Episode
sebelumnya: Sota setuju untuk menemani Saeko belanja hadiah pernikahan
temannya. Sementara itu Olivier memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada
Matsuri. Sekiya juga tiba-tiba datang ke toko Choco La Vie untuk mengajak Kaoruko
Dinner.
Dari
dapur Sota melihat kedatang Sekiya ditokonya. Ia segera keluar dari dapurnya
dan menghampiri Sekiya. Sota bertanya
apa kabar Sekiya dan Rikudou? Sekiya menjawab klo mereka sedang sangat sibuk
mempersiapkan pembukaan toko baru mereka. Ia memberikan undangan pada Sota dan
meminta Sota untuk datang kesana.
Sekiya
terus menatap Kaoruko dan membuat wanita itu jadi gugup diantara Sekiya dan
Sota. Merasa suasana jadi canggung Sota menangkap pandangan mata Sekiya yang
terus mengarah pada Kaoruko. Sotapun
bertanya tujuan Sekiya ke tokonya. Dengan jujur Sekiya menjawab klo ia mengajak
Kaoruko untuk dinner bersamanya.
“apakah
kau mau?” Tanya sekiya pada Kaoruko.
Dengan
salah tingkah Kaoruko menjawab “ kau mengajaknya terlalu mendadak… aku punya
kerjaan banyak..”
“kau
harus pergi” sahut sota. Ia lalu berbicara pada sekiya “kau harus membawanya
pergi. Orang ini tak punya pacar bertahun tahun, ia tak pernah memikirkan hal lain selain
coklat.”
“hei
sota-kun jangan ikut campur. Aku punya pekerjaan banyak” ucap Kaoruko.
“hal
penting apa? Tak ada hal yang penting yang akan kau lakukan kan?” sahut Sota
Sekiya
memperhatikan keduanya yang sedang berdebat sendiri itu. “aku mengerti.. maaf
sudah mengajakmu dan menganggumu. Baiklah aku pamit dulu” ucap Sekiya dengan
nada kecewa lalu melangkah meningalkan toko Choco La vie.
“kau
harusnya pergi dengannya” ucap Sota pada Kaoruko.
“tidak..
aku tak begitu mengenalnya juga” sahut Kaoruko.
“justru
karena kau tak mengenalnya maka kau harus pergi dinner bersamanya dan belajar
saling mengenal satu sama lain. Butuh keberanian besar baginya untuk datang
kesini dan mengajakmu. Yah aku tak tau klo kau tak tertarik menjalin sebuah
hubungan. Tapi saat kau jatuh cinta, kau mendapatkan energy baru dan jadi
bersinar. Aku ingin kaoruko-san lebih bersinar lagi.“
“maaf
jika aku tak bersinar..” sahut kaoruko agak tersinggung.
“bukan
begitu maksudku…” ucap Sota cepat-cepat begitu melihat ekpresi Kaoruko yang
kecewa.
“lagipula
kau tak tau apa alasan dia mengajakku keluar” ucap kaoruko.
Sota
terdiam dan memikirkan maksud Sekiya mengajak Kaoruko keluar apakah karena
cinta atau alasan lain.
“omong-omong
Sekiya san dari tempat Rikudou-san ini seperti apakah orangnya? Cara
bekerjanya, atau kepribadiannya atau hobby. Ahh.. aku bukan bermaksud untuk
merebutnya darimu atau lainnya.. jadi jangan kuatir aku hanya tertarik secara
individu padanya saja.”
Rikudou
terbelalak membaca pesan dari sota itu… “tertarik secara pribadi saja? Tertarik
secara pribadi?.. HEIHHHHHH.. SOTA-KUN TERNYATA JUGA SEPERTI
ITU???!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak rikudou.
Hehhehe
telah terjadi kesalah pahaman. Rikudou sepertinya mengira Sota GAY??! WHAT????
Hahahhaha..
Sementara
itu Sota menunggu balasan dari Rikudou yang tak kunjung diterimanya. Kaoruko
meminta sota menghentikan saja. Jangan gara-gara Sota akan pergi kencan maka
sota juga ingin semua kencan. Sota membantah itu bukan sebuah kencan, ia hanya
membantu saeko berbelanja saja.
Tapi
kemudian Sota kebingungan sendiri apa yang dia akan pakai di kencan itu.. dia
juga mulai merasa grogi dan panic sendiri.
Sota
teringat perjuangan dari dia masuk SMA sampai saat ini. dan sekarang untuk
pertama kalinya Saeko mengajaknya kencan dan itu membuatnya sangat bahagia..
Olivier
menemui Matsuri disekolahnya.
“maaf
atas apa yang aku katakan sebelumnya.. aku minta maaf juga karena sudah
menciummu tanpa ijin… tapi aku tak akan meminta maaf karena sudah jatuh cinta
padamu. “ ungkap Olivier.
Matsuri
terkejut dengan pernyataan cinta Olivier yang tiba-tiba itu “heih..”
“aku
cinta padamu Matsuri-chan”
“tunggu”
cegah Matsuri kebingungan.
“aku
tau kau menyukai orang lain. Meski dia pacar dari sahabatmu atau siapapun, kau
tak bisa mencegah untuk memilih siapa orang yang akan kau cintai jadi aku tak
akan menganggumu. Tapi matsuri chan sepertinya tak bahagia. Kau tak pernah
tersenyum dank au sepertinya juga tak menikmati hidupmu sendiri. “ kata
Olivier.
“memang
aku seperti yang kau katakan itu”
“lalu…?”
tanya Olivier berharap Matsuri akan menyadari klo pacar selingkuhannya itu tak
baik untuk kehidupannya sendiri.
“tetapi
aku tak bisa meninggalkannya dan bersama Olivier maaf” tolak matsuri dan pergi
dengan langkah cepat meninggalkan Olivier.
Dirumah
Olivier bercerit pada sahabat sekaligus kakak dari orang yang dicintainya klo
mature sudah meonolak cintanya.
“aku
ditolak” desah Olivier membaringkan tubuhnya dikasur.
“anak
bodoh itu!” sungut sota kesal pada adiknya. “bagaimana mungkin orang seperti
matsuri menolak Olivier?”
“tapi
tak apalah. Ini belum berakhir.” Ucap Olivier
“eihhh?
Kau akan terus melanjutkannya? Dengan gadis type seperti itu (matsuri)?”
“Sota
tak seharusnya kau berbicara seperti itu kepadaku” kata Olivier. Sota ini aneh
kok malah setia kawan bukan setia adik… dia nggak rela sahabatnya dapat cewek
seperti adiknya sendiri.. ampyunnn *tepuk jidat… hihihi
“ahh
kau benar”
“jadi
kau jangan kuatir tentang itu” lanjut Olivier.
Ia melihat undangan pembukaan
cabang Ricdor diatas meja Sota. Ia mengambil dan membacanya. Sota
memberitahunya klo Sekiya tadi datang ke choco la vie. Olivier bertanya apa
Sekiya datang untuk mengantar undangan itu? Sota menjawab klo tujuan Sekiya
datang adalah untuk mengajak Kaoruko berkencan tapi ternyata ditolak Kaoruko..
Olivier menyesalkan penolakan kaoruko itu.
Sota
mengajak Kaoruko pergi mengunjungi cabang Ricdor di sebuah mall. Antrian begitu
panjang kira-kira baru 2 jam mereka akan dapat giliran masuk. Tiba-tiba seorang
pegawai Ricdor datang dan mempersilahkan Sota langsung masuk saja.
Sota
duduk di sebuah sofa dan diatas meja sudah tersedia sample coklat. Sota dan
Kaoruko langsung mengambil dan mencicipinya. Sota dan Kaoruko langsung
terpesona dengan rasa yang diciptakan oleh Rikudou. Beberapa tamu yang datang
sepertinya juga terkesan rasa coklat yang mereka nikmati.
Rikudou
datang menghampiri Sota. Ia menyapa sota dan berterima kasih sota mau datang ke
hari pertama pembukaan tokonya. Sota yang melihat rikudou datang langsung
bertanya apa Sekiya ada ditoko? Rikudou dan Kaoruko terkejut dengan pertanyaan
Sota.
Rikudou
menjawab dengan wajah kecewa. Ia berkata klo Sekiya ada ditoko pusat. Sota yang
tak memahami ekspresi Rikudou terlihat kecewa juga tak bisa bertemu Sekiya.
Rikudou
lalu berbisik untuk mengajak Sota berbicara berdua. Sota mengikuti Rikudou yang
berjalan ke tempat yang agak sepi dari pengunjung.
“ada
apa?” Tanya Sota
“Sota-kun,
menurutmu aku bagaimana?” Tanya Rikudou.
“aku
menghormatimu sebagai seorang chocolatier. “ sahut Sota.
“oh
bukan seperti itu maksudku.. ah tak apa-apalah.. ” kata Rikudou tersenyum
gugup.
Sota
lalu memuji coklat yang dihasilkan oleh Rikudou sebagai coklat yang special
bagi setiap orang yang merasakannya.
Rikudou mengucapkan terima kasih atas
pujian Sota. Ia berkata klo memang ia menjual coklat tapi sebenarnya yang ingin
ia jual adalah mimpi orang yang merasakan coklatnya. Coklat bisa didapat di
supermarket manapun.
Ia tak peduli orang akan suka atau tak menyukai coklatnya.
Baginya jika didunia ada 7 milyar manusia dan ada 6.990 milyar orang yang
membenci coklatnya, baginya itu tak masalah selama ada 10 juta manusia yang
menyukai coklatnya.
Ia tak bisa mengharapkan semua orang menyukai coklatnya. Ia
tak takut jika orang-orang tak suka coklatnya, yang ia takutkan adalah jika ia
kehilangan visinya membuat coklat dan lupa apa yang ingin diciptakannya dalam
coklat itu.
Sota
terkagum dengan kedewasaan berpikir Rikudou. Ia lalu bertanya berapa umur
Rikudou? Rikudou terkejut dan malu. Ia berkata klo ia berumur 37 tahun. Rikudou
salah tingkah melihat Sota menatapnya terus. Ia bertanya ada ada? Sota menjawab
klo ia merasa Rikudou seperti yang sudah diduganya. (maksudnya umur rikudou
lebih tua darinya jadi bisa berbicara begitu dewasa).
Tapi
sepertinya rikudou salah persepsi. Ia malah gugup dan malu-malu karena terus
ditatap Sota. Ia tak mau mendengar kata-kata sota lagi dan ia ijin masuk ke
dalam lagi. Hahha..
Sota
memikirkan perkataan Rikudou tentang visinya membuat coklat. Ia lalu teringat
visinya sendiri yang ingin membuat coklat yang akan membuat Saeko bahagia. Ia
teringat keinginan Saeko agar ia membuat “pain au chocolat” dan betapa ia
berjuang dan berlatih untuk membuatkannya untuk Saeko.
Esok
harinya di choco la vie, sota memberitahu kaoruko dan Olivier klo ia akan
belajar membuat pain au chocolat dari seorang
ahli dari prancis yang kebetulan sedang ke jepang. Sota ingin membuat
pain au chocolate terbaik untuk Saeko. Ia juga akan membuat pain au chocolate
jadi menu limited karena biasanya orang akan mencari barang-barang yang limited
seperti itu.
matsuri pulang sekolah dan ke toko ia melihat seorang aktris jepang,
Fujimoto Ryoko sedang ke tokonya untuk membeli coklat. Ia senang bisa bertemu
Fujimoto Ryoko yang terlihat cantik. Sota mendengar tawa adiknya itu dan
pembicaraan keduanya jadi kecewa karena tak bisa bertemu artis itu.
Olivier
juga ikut-ikutan keluar dari dapur. Begitu melihat Olivier ikut keluar, tawa
matsuri langsung hilang. Ia lalu menghindar dan pamit untuk berganti baju. wajah olivier berubah murung. Sota hanya melihat sahabatnya itu dengan kasian.
Sota
pergi ke rumah Erena. Gadis itu dengan penuh semangat memberitahu Sota klo ia
bertemu Kurashina yang sangat dicintainya itu. Kurashina sepertinya juga
mengenalinya tapi pembicaraan mereka hanya sebentar bahkan mereka tak sempat
bertukar nomer telpon. Erena berkata klo itu karena ia sangat gugup dan
nge-blank saat bertemu Kurashina. Tapi ia sudah sangat bahagia saat mereka
berdua bisa berbicara.
Erena
lalu bertanya dengan kencan Sota besok? Sota menjawab klo ia sangat gugup. Ia
sampai bingung memutuskan pakaian apa yang harus ia kenakan. Erena memberinya
ide kemeja dengan atasan warna hitam karena Saeko sudah sering melihat Sota
memakai seragam dapur putih-putih. Jadi klo memakai warna hitam pasti Sota akan
terlihat keren. Sota senang dan berterima kasih atas masukkan erena tadi.
Saeko
sedangmengantar suaminya bekerja sampai depan pintu rumahnya. Suaminya berkata
klo ia akan pulang larut malam. Suaminya sepertinya kecewa saat melihat Saeko
sepertinya senang ia pulang terlambat mala mini.
Setelah
suaminya pergi Saeko berdandan dan berganti baju untuk berkencan dengan Sota.
Ia juga sepertinya sanngat bersemangat untuk pergi bersama Sota.
Sota
sudah menunggu Saeko ditempat janjian mereka. Sota melihat pasangan-pasangan
yang berjalan-jalan didepannya.
Suara
Saeko yang memanggilnya membuat Sota menoleh kea rah suara. Ia melihat saeko
terlihat sangat kawai dengan penampilannya.
Kata
hati sota saling bertentangan saat melihat betapa imutnya Saeko
Bad
Sota = ‘wah kawaiiii.. aku bisa lakukan apapun yang aku ingin kan bersama peri
ini seharian.’
White
sota = ‘jangan.. aku hanya pergi bersamanya untuk berbelanja’
Bad
sota = ‘iya aku tau”
Saeko
lalu memuji penampilan Sota yang terlihat sangat kakkoi (keren)..
batin sota ‘wah
peri ini mengucapkan mantranya.’
White
sota = ‘jangan terperangkap’
sota menjaga sikapnya agar ia terlihat wajar.
Sota memang didepan saeko sering jaga image walau sebenarnya dalam hatinya ia
sangat bersemangat saat bertemu Saeko.
Mereka
lalu masuk ke toko kelengkapan rumah tangga. Mereka melihat beberapa gelas dan
mangkuk. Sota melihat sebuah barang yang
bagus. Saeko lalu mendekati sota dan berdiri disebelahnya. Posisi berdiri
mereka begitu dekat membuat jatung sota berdebar.
Dalam
hati Sota = ‘bagaimana ini.. wajahnya sangat dekat seperti ini..’
Sota
mengalihkan pikirannya dan berkata pada Saeko klo harga barangnya terlalu murah
jika untuk kado. Dalam hati sota ia bertanya-tanya kenapa posisi wajah mereka
begitu sangat dekat. Karena ia tau saeko itu pendek. Ia lalu melihat Saeko
memakai boot dengan high heel yang sangat tinggi.
Sota
teringat ucapan Kaoruko yang mengatakan klo terkadang wanita ingin lebih dekat
dengan lelaki jadi mereka harus memakai high heel biar bisa terlihat dekat.
Sota
juga jadi tak bisa konsentrasi begitu saeko berbicara. Suara terdengar sangat
dekat ditelingannya.
Sota
mengalihkan pikirannya dengan berjalan kearah yang lain. Ia melihat cangkir dan
gelas dengan motif arab. Saeko melihat apa yang dipegang Sota dan mengaguminya.
Ia berlari mendekati Sota dan merangkul
lengan Sota untuk melihat cangkir yang dibawa sota. Otomatis dada Saeko menyentuh
lengan Sota.
Sota
kehilangan kendalinya setelah menahannya ia menunduk dan mencium bibir Saeko
dengan menggebu. Saeko juga tak menolaknya. Saeko malah berkata klo ia malu
mereka berciuman didepan umum seperti itu. Sota berkata klo itu karena Saeko
yang menggodanya maka ia tak bisa menahannya lagi
Wajah
Saeko berubah dingin. “menggoda? Kapan? Siapa dan bagaimana?” ucap Saeko dingin
“eihhh?
Itu karena wajahmu begitu dekat.. kau juga merangkul lenganku erat.. liat
eratkan?” ucap Sota memperagakan saat Saeko merangkul lengannya.
“hah..
itukan hal yang biasa kau lakukan pada semua orang..”
Sota
terkejut “benarkah seperti itu”
“lagian
aku tak melihatmu sebagai seorang pria. Jadi aku merasa nyaman aja
melakukannya.. bagaimana mungkin kau salah paham dan mengira itu sebuah rayuan?
Sora-kun kau benar-benar tak berubah.. seperti biasanya.. tak ada harapan..”
ucap Saeko menepuk dengan keras pipi kiri Sota.
Sota
membuka matanya… ternyata tadi dia melamun saja. Ia melihat saeko yang masih
berdiri disebelahnya sedang serius memperhatikan sebuah cangkir.
‘benar
sota.. kau tau pasti.. ini tak berarti apa –apa bagi Saeko-san.. seperti orang
bodoh saja jadi gembira karena hal itu. pada akhirnya berapa lamapun waktu
berlalu pasti akan sama saja.. ini menjijikan sekali’ kata hati sota. Ia
terlihat jadi tak bersemangat.
Saeko melihat Sota yang tiba-tiba jadi bersikap dingin disebelahnya.
Saeko melihat Sota yang tiba-tiba jadi bersikap dingin disebelahnya.
Mereka
selesai berbelanja dan berjalan pulang dalam diam. Saeko bertanya apa Sota mau
ke rumahnya untuk minum tehh atau anggur? Sota menjawab klo sebenarnya ia juga
ingin bertemu Yoshioka-san (suami saeko) tapi sekarang sudah hampir jam 10
malam jadi ia tak enak klo malam-malam bertamu.
“ia
tak ada dirumah” ucap Saeko.
Sota
terkejut mendengar jawaban Saeko. Ia tak habis mengerti Saeko mengajaknya ke
rumahnya pada jam malam sementara suaminya tak ada dirumah.
Sota
menatap Saeko yang memperhatikannya dengan tatapan penuh maksud tertentu. “dia
tak pulang cepat..”
Sota
terdiam dan saeko menunggu jawaban Sota. Saeko melihat Sota yang terlihat ragu
dan dia menyerah. Saeko berkata klo maksudnya tadi suaminya belum sampai rumah
dijam sekarang tapi suaminya akan segera pulang. Saeko menambahkan klo suaminya
pasti senang bisa bertemu Sota. Saeko menunduk tak berani menatap sota takut
maksud sebenarnya terbaca oleh sota.
“gomen..
aku ingin pergi tapi aku harus mempersiapkan untuk besok” tolak Sota.
“sekarang?”
“iya..”
“oh
begitu.. “ saeko terlihat sedih dan kecewa. Sota mendekati Saeko dan meminta
maaf lagi. Saeko menutupinya dengan tersenyum aneh.
“gomen
ne..”
“tak
apa-apa aku tak mau menjadi penghalang pekerjaanmu. Aku juga customer sota yang
menikmati coklat buatan sota-kun” kata Saeko
Giliran
sota yang kecewa karena Saeko menganggap dirinya sendiri sebagai customer
tokonya.
“aku
begitu menimati hari ini.. terima kasih.. maukah kau kencan denganku lagi?”
ajak Saeko tersenyum basa-basi
“ini
bukan kencan atau semacamnya” ucap dingin sota
Saeko
mendengar nada marah pada ucapan Sota itu “aku tau.. aku hanya becanda” ucapnya
“selamat bekerja” lanjut Saeko dengan sikap kikuk..
“iya..
sampai jumpa lagi” sahut Sota.
Mereka
lalu berpisah. Setelah berjalan melewati Sota wajah Saeko terlihat sangat
kecewa sekali. Sementara itu Sota terus menatap saeko yang pulang lebih dulu.
Sota
pergi ke rumah Erena. Begitu erena membuka pintu rumahnya. Sota langsung
mencium Erena dengan bernapsu melampiaskan kekesalannya dengan apa yang telah
terjadi tadi. Mereka berciuman sampai terjatuh dilantai.
“sota-kun
apa yang terjadi?” Tanya Erena terkejut.
“erena
maaf.. biarkan aku “melakukannya”” pinta Sota dan ia mencium Erena dengan
bernapsu.
Semetara
itu Saeko pulang ke rumahnya dan ia melihat sepatu suaminya sudah ada didalam
rumahnya.
“okaeri”
sapa suaminya
“kau
sudah dirumah” ucap Saeko
“kau
pergi bersama siapa?” Tanya suaminya
“miku-chan”
sahut Saeko
“kemana
kau pergi?”
“pergi
mencari
perlengkapan rumahtangga untuk hadiah seorang teman”
“setelah
itu” intrograsi suaminya
“mencari
makan”
“kemana?”
“sudahlah..”
sahut Saeko tak mau menanggapi suaminya. Ia pergi ke kamar mandi dan mencuci
wajahnya dengan kekecewaan dan kelelahan.
Di
rumahnya erena memperhatikan Sota yang tertidur disebelahnya dengan pulas. Ia
mengelus rambut Sota lembut dan berbaring disebelah sota.
Terima kasih ya mba udah nulis sinopsis drama ini. Drama ini bener2 menarik buat saya. Ditunggu ep
BalasHapus5 nya. Adegan di pinggir pantainya Shouta-Erena bener2 menyentuh hati.