Naho menjadi shock dan sedih saat ia membaca di surat
dari masa depannya klo Kakeru akan meninggal.
Di sekolah naho terus memperhatikan kakeru.
Pada saat istirahat seperti biasa naho dan sahabatnya
kumpul di meja naho untuk makan bersama.
“Makan
makan. Apa yang kalian bawa hari ini?” Tanya suwa
“Tidak ada untukmu.”jawab Azusa.
Suwa memperhatikan kakeru yang sedang memasukkan
buku-bukunya ke dalam tas.
“Oh ya kakeru… aku dengar Kau bilang permainan sepak
bolaku baguskan?” ucap Suwa berbangga didepan kakeru. Tapi saat ia melihat
wajah kakeru bingung, suwa memastikan apa yang didengarnya dari naho pada gadis
itu “ benarkan Naho?”
“eihh” naho kaget dan tersipu malu
“Na-ho...” protes kakeru sok galak
“Maaf.” Ucap naho bersalah.
“Jangan katakan
siapapun.” Ucap kakeru tersenyum dan memukul kepala Naho lembut dengan
tangannya.
“Dia memanggilku "Naho” untuk pertama kalinya.”
Batin Naho tersipu malu.
Azusa dan taka-chan langsung berteriak histeris melihat
tingkah kakeru
“Apa itu barusan? Kakeru yang kita lihat barusan
sangat... benarkan kan?”
“Naho, jangan beritahu siapapun.*pok Seperti itu kan? Jangan
katakan itu, dan memegang kepala! Ya ampun~~Jantungku berdebar!” ucap Taka-chan
memperagakan gaya kakeru memukul kepala Naho.
Kakeru berbalik untuk pergi ke kantin sekolah.
“Kau tidak bawa bekal untuk hari ini?” Tanya suwa
“Ibuku tidak memasak.” Jawab kakeru beranjak pergi.
Azusa melihat bekal makan siang naho dan langsung
berteriak heboh “Sangat lezat! Lihat!Naho yang membuat semua makanannya.”
Kakeru berbalik
dan tertarik dengan ucapan azusa. Ia berjalan ke dekat meja naho dan
memperhatikan bekal makan siang yang
dibawa gadis itu.
“Kalau begitu bagaimana jika lain kali kau membuatkan
makanan untukku?”kata kakeru bercanda.
Naho terkejut tapi ia menjawab “Boleh. Aku akan
membawanya besok.”
“Tidak. Aku hanya bercanda.” Sahut kakeru tersenyum. Ia
menoleh pada suwa dan hagita. “Ayo pergi.”
“ Baik!Ayo. Mari makan.” Sahut suwa.
3 cowok itu lalu pergi ke kantin.
Dirumah Naho membaca lagi suratnya.
“Pada akhirnya aku
menghentikan niat membuatkan bekal makan siang untuk kakeru. Jika saat itu aku
membuat makanan untuknya... Apakah aku tak akan menyesalinya? Aku ingin membuat
bekal makan siang untuk Kakeru.”
Pagi-pagi sekali naho bangun dan mulai membuat bekal
makan siang dengan porsi yang lebih besar dari biasanya , mulai hari ini naho
membuatkan untuk kakeru juga.
Naho melihat bento yang sudah jadi itu. Ia tersenyum puas
melihat hasilnya.
“Aku penasaran apa yang Kakeru pikirkan tentang bento
ini? Apakah akan mengganggunya?”
Sampai disekolah naho bertemu kakeru di loker ganti
sepatu. Tapi saat Naho mau memberikan tas berisi bento itu, hagita datang jadi
naho menundanya.
Saat jam istirahat, naho terus memegangi tas bento itu
tapi ia tak punya keberanian memberikannya pada kakeru. Padahal sejak tadi
sebenarnya kakeru memperhatikan naho yang terus memegangi tas bentonya itu.
Pulang sekolah naho menunggu di halaman. Kakeru
melihatnya dan mendekati Naho.
“Ada apa?” Tanya kakeru yang heran melihat naho tidak
langsung pulang.
“Aku menunggu Azusa dan Taka-chan.”
“ oh Begitu.” Kakeru melihat naho yang terus memegangi
tas bento itu. “Kau dari tadi terus memegang tas itu. Coba kulihat.” Ucap
kakeru penasaran dan mau meraih tas yang dipegang naho.
Gadis itu segera menarik tasnya agar tidak bisa diambil
kakeru. Cowok itu kaget dan merasa ia telah ditolak.
“Maaf.” Ucap kakeru bersalah.
Kakeru lalu pergi bermain sepakbola bersama suwa dan
lainnya.
Dari jauh naho terus memperhatikan kakeru. Ia teringat
suratnya kembali saat ia mau melangkah pergi.
“Banyak hal yang
aku sesali 10 tahun dari saat itu yaitu sekarang. Kakeru tidak lagi bersama kami.”
Kakeru dan suwa pulang bersama selesai latihan sepakbola.
“Aku lelah.”keluh suwa pada kakeru
“kau Mau makan?” ajak kakeru.
“Boleh. Di tempat yang biasanya?” Tanya suwa.
“Ayo.”
“Kakeru?” panggil naho.
Kedua menghentikan langkahnya dan melihat Naho berdiri
menunggu mereka.
“Maaf soal tadi.” Kata naho penuh penyesalan lalu ia
berlari pergi.
“Naho...!”panggil kakeru. Naho berbalik memperhatikan
kakeru.
“Ayo pulang bersama.” Ajak kakeru.
Naho ragu tapi kemudian ia mengangguk.
Suwa yang dari tadi memperhatikan keduanya, merasa klo
ada sesuatu antara keduanya yang harus diselesaikan.
Suwa lalu naik ke atas sepeda yang dibawanya “kalau
begitu. Aku duluan. Sampai besok!”pamit suwa.
Naho dan kakeru pergi ke sebuah taman hanya berdua.
“Yang aku lakukan lakukan sekarang...tidak tertulis di
dalam surat.”batin naho
“Naho... Apa yang biasa kau lakukan setelah sampai
dirumah?” Tanya kakeru
“Hmmm... membantu ibuku menyiapkan makan malam. “
“kau hebat.” Puji kakeru
“Bagaimana denganmu?Apa yang biasa kau lakukan setelah
sampai dirumah?” naho balik bertanya.
“Bermain games.“ jawab kakeru
“jadi tempo hari.. saat kau tidak masuk sekolah selama
seminggu... waktu itu... apa Kau bermain games?” Tanya naho
Kakeru tertunduk “hm…”
“tapi kau juga bermain sepak bola kan? Aku tadi melihatmu
dan tampaknya kau sangat menikmati itu!”
Kakeru masih tidak menjawabnya.
“Aku tidak ikut klub apapun” ucap kakeru terliat sedih
“Ibuku meninggal.. Saat upacara masuk
sekolah. Seandainya Aku pulang ke rumah... ...dan tidak hadir saat upacara
pemakaman. Aku janji pada ibu bahwa aku tidak akan ikut klub apapun.”
Kakeru menoleh pada naho dan gadis itu terlihat terkejut
mendengar ceritanya.
“Maaf aku
mengatakan hal aneh.” Ucap kakeru
“Itu tidak aneh. Aku juga... ...maafkan pertanyaanku.”
Hari saat upacara
masuk sekolah... Saat surat itu
mengatakan bahwa seharusnya kami tidak mengajaknya pergi... ...mungkinkah
karena ini?”
“Ayo pulang.” Ajak kakeru melangkah duluan. Naho berjalan
dibelakang kakeru.
“Dan sekali lagi
aku...akan mengulangi penyesalan yang sama.” Batin naho.
“Kakeru!” panggil naho.
Kakeru menoleh ke belakang
“Aku membuat untukmu... bekal makan siang.” Kata naho.
“ Aku sebenarnya ingin memberikannya kepadamu saat jam
istirahat. Aku akan membawakannya lagi besok! tapi... Besok, lusa dan setiap
hari!” lanjut naho
Kakeru sangat terharu menerima bento itu “sebenarnya..
aku sangat mengharapkan... ...bekal makan siang yang kau bawa. Itu sebabnya aku sangat senang!
terima kasih Naho.” Kata kakeru terharu
“Dia hampir menangis. Aku
tidak menyangka bahwa bento yang tadinya tidak ingin aku berikan akan
membuatnya sangat bahagia.”
(SPAM FOTO SENYUM YAMAKEN YAHHH... GOMEN... HEHEHE)
“Senyuman Kakeru akan tertinggal... Bahkan sampai 10 tahun lagi... selamanya...”
(GOMEN SPAM SENYUM YAMAKEN YANG SUPER DUPER TERMANIS INI.. (~_^) HAHA)
10 tahun yang akan datang.
Suwa, Naho, azusa, taka-chan, hagita pergi ke rumah nenek
kakeru.
Nenek mempersilahkan semuanya masuk ke dalam rumah. Ia
juga memberikan album foto kakeru agar bisa dilihat oleh teman-teman SMA kakeru
itu.
Mereka duduk didepan nenek kakeru dengan sedih.
“Sebenarnya... kami
berencana untuk berkunjung kemari lebih awal. Tapi... Setelah kejadian itu… kami tidak saling
bertemu.” Kata suwa membuka percakapan
“Aku selalu bertengkar dengan Suwa... dan juga dengan
Hagita.” Sambung azusa.
“ Itu selalu terjadi sejak dulu.” Sahut hagita dan
membuat mereka sedikit tersenyum.
“Tapi... Ketika Naho melahirkan anaknya... Kami ingin
saling bertemu lagi. Kami belum melakukannya sampai sekarang... dan tentang
Kakeru, kami ingin berbicara jelas tentangnya” kata Taka-chan
“saat itu Kakeru... sedang dalam masalah dan meninggal
setelah itu. Tolong beritahu kami. Apa itu benar-benar... sebuah kecelakaan?”
Naho mulai mengeluarkan pertanyaan yang selama ini
dipendamnya dan sahabatnya. Kematian Kakeru sangat tiba-tiba bagi mereka dan
itu membuat ingin tau kebenarannya.
Nenek kakeru menoleh ke foto kakeru yang ada dimeja altar
sembayang.
“Aku rasa... Ini sudah waktunya aku memberitahu mereka yang
sebenarnya... Kakeru.”
“Kakeru yang berusia 17 tahun saat musim gugur... meninggal dalam sebuah kecelakaan. Kami semua menepati janji kami padanya. Hal yang paling kami sesali adalah... kami tidak bisa menyelamatkan kakeru.”
1 Mei. Satu minggu
berlalu setelah dia mulai bermain sepak bola. Dia mengundurkan diri dari klub sepak bola tempat
dia bergabung. Tidak peduli seberapa mustahil aku ingin Kakeru bergabung lagi
dengan klub. Aku akan melindunginya. Aku benar-benar merasa bahwa dia ingin
bergabung dengan klub sepak bola.
Naho akan masuk ke dalam kelasnya. Di pintu ia bisa
melihat kakeru dan sahabat-sahabatnya berkumpul disana “Kakeru... aku akan menyelamatkanmu”
janji naho didalam hatinya.
“Naho Kau sudah datang.”
"selamat pagi! " sapa naho mendekati tempat sahabatnya berkumpul.
“Semuanya selamat pagi.. “ sapa suwa masuk kedalam kelas.
“dengarkan!Mulai hari ini Kakeru...akhirnya menjadi anggota resmi klub sepak
bola.” teriak Suwa.
Semua langsung bersorak gembira
“Ya ampun! Selamat! “
Naho terkejut karena apa yang terjadi berbeda dengan apa
yang diceritakan di surat dari 10 tahun itu.
“Kenapa? Apa masa depan berubah?”batin naho
Pulang sekolah Naho dan teman-temannya datang ke lapangan
sepakbola untuk melihat kakeru, dan suwa bermain sepakbola bersama teamnya. Naho
melihat kakeru terlihat bahagia saat bermain sepakbola bersama teman klubnya.
Banyak cewek yang datang untuk melihat para cowok bermain dilapangan sepakbola.
Saat bola mengelinding keluar lapangan sepakbola, kakeru
pergi untuk mengambilnya.
Seorang gadis cantik yang ada dipinggiran lapangan segera
mengambilnya dan mengulurkannya pada kakeru.
Kakeru tersenyum menerima bola itu “maafkan kami.” Ucap
kakeru
“kau hebat.Kau datang dari Tokyo” Tanya gadis itu
“ Ya.”
“ Aku juga.
kan?
Begitu Ya. Eh?
“Bukankah mereka Sangat akrab disana?” seorang gadis
berbisik-bisik pada sekelompok temannya.
“bukankah Itu Ueda-senpai?”
“ Benar.”
“2 Mei. Saat jam
istirahat Ueda-senpai akan menyatakan perasaannya pada kakeru. Mereka akan
berpacaran”
Saat Kakeru membeli minuman untuk teman-temannya, gadis
cantik yang ia temui di lapangan sepak bola,
Ueda senpai mencegatnya.
“Aku... menyukaimu, Naruse-kun....“kata gadis itu.
Kakeru kembali ke kelasnya dan membagi-bagikan minuman
pesanan dari tematemannya. Naho memperhatikan Kakeru.
“ Aku melihatnya!Aku melihatnya!” seru azusa
“Kenapa”
“Apa kau mendapat pengakuancinta?” Tanya suwa
Kakeru mengangguk kecil dan masih membagi bagikan
minumannya
Naho dan lainnya
sama terkejutnya
“ Keren sekali! “ puji Azusa dengan bangga karena
sahabatnya dapat pernyataan cinta dari salah satu cewek populer di sekolah, Ueda
senpai.
“kau serius?”
“Luar biasa”
“lalu apa yang akan kau lakukan?” Tanya mereka pada
kakeru
“aku akan memberinya jawabanselepas istirahat” Sahut kakeru
“Hebat!”
“Sial. Kenapa
harus kau? Padahal Aku sudah bertukar kontak dengannya”gerutu hagita cemburu
karena ia sebenarnya juga naksir kakak kelasnya yang cantik itu.
“ kau juga Keren Hagita.“
kata azusa merangkul pundak hagita.
Kakeru mengulurkan minuman pada naho yang sejak tadi
hanya diam mendengarkan percakapan teman-temannya.
“ini”
“kakeru berapa yang harus aku ganti?” Tanya naho
mengambil dompetnya
“Tidak usah, ambil saja, kau selalu membuatkan bekal
makan siang untukku.” sahut kakeru tersenyum.
“Terima kasih.” Kata
naho.
“Apa kau akan menerimanya?”
“apa yang akan kau
lakukan?” cecar suwa cs
“aku masih tidak tahu.” Jawab kakeru
“ Kau masih tidak tahu! Kau selalu begitu itu!” sahut suwa gemas
karena kakeru masih berpikir lama.
Didalam pikirannya Naho tau jawaban apa yang akan
diberikan kakeru pada ueda senpai “Aku yakin dalam surat itu...”
“Pelajaran ke-4, Aku
meminjamkan pensil dan penghapus pada Kakeru karena dia lupa membawa tempat
pensil. Saat dia mengembalikannya aku ingin kau melihat ke dalam bungkus
penghapus. Untuk mengungkapkan
dengan jujur... perasaanku sendiri.”
Apa yang terjadi di surat terjadi di kenyataan. Naho
meminjamkan pensil dan penghapus pada kakeru. Jam pelajaran sudah selesai dan
kakeru mengembalikan pensil dan penghapus itu pada Naho.
“Ini benar-benar membantuku.” Kata kakeru mengulurkan
pensil dan penghapus nahp. Naho menerimanya dan
memeganginya terus.
Kakeru melirik ke Naho, ia ingin tau apakah Naho melihat
pesan yang di selipkannya di pembungkus penghapus itu.
“Naho, waktunya piket.” Seru seorang temannya pada
naho. Gadis itu baru sadar klo ia tugas
piket kebersihan. Naho buru-buru memasukkan pensil dan penghapus itu ke dalam
tasnya dan pergi bersama temannya.
Kakeru melihat Naho yang langsung memasukkan penghapus
itu ke dalam tasnya dengan rasa kecewa..
Naho membantu teman-temannya membersihkan ruangan kelas
dan lorong sekolah. Karena sudah hampir
selesai, naho pamit pada temannya.
Naho masuk kedalam kelas dan langsung melihat
penghapusnya. Ternyata benar disana ada selipan pesan dengan tulisan tangan
kakeru.
kakeru berdiri dan pamit pergi “Sampai jumpa!”
Naho kaget dan jadi gelisah.
“Jika kau melihat
pesan itu... mungkin itu akan mengubah masa depan”( tulisan surat naho 10 tahun
itu)
Naho teringat tulisan disurat itu . Ia sudah
menyadari perasaan cintanya pada kakeru mana mungkin ia rela kakeru
berpacaran dengan ueda senpai..
Naho langsung menyobek bukunya sedikit lalu menulis di
kertas itu. Naho pergi membawa kertas itu ke loker Kakeru. Naho berdiri agak
lama didepan loker itu sebelum akhirnya ia memasukkan pesannya itu ke loker
kakeru.
Naho pergi ke ruang kelasnya lagi. Ia melihat suwa,
hagita azusa dan taka-chan sedang berdiri dekat jendela sambil memandang ke
bawah.
“Oh, masa muda.”
Kata azusa dan taka-chan. Mereka melihat
Naho yang masuk ke kelas.
“Naho! Cepat kesini!” panggil auzsa
“Apa?” Tanya Naho berjalan mendekati kedua sahabatnya
itu.
“Itu Kakeru. Dia dipanggil oleh Ueda-senpai. Mungkin dia
ingin menanyakan jawabannya.” Kata azusa menunjuk ke bawah ke tempat kakeru dan
ueda sedang berbicara.
Naho berdebar meliat keduanya sedang berbicara.
Ueda terlihat meninggalkan kakeru dengan tersenyum
senang.
“Kakeru! Bagaimana?!” teriak azusa .
Kakeru menoleh ke atas ke teman-temannya yang ada
dijendela kelasnya.. kakeru mengangkat
tangannya ke atas kepala dan membentuk
lingkaran tanda ‘oke’.
Azusa dan Taka-chan berteriak girang “selamat ya”
Naho shock dan berjalan lemas ke kursinya. Semua tidak
menyadari kecuali Suwa yang memperhatikan perubahan sikap naho itu.
Naho pulang ke rumahnya dan didalam kamarnya nahopun
menangis sedih.
“Maafkan aku...Diriku di masa depan. Aku
tidak bisa menghapus satu penyesalanmu. Maafkan aku.”
Kakeru selesai dengan aktifitas klubnya dan ia akan
pulang. Saat ia akan membuka lokernya ia terkejut melihat selipan kertas ada
disana. Kakeru membukanya dan melihat tulisan naho itu “Jangan”
Kakeru terdiam membeku melihat pesan naho itu. Pesan yang
terlambat ia baca.
Esok harinya naho dan kakeru bertemu di loker. Kakeru
melirik Naho dengan sedih.
“Pagi”.
“Pagi.”
Kakeru bingung menjelaskan apa yang sudah terjadi.
Tentang pertanyaannya di penghapus naho dan jawaban Naho.
“Kau tahu...” belum selesai kakeru menyelesaikan
kalimatnya naho sudah memotong ucapannya.
“Oh, ya.. hari ini aku tidak membuatkan bekal makan siang
untukmu. Karena Jika aku membuatnya, itu berarti aku tidak sopan pada senpai.”
Kata Naho
“Kakeru! Selamat pagi.” Ueda datang dan langsung memegang
tangan kakeru untuk melihat ke arahnya.
“Apa kau sudah membaca pesan ku?” Tanya ueda sambil
menarik tangan Kakeru untuk pergi dari sana. Kakeru menoleh sekilas pada naho
sebelum ia mengikuti langkah ueda,
“pesan?”Tanya kakeru
“Aku mengirim pesan padamu, tapi kau tidak membalasnya,
jadi aku penasaran apa yang terjadi padamu.”
“Maaf, aku tidak membacanya” jawab kakeru.
Naho melihat mereka berdua . di belakangnya suwa juga
memperhatikan pasangan baru itu dan memperhatikan Naho yang terlihat sangat
sedih itu.
“tolong. Saat
Kakeru memanggilmu, aku harap kau menjawabnya. Kau seharusnya tidak hanya
menunggu. Aku ingin kau mengungkapkannya dengan suaramu sendiri. “
Sejak kejadian itu Naho menghindar bertemu langsung
kakeru. Bahkan saat pandangan mata mereka bertemu, Naho buru-buru memalingkan
wajahnya.
Sebenarnya beberapa kali kakeru mau memanggil naho tapi
gadis itu terlihat memang menghindari dirinya.
Naho sedang duduk dikursinya dan melihat di luar kelas,
kakeru sedang berbicara dengan suwa dan teman-teman cowok lainnya. Naho bangkit
berdiri untuk pergi ke tempat kakeru. Tapi saat ia akan melangkah ke sana, ueda
senpai datang menghampiri kakeru.
“Hei, Kakeru! kau tahu? Temanku dari Tokyo akan datang, jadi
maukah kau pulang bersamaku?” Tanya ueda”
“Ya.” Sahut kakeru.
“Benarkah? Pakah tidak ada yang harus kau lakukan?” Tanya ueda memastikan
lagi
“ Tidak. Kenapa kau bertanya?”
“Aku hanya ingin kau ikut denganku.”
Naho kembali duduk dikursinya. Dari jauh kedua sahabatnya
terus memperhatikan Naho. Mereka baru tersadar ada sesuatu yang berubah dari
Naho sejak kakeru berpacaran dengan Ueda-senpai.
Saat pulang sekolah hujan turun sangat deras dan membuat naho berteduh di sekolah dulu. Naho melihat Kakeru dan Ueda senpai pulang bersama dengan memakai 1 payung. Mereka terlihat sangat akrab dan romantis, membuat naho menjadi semakin patah hati.
Esok harinya saat naho berjalan di halaman sekolah ia
melihat kakeru sedang duduk sendirian. Sepertinya kakeru memang sengaja
menunggu Naho jadi saat ia melihat Naho ia langsung berdiri.
“Naho.” Panggil kakeru yang berjalan mendekati naho
dengan langkah lebar. Tapi saat ia melihat ekpresi wajah Naho, ia merasa Naho
akan menghindarinya lagi jadi Kakeru menghentikan langkahnya dan berdiri agak
jauh dari gadis itu.
“Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.” Ucap kakeru.
Tepat saat itu Ueda senpai sedang turun dari tangga dan
melihat Kakeru yang sedang berbicara dengan Naho. Posisi naho yang menghadap
kea rah anak tangga langsung menyadari ueda senpai. Naho buru-buru berbalik dan
pergi meninggalkan kakeru.
Kakaeru tidak melihat Ueda dibelakangnya jadi ia hanya
tau klo naho memang sengaja menghindarinya. Ueda menatap keduanya dengan curiga.
Pulang sekolah kakeru ragu menyapa naho. Ia melirik gadis
itu.
“Sampai besok.” Pamit kakeru pelan dan pergi keluar
kelas.
“Aku ingin kau memanggilnya
dengan suaramu.” Naho teringat surat itu lagi
Naho bangkit berdiri dan berlari keluar kelas mengejar kakeru.
“kakeru” teriak naho.
Tepat saat itu Ueda senpai juga berlari mengejar kakeru.
Tubuh ueda menabrak Naho dan membuat gadis itu terjatuh ke lantai.
Kakeru menoleh dan melihat Naho yang terjatuh ke lantai.
Kakeru segera berlari mendekati naho. Ia berjongkok didepan naho dengan
khawatir.
Ueda-senpai terkejut melihat kakeru begitu mengkhawatirkan
naho dan tidak bertanya keadaan dirinya.
“Kau baik-baik saja?Apa kau terluka?” Tanya kakeru panic
melihat keadaan naho.
“Dia yang menabrakku!” kata Ueda pada kakeru. “apa kau
tidak bisa lihat?” kata Ueda-senpai dengan ketus pada Naho.
Kakeru terkejut, ueda
berbicara kasar pada Naho
“Kau tidak harus berbicara padanya seperti itu!” ucap kakeru
Ueda tidak terima kekasihnya justru membela Naho “Kenapa
kau marah denganku? Gadis ini yang menabrakku!”
Azusa dan Taka datang melihat Naho yang terjatuh itu.
Naho berdiri dan meminta maaf pada ueda.
“Maafkan aku.permisi.” naho berlari pergi.
Suwa, Azusa dan Taka-chan mengejar Naho yang berlari
melewatinya itu.
“Naho!Jangan lari. Jika kau lari, maka kau tidak bisa
bicara dengan Kakeru, kan?” ucap suwa.
“Tapi... Kakeru sudah punya Ueda-senpai...” jawab naho
“Aku rasa tidak masalah untuk berbicara padanya.Kalian
teman, kan?Ini sedikit mengganggu, dia jarang ikut latihan sepak bola.Dia tidak
bisa berkonsentrasi saat latihan. Banyak hal yang ingin dia bicarakan, tapi... dia
tidak tahu bagaimana caranya untuk bicara padamu.”
“Kakeru kesulitan?” Tanya naho
Suwa, Azusa dan taka mengangguk pelan. Sebagai sahabat
mereka menyadari ada sesuatu antara kedua sahabat mereka itu. Kesalahpahaman
yang memang harus dibicarakan oleh keduanya.
Naho berlari mencari kakeru ke tempat yang biasanya
kakeru berada tapi ia tidak menemukan cowok itu.
“Aku tak boleh
melarikan diri dari kakeru. Aku seharusnya menyesali ini. Untuk diriku 10 tahun
yang akan datang..Aku seharusnya bicara banyak hal dengan Kakeru... “
Naho terus berlari ke halaman sekolah dan ia melihat
kakeru sedang berjalan pulang “Sekarang,
Kakeru ada disana.Aku harus berbicara menggunakan suaraku sampai dia bisa
mendengarnya.”
“Kakeru!” teriak naho memanggil kakeru.
Kakeru menghentikan langkahnya dan melihat naho yang
berlari ke arahnya.
Mereka lalu duduk berdua dihalaman sekolah.
“Aku berpikir... untuk putus dengannya.” Ucap kakeru
pelan. “Ueda-senpai... Awalnya kupikir dia
pribadi yang luar biasa tapi aku sepertinya aku salah.”
“Tapi... Kalian berdua baru sebentar berpacaran... Kalian
seharusnya saling mengenal---“
“ ‘Jangan’ Bukankah itu kau yang
menulisnya?” kata kakeru
Naho terdiam malu. Kakeru tersenyum.
“Terlebih...Ada seseorang...yang lebih aku sukai daripada
Ueda-senpai.” Ucap kakeru pelan.
Naho terkejut dan penasaran “Siapa dia?”
Kakeru tersenyum misterius “itu rahasia.”
“Jangan lari!” seru
naho.
Tapi kakeru berbalik, melambaikan tangan dan tersenyum
pada Naho.
Gadis itu pun tersenyum senang karena hubungan
persahabatannya sudah baik lagi dengan kakeru..
Jika penjelajah waktu menjadi mungkin, apa pendapat
kalian?” Tanya Nakano-sensei pada murid-muridnya..
“Saat pelajaran
kimia, nakano-sensei mengatakan sesuatu pada kami.tentang penjelajahan waktu.”
Semua murid diam, bingung dengan pertanyaan gurunya.
“seandainya kalian melakukan perjalanan waktu ke dunia
masa lalu dan kalian membunuh orangtua kalian sendiri. Apa yang akan terjadi?”
Tanya pak guru lagi.
“jika orang tua tidak ada, maka kita tidak akan lahir
kan?” jawab seorang murid perempuan.
“tapi jika saat itu kita sendiri menghilang, maka diri
kita yang membunuh orang tua sendiri tidak aka nada kan?” kata murid laki-laki
disebelahnya
“Oh, benar. aku mengerti...” kata murid lainnya
“Ini sangat rumit”
Pikirkan lebih serius” kata pak guru mendengar ucapan
murid-muridnya.
“untuk saat ini, kita masih belum menemukan kemungkinan
melakukan perjalanan waktu.tapi ada teori yang mungkin tidak masuk akal, tapi
mungkin saja terjadi.” Pak guru menggambar semua garis lurus lalu member titik
di tengah haris lurus itu. “jika seandainya waktu berlalu dan pada satu titik
waktu terjadi sesuatu, disini dimensi baru akan terbentuk.” Pak guru membuat
garis baru di bawah garis lurus itu.
“dunia sebelumnya akan menyimpang dan akan muncul dunia
baru.inilah yang kita sebut “dunia parallel””
Suwa dan Naho terlihat sangat serius mendengarkan
penjelasan pak guru.
“dunia pararel” gumam Naho.
“didunia baru ini dimana terjadi perubahan tidak akan
pernah berpengaruh pada lintasan waktu yang asli. Jadi seandainya pun
perjalanan waktu nyata, itu seharusnya menjadi bukti dunia parallel. “
Hagita berdiri dan bertanya “ sensei, jadi jika kita
melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, apa pun cara untuk merubah keadaan dan
membuat dunia baru , pada akhirnya tetap tidak akan mengubah situasi yang
sedang terjadi kan?”
“itu benar. “ jawab pak guru.
Naho terkejut mendengar penjelasan itu. Ia langsung
menoleh pada kakeru yang duduk di agak depan. “jadi meski seandainya aku
menyelamatkan kakeru. Diriku dimasa depan yang memberikan surat ini, dunianya
tidak akan berubah. penyesalan diriku dimasa depan tidak akan menghilang” Batin
naho.
Pelajaran sudah selesai dan Naho masih tertinggal didalam
kelas. Naho membuka lagi suratnya.
“Festival Kebudayaan. Terakhir kalinya aku melihat
pertunjukan kembang api bersamanya…
adalah saat aku dan Kakeru berada di kolam renang, dan
melihat ke atas langit.Setidaknya hanya kenangan itu...Biarkan itu tetap ada”
“Naho...” panggil kakeru yang berdiri didepan papan tulis
“Jika kau memilih antara masa depan dan masa lalu... apa yang kau pilih?”
Naho terdiam berpikir. “masa depan mungkin?”
Kakeru menoleh ke Naho.
“aku ingin tahu seperti apa masa depan..Apa aku akan
berubah?”
Naho penasaran kenapa Kakeru bertanya seperti itu. Wajah kakeru
juga terlihat sedih dan banyak pikiran.
“Bagaimana denganmu?” Tanya naho berjalan mendekati
kakeru.
“Masa lalu” jawab kakeru. “Aku ingin menghapus
penyesalanku.” Kakeru termenung
“menghapus penyesala…. Apakah itu?”
Kakeru terdiam. Saat ia menoleh ia sudah memasang sebuah
senyuman dibibirnya. “Selanjutnya pelajaran apa?” Tanya kakeru menghindari pembicaraan sambil
berjalan keluar ruangan.
Naho melihat punggung kakeru yang berjalan pergi.
“kakeru” panggil naho
Kakeru berhenti dan
memperhatikan Naho.
“ano..di festival budaya nanti… untuk yang terakhir
kalinya… Kembang api” Naho gugup dan
malu menyampaikan ucapannya. Naho tau kata-katanya tidak jelas jadi ia
mengulangnya “Di hari terakhir akan ada pertunjukan kembang api... Ayo kita melihatnya
bersama-sama”
Kakeru tersenyum “Ayo, dengan yang lain juga.”
“bukan itu! Hanya kita berdua” sahut Naho cepat
Kakeru terkejut dengan ajakan Naho melihat kembang api
berdua dengannya itu tapi kemudian dia tersenyum bahagia.
Bersambung Part 3