Minggu, 17 Maret 2013

Sinopsis Osozaki No Himawari - Ep. 3


Jotaro menatap segenggam padi yang akan dipanennya. Itu adalah padi terakhir yang dipanen. Setelah menghela nafasnya, Jotaropun memangkas padi itu dan berteriak senang “ selesaiii..!” kakek kinji yang menemaninya disawah tertawa
“kau tak perlu berteriak seperti itu. Kau sekarang sudah terbiasa mahir melakukan pekerjaan ini” “terima kasih “

kahori diruang kerjanya  sangat sibuk mencari kartu pasien yang akan diperiksanya. Ia meminta suster Morishita mempersiapkan kartu periksa itu. Morishita senang melihat perubahan cara kerja kahori itu. Ia mengomentarinya dengan berkata “akhirnya aku bisa melihat kau sebagai dokter dikota ini”
Jotaro dan kakek kinji sedang bercakap=cakap tentang generasi anak muda yang tidak mau jadi petani dan memilih pindah ke kota besar.nseorang ibu dan anaknya lewat ikut berbicara juga soal generasi anak muda dan juga tentang festival kota yang pernah ada dulu membuat semua berkumpul.  Anak-anak ibu itu langsung meminta ibunya mengadakan festival seperti itu lagi. Jotaro senang melihat semangat anak-anak itu yang ingin meihat festival. “hmmmmm…festival ya”


Jotaro baru saja pulang ke rumahnya dan merebahkan badannya ke kursi saat suara ketukan dipintunya “ya?” “ini aku, Haruna.”
Jotaro membukakan pintunya “ada apa?” “aku mau cek apa ruanganmu ada masalah. “ “ahh tidak ada semua baik-baik saja”
“sebentar lagi akan ada topan, aku masuk ya..” Haruna langsung memasuki rumah Jotaro melihat-lihat semua ruangan. Haruna masuk ke dapur Jotaro dan ia mengeluarkan wine dari tasnya. “aku membawa ini.” “apa?” “apa kau mau minum denganku?”
Mereka berdua akhirnya minum bersama dan berbicara.  Haruna sepertinya minum terlalu banyak sampai ia mabuk dan tertidur disofa Jotaro. Jotaro mencoba membangunkannya tapi ia tak bangun-bangun. Jotaro pun menelpon Junichi
“Helo Junichi, bisakah kau datang ke rumahku?” Tanya Jotaro. Haruna mendengar Jotaro menelpon Junichi, ia membuka matanya sedikit agar bias melihat Jotaro. Ternyata Haruna berpura-pura mabuk agar bias bersama dengan Jotaro. 
Junichi ternyata tak bisa datang karena sedang ada perlu. 

“klo kau sudah selesai tolong kau datang ke rumahku. Haruna- chan mabuk dirumahku dan tertidur. “
“hah?? Sejak kapan kalian berdua berhubungan?”seru Junichi terkejut.
“ahhh tidak ada apa-apa antara kami. Gak ada. Kau tau kan mobilnya Haruna terlihat dan terparkir disini sampai pagi maka akan ada rumor yang menyebar cepat. Jadi aku pikir kau datang kesini dan memarkir mobilmu disini”
“Jotarooo… akhirnya kau mengerti kehidupan di sini. Aku sebenarnya ingin membantu tapi aku tak bisa sekarang ini” sebuah suara memanggil Junichi membuat Junichi segera minta maaf pada Jotaro dan berpesan pada Jotaro dengan berbisik pelan ditelepon sebelum menutup teleponnya
hanya perlu kau ingat apa yang akan terjadi jika menyentuh gadis local sini. Khususnya ayah  haruna-Chan itu sangat menakutkan dan dia adalah anggota perwakilan kota.” Haruna senang Junichi tidak bisa datang.

Kahori  di rumah sedang diberi tau ibunya klo ia sedang mencari jodoh untuk kahori. Dan akan di adakan pertemuan hari minggu ini. Kahori menolaknya tapi ibunya memaksanya untuk datang. Kahori agak terselamatkan dari ibunya saat ia HPnya berbunyi. Ia buru-buru pergi menerima telepon itu
“hai..” sapa Kahori
“ahh.. ore..ore.. “  *ore = aku (untuk cowok)
“ore..ore dare?” *aku siapa?" Ucap Kahori yang tau klo itu jotaro.
“bisakah kau datang ke rumahku?” Tanya jotaro. Haruna mendengar Jotaro menelpon orang lain membuka matanya cemberut. 
“kemana?”
“kerumahku”
“hahhhhhh?”
“Haruna-chan mabuk disini dan tertidur.”kata Jotaro menjelaskan.
“ kalian minum berdua? “
“iya. Dia bilang mau cek ruanganku tapi..”
 “lalu kenapa kau telepon aku?”
“kau tau kan, jika mobil haruna terparkir disini sampai pagi maka akan ada rumor dan masalah.  Jadi aku perlu seseorang untuk parker mobil 1 lagi disini“ 
“hahhhh?” jawab Kahori malas.
“aku mohon, tolonglah” Iba Jotaro
“kenapa kau tak minta bantuan Morishita-san saja?”
“dalam kondisi seperti ini bagaimana mungkin aku minta tolong Ayaka-san?”
“aku tak mau..”
apa? Meskii aku sudah memohonmu?”
“kenapa aku harus menyerah dengan permohonanmu?” tapi begitu ia melihat ke ruang tamu dan ibunya memegang foto laki-laki yang akan dijodohkan padanya kahori langsung setuju pergi kerumah Jotaro.. hehehhe.. shock dia melihat foto  calonnya.

Jotaro membukakan pintu untuk kahori dengan senangnya. Kahori duduk dan langsung minta minun beer juga. Jotaropun mengambilkan gelas untuknya.  Kahori segera minum beer itu . Haruna tiba-tiba bangun dari tidurnya “ahhh aku tertidur disini..” ia menatap kahori dan pura-pura terkejut “Kahori chan mengapa kau disini?” Tanya Haruna
“ahh itu karena ia tak punya sesuatu yang bisa dikerjakan” ucap jotaro yang membuat kahori langsung melotot melihat Jotaro. Jotaro langsung memalingkan mukanya tak mau melihat kahori.. hihihi lucu deh..

Kahori  dan haruna menginap dirumah Jotaro karena sudah malam. Mereka mencuci gelas dan berbicara “winenya sangat enak..” kata Kahori
“sebenarnya aku membawanya hanya untuk jotaro san.”
"Dia tak layak untuk itu” kata Kahori. 
“lain kali jangan ganggu kami ya, oke?” perintah Haruna.
“apa kau menyukainya?”
“lebih dari  menyukai dia….. aku membutuhkan dia.”
“butuh dia?”
“iya, aku membutuhkan Jotaro san.”
“apa maksudmu?” haruna tak mau menjawab dan langsung pergi.

Jotaro menyampaikan idenya untuk membuat festival bagi kota itu, leader dan Junichi ragu dengan rencana itu. Mereka takut jika nanti diadakan festival pasti lain kali penduduk local akan minta diadakan lagi. Jotaro berkata jika semuanya  hanya memikirkan kemungkinan yang akan datang maka tidak akan ada kemajuan bagi kota itu. Junichi akhirnya mendukung Jotaro setelah merenungkan perkataan Jotaro. Leaderpun setuju asal penduduk kota juga menyetujuinya.
Jotaro, Junichi dan Harunapun mempersiapkan keperluan untuk festival itu. Jotaro berkunjung ke kelompok para orang tua untuk menyampaikan niatnya. Kakek dan nenek-nenek itu agak ragu karena sudah lama tidak pernah ada festival dikota itu.

Jotaro mengantar kakek kinji untuk rehab di rumah sakit. Ia menyampaikan perasaannya yang mulai tak yakin sendiri dengan festival itu. Kakek kinji bilang ia sudah menduga penduduk akan kurang minat untuk acara itu. Hiroki yang datang untuk memulai rehab kakek langsung ditawari Jotaro untuk membantu festival yang akan diselenggarakannya. Melihat Hiroki yang seperti mau menolaknya, Jotaro bilang ia tidak memaksanya klo memang ia tidak bisa membantu.

Junichi pergi ke toko tempat Sayori bekerja.  Junichi bilang pada Sayori klo aka nada festival yang akan diselenggarakan seperti beberapa tahun lalu saat mereka masih SMA. Ia minta bantuan Sayori jika ia mau membantu. Junichi mengulurkan  kartu namanya agar sayori dapat menghubunginya. Sayori agak enggan menerimanya tapi kemudian ia ambil kartu namanya sendiri dan segera menyerahkannya pada Junichi. Junichi pergi dengan bahagia menerima nomer telp Sayori.

Jotaro menemui  suster Morishita saat ia mau pulang kerja dari rumah sakit. Jotaro menyampaikan keinginannya menyelenggarakan festival untuk kota itu. Morishita berjanji ia akan membantu jotaro nanti tinggal menghubunginya jika Jotaro butuh bantuan. Morishita mau pergi naik motornya saat ia melihat Jotaro yang akan menyampaikan hal lainnya.
ada apa? Katakan saja”
“ hmm.. aku hanya bertanya-tanya, apa kau mau menghadiahi aku sesuatu jika aku bisa membangkitkan festival lagi..”
“hadiah?”  jotaro langsung malu dengan apa yang dikatakannya “ahh tidak.. tidak.. lupakan saja apa yang aku ucapkan tadi.”
“mengapa tidak.. aku akan memberimu hadiah. Tentukan saja apa yang kau sukai oke?” jotaro terkejut dan gembira. Morishitapun pergi dengan motornya.
“benar-benar mabuk cinta” ucap Kahori mengejutkan Jotaro yang masih menatap kepergian Morishita.  “apa?”  “kau ini.. apa hubunganmu dengan Morishita berjalan baik?”
“iya sempurna.. dia bilang ia akan memberiku hadiah jika aku bisa mengatur  festival.” “festival?” “iya kami akan menyelenggarakan festival di Sogano. Apa kau mau datang dan membantu kami juga?” “aku tak punya waktu luang..” “kau benar-benar perhitungan..”
Keesoknya Jotaro, Junichi, leader dan Haruna rapat biaya festival. Ternyata biayanya sangat mahal dan mereka tak yakin bisa dapat uang memenuhinya.

Kakek dan nenek tetangga Jotaro datang saat mereka sedang rapat. Mereka menyerahkan uang untuk donasi bagi festival itu dari 23 orang. Jotaro membuka amplop pemberian itu dan melihat uang yang banyak.  Kakek dan nenek menjelaskan klo tadi kakek kinji yang mengungkapkan kebutuhan dana untuk festival itu, jadi mereka setuju untuk menyumbang.

Jotaro ,Junichi dan Haruna mulai membuat perlengkapan untuk festival. Anak-anak yang melihat jadi penasaran dan mereka pun ikut membantu. Jotaro naik mobilnya dan membayangkan hadiah apa yang akan dimintanya pada Morishita sambil tersenyum-senyum sendiri. Saat tiba di depan jembatan sungai shimanto ia melihat ada tulisan nama jembatan itu disana. Namanya adalah “jembatan tenggelam”. Jotaro heran dengan nama itu. Iapun pergi menyeberangi jembatan shimanto itu.

Kahori sedang termenung diruangannya saat ia mendengar teleponnya berbunyi “haii” “ahh.. ore.. ore…”
“ ore dare?”jawab kahori malas-malasan.
 hihihi.. klo telepon mereka selalu ngomongnya begitu..  "ore.. ore" :P

“bicara tentang hadiah, menurutmu apa yang harus aku minta?”
“hahh?” seru Kahori kesal JOtaro telp untuk menanyakan hal seperti itu.
“bagaimana jika aku memintanya untu memasak untukku? Apa itu berlebihan? Dan itu berarti klo kami akan ada dirumahnya, hanya kami berdua.  Aku harusnya minta dia untuk kencan denganku. Ahh tidak.. itu tak mungkin kulakukan..” Jotaro bicara tanpa henti membuat Kahori makin kesal
“ apa kau bodoh?! Aku sedang bekerja.”
“hahh? Kenapa kau menjawab telponmu jika kau sedang bekerja??”
“aku hanya butuh waktu istirahat sebentar”
“oh begitu. Ya sudah bye..” ucap jotaro.
“apa kau akan menutup telponnya? “
“apa? Apa kau tau mau aku tutup?”
“bukan begitu, mendengar cerita bodohmu itu membuatku melupakan hal- hal lain.”
“oh begitu ada masalah apa?”
“aku punya beberapa hal yang aku kuatirkan tidak seperti dirimu.”
“lalu mengapa kau tidak membantuku saja untuk festival sebagai balasan ini?sangat menyenangkan bisa mempersiapkannya dengan anak-anak yang membantu. Omong-omong kenapa kau tak memyumbang dengan uangmu?”
“sumbangan?”
“ iya untuk anggaran festival itu. aku sangat ingin mengadakan mancing tapi sepertinya tidak bisa”
“iya aku akan menyumbang”
“benarkah? Aku kira kau akan mengeluh kenapa harus menyumbang”
“aku iri” ucap kahori
“apa?”tanya Jotaro tak mengerti.
 “tak apa-apa. bye” “bye.. eh tentang hadiah itu..” blom selesai Jotaro bicara, Hp sudah dimatikan Kahori.


Semua sedang persiapan membuat aksesories untuk festival saat Sayori dan kedua putrinya datang. Junichi menyambutnya dan memperkenalkan Sayori sebagai kakak Kahori pada Jotaro.  Sayoripun membantu Haruna membuat aksesories.

Malamnya mereka beristirahat di sanri bar. Junichi menceritakan pada Jotaro tentang fans club sayori yg berjumlah 58 orang dengan penuh semangat. Sayori mendengarkannya dan sesekali menjelaskan.  Kahori datang menjemput sayori dan bertanya apa yang telah terjadi. Sayori menjelaskan klo sesekali ia ingin pergi keluar rumah. Sayori pamit pada semuanya.  Kahoripun menyodorkan amplop donasi yang dijanjikannya pada Jotaro. Semua senang menerimanya. Sayori nampak tidak suka dengan semua itu.

Saat sudah diluar ia bertanya jumlah donasi Kahori.  Kahori menjawab ia memberikan 5000 yen (rp.500rb). “hah 5.000 yen? Itu lebih dari 1 hari kerjaku. Bagimu itu tidak banyak dan kau bisa memberikannya begitu saja pada mereka”  “aku juga bekerja keras untuk mendapatkannya. Aku berusaha keras untuk menjadi diriku yang sekarang ini”
“iya itu lebih susah dari kerja part time seperti aku yang semua orang bisa lakukan.”
“sejak kapan kau jadi sinis tentang hal ini?”
“aku tidak sinis sama sekkali.” “terserahlah…” Kahoripun membawa pergi  Mobilnya pergi dari sanri bar.

Jotaro masih tertidur pulas saat Junichi mengedor-gedor pintu rumahnya. Jotaro membuka pintunya dan angin langsung menerpa wajahnya. Junichi member tahu Jotaro klo angin topan sedang mlanda desa jadi semua harus bersiap siap.
Semua penduduk sibuk untuk bersiap-siap untuk angin topan yang melanda.  Jotaro sibuk membantu penduduk menutup pintu yang dpt dirusakkan angin topan. Junichi sibuk belanja lilin dan makanan untuk dibagikan ke rumah-rumah. Semua sangat sibuk.

Dirumah sakit tampak  Pasien berdatangan menjadikan rumah sakit ramai dan penuh.  Kahori mengunjungi sebuah  kamar dengan pasien bapak-bapak. Hiroki juga ada disana untuk membawa pasien ke ruang rehab. Ia melirik sekilas pada Kahori yang Nampak memeriksa pasiennya.  “dia butuh 250gr Aminophyline di infusnya.” “baik” jawab suster muda yang bersamanya. Kahoripun meninggalkan kamar pasien.  Setelah beberapa saat kahori diberi tahu klo pasiennya bertambah parah.  Setelah keadaan bisa teratasi Kahori berjalan menyusuri  lorong rumah sakit. Saat melewati ruangan kesusteran ia mendengar  mereka membicarakan dirinya yang tidak ceroboh menangani pasien dan melakukan tugasnya dengan tidak sepenuh hati karena dipaksa bekerja di shimanto oleh profesornya. 
Kahori terpukul mendengar itu semua, ia berlari melewati lorong rumah sakit dan  ia bertabrakan dengan hiroki. “maaf” ucap Kahori menunduk dan berjalan pergi.
Melihat kondisi kahori yang sepertinya sedih, Hiroki memegang lengan kahori “ada apa?” dengan suara yang bergetar kahori menjawab “tak ada  apa-apa”
“tapi tak terlihat seperti itu.” Kata Hiroki menyelidik. Dengan sedikit terisak dan masih tertunduk Kahori  bergumam “lepaskan aku” perlahan Hiroki melepaskan pegangan tangannya.  Kahori buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

Morishita Ayaka menatap lurus keluar jendela apartemennya. Ia melihat kondisi cuaca yang makan memburuk. Hiroki yang tinggal serumah dengannya memperhatikan Ayaka yang gelisah “ meski diluar sedang ada angin topan apa kau besok akan tetap pergi?” Tanya Hiroki. “kau selalu pergi ke sebuah tempat setiap bulan di tanggal 16 kan?” Ayaka hanya terdiam terus menatap keluar;.  Tak apa-apa kalau kau tak mau bicara”

Keesokan harinya Hiroki pergi ke rumahnya karena aka nada badai jadi dia agak meghawatirkan keadaan ayahnya. Tapi saat ia akan membuka pintu rumah. Ia mendengar suara ayahnya yang sedang mabuk-mabukan didalam. Iapun segera mengurungkan niatnya untuk masuk k edalam rumah dan segera pergi dari tempat itu.

Meski angin sudah semakin kencang, Morishita Ayaka tetap pergi ke pekuburan seperti  biasa setiap bulan tanggal 16.

Jotaro melihat berita ditelevisi klo angin topan sudah mulai memasuki wilayah shimanto. Ia teringat dengan perlengkapan festival kota yang ia simpan digudang. Ia tak ingat apa ia sudah menutup gudang itu apa blom. Jotaro buru-buru keluar rumah untuk ke gudang perbekalan meski diluar sudah mulai angin deras beserta hujan. Jotaro berangkat dengan mobilnya melewati jembatan sungai Shimanto. Sampai di gudang ternyata seperti perkiraannya, gudang kacanya pecah sehingga hujan membasahi hiasan festival.  Jotaro buru-buru menutup jendela yang rusak itu dengan kayu  yang didapatinya.

Kahori saat akan pulang ada suster yang memberitahukan klo Shikawa san seorang nenek didesa sedang sakit, suhu tubuhnya naik dan dia terus menerus muntah. Kahoripun buru-buru pergi ke rumah nenek Shikawa meski angin kencang dan hujan deras.  Kahori melewati jembatan shimanto sampai ditengah jalan ada patrol polisi yang tidak memberitahukan klo ada longsor didepan jalan sehingga mobil tidak bisa lewat. Kahoripun berjuang untuk berjalan ditengah angin dan hujan yang turun. Kahori mencari jalan melewati pepohonan dengan susah payah terhalang lumpur sehingga ia terpleset berkali-kali.  Sampai depan dirumah nenek Shikawa  ia melihat nenek dalam kondisi kesakitan. Ia pun segera membantu nenek.

Setelah selesai menutup lubang jendela gudang, Jotaro langsung tancap gas untuk pulang ke rumahnya. Tapi saat akan melewati jembatan shimanto , Jotaro terkejut bukan main karena jembatan Shimanto tenggelam , tertutup air sungai yang meluap.
HPnya bordering dan ia segera mengangkatnya
“yaa?”
“jembatannya tenggelam ya?” kata kahori  ditelp
“hah??” seru Jotaro heran Kahori mengetahui dia terjebak didepan jembatan shimanto. 
"dibelakangmu” ucap Kahori “hahh? Belakangku?”  jotaro melongok kebelakang mobilnya dan ternyata mobil kahori tepat dibelakangnya.  
“lalu apa yang akan kita lakukan? Bagaimana mungkin sebuah jembatan bisa kebanjiran?” gerutu jotaro ditelp.  “itulah mengapa jembatan itu disebut “jembatan tenggelam”.” “ahhh aku pikir itu tak punya arti apa-apa”

 Jotaro dan Kahori terpaksa tinggal didalam gudang perbekalan karena tidak bisa pulang.  “apa kau akan datang ke festival?” Tanya Jotaro.
“jika tidak ada kerjaan di rumah sakit maka aku akan datang”
“kau harus datang”
“sepertinya menyenangkan”
“tentu saja akan menyenangkan, itu semua kan ideku dan anak-anak sudah tak sabar melakukannya. Oh ya ini mengingatkanku pada festival sekolah saat sma. Sebagai anak-anak aku tak punya ketrampilan apapun yang baik. Tapi saat festival sekolah aku merasa aku dpat melakukan sesuatu. Bagaimana denganmu? Biar kutebak, kau salah satu murid terpandai sehingg kau bisa jadi dokter”  
kahori tidak menjawab pertanyaan jotaro, ia justru bertanya balik pada “setelah sampai disini sebenarnya apa yang ingin kau lakukan?” tanyanya
“saat interview pekerjaan aku bilang klo aku ingin kontribusi dengan komunitas ini dan mengalami pengalaman hidup didesa. Aku tidak datang karena aku ingin melakukan sesuatu”
“kau datang tanpa memikirkan semua itu?”
“iya”
“tapi kau bisa mengatur semuanya dan beradaptasi dengan baik, aku iri”
“hahh? Aku sebenarnya yang sangat iru padamu.  Sebagai dokter kau mudah mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.  Kau hebat..”
“hanya orang yang tak punya pekerjaan yang mengatakan itu padaku. Tak mudah bagiku untuk menjadi seorang dokter. “
"aku tak berpikir seperti itu. Apa yang aku irikan adalah kau tau apa yang ingin kau lakukan. Aku tak pernah punya hal seperti  itu. Pasti sangat menyenangkan bisa mencapai apa yang kau inginkan. “
“aku tidak.. menjadi seseorang yang aku inginkan”
“jadi itu alasannya dulu kau mengatakan kau tdak ingin datang. Tapi aku percaya setiap orang pasti punya rasa tidak puas dengan sesuatu dalam hidupnya. Tapi bagiku ini adalah masalah yang biasa”
“aku tak punya tempat yang membuatku merasa nyaman, dirumah atau dirumah sakit aku merasa tidak nyaman.  Tapi aku tak bisa pulang ke Tokyo. “
“mengapa begitu?”
“selama profesorku tidak menelpon dan memintaku kembali ke Tokyo maka aku tak bisa.” “jadi dia harus menelponmu. “
“itu tak akan terjadi. Aku tau itu hal yang tak mungkin, tapi aku masih saja mengecek emailku dari emailnya setiap harinya”
Jotaro menatap Kahori tajam yang tertunduk seperti ada beban yang sangat banyak pada kahori dan ia merasa kasiian. Tiba-tiba lampu padam, ruangan jadi gelap gulita. Jotaro coba menyalakan korek api yang dibawanya.  Kahori terus menceritakan kehidupannya pada Jotaro dengan sangat terbuka. “aku selalu melakukan penelitian untuk obat kanker. Jadi untuk berhubungan dengan pasien aku hamper tidak punya pengalaman. “
“tapi dokter tetaplah dokter kan?”
“jika suster tidak menolongku maka aku tak bisa melakukan apapun.. aku tak bisa mengatakan klo aku adalah seorang dokter”

Ditempat yang berbeda Hiroki menunggu Morishita yang belum pulang disaat badai dan lampu mati. Ia menyalakan lilin saat ia mendengar seseorang membuka pintu. Hiroki langsung datang melihat Morishita yang basah kuyup kena hujan. Hiroki lalu memberikan handuk pada Morishita yang basah.

Jotaro terbangun dipagi hari dan melihat kahori masih teridur di sebrangnya. “oiyy…” panggilnya untuk membangunkan kahori.  Jotaro melihat kahori tidak bangun-bangun. Jotora mengacak-acak rambut Kahori “ini sudah pagi..”
Jotaro membuka lagi kayu yang ia pakai untuk menutup pintu dan jendela gudang itu. Sementara kahori kembali  ke rumah nenek Shikawa. Jotaro yang membawa kayu dari gudang melihat dari depan pintu.  Nenek berterima kasih sekali pada kahori karena mau datang untuk memeriksanya. Kemarin bagii nenek adalah saat yang menakutkan dan mengkawatirkannya tapi begitu melihat wajah kahori ia menjadi tenang. Nenek terus mengucapkan terima kasih sampai menggenggam erat tangan kahori dengan menangis. Kahori terharu, ini pengalaman pertamanya menjadi dokter yang dibutuhkan pasien. Ia terharu tanpa terasa ia menangis didepan nenek. Jotaro yang sudah mendengar curahan hati kahori semalam ikut terharu melihat kedua wanita didepannya yang menangis itu.
“kita tak dapat selalu berada ditempat yang kita inginkan. Tapi… setiap orang harus mencoba sekuatnya dimanapun ia ditempatkan." (*suara jotaro)

Mobil jotaro beriringan dengan mobil kahori menyusuri sungai shimanto. Jotaro berhenti ditempat bunga matahari yang pernah dilihatnya itu. Ia turun dari mobilnya dan berjongkok didepan bunga matahari itu “ kau bisa melewati badai itu” katanya lega.
Dari belakangnya Kahori menyusulnya melihat bunga matahari yang belom mekar itu.  “bunga matahari ya?”Tanya Kahori. “iya”jawab jotaro tersenyum sambil terus melepas ikatan kayu pada batang bunga matahari yang pernah dibuatnya.
Festival disambut meriah oleh semua penduduk desa. Anak-anak bersemangat mengarak  hiasan kuil dengan Jotaro yang memberi aba-aba untuk bergerak. Jotaro terlihat sangat bahagia bersama anak-anak. Dipinggir lapangan Morishita Ayaka terus menatap Jotaro tersenyum melihat keceriaan cowok itu. Haruna yang memperhatikan Ayaka kesal melihat cewek itu menatap jotaro terus.

Junichi mengomentari yukata yang menurutnya tidak tepa dipakai haruna untuk festival. Haruna jadi kesal dan mereka bertengkar membuat mie yang dibuat haruna jadi gosong. Sayori yang ada di sebelah sedang memasak langsung membantu haruna.  “wow..” puji Junichi melihat Sayori yang trampil masak. “ini kan sudah hal yg biasa ibu rumah tangga lakukan.” Kawab Sayori.
“kita ingin diterima oleh seseorang”

Kodaira san sekarang sudah seperti anggota desa kita ya” ucap leader “iya benar” jawab Junichi. Mereka melihat pada Jotaro yang sudah membaur dengan penduduk desa.

“kita ingin dibutuhkan oleh seseorang”
“kita ingin dicintai oleh seseorang”

Kahori mau pulang saat ia bertemu Hiroki dilorong "aku disuruh melihat pasien di rumah sakit" kata kahori
"apa kau tak apa-apa?" tanya Hiroki yang kemarin melihat kesedihan diwajah kahori "ahh tidak apa-apa. aku baik-baik saja"
“kau benar-benar tak berubah… kau tak pernah membicarakan masalahmu padaku. (pada Jotaro ngomongnya kok) kau selalu membuat keputusanmu sendiri.” Kahori tersenyum “benarkah?” jawab Kahori sambil berjalan. “ohh apa kau tau ada Festival di Sogano?” Tanya Kahori “ya” jawab Hiroki “apa kau mau kesana?semuanya sepertinya bersemangat menyambutnya karena itu tak pernah dilakukan selama 15 tahun”

Sebuah pesan text masuk ke handphone haruna “aku ingin bertemu.. seseorang yang takut hidup berarti sudah sepertiga mati. “ Haruna menatap text itu dengan berbagai pertimbangan.

Kahori pergi bersama Hiroki ke festival. “kita dulu pernah pergi ke festival bersama juga ya?’’ kata Hiroki teringat masa lalu mereka.  “iya dulu”

“aku harap kita dapat kembali ke masa masa itu.” Ucap Hiroki. Kahori menoleh pada Hiroki untuk mencari maksud perkataan Hiroki tapi cowok itu langsung melangkah ke festival meninggalkan Kahori dibelakangnya.

Ditempat lain Jotaro sedang mengisi balon dengan air sampai ia akhirnya menyadari ada seseorang mendekatinya. Saat ia menoleh ternyata ada Morishita dibelakangnya “ohh maukah kau membantuku dengan ini?”  Tanya Jotaro. Morishita mendekati Jotaro dan tiba-tiba ia membungkuk dan mencium jotaro. Kyaaaaaaaaaa…….

“itu hadiahmu” kata Morishita dan pergi meninggalkan Jotaro yang masih bengong habis dicium Morishita.


*** BERSAMBUNG ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar