang wakil presiden yang masih amatir. Dan lebih lagi kau
tidak menaruh cinta ke dalam-(pekerjaan)nya! Kau hanya berpikir perhiasan
adalah sarana untuk mengumpulkan uang! Bagiku aku mendapatkan pekerjaan ini
karena ini adalah panggilanku! Aku rasa kau tak akan memahaminya.”
“siapa
sebenarnya yang tidak paham? Kau seharusnya tidak mengunakan kata “panggilan”
dengan sikap seperti itu. Apakah kau melakukan pekerjaanmu karena kau tidak
ingin menyesalinya, meski kau harus berhenti besok?”
“itu..”mia
tak sanggup menjawab saat bosnya itu
menguliahinya.
“jika
itu panggilanmu maka lakukan yang lebih baik lagi! Selain itu proposalmu sangat
membosankan. Buku diary perhiasan ini jauh lebih menarik dari itu.” Ucap kairi
menujuk buku diary yang dipeluk Mia.
“apa
ada yang masih ingin kau katakan?” ucap mia pelan melihat wajah kairi yang sepertinya
belum selesai mengomentarinya.
“sejujurnya,
aku merasa diary itu benar-benar
menarik.setiap perhiasan punya ceritanya sendiri-sendiri. Sekarang aku rasa aku
mengerti sedikit apa yang kau bilang tentang perasaan yang tertinggal di dalam sebuah
perhiasan.” Kata kairi.
Mia
tidak merasa marah lagi meski bosnya itu menguliahnya panjang lebar. Ia justru
merasa ia mendapatkan ide yang baru tentang pekerjaannya.
“apa
kau akan kembali ke perusahaan?” Tanya kairi yang hanya Mia diam.
“tidak..
sebenarnya aku tidak akan ke kantor tapi aku akan menemui cowokku. Aku harus
mengembalikan cincin itu.”
“aku
mengerti.. kembalikan padanya dengan semestinya. Itu cincin yang sudah aku bantu
mencarinya ” kairi lalu berbalik untuk masuk ke dalam gedung lagi.
“aku
kehilangannya karena dirimu juga” seru Mia pada Kairi.
Pria
itu hanya menoleh sedikit dan terus melanjutkan langkahnya.
Mia
menunggu cowok nya di kafe yang sudah mereka tentukan. Mia membuka buku
diarynya dan teringat ucapan kairi tentang keraguan Mia tentang lamaran
cowoknya itu. Kairi bilang klo Mia ragu dengan perasaannya memang lebih baik
klo Mia tidak melanjutkannya.
Cowok
Mia datang dan langsung duduk didepan Mia.
“maaf,
aku sudah meminta bertemu larut malam begini. Kau tak pernah menghubungiku sama
sekali. Aku jadi sedikit khawatir”
“maaf..”
ucap Mia
“
tapi aku sedang tidak buru-buru mendengar jawabanmu, aku hanya ingin bertemu
denganmu” ucap yota.
Mia
mengambil kotak cincin didalam tasnya dan menaruh didepan Yota.
“maafkan
aku.. aku sama sekali tidak mau berhenti dari pekerjaanku dan aku mendukung
impianmu.jaga dirimu saat kau kembali ke rumahmu. Terima kasih untuk semuanya.”
Wajah
Yota memucat, kesal, sedih terkejut bercampur aduk. Yota tersenyum pada Mia.
“aku
mengerti.. pekerjaanmu adalah hidupmu..
lakukan yang terbaik dari sekarang” ucap Yota mencoba tersenyum.
“Yota
...” Mia tersenyum lega melihat wajah Yota yang tersenyum.
Dirumahnya
Mia tidak bisa tidur, ia membuka diarynya lagi dan membaca-bacanya.
“buku diary perhiasan
itu jauh lebih menarik..” ucap kairi tadi “aku merasa menakjubkan. .setiap
perhiasan punya ceritanya sendiri-sendiri. Sekarang aku rasa aku mengerti
sedikit apa yang kau bilang tentang perasaan yang tertinggal di dalam sebuah
perhiasan”
Semua
perkataan kairi diingatnya dan Ia jadi ingin merubah proposalnya.
Pagi
harinya Mia berangkat ke kantornya. Ia kaget melihat vas berisi bunga marigold
ada diatas mejanya.
“Ini
begitu cantik ...” gumam mia
“bunga
itu dikirirm pagi ini”
“Dari
siapa ya?”
Seorang
teman kantornya memperlihatkan Mia majalah dimana sedang membahas Wakil
presiden mereka.Mia membaca tulisan yang ada dimajalah itu.
"Bangsawan muda
dari dunia perhiasan menjadi Wakil Presiden. Mantan seorang arsitek dan sekarang jadi Wakil Presiden.”
“Arsitek?”
gumam mia
“keren
kan dia.. aku ingin menjadi istrinya” kata sekai temannya.
“Ia
terlibat dalam pembangunan Verrazzano
Museum of Art di New York. Itu luar biasa.”
“mengapa
ia berhenti?” ucap mia terus membaca majalah itu bersama teman-temannya.ia
melihat foto kairi yang tersenyum lebar bersama teman-temannya.
“oh
dia ternyata bisa tersenyum seperti itu” ucap Mia
Kairi
dan manager PR datang dan membuat kerumunan itu membubarkan diri. Mia segera
mengambil proposal yang semalam dibuatnya itu.
“manager,
aku sudah memikirkan ide baru lagi” kata Mia menyerahkan proposalnya.
Manager
Mukai dan kairi melihat sekilas proposal itu.
“bukankah
aku sudah bilang klo kau tak perlu melakukan revisi lagi.” Kata manager mukai.
“perencanaan
ini tidak akan mengganggu proposal yang diajukan wakil Presiden. Tolong lihatlah
dulu.”
Manager
mukai tidak mengubrisnya dan langsung masuk ke ruang kerjanya.
Mia
hanya pasrah saja melihat sikap managernya itu. Kairi mengambil proposal dari
tangan Mia dan membacanya.
Mereka
berdua lalu pergi ke tempat manager mukai.
“10
kisah tentang cincin” baca manager mukai.
“Saya
ingin membuat desain buku ... seperti buklet. Setiap perhiasan punya ceritanya
tersendiri. Ada perasaan pembuatnya, penerimanya dan orang yang memakainya. Khususnya cincin adalah symbol sebuah
ikatan.aku ingin menaruh kisah yang berhubungan dengan cincin di buku--..”
“lalu
apa tujuan sebuah pameran yang menampilkan perhiasan baru pada pelanggan? Apakah
pameran hanya untuk menarik hati mereka?” Tanya manager mukai.
“untuk
menarik hati orang-orang engan menunjukkan pesona perhiasan, aku rasa itu
adalah pekerjaan kita dari PR..” jawab Mia.
“ini
mungkin tambahan yang bagus untuk pameran itu” kata kairi menengahi. “ dan itu
tak akan mempengaruhi persiapan yang sudah dikerjakan saat ini.”
Manager
mukai menghela nafas dengan keteguhan 2 orang yang ada didepannya itu.
“aku
tak yakin kantor pusat di new York akan memberikan ijin buklet itu”
“aku
akan bicara dengan kantor pusat tentang ijin itu” ucap kairi
Manager
mukai melihat pada keduanya. “baiklah.. coba kau lakukan”
Mia
tersenyum bahagia “Terima kasih banyak!”
Mia
melirik kairi yang juga sedang tersenyum melihatnya.
Bersambung part 2 untuk Episode 1 ini.
Waaah bagus, nggak sabar nungguin kelanjutannya, semangat ya
BalasHapusD tunggu lanjutan nya mbak
BalasHapusCeritanya bagus. Ditunggu kelanjutannya mba
BalasHapusSatu dorama lagi yg ku suka.......moga updatenya g̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ pake lama
BalasHapuslanjut mbak
BalasHapusYa gantengan ariel lahhhhh
BalasHapusSemangaaatttt yaaaa
BalasHapusTackeyyy 😆
BalasHapusMakin tuwir makin keceh 😍
Menurutku tackey lebih mirip Wallace Huo mba 😁