Terasaka
Rita sedang berdiri di atas jembatan penyebrangan.Ia mengarahkan kamera
handphonenya ke atas langit. Seperti biasanya ia hanya ingin mengabadikan
pemandangan atau orang-orang disekitarnya.
“Hei,
apakah ada UFO?” Tanya seseorang
“UFO?”Rita
bingung dengan pertanyaan itu.Ia berbalik dan kaget saat melihat di belakangnya
sudah ada beberapa orang yang ikut memperhatikan ke arah kamera Rita.
Mereka
ternyata penasaran apakah Rita sudah melihat UFO karena mengambil foto ke
langit cukup lama.
Rita
yang tidak nyaman berada di lingkungan rame langsung pergi meninggalkan tempat
itu.
“Dia adalah Terasaka
Rita.Dia adalah "Hero" dalam cerita ini, mungkin.Dia tak memiliki
kepercayaan diri dengan pandangan orang lain tentang dirinya.Pria kesepian yang
menyukai diri sendiri.Padahal sebenarnya dia adalah tipe pria yang cool/keren.”(Hatori)
Rita
berjalan di halaman menuju sekolahnya.Disekelilingnya banyak siswa siswi yang
juga berjalan ke sekolah.Beberapa Siswi yang ada disekitar Rita diam-diam
memandang kagum pada Rita.
“Terasaka,
selamat pagi!” sapa 2 orang gadis pada Rita
“Pagi!”
sahut Rita
Kedua
gadis langsung tersenyum senang begitu Rita menjawabnya.
“....yang sebenarnya
disayangkan.Tapi, Rita tak sedikitpun tertarik pada pandangan orang itu. Tapi disini,
dia memerankan karakter jahat.Dan disini mereka (siswa-siswi yang lewat
disekeliling Rita) mereka hanya memainkan peran numpang lewat.” Hatori
Hatori
dari jauh didepan Rita sudah menunggu cowok itu sampai ditempatnya berdiri.
“Kau tanya apa peran yang
ku mainkan disini?MATSUZAKI HATORI[HEROIN/Tokoh Utama wanita]”
“Rita
!”Teriak Hatori sambil meloncat agar bisa di lihat Rita diantara kerumunan
murid dan melambaikan tangannya.
“Hei.”
Sahut Rita tersenyum
“Aku, Matsuzaki
Hatori, heroin yang mulai saat ini akan
menjadi pasangan Rita.”
“Tunggu,
Rita!” Hatori langsung berlari menuju
Rita dengan cepat namun ia menabrak seseorang yang berjalan ke arahnya, Hatoripun
terjatuh dan Rita mendekatinya, bukannya menolong Hatori, Rita malah cuma
mengambil fotonya Hatori yang terjatuh dan langsung pergi begitu saja.
Hatori
segera bangun dan mengejar Rita.Tangannya melingkar dilengan Rita yang
tersenyum melihatnya.Mereka berjalan bergandengan.
“Jika
Rita adalah Hero (baca Tokoh Utama Pria) dari cerita ini, maka tak ada selain
aku yang cocok menjadi Heroin (baca: Tokoh Utama Wanita). Kaliantanya
kenapa?Karena kami adalah teman sejak kecil.Lebih dari yang lain, aku selalu
disampingnya, melihatnya sejak saat itu.Benar.Sejak hari itu...”
Flashback
ke masa kecil Hatori dan Rita.
Beberapa
anak kecil laki-laki mengerumuni Rita kecil.
“Apa
benar ibumu lari dari rumah?” Tanya seorang anak pada Rita disambung dengan
anak laki kecil lainnya
“Dengan
pria tua lagi.”
“Luar
biasa! “
“Seperti
drama saja!”
Mereka
menertawakan Rita yang tertunduk dengan sedih dan malu.Dari jauh hatori melihat
dan kasihan pada Rita.
Rita
teringat kejadian saat ia mencoba mencegah ibunya pergi dengan pria tua itu.
Tapi ibunya melepaskan tangan Rita kecil agar ia bisa pergi dengan pria tua
itu.
“Pria
tua~!!”
“Pria
tua~!!”
Cemooh
teman-teman Rita.
Kesabaran
Rita jadi habis.Ia jadi kesal dan bangun dari kursinya menatap teman-temannya
dengan marah.
“Kau
marah?Kau marah, 'kan? “
“Dia
marah!”
Rita
membenturkan kepalanya dengan kepala seorang anak laki-laki didepannya.Lalu
Rita mengambil kursi dan mengangkatnya mau dilempar ke temannya itu.Temannya
langsung berlari keluar kelas dengan ketakutan.
“Guru!Panggil
guru!” seru mereka ketakutan.
Rita
masih mengangkat kursi itu dan berjalan mengejar mereka tapi tiba-tiba hatori
berdiri didepan Rita.
“Berhenti
Rita.Biarkan mereka.Mereka tidak pantas dilayani.”Ucap Hatori kecil menghalangi
Rita.
Rita
kecil menurut dan meletakkan kursi yang diangkatnya tadi.
“Kenapa
aku sesemangat ini?Karena ketika itu, aku sangat terpengaruh oleh Yankumi dari
Drama serial GOKUSEN.Rita. Dengar baik-baik.Tak peduli apapun, aku akan selalu
berada di sampingmu.” Ucap Hatori dengan gagahnya.
Rita
yang tadi marah berlahan-lahan wajahnya jadi lebih tenang dan tersenyum kecil.
Mereka
pulang bersama dan saat dijembatan penyebrangan mereka berhenti dan menunggu sunset.
Tangan
Hatori terulur dan mengelus lembut kepala Rita.Anak laki-laki kecil itu menoleh
pada Hatori.
“Kami
berdua hanya teman sekelas.Tapi mulai hari itu, benih cinta mulai muncul.Saat
itu, aku selalu menginginkan seseorang yang melindungiku.Hal itu berubah
menjadi perasaan ingin melindungi Rita.Dan, seiring bertambahnya usia kami. Aku
sadar perasaan itu...berubah menjadi cinta.”
Sampai
mereka dewasa mereka berdua sering meluangkan waktu saat pulang sekolah ke
jembatan penyebrangan itu dan mereka akan melihat sunset berdua.
“Bagaimana?Bukankah
kau merasa itu adalah "Cinta sejati?" ungkap hatori bercerita pada
nakajima sahabatnya saat mereka makan siang bersama.
“Lalu,
kenapa tak kau nyatakan saja perasaanmu?” sahut Nakajima kesal karena Hatori
hanya bisa bercerita padanya tanpa ada niat untuk menyatakan perasaannya.
“Aku
tak mengerti soal "Cinta sejati," tapi jika percaya diri, kenapa
tak nyatakan perasaanmu dan berkencanlah dengannya?” lanjut nakajima saat
melihat hatori masih diam saja.
“Kau
sungguh bodoh, Nakajima.Kebalikannya, ini masalah perasaan.Kau sama sekali tak
mengerti teoriku.Hingga tokoh utama pria menyadari " Cinta sejati..."Heroin
tidak boleh goyah.Itulah jalan seharusnya!” jawab Hatori
“Teruslah
bicara seperti itu dan jika dia menjadi milik seseorang, kau akan menyesal.
Aku
tak akan peduli.” Ucap Nakajima kesal.
“Oh,
serius?Penasaran ya?”goda hatori yang geli melihat sahabatnya jadi kesal
sendiri itu.
Tiba-tiba
suara barang jatuh mengagetkan semua yang sedang makan di kantin.Mereka menoleh
ke arah suara keributan itu.
Hatori
melihat ada seorang gadis yang terkenal tertutup sedang di ganggu oleh 2 orang
siswa yang terkenal nakal.Makanan yang sedang dimakan gadis itu dijatuhkan ke
lantai oleh mereka.
“Adachi-san.
Kami minta maaf sekali.” Seru cowok itu tanpa ada penyesalan sama sekali.
“Bukankah
dia dari kelas kita?” tanya hatori pada Nakajima
“Saat
ingin merokok, mereka akan mengganggu dia.” Jawab nakajima
“Tidak
mungkin!” seru hatori tak percaya.
Seorang
cowok yang mengganggu Adachi menaruh kertas kedalam mangkuk gadis itu.
”
Ayolah, Adachi-san.Cepat makan itu!Nanti dingin.”
“Ayo
Adachi!!Hei, Adachi!!!” teriak kedua cowok itu.
Hatori
kesal dan marah.Ia memukul meja dan bangkit berdiri untuk berteriak “Kalian,
hentikan!” tapi ternyata nyali hatori tidak seberani itu. suara teriakan tadi
hanya suara bisikan saja jadi yang bisa mendengar hanya dia dan Nakajima saja..
“Jika
ingin teriak, keluarkan suaramu.” Protes nakajima melihat tingkah Hatori yang
mau marah tapi suaranya pelan seperti berbisik itu.
“Hei,
cepat!Makan itu! Adachi!” perintah 2 cowok itu pada Adachi.Gadis berkacamata
itu hanya diam ketakutan, tak berani melawan.
“Konyol
sekali.” Sebuah suara menngagetkan 2 cowok jahat tadi.
Mereka
berbalik dan meilhat Rita berdiri didepannya. “Kau bilang apa?”
Rita
berjalan melewati 2 cowok itu dan duduk dikursi depan adachi “Konyol sekali.Apa
kalian bocah? Bo~doh, aku bilang begitu.”
“Brengsek,
kau!” teriak 2 cowok itu dan bersiap mau memukul Rita.Tapi dari arah belakang
mereka, sebuah tangan mencengkram krah maju mereka.
“Kalian
mengganggu.Aku menginginkan ketenangan hari ini.Mengerti!” ucap sebuah suara
dengan suara galak.Kedua cowok itu ketakutan mengenali suara orang yang paling
ditakuti di kantin sekolah mereka itu.Bapak Penjaga kantin itu lalu membawa
kedua cowok itu keluar kantin sekolah.
“Kau
lihat itu?Rita keren sekali, 'kan?” ucap Hatori menatap kagum Rita.
“Yang
menyelamatkannya adalah bapak itu!bapak itu!” seru Nakajima tidak terima.
“Dulu,
dia tak akan pernah meninggalkan tipe gadis membosankan yang terlibat masalah
sendirian!Dia sangat baik, 'kan?” bela hatori
“Aku
tak mengerti arah pembicaraanmu.” Sahut nakajima
Hatori
melihat ke Rita yang duduk didepan adachi.
“Mau?”
tanya Rita menawarkan udang tepung yang dibelinya.
“Jangan
bicara...pada seseorang seperti..” sahut Adachi tapi sepertinya Rita tak
menghiraukan ucapan adachi. Ia menaruh udang tepung ke piring adachi.
“Ku
berikan tomat untukmu” kata Rita sambil memberikannya pada adachi
“Aku
tak suka. Tidak.” Tolak Adachi
“
Tapi, aku tak mau berbagi daging, oke?” kata Rita menutup daging dengan
tangannya
“Bukan
itu.Reputasimu akan hancur jika bersama denganku.” Sahut Adachi
‘Bodoh
sekali.Aku tak peduli pandangan orang padamu.” Jawab Rita cuek sambil
meneruskan makan siangnya.
Adachi
menatap Rita kagum. Merasa terus diperhatikan Adachi, cowok itu melihat adachi
sekilas. “Ada naruto di bajumu...” godanya saat ia melihat ada gambar naruta di
saku jaket Adachi.
“Bukankah
suasana mereka terlihat baik?kau tak keberatan?” kata Nakajima pada Hatori
setelah melihat Rita berbicara dengan Adachi padahal biasanya Rita orangnya
susah bergaul.
Hatori
menoleh ke tempat Rita.
“Bukan
masalah, 'kan?” ucapnya meniru suara sesorang.
“Kau
meniru siapa?” kata nakajima
“bisa
dipahami, gadis itu berperan sebagai karakter pendukung, 'kan? Seperti yang si
kacamata Rokkaku Seiji katakan, heroin tidak pernah kalah! Pada akhirnya, yang
akan menang adalah...AKU!” ucap Hatori percaya diri.
Tapi
beberapa hari kemudian betapa terkejutnya Hatori saat tiba-tiba Rita
memberitahunya
“ jadi aku putuskan untuk berpacaran dengan
Adachi-san” ucap Rita.
Hatori
terkejut “Ke-kenapa?”
“Dia
menyatakan perasaannya padaku. Dan dia sepertinya orang yang baik.” Jawab Rita
“Rokkaku
Seiji sialan.” Gerutu Hatori pelan.
“Ayo
pulang.” Pamit Rita
“Hei,
aku tahu! Yang itu, 'kan? Seorang gadis biasa menempel padamu, jadi kau tak
bisa menolaknya. Ya, aku ingat! Jika ada gadis yang putus asa kau selalu ingin
mendukung mereka! Sungguh orang baik!” ucap hatori mencoba menganalisa
keputusan Rita yang tiba-tiba berpacaran dengan Adachi.
“Aku
sama sekali tak mengerti apa maksud perkataanmu.” Sahut Rita bingung dengan
ucapan Hatori. Ia lalu pergi.
“Hei,
tunggu! Rita!! Hei, Rita, ayolah...” Hatori mengejar Rita sampai di loker Rita.
Rita
membuka lokernya dan betapa terkejutnya ia saat sampah tiba-tiba berjatuhan
dari lokernya.
“Apa
ini?”
“Wah?”
2
orang cowok yang pernah mengganggu adachi muncul didepan mereka.
“Apa
yang terjadi? Lokermu penuh sampah.BOHUHUHUHUHU!”
Rita
dan Hatori langsung tau klo mereka berdualah yang pasti sudah menaruh sampah
itu diloker Rita
“Dasar
sampah!” teriak Hatori pada cowok itu. Kedua cowok itu melotot pada Hatori dan
gadis itu langsung ketakutan. “Maaf.”
“Jangan
pedulikan mereka.” Kata Rita pada Hatori.
“Apa
kau takut?” Tanya salah satu cowok.
Rita
diam dan menatap santai pada mereka.
Melihat
keberanian Rita melihat mereka, salah satu cowok itu mendekati Rita “Apa kau
tidak takut?”
Hatori
sangat ketakutan melihat Rita diintimidasi 2 cowok itu tapi ia tak bisa berbuat
apa-apa.
Tiba-tiba
ada sebuah tendangan yang berhasil membuat kedua cowok itu terjatuh. Ternyata
adachi yang telah menendang kedua cowok itu dengan beraninya.
“Aww!
Aww!!! Hei, jelek---“ teriak 2 cowok itu.
Adachi
menatap keduanya dengan marah “Jika ingin memukulku, Silahkan saja. Tapi, jika
kalian menyerang Terasaka-kun, kalian tak akan ku ampuni.” Seru Adachi.
Hatori
dan Rita terperangah melihat keberanian Adachi yang biasanya pendiam itu.
Lalu
ada murid lain berteriak memberitahu klo ada pertengkaran di loker. Dan Bapak
penjaga kantin sekolah langsung datang untuk melihat. Kedua cowok itu langsung
melarikan diri.
“Itu
tadi membantu sekali, 'kan? Aku takut sekali.” Ucap Hatori melihat kedua cowok
yang dikejar bapak penjaga kantin. Saat tidak mendengar suara dari Rita, hatori
menoleh pada cowok itu.
Ia
melihat Rita sedang memperhatikan adachi yang gemetar.
Adachi
terduduk lemas saat keberaniannya yang tadi ditunjukkannya lenyap.
“Aku
sangat takut” ucap Adachi
“Bodoh.Apa
yang kau lakukan?” ucap Rita.
.
“Tubuhku...
bergerak sendiri.” Ucap Adachi
“Jangan
ceroboh.Itu akan menyusahkan.” Kata Rita khawatir pada Adachi.
Adachi
menengadah melihat Rita yang mengkhawatirkannya itu.
“
Ya, aku tahu.” Ucap Adachi tersenyum.
Rita
juga ikut tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk membantu Adachi berdiri.
Dari
Jauh Hatori melihatnya dengan tatapan mata berkaca-kaca.
“eh..
apa ini… Adachi-san adalah karakter pembantu tapi tadi dia menonjol. Tapi, Adachi-san
saat ini terlihat seperti... heroin yang lebih baik.” Suara hati hatori
Rita
melihat ke Hatori yang mematung memperhatikannya “Maaf... Hari ini, aku akan
pulang bersama Adachi-san.”
Tanpa
menunggu jawaban dari hatori keduanya lalu pergi keluar ruangan loker sekolah.
Hatori
berlari dibelakang mereka.
“Adachi-san
adalah heroinnya Rita? Lalu... aku yang selalu menunggu dan
tak
pernah melakukan apapun. Siapa aku? Aku heroin yang gagal. HEROINE SHIKKAKU/ Heroin
yang Gagal”
Hatori
pergi ke kantin sekolah bersama dengan Nakajima.
“Master.
Tambah lagi.” Minta Hatori mengulurkan gelas alkoholnya yang sudah hampir habis
pada Bapak kantin. Khayalan Hatori sedang berada di café dan minum alcohol
padahal tidak.
“Salahmu
sendiri” gerutu nakajima
Hatori
menangis dramatis dipelukan sahabatnya itu “NA-KA-JI-MA!Aku minum alkohol
karena tak tahan lagi dengan semua ini! Seminggu ini.... aku diabaikan!”
Hatori
teringat kejadian seminggu sejak Rita jadian dengan Adachi, cowok itu
mengabaikannya. Rita lebih sering melakukan aktifitas apapun bersama Adachi.
Hatori
melihat Rita yang sedang diperpustakaan melepas kacamata yang selalu dipakai
Adachi.
“Ternyata
kau manis juga.” Puji Rita pada Adachi dan membuat mata Hatori terbelalak
mendengar pujian Rita itu. “Seperti ini lebih baik.” Lanjut Rita.
Adachi
tersipu malu dipuji Rita.
Hatori
menirukan gaya malu-malu Adachi pada Nakajima.
“Tidak!Pencuri
sialan itu! Dia akan membayarnya!!!” kata Hatori
“Sejak
awal dia bukan milikmu.” Omel nakajima
Bapak
kantin sekolah memberikan minuman pada hatori “Minum dan lupakanlah.”
Hatori
meminumnya lalu merebahkan kepalanya di meja.
“Ini kejam sekali! Adachi itu, dasar menyebalkan!” seru Hatori sambil memukul-mukulkan tangannya di meja.
“Ini kejam sekali! Adachi itu, dasar menyebalkan!” seru Hatori sambil memukul-mukulkan tangannya di meja.
“Kau
tahu? Dengar baik-baik.Adachi mengakui perasaanya dalam audisi resmi.Dia secara
jujur menjadi heroin Terasaka.” Omel Nakajima.
“Lalu,
bagaimana dengan aku?” bantah Hatori
Khayalan
Hatori dan Nakajima, mereka ada disebuah panggung pertunjukkan dan Adachi terpilih
sebagai pemain utamanya tapi Hatori protes pada nakajima yang jadi juri.
“Kau
tidak pernah ikut audisi! Jangan salah paham soal alasan kenapa kau tidak jadi
heroin! Untuk bocah yang tidak naik ke panggung...Kau lebih rendah dari
karakter pendukung! Peranmu sebagai heroin Terasaka sudah berakhir. Karena itu
kau juga...
harus
menemukan hubungan baru dimana kau adalah heroinnya.”
Nakajima
dan juri yang lain bersiap-siap pergi tapi tiba-tiba Hatori naik ke atas
panggung.
“Berhenti
dengan lelucon konyol.Kau sungguh bodoh, Nakajima-san.Jika dia menginginkan
posisi heroin milikku, maka aku hanya harus mencurinya kembali! Jika Adachi-san
mengambil alih peran heroin yang baik maka, aku akan berjuang menjadi heroin
iblis!” Hatori tertawa menirukan tertawa orang jahat.
Khayalan
hatori hilang dan ia kembali berada dikantin sekolah. Hatori baru sadar klo ia tertawa licik sangat
keras sehingga semua memperhatikannya. Hatori malu dan segera berlari tapi ia
menabrak seseorang didepannya. Mukanya membentur tubuh seorang cowok dengan
kerasnya.
“Apa
wajahmu, tak apa-apa?” Tanya seorang cowok ganteng sambil membungkuk.
Hatori
menoleh dan memperhatikan cowok itu. Hatori kaget melihat wajah cowok yang ada
didepannya.
“Apa
ini? Ada apa dengan pria super ganteng ini?” batin hatori. Ia tersadar
kekagumannya itu dan segera berlari pergi.
Hatori
pergi ke perpustakaan sekolah. Ia melihat ada Adachi disana. Hatori mendekati
Adachi dan langsung duduk dikursi sebelah Adachi.
Cewek
itu menoleh dan melihat hatori.
“Boleh
aku duduk disini?” kata hatori sok cuek.
Adachi
tersenyum dan menganggukkan kepalanya ramah.
“Untuk apa kau
bersikap sok baik? Hanya karena kau jadi sedikit lebih manis?” batin hatori
“Kau
berhenti memakai kacamata padahal (kacamata) terlihat sangat cocok untukmu.”
bohong Hatori
“Benarkah?”
“Aku
yakin sekali kau terlihat lebih cocok dengan kacamata.” Kata hatori meyakinkan
Adachi.
“Tapi,
begini tak masalah. Karena Terasaka-kun bilang aku terlihat jauh lebih baik seperti
ini.” Jawab Adachi kalem.
Hatori
jadi emosi mendengarnya.
Dimeja
lain nakajima dan seorang guru menjadi MC untuk Hatori dan Adachi (khayalan
saja)
“Jadi,
sudah dimulai! Pertarungan cinta antara heroin sebelumnya dan heroin saat ini.
Pertandingan
ini akan dilangsungkan tiga babak.Saat ini, laporan pertarungan dari dalam
bersama Nakajima-san akan kami hadirkan
untuk anda. Mohon kerjasamanya. “
Pertarungan
babak pertama:
Hatori
mengambil album foto dirinya dan Rita dari mereka kecil.
Mc:
Nakajima
: Sepertinya dia akan menyerang Adachi-san dengan foto dia dan Terasaka semasa
kecil.
Guru
: Begitu. Dia berusaha menunjukan keunggulan dengan hubungan yang mereka miliki
sebelumnya.
“Jadi
ingat masa lalu.” Ucap Hatori membuka album fotonya. Adachi menoleh dan ikut
memperhatikan foto album itu.
Hatori
melihat ke Adachi penuh bangga “Oh, ini? Aku berpikir untuk menunjukannya
padamu. Karena kau tidak tahu apapun soal Terasaka, benarkan?”
Guru
: Sungguh kejam. Dia memperlihatkan keunggulan sebagai teman kecil.
Nakajima
: “Hasil dari rencananya mengunguli di momen ini.”
“Foto ini cute banget ya?” Adachi tersenyum
gemas melihat foto kecil Rita dan Hatori.
Guru
: Seperti yang diharapkan dari heroin resmi! Tidak menunjukan kelemahan. Tidak
ada keraguan!
Hatori
kesal karena Adachi tidak menunjukkan sikap cemburu atau kesal tapi justru
senang.
Babak
pertama selesai.
Pertarungan
Babak kedua:
Hatori
mengambil baju olahraga Rita dari dalam tasnya.
MC
Guru
: “Itu... Pakaian olahraga Rita?!”
Nakjima
: Itu pakaian olahraga yang dia ambil secara paksa dari Rita. Jelas sekali itu
tindakan heroin iblis.
Adachi
memperhatikan baju seragam itu dan mengenalinya “Itu...”
Hatori
tersenyum senang berpikir klo Adachi akan kesal.
Adachi
tersenyum polos “jadi itu ada padamu. Kemarin saat aku datang untuk mencuci
pakaian aku tak bisa menemukannya.”
Hah?!
Hatori justru yang shock mendengar Adachi sudah pergi ke rumah Rita untuk
mencucikan baju Rita??! Hatori kalah, ia merasa anak panah menghujam tubuhnya.
MC
Guru : Dan disini... Adachi menunjukan keunggulan seorang "Kayoizuma".
(Kayoizuma - Istri yang tinggal di tempat lain tapi secara rutin mengunjungi suaminya)
Adachi “Terasaka-kun selalu kesepian di rumahnya...”
MC : Jebakan yang dia pasang, menjadi boomerang buat dirinya sendiri.
Babak kedua selesai
Pertarungan
babak ketiga:
“Aku
pun, juga bisa berubah. Ada juga momen, saat Rita melihat bra-ku.” Ucap Hatori
MC
Guru
: Bra?!
Nakajima
: Saat itu dia sekilas memperlihatkan padanya karena dia ingin rita melihatnya
demi kepentingannya sendiri. Hanya itu.
Hatori
berpura-pura malu “Saat itu, Rita sungguh...”
Hatori
menoleh kesampingnya ternyata bangku Adachi kosong dan gadis itu dari pagar
lantai atas itu sedang melambai ke seseorang yang ada dibawah. Hatori berjalan
mendekati tempat Adachi untuk tau siapa orang yang sedang dilihat Adachi.
Ternyata dilantai bawah ada Rita yang sedang menunggu dan tersenyum pada
Adachi.
Hatroi
merasa anak-anak panah menghujam ke tubuhnya.
Adachi
berbalik “Maaf.Karena ada yang perlu ku periksa jadi Aku membuatnya menunggu.”
Hatori
terkejut “Membuatnya menunggu? Rita yang bahkan tidak sabaran menunggu mie
ramen gelas itu?!”
Hatori
tak percaya Rita yang selama ini tidak sabaran soal menunggu mau menunggu
Adachi.
Adachi
mengangguk dan tersenyum “Ini waktunya kami pergi. Lain waktu, katakan padaku
lebih banyak, ya?” ucapnya dengan sikap polos.
“Tu-tunggu!”
ucap Hatori tapi ia melihat seakan ratusan anak panah sedang melesat padanya.
Hatori
melihat Nakajima berjalan mendekatinya.
“Aku...”
Nakajima
“Kau kalah, 'kan?”
Hatori
terjatuh merasa gagal dalam 3 pertempurannya tadi.
Hatori
pergi ke kamar mandi
“Ada apa dengan si jelek mantan mata empat(kacamata)
itu?” gumamnya.
Hatori
tiba-tiba mendengar ada yang sedang berbicara.
“Dengan
lensa kontak pun, gadis jelek tetap saja jelek.
Wah.Soal
Adachi-san, ya? Batin Hatori berjalan mendekati 2 orang gadis yang sedang
memakai make up didepan kaca washtafel
“Gadis
itu seharusnya sadar dirinya tidak layak untuk Terasaka. Benarkan?”
Hatori
berdiri disamping 2 gadis itu.
Salah
seorang gadis lalu menoleh pada hatori yang ia tau pasti tadi mendengar
percakapan mereka “Kau juga setuju, 'kan, Hatori?”
Hatori
pura-pura terkejut “ Ah, tidak juga. Bukankah dia gadis yang baik?”
“Menurutku
kau dan Terasaka jauh lebih baik sebagai pasangan.” Ucap seorang gadis satunya.
Hatori
tersenyum senyum senang dibilang begitu “Kenapa begitu?”
“Kalian
berdua pasangan yang sangat cocok. Seperti.. kalian memiliki ikatan yang sangat
dalam.”
Hatori
senang tapi berpura-pura membantahnya “Tidak, mana mungkin. Kami hanya teman
sejak kecil.”
“Gadis
berwajah aneh itu tidak cocok sebagai pacar Rita, 'kan?”
“Dia
belum menyadarinya.”
Kedua
gadis itu terus berbicara menjelekkan adachi.
“Yah,
benar. Adachi-san memang begitu” ucap Hatori pada akhirnya. Hatori seakan
setuju kedua gadis itu bilang klo Adachi tidak cocok sebagai pacar Rita.
“nah
kan.. Kita sependapat Lain waktu kita bicara lagi, oke?” kata gadis itu
Lalu
kedua gadis itu keluar kamar mandi.
Hatori
melihat ke cermin didepannya dan ia terkejut saat melihat wajahnya di cermin
kelihatan mengerikan sekali.
“hah
Apa barusan? Seperti aura kejam. Wajahku? Tidak mungkin!” kata Hatori memegang
wajahnya.
Hatori
tambah terkejut saat melihat bayangan Adachi ada dibelakangnya. Hatori berbalik
dan melihat Adachi disana.
“Sejak
kapan dia disana?” Tanya hatori panik
Sejak
kapan dia mendengar pembicaraan kami? Batin hatori
Adachi
berjalan ke washtafel. Hatori wajahnya masih memucat karena ia tau Adachi
mendengar semuanya.
“Maafkan
aku. Aku tidak berniat menguping pembicaraan kalian. Tapi aku kehilangan
kesempatan melarikan diri.”
“Tidak.
Kau tidak perlu minta maaf, 'kan?” ucap Hatori lemas.
“Benar.”
Jawab Adachi dan meninggalkan Rita.
Berakhir
sudah. Rita akan tahu semuanyaa. Batin hatori
Adachi
kembali masuk ke toilet.
“Umm...
Soal yang barusan terjadi. Jangan kau pikirkan, oke? Karena, kau suka
Terasaka-kun, 'kan?”
Hatori
terkejut Adachi tau perasaannya pada Rita. Tubuhnya jadi membeku dan retak,
pecah berserakan (khayalan lebay Hatori)
Wanita
sialan itu bicara apa. Batin hatori.
“Kalian
selalu bersama sedari kecil, 'kan? Karena itu, jangan merasa terganggu karena
aku. Bersikaplah padaku seperti biasanya, ya?” kata Adachi ramah(?)
“Seperti
aku yang biasanya?” gumam Hatori pelan. Sejak kapan ia akrab dengan Adachi. Tau
adachi saja sejak Rita berpacaran dengan gadis itu.
“Dan
seandainya, Terasaka-kun, berpaling padamu, aku tak akan menyimpan perasaan
benci padamu.” Kata Adachi kalem (?) lalu pergi.
Apa
itu? Perasaan kasihan heroin resmi? Seperti manusia yang terpilih? Berhenti
bersikap sok tinggi!. Batin hatori sangat kesal. Ia tak butuh belas kasihan
dari Adachi karena Rita memilih Adachi daripada dirinya.
Hatori
tidak bisa menerima itu. Hatori berlari mengejar Adachi “Tidak, tunggu!”
Hatori
menghentikan langkahnya saat ia melihat Adachi sedang berjalan bersama Rita
dengan bergandengan tangan. Mata Hatori terus memperhatikan tangan Rita yang
menggenggam tangan Adachi dengan erat. Hatori menjadi sedih.
Mereka
berdua berbalik dan menatapnya
“Mau
pulang bersama kami?” Tanya Rita lembut.
Hatori
tertunduk matanya terlihat sedih. “Tidak mau.” Jawabnya
Rita
melihat wajah Hatori yang berubah “Kau baik-baik saja kan?”
“Aku
baik…Tentu saja aku baik” jawab Hatori sedikit terisak mencoba menutupi sakit hatinya
dia. Hatori lalu berlari pergi meninggalkan kedua orang itu. Hatori ingin
menangis tapi ditahannya.
Mana mungkin! Selalu
aku yang berada disampingnya dan dia disampingku! Dan tiba-tiba... dia pergi ke
tempat yang tidak bisa kugapai!
Tiba-tiba
sebuah tangan yang kuat menarik tangannya “Hei!”
Rita?! Hatori berharap itu Rita yang menahannya.
Hatori membalikkan badannya untuk melihat siapa yang telah memegang tangannya tapi
ternyata orang lain.
“Kau
menjatuhkan HPmu” kata cowok itu
“kamu
Siapa?!” Tanya Hatori kesal karena cowok itu bukan Rita
“Akiyama.
Yang berada di..”
“aku
tidak kenal Kenapa?”
Cowok
itu mencoba menjelaskan dirinya pada Hatori tapi hatori benar-benar sedang
kesal karena ia tadi berharap Rita mengejarnya.
Hatori
tiduran di kursi taman dekat sekolahnya.
Beberapa orang yang lewat memperhatikan ulahnya itu.
“Jika
saja waktu itu, bertindak seperti Adachi-san. Mungkinkah ada yang berubah? Padahal
aku tidak punya orang lain selain Rita.” Gumam Hatori belakang sambil tiduran
dikursi.
“Begitu?”
suara cowok
“Tentu
saja. Untuk terikat dalam pada pria keren seperti dia...” Hatori baru menyadari
ada suara cowok yang menjawabnya. Hatori langsung menoleh dan melihat siapa
cowok itu.
Dia
muncul lagi! Cowok super tampan! Batin hatori melihat cowok yang berdiri
didepannya itu sedang tersenyum manis dan ada lesung pipinya.
Hatori
langsung mengambil posisi duduk dikursinya.
“Jadi,
kau sangat suka dia? Terasaka-kun.” Tanya cowok itu.
“
Umm... Siapa kau?” Tanya Hatori tidak kenal cowok itu.
“Hiromitsu
Kousuke.” Jawab cowok itu agak kecewa hatori tidak mengenali dirinya ia lalu
duduk disebelah Hatori “Padahal kita satu kelas. Kejam sekali. Padahal hari itu
aku sudah menyelamatkanmu.”
Hatori
mencoba mengingat-ingat. Flash back saat pertengkaran di Loker sekolah.
Ternyata cowok itu yang berteriak ada perkelahian di loker sehingga bapak
penjaga kantin datang untuk menolong.
“Apa
aura keberadaanku sungguh tipis?” gerutu pelan Kousuke..
“Itu...
Sebenarnya, bukan berarti kau hanya tambahan, tapi... hanya seperti, satu kisah
kecil, pada sebuah kisah seperti... Tak terlihat atau semacamnya.” hatori
mencoba menjelaskan keberadaan Kousuke dalam kisahnya.
“Kau
sepertinya ingin sekali mengatakan itu ya?” sahut cowok itu
“
yah karena Hanya Rita satu-satunya selama 10 tahun ini.” Kata Hatori
menjelaskan.
“oh
Begitu. Sayang sekali.” Gerutu pelan kousuke dan bersandar dikursi dengan
kecewa.
Kousuke
lalu menatap hatori lagi “Kalau begitu
sekarang... ...pacaranlah denganku. Jika aku mengatakan itu, aku tak memiliki
harapan, 'kan?”
Hatori
terlonjak kaget sampai berdiri mendengar pernyataan Kousuke. Cowok itu tertawa
melihat reaksi Hatori.
“Reaksi
yang luar biasa.” Tawa kousuke
“Sekarang
ini, apa tanpa diduga aku sedang ditembak pria tampan ini?!” batin hatori
“Pria
itu sudah punya pacar.Sayang sekali jika kau masih mengharapkan dia. Akan ku
buat kau melupakannya.” Ucap Kousuke menatap wajah Hatori
Hatori
agak terlena tapi kemudian tersadar “Tidak perlu! Cintaku berbeda! Ini cinta
serius yang mempertaruhkan hidupku, mengerti?” sahut Hatori membanggakan
perasaan cintanya pada Rita.
“Apa
yang paling kau suka dari Terasaka-kun?” Tanya kousuke penasaran.
“Cinta
serius tak butuh alasan” jawab Hatori judes sambil beranjak pergi.
(maaf khilaf banyak foto adegan ini karena liat muka sakaguchi dari samping kok ganteng banget.. duhhh... suki suki suki...)
Tapi
Tangga Kousuke menarik tangan Hatori. Kousuke berdiri didepan Hatori yang
terbengong menatapnya.
“Begitu?
Rasa sukamu pada Terasaka- kun... yang sudah berlangsung selama 10 tahun, itu cinta bertepuk sebelah tangan, 'kan?”
sindir Kousuke
“Tidak!…”
bantah Hatori mau menjelaskan.
Namun
tiba-tiba Kousuke menciumnya lembut dan hatori hanya terbengong saja saking
terkejutnya.
Kousuke
melepaskan ciumannya dan ia tersenyum melihat wajah shock Hatori. Kousuke lalu
pergi sambil tersenyum-senyum menang.
“Aku
dicium.” Gumam hatori shock dan pingsan.
(maaf spam foto banyak lagi karena adegan dibawah ini seru-serunya... hahaha.. sayang klo dibuang)
Kousuke
berjalan meninggalkan hatori yang shock itu “Aku tak terlalu peduli soal cinta
dan semacamnya. Setidaknya kita bisa jujur soal perasaan sendiri, 'kan? Terlalu
terikat dalam sebuah hubungan hanyalah...”
“Hiromitsu-kun!”
teriak gadis-gadis pada Kousuke.
Kousuke
menoleh dan melihat sekelompok cewek-cewek sedang melambaikan tangan padanya.
Kousuke memang populer bagi cewek-cewek karena selain ganteng, kousuke juga sangat ramah, orang yang easy going.
“Ayo
main!” teriak cewek-cewek itu. Kousuke tersenyum dan berjalan mendekati
gadis-gadis itu.
Bersambung Part 2
Dilanjut ya part 2 nya penasaran bobgits
BalasHapusBagusss bangettttttt...
BalasHapus