Didalam
sebuah kereta, Ninako melihat dikejauhan sosok cowok yang sangat ingin
ditemuinya, Ren Ichinose. Dengan
tangannya membentuk teropong ia melihat cowok itu berdiri untuk memberikan kursinya pada seorang wanita hamil. lalu ia melangkah menuju
pintu keluar kereta.
Ninako buru-buru bangkit berdiri dan menyusul Ren berdiri
di dekat pintu kereta. Ren tersenyum ramah melihat Ninako memperhatikannya.
Lalu cowok itu berpaling melihat keluar jendela.
Pandangan
mata Ninako tak sedikitpun berpaling dari wajah Ren. Cowok itu menyadarinya, ia
menoleh dan memperhatikan Ninako dengan tersenyum penuh tanda Tanya.
Kareta
berhenti dan Ren langsung berjalan keluar dari kereta.
“Duluan
ya.” Ucap Ren tanpa berbalik.
Ninako
ikut keluar dari kereta dan pergi menyusul Ren. Langkah Ren sangat cepat dan
membuat Ninako sedikit berlari untuk menyusul Ren.
“Ren-kun!”
panggil Ninako.
Ren
menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Ninako. “Ada apa?”
“Ano
nee... Aku... Aku... Suka padamu.” Ucap Ninako tersenyum gugup.
Ren
agak terkejut dengan pernyataan cinta yang tiba-tiba itu.
“Terima kasih... ...tapi aku sudah milik orang lain.” Jawab Ren menolak cinta Ninako
“Terima kasih... ...tapi aku sudah milik orang lain.” Jawab Ren menolak cinta Ninako
“Ya,
aku tahu.” Ucap Ninako tulus. Gadis itu sudah bisa menebak akan seperti ini
jadi ia sudah mempersiapkan hatinya saat penyataan cintanya di tolak Ren.
“Maaf.” Kata Ren lagi
“Tak apa. Aku memang hanya ingin memberi tahu mu saja. Aku lega sekarang. Aku harap kita masih bisa berbicara satu sama lain dari sekarang... ano... sebagai seorang teman.”
“Ya, tentu saja.” Ucap Ren tersenyum.
Saat
jam istirahat Ninako bersama dengan kedua temannya pergi ke kantin sekolah dari
jauh mereka melihat Ren sedang dikantin juga bersama temannya.
“Ichinose
Ren masih keren seperti dulu, ya?” kata salah satu teman Ninako
“Kau
benar.” Sahut Ninako
“Kau
sudah punya Daiki , kan?” Goda temannya
“Aku
tidak memiliki hubungan dengannya!” bantah Ninako.
Tiba-tiba
Daiki datang dan menepuk bahu Ninako dan temannya.
“Aku
mendengar kalian sedang membicarakan ku, ya?” kata daiki pada mereka.
“Bukan
kamu.” Bantah Ninako
“ah
iblis yang dibicarakan malah disini” seru salah satu cewek teman Ninako
“Ada
apa denganmu?” gerutu Ninako karena ucapan cewek itu berarti mengiyakan klo
mereka tadi sedang membicarakan Daiki.
Cowok
itu melihat wajah cemberut Ninako dan langsung menunjuk dahi Ninako yang
“Hei,
ada apa denganmu?”
Flash
back awal pertemuan Ninako dan Ren.
Didalam
kereta yang dinaiki Ninako tanpa sengaja HP yang dipegangnya terjatuh dan
terinjak oleh Ren yang saat itu lewat didepannya. Kaki Ren tak bisa menghindar
dan menginjak gantungan HP Ninako sampai pecah. Keduanya sangat terkejut.
“Maaf,
nanti akan ku ganti untuk mu.” Kata Ren bersalah.
Ia
berjongkok mengambil HP Ninako yang dilantai. Cowok itu berpaling memperhatikan
Ninako “Kamu kelas berapa?” Tanyanya. Dilihat dari seragamnya, Ren tau gadis itu
dari sekolah yang sama dengannya.
“Aku
kelas X-1, Kinoshita Ninako.” Sahut Ninako cepat sambil membungkukkan badannya
pada Ren yang sedang jongkok didepannya itu. Ren sedikit terkejut dengan
jawaban yang sangat cepat dari gadis itu.
“Maaf.”
Ucap Ren sekali lagi.
Esok
harinya Ren tiba-tiba masuk ke dalam kelas Ninako dan membuat semua terkejut
melihat cowok populer itu ada masuk ke kelas mereka.
Ren
berdiri didepan meja Ninako dan mengulurkan sebuah bungkusan pada gadis itu.
“Ini…
Aku memilihnya secara acak...Tapi ini memang tidak sama persis seperti milikmu.
Jika kamu tidak menyukainya, kamu bisa tinggal membuangnya saja.” Kata Ren agak
grogi melihat puluhan mata memperhatikannya. Ren lalu berjalan keluar kelas.
“Aku
tidak akan membuangnya.” Seru Ninako mengejar Ren. “Bagiku siapapun yang
melakukan sesuatu untuk ku...tidak peduli apapun itu, aku sangat berterima
kasih untuk itu. Jadi aku tidak akan membuangnya.”
Ren
tersenyum “Terima kasih.”
Cowok
itu lalu pergi.
Ninako
membuka bungkusan dari Ren dan melihat gantungan HP yang sangat feminim sekali
berbentuk kupu-kupu. Ninako tak bisa membayangkan betapa malunya Ren saat
membeli gantungan yang feminim itu untuknya.
Sejak
kejadian itu mereka saling menyapa saat mereka bersisipan dijalan dengan tersenyum
atau dengan sebuah anggukan kepala.
Suatu
hari saat pulang sekolah Daiki tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Ninako “Mau
pergi kecan dengan ku? Aku selalu menyukai mu sejak di SMP. Ketika orang tuaku
memutuskan untuk bercerai... ...di masa-masa depresi ku... .kau selalu ada bersamaku.
Sejak saat itu, aku hanya selalu memperhatikanmu.”
“Maaf...
aku tidak bisa menjawab perasaan mu itu.” Tolak lembut Ninako pada Daiki. Ia
sudah berteman dengan Daiki sangat lama tapi ia tak pernah merasakan perasaan
apapun pada sahabatnya itu.
Mereka
berdua lalu berjalan pulang
“Aku tahu kau menyukai Ichinose, kan? “ kata
Daiki. Ia pernah melihat Ninako yang diam-diam sering memperhatikan Ren dari
jauh. “Tapi dia kan sudah punya pacar.
Dan
pacarnya... adalah kakak ku sendiri.”
“Begitu
ya.” Kata Ninako pelan.
Ninako
tau Ren sudah punya pacar seorang model cantik. Ia pernah melihat gadis itu
datang menjemput Ren saat Pulang sekolah.
Saat
Ninako memberitahukan perasaannya pada sahabat ceweknya. Mereka terkejut karena
mereka mengira Ninako menyukai Daiki.
“Kenapa
kau bisa menyukai Ren?
“Memangnya
bodah ya, menyukai orang yang sudah punya pacar?” aku Ninako dengan lemah.
“Ya...
Itu bahkan lebih dari sebuah alasan. Kenapa tidak menyerah saja?”
“Dia
tidak mungkin akan membalas cintamu.”
“Ya...menyerah
lah!” saran sahabatnya saat itu.
Tapi
pada akhirnya Ninako menyatakan perasaannya juga pada Ren dan pada akhirnya
cintanya ditolak Ren.
Awal semester baru telah dimulai. Setelah libur panjang akhirnya Ninako harus kembali ke sekolah. Ninako melangkah pelan mengingat ia akan bertemu Ren pertama kalinya setelah penolakan itu.
Ninako
dan kedua sahabatnya memperhatikan papan pengumuman untuk melihat kelas mereka
yang baru. Ninako senang bisa sekelas lagi dengan sahabatnya tapi ia terkejut
saat ia mengetahui klo ia 1 kelas dengan Ren.
Mereka
bertiga melongok ke dalam kelas dan melihat Ren memang sudah berada didalam
kelas.
“Jadi,
apa kau siap?” Tanya salah satu sahabatnya. Ninako mengangguk pelan.
“Kalau
begitu... Cepat pergi dan sapa dia!” dorong mereka.
Tubuh
Ninako terdorong kedepan dan menabrak seorang cowok yang sedang berjalan keluar
kelas.
“Maafkan
aku.” Kata Ninako bersalah
“Kau
mengejutkan ku.” Kata cowok itu memperhatikan Ninako.
“Aku
benar-benar minta maaf.” Kata Ninako lagi.
Cowok
itu mengenali wajah ninako dan memperhatikan wajah Ninako dengan sangat dekat.
“Kau
yang ditolak cintanya sama Ren pada saat liburan musim semi, kan?” seru cowok
itu dengan suara keras dan membuat 1 kelas menoleh memperhatikan mereka berdua.
“Jangan
keras-keras juga mengatakannya!” gerutu Ninako malu karena semua memperhatikan
dan menertawaknnya. Ren juga menoleh memperhatikan mereka berdua.
“Dan
bagaimana kau bisa mengetahuinya?” Tanya Ninako.
“Saksi,
aku adalah salah satu saksi yang melihat mu disana. Seluruh murid di sekolah
ini juga sudah tahu semua, Menyatakan cinta pada pria itu sudah pasti jadi
gosip di sekolah ini.” Jawab cowok itu.
Ninako
dengan sangat malu berjalan menuju ke mejanya. Ren melirik memperhatikan wajah
Ninako yang tertunduk.
Saat
akan pulang sekolah, Ninako dan Ren berpapasan. Ren berhenti dan tersenyum pada
ninako
“Kinoshita-san,
mohon bantuannya untuk satu tahun ini, ya?” kata cowok itu.
“ya
Baik.” Jawab Ninako tersenyum.
“Baiklahlah
kalau begitu. Sampai jumpa besok.” Pamit Ren. Cowok itu lalu pergi lebih dulu.
Ninako
dan sahabatnya ikut berjalan pulang.
“Hei,
ada apa dengan pria itu?” seru sebuah suara cowok.
Ninako
menoleh dan melihat cowok yang tadi pagi sudah membocorkan rahasianya, Takumi
Andau.
“Dia
berbicara sangat santai denganmu. Bukankah ego-nya terlalu besar?” lanjut Andau
sambil berjalan bersama Ninako dan sahabatnya.
“Bukan
seperti itu masalahnya. Dia hanya tidak ingin aku malu, dan itulah sebabnya dia
memperlakukan ku seperti biasa sama seperti yang lain.” Bela Ninako.
“Apa
itu tidak papa?” Tanya Andau
“Tidak
papa, kok. Akulah yang meminta dia untuk melakukannya.” Sahut Ninako.
Karena
berita penolakan Ren sudah menyebar disekolah maka Ninako tiba-tiba didatangi
oleh kakak kelasnya dan diajak ke grup cewek-cewek yang ditolak Ren.
“Beberapa
dari kita ini telah ditolak oleh Ren, kan?” kata salah satu cewek
“Apa?”
Ninako tidak paham maksud kakak kelasnya
“Kau
sangat berani sekali menyatakan cinta sama dia di stasiun kereta? Itu hebat
sekali... kami sangat kagum denganmu.”kata seorang cewek lainnya sambil memeluk
bahu Ninako
“Oh..”gumam
Ninako
“Itulah
sebabnya... ...kau sangat kecewa dengannya, kan? dengan Ichinose Ren.” Kata
cewek lainnya lagi
“Apa?”
“Dan
sekarang dia benar-benar berpacaran dengan Mayuka, seorang model. Berpura-pura
terlihat sangat serius sehingga tidak bisa melihat wajah aslinya. Iyakan…” kata
salah satu cewek memperlihatkan sampul majalah yang ada wajah Mayuka, pacar
Ren.
"Mengapa
gadis normal dan biasa ini mengaku lebih memilih aku?" Dia pasti berpikir
begitu! Iya, kan?” lanjut cewek lainnya yang sepertinya sangat sakit hati
karena ditolak cintanya sama Ren.
“Ini
sangat aneh! Kenapa kalian bisa berbicara seperti itu kepada orang yang kalian
suka?” Tanya Ninako pada cewek-cewek itu.
“Kenapa
kau membelanya?”
“Kalian
bisa mengatakan apapun yang kalian mau tentang diriku... tapi... jangan
mengatakan hal-hal buruk tentang Ren-kun.” Lanjut Ninako
“Mengapa
kau melindungi orang yang seperti itu? meskipun kau ditolak tetapi kenapa kau bertindak
seolah-olah kau seperti pacarnya saja? Sangat lucu sekali, kan?”
“Benar.”
“Terlalu
munafik, kan?” mereka tertawa-tawa sambil meninggalkan Ninako.
“Omong
kosong. Semua yang kalian katakan itu "Omong Kosong". Omong kosong,
Omong kosong!” teriak ninako
Grup
cewek yang ditolak Ren menolah dan meliriknya “Ada apa dengannya?”
Dari
sebuah jendela ternyata Andau melihat kejadian itu.
“Gadis
itu... menangis gara-gara untuk melindungimu!” katanya pada Ren yang kebetulan
lewat didekatnya.
Ren
menghentikan langkahnya dan melihat Ninako bersama sekelompok cewek yang pernah
ia tolak.
Saat
pemilihan pengurus kelas, tidak ada yang dengan sukarela mendaftar dirinya.
Karena itu pak guru memilih secara acak saja dan nama-nama yang terpilih adalah
Ren dan Ninako.
Andau
yang melihat keduanya jadi pengurus kelas langsung mengangkat tangannya.
“Pak
guru, saya mau menjadi sukarelawan.” Serunya.
“Oh,
Baiklah.” Kata pak guru menyetujuinya.
Pulang
sekolah ketiganya pergi untuk membeli kebutuhan kelas mereka untuk event
tahunan disekolah.
Ninako
dan Ren berjalan dengan langkah cepat agar semua barang-barang yang dibutuhkan
kelas cepat terkumpul.
“Tunggu
aku!” seru andau yang berjalan dibelakang mereka dengan membawa barang yang
sangat banyak “kalian berdua berjalan terlalu cepat!”
Teriakan
andau tidak dihiraukan Rend an Ninako karena keduanya sedang membahas
barang-barang yang blom terbeli.
“Apa
kalian mendengarku?” seru Andau lagi.
Keduanya
menoleh pada Andau.
“Ayolah,
kau harus jalan sedikit lebih cepat.” Sahut Ninako
“Ando
jalanmu terlalu lambat.” Gerutu Ren
“Aku
bahkan sudah mengikuti kalian berdua, kalian tau?” Kata Ando
“Kau
sendiri yang mengajukan dirimu sendiri, ingat?”
“Benar-benar
tidak menyenangkan. Aku lelah sekali! Aku bilang aku ingin istirahat.” Teriak
Andau seperti anak kecil.
Ren
dan Ninako menghentikan langkahnya dan menoleh pada Ando
“masih
ada tempat yang harus kita datangi”
“Aku
haus. Aku lapar. Aku hanya ingin duduk...” kata Ando sambil duduk di sebuah
kursi di jalan.
“lalu
kita mencari cafe untuk duduk?” Kata Ninako menawarkan pada Ren.
Andau
langsung tersenyum senang dan berlari mendekati Ren Ninako.
“Itulah
yang aku tunggu-tunggu!”
“Ren!”
panggil sebuah suara cewek.
Ren
mengenali suara itu dan melihat kearah suara.
Dari
dalam mobil seorang gadis cantik keluar dan tersenyum pada Ren .
“Mayuka!
Mereka
lalu pergi ke sebuah kafe dan memesan makanan.
“Maaf
tiba-tiba menganggu kalian?” ucap Mayuka
“Tidak
papa, jika yang menggangunya seorang model cantik.” Canda Ando. Ia melihat
Mayuka tidak memesan makanan apapun hanya sebuah minuman.
“Oh,
apa Mayuka-san hanya ingin minum ini saja?”
“Ya,
akhir-akhir ini berat badanku bertambah!” jawab Mayuka
“Begitu
ya.” Andau melirik ke Ninako yang sedang makan donat dengan lahapnya.
“Ninako-chan
gadis yang banyak makan, ya?” ucap Andau membandingkan Ninako dan mayuka.
Mayuka
tersenyum memperhatikan Ninako yang sedang makan “Tapi, gadis yang makan banyak
ini masih sangat imut, kan?Jika aku bukan model, mungkin aku akan sama saja.”
Bela mayuka pada Ninako.
“Eh,
begitu ya.” Ando mengangguk-angguk.
Tatapan
Mayuka tiba-tiba melihat gantungan HP Ninako yang sedang ada dimeja.
“Oh,
gantungan ini? Jangan-jangan gantungan yang Ren rusakin itu punyanya
Ninako-chan?” serunya terkejut
“Ya,
benar.” Ren mengiyakan.
“Dia
cukup bingung ingin membeli yang seperti apa... dan dia bahkan harus minta
pendapat ku.” Goda Mayuka pada Ren.
“Hal
seperti itu tidak usah dibicarakan.” Ucap Ren terlihat malu.
Ninako
hanya diam dan terus melanjutkan donutnya. Sebenarnya ia kecewa begitu tau klo
Mayuka yang membantu Ren memilihkan gantungan HP itu untuknya. Ninako awalnya
sangat bahagia saat berpikir klo Ren memilih gantungan itu sendiri.
“Jadi
itu punyanya Ninako-chan Benar-benar sangat imut.” Kata Mayuka lagi.
“Selamat
makan!” ucap Andau.
Andau
dari tadi memperhatikan wajah Ninako. Karena ia tau Ninako menyukai Ren jadi ia
paham klo Ninako sekarang sedikit tertekan karena ada Mayuka disana.
Mereka berempat lalu pergi berbelanja lagi. Mayuka dan Ren berjalan didepan Ninako dan Andau.
“Mau
beli apa lagi?” Tanya Mayuka pada Ren
“Beli
apa lagi ya...” Ren mengingat-ingat.
Mayuka
melihat Ren bawaannya banyak jadi ia menunjuk ke tasnya Ren. “
Sini
ku bawakan!”
Ren
langsung memberikan tasnya pada Mayuka “Terima kasih.”
Dibelakangnya
Ninako terus memperhatikan keakraban sepasang kekasih itu. Andau juga terus
memperhatikan ekpresi wajah Ninako.
Mereka
sampai di traffic light dan lampu untuk pejalan kaki menyala hijau. Mayuka dan
Ren buru-buru menyebrang.
Andau
tiba-tiba berjongkok dan membetulkan sepatunya.
“Tunggu
Ninako-chan, tali sepatu ku lepas!” seru Andau.
Ninako
berbalik memperhatikan Andau dan sepatunya.
“Bukankah
Ando tidak menggunakan sepatu yang tidak bertali?” protes heran Ninako sambil
menujuk sepatu Andau.
“Yosh.”
Andau tersenyum kecil karena kebohongannya terbongkar. Ando melihat Mayuka dan
Ren sudah sampai disebrang jalan. Ia lalu melihat pada Ninako lagi dan
mendekati gadis itu.
“Kalau
begitu... Ayo kita melarikan diri!” ajak Ando
“Aku
bilang melarikan diri!” ulang Ando sambil menggandeng tangan Ninako.
“Ren,
belanjaan selanjutnya aku serahkan padamu ya?” teriak Ando pada Ren yang ada
diseberang jalan.
“Ando?”
Ren terbengong tidak sadar apa yang terjadi.
Ando
tidak menunggu jawaban Ren, ia langsung menarik tangan Ninako “Lewat sini!”
Ren
baru tersadar klo Ando membawa lari Ninako. Mayuka menarik tangan Ren.
“Tidak
papa, belanjaannya kan tinggal sedikit lagi!” kata gadis itu
“Begitu
ya?” ucap Ren tidak yakin dan terus memperhatikan kedua temannya yang berlari
di sebrang jalan.
“Iya,
ayo!” kata Mayuka lagi dan menarik tangan Ren untuk melanjutkan belanja. Ren
menurut tapi ia terus menoleh kebelakang kearah Ando dan Ninako yang
menghilang.
Ando
dan Ninako terus berlari sampai mereka sampai di sebuah lapangan yang luas. “Berhenti
disini.” Kata Ando melepaskan pegangan tangannya.
“disini?”
gumam Ninako. Ando duduk dibawah pohon yang rindang untuk mengatur nafasnya.
“Capeknya.”
“Padahal
belanjanya belum selesai.” Gerutu Ninako lagi
“Aku
tidak percaya denganmu!”
“
Soalnya, muka kamu cemberut kayak gitu sih. Aku ngak bisa melihat mu seperti
itu.” Ando memberi alasan.
“Pasti
Miyuka-san tidak mengetahuinya kan, tentang aku menyatakan cinta ke pacarnya. Padahal
aku sangat suka sama Ren-kun tapi... perasaanku ini tidak ada hubungannya
dengan mereka, kan?”
“Padahal
Ninako-chan sendiri yang minta diperlakukan seperti biasa saja, kan?” Tanya Ando.
“Ya,
bener juga sih.”
“Aku
tidak tahu sakitnya perasaan cinta Ninako, sih?”
“Kau
benar. Jadi, aku setengah berterimakasih dengan mu. sesuai dengan yang Ando-kun
katakan. melihat mereka bermesraan memang membuat hatiku sakit. Tapi itu bukan
berarti aku menyalahkan semuanya ke dia. makanya aku setengah berterima kasih
dengan mu. Terima kasih telah membawa ku keluar dari mereka.” Ucap Ninako
sambil tersenyum pada Ando. Cowok itu juga ikut tersenyum lega melihat wajah
Ninako sudah bisa tersenyum lagi.
Pagi
harinya saat Ando sampai diparkiran sepeda sekolah, ia melihat Ren sudah
berdiri disana dan sepertinya memang menunggu dirinya.
“Ada
apa, menunggu ku pagi-pagi begini? Kau... marah tentang kejadian yang kemaren?”
Tanya Ando sambil berjalan melewati Ren.
“Aku
tidak marah. Bukankah menyenangkan untuk memiliki waktu sendiri untuk kami
berdua? Ini semua karena sifat yang kau miliki itu... dengan melibatkan
Kinoshita.” Kata Ren.
Di
Filmnya kurang memperkenalkan siapa Ando itu. Tapi di manga Ando adalah cowok
populer juga dan mempunyai banyak teman wanita yang suka diberi harapan palsu
olehnya. Jadi maksud omongan Ren itu adalah Ren kuatir Ando hanya bermain-main
dengan Ninako dan kuatir akan melukai gadis itu.
Ando
menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Ren dengan tersenyum sinis.
“Apa
yang kau maksud tentang sifat ku?”
“Maksudku...
jika kau bermain-main dengan hatinya, itu sudah pembicaraan yang berbeda.”
“Kau
pikir... Ninako-chan itu siapanya kamu?” kata ando ketus “Kau tidak punya hak
untuk mengatakan ini, dan kau tidak berhak untuk itu...”lanjut Ando dan
langsung pergi.
Saat
pulang sekolah, Ninako berjalan menuruni tangga stasiun dan ia terjatuh. Ninako
bangkit sambil menahan sakit dilututnya yang membentur lantai stasiun.
“Adauh...sakit
sekali.” Gumamnya
“Apa
kamu baik-baik saja?” Tanya sebuah suara.
Ninako
berbalik dan melihat Ren ada disana sedang tersenyum memperhatikannya.
“Ren-kun.”
Seru Ninako terkejut.
Mereka
lalu duduk disebuah kursi sambil menunggu kereta. Ninako teringat kejadian
kemarin “Maaf, telah meninggalkan mu kemaren....”
Ren
tersenyum mengerti “Itu karena Ando kan?Sebenarnya dia anak yang baik-baik,
kok. Tapi jika dia menggangumu, bilang saja sama aku.”
Ninako
tersenyum dan mereka terdiam.
“Oh
iya.” Ninako teringat sesuatu dan ia membuka tasnya, mengambil sebuah bungkusan
dan mengulurkannya pada Ren “Mau cokelat? Ini.”
Ren
mengambil sebuah coklat “Terima kasih.”
Cowok
itu lalu segera memakannya.
Ninako terus memperhatikan Ren yang sedang mengunyah dan membuat Ren jadi heran.
Ninako terus memperhatikan Ren yang sedang mengunyah dan membuat Ren jadi heran.
“Ada
apa?”
“Menurutku
cowok yang sedang makan cokelat itu lucu.” Jawab Ninako tersenyum.
“Kenapa?”
Tanya Ren penasaran
“Misalnya,
ada dua pasangan yang sedang kencan di cafe...memesan kue yang berbeda... kemudian
mereka saling berbagi. Aku sangat menanti-nantikan peristiwa ini.
Tapi
jika aku menjadi salah satu orang itu... pasti akhirnya akulah yang paling
banyak makan. Meskipun dia terkejut... tapi dia tetap tidak berkata apapun dan
kemudian memberikan kuenya untuk ku.” Cerosos Ninako penuh semangat membayangkan
kejadian itu.
Ninako
tersadar klo ia terlalu banyak bicara dan ia jadi malu “ haha… Maaf... apa aku
menakutimu?”
“Tidak,
menurutku itu sangat menarik. Sebelum aku dan Mayuka... aku juga tidak pernah
makan yang manis-manis.” Ucap Ren.
“Benarkah?”
“Karena
tuntukan kerja, dia juga mengontrol asupan yang manis-manis. Dia mungkin juga
berpikir aku tidak suka makan yang manis-manis.”
Wajah
Ninako langsung berubah begitu nama Mayuka disebut dan betapa Ren peduli dengan
diet Mayuka sampai cowok itu membatasi makan-makanan yang manis demi Mayuka.
“Kau
ini pria yang baik ya.”
“Apa?”
Tanya Ren.
Ninako
menggelengkan kepalanya, tidak mau mengulang ucapan tidak pentingnya.
“Boleh
minta lagi?” Tanya Ren.
Ninako
memberikan 1 kotak coklat itu pada Ren. “Ini untuk mu.”
dorama ini bagus sayangg epsnya cuma dikit
BalasHapusini movie bukan drama, aku potong jadi 4 bagian biar ga terlalu panjang tiap post di blognya... thanks sdh mampir baca (^_^)
HapusJ-movie emg kren, thanks sinopsisnya ya,,
BalasHapusTerimakasih atas sinopsisnyaa :)
BalasHapus