Senin, 04 Juli 2016

Orange - Part 4 (Ending)



1 Oktober.
Selama kelas olahraga, catatan waktu semua murid ditulis pada lari 100 meter. Untuk persiapan memilih peserta untuk lomba lari estafet pada festival olahraga. 6 siswa dari kelas kami akan berpatisipasi. Pelari tercepat dikelas adalah kakeru jadi dia dipilih sebagai jangkar. Tapi pada hari festival selama perlombaan kakeru yang sedang memimpin kakinya terpelintir dan dia terjatuh. Kakeru merasa bersalah karena kalah.
  
“Jangkar?Boleh juga.” Jawab kakeru saat suwa dan naho bertanya padanya apa dia sudah menyetujui jadi jangkar di lari estafet itu.
“Yah, tapi... umm... Lari estafet benar-benar butuh banyak tenaga.Kau tidak perlu memaksakan diri.” Kata suwa merangkul bahu kakeru.
Naho mengangguk setuju pendapat suwa.
  
“Demi Kakeru.. Kami ingin kau membuatnya mundur  dari anggota lari estafet.”(surat)

“Sudah ku bilang, itu butuh banyak tenaga!” kata suwa lagi
“Aku bilang aku akan baik-baik saja.” Jawab kakeru lagi
“kau akan tertekan… tekanan sangat berat!”

Suwa dan Naho tidak berhasil membuat kakeru mundur jadi peserta lari estafet di kelasnya. Dari jauh Azusa, Taka dan Hagita memperhatikan ketiganya dengan heran.


 Suwa dan Naho pergi ke taman sekolah untuk membahas apa yang terjadi.
“ Apa yang harus kita lakukan?Apa tidak apa-apa seperti ini? Sekarang, masa depan sudah mulai berubah jauh dari kenyataan dalam surat itu, kan?

“Sedikit demi sedikit... Mungkin saat ini.. disana mungkin sudah menjadi masa depan baru kan?”
“Masa depan yang baru?”

“Untuk kita yang lahir di dunia ini, masa depan yang baru akan menunggu...”
“jika begitu maka akan sia-sia jika mengikuti surat itu..”

“Bagaimana ini?”

Naho dan suwa bingung mengambil tindakan. Disurat ditulis agar mereka tidak boleh membiarkan kakeru ikut lari estafet tapi kakeru bersikeras tetap ikut.



Hagita, Azusa dan taka chan datang ke tempat keduanya duduk.
“Apa yang kalian bicarakan disana?” Tanya azusa curiga.
Naho segera menyembunyikan surat dari masa depannya.
“Tidak ada.Kami hanya memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan Kakeru dari lari estafet.” Jawab Suwa.

“Kenapa kalian tidak membiarkan dia bermain?” Tanya Taka chan
“Kakeru bilang dia ingin bermain.” Kata hagita
“Aneh sekali kalian berbicara secara diam-diam dibelakang kami. Apa terjadi sesuatu pada Kakeru?” Tanya Azusa yang semakin curiga dengan sikap kedua temannya itu.

Suwa dan naho terdiam kebingungan memberi jawaban kepada sahabatnya.Karena apa yang terjadi berhubungan dengan persahabatn mereka berenam.

“Naho.Lebih baik kita beritahu mereka.” Ucap suwa pada Naho dan menghela nafas panjang.


Naho memberikan suratnya pada teman-temannya itu.

“Apa ini?”Tanya Azusa menerima surat itu
“Aku menerima surat ini... dari diriku 10 tahun di masa depan.” Kata Naho

Ketiga terkejut dan memperhatikan suwa dan naho. Tapi kedua nya terlihat sangat serius jadi ini tidak mungkin kebohongan.

“Aku ingin... kita menyelamatkan Kakeru!” ucap naho penuh permohonan pada ketiga sahabatnya yang baru tau.



Hagita, Azusa dan Taka berjalan pulang setelah membaca surat dari masa depan itu.
“Surat itu... bagaimana menurutmu?” Tanya taka-chan.
“Tidak mungkin dia menerima surat dari dirinya di masa depan.ini bukan manga.” Sahut hagita.

“Kau diam saja, Hagita.” Teriak Taka-chan kesal.

“kurasa ... aku agak sedikit terkejut.” Kata Azusa
“Kau terlihat sangat terkejut!” protes Hagita

“berisik!” seru Taka-chan pada hagita.
“Tapi...Naho dan Suwa... wajah mereka berdua terlihat serius.” Kata Azusa pelan berpikir.
“Aku tidak percaya kalau surat dari masa depan bisa sampai kepada kita disini.” Ucap hagita pelan.
Azusa dan taka menoleh pada Hagita yang suaranya terdengar serius.
“Tapi...”
"Tapi apa?” Tanya taka.
“aku bisa percaya pada suwa dan Takamiya (naho)” lanjut Hagita. Ia melihat kedua sahabatnya yang terbelalak mendengar jawabannya
“mungkinnn” katanya lagi berjalan meninggalkan temannya yang masih shok mendengar ucapan hagita yang tiba-tiba dewasa dan serius .



Didalam kelas saat pemilihan anggota lari estafet pak guru mulai menyeleksi murid muridnya.

“Kalau begitu, mari putuskan untuk anggota lari estafet . Yah, kita sudah punya Kakeru Naruse sebagai anggota pertama kita dalam permainan... Bagaimana dengan yang lain?” Tanya pak guru

Kelas mulai ramai karena mereka saling berbicara memilih siapa teman mereka yang akan bermain.tapi yang dipilih malah menolaknya.

Suwa berdiri dan mengangkat tangannya. “Saya akan berlari... bersama Kakeru.”

Kakeru tersenyum senang.

“Suwa juga termasuk cepat, bukan?” bisik-bisik murid yang lain.

Naho juga ikut berdiri dan mengangkat tangannya “Saya juga! Saya ingin berlari... bersama Kakeru!”

Kakeru dan seisi kelas terkejut mendengar Naho mengajukan dirinya menjadi peserta lari estafet.

Taka  berdiri dan mengangkat tangannya “Sensei!Saya juga ingin ikut serta!”
“Sensei!Saya juga!” seru Azusa bangkit berdiri.

“Jarang sekali kalian mau dengan sukarelawan mengajukan diri...”kata pak guru.

“Ini festival atletik pertama Kakeru sejak dia pindah kemari... Jadi, aku pikir akan menyenangkan untuk melakukannya bersama-sama.” Kata azusa.


Taka-chan melihat pada Hagita dengan melotot agar hagita juga mengajukan diri jadi peserta lari estafet. Semua menyadari pandangan mata Taka-chan dan menoleh semua pada Hagita.

“Tidak.. Itu mustahil. Bagi Hagita  untuk menjadi sukarelawan... “ canda teman-teman sekelas mereka.
           
“Hagita~~” Tanya Azusa.     
   
Hagita berdiri “Saya juga... ingin berlari dengan Kakeru. Walaupun saya tidak percaya diri.”
Kakeru terharu dengan apa yang dilakukan kelima sahabatnya untuk dirinya. Ia tersenyum dan bangkit berdiri.

“Yang menjadi jangkar adalah Kakeru. Jadi kita akan saling memberikan tongkat sampai tongkat itu sampai kepadanya.” Kata taka-chan
                                   
“berusahalah! "          “                                  

Seisi kelas menyoraki ke enam sahabat itu.



kami memilih jalan yang berbeda dari yang tertulis pada surat itu.

Naho dan kelima sahabatnya berjalan bersama menuju lapangan pertandingan,                                   
Kau ingat janji itu” kata suwa pada Azusa.                                            
“Aku akan mentraktir dia roti di toko kami untuk setiap orang yang dia lewati... kan?” jawab Azusa                              
“Kedengarannya itu lebih baik!”                          
“ Apa kalian berpacaran?” Tanya Taka curiga
“ Tidak mungkin!” bantah Hagita dengan cepat. Semua menertawakan Hagita yang mudah digoda itu.                                   
“ Dia bilang "tidak" padahal Kalian berdua saling cocok”        kata suwa tertawa.                          

Kakeru melihat ada seorang ibu yang datang dengan membawa makan siang untuk anaknya yang akan berlomba. Kakeru jadi sedih teringat ibunya lagi.

“Selama festival olahraga, Kakeru tidak terlihat bersemangat. Kakeru menyembunyikan kebenaran soal ibunya dan mengatakan pada kami bahwa ibunya sedang bekerja.”                                    
Teman-teman yang sudah membaca surat itu sudah tau kebenarannya tapi mereka tidak mau membongkarnya didepan Kakeru sebelum cowok itu memberitahu kepada mereka sendiri dari mulutnya.


 Naho sedang berjalan disekitar lapangan saat ia melihat Kakeru sedang membasuh kakinya dengan air kran. Sepertinya kakeru tidak bersemangat . Naho jadi khawatir.

“Kakeru? Ada apa?” Tanya Naho
Kakeru menoleh dan melihat wajah Naho yang penuh khawatir itu “ tidak apa-apa” sahut Kakeru sambil melap kakinya dengan kain.
Naho jadi lega.                    
“Bou Taoshi sangat keren...” kata Naho berjalan mendekati Kakeru.
                                               
“ apa kau lihat Suwa disana?”
“ iya.. iya aku melihatnya” Naho tertawa-tawa.
                       
“Takamiya, Naruse, bisa bantu aku sebentar?” pinta sensei pada keduanya.
“ya” sahut Kakeru dan Naho.
Keduanya segera berjalan menyusul sensei.

Dari Jauh Hagita memperhatikan keduanya.



Sensei menyuruh keduanya memindahkan matras olahraga yang sangat besar. Keduanya mengangkatnya. Naho melihat kakeru wajahnya sangat pucat, muram dan terdiam merenung. Naho jadi khawatir lagi.    
“kakeru Kau baik-baik saja?” Tanya Naho

Kakeru tersadar dari lamunannya dan menatap wajah Naho sayu.                                     
“Apa kau baik-baik saja? Kau  pucat”
Kakeru mencoba tersenyum “Tidak kok. Ini cukup berat. Kita Letakkan sebentar.” Ajak kakeru.
Naho menganguk dan mau meletakkan matras itu.



 Tapi tiba-tiba sahabat-sahabatnya datang dan mengangkat matras itu  bersama-sama.
                                   
“Dasar bodoh.Beritahu kami kalau kau terluka!” seru suwa
                                   
“Terluka?” gumam Naho.                          
‘Kakeru... Apa festival atletiknya... membosankan?” Tanya Taka-chan.                                          
“Kami semua membicarakan tentang keadaanmu yang Nampak tidak bersemangat.” Kata Azusa                                           
“Ada apa? Jika kau ada masalah...Ceritakan pada kami. “ kata suwa
“Beritahu kami tentang masalahmu.” Kata naho.
                                   
Kakeru terdiam melihat ke 5 pasang mata sahabatnya yang menatapnya khawatir.
“Maaf. Aku... berbohong. Sebenarnya ibuku sudah tidak ada.Dia sudah meninggal. Aku rasa ibu melihatku dari suatu tempat.Dia mungkin merasa tertekan di tempat dimana dia berada. Aku hanya merasa tidak bisa tertawa lepas dan bersenang-senang. Itu sebabnya... Aku tidak bisamemberitahu kalian dengan jujur.” Ucap kakeru membuka kebohongan tentang ibunya pada teman-temannya.
                                   
“Jika ibumu melihatmu dari suatu tempat...bukankah dia akan lebih suka melihatmu tersenyum?       “ kata Azusa.                          
“Aku rasa ibumu ingin melihatmu tersenyum.“  kata Taka-chan                   
“pergi dan obati kakimu dulu. Serahkan sisanya pada kami” ucap Hagita.
“Tapi...            “ kakeru wajahnya terlihat seperti tertekan, depresi dan seperti hampir menangis.

“pergilah… Jika terlalu berat... kau tidak perlu memaksakan diri untuk memikul semuanya sendirian.  Ada kami disini.  Kau akan baik-baik saja. Kami tidak menganggapmu sebagai beban.” Ucap suwa.

Kakeru melepaskan pegangannya di matras itu. Wajahnya seperti menahan airmata . “Terima kasih.” Ucapnya melihat ke wajah sahabatnya satu persatu.









Pertandingan sudah mau dimulai. Semua sudah berada di lokasi mereka mulai akan berlari.                         
“ Semoga berhasil! Berjuanglah! Berjuanglah!” teriak  azusa dan teman-teman memperhatikan suwa yang akan berlari pertama.
Naho memperhatikan wajah Kakeru yang sedang tegang memperhatikan Suwa dipinggir lapangan.
                                   
“Aku berharap Kakeru... bisa tertawa dari hatinya.”                          

Suwa berlari yang paling terdepan dari jauh dari lawan-lawannya. Taka-chan sudah bersiap-siap dilokasi menunggu Suwa datang memberikan tongkat estafet itu padanya.

“Suwa! “  teriak  Taka pada Suwa. 
                                               
“sampaikan pada Kakeru!” teriak suwa memberikannya pada Taka-chan.
Taka mengangguk menerima tongkat estafet itu dan segera berlari.



Karena suwa tadi yang paling tercepat jadi taka-chan juga posisinya pertama. Tapi tiba-tiba seorang gadis berhasil mengejar lari Taka-chan. Taka tidak menyerah ia dengan sekuat tenaganya berusaha menyusul gadis itu.

Pertandingan jadi semakin menegangkan karena keduanya saling susul menyusul.
“Taka-chan! ayo” teriak teman-teman kelasnya memberi semangat.
“ Takano! Berjuanglah Takano!” Kakeru juga ikut berteriak member semangat pada Taka-chan.

Taka berhasil melampaui lawannya dan ia memberikan tongkat estafetnya pada Azusa yang sudah menunggu.
“ sampaikan pada Kakeru!” teriak Taka
Azusa mengangguk menerima tongkat itu dan segera berlari.



Langkah lari Azusa kurang cepat dari lari lawannya. Tapi gadis itu tidak mau menyerah begitu saja. Ia berjuang sekuatnya agar ia tidak tertinggal.

Ia melihat Hagita yang sudah bersiap menunggunya. Azusa segera memberikan tongkat itu pada Hagita. “sampaikan pada Kakeru!” teriak Azusa menyerahkannya pada Hagita.

Hagita segera menerima dan berlari sekuatnya. 




Tapi seperti yang  teman-temannya tau, Hagita bukan tipe orang yang suka olahraga jadi larinya terkejar lawan-lawannya. Hagita juga tidak mau menyerah begitu saja mengejar lawan-lawannya yang sudah mendahuluinya. Ia tak mau tertinggal jauh.

Hagita melihat Naho yang sudah menunggunya dengan tegang. “sampaikan pada kakeru” ucap Hagita memberikan tongkat estafet itu pada Naho.
Naho menerima dan segera berlari secepatnya agar bisa menyusul lawan-lawannya.


Kakeru melihat Naho yang sudah mulai berlari dan ia mulai bersiap-siap dilintasannya.

Naho berlari sekuat tenaga dan ia berhasil mengejar beberapa lawan-lawannya.
”Terima kasih... teman-teman!       Aku tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Mari kita ubah masa depan!” batin Naho.                                               

“ ayo! Naho..” teriak sahabat-sahabatnya dan teman sekelasnya member semangat pada Naho yang sudah berhasil melewati lawan-lawannya.

Kakeru sudah menunggu didepannya dan Naho segera memberikan tongkat itu pada Kakeru dan menyampaikan pesan-teman temannya.

“Kami akan memenuhi...  janji itu! Kita semua akan selalu bersama-sama! Bahkan setelah 10 tahun! Bersama dengan semuanya! Kami akan menunggu!” pesan sahabat-sahabatnya untuk kakeru.

Setelah menerima tongkat dari Naho Kakeru berlari melesat dengan cepatnya.
“Kakeru!!!” teriak Naho sekuatnya member semangat pada Kakeru.



Kakeru berlari dengan sangat cepatnya. Ia teringat ucapan sahabat-saha batnya yang begitu mendukungnya dan itu menjadi penyemangatnya.
                       
“Kakeru! Kakeru! Ayo!” teriak Naho dan teman-temannya menunggu di garis finish.

Kakeru berhasil melampaui lawannya lagi. Sekarang tinggal 1 orang yang belum terkejarnya. Pada putaran yang terakhir ia berhasil mengejar lawannya itu tapi lawannya itu dengan sengaja menyenggolnya dan membuat keseimbangan kakeru limbung.

Kakeru tidak menyerah dan ia segera merangkat bangkit lagi dan berlari secepatnya. Semua menatapnya tegang. Tapi saat kakeru berhasil ke garis finish semua berteriak dan memeluk kakeru yang memenangkan pertandingan itu.
Kakeru tertawa bahagia dalam pelukan sahabat-sahabatnya. Mereka berhasil memenangkan pertandingan itu.

Kakeru menatap Naho yang ada didepannya. Gadis itu tersenyum mengangguk kepadanya. Kakeru terlihat sangat bahagia bisa bertanding dan menang bersama sahabat-sahabatnya.

“Masa depan akan... benar-benar berubah.”



Pertandingan sudah selesai dan mereka kembali ke ruang ganti. Naho dan kakeru berjalan bersama dan Naho melihat kakeru tangan kakeru yang luka.
                                   
“Kakeru...apa yang terjadi?”
                                               
“oh ini saat Bou Taoshi...” jawab kakeru memperlihatkan tangannya yang terluka.

“ohh Aku punya hansaplast.“ ucap Naho mengambil hansaplas yang ada di saku jaket olahraganya. Ia menunjukkannya pada kakeru dan membuka satu. “Tunggu sebentar.”
Naho  menempelkannya dilengan Kakeru dengan hati-hati.            
Kakeru menatap wajah Naho yang sedang berhati-hati menempel hansaplasnya.                                 
“Apa terasa sakit?”                                      
“Tidak." jawab kakeru                                 
“Baik... sudah.   “ ucap Naho menatap Kakeru.

Tiba-tiba cowok itu menarik tubuh Naho ke balik dinding sekolah dan cowok itu mencium lembut pipinya. Naho berdebar dan terkejut dengan perbuatan Kakeru.

Kakeru tersenyum “Aku ambil hadiahku, terima kasih” ucap kakeru tersenyum malu melihat wajah naho yang masih syok setelah diciumnya.
Setelah kakeru pergi, Naho perlahan mengusap pipi yang tadi dicium kakeru.



Mereka lalu pulang bersama sambil berencana untuk membeli es krim setelah ini. Naho menghentikan langkahnya dan melihat angin yang meniup daun-daun.
                                   
“Naho... “ teriak Kakeru dan sahabat-sahabatnya. “ Ayo pergi”
Naho mengangguk “ ya”

“Kau mau ikut dengan kami? Kami akan membeli es krim.”                                       
“Aku ikut!” jawab Naho.



Mereka tidak langsung pulang kerumahnya masing-masing. Mereka pergi merayakan kemenangan mereka dengan membeli makanan di pusat kota.

Mereka lalu berencana pergi ke kuil pada tahun baru.
”Kemana kita harus pergi?Kuil Yohashiro?”                                         
“Itu lumayan jauh”
“jika sudah waktunya, nanti kita pergi ke Koboyama dan melihat pemandangan bunga sakura mekar, kakeru. “ Kata suwa.
Kakeru mengangguk.
“dari sana pemandangannya luar biasa indah! Kau bisa melihat bunga sakura menutupi kota. Dan langitnya juga seperti berwarna ORANGE!” ucap naho bersemangat bercerita pada kakeru dengan mata berbinar-binar
“Aku ingin melihatnya!” sahut kakeru. Ia bisa membayangkan pemandangan itu saat melihat Naho begitu bersemangatnya.
                                   
“Tapi kita harus mendaki untuk ke atas.” Kata azusa.
“Ada juga Taman Jam Bunga dimana kita bisa janjian saling bertemu. Selama 71 tahun tempat ini mencatatkan banyak peristiwa sejarah. “  hagita mulai ikutan bercerita.
                                   
“Matsumoto adalah tempat kelahiran Kumi Yokoyama” kata taka menyahut pembicaraan Hagita.
“biarkan aku selesai bicara” gerutu hagita
Mereka tertawa bersama.
“jangan ambil hati hagita”
                                   
“Kakeru! Kau juga harus ikut!” kata suwa.
Kakeru mengangguk setuju.
                                   
“Tetap terus seperti ini...  akan lebih baik jika kita membuat masa depan yang berbeda dari surat itu.” 



Malam harinya Naho membaca surat dari mas depan itu.                   

31 Desember.
Kami mendengar segala hal tentang Kakeru dari neneknya.
(Artinya tanggal 31 Desember Kakeru sudah meninggal dunia.)       

Sebelumnya.

21 Desember.
Aku bertengkar dengan Kakeru. Hingga saat terakhir, aku tak bisa mengucapakan permintaan maafku. Dan kakeru pergi dengan tiba-tiba.
                                   
Tanggal 21 Desember, Naho saat berangkat sekolah ia berjanji pada dirinya sendiri klo hari ini ia akan menahan emosinya agar ia tidak bertengkar dengan Kakeru.

 “kau tak boleh bertengkar dengannya” tulisa disurat itu.

Naho melihat kakeru sedang menerima telpon. Cowok itu berbicara dengan neneknya. Setelah menutup telponnya, kakeru terlihat melamun sedih bersender di dinding sekolah. Naho segera menghampiri cowok itu.

“Kakeru? Ada apa”
“Kesehatan nenekku memburuk.” Jawab kakeru lirih
                                               
“Apa yang terjadi pada nenekmu?”                                             
“Dia sakit... dia harus dibawa ke rumah sakit dan perlu menerima pengobatan lebih lanjut. Jika nenekku meninggal... aku akan sendirian.”
                                               
“Aku yakin dalam surat itu...Kami bisa bertemu neneknya. Berarti dia akan tetap ada sampai 10 tahun ke depan!  “ batin Naho teringat isi suratnya.
                                   
“Jangan khawatir. Aku tahu nenekmu akan baik-baik saja, jadi.. dia tak akan meninggalkanmu sendirian.     
Aku yakin”
Kakeru melirik Naho dengan sinis. Ia menganggap Naho menganggap enteng masalah neneknya.
“apa dasar ucapanmu?      “ kata kakeru sinis.                          
Naho terkejut mendengar nada sinis kakeru “Kenapa?”
                                   
“dia akan baik-baik saja… dulu  Waktu dengan ibu juga sama... saat upacara masuk sekolah…  aku juga berpikir dia akan baik-baik saja. Mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja… seolah kau tahu segalanya! Jangan berkata seperti itu dengan mudahnya!” seru kakeru marah.

Saat melihat wajah naho yang terkejut, kakeru tersadar ia sudah salah berbicara. “Maaf.           “

Kakeru berjalan meninggalkan naho.

“- Tunggu!” seru naho
“ Jangan ikuti aku! “ seru kakeru tanpa menoleh ke Naho “Maaf.      Tinggalkan aku sendiri.” Kata kakeru dengan suara pelan.

“Aku tidak bisa mengubahnya!”


           
Saat sampai dirumah Naho mencoba menghubungi Kakeru tapi cowok itu tidak mengangkat telponnya. Perasaan naho campur aduk antara bersalah, sedih dan khawatir kondisi kakeru. Ia berharap Kakeru segera mengangkat telponnya agar ke khawatirannya hilang.

“Kakeru! “
“Kakeru!”                                           
“Kakeru!”



25 Desember.
Pagi hari, kami bertemu diloker sepatu. Kami masih belum berbaikan tapi kakeru bersikap sama seperti biasanya dan mengucapkan “ohayou” padaku.kakeru bilang cuaca sangat dingin. Aku menimpalinya. Aku menjawab bahwa cuaca terasa dingin.setelah itu… itu adalah terakhir kalinya aku bicara dengannya..

Naho bertemu kakeru di loker sepatu.
“ohayou” sapa Kakeru
“ohayau” jawab naho

“hari ini cuaca dingin” kata Kakeru melirik pada Naho yang ada disampingnya
“Iya hari ini dingin ya” jawab Naho.
Kakeru lalu pergi begitu saja.

Saat pergantian ruang kelas biolagi, kakeru terus saja berdiri di depan jendela sekolah.

“Kakeru! setelah ini... Selanjutnya pelajaran biologi. Ayo pergi” ajak suwa dan lainnya.
“ Ayo.” Ajak Azusa.
“Maaf. Kalian duluan saja.” Jawab kakeru. Semua menoleh pada Naho dan kakeru dengan khawatir sesuatu telah terjadi antara keduanya.



Masa 10 tahun yang akan datang.
Setelah mendengar penyebab kematian kakeru dari neneknya, mereka lalu pamit dan meninggalkan rumah nenek Kakaeru dan pulang bersama.  Sampai dijembatan yang biasa mereka lewati tiba-tiba langkah Azusa terhenti. Semua menoleh memperhatikannya Azusa. Wajah azusa sudah penuh airmata dan ia menangis terisak.

Taka mendekati Azusa dan memeluk sahabatnya itu.  Semua langsung menangis terisak bersama-sama. Meluapkan tangisan yang mereka tahan di depan nenek kakeru tadi.

Saat tiba dirumahnya, Naho membuka buku hariannya saat SMA. Tentang ukuran sepatu yang kakeru tau tidak cukup untuknya. Tentang ucapan kakeru klo ia memperhatikan naho. Tentang pesta kembang api yang dilihatnya berdua bersama Kakeru.
Lutut naho lemah dan ia terduduk dilantai menangis mengingat itu semua. Suaminya, Suwa datang dan memeluknya dari belakang.
“hei.. sebuah surat ..  kau mau menulisnya?” Tanya suwa.

Naho menatap suwa.
“Untuk diri kita di masa lalu.” Ucap suwa.

Mereka duduk berdua dan mulai menulis surat itu.



Naho SMA
Naho bertemu Kakeru di lorong sekolah. Cowok itu sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya.
Saat langkah mereka bersisian, kakeru berbisik pelan padanya “Sampai besok.”
Cowok itu langsung melanjutkan langkahnya.

Naho melihat punggung kakeru yang semakin menjauh. Ia takut ia tak bisa bertemu kakeru lagi setelah ini. Naho segera berlari menyusul kakeru.
“Kakeru!” teriak naho memanggil cowok itu.
Kakeru menghentikan langkahnya dan melihat naho yang berlari ke arahnya

“ ano…”
“Maaf. Lain kali saja.” kata kakeru. Ia berbalik dan melanjutkan langkahnya.
Naho jadi panic dan ia berlari menyusul kakeru dan menarik tangan cowok itu.
“Aku ingin bicara denganmu sekarang!Aku tidak ingin...  menyesalinya lagi!” seru Naho



Mereka berdua berbicara dihalaman sekolah.
“Soal waktu itu... Aku ingin minta maaf.  Mengatakan hal tidak bertanggung jawab tentang nenekmu… maafkan aku”
“Tidak.itu kalimatku…. Aku menyakitimu. Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengucapkan itu padamu. Kondisi itu mengingatkanku pada upacara semester baru… kita hentikan saja pembicaraan ini. Aku pergi” kakeru berbalik dan mulai melangkah lagi.
                       
“Tunggu!” teriak naho. “Aku menyukaimu... aku suka padamu kakeru…” ucap naho terisak.
Saat naho menoleh memperhatikan kakeru. Cowok itu terlihat kaget dan seperti mau menangis juga. Kakeru sudah pernah menyatakan perasaan pada Naho tapi gadis itu tidak menjawabnya dan baru kali ini Naho mengatakan perasaannya disaat kakeru sedang dalam depresinya.
                                   
“supaya aku bisa membantumu kapanpun.. aku ingin berada disisimu. “ lanjut naho
“jika aku berada disisimu...  aku akan menyakitimu lagi.” Ucap kakeru menatap Naho
                                               
“Walaupun begitu...aku masih tetap ingin berada disampingmu. “ sahut naho                        
“Tapi jika aku menyakitimu... aku tidak akan bisa memaafkan diriku. Aku takut kau membenciku.  “ ucap kakeru lirih.

Naho berjalan mendekati cowok itu dan memeluknya.
“Aku tidak akan pernah membencimu kakeru… karena itu...katakan padaku..  semua hal tentangmu Kakeru... hal yang kau suka... hal yang tidak kau suka, semuanya! “

Kakeru menangis dipelukan Naho.
“terasa menyakitkan... Aku kehilangan.. alasan untuk hidup. Saat aku sendirian...  pada akhirnya aku menyingkirkan semua orang. Naho.. dan teman-teman lainnya..  Aku tidak bisa memaafkan dirku yang seperti itu. Aku benci..  diriku yang seperti itu. Aku tidak bisa menghadapi situasi ini. Aku ingin menjadi kuat... Aku ingin bahagia.”isak kakeru menangis di pelukan naho
                                               
“Kau bisa... bahagia.” Ucap naho lembut “Mari jalani hidup bersama-sama.”
Naho mempererat pelukannya dan kakerupun mulai melingkarkan tangannya memeluk tubuh Naho.

Dari jauh Suwa dan lainnya memperhatikan keduanya dengan terharu yang bercampur sedih.


 Naho dan suwa 10 tahun yang datang.
Mereka berdua pergi ke taman dan mengubur 2 surat yang sudah mereka tulis itu.
“Jika disana adalah dunia parallel...  surat ini akan membantu menyelamatkan Kakeru di dunia yang lain. Smoga surat ini sampai kepada mereka... “kita” dimasa lalu.” Kata suwa
“Aku yakin pasti akan sampai. Pasti.” Ucap naho penuh keyakinan.
Naho lalu berdoa.
  



31 Desember.
Hari ini.. kuharap hal yang dikatakan surat itu tidak terjadi.
Naho dan Suwa SMA bertemu ditaman.
Naho sedang membaca surat dari masa depannya.

Suara dering pesan mengagetkannya. Suwa membuka HPnya dan melihat isi pesan yang masuk.
“ Naho.. pesan dari kakeru.” Suwa menunjukkan HPnya pada Naho

Kakeru: Maaf tiba-tiba mengirim pesan. Malam ini, ayo bertemu ditaman jam bunga untuk kunjungan kuil. Sampai ketemu disana!



Kakeru masuk ke kamar ibunya. Kamar yang tidak pernah ia sentuh setelah ibunya meninggal. Kakeru lalu membersihkan kamar ibunya. Kakeru menemukan Hp ibunya dan melihat sebuah pesan yang masih terbuka di HP ibunya. Itu adalah Sms yang ia kirimkan untuk ibunya waktu ia bersama teman-temannya.
Kakeru: aku akan tetap disini, ibu sudah tau jalanan disini jadi ibu bisa pergi sendirian. Jangan ganggu aku.

Itu hal yang sangat disesali kakeru karena ia tak menemani ibunya.
Kakeru membuka pesan di Hp ibunya lagi dan ia menemukan sebuah video yang ditujukan ibunya untuknya tapi belum sempat terkirim.
Kakeru terkejut dan mulai melihat video itu.

“kakeru maafkan ibu.. ada banyak hal yang tak bisa ibu katakan padamu. Dulu saat kau masih sangat kecil. Ibu  bercerai dengan ayahmu. Tanpa penjelasan apapun, maaf ibu memutuskannya sendiri. ayahmu cukup sering ringan tangan padamu. Ibu tak ingin kau disakiti. Karena itu, ibu memutuskan bercerai. Dan juga kenyataan kau tidak punya teman saat sekolah di Tokyo. Ibu sangat khawatir. Di klubmu, kau juga tidak bisa menjalin hubungandengan teman sekelasmu dan seniormu. Aku tahu itu. Jika kau pindah sekolah... Aku pikir aku bisa melindungimu. Itu sebabnya aku memutuskan agar kita pindah ke Matsumoto. Aku tidak ingin membuatmu mengalami hal-hal buruk lagi...  aku bilang padamu untuk tidak bergabung dengan klub apapun. Aku khawatir kalau kau tidak mempunyai teman. Tapi bahkan hal itu... lagi-lagi aku memutuskannya sendiri. Aku ingin mengungkapkan kepadamu tentang apa yang aku rasakan... tapi kita sama sekali tidak bisa saling bicara... Aku sangat menyesali itu. Aku... selalu berpikir untuk lebih mementingkan perasaanmu    .. tapi.. Pada akhirnya... Orang yang paling sering menyakitimu...          itu ibu.. Kakeru? Ibu... ingin melihatmu bahagia.  Aku berharap dari lubuk hatiku yang terdalam. Maaf karena sering mengganggumu. Maafkan ibu ya”

Tangis kakeru menjadi-jadi saat melihat video itu. Ia jatuh telungkup diatas tempat tidur ibunya.



Naho dan sahabatnya sudah menunggu Kakeru di depan kuil tapi kakeru tidak datang juga. Suwa mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat juga. Mereka sangat khawatir.
“Aku tidak bisa menghubunginya. Dia tidak mengangkatnya”


Kakeru sedang menunggu traffic light warna hijau diperempatan jalan raya , ia duduk diatas sepedanya melamun . Kakeru teringat video ibunya.



Taka-chan gantian mencoba menghubungi Kakeru di Hpnya tapi kakeru tidak mengangkatnya juga.

Jantung mereka semakin berdetak kencang teringat surat dari masa depan itu. Di surat itu tertulis klo tanggal 31 Desember adalah tanggal kematian Kakeru. Pikiran buruk langsung terbayang dipikiran mereka.

“Ayo kita coba ke rumahnya.” Kata suwa khawatir.
“iya” sahut hagita.
Mereka berlari meninggalkan kuil dan pergi ke rumah kakeru. Sampai disana mereka bertemu nenek Kakeru yang bilang klo kakeru setelah mandi langsung pergi.

“Ayo cari dia!” kata suwa “Terima kasih banyak!” pamit suwa.



Mereka lalu berlari mencari kakeru disepanjang jalan dari rumah nenek kakeru. Mereka berpencar mencari kakeru tapi mereka tidak menemukan kakeru.
                      
“Kakeru...” teriak naho memanggil manggil kakeru.
Ia bertemu suwa
“Suwa!”
“Apa kau melihatnya?” Tanya suwa.
“Dia tidak disini.”

Suwa menelpon hagita.                            
“Halo?     Hagita? Apa kau menemukannya?”
“Dia tidak ada di persimpangan sini.” Jawab hagita.

Taka juga berlari mencari Kakeru tapi tidak bertemu. Ia melihat Azusa yang berlari.        
“Azusa!   apa kau menemukannya?”
“ Tidak.”                                             
“Dimana dia?!” gumam mereka khawatir.

Hagita terus mencari kakeru. Saat ia melihat ada seorang bersepeda. Ia langsung mengira itu kakeru.
“Kakeru! Oh Maaf. apa kau melihat siswa SMA naik sepeda lewat sini?” Tanya hagita pada cowok itu.

Taka dan azusa mencari kakeru bersama-sama.
“kakeru… kakeru..” teriak-teriak mereka
                                   
Hagita menghubungi Suwa yang sedang berlari bersama Naho.
“Halo?” jawab Suwa.                                  
“Aku bertanya pada orang disini apakah ada yang melihat orang yang seperti Kakeru. kita harus mencari ke arah depan.”
“ Baik. kita cari kesana.”
Suwa mengajak Naho pergi ke tempat yang ditunjukkan cowok tadi ke hagita.
  



Kakeru mengayuh sepedanya dengan perasaan sedih teringat-ingat ibunya. Airmatanya turun membasahi wajahnya. Kakeru terus mengayuh sepedanya menuruni jalanan yang berbelok belok tajam. Ia teringat Naho, wajah dan ucapan gadis itu berkelibat dikepalanya.
“Kakeru? Kakeru? Aku memperhatikanmu.. aku memperhatikanmu..”

Kakeru teringat ucapan Suwa “ jika terlalu berat, kau tidak perlu menanggung semua beban sendirian..  kami semua ada disini.”

Airmata semakin deras mengalir diwajah kakeru. Ia tersenyum terharu teringat sahabat-sahabatnya itu. 

Tiba-tiba sebuah sinar yang sangat terang dari lampu sebuah truk mengagetkan kakeru. Ia mencoba mengerem laju sepedanya yang menuruni jalanan penuh belokkan itu.


Suwa, naho, azusa, taka dan hagita juga sudah sampai tempat itu dan melihat laju sepeda kakeru yangturun dengan cepat dan sebuah mobil yang melaju cepat ke depan kakeru. Jatung mereka berdetak kencang.

Saat kakeru melihat sinar lampu mobil itu, semua bayangan teman-teman berkelibat didepannya. Kakeru membanting arah sepedanya ke kiri sampai ia terjatuh terguling-guling ke trotoar. mobil itu melaju dengan cepat melewatinya.



Naho dan sahabat-sahabatnya melihat kakeru yang tergeletak dijalanan. Mereka berlari panic ke tempat kakeru berada.
“KAKERUUUU!!!”
“kakeru…”
Suwa yang pertama sampai ke tubuh kakeru yang tergeletak itu. Ia memeluk tubuh kakeru dan menyenderkan tubuh kakeru ke dadanya.
                                               
“Kakeru!”                                           
“ Kau baik-baik saja? Kakeru!”                             
“ Kakeru Apa yang kau pikirkan?!!!”
Mereka jongkok didepan tubuh kakeru dengan tangisan penuh kepanikan dan ke khawatiran.

“aku harus mengucapkan permintaan maaf pada ibu.” Isak kakeru dengan suara bergetar ” “ini salahku, maafkan aku” tapi.. sesaat aku ketakutan.. Jika aku mati... Kenangan... yang telah aku lalui bersama kalian...          apakah itu semua akan hilang?”

Tangis mereka semakin menjadi mendengar ucapan kakeru itu .

“Mulai sekarang dan seterusnya... aku ingin membuat... lebih banyak kenangan… Jika memungkinkan .. aku berpikir tidak ingin mati. Dengan kalian semua... Aku ingin bersama kalian semua...” tangis  kakeru
                                               
“kami senang!Aku juga ingin bersamamu kakeru! Aku ingin lebih banyak berbicara denganmu!” ucap Azusa terisak.                                              

“Beritahu kami kalau kau ada masalah...   Kau akan baik-baik saja... Aku akan melindungimu!” isak taka-chan.                                        

“Jangan mati, dasar bodoh!” teriak Hagita dalam tangis. “koleksi Mangaku... aku akan meminjamkannya sebanyak yang kau mau. Sesuatu yang akan membuatmu tertawa.”

“Dasar bodoh! Aku tidak bisa membayangkankalau aku tidak bisa bertemu denganmu lagi!Jika kau mati, aku tidak akan pernah memaafkanmu!”  seru Suwa menangis.



“Maafkan aku kakeru…” ucap naho.      
Kakeru melihat naho yang menangis terus didepannya.                   
“Naho... Ada hal lain yang harus kau katakana selain meminta maaf bukan?” ucap kakeru sedikit bercanda.
Semua memperhatikan Naho dengan tersenyum meski mata mereka masih penuh airmata.
“Kakeru... sukidayo (Aku mencintaimu!)” ucap Azusa menjawab permintaan yang kakeru ingin dengar dari Naho “ begitu, kan kakeru?                           
“Aku juga! Aku mencintaimu kakeru” kata taka-chan.
“Aku juga!Kakeru.. aku menyukaimu..” ucap suwa menatap kakeru yang rebah dibahunya.                 
“su.. su… ka… aku menyukaimu kakeru” ucap Hagita terbata-bata.
Semua langsung tertawa mendengarnya.
“terdengar menjijikkan hagita” gerutu Azusa
“berisik” sahut Hagita.

Semua mata menoleh pada naho yang belum mengucapakannya.
Naho menatap kakeru yang juga sedang menatapnya.
“Aku mencintaimu... Aku benar-benar mencintaimu!” ucap Naho

Kakeru tersenyum “Aku juga. Aku mencintai kalian! Punya sahabat seperti kalian. Aku sangat bersyukur...” ucap Kakeru menatap wajah sahabat-sahabatnya.

Mereka langsung melingkar memeluk kakeru.                                     
“terima kasih kakeru..”                                
“Terima kasih~~~”                                       
“Kau benar-benar membuat kami sangat khawatir, dasar bodoh”
“kakeru.. terima kasih.”



Mereka sekarang sudah bersama lagi. Dan saat pulang sekolah mereka memutuskan untuk pergi ke atas bukit koboyama seperti yang selama ini ingin ditunjukkan Suwa dan teman-teman pada kakeru.

“Sedikit lagi diatas sini.     Kakeru. Teman-teman” Kata suwa  yang jadi pemandu paling depan dengan berlari-lari diikuti teman-temannya. Mereka tertawa bahagia berlari-lari di bukit itu.                                 
“Hagita! Cepat!   “
Warna langit sudah menjadi ORANGE karena sebentar lagi akan sunset. Mereka tertawa puas, bahagia bisa menghabiskan pemandangan itu bercanda, tertawa bersama sahabat-sahabatnya.

“Untuk diriku di masa depan... Diriku 10 tahun dari sekarang... terima kasih. ... sudah membantu kami menyelamatkan Kakeru… Saat ini.. saat-saat terindah dalam hidup kami... Dengan kehidupan kita yang saling terhubung... telah mengajari dan membimbingku... Terima kasih..”


10 tahun yang akan datang
Naho dan sahabat-sahabatnya berdiri bersama menatap langit warna Orange yang sebenarnya ingin mereka nikmati bersama Kakeru. Mereka menatap ke depan ke dunia pararel yang baru terbentuk. Dunia dimana Kakeru masih ada berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.




TAMAT


35 komentar:

  1. Waaaaaah, akhirnya, sedih banget sampai berlinang air mata bacanya, kereeeen, makasih ya atas sinopnya

    BalasHapus
  2. Aduhh, keren bangett.
    Akhirnya finish juga, tiap saat slalu buka blog ini nungguin Orange update.
    Meskipun happy ending, bacanya tetep nangis...
    Trus di masa depan Naho bakal sama Kakeru dong ya? Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin bagian yg memperlihatkan naho dan kakeru udh menikah dan berkumpul di bukit bersama semua sahabat nya yg muncul di mimpi naho dan suwa itu adalah mereka yg di dunia paralel 🎉

      Hapus
  3. Pada akhirnya kakeru tetep pergi duluan sebelum 10 th didepan,, so sad.

    BalasHapus
  4. Didunia yg sebelumnya alias dunia naho yg menulis surat, kakeru tetap meninggal.
    Tapi krn surat itu maka terbentuk dunia baru alias dunia pararel dimana kakeru tetap hidup.
    Arigatou sdh setia nunggu postingan blignya 💖💖

    BalasHapus
  5. Aku penasaran sama kisah cintanya naho sama suwa.. Gimana ceritanya mereka bisa nikah?

    BalasHapus
  6. Kereeeeennn...jadi surat dr masa depan bisa menyelamatkan Kakeru utk tetap hidup ya. Nangis pas endingnya, bagus bgt friendship mereka

    BalasHapus
  7. Rencana selanjutnya mau nulis sinopsis apa?

    BalasHapus
  8. Seneng akhirnya tau ending cerita film ini, tadi siang nonton film ini di garuda baru 3/4 cerita udah landing aja. Googling filmnya ga nemu2. Seneng bgd bisa baca sinopsisnya, jadi ga penasaran. Thanks yah kk Euni ��

    BalasHapus
  9. Tau film ini karena minggu lalu smpt nonton sbntr di garuda. Hhihihii.. Ceritany seru banget, nyari2 d google ad sinopsisny disini. Makasih ya udh nulis sinopsiny disini. Sukses selalu,

    BalasHapus
  10. Ahhh sedih ceritanya 😭😭😭😭😭😭 banjiiiirrrrrrrrr yaAllah saya gak punya temen kek gini. Yang ada mereka malah ninggalin *eh kok curhaat*
    Makasih sudah bikin ringkasan, feeling nya dapet pake banget deh pas baca ini. Nangis nya aja udah banjir hehe.
    Terima kasih banyaaakkkk ya sudah bikin ringkasan filmnyaaaa.
    Salam buat Kento😉

    BalasHapus
  11. thanks buat semua yang sudah meninggalkan komen di blogku.. aishiteruyo!

    BalasHapus
  12. Siapa yg naro bawang. Pedih ini mata

    BalasHapus
  13. persahabatan yg luar biasa.
    kayaknya di dunia pararel masa depan akan berubah. dimana kakeru akan menikah dg naho . suwa yg baik hati menemukan wanita cantik sbg pasangannya (*harapan dan hayalan q)

    BalasHapus
  14. Satu lgi dorama movie jepang yg buat aku mewek habis2an

    btw emang semua pemeran cowok setiap dorama jepang pada kurus ya

    BalasHapus
  15. 😂😂 Nangis Bombay aku baca sinopsisnya.. Makasih banget udh bikin.. Keren sampai detilnya juga ditulis.. Terus bikin sinopsis kak.. 🙏ganbate!! 😉

    BalasHapus
  16. huwaa sedih banget ceritanya: '( next plissss. sinopsis film jepang aku suka semua

    BalasHapus
  17. Sampe nangis nggak karuan..
    Thanks sinopsnya. God bless u..
    Kakeru aishiteru..

    BalasHapus
  18. Akhirnya selese juga baca sinopnya,
    Arigatou

    BalasHapus
  19. Bagus ceritanya..makasih ya sinopsisnya
    Tapi sayang, coba drama seri nya.

    BalasHapus
  20. Bagus cerita friendship nya.......aq nggak pernah ngalamin jadi pingin balik ke masa lalu........memperbaiki kesalahan

    BalasHapus
  21. Ceritanya koq bingungin y? Mungkin klo yg saya tangkap sich, jln hdpnya berubah, tapi akhir ms depannya, gak berubah, sperti kata gurunya... Jdi kakeru gak meninggal krn bunuh diri. Tpi pd akhirnya tetap meninggal, mknya 10 thn mendatang, kakeru tetap gak ada. Bknnya gitu y endingnya??? Jdi gak hepi ending donk. Cuma gak jg sad ending coz gak ad penyesalan lgi... Gini kh ceritanya? Sori, spertinya pemikiran saya yg beda sendiri... Haha ;-D
    Salam kenal^-^

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan begitu.. jadi dalam filmnya itu diceritakan karena keinginan Naho merubah kehidupan masa remajanya maka terbentuklah 2 dunia yang bercabang, dunia masa lalu dan dunia pararel.
      Didunia masa lalu, dunia Naho dewasa yang Kakerunya meninggal ya tetap Kakeru Meninggal.
      Tapi didunia pararel yang terbentuk baru ini, kakeru terselamatkan.
      Jadi tetap ada 2 dunia.
      Klo soal dunia pararel kamu cek di filmnya ada penjelasan dari gurunya tentang dunia yang bercabang ini.

      Hapus
  22. Bagus sekali
    Terimakash sdh mnulis...

    BalasHapus
  23. Bagus sekali
    Terimakash sdh mnulis...

    BalasHapus
  24. Bittersweet bangettttt ceritanyaaaa uuhhh seandainya ada dunia parallel beneran... mmhhhhh "'

    Makasih loohhh udah bikin nangis bombayyyy tengah malem gini...

    BalasHapus
  25. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  26. Hola.. nyari" instrumental musik dalam film ini kok susah amat yak!?
    Ada yang bisa ngasih tau dimana downloadnya?
    Tasuketekudasai ..
    Arigato ^_^

    BalasHapus
  27. set dah baca full spoiler nya aja udah baper kaya gini mantap nich tanks ya udah buat sinopsis nya maklum lg demen ma jenis film kaya gini , sip dech pokoknya .......

    BalasHapus
  28. bgmn analisisnya klo suwa itu suami naho?

    BalasHapus
  29. jadi di dunia naho dewasa suwa tetap sama naho,
    dan di dunia paralel naho sama kakeru

    menurut ku sekarang udh ngak ada lagi hubungan antar dunia naho dan dunia baru,mereka akan membuat ceritanya sendiri dan di movie nya kita bisa liat di mimpinya suwa dan naho kalau mereka yg di dunia paralel bahagia

    BalasHapus
  30. Sorry guys gk kuat nonton gua😔😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi Itu Semua Hanya Mimpi Mereka Yg D buat oleh naho sama Suwa y

      Hapus