Kaoruko
masih sangat mengantuk dan malas untuk bangun dari tepat tidurnya. Dibawah
tempat tidurnya beberapa baju dan dalaman berserakkan disekitarnya.
“mmm..
aku mengantuk. Aku tak ingin bangun tidur. Akhir-akhir ini aku aku merasa tak
bisa istirahat meski aku sudah tidur. Apa karena umurku?” Gumam lirik kaoruko
pada seseorang disampingnya.
Tangan
pria itu menepuk kepala kaoruko lembut. “kaoruko-san, kau bekerja terlalu
keras. Bagaimana klo kau hari ini kau tidur lagi saja?” ucap pria itu sambil
mencium kepala kaoruko. Pria itu yang tak lain adalah Sota segera turun dari
tempat tidur untuk mengambil kemejanya.
Kaoruko
membuka matanya dan melihat Sota yang sedang memakai kemejanya itu. Sota
berbalik dan melihat kaoruko.
“eihhhhhh????!!!”
kaoruko terkejut melihat sota ada dikamarnya. Ia melihat kondisi dirinya yang
tak memakai pakaian dan dia jadi panic sendiri.
“apa
yang sudah terjadi?? Perutku.. apa dia melihat perutku? Sekarang ini tak
mungkin.. aku tanpa make-up? Apa yang terjadi ini?!” kaoruko terus memperhatikan
tubuhnya dengan paniknya.
Kaoruko
melihat kejari tangannya dan ia terkejut melihat cincin kawin melingkar
dijemarinya. “ahhh.. apakah aku sudah menikah dengan sota kun?”
Sota
melihat kaoruko sebelum keluar kamar kaoruko “aku akan memberitahu Olivier dan
yang lainnya jadi selamat menikmati harimu..” sota tersenyum dan pergi
meninggalkan kaoruko.
“ahhh
aku lega sekarang…..”ucap kaoruko bernafas lega.
Tiba-tiba
kaoruko mendengar dering wakernya. Kaoruko terkejut semua itu tadi adalah sebuah mimpi saja!
Kaoruko
melamun teringat mimpinya dini hari tadi.
“aku
heran kenapa aku bisa bermimpi seperti itu. aku jadi takut dengan diriku
sendiri. Ahh mimpi hanya sekedar mimpi
kan… aku tak pernah ingiin hal seperti itu juga.. mimpi itu bukan harapan… itu
bukan harapan” batin kaouruko menghela nafasnya untuk mengusir mimpi bodohnya
itu.
Kaoruko
mendengar sota berbicara dengan Olivier dibelakang tubuhnya
“ahh
aku semalam mimpi aneh. “ kata Sota. Kaoruko terkejut.. apa mungkin mimpi sota
sama dengan dirinya?????
“Aku
pergi ke Tahiti denga Erena. Saat kami tiba di hotel, tempat tidurnya penuh
dengan dekorasi honeymoon. Kami belum
menikah. Aku coba memberitahu pada staffnya tapi ia bilang agar aku tak perlu
malu (mengakuinya). Tapi saat aku menoleh sebelahku ternyata itu bukan Erena…
dia berubah jadi Olivier?” ucap sota berapi-api menceritakan mimpinya.
“akuuuu??!!”
seru kaget Olivier.
“iya
bener-benar aneh padahal aku bukan pria gay. Aku oba menjelaskannya tapi aku
tak bisa mengatakannya dengan benar dalam bahasa prancis. Aku jadi panic”
lanjut sota tertawa.
“baka!
Meski dalam mimpipun pria bodoh tetap bodoh.” Batin kaoruko mendengar
pembicaraan keduanya.
“aku
juga bermimpi aku kembali ke Prancis dengan matsuri-chan. Aku memperkenalkannya
sebagai istriku pada papa, mamaku.” Kata Olivier ikut bercerita mimpi yang
dialaminya.
“orang
satu ini juga ikut-ikutan bodoh” batin kaoruko lagi.
“setelah
ditolak sepertinya kau mulai melihat mimpi-mimpi dari keinginanmu..” Ucap sota
menertawakan Olivier.
“oh
ya maaf ya aku terlambat memberitahumu.. aku sekarang berpacaran dengan
matsuri-chan.” Ungkap Olivier.
“heihhhhhhh??!!”
sota dan kaoruko berseru sama-sama terkejutnya.
“sejak
kapan itu terjadi?” Tanya kaoruko
“apakah
itu benar?”Tanya sota
“iya”
angguk Olivier tersenyum
“baiklah..
selamat ya” ucap Sota ikut senang adik dan sahabatnya akhirnya jadian.
“arigatou”
ucap Olivier.
Kaoruko
keluar dari dapur coklat dan pergi keruang display coklat.
“benarkah
seperti ini.. tak bisa dipercaya.. aku tak bisa mengikuti perkembangan hubungan
yang terjadi di toko ini. “ batin Kaoruko.
Ia
menoleh kebelakang dan melihat matsuri yang ke dapur lngsung di interview
kakaknya tentang hubungan matsuri dan Olivier.
“kapan
kejadiannya?” Tanya sota. Matsuri bengong yang tiba-tiba saat masuk dicecar
pertanyaan seperti itu oleh kakaknya. Matsuri baru menyadari klo Olivier sudah
memberitahu hubungan mereka pada sota.
Kaoruko
menatap dari jauh dengan kesal. “ini benar-benar menyebalkan… mengapa seperti
ini… aku rasa ini gara-gara mimpi itu.” batin kaoruko.
Telpon
HPnya berbunyi dan kaoruko cepat-cepat mengambilnya dari sakunya. Ia berharap
dari “seseorang yang sudah dinantinya”.
Begitu
membuka inboxnya kaoruko jadi kecewa. Ternyata itu pesan perkiraan cuaca.
“tidak..
tidak seperti itu.. inilah yang terjadi… setelah aku bersusah-susah mengirim
pesan pada Sekiya-san, dia tak menjawab sedikitpun. Ini benar-benaar
menjengkelkan. “ batin kaoruko membuka lemari display dan menaruh coklat coklat
yang dibawanya ke lemari display itu.
“aku
mencoba sebisaku untuk melakukan sesuatu yang tak biasa aku lakukan karena
sotakun memintaku. Aku mengakhirnya dengan mengirimkan pesan padanya (Sekiya).
Aku tau aku ta seharusnya tak melakukannya. Ini hanya menaikkan amarah saja.
Lihat saja aku tak akan mengirimkan pesan lagi padanya” batin kaoruko yang
kesal karena Sekiya tak menjawab pesannya itu. kaoruko menutup pintu lemari
displaynya itu dengan agak keras mengingat kejadian itu.
Di
RICDOR Sekiya melamun saat membersihkan toko. Ia membaca pesan dari kaoruko dan
bingung menjawabnya. Rikudou datang dan bertanya apa yang terjadi dengan
sekiya.
Anak
buahnya itu menjelaskan pada Rikudou klo ia menerima pesan dari choco La
Vie-san (kaoruko) tapi Rikudou salah mengerti dan berpikir itu dari Sota.
Sekiya berkata klo ia bingung menjawab pesan dari Choco La vie-san itu. Rikudou
mengira itu pesan pernyataan cinta Sota pada Sekiya. Ia bertanya mengapa Sekiya
tak segera menjawabnya?
Sekiya
merasa jika dia menjawab dengan tidak benar maka ia akan membuat kesakithatian.
Rikudou meminta Sekiya segera menjawabnya. rikudou membantin sendiri, sebuah
pertemuan yang sama-sama saling menyukai seperti sota dan Sekiya itu adalah
suatu keajaiban yang tak boleh disia-siakan. Tapi saat melihat wajah Sekiya
yang tak punya semangat itu, rikudou jadi kesal.
Ia
meminta sekiya segera menjawab pesan itu karena orang akan memahami apa yang dirasakan pengirimnya
jika sudah membaca pesan yang dikirimkan orang itu.
Pembicaraan
mereka terhenti saat pegawai yang lain memanggil sekiya untuk membantunya.
Rikudou kesal dengan Sekiya yang menyia-yiakan kesempatan bersama sota meski ia
sebenarnya juga tak ingin keduanya bersama-sama. Hahhahah.. dalam khayalanmu
saja!
Hari-hari
menjelang valetine adalah hari-hari yang sangat menyibukkan bagi semua
chocolater. Sota juga sangat lelah karena setelah mempersiapkan coklat untuk
tokonya ia juga harus mempersiapkan coklat untuk saeko. Saking kecapean atau
gelisah karena akan jadi pertemuan terakhirnya bersama saeko jika di valentine
nanti Saeko menolak cintanya, sota tak bisa tidur dengan nyenyak.
Saeko
meminta ijin suaminya untuk memelihara kucing dirumah mereka. Suaminya
menolaknya dengan alasan hanya akan membebani kebebasan mereka saja.
Saeko
kecewa. Ia membuka-buka majalah dalam diam. Suami saeko melirik istrinya yang
terdiam itu. ia lalu memberitahu saeko klo ia menerima coklat banyak dari
relasinya dan ia akan menyimpannya untuk Saeko.
Saeko
sedang asik membaca sampai tak mendengar perkataan suaminya dengan jelas. Mata
saeko tak berpaling dari majalah itu yang ternyata ada artikel coklat valentine
toko Choco La vie dan juga ada foto Sota disana.
Suami
saeko memanggilnya sekali lagi dan saeko baru menoleh untuk menjawab suaminya
itu.
Keesokan
harinya saeko harus antri untuk membeli coklat Choco La Vie. Ia memperhatikan
sota yang ada di dapur coklat Nampak sedang sibuk dan tak menyadari
kehadirannya. Kaoruko yang melayaninya melihat arah pandangan saeko.
Setelah
saeko pergi, karouko masuk ke dapur dan memberitahu Sota klo tadi Kaoruko
datang membeli beberapa coklat. Sota yakin itu untuk sahabat Saeko.
Olivier
bertanya pada Sota apa coklat saeko untuk valentine nanti sudah siap? Sota
menjawab blom. Olivier brtanya lagi apa Sota sudah menetapkan tanggalnya? Sota
juga menjawab blom.karena ia takut jika jauh-jauh hari ia sudah memberitahu
saeko pertemuan mereka maka Saeko akan jadi bertanya-tanya dan akan
membatalkannya.
Olivier
bertanya bagaimana jika saeko pergi bersama suaminya di valentine itu? Sota
menjawab ia tak peduli karena ia akan mengajak saeko pergi di tanggal 13
februari seperti saat cintanya ditolak saeko 7 tahun yang lalu.
Olivier
pulang ke rumah dan melihat matsuri yang sedang menatap layar handphonenya.
“tadaima”
sapa Olivier
“okaeri”
jawab Matsuri
Olivier
melihat matsuri yang coba menutupi pesan masuk di Handphonenya dari Olivier.
“ada
apa?” Tanya Olivier curiga.
“hmm?”
“apa
telah terjadi sesuatu?” Tanya Olivier
“tak
ada” jawab matsuri berbohong dan tak berani melihat tatapan penuh kecurigaan
Olivier.
Namun
matsuri akhirnya tak mau menutupi masalahnya. “kau tau… aku harus melakukan sesuatu
yang membuatku bertemu dengan mantan pacarku.” Ucap matsuri takut-takut
menunduk dan melirik beberapa kali pada Olivier menunggu komentar Olivier.
Olivier
terkejut dan menatap matsuri dengan marah dalam diam. Matsuri menoleh pada
Olivier yang tak mengomentarinya itu.
Matsuri
jadi gugup melihat wajah amarah pada Olivier. Ia bangkit berdiri menghadap
Olivier.
“ini
tak punya arti apa-apa. Ada beberapa barangku yang tertinggal dikamarnya. Aku
sudah memintanya untuk membuang semua itu tapi dia tetap memintaku untuk datang
dan mengambilnya” ucap matsuri menjelaskan dengan panic.
“begitukah?”
ucap Olivier dingin
“hum…
jadi untuk itu aku rasa ini kesempatan yang bagus untuk aku mengakhiri segala
sesuatunya dengan bersih.” Lanjut matsuri
“matsuri-chan
apa kau bodoh..? pergi sendirian ke kamar mantan pacarmu dengan alasan seperti
itu….” ucap Olivier menatap matsuri dengan dinginnya. Matsuri terkejut melihat
keketusan suara Olivier itu.
“
ini tak berarti apa-apa.. semua baik-baik saja” matsuri masih coba menjelaskan
tujuannya untuk kesana.
“itu
tak benar… “ Olivier mendekati matsuri dan menatapnya. “semua orang sudah bisa
menduganya apa yang akan terjadi dengan matsuri-chan disana.”
“itu
tak akan terjadi!” bantah keras matsuri
“jika
kau masih saja mau pergi kesana apapun alasannya, maka aku menyerah berpacaran
dengan matsuri-chan.” Sahut Olivier memutuskannya.
Matsuri
kecewa dengan keputusan Olivier itu dan tertunduk sedih.
“…
atau aku akan pergi denganmu saja” lanjut Olivier melihat wajah matsuri yang
sedih itu dan karena ia juga mencintai matsuri. Ini hanya kecemburuannya saja.
Keesokkan
harinya didapur choco- la vie, sota melihat wajah Olivier yang murung itu.
“apa
yang telah terjadi? “ Tanya sota penasaran
“maaf
sota… meski toko sangat ramai seperti ini tapi bisakah aku pulang lebih awal?”
ijin Olivier.
“apa
sesuatu telah terjadi?” Tanya sota lagi
“aku
akan pergi menemui mantan pacar matsuri-chan.” Ucap Olivier
“heihhh?”
sota terkejut
“aku
akan menghadapinya..” lanjut Olivier dengan berwajah dingin.
“menghadapainya?”
gumam lirih sota.
Olivier berhadap-hadapan dengan mantan pacar matsuri.
Ia langsung memukul pria itu sampai terjatuh dikamarnya. Olivier berbalik dan
melangkah pergi. Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba mantan pacar
matsuri mendekatinya dan menikamnya dengan pisau kecil. Olivier meraba
punggungnya dan melihat darah ditangannya. Olivier terkampar dikamar itu.
Sota
berlari menuju kamar mantan pacar matsuri. Ia membuka pintu dan menemukan
Olivier sudah terkapar dilantai. Sota berteriak-teriak memanggil nama Olivier agar ia bertahan sampai pertolongan datang. Polisi datang dan menuduh sota pelakunya dan ia
ditarik oleh polisi itu untuk di intrograsi.
Sota berteriak-teriak “aku tak membunuhnya!!!”
“apa
kau baik-baik saja??” Tanya Olivier penuh kekuatiran melihat sota berteriak
itu. sota kembali ke dunia nyatanya lagi.
Saeko
pergi bersama suaminya ke toko binatang. Ia melihat seekor kucing yang lucu dan
ingin membelinya. Ia bertanya pada suaminya apa ia boleh membeli kucing itu?
suaminya mengijinkannya. Saeko bertanya kenapa suaminya itu berubah pikiran
karena sebelumnya ia tak diijinkan mempunyai peliharaan. Suaminya berkata klo
itu karena saeko sangat menginginkan kucing itu. saeko tersentuh dengan
perhatian suaminya itu.
Olivier
dan matsuri sampai didepan kamar mantan pacar matsuri. Cowok itu membuka pintu
apartemennya dan terkejut melihat matsuri mengajak seorang pria untuk ke
rumahnya. Ia lalu tersenyum pada matsuri
“sudah
lama tak bertemu matsuri. Apa kau baik-baik saja?” Tanya basa-basinya menatap matsuri.
“kami
datang untuk mengambil barang-barangku. Dimanakah barangnya?” Tanya matsuri
tanpa menatap cowok muda itu.
“ahhh
aku belum mengumpulkannya.. ayo silahkan masuk” ajaknya pada matsuri tanpa
memandang Olivier yang ada disebelah matsuri.
Olivier
berjalan menuju mantan pacar matsuri itu “aku masuk… matsuri-chan kau tunggu
diluar” ucap Olivier tanpa menunggu jawaban dari matsuri dan cowok muda itu, ia
segera menutup pintu kamar mantan pacar matsuri itu.
Matsuri
dan cowok muda itu terkejut dengan tindakan Olivier itu. matsuri hanya bisa
menatap pintu yang tertutup didepannya.
Begitu
masuk ke kamarnya, cowok itu segera mengumpulkan barang-barang matsuri seperti
beberapa kaset DVD kedalam tas besar.
“apa
kau mempermainkan kami? Kau telpon orang untuk mengambil barangnya dan kau
ternyata belum mempersiapkannya” ucap Olivier yang kesal melihat barang-barang
matsuri belum disisihkan oleh cowok muda itu.
“kau
sepertinya seperti orang yang sangat kaya, tak heran dia memilihmu” kata cowok
muda itu tanpa memunggungi Olivier. “jika orang kaya tiba-tiba muncul dan
memintamu ada disisinya tentu saja begitu” lanjut cowok itu menyimpulkan kenapa
matsuri memutuskannya.
“itu
benar.. karena itu jauh lebih baik daripada memilih orang biasa tukang
selingkuh.” ucap Olivier ketus, dingin.
Cowok
itu terdiam.
“mengapa
kau berselingkuh?” Tanya Olivier
“aku
punya 2 gadis yang aku sukai dan keduanya juga bilang klo menyukaiku juga. Aku
rasa aku tak bisa seberuntung ini lagi jadi… jadi aku memutuskan berlanjut
seperti itu.. dan sepertinya orang seperti aku..”
“apa
kau belum selesai?” Tanya Olivier memutus perkataan cowok itu. ia sudah tak mau
mndengar lebih lanjut. Ia sudah cukup menahan emosinya.
Cowok
muda itu melanjutkan memasukkan beberapa barang lagi. Ia berdiri dan melangkah
melewati Olivier untuk mengambil barang lainnya.
“saat
kami berpacaran, jia sesuatu hal buruk terjadi dengan salah satu dari keduanya,
maka yang satunya akan jadi pasangan sejatinya. Tapi sepertinya ini terbalik.
Aku merasa aku sudah kehilangan sesuatu yang berharga (kehilangan matsuri).”
“kau
merasa seperti itu karena kau kehilangan matsuri. Jika matsuri-chan yang masih
tetap bersamamu, kau juga akan merasa kehilangan untuk orang lain itu(teman
matsuri)” ucap Olivier yang mengungkapkan klo mantan matsuri itu memang
orangnya plin-plan.. sukanya mendua seperti itu.
Olivier
melangkah pergi namun saat akan membuka pintu apartemen cowok itu ia
menghentikan langkahnya.
“perlu
kau tau. Matsuri memutuskanmu dan mulai berpacaran denganku bukanlah karena aku
orang kaya terkenal. Itu karena aku lebih baik darimu. Jadi kau tak bisa
menyalahkan hal itu padaku. Dan juga jangan menyalahkan pada matsuri.” Olivier
membuka pintu dan keluar kamar.
Matsuri
menatap pintu yang terbuka dan menatap orang yang ada dibelakang Olivier sampai
pintu tertutup. Olivier menatap matsuri diam.
Saat
berjalan pulang Olivier memikirkan ekpresi wajah matsuri saat itu.
“apa
kau ingin berbicara banyak dengannya?kau lebih menyukainya daripada aku kan?”
Tanya Olivier pada matsuri.
“mengapa
kau berkata seperti itu?”
Olivier
menghentikan langkahnya dan menatap matsuri. “aku tak percaya diri.” Ungkap
Olivier.
Matsuri
terkejut dan terdiam menatap Olivier.
“sampai
bebrapa waktu yang lalu matsuri-chan masih tak memandangku sebagai seorang pria
kan? Aku tak punya keberanian diri dalam seberapa besar kau menyukaiku.” Ucap
lirih Olivier tertunduk.
“perasaanku
dari saat aku sangat menyukainya, dan perasaanku untuk Olivier saat kita mulai
berpacaran, itu dua hal yang tak ada tujuannya untuk dibandingkan.” Ucap
matsuri
Olivier
menatap matsuri yang sedang membuka perasaannya yang sebenarnya tentang
hubungan mereka berdua.
“itu
benar bahwa aku merasakan sesuatu yang hanya bisa aku rasakan untuknya. Tapi
bukankah itu sama seperti yang dirasakan Olivier juga? Perasaan yang tak aku
rasakan saat bersamanya, jika itu Olivier maka aku yakin aku bisa merasakanya
bersamamu!” kata matsuri mulai gelisah takut tak bisa mengatakan perasaannya
dengan benar dihadapan Olivier.
Matsuri
berjalan mendekati Olivier yang ada didepannya.
“meski
sekarang ini masih agak canggung tapi ini adalah sebuah permulaan… aku punya
kepercayaan.. aku ingin membangun hubungan yang sebaik-baiknya denganmu” kata Olivier
dengan bersungguh-sungguh menatap Olivier.
“mengapa
Olivier meragukanku? Jika kau mencintaiku, maka percayalah padaku!” seru
matsuri.
“aku
ingin percaya padamu! Namun semakin aku memikirkan matsuri-chan, aku jaadi kuatir
dan ragu dan jadi cemburu… meski aku ingin mempercayainya tapi aku tak bisa…
sebesar itulah cintaku pada matsuri-chan.” Ucap Olivier frustasi dengan
perasaannya sendiri.
Matsuri
menatap kesungguhan diwajah Olivier. Ia mendekati Olivier dan menyentuh lengan olivier. seperti anak kecil yang sedang merajuk pada orangtuanya, matsuri mengoyangkan tangan olivier agar olivier tak marah padanya. melihat olivier masih dingin padanya dengan perlahan matsuri mencium Olivier
dengan lembut… (kyaaaaaaaaaaaaa…..gubrakkkkk…. pingsan !!!!).
Mereka
saling menatap dan tersenyum mengungkapkan keseriusan cinta mereka lewat ciuman
itu. Olivier lalu memeluk erat matsuri
dengan mesra.
Olivier
memasuki toko Choco La Vie dengan ceria. Ia membawa rangkaian bunga mawar
ditangannya. Ia lalu mengambil 1 Bunga mawar untuk sota dan 1 lagi untuk
kaoruko san. Keduanya heran melihat keceriaan diwajah Olivier itu.
“olivier..
aku rasa sesuatu berjalan baik dengan matsuri” tebak kaoruko
“ternyata
Tuhan itu ada.. Sota.. aku yakin dia juga akan membimbing sota kearah yang
lebih baik. Ahhh.. aku merasa seperti bermimpi.. ahhh dunia berkilauan” ucap
Olivier kegirangan membuat kedua teman kerjanya hanya heran melihat tingkahnya
itu.
Kedua
menatap ulah Olivier yang berputar-putar membawa bunga mawar itu. kaoruko
segera meraih bunga itu dan mendorong Olivier segera ganti baju untuk bekerja
lagi.