Mino
masih duduk terdiam di luar aula sekolah. Ia masih memikirkan semua yang
terjadi antara hubungan dengan Rika yang tiba-tiba putus dan juga kabar
putusnya hubungan Aoi dan cowoknya. Semua begitu tiba-tiba membuatnya shock.
“Mino?”
sebuah suara lembut seorang gadis menyadarkan lamunannya. Mino menoleh dan
melihat Aoi senpai berjalan mendekatinya.
“otsukare
desu (otsukaresaa desu) “ ucap Mino tersenyum sambil berdiri
*salam
saat orang sudah menyelesaikan pekerjaannya atau artinya terima kasih atas kerja kerasnya.
Aoi
heran melihat Mino hanya sendirian “are? Apakah Rika-chan ... baik-baik saja?”
“yah...
mmm… aku... kembali saat aku menjadi kouhei (adik kelas).. semua senpai terlihat begitu dewasa
menurutku. Aku tak bisa menyamai
(kedewasaan) senpai”
Aoi
bisa membaca ada masalah antara Mino dan Rika “Bukankah seharusnya seperti itu?”
“eh”
“aku
dulu juga berpikir begitu” jawab Aoi
“benarkah?”
“
dan masih sama sampai sekarang” sahut Aoi tersenyum
“yah
kau menakjubkan dewasa senpai” puji Mino tersenyum.
“benarkah?
Ahh karena aku sekarang seorang mahasiswi” kata Aoi tertawa “ah temanku sudah menunggu.. sampai jumpa lagi”
pamit Aoi.
Mino
tersenyum.
Aoi
lalu berbalik dan meninggalkan Mino.
“Aoi-san!”
panggil Mino menghela nafas panjang.
Aoi
berbalik “hmm?”
“Selamat
tinggal.” Ucap Mino dengan tegas dan penuh makna yang dipahami Aoi. Mino ingin
melepas masa lalunya bersama Aoi.
Aoi
mengangguk sambil tersenyum paham dan pergi.
Jam
sekolah sudah selesai, Rika menghampiri Yuchan yang bersiap-siap pergi.
“kamu
ada voli hari ini, kan? Sepertinya Aku harus pergi dan membeli donat sendiri lalu
pulang.”
“Apakah
kau tidak akan ke ruang klub lagi?”tanya Yuchan.
“ya”
angguk Rika
“baiklah
klo begitu” ucap Yuchan kecewa tapi tak bisa berbuat apa-apa.
“Good
luck untuk kegiatan klubmu!” kata rika tertawa dengan terpaksa dan langsung
pergi.
Rika
berjalan menyusuri pinggir sungai yang biasanya ia lewati bersama Mino.
“Tidak
apa-apa... kelas tiga .... Akan lulus
setelah musim semi datang. Itu sebabnya semua akan baik-baik saja. Segera... Aku akan melupakannya.”
Rika,
yuuchan dan tetchan pergi ke kuil untuk festival tahun barunan. Mereka sama
sama berdoa dengan khusuknya. Selesai berdoa Mereka keluar dari kuil untuk
melihat pasar malam.
“Hey
kalian ...” ucap Rika tiba-tiba meghentikan langkah yuuchan dan tetchan. “Terima
kasih untuk hari ini... aku senang kalia bisa menemani aku.”
“Apa
yang terjadi dengan tiba-tiba?” tanya yuucha heran Rika tiba-tiba serius
seperti itu.
Tetchan
menyahut “Kita masih akan mulai membeli beberapa….”
“Tapi...
aku sampai disini saja.. aku akan
pulang.” Kata Rika lagi
“Apakah
kamu baik-baik saja? Tidak enak badan?” tanya yuuchan khawatir
Rika
menggeleng “ tidak”
“ahh
apakah kehadiranku mengganggumu?” tanya tetchan
“Bukan,
bukan itu! kalian berdua ... berpacaran kan?” kata rika tersenyum melihat
keduanya terkejut
“Kenapa
kau tahu?” seru tetchan
“sejak
kapan kamu tau?” tanya Yuuchan tidak menyangkal ucapan Rika.
“Beberapa
saat sebelum libur musim dingin” jawab Rika
“Maaf,
Rika. Aku benar-benar berencana untuk memberitahumu tentang hal itu.” sesal
Yuuchan
“aku
yang harus minta maaf karena selalu membuatmu khawatir tentang aku ... Yu-chan.
Terima kasih.”
“Rika
...”
“karena
itu.. Mari kita saling menjaga “
“Tentu
saja!” jawab yuchan memeluk Rika erat.
Rika
melirik kea rah tetchan yang sedari tadi diam untuk membiarkan dua sahabat itu
berbicara.
“Tetchan-senpai...
Bolehkah aku minta tolong padamu?”
Tetchan
keheranan namun mengangguk setuju.
Rika
berpisah dari Yuchan dan tetchan lalu pergi seorang diri disebuah taman. Tanpa
sengaja ibu tetchan lewat dan mereka berbicara sebentar. Ibu tetchan berkata
klo wajah Rika sekarang agak berubah lebih dewasa. Ibu tetchan bilang klo jika
seseorang menemukan orang yang penting dalam hidup mereka, maka dia benar-benar
dapat berubah banyak.
Mino
pergi ke restaurant keluarga tetchan. Saat ia sedang makan tiba-tiba tetchan
memberikan sesuatu ketangannya.
“Apa
ini?” tanya Mino melihat amplop ditangannya.
“Sebuah
jimat yang akan membantumu lulus ujian.” Sahut tetchan
Mino
membuka amplop tertawa geli karena tetchan membelikannya jimat seperti itu ”Terima
kasih. Eh Berwarna pink? Ini agak imut.” Ejek Mino melihat warna jimat
ditangannya itu
“eh
Berwarna pink?” tetchan berbicara reflek tanpa berpikir karena kaget.
“Ini
bukan sesuatu yang kamu pilih?” tanya Mino heran karena melihat tetchan kaget
padahal bukankah jimat itu pemberian tetchan.
“benarkah?
Eh.. Tidak, tidak ..Umm ... Itu bukan.” Tetchan panic kebingungan mencari
jawaban. “Kelihatannya seperti itu ... Tapi itu Yu-chan yang memilih”
Mino
mengangguk paham “ohhh.. Apakah hubungan kalian baik-baik saja?”
Tetchan
mengangguk.
“syukurlah”
Mino tersenyum
“Yah
begitulah.”
Mino
membaca tulisan di jimat itu “ ganbatte (semangat.. Semoga berhasil)”
Ibu
tetchan yang baru dari kuil datang dan tersenyum melihat Mino disana.
“Bibi!
Maaf mengganggu.”
“ahhh
Mino-kun yang sedang digosipkan itu” ucap ibu tetchan tersenyum misterius
sambil berjalan ke arah dapur restaurant didepan Mino.
"digosipkan
apa?” Mino terkejut dan menoleh pada tetchan. Temannya itu langsung panic dan
takut dituduh telah menyebarkan gossip ke orang orang.
“itu
bukan aku.” Elak tetchan
“pasti
kamu.” Seru mino
“tidak.”
Bantak tetchan
“Apa
yang Anda maksud dengan digosipkan?” tanya Mino penasaran ingin tau dari ibu
tetchan
“
rahasia…”jawab ibu tetchan tak mau menjawab “ ini hampir ujian, kan? Jaga diri
Jangan sakit “
“Ya,
saya akan berhati-hati.” Jawab Mino.
Tetchan
pergi membantu ibunya memakai apronnya.
“masa
muda ya… masa yang melebihi harapan”
“apa
yang kau katakan, ibu?” tanya tetchan
“kamu
akan tahu saat itu… sangat misterius kan… masa saat kita hanya bisa menghargai
satu hal saja… Dan hanya menyadari ketika sudah terlambat.” Ucap ibu tetchan.
Mino
terdiam mendengar ucapan ibu tetchan. Ia merasa kalimat itu ditujukan padanya
atau lebih tepatnya kata itu kata yang pas terjadi pada dirinya. Mino tertunduk
melamun.
Lebih
tahun baru sudah selesai dan mereka masuk kembali ke sekolah.
Usia
jam sekolah Mino pergi ke ruang klubnya. Ia melihat ruangan klub dari kaca pintu ruang klub. ia membuka pintu ruang klub dengan
hati-hati, berharap ia menemukan Rika disana. Tapi ternyata klub sepi tidak ada
orang sama sekali. Mino masuk dan
melipat kursi agar klub tidak keliatan penuh.
Suara
pintu yang terbuka membuatnya terkejut dan menoleh penuh harap. Tapi sekali
lagi ia kecewa karena ia hanya melihat yu-chan yang datang.
“Halo.”
Sapa yuchan yang melihat ekpresi kaget mino.
“Oh
itu kamu.” Sahut Mino
“kenapa
"oh?"” tanya yuchan curiga
dengan kalimat Mino.
“Tidak.
Tidak seperti itu.”
“apa
kau pikir Okita-senpai yang datang?” tanya Yuchan tersenyum
Mino
heran kenapa Yuchan berpikir ia berharap Aoi yang datang.
“Tidak.
aku pikir itu Tsuzuki.” Sahut Mino pelan dan wajahnya langsung berubah sedih.
“ahh
begitu”
Yuchan
membuka lemari untuk mengambil “legenda senpai”
"legenda
Senpai ya?" tanya Mino memperhatikan Yuchan
“Iya
nih. Karena Ujian akan datang segera.
“oh
begitu… Semoga berhasil.”
“Ya.
Baiklah, aku akan pergi. Sampai jumpa” pamit Yuchan. Mino mengangguk namun ia
teringat jimat yang diberikan tetchan.
“ah
Yu-chan! Aku teringat...” Mino membuka tasnya dan memperlihatkan jimat pink itu
pada Yuchan. “Untuk ini…Terima kasih.”
“ah
itu sangat lucu. Tapi itu bukan selera aku” sahut Yuchan.
Mino
jadi heran dan bingung karena menurut tetchan jimat itu yang memilih kan
yuchan.
Yuchan
melihat ekpresi bingung Mino. “sekarang hanya ada satu orang yang tersisa yang
akan memberikanmu barang itu.” ucap yuchan memberi kode siapa orang yang
memberikan jimat itu untuk Mino.
Yuchan
lalu berbalik dann meninggalkan ruang klub.
Mino
masih kaget dan melihat jimat pink itu. ia mulai bisa menebak siapa yang sudah
memberikan jimat itu.
Suasana sekolah terliat lengang tanpa ada murid yang lalu lalang di lorong sekolah. sebagai gantinya suara lirih dan merdu nyanyian kelulusan terdengar disekolahan dari arah aula sekolah. hari ini adalah hari Kelulusan
kelas tiga yang sedang dirayakan di aula sekolah.
Rika
berdiri melamun di atap sekolah sambil mendengarkan suara paduan suara sekolah
itu. ia menghela nafas panjang lalu menghirup udara dalam-dalam untuk mengusir
kegelisahannya.
Upacara di aula sudah selesai. Semua ingin merayakan masa terakhir bersama kakak kelas mereka. Yu-chan
dan Rika membawa tas besar berisi bunga yang akan diberikan sebagai kenang-kenangan
pada tetchan.
Mereka
melihat tetchan sedang berbicara dengan teman-teman klub lainnya. Sepertinya
teman-teman klub memang sengaja merencanakannya bersama sama.
Rika
segera minta yuchan mengambil salah satu bunga dan mendorong gadis itu mendekati
tetchan yang sedang dialihkan padangannya oleh teman-teman klub.
Saat
Yuchan sudah mendekat mereka lalu bebaris kepinggir memberikan kesempatan
yuchan mendekati tetchan.
“ahh
Kamu mengagetkanku...” tetchan terkejut melihat yuchan tiba-tiba ada dibelakangnya
“Selamat
atas kelulusanmu” ucap yuchan sambil memberikan bunga yang dipegangnya.
Malu-malu
tetchan mengambil bunga itu “Terima kasih.”
“Selamat!”
Rika bertepuk tangan memberikan ucapan selamat pada tetchan bersama teman klub
lainnya
“Congrats!”
“Terima
kasih! Kalian mengejutkanku…” tunjuk tetchan pada cowok2 junior di klubnya itu.
Rika
melihat yuchan keliatan sedih karena sebentar lagi tidak satu sekolah lagi sama
tetchan. Rika lalu memeluk gadis itu “Yu-chan?
Tetchan
menoleh dan memperhatikan “Yu-chan?”
Rika
melepas pelukannya dan mendorong yuchan mendekati tetchan lagi.
Tetchan
mengusap lembut kepala yuchan “semua akan baik-baik saja”
“kalian
liat… liat” goda seorang cowok pada tetchan.
“aku
liat..!”
Semua
tertawa melihat kemesraan tetchan itu.
“Segera,
segera --- segera --- Aku akan datang dan melihat kamu!”ucap tetchan tertawa
“Semoga
berhasil dalam pelatihanmu” kata salah satu cowok.
“ya”
angguk tetchan
Semua
lalu mengerumuni tetchan untuk berpisah
Rika
melihat keakraban mereka semua. Lalu ia pergi membawa tas yang tersisa 1 bunga
disana.
Rika
pergi ke ruang klub. Disana kosong tidak ada orang sama sekali. Rika
mengambil bunga ditas dan menaruhnya dimeja.
Rika
lalu membuka jendela lebar dan melihat keluar jendela, Kehalaman sekolah. Angin
langsung masuk ke ruang klubnya bersama kelopak bunga sakura yang diterbangkan
angin.
Rika
melihat kelopak bunga yang jatuh ke bawah jendela. Rika terkejut saat melihat
mino senpai sedang duduk dibawah jendela. Mino ternyata juga sedang melihatnya
Rika sedari tadi Rika membuka jendela itu.
“senpai….”
Gumam rika terkejut
Mino
mengambil jimat disakunya. “Untuk ini... Terima kasih… Karena ini... aku bisa
lulus.” Ucap mino pelan dan berdiri mendekati Rika yang ada pinggir jendela.
Rika hanya terdiam tertunduk. ““Mengapa? Bodoh...” ucap Mino menatap wajah rika
sangat dekat. Mereka hanya terpisah dinding jendela.
“Tidak.
Orang yang bodoh adalah aku.” Lanjut mino pelan seperti berbisik.
Rika
perlahan melihat ke mino “Senpai…”
Mino
menatap mata rika “aku berpikir jika aku pergi ke sini... aku akan melihatmu.”
“Senpai
...”
Mino
langsung memeluk Rika sangat erat seperti tidak mau melepaskannya lagi. Rikapun
menangis terharu memeluk tubuh Mino yang ada didepannya.
“Mino-senpai!
selamat atas kelulusan Anda!” suara ramai teman-teman klub mereka dihalaman
sekolah mengagetkan keduanya. Mereka melepaskan pelukannya dan melihat ke
teman-temannya.
“Hei,
Mino!” sapa tetchan yang juga ada disana berjalan mendekati mino.
“Rika
... syukurlah” ucap yuchan lega melihat mino dan rika berpelukan tadi.
“Haruskah
kita mengambil foto? ...dengan semua orang.”
Ucap salah satu cowok
“Ide
yang hebat!” sahut tetchan setuju
“Baik!
Ayolah!”
“Tunggu!”
seru Rika tiba-tiba dan berlari mengambil bunga dimeja ruang klub. Rika lalu memberikan bunga
itu pad amino dengan tersenyum ceria.
“terima
kasih” sahut Mino tersenyum.
“pegang
ini “ kata Mino pada Tetchan untuk mengambil surat kelulusan dan bunga yang ada
ditangan Mino agar Mino bisa mengangkat Rika melewati jendela dan berkumpul
bersama mereka semua dilapangan.
“ehh…
ehhh… ” Rika kaget saat Mino mengangkat tubuhnya dengan mudahnya ke halaman
sekolah.
Mereka
saling menatap dan tertawa bahagia.
TAMAT
akhirnya selesai hehhe.... thanks sudah mau mampir ke blog dan baca sinopsisnya. maaf jika bahasaku masih kaku dan mungkin ada terjemahan yang salah..
jangan lupa nonton ya filmnya. lebih romantis filmnya daripada sinopsisku loh, sayang klo nggak pada nonton. aku recommended buanget film ini!
Oh ya dibawah ini ada adegan Kabe Don dari pemain Senpai To Kanojo buat seru-seruan aja karena di filmnya nggak ada adegan kabe don ini.
Kabe Don adalah gerakan yang biasanya ada di manga/komik. yaitu gaya memojokkan pasangannya ke tembok sambil bersandar dengan satu tangan untuk memaksakan kehendaknya pada pasangannya yang terpojok itu.
Ingat Film LDK yang pernah aku tulis kan? disana juga ada adegan ini.
Kesannya dari liat adegan ini cowoknya terlihat cool gitu.. keliatan jantan! hahahah.. apasih.... ini dia gambarnya.... sampai disini dulu ya.. bye.. bye..