Episode 2 : Masuk Ujian Cinta
Kata-kata Naoki yang mengatakan “aku benci gadis bodoh!”
begitu tertanam dikepala Kotoko sampai di pelajaran bahasa inggris ia bertanya
bab mana yang akan keluar di ujian. Kotoko membuka buku pelajaran bahasa
inggrisnya sampai jam pulang tiba.
Jinko, Satomi dan Kin-chan cs berkumpul untuk mengajak
kotoko pulang tapi kotoko masih sibuk dengan bukunya.
“kotoko apa yang terjadi? Kau terlihat berbeda hari ini”
Tanya Jinko penasaran
“aku tak aka memaafkan Irie Naoki, untuk itu aku akan
melakukan ini. Aku akan mengalahkannya di ujian akhir.” Jawab Kotoko serius.
JInko. Satomi dan Kin-han cs, Semua langsung berpandangan
menatap tak percaya yang didengarnya lalu serempak mereka tertawa semua.
“kalian kenapa?”
“kau kan tau, klo dia selalu jadi nomer 1 kan?”kata Jinko
“ditambah lagi dia ranking 1 di ujian nasional juga. Dia
bukan seseorang yang bisa kau lawan!” Sahut Satomi tertawa
“iya benar”kata yang lainnya.
“setidaknya, aku harus ada dipapan pengumuman white board.
Aku akan membuat namaku di dalam kertas yang sama seperti Irie Naoki. “ ucap
kotoko tegas.
Kin-chan masih saja tidak bisa menahan ketawanya. Ia terus
menertawakan perkataan kotoko.
“maksudmu kau akan masuk ke top 100? Itu tak mungkin! Kita
ini klass F” seru jinko. Nama yang tertulis di papan pengumuman white board
adalah siswa yang masuk 100 besar.
“dia benar. Lupakan semua ini dan ayo kita makan roti
bersama-sama.” Kata Kin-chan menarik tangan kotoko.
“tidak..., sejarah harus dirubah.” Tolak kotoko menepis tangan
kin-chan.”aaku akan jadi 100 besar, dan namaku akan ada white board dan akan
merubah sejarah kelas F. untuk itu, aku akan pergi dulu” kotoko bangkit berdiri
dan meninggalkan semua temannya yang tak percaya padanya itu.
“apa yang terjadi dengan kotoko?” gumam Kin-chan heran.
Satomi, jinko dan kin-chan cs pergi ke sebuah café. Mereka
membicarakan keadaan kotoko yang sekarang aneh. Kin-chan merasa keanehan itu dimulai
sejak kotoko pindah ke rumah barunya. Bahkan kotoko tidak memberi tahu dimana
ia tinggal pada sahabat-sahabatnya.
Satomi bilang ia hanya tau rumah barunya itu dekat dengan
sekolahan jadi hanya perlu jalan kaki saja.
Kin-chan jadi kuatir jangan-jangan dirumah barunya, kotoko
di bully sama penghuni rumah lain. Kotoko bilang dia sibuk belajar tapi mungkin
sebenarnya kotoko disuruh bekerja keras dirumah itu.
Mereka membayangkan kotoko jadi upik abu, bersih-bersih
rumah barunya itu. Semua mengatakan klo
kin-chan pemikiran aneh-aneh saja.
Dinner di keluarga Irie berlangsung penuh makanan enak. Kotoko sering melirik kea rah Naoki yang
terdiam.
“dia benar-benar keren” suara hati kotoko saat menatap naoki
didepannya, tapi ia teringat kata-kata naoki “aku benci gadis bodoh!” kotoko
langsung lesu menunduk.
Kotoko cepat-cepat menyelesaikan makanannya, ia yang pertama
kali selesai makan. “terima kasih untuk makanannya” kata kotoko
“kau tek perlu makan secepat itu” ucap ibu Irie melihat
tingkah kotoko itu.
“aku sebentar lagi ada ujian jadi aku harus belajar” kotoko bangkit berdiri membungkuk pad
semuanya “maaf aku pergi dulu” pamitnya. Noaki sama sekali tidak melirik
kotoko.
Didalam kamarnya kotoko terus belajar. Ia membolak-balikkan
bukunya sampai ia kecapean dan lemas “apa yang tidak aku mengerti tetap tidak
aku mengerti”gumamnya menjatuhkan bukunya. Kotoko sama sekali tidak
mudeng/paham isi buku yang dibacanya tadi.. heheh
“ahh lebih baik belajar bahasa inggirs “ gumamnya semangat mengambil buku bahasa inggrisnya.
Setelah membacanya beberapa saat, kotoko lesu lagi “aku seharusnya mendengarkan
saat pelajaran diklas.” Kotoko meletakkan buku bahasa inggrisnya lagi. Ia punya
ide lain untuk mempelajari bahasa inggris, ia mengambil kamus bahasa inggris
untuk memahami isi buku pelajarannya.
Setelah beberapa lama, kotoko mulai mengantuk, capek dan
tetap tidak paham. “ jika seperti ini maka akan butuh waktu 100 tahun untuk
jadi 100 besar. “
Mata kotoko sudah mulai redup, ia sudah sangat ngantuk.
“kotoko-chan..” panggil ibu irie dari luar kamarnya.”ya” jawab kotoko
“apa kau punya waktu sebentar?”
“ya” kotoko berlari membukakan pintu kamarnya.
“apa kauu mau beristirahat dulu?” Tanya ibu irie dengan
tangan membawa nampan yang penuh dengan roti dan teh.
“terima kasih” kata kotoko senang. Ia segera menyiapkan
mejanya untuk menaruh makanan itu.
Kotoko langsung mencicipi makanan yang disiapkan ibu irie
“nampaknya enak..”
“hmmm.. oishiii..” seru kotoko.
“ah senangnya.. aku selalu ingin membuat ini, inilah
mimpiku” kata ibu irie
“bagaimana dengan irie?”
“Naoki tidak pernah belajar” sahut ibu irie
“ehh? Irie-kun tidak belajar?”
“lalu apa yang dilakukanya sekarang?”
“dia tidur” jawab ibu
“eihhh?” seru kotoko terkejut. “jadi irie-kun benar-benar
genius ya”
“apa menurutmu itu hal yang baik?”
“eihh?”
“aku tak bisa mengungkapnya dalam kata-kata tapi aku merasa
dia kehilangan sesuatu yang penting jika dia terus seperti itu.”
“irie-kun pasti baik-baik saja” ucap kotoko menenangkan ibu
irie. “maksudku, dia punya keluarga yang menakjubkan.”
Ibu irie tersenyum mendengar pujian kotoko “arigatou.. oh ya
kotoko chan..” tiba-tiba mata ibu irie bersinar.
“ya?”
“apa kau ingin melihat album foto naoki saat kecil?” Tanya
ibu irie
“aku mau” kotoko langsung bersemangat
“oke tunggu dulu, aku akan segera membawanya” janji ibu irie
meninggalkan kotoko dikamarnya.
Ibu irie datang membawa beberapa album dari naoki masih
kecil sampai sekarang. Kotoko membuka
album-album itu satu persatu. “wow..
sugoiii….(keren)” puji kotoko
“keahlian fotoku sudah hamper sperti professional. Aku sangat
suka fotografi” kata ibu “tapi aku tak punya foto terlalu banyak karena Naoki
tidak suka difoto. Bahkan Yuki mengikutinya.” Keluh ibu Irie.
Kotoko melihat foto naoki saat kecil sedang bermain
sepakbola. “ahh jadi irie kun sudah ganteng dari dulu ternyata” batin kotoko
tersenyum-senyum menatap masa anak-anak naoki.
Senyum diwajah kotoko bertambah saat mlihat album
selanjutnya, album naoki saat masuk sma “ahh aku ingat ini..” itu adalah foto
naoki saat pidato upacara masuk sekolah. Tanpa ia sadari ibu irie memperhatikan
kotoko terus. Ibu irie ikut tersenyum melihat wajah kotoko, ia jadi menyadari
sesuatu antara kotoko dan naoki.
Kotoko membuka album terakhir punya naoki, betapa
terkejutnya ia saat melihat foto anak perempuan di album itu.
“ini foto siapa?”
tanyanya
Ibu tertawa geli “ini naoki.”
“tak mungkin…”seru kotoko “uhhh kawaiii.. itu benar dia?”
“aku sangat ingin punya anak perempuan, jadi saat hamil aku
bilang “anak ini akan lahir peremuan”. Jadi aku hanya membeli baju anak
perempuan. Jadi karena itulah semua jadi lucu akhirnya.” Ibu irie teringat
sesuatu “ahh kaulah satu-satunya orang yang aku ajak bicara tentang hal ini.
Ini rahasia bagi yuki, naoki menyuruhku untuk tidak mengatakan pada yuki. Jadi
mulai sekarang ini rahasia kita berdua ya”
“baiklah” kotoko menyetujui.
Ibu irie mengambil sebuah foto naoki berpakaian perempuan
dan memberikannya pada kotoko “aku berikan kau ini sebagai tanda suap untuk merahasiakannya.”
“honto desu ka (benarkah) arigatou gosaimasu..” ucap kotoko
senang menatap foto itu. “kawaiii..”
Saat makan pagi, kotoko melihat naoki yang datang ia
tertawa-tawa terus. Saat naoki menayapa “ohayo..” pada semuanya. Ia menjawab
dengan “ohayo..” tapi dengan cekikikan (ga tau cekikikan indonesianya apa ya.. :P)
Naoki menatap kotoko keheranan. Kotoko seperti kesurupan
mbak kunti.. hehhehe..
Ditatap naoki tajam, kotoko langsung diam tidak berani
tertawa lagi. Tapi saat naoki sudah duduk dan mengambil Koran, kotoko langsung cekikikan lagi sampai
seperti mau menangis. Semua menatapnya keheranan.
“ada apa kotoko?” Tanya ayah.
“apa kau sakit?”
“tidak apa-apa” jawab kotoko
“mungkinkah dia jadi gila setelah belajar terlalu banyak
tadi malam?” sahut Yuki ketus. Wihhh anak ini tidak sopann..
Kotoko membiarkannya, ia terus mminum sampai ketawa
sendiri.. ihh aku malah takut tuh minuman nyembur dari mulutnya kotoko gimana
tuh.. :P
Naoki yang membaca Koran akhirnya jadi terganggu dengan
cekikikan kotoko itu. Ia melirik pada kotoko penasaran dari balik Koran yang
dibacanya
Kotoko saat istirahat
tetap belajar, ia menghapal buku pelajarannya sendirian. Kin-chan hanya berani
menatap dari jauh. Satomi dan jinko datang menemui kotoko. Mereka mengintip
buku yang dihapal kotoko “kotoko kau serius dengan hal ini ya?” kata satomi.
Kotoko tidak menjawabnya, masih terus menghapal. Satomi dan jinko mundur duduk
dibelakang kotoko.
Kin-chan datang berjongkok disamping kotoko “ hei kotoko kau
tinggal dimana?” tanyanya. Kotoko tak menjawabnya juga. Kin-chan kesal karena
diacuhkan jadi Ia mengerakkan tangannya didepan kotoko untuk menarik reaksi
kotoko. Tapi gadis itu tetap mengacuhkannya.
“benar-benar ada hal yang aneh dengannya” gumam kin-chan
kuatir.
“aihara san” panggil sebuah suara. Semua langsung menoleh
padanya dan suara itu cukup membangunkan alam bawah sadar kotoko. Ia langsung
berhenti menghapal dan menoleh pada arah suara itu. Yah suara siapa lagi klo
bukan suara Naoki yang berdiri didepan pintu.
Kelas tiba-tiba jadi sunyi mendapat tamu yang tidak mereka
duga itu. Mereka terlonjak melihat pada naoki semua. “irie naoki..!!” seru
seisi kelas.
Kin-chan langsung kesal melihat wajah naoki “kau.. berani
sekali bicara dengan kotoko”
Naoki tidak memperdulikan kin-chan. Ia melihat kotoko
“Aihara-san, bisakah kau bawa tasmu dan keluar sebentar?” kotoko mengangguk
setuju tapi juga keheranan apa yang dilakukan naoki.
Naoki meninggalkan kelas kotoko disusul kotoko membawa
tasnya.
Semua bertanya-tanya ada apa dengan mereka berdua.
Kin-chan menirukan ucapan naoki ‘bisakah kau membawa
tasmu..” “ahhh apakah mungkin irie itu berubah pemikirannya dan akhirnya ingin
pergi bersamanya?”
“tidak mungkin” seru jinko dan satomi bersamaan. Kin-chan cs
langsung berlari mengejar kotoko.
Begitu juga yang lain langsung diam-diam membuntuti keduanya.
“sepertinya ibuku membuat kesalahan” ucap naoki membuka
tasnya dan mengambil kotak makanannya.
Kotoko membuka tasnya dan melihat kotak makanan naoki warna biru ada
didalam tasnya. Naoki menaruh kotak makan kotoko warna pink ke dalam tas kotoko
dan menukar dengan punyanya. “jika tukang gossip dikelasku melihat ini, itu
akan seperti neraka” ucap naoki pelan.
Dari jauh sahabat kotoko melihat keduanya membuka tasnya
masing-masing tapi mereka tidak melihat apa yang mereka tukar karena tertutup
tas naoki.
“lihat mereka bertukar sesuatu kan?” bisik satomi
“apa itu ya?” bisik kin-chan.
“ini benar-benar akan jadi tidak mengenakkan... kenapa kita
berdua harus disekolah yang sama?” gerutu naoki. Kotoko menghela nafasnya kesal.
“benar ya.. bisa-bisa kau salah memakai seragamku ke
sekolah” sindir kotoko
“mengapa aku akan memakai seragammu?”
“karena kau dibesarkan dengan memakai rok kan?” ejek kotoko
Naoki terkejut kotoko mengetahui rahasia masa kecilnya.
Kotoko mengambil foto naoki dari dalam tasnya dengan tersenyum“tada…”
“meng.. mengapa kau punya foto itu?” seru naoki panik.
“ibumu memberikannya padaku” jawab kotoko tertawa.
“hezzz… mama..” gerutu naoki “ayo berikan itu padaku”
“aku tidak mau” tolak kotoko. “sudahlah berikan itu padaku!”
teriak naoki mencoba merebut dari tangan kotoko. Tapi kotoko menyembunyikan
dibelakang tubuhnya.
“tidak mau.. kau selalu membullyku, sekali-kali gantian aku
yang melakukannya” ucap kotoko dan menyembunyikan foto it di kantong jas depan
dadanya.
Hehhe.. nakaaaaalll.... tp good job! Naoki langsung tidak berani mengambilnya..
wkwkkwk..
“meski orang genius masih juga punya kelemahan juga kan”
goda kotoko puas melihat naoki yang tak berdaya.
“ohh jadi kau mau memerasku ya” kata naoki kesal.
“nanti aku kembalikan tapi
dalam minggu-minggu ini sampai ujian akhir, kau harus jadi tutorku.”
“aku??? Jadi tutormu??” kotoko mengangguk. “begini saja,
jika kau bisa membuatku masuk dalam 100 besar, aku akan mengembalikan foto
itu.”
“aku menolak”
“mengapa?”
“penting sekali punya kemampuan untuk membedakan yang
mungkin dan yang tidak mungkin-phillip chesterfield” ucap naoki membacakan
quote dari Philip C.
“fi.. field.. d.. apa maksudmu?”
“pokoknya, melakukan hal yang tidak mungkin sama saja
membuang-buang waktu! Orang bodoh sepertimu masuk 100 besar itu hal yang tidak
mungkin!” teriak naoki marah melangkah pergi.
“baiklah klo begitu. Aku akan sebarkan ini disekolah”
tantang kotoko.
Naoki langsung berbalik “ahh tunggu.. tunggu..”
Kotoko menggoda naoki dengan menarik-narik foto naoki dari
saku jas dalam.
“baiklah… mulai mala mini aku akan mengajarimu selama 1
minggu.”
“yayy..”
“tapi aku tak akan membiarkanmu bersantai/kendur. Peringkat
100 besar biasanya diisi kelas A dan B. butuh campur tangan Tuhan untuk membuat
kelas F sepertimu ini masuk kesana!”
“iya” anggup kotoko.
“baiklah mulai mala mini” kata naoki dan berlalu pergi.
Melihat naoki pergi, teman-teman kotoko langsung mendekati
kotoko.
“kotoko, apa kau baik-baik saja?” Tanya kin-chan.” Apa dia
melakukan sesuatu padamu?”
“apa yang kalian bicarakan?” Tanya satomi
“ahh tidak apa-apa..
aku akan belajar giat saja” jawab kotoko tertawa penuh semangat.
Saat dinner, kotoko melirik naoki yang sedang makan
didepannya “belajar berdua bersama Irie-kun ya”batinnya
“kotoko chan aku akan membuatkanmu snack tengah malam juga”
kata ibu
“hai.. arigtou gosaimasu..”
“mam tolong buatkan 2 set malam ini, bawa ke kamar dia malam
ini” ucap naoki. Semua langsung menoleh heran pada naoki “kalian berdua..
maksudku.. kau akan belajar juga?!” seru ibunya keheranan, tumben banget naoki
belajar.
“iya benar..”
“meng.. mengapa kotoko saja.. kakak kau juga harus membantuku belajar” seru
yuki
“kau kan sudah pintar” jawab Naoki. Ia lalu melihat pada
kotoko “ayo kita mulai sekarang” kotoko mengangguk setuju. Mereka berdua meninggalkan ruang makan untuk
ke kamar kotoko meninggalkan ibu, ayah dan yuki yang masih bengong.
Naoki berjalan lebih dulu ke kamar kotoko tapi sampai
didepan kamar kotoko yang terbuka ia tak
berani masuk lebih dulu . ia menyuruh kotoko masuk. Baru setelah kotoko masuk, naoki baru berani
masuk dan menutup pintu kamar kotoko.
Dengan gaya alay, kotoko mempersilahkan naoki duduk..
“dimana kita akan mulai pelajaranmu? Subyek apa yang susah bagimu?” Tanya naoki.
“matematika” jawab kotoko.
“baiklah.”
Kotoko mencari buku pelajaran matematika dimejanya, tapi
sekali lihat sampul bukunya, naoki langsung tau posisi buku matematika kotoko.
“Sampai Bagian mana yang akan keluar diujian?” Tanya naoki
“ehh? Bukankah sama setiap kelas?”
“aku tidak tau” jawab naoki duduk dimeja belajar.
Kotoko membuka buku catatannya yang sudah diinformasikan
gurunya “halaman 40”
“heeemmmm” gumam naoki membuka halaman 40. Ihh suaranya Yuki
Furukawa seksih banged pas bilang “heemmm”… suki…! Hihihi
“jadi yang akan keluar ditest adalah..” naoki memberi tanda untuk meminta pensil/bolpen. Kotoko
memberikannya pensil dengan bentuk aneh pada naoki.
Naoki melihat pensil itu beberapa saat.. heran dengan
kekanak-kanakannya kotoko. Lalu melingkari
beberapa pelajaran dihalaman 40 itu “ini… ini…”ucap naoki membuka buku
matematika itu.
“bagaimana kau tau itu yang akan keluar?”
“kau hanya perlu point-point yang penting saja”
“irie-kun bagaimana biasanya kau belajar?”
“jika aku mendengar dan membaca sesuatu sekali saja itu
langsung ingat. Baiklah aku akan memberi kamu contoh soal. Kau coba selesaikan
itu”
naoki mengambil buku catatan kotoko dan menulisnya
soal-soal disana “kau coba selesaikan
ini, jika bisa kau berarti sudah paham pelajaran 80%.”
Kotoko semangat melihat soal yang diberikan naoki. Tapi
setelah sekian lama dilihat, ia tak
menemukan cara mengerjakannya.
Naoki melirik kotoko dari samping yang hanya menatap soal
yag dibuatnya tadi.
duhhh... tatapan matanya yuki pas ini.. omigot.... :D
Merasa diperhatikan naoki , kotoko menoleh. Naoki menghela
nafasnya “hahh.. sebenarnya apa yang kau dengarkan saat didalam kelas? Aku
ingin lihat isi kepalamu” ejek naoki
“maaf”
Diruang bawah ayah dan ibu irie sedang berbicang “ apa yang
terjadi disini? Naoki belajar bersama
orang lain. Apa yang menyebabkan perubahan sedrastis itu padanya?” gumam ayah
penasaran.
Ibu tertawa “mungkin
kotoko chan lebih menakjubkan dari yang aku pikirkan! Dia bisa membuat naoki
berubah dalam waktu sesingkat itu.”
“ini mungkin perubahan yang baik untukya”
Dibelakang mereka ternyata ada yuki yang agak kesal mendengarkan pembicaraan ayah dan ibunya.
“kau berpikir seperti itu juga ya ayah.”
“kita tunggu saja mereka selanjutnya”
Naoki membuatkan schedule yang harus dilakukan kotoko. Ia
membuat dalam 2 lembar kertas. “ini jadwal yang harus kau lakukan. Bahkan saat
mandi atau didalam toilet jangan lupakan ini.”
“Sparta, iblis..”batin kotoko kesal pada naoki
“tidak ada waktu untuk malas-malasan. Baiklah sekarang kita
sudah melewati rumus matematika”
“tapi ini sudah tengah malam” gerutu kotoko
Pagi hari disekolah kotoko terus belajar dikelas,
diperpustakaan. Ia menandai yang sudah dipelajarinya sesuai jadwal yang dibuat
naoki.
Kotoko benar-benar serius belajar. Satu persatu jadwal penuh dengan tanda
selesai dipelajari. Saat mereka berangkat ke sekolahpun naoki memberi tebakan
bahasa inggris untuk dijawab kotoko.
Saat diperpustakaan kotoko sangat senang saat ia akhirnya
sudah menyelesaikan jadwalnya. Ia lalu teringat tentang ungkapan phillip chesterfield
. ia mancari dideretan buku perpustakaan dan membukanya.
Malam hari sebelum ujian.
“aku akan memberikan praktek ujian, kau kerjakan”
Kotoko segera mengerjakannya dan kotoko heran sendiri karena
dengan mudahnya ia bisa menjawab soal-soal itu. Sampai jam 23:45 mereka masih
belajar. Naoki mengajari kotoko soal
matematika lagi. Keduanya sudah terlihat sangat lelah.
Sampai jam 01:15 pagi, kotoko selesai mengerjaka
soal-soalnya. Didepannya ia melihat
naoki tertidur pulas. Kotoko mengambil kesempatan itu untuk menatap naoki dari
jarak dekatnya. “wajah tidurnya irie
kun”
Ibu irie datang ke kamar kotoko dan terkejut melihat
keduanya tertidur. Ia tersenyum senang dan mengambil kamera segera mengambil
foto keduanya.
Pagi harinya Naoki terbangun masih dikamar kotoko. Ia
melihat kertas testnya untuk kotoko.
Naoki lalu turun ke bawah. Ia melihat kotoko sedang didapur
membuat kopi. Kotoko menoleh pada
naoki dan tersenyum. “ohayo.. aku sedang
membuat kopi. Kau mau?”
“hmm” angguk naoki.
Kotoko keluar dari dapur membawa 2 cangkir kopi ditangannya.
“ini” katanya menyerahkan secangkir pada naoki.
Mereka duduk berdua , berhadap-hadapan menikmati kopi buatan
kotoko.
Kotoko menatap naoki yang sedang meminum kopi buatannya itu.
Kotoko buru-buru meninggalkan rumahnya, ibu irie
mengerjarnya dipintu rumah “kotoko ini untukmu” kata ibu irie menyerahkan
sebuah amplop.
“apa ini?” Tanya kotoko mau membuka amplopnya tapi langsung
dicegah ibu “jangan, setelah kau selesai ujian dan kau masuk 100 besar kau baru
buka. Jadi sebelum itu anggap itu adalah
jimat keberuntungan” ucap ibu irie.
“arigatou” ucap kotoko
Naoki berjalan disebelah mereka “kau terlaluu berlebihan,
iini hanya ujian akhir saja” katanya angkuh dan pergi dari rumah disusul
kotoko.
Kotoko berjalan di lorong sekolah membaca bukunya. Ia
melihat naoki turun dari tangga sekolah ke arahnya. Naoki juga melihat kotoko dibawah.
“dia bilang untuk tidak mengajaknya bicara tapi…” batin
kotoko.
Ia berjalan turun ke lantai bawah. Saat posisinya
bersebelahan dengan naoki, kotoko berbicara “arigatou..” katanya pelan tapi
cukup didengar naoki
“ganbatte..”balas naoki membuat kotoko terkejut naoki
menjawab dan menyemangatinya.
Kertas ujian sudah dibagikan. Kotoko membaca soal-soal itu
satu persatu.
“ini seperti soal yang diberikan irie-kun… ini juga.. ini
juga..”batin kotoko bersemangat mengerjakan ujiannya.
3 hari kemudian.
“horee… selesai.. ayo kit pest!” teriak jinko dan yang lain
senang. Kotoko dan gang nya berjalan
bersama, bercanda , kegirangan ujian sudah selesai. Kin-chan datang dan memeluk
bahu kotoko.
“kotoko maaf, aku tak akan melepaskannya..”kata kin-chan
melihat usaha kotoko melepaskan pelukannya.
“lepaskan..” seru kotoko ketawa-tawa
“tidak akan. Aku merasa seperti tidak bertemu bertahun-taun
jadi hari ini aku tak akan melepaskanmu.”
“kemana kita akan pergi?” Tanya jnko yang ada dibelakang
mereka
“serahkan saja padaku” jawab kin-chan. Mereka berlari-lari
dihalaman sekolah.
Dari tangga sekolah, naoki turun ke halaman sekolah bersama
temannya “ehh, bukankah gadis itu yang beberapa waktu yang lalu menyatakan
cinta padamu?” Tanya teman naoki melihat kotoko. “dia sekarang menggoda cowok
lain”
Naoki melihat kotoko dan teman-temannya dari jauh. “itu bukan urusanku” jawab naoki dingin
sambil berjalan tapi ia melirik laagi kea rah kotoko cs.
“yah itu juga yang aku pikirkan. Oh ya kelas A aka nada
pesta di café setelah test berakhir, kau mau ikut? Pasti kau tak mau”
“tidak, aku akan ikut.” Jawab naoki
“benarkah?” Tanya temannya terkejut tumben naoki mau
bergabung dengn temn sekolah.
Naoki mendengar teriakan suara kotoko, ia lalu melirik lagi
kea rah kotoko yang sedang dipeluk kin-chan.
“ini pertama kalinya kau bergabung hang out bersama kami
setelah 3 tahun ini” ucap temannya.
“anggap saja sekali-kali” jawab naoki
“oke ayo pergi” ajak temannya.
Naoki datang dan langsung menuju lembar paling
belakang. Naoki sepertinya tidak mencari
namanya karena mungkin yakin ia masuk peringkat satu. Yang dia cari justru nama
kotoko makanya dia cari di posisi belakang yang masuk 100 besar. Ia lalu
berjalan pergi, begitu juga kotoko berjalan pergi.
Mereka bertemu dibelakang papan pengumuman.
“selamat mendapatkan ranking 1. Kau dapat nilai sempurna”
ucap kotoko memberi semangat.
“kau juga. Kau berhasil”
“eihh?” seru kotoko
“kau blom melihatnya?” tanya naoki. Kotoko langsung berlari
kepapan pengumuman dan melihat barisan terakhir 100 besar. Dan disana ia
melihat namanya masuk ke 100 besar dan dia ranking 100 besar sesekolahannya.
Kotoko langung tersenyum bahagia.
Kotoko berlari-lari menemui naoki dibelakang papan
pengumuman “naoki aku ranking 100.. aku senang” seru kotoko. Naoki mengulurkan
tangannya, dan kotoko langsung buru-buru menyalaminya. “kita berhasil “ seru
kotoko
“bukan itu.. berikan barang itu!” sahut naoki menepis tangan
kotoko.
“ohh” kotoko mengambil foto dari saku jasnya
“ini ya..”katanya memperihatkan foto naoki.
“jangan perlihatkan seperti
itu” seru naoki panic meraih
fotonya.”dan sudah aku bilang, jangan bicara denganku disekolah!” naoki pergi
meninggalkan kotoko. Tapi kotoko memanggilnya.
“hey irie-kun, “penting sekali punya kemampuan untuk
membedakan yang mungkin dan yang tidak mungkin.. tapi jika itu sulit, kau harus
punya kemampuan untuk..” kotoko lupa kalimat akhirnya
“”melewatinya” kan?” sahut naoki mengingatkan kotoko. “yang
kau butuhkan adalah kekuatan mental untuk melewati nya dan tidak menyerah pada
ketidak mampuan dan semua akan berjalan.”
Kotoko tertawa “heheh.. jadi kau tau kalimat terakhir dari
ungkapan“whatevernya Chesterfields”
“tentu saja” jawab naoki da berjalan pergi.
Kotoko dibelakang naoki bereriak-teriak “arigatou irie-kun”
Masuknya kotoko ke ranking 100 besar membuat pembicaraan
sekolahan. Mereka merasa itu ajaib kelas F bisa masuk 100 besar. Kotoko
sekarang senang semua membicarakan hal
positif tentangnya. Ia dan sahabatnya berjalan dengan angkuhnya.
Betapa terkejutnya mereka melihat klo kotoko masuk ke rumah
dengan nama Irie family.
Kin-chan berkata itu tidak mungkin irie teman sekolah
mereka. Namun tiba-tiba naoki datang dan masuk kerumah yang sama dimasukin
kotoko tadi. Kin-chan shock sampai pingsan.
Keesokan harinya, kin-chan berlari-lari memanggil nama
kotoko. Sampai didepan kotoko, kin-chan mengoncang-goncangkan badan kotoko.
“kotoko.. kotoko.. apa benar sekarang kau tinggal dirumahnya naoki?”
“eihhh??” semua teman kelasnya langsung brkumpul menunggu
jawaban kotoko.
“ahh bagaimana hal sperti bisa terjadi?” sanggah kotoko
“tapi dengan mataku sendiri
aku melihatmu berjalan ke rumah irie”
“kau mungkin mimpi” kotoko tetap menyanggahnya “maksudku di
rumah irie-kun.. kami berdua..”kotoko tertawa-tawa.
Tanpa sengaja tasnya
terjatuh dan barang-barangnya berserakan dilantai. Termasuk jimat amplop yang diberikan ibu
irie. Jinko dan satomi membantu membereskan barang-barang kotoko yang terjatuh
itu. Jinko menemukan amplop itu dan penasaran lalu membukanya. Betapa
terkejutnya jinko melihat isi didalamnya adalah foto naoki dan kotoko sedang
tertidur diatas meja.
“tunggu.. foto ini...?” seru jinko memperlihatkan foto kotoko
itu. Seisi kelas langsung bertambah
rebut melihat foto itu. Mereka kaget melihat kotoko satu foto dengan naoki. Melihat ia tidak bisa mencegah lagi, kotoko
membungkuk meminta maaf teman-temannya. “gomenasai..”
Kin-chan yang melihat foto itu jadi menangis sedih “jadi kau
benar-benar tinggal dirumah irie?”
“tapi.. tapi.. itu tidak seperti yang kau pikirkan
kin-chan.” Kotoko lalu menjelaskan pada teman-temannya “ayah kami bersahabat
dan kalian tau rumahku roboh kan? Jadi sampai kami menemukan rumah baru, mereka
akan membantu kami. Itulah alasannya”
“apakah itu berarti… irie mengajarimu ujian akhir yang baru kita lalui?” Tanya satomi
Semua jadi mengerti kenapa nilai kotoko kemarin bagus. “irie
kun benar-benar genius sampai dia bisa membat kotoko masuk 100 besar”
“iya itu tak mungkin dilakukan dengan kemampuan kotoko
sendiri” ucap gemuruh teman-temannya.
Jinko mengambil foto itu lagi “mereka berdua benar-benar cocok berdua
ya?” gumam jinko “maksudku dia dan naoki tinggal dibawah atap yang sama!” semua
gadis langsung berteriak-teriak.
“jangan bicara seperti itu” kata kin-chan bersedih
“itu tidak benar. Irie kun benar-benar mengacuhkanku. Dia
membenciku” ucap kotoko bersedih.
Jinko menyentuh wajah kotoko “kotoko.. kasihan kau”
“oh jinko” mereka berdua bersedih.
“tapi aku bisa mengatasi orang berdarah dingin itu. Aku
baik-baik saja. Tapi aku berjanji untuk merahasiakan situasi kami berdua disekolah.
Jadi semuanya tolong rahasiakan ini ya”
“iya serahkan saja pada kami” jawab jinko dan teman-teman
yang lain.
“terima kasih.. kalian benar-benar baik.”
Malam harinya kotoko terus menatap fotonya yang sedang tidur
semeja dengan naoki itu dikamarnya.
Besok harinya naoki masuk ke kelasnya dengan tergesa-gesa
“aihara-san!..”
“ada apa?” Tanya kotoko yang keheranan , begitu juga teman
yang lain. “diamlah dan ikuti aku.. kata naoki menarik tangan kotoko.
Teman-temannya heboh melihat tingkah naoki tadi.
naoki terus menarik tangan kotoko menyusuri tangga. “aku
pikir kita tidak boleh saling bicara disekolah?” naoki menarik kotoko sampai
didepan papan pengumuman yang sudah penuh dengan teman-teman sekolah
mereka. Kotoko terkejut melihat papan
pengumuman yang berisi foto-foto mereka yang tertidur semeja itu.
Kotoko melihat ternyata itu ulah jinko dan satomi yang
menyebarkan foto mereka.
“ah ternyata jinko dan satomi..”ucap kotoko
“apa yang temanmu pikirkan!” teriak naoki penuh amarah
Kotoko menunggu naoki ditangga menuju kelas naoki. “irie
kun.. gomenasai” ucap kotoko minta maaf. “honto ni gomenasai!”
Naoki berhenti dan tanpa berbalik berkata. “kau membuat surat cinta untukku,
jadi kau pikir tidak masalah dengan gossip itu. Tapi bagiku ini gangguan!”
naoki langsung berjalan naik tangga lagi ke kelasnya.
Setelah beberapa langkah naoki berhenti lagi dan berbalik
melihat pada kotoko “jangan menghalangi jalanku lagi!” ia lalu melangkah pergi
meninggalkan kotoko yang terpaku.
Setelah naoki pergi kotoko merasa pedih dimatanya, ia
menyentuh padanya dan ada airmata disana “mengapa…. Mengapa aku menangis” gumam
kotoko mengusap airmata dipipinya dengan sedih.