Mia
sudah tidak bisa mengontrol perasaan cintanya pada Kairi. Mia terlarut dalam
perasaan sampai ia melupakan klo Kairi sudah menikah.
Akal
sehatnya hilang dan hanya bisa merasakan ciuman Kairi dibibirnya.
“saat ini aku tak mau
tau apapun”
kata hati Mia
Kairi
melepaskan pelukan dan ciumannya pada Mia. Kairi tersadar apa yang sudah
dibuatnya sudah sangat salah.
“aku
harap tadi sudah cukup” kata Kairi
“apa?”
“dia
(yota) pasti sudah menyerah” kata Kairi memunguti barang-barang Mia dan
punyanya yang tercecer dilantai. Kairi
lalu memberikan barang-barang Mia pada gadis itu.
“apa…”
Tanya Mia menatap Kairi bingung.
Kairi
menatap Mia dan berkata dengan sangat santainya “tadi hanya acting saja.”
“apa?”
“aku
bilang klo tadi aku hanya acting saja untuk mengusirnya. Kau juga berpikir yang
sama kan?” lanjut Kairi dengan wajah tanpa perasaan menganggap semua yang sudah terjadi hanya
sekedar sandiwara saja.
Hmmm..
Bagaimana dengan ciuman yang kedua setelah Yota pergi apakah itu juga acting?
Mia kaget tapi ia menahan perasaannya melihat
sikap dingin Kairi itu “i-ya…. Iya aku
juga berpikir begitu. Itu tadi sangat menolongku” angguk Mia mencoba tersenyum
menutupi perasaannya.
Lift
terbuka didepan mereka dan Kairi lalu masuk kedalam lift itu. Mia tidak ikut masuk kedalam lift tersebut.
Mia
masih tersenyum dan membungkuk didepan bosnya itu “ terima kasih banyak” ucap Mia
tersenyum.
Setelah
lift tertutup dan lift turun, senyum Mia langsung menghilang.
Ditoko
merk Jimmy Choo.
“pangeran
dari dunia perhiasan… oh begitu…” Miyazawa PR dari Jimmy Choo membaca majalah
yang membahas tentang Kairi. Ia menjatuhkan majalah itu ke meja
“aku
akan mengambil segalanya” ucap Miyazawa
“bodoh,
bodoh, bodoh, bodoh, bodoh.” Gumam Mia saat ia sedang berjalan pulang. Mia
berhenti di lampu merah untuk menyebrang. Saat matanya melihat sebrang jalan, Mia
melihat Kairi sedang berjalan dengan perempuan cantik. Mia langsung bisa
menduga klo wanita itu adalah istri dari Kairi.
Saat
lampu penyebrang jalan menyala, Mia
melihat keduanya berjalan ke arahnya. Mia buru-buru bersembunyi dan
terus memperhatikan keduanya.
“ciuman
hanya acting? Apa kau mencium seseorang untuk bersandiwara. aku rasa itu hanya
alasannya saja. Nafsunyalah yang telah membuatnya melakukan itu” kata
sahabatnya saat Mia menceritakan itu pada Akari, Chiaki dan Naoki.
“lalu
setelah ia ingat istrinya dan membuat alasan seperti itu” kata Chiaki
“jahat”
gerutu Akari ikut kesal sahabatnya diperlakukan begitu.
“tapi
kau merasa bahagia kan? Mia-chan kau sekarang terlihat seperti seorang wanita
dewasa.” Kata Naoki
“hahh?”
“Mia
hati-hatilah! Dia sudah menikah.” Kata Akari
“ah
aku ingin menghapus memori ini secepatnya.” Ucap Mia.
“eh
mengapa? Bukankah itu ciuman yang indah?” kata Chiaki
“yang
terburuk” jawab Mia “ karena dia memberitahuku klo itu sebuah acting dan
setelah itu aku melihatnya pulang ke rumah bersama isrinya”
“ya
ampunn.. itu sangat tidak kerennn..” ucap Naoki
“dia
sudah membodohimu!” gerutu Akari kesal
“aku
diberitahu klo ia sudah membunuh istrinya, tapi dia masih hidup” gumam Mia
“membunuh?”
“apa
maksudmu membunuh?”
“presiden
memberitahuku “dia tak bisa melarikan diri. Dia tidak diijinkan melarikan diri.
Dia sudah membunuh istrinya sendiri.” Jawab Mia
“sepertinya
ada kisah panjang pada pasangan itu”
kata Naoki
“hei
Akari.. coba kau cari tahu mungkin Kuno-san tau sesuatu..” kata Chiaki pada Akari.
(hahh..
sok polos.. sok ga akrab sama kuno padahal dia semalam bersama Kuno..)
“mengapa
aku?” protes Akari
“lalu
bolehkah aku yang menghubunginya?” Tanya Chiaki
“tak
apa silahkan” jawab Akari sedikit gemas
“kau
yakin?” Tanya Chiaki tersenyum (padahal maunya memang begitu!)
“hentikan!
Urus urusanmu sendiri saja” protes Mia.
“ngomong-ngomong..
stalker mantan pacarmu itu apakah sudah pergi?” Tanya Naoki
“iya..
dia menghilang sejak saat itu.”
Yamashita
Yota, mantan pacar Mia sekarang bekerja sebagai instruktur gym.Yota jadi sering
melamun teringat kejadian ciuman Mia itu dan karena ceroboh ia menjatuhkan
barbell ke kakinya. Yota harus dibawa ke rumah sakit untuk di rawat.
Akari
bertemu dengan Kuno disebuah restaurant. Mereka berdua melihat menu yang ada
ditangan mereka.
“”apa
yang akan kau pesan?” Tanya Kuno
“aku..
aku menangis..” gumam Akari pelan
“apa?”
Akari
menatap Kuno yang duduk didepannya itu. “aku tersentuh dengan plotnya.” Kata Akari
tersenyum “ aku belum pernah tersentuh sampai menangis saat
aku membaca plot singkat seperti ini.sepertinya aku sudah jatuh cinta
dengan tulisabmu ini. Tolong lanjutkan menulis”
Kuno
tersenyum senang mendengar pujian Akari yang sangat jarang itu.
“ya”
Dikantornya
Mia terus terbayang ciumannya bersama dengan Kairi.
Diruang
meeting Kairi sedang rapat bersama dengan staf lainnya. Saat Kairi keluar dari
ruangan itu tatapan mata mereka saling bertemu. Tapi Kairi segera berpaling
seperti membuang muka dan melanjutkan langkahnya keluar ruangan untuk pergi ke
ruangannya dilantai 2. Mia sedikit kecewa.
Saat
Saeki yang ikut meeting duduk didepannya, Mia segera bertanya padanya “tadi
meeting bersama Wakil presiden untuk apa?”
“apa?”
“aku
kuatir klo ia mengatakanhal-hal buruk tentang aku karena aku yang membantunya
selama training ini.” Lanjut Mia.
Pada
saat itu dari lantai 2 Kairi sedang memperhatikan ke bawah. Ketempat Mia sedang
berbicara dengan Saeki itu.
“tak
ada pembahasan tentangmu sama sekali Kurihara” jawab Saeki
“oh
begitu..” kata Mia tersenyum lega
“Kurihara
tentang wakil presiden, apakah mungkin kamu…”
Mia
takut Saeki yang suka gosip itu curiga tentang dirinya dan wakil presiden jadi Mia
segera menyerobot pembicaraan temannya itu.
“ahh
aku hanya sedikit kuatir karena aku yang membantu masa trainingnya saja.” Kata Mia
“sudah
sewajarnya begitu. Saat aku melihatnya dalam jarak dekat, aku juga sedikit
kuatir juga.” Sahut temannya itu
“apa?”
“dia
terlihat pucat” kata saeki
“ohh..
“ gumam Mia lega.
“ah
dia ciuman..” kata temannya itu sambil melihat-lihat layar tabletnya.
Mia
jadi terkejut dan panic mendengar kata ciuman
“apa?
Tidak… tidak.. itu hanya acting saja” kata Mia panic dengan suara agak keras
dan membuat yang lain jadi mendengarnya.
“acting?
Sepertinya tidak begitu..” ucap Saeki itu.
“apa?”
Temannya
itu lalu memperlihatkan tablet yang dipegangnya “lihat.. dia sangat fashionable
seperti biasanya kan. Seperti yang kita tau Mori Jouichi, seorang stylist
superstar.”
Saeki
itu ternyata sedang membuka instagram milik Mori Jouichi.
“oh
dia…” Mia tersenyum lega
Takako
dan Yoshihiko bergabung ke meja mereka.
“wah..
followernya bertambah banyak lagi.”Saeki memperhatikan followernya Mori.
“wah
dia menakjubkan” kata Takako
“ini
sebuah iklan yang luar biasa karena Mori-san adalah salah satu Fan dari
Tiffany” kata Yoshihiko.
“setiap
ada keluar barang baru dia selalu meng-uploadnya”sahut Takako
“menunjukkannya
dengan outfit yang sangat serasi” kata Sekai
“ngomong-ngomong
Kurihara, kau bilang aku harus mengirimkan padanya hadiah ulang tahun. Jadi aku
sudah melakukannya” ucap Takako
“oh
iya” jawab Mia sambil lalu tapi kemudian Mia teringat sesuatu
“apa?
Ke Mori-san?”
“iya”
“ulang
tahunnya itu dibulan September.” Kata Mia cemas
“jangan
becanda, tapi kau bilang “sekarang kita selesai packing hadiah ulang tahun
Mori-san””
“maksudku
kita menyimpannya dulu lalu diberikan kepadanya di bulan September” jawab Mia
“apa?”
Takako baru tau klo ia sudah melakukan kesalahan besar.
Manager
Mukai memanggil Mia dan takako ke ruangannya.
“sesuatu
yang penting dalam pekerjaan PR adalah koneksi. Aku selalu memberitahu hal ini
padamu dan kau masih belum mengerti juga?” kata manager Mukai dengan wajah
penuh kemarahan.
“maafkan
saya” ucap Takako membungkuk didepan managernya itu.
“cara
aku memberitahu kepadanya sepertinya juga salah” kata Mia menolong temannya
itu.
“aku
tak mau mendengar alasan” ucap manager Mukai
“maafkan
aku.. aku akan meminta maaf padanya sekarang” kata takako sambil membungkuk
lagi. Tapi Takako teringat klo ia nanti ada meeting “emm tapi aku ada meeting.
Manager
Mukai sangat kesal sampai ia memegang bola kacanya. Takako menunduk ketakutan.
“aku
yang akan meminta maaf padanya” ucap Mia kasian melihat temannya yang ketakutan
didepan manager Mukai.
Mia
segera berlari keluar ruangan tanpa menunggu jawaban manager Mukai.
Sementara
itu Kairi sedang ada pertemuan dengan para pemegang saham. Mereka sepertinya
tidak suka dengan Kairi yang masih baru dalam dunia perhiasan itu.
“target
sales di kuartal adalah 15% lebih tinggi dibanding dengan tahun lalu. Strategi
kami adalah pertama-tama membuka kembali toko Shinjuku yang sudah dirombak
sejak tanggal 18. Dalam hal itu, aku pikir kita bisa berharap customer lama
balik lagi. “
“dengan
keahlian dalam strategi media kita akan mengikutsertakan lebih banyak hal-hal
yang professional , jadi jangan ragu
untuk berusaha menaikkan fans para wanita.” Kata Kazuhiko Furusawa.
“aku
harap aku bisa mengatakan kau bisa pelan-pelan saja, tapi mempertimbangkan
sikap mereka jika kau tidak segera menunjukkan hasilnya, mereka akan mulai
menjatuhkanmu.” Kata presdir memperingatkan Kairi.
“iya”
“malam ini ada dinner party du perusahaan Kaimei, kau ikut saja”
“baik” jawab Kairi. Lalu ia berjalan ke pintu
keluar
“apa
kau mau berhenti biar lebih ringan bebanmu?”
“tidak..
tidak sama sekali.” Jawab Kairi
“aku
tak bermaksud membuatmu tidak bahagia. Sebagai pengganti posisi ayahmu, aku
ingin melakukan semaksimal mungkin. “
“Anda
sudah melakukan banyak hal buat istri saya. Dalam lubuk hati saya, saya sangat berterima kasih pada anda”
Kairi
membungkuk dan melanjutkan langkahnya.
Saat
Kairi sudah keluar ruangan manager Mukai segera menemuinya untuk menceritakan khasus kado ulang tahun Mori-san yang salah itu.
Kairi setelah mendengar cerita dari Manager Mukai lalu menghubungi Mia.
Dihotel
tempat stylist Mori menginap, Mia sudah menunggu kedatangan Mori-san di lobby
hotel.
Mia
mendapatkan telpon dari Kairi di HPnya.
“ini
kurihara” jawab Mia
“aku
dengar tentang kejadian Mori-san.. “
“ya”
“bagaimana
kelanjutannya?”
“Sekarang
aku dihotel Chinzansou.. jawab Mia memperhatikan sekitarnya. Ia lalu melihat
Mori-san sedang berjalan ke arahnya. “ah dia datang, aku tutup dulu.” Ucap Mia
panic
Mia
segera meletakkan Hpnya ke atas meja tanpa mematikan telponnya. Kairi akan
menutup telponnya saat ia mendengar percakapan Mia dan Mori ia tidak jadi
menutupnya.
Mori
mendatangi Mia yang sudah menunggunya.
“Kurihara-chan
maaf sudah membuatmu menunggu.”
“Mori-san..
maafkan kami” ucap Mia membungkuk didepan Mori
“angkat
wajahmu.. aku tidak semarah itu.. hanya saja.. aku sedikit terluka karena aku
pikir aku punya hubungan yang bagus dengan Tiffany.” Ucap Mori menatap Mia yang
berdiri didepannnya itu.
“Tifanny
tidak ada tanpa dirimu Mori-san. Aku benar-benar meminta maaf “ kata Mia
membungkuk lagi.
“jika
kau kesungguhanmu ini nyata.. bagaimana klo kau membayarku dengan tubuhmu?kau
bebaskan malam ini” kata Mori-san serius.
Mia
terkejut tapi Kairi lebih terkejut lagi mendengar percakapan keduanya lewat
telpon yang lupa dimatikan Mia.
“ya”
jawab Mia tenang.
“kamar
no 1437” ucap Mori-san mengulurkan kartu masuk ke kamarnya “pergi kesana dan
tunggu aku”
“iya”
jawab Mia tanpa membantah mengambil kartu itu.
“kita
akan bersenang-senang malam ini” kata Mori-san melangkah pergi.
Kairi
menjadi panic karena mendengar Mori meminta tubuh mia? mia menjual dirinya agar dimaafkan oleh Mori-san
“kurihara.. jangan melakukan hal bodoh kurihara” serunya ditelponnya
tapi Mia tidak mendengar suara Kairi didalam telponnya. Karena Kairi bicara
terlalu keras staf yang ada disana ikut mendengarnya.
“apa
yang terjadi wakil presiden?” Tanya staf PR disana.
Kairi
hanya diam karena ia memikirkan Mia
“sial”
gumam Kairi dan pergi dengan terburu-buru.
Kairi
pergi ke hotel tempat mori menginap. Ia segera berlari ke kamar Mori yang ia
dengar ditelponnya.
“kurihara!
kurihara! kurihara!” teriak Kairi menggedor-gedor pintu kamar Mori.
Mia
membuka pintu kamar Mori dan ia terkejut melihat Kairi ada didepan pintu.
“wakil
presiden”
Kairi
melihat Mia memakai selimut menutupi
tubuhnya. Kairi menarik Mia ke dalam pelukannya.
“ada
apa?” Tanya Mia terkejut tiba-tiba Kairi memeluknya seperti itu.
“apa
kau baik-baik saja?” Tanya Kairi cemas.
“ya”
Mia mengagguk dalam pelukan Kairi.
“syukurlah”
desah Kairi. “ayo kita pergi” Kairi menarik Mia pergi dari kamar itu.
“tidak.. tunggu.. aku tak bisa pergi” kata Mia melepaskan tarikan tangan Kairi.
“apa
yang kau katakan?” seru Kairi kesal karena Mia tidak menurutinya pergi.
“aku
tak bisa pergi dalam keadaan seperti ini” ucap Mia “sebagai tanggung jawab
seorang PR, aku harus menyelesaikannya sampai akhir”
“tidak!
Aku tidak mengijinkannya!” teriak Kairi marah.
“klo
memang begitu… mengapa anda tidak gabung saja bersama kami wakil presiden?”
ucap Mia lirih sambil menjatuhkan selimut yang menutupi tubuhnya.
Kairi
terkejut Mia menjatuhkan selimut yang menutupi tubuhnya.
“apa?”
Kairi terkejut dan melihat selimut yang menutupi tubuh Mia terjatuh dan
terlihat tubuh Mia yang memakai kostum Lolita.
Mia
tertunduk malu melihat bosnya itu memperhatikan pakaian yang dipakainya dari
atas sampai bawah.
Kairi
akhirnya bergabung dengan Mia di kamar Mori. Ternyata Mori mengadakan pesta
kostum (cosplay party) didalam kamarnya. Mia memakai pakaian Lolita, ada yang
memakai kostum drakula dll.
Mia
mengambilkan champagne untuk Kairi dan mengulurkan gelas itu pada Kairi.
“mori-san
adalah seorang gay.” Kata Mia
“kenapa
kau tidak memberitahuku lebih awal” gerutu Kairi yang mengira Mori mau
melakukan asusila bersama Mia.
“saya
pikir mungkin anda tau… maafkan saya” ucap Mia.
Kairi
memperhatikan jam ditangannya. Ia sebenarnya harus datang ke acara dinner
bersama para pemegang saham.
“omong
omong, koneksi Mori-san itu sangat fantastis.tamu-tamu yang datang hari ini
adalah para pemain teratas dibidangnya masing-masing. ” Kata Mia memperhatikan
orang-orang yang datang ke pesta itu.
“lihat..
orang yang memakai pakaian roma disana itu..” kata Mia menunjuk pada
seseorang. “dia adalah chef restaurant
Prancisyang mendapat award Michelin 3 bintang pada tahun lalu. Orang yang
berpakai raja sebelah sana adalah Chief Editor Balalaika. Suatu kesempatan yang
besar bagi seorang PR untuk membangun koneksi.”
“oh..
mungkinkah kau wakil presiden Miyoshi yang sedang diperbincangkan orang?” ucap
Mori yang berpakaian drakula mendekati Mia dan Kairi.
“kau
ini sangat typeku.. good job Kurihara-chan” kata Mori pada Mia yang sudah
berhasil membuat Kairi datang ke pestanya.
“syukurlah
klo anda senang” balas Mia tersenyum.
Kairi
melirik Mia yang sok akrab bersama Mori itu dengan lirikan marah.
“mori-san
senang berkenalan dengan anda” ucap Kairi
“sama-sama”
sahut Mori “jangan terlalu formal. Mari kita bersenang-senang malam ini” ucap
Mori-san menarik tangan Kairi untuk mengikutinya.
Saat
mori-san menarik tangan Kairi, ia melihat cincin pernikahan yang dipakai Kairi.
“ohh..
ini produknya Tiffany. Simple tapi punya garis yang unik. Aku suka” Puji
mori-san memperhatikan cincin itu.
“Terima
kasih banyak.” Jawab Kairi. Wajah Kairi terlihat kayak takut saat Mori
menyentuhnya, mungkin ia takut diapa-apakan Mori yang gay itu.. hehehe
“oh..
koleksi terbaru kami akan segera keluar.” Kata Mia
“oh
informasi yang barusan kau kirimkan?” jawab Mori-san “yang itu juga sangat
lucu, seperti wajah yang tersenyum. Bahkan itu item yang dijual diJepang saja,
luar biasa..”
Mori-san
lalu menoleh pada Kairi “kuri-rin, limited edition, pre-sales semacan itu kau
akan membuat orang ingin membelinya dan mereka pasti membelinya”
“semua
gadis lemah klo mendengar kata “limited edition” sahut Mia
“iya
benar.. gadis-gadis akan mengambil gambar semua yang mereka sukai dan
menguploadnya. Gunakan itu sepuasmu..”ucap mori
Kairi
mendengar percakapan mereka jadi tertarik dan punya ide untuk penjualan mereka.
“terima
kasih atas support anda” ucap Mia
“kapan
launching koleksi terbaru ?” Tanya Kairi
“tanggal
1 agustus” jawab Mia
“oh
ayo sekarang kita ambil foto” ajak Mori-san pada Kairi. Ia menggunakan Hpnya
untuk selfie berdua bersama Kairi “sekarang senyum.. senyum..” Senyum Kairi
terlihat seperti terpaksa.
Mori
melihat hasil foto itu di Hpnya “apa kau ini capek?”
“tidak”
jawab Kairi
“oh
begitu. Mungkin karena kau memakai setelan. Sekarang lepaskan.. ayo lepaskan ”
Mori-san memaksa Kairi melepas setelan bajunya. Tapi Kairi menolaknya.
“tak
apa-apa.. jangan khawatir.. orang tampan akan terlihat keren dalam pakaian
apapun” kata Mori-san memaksa Kairi ikut pesta kostumnya. Ia menarik tangan Kairi mengikutinya.
“semua..!
pria tampan akan segera ikut… “ seru Mori-san terus menarik tangan Kairi.
Kairi
jadi panic dan sedikit takut.. “kurihara! Kurihara! Eh tunggu..” ucap Kairi
ketakutan meminta bantuan Mia menolongnya dalam situasinya sekarang.
“apa
yang akan kita pakaikan padanya?”
“tunggu!
Hentikan! tidakkkkk” teriak Mia..
Mia
ditempatnya berdiri bengong hanya mendengar teriakan-teriakan Kairi yang sedang
disuruh memakai kostum.
Kairi
sangat malu harus berpakaian ala romeo. Ia terduduk lemas sambil menikmati
alcohol.
Mia
melihat bosnya sudah mabuk tapi terus minum “kau terlalu banyak minum wakil
presiden. Apa kau mau sedikit tiduran?” Tanya Mia
“Kairi
menganguk kecil tanpa membuka matanya “iya”
Mia
membawa Kairi ketempat tidur dihotel itu lalu meninggalkan bosnya itu istirahat.
Tapi saat Mia menengok ke kamar itu, Kairi saking mabuknya sudah tertidur disana.
Mia
menatap wajah Kairi yang tidur dengan pulasnya itu.
“wajah
tidur yang sangat tampan” gumam Mia.
Perlahan Mia mendekatkan wajahnya ke wajah
Kairi seperti mau mencium pria itu. Tapi tubuh Kairi tiba-tiba bergerak dan
membuat Mia panic dan mundur takut ketahuan klo akan mencium bosnya itu.
“apa
yang sedang aku lakukan” gumam Mia tersadar. Mia melihat bosnya itu tertidur
lagi “wakil presiden?” Tidak ada jawaban dari Kairi.
Mia
duduk disamping tubuh Kairi yang tertidur itu “apa kau datang kesini karena kau
mengkhawatirkan aku?” Tanya Mia lirih.
Tiba-tiba
Kairi membuka mata menatapnya. Mia panic lagi dan bangkit berdiri membelakangi Kairi
“oh.. wakil presiden.. kau terbangun”
“jangan
salah sangka” ucap Kairi “aku datang kesini karena kamu, Kurihara.” Bantah Kairi “sebagai seorang wakil presiden aku perlu
menjaga anak buahku…”
“tapi…
lalu.. mengapa… emmm…mengapa kau tadi memelukku?”” Tanya Mia gugup. Saat ia
menoleh ia melihat Kairi sudah tertidur lagi.
Mia
berjalan pelan ke tubuh Kairi yang tertidur itu. Ia mencoba mendengarkan desah
nafas Kairi “ apa kau sekarang tertidur?” Tanya Mia lirih. Kairi hanya diam
karena sudah tertidur pulas.
“aku
tau ini hanya kesalahpahaman saja.” Ucap Mia.
Mia
lalu melihat memo kecil diatas meja dan ia mulai menulis disana “jangan terlalu
memaksakan dirimu”
Diatas
meja itu juga tergeletak jam tangan dan cincin pernikahan Kairi. Mia terus
memperhatikan cincin itu dengan wajah sedih.
Pagi
harinya Mia pergi ke kantornya dan berpapasan dengan Kairi
“pagi”
sapa Kairi ramah.
Mia
langsung panic sendiri melihat Kairi. “pagi” sapa Mia gugup
Kairi
melihat ekpresi Mia yang panic didepannya itu “ apa kau baik-baik saja?” Tanya Kairi
“apa?
Oh.. tak apa-apa” jawab Mia. Ia lalu duduk dikursinya.
“maaf
atas yang kemarin. Aku tidak ingat sama sekali apa yang terjadi.” Ucap Kairi
“oh..
begitu…” jawab Mia masih melihat Kairi dengan gugup.
Kairi
jadi heran dengan sikap Mia itu. “tidak ada hal aneh yang terjadi kan?”
“tidak..
tidak.. tidak.. tidak.. tidak ada sama sekali” jawab Mia panic membuat Kairi
menatap Mia dengan penasaran dan berpikir pasti telah terjadi sesuatu tapi Mia
tidak mau menjelaskan padanya.
“ya
sudah” kata Kairi melangkah pergi
“senpai..
senpai.. senpai.. bagaimana kemarin dengan Mori-san?” Tanya Takako yang masih
merasa bersalah atas kejadian dengan Mori itu.
“oh
dia tak apa-apa.. tidak marah sama sekali” jawab Mia
“oh
syukurlah..”
“hei..
hei.. apa kalian menyadari klo wakil presiden tidak memakai cincinnya?” ucap
biang gossip Seaeki.
“aku
juga mendarinya.” Jawab Takako
“pria
melepaskan cincinnya berarti dia punya wanita lain yang disukainya atau dia
kehilangannya.” Kata yoshihiko
“yah..
aku kira mungkin sesuatu yang beerhubungan dengan seorang wanita. Mungkin
sebenarnya dia seorang playboy” bisik Saeki pelan
“aku
juga mau dimainkan olehnya” bisik Takako pelan dengan genitnya.
Saeki memukul gemas temannya yang genit itu.
Saeki memukul gemas temannya yang genit itu.
“apakah
menurutmu istrinya marah klo ia kehilangan cincinnya?” Tanya Mia pada Yoshihiko
“iya,..
pasti terjadi pertengkarang hebat.” Bisik yoshihiko.
Manager
Mukai keluar dari ruangannya dan pergi ke tempat Kairi sedang mengambil
minuman.
“wakil
presiden, presiden ingin berbicara denganmu. Dia ingin bicara denganmu di kantornya”
kata manager Mukai pada Kairi.
“aku
akan kesana sekarang” sahut Kairi.
“dia
sepertinya sangat marah. Mengapa kau melakukan hal itu padanya?”
Kairi
terdiam, ia teringat semalam ia ada janji dengan presiden untuk bertemu dengan
pemegang saham.
Mia
pergi ke kamar mandi. Ia melihat tak ada seseorang disana. Mia membuka
tangannya dan melihat cincin Kairi yang ada ditangannya itu.
“apa
yang sudah aku lakukan.. “ desah Mia pelan penuh penyesalan. Mia ternyata
mengambil cincin Kairi yang tergeletak dimeja samping tempat tidur.
ahh kenapa jadi jahat begini Mia....!
Staff
PR ada meeting bersama dengan Kairi dan manager Mukai.
“semuanya..
sesuai dengan launching koleksi terbaru edisi khusus jepang, aku memutuskan
untuk tanggal launching di toko Shinjuku saja. Bertepatan dengan Renewal
opening dari toko Shinjuku, kita akan menjualnya 2 minggu lebih awal. Kantor
pusat new York berharap sangat tinggi. Aku juga berencana untuk menambah jumlah
sales disana. Oleh karena itu jadi semuanya tolong diatur.” Kata Kairi
menjelaskan planningnya pada staff PR.
“iya”
jawab semua staff PR
“sudah
demikian saja” kata manager Mukai membubarkan anak buahnya.
Mereka
lalu membubarkan diri untuk ke mejanya masing-masing.
Saat
Mia akan keluar ruangan, Kairi segera mencegahnya “oh kurihara, aku minta
bantuanmu untuk mengatur berita disurat kabar.”
“ya,
baik” sahut Mia.
Kairi
melihat wajah Mia sepertinya ada sesuatu yang menganjal pikirannya.
“ada
apakah?” Tanya Kairi
“ini..
“ kata Mia memperlihatkan planning Kairi “kapan anda menemukan ide ini?”
“gadis-gadis
lemak pada kata “limited” kan?” jawab Kairi dan berlalu pergi.
Mia
tersenyum, ucapannya dijadikan Kairi untuk ide baru launching produk Tiffany.
Yota
masih dirawat dirumah sakit karena kakinya harus di gip. Saat yota pergi untuk
membeli minuman,koinnya terjatuh. Dengan susah payah Yota berusaha mengambil
uang koinnya itu. Tapi seorang wanita membungkuk dan mengambil koin itu dan
memberikannya pada Yota. Wanita itu adalah istri Kairi.
“oh
terima kasih.” Ucap yota. Matanya sedikit nakal menatap belahan dada wanita
yang membungkuk didepannya itu.
‘tak
apa” jawab wanita itu.
Mia
mulai membuat desain untuk iklan di surat kabar dan brosur. Setelah itu Mia
pergi bersama Kairi.
Didalam
mobil Mia memperhatikan jari Kairi yang tidak memakai cincin itu.
“apakah kau bertengkar dengan istrimu?” batin
Mia “tapi aku tak bisa bertanya seperti itu”
Mobil
berhenti di lampu merah. Kairi lalu mengambil minuman yang sudah mereka beli. Mia
memperhatikan Kairi dari samping dan melihat bibir Kairi, Mia jadi teringat
ciuman mereka dulu. Mia ikut mengambil minumannya.
“aku
harus tenang. Mau bicara apa ya?” batin Mia
“oh
ya bagaimana klo kita menyalakan radio?” ucap Mia membungkuk dan menyalakan
radio di mobil Kairi.
Tapi
lagi yang diputar ternyata kata-katanya adalah “aku ingin kau menciumku… aku
ingin kau menciumku!”
Mia
jadi gugup dan langsung mematikan radio itu dengan salah tingkah. “ini benar-benar aneh”
“kurihara..”
“ya”
“saat
dipesta Mori-san, apakah kau melihat.. ummm”
“apa
yang kau bicarakan?”
“tidak
jadi”
“kau
tinggal bilang saja klo kau mencari cincinmu itu. Mengapa kau menahan dirimu?
Apa yang terjadi. Aku tak mengerti” batin Mia lagi.
Mereka
sampai di tempat pemotretan model perhiasan mereka dan keduanya sibuk mengurusi
jalannya pemotretan itu.
“oh
kau Kurihara-san” sapa sebuah suara pada Mia. Gadis itu menoleh dan melihat Miyazawa
PR dari Jimmy Choo ternyata juga ada disana. Pria itu tersenyum dan mendekati Mia.
“oh
kurasa aku melihatmu di pameran” ucap Mia
“ya..
ya.. kau ingatkan.”
“tapi
bagaimana kau mengenalku?” Tanya Mia
“sebenarnya
aku diam-diam mencaritahu tentangmu, aku rasa kau cantik. Maaf aku telambat
memperkenalkan diri, tapi namaku adalah Miyazawa, PR manager dari Jimmy Choo.”
Miyazawa
member kartunama pada Mia.
Mia
jadi teringat kejadian dengan Gracie yang mau gagal di buklet waktu itu.
“kau..
Miyazawa-san…” ucap Mia lirih membaca kartu nama yang ada ditangannya itu.
“apakah
kau mau dinner bersama denganku malam ini?” Tanya Mizawa blak-blakan.
“apa?”
Mia terkejut karena mereka baru bertemu dan belum akrab tapi Miyazawa sudah
mengajaknya dinner berdua.
“tidak
jangn salah sangka ini sebuah kencan, ini hanya pertemuan persahabatan antara
orang yang dalam bidang yang sama.” Ucap Miyazawa cepat begitu melihat Mia
seperti mencurigainya.
“tidak..
aku tidak berpikir begitu”
“buklet
itu sangat menakjubkan.. aku sangat tersentuh”
“benarkah?”
“iya..
aku sangat terkejut”
Kedua
terus bercakap-cakap dengan akrabnya. Mungkin karena background mereka adalah
seorang PR jadi mereka sama-sama pintar bicara.
Sementara
itu Kairi sedang berbicara dengan Mori-san didalam telpon.
“aku bertanya pada tamu yang dalam pesta
tersebut tapi tak ada satupun yang mengetahuinya.”
“oh
begitu” sahut Kairi
“apakah
mungkin.. klo seorang wanita yang jahat sudah mengambilnya pulang?” kata Mori-san.
“tidak
mungkin” jawab Kairi tersenyum.
“wanita
yang cemburu itu sangat mengerikan..” kata Mori
Kairi
yang ada dilantai 2 memperhatikan lantai 1 tempat berlangsungnya pemotretan. Kairi
melihat Mia sedang bercakap-cakap dengan akrabnya bersama dengan seorang pria
tampan.
Mia
selesai berbicara dengan Miyazawa dan duduk mengamati hasil pemotretan di
laptop. Dibelakangnya Kairi juga duduk memperhatikan.
Mia
mendengar suara Kairi yang mengeha nafas. Mia menoleh dan memperhatikan Kairi.
“wakil
presiden, apakah kau baik-baik saja?” Tanya Mia “akhir-akhir inii kau terlihat
sangat sibuk.”
Kairi
melirik Mia dengan tatapan dinginnya “apa kau dekat dengan pria tadi?” Tanya Kairi.
“apa?”
Mia bingung kenapa Kairi bertanya soal itu
“lupakan”
ucap Kairi
“oh
dia.. dia adalah Miyazawa-san dari Jimmy Choo yang sering diperbincangkan.”
Kata Mia menjelaskan.
“lupakan”
ucap Kairi dingin.
Dimata
Mia, Kairi terlihat seperti orang yang ngambek.
“apa? Apa kau
merajuk? Apa mungkin kau cemburu?” batin Mia sedikit ada rasa senang didalam
hatinya.
Kairi
mendapat telpon lagi dan ia segera mengangkatnya.
“halo…
iya mengerti, aku akan segera kesana.” Kata Kairi pada penelponnya.
Kairi
mengambil tasnya dan melihat Mia. “aku serahkan semua padamu. Aku harus pergi.”
“apa?”
Mia bingung bosnya tiba-tiba pergi. Tapi Kairi sudah menjauh pergi.
Presiden
bertemu dengan manager Mukai. Ia bertanya pada manager Mukai tentang pekerjaan Kairi.
Manager
Mukai menjawab klo Kairi bekerja dengan sangat entusias sekali. Presiden
meminta manager Mukai untuk terus mengawasi Kairi dan Mia sambil menepuk bahu
manager Mukai. Sepertinya keduanya sangat akrab, apakah ada hubungan sesuatu
diantara keduanya?
Selesai
Pemotretan Mia ingin segera meninggalkan tempat itu, tapi hujan turun sangat
deras.
“oh
apa yang harus aku lakukan? Aku tidak membawa payung..” gumam Mia dilobby
gedung itu.
“ah
sudah mulai turun hujan” Miyazawa muncul di lobby sambil membawa sebuah payung
ditangannya.
Mia
terkejut melihat Miyazawa masih ada digedung itu “ah kau masih disini?”
“aku
tertahan disini untuk merapikan sesuatu “ jawab Miyazawa.
Miyazawa
melihat Mia yang tidak membawa payung. “mau sharing payung bersamaku?” tanyanya
Keduanya
pulang dengan sharing payung punyanya Miyazawa. Sedikit segan karena mereka
jadi sepertii sepasang kekasih.
“aku
merasa malu harus sharing payung seperti ini.” Ucap Mia
“sekarang
apakah kau mau dinner bersamaku?” ajak Miyazawa.
“oh
tidak.. aku terlalu sibuk hari ini.” Tolak Mia.
“oh
begitu.. aku tak punya pilihan lain.. aku harus bertindak.. ”
“ah
lagi-lagi.. apa sih yang kau katakan” gerutu Mia tidak paham omongan Miyazawa.
Pria
itu berhenti melangkah dan menatap Mia. “kurihara-san, apakah kau mau bergabung
dengan Jimmy Choo?” Tanya Miyazawa serius.
“apa?”
“aku
mau merekrutmu” jawab Miyazawa.
“apa?!!”
seru Mia saking kagetnya sampai matanya
terbelalak.
“ah
kau terlalu berlebihan..” ucap Miyazawa “dalam pekerjaan ini adalah hal yang
biasa…”
“tidak..
tapi.. aku? Kenapa?” Tanya Mia
“karena
aku menginginkanmu.” Jawab Miyazawa menatap tajam Mia.
Gadis
itu jadi salah tingkah ditatap Miyazawa seperti itu dan keduanya ada disatu
payung juga membuatnya tambah gugup.
“apa
yang kau bilang tiba-tiba begini?” kata Mia tanpa berani menatap mata Miyazawa
“sebenarnya
aku telah melihatmu saat di perusahan penerbit waktu itu.” Aku Miyazawa
“jika
kau bergabung, itu akan menjadi karier terbesarmu. Aku rasa ini bukan hal yang
buruk.” Ucap Miyazawa sambil berjalan mengelilingi Mia.
“aku
tersanjung tapi…”
“tidak
mau? Sungguh?”
“karena
aku suka dengan perhiasan itu mengapa aku melakukan pekerjaan ini. Aku tidak
tertarik dengan hal lainnya” kata Mia
“untuk
saat ini kan?”
“apa?”
“bukannya
mau pamer.. tapi presentasinya biasanya tak pernah gagal. Aku sudah putuskan..
aku pasti akan membujukmu”
“tolong
jangan bandingkan aku dengan sebuah
presentasi.” Kata Mia sambil melihat jalan didepannya.
Mia terkejut saat
melihat Kairi dan istrinya sedang berjalan ke arahnya.
Kairi
juga melihat Mia yang sedang sepayung bersama Miyazawa tapi ia lalu memalingkan
wajahnya menatap kedepan lagi seolah tidak melihat Mia.
Miyazawa
juga melihat keduanya. Miyazawa memperhatikan ekpresi Mia saat menatap Kairi.
Ia curiga ada hubungan khusus diantara keduanya.
Kairi
berjalan melewati Mia tanpa menegurnya. Mia menoleh kebelakang ke Kairi. Tiba-tiba
Kairi dikut menoleh kebelakang diikuti istrinya. Mata Kairi menatap mata Mia
dan Miyazawa.
Miyazawa
mengangguk hormat pada Kairi.
Kairi
lalu berbalik lagi dan melanjutkan langkahnya.
‘apa
kau kenal dengan gadis itu?” Tanya istrinya.
“umm..
iya” angguk Kairi datar.
Wajah
istri Kairi langsung berubah tidak suka.
Miyazawa
juga melihat Mia terlihat kesal setelah melihat Kairi bersama dengan istrinya.
Dia terus diam disepanjang jalan. Miyazawa tidak berani mengganggunya lagi.
(sorry klo terjemahannya agak kacau.. dimaklumi saja ya.. hehehe)
BERSAMBUNG EPISODE 2 ~ PART 2