Minggu, 13 Januari 2013

Sinopsis : Koukou debut - Part 5

Haruna berangkat sekolah seperti biasa tapi cuaca sekarang sedang dingin-dinginnya jadi tiap siswa memakai jaket yang agak tebal. Ia bertemu dengan Asami dan Mami-chan di loker.

“ohayoo” sapa Haruna

“ohaya..” balas Asami dan Mami-chan

“ehh tunggu Haruna” seru mami-chan melihat punggung Haruna. Ia dan Asami melihat ke kertas-kertas yang tertempel di jaket Haruna.

“apa ini..” seru Asami dan Mami chan melepas kertas-kertas yang berisi makian pada Haruna. Ada makian cewek jelek, sangat jelak, babi dan bodoh tertempel di jaket Haruna. “apaan ini?” haruna membuka lokernya dan didalamnya penuh dengan kaleng bekas yang langsung berjatuhan begitu pintunya dibuka. Ada tulisan tergantung juga didalamnya “wanita murahan, kembalikan Yohku!”


Haruna memberikan kertas itu pada Asami “oh iya.. sejak Onii-chan jadi coachnya Haruna, ia sekarang sering mendapat surat cinta. Bahkan telp dirumah sering berdering dari gadis-gadis yang berbeda. Bahkan ada yang menunggu didepan rumah".

“mengapa bisa tiba-tiba begitu?” tanya Haruna.

“mungkin mereka menyangka Yoh berkencan denganmu. Dan mereka berpikir jika Haruna saja bisa menarik perhatian Yoh pasti mereka juga bisa.” Tebak Asami.

Saat mereka berjalan bertiga, seseorang melemparkan panci besi ke kepala Haruna dari atas...ckckck.. jahat banget siy tuh cewek-cewek.

“oh aku tau sekarang..” ucap haruna yang santai saja habis dilempar panci begitu.

“tapi Onii-chan menolak mereka semua” ungkap Asami.

Haruna membuka pintu kelas lebih dulu dan tiba-tiba tepung dari atas pintu mengguyursekujur tubuh Haruna.!


Haruna melihat ke jendela ada seseorang gadis yang melihatnya mandi tepung itu dengan tertawa puas. Haruna merasa pernah melihat gadis itu, tapi ia lupa dimana melihatnya dan siapa dia. Ia meneruskan langkahnya ke mejanya disana ia menemukan lipatan kertas. Haruna membukanya dan ada pesannya “pulang sekolah. aku menunggumu di gudang olahraga. Yoh”

“oh aku mengerti.. pasti latihan kencan lagi” gumam Haruna.


Pulang sekolah haruna berjalan melompat-lompat sambil terus melihat kertas pesan dari Yoh itu. Sampai didepan gudang ia melihat Yoh sudah menunggunya didalam. Ia masuk kedalam ruangan dan heran melihat Yoh yang keliatan lemah. “Yoh , apa yang terjadi?” “aku lagi flu..” jawab Yoh lemah. Yoh terbatuk-batuk “lalu apa yang ingin kau bicarakan?”

“hahhh.. bukannya kau yang memintaku kesini?” tanya haruna kaget. Pintu gudang tiba-tiba saja tertutup dan ada suara cewek yang tertawa-tawa dari luar gudang.
“suara apa itu? Apa ini jebakan?!” seru Haruna dan mencoba membuka pintu gudang. “ini tidak bisa dibuka! Coba pakai HP!” seru haruna panik. Yoh mencoba memakai Hpnya tapi ternyata tidak ada signal sama sekali. “tidak ada signal.. kita tidak bisa mengirim apapun.” Ucap Yoh lemah. “jadi kita tak bisa keluar sampai seseorang datang?” “aku rasa begitu..” jawab Yoh.



Haruna mondar-mandir digudang binggung mau mengerjakan apa. Yoh konisinya terlihat makin lemah.

“sekarang ini kita bedua akan mati dengan sendirinya” bisik Yoh lemah. Haruna jadi semakin panik melihat Yoh yang seperti itu “apa ada orang diluar!!” teriak Haruna

“sangat dingin..” gumam yoh pelan.

“dingin....? dingin..? “tanya haruna gelisah mendekati Yoh yang menggigil kedinginan itu. Haruna melepas Jaket seragam sekolahnya dan menutup tubuh Yoh dengan jaket itu“yoh kau pakai ini. Konisinya masih baik. Pasti ada sesuatu yang bisa dipakai.”

Haruna mencari cari sesuatu digudang dan ia menemukan sebuah selimut. “yoh kau pakai ini “ Haruna menyelimutkan pada Yoh.

“lalu bagaimana denganmu?” bisik Yoh lemah. “aku akan baik-baik saja. Aku ini berdarah panas!” kata Haruna meyakinkan Yoh. “


Haruna masih berusaha mencari cari jalan keluar “ disituasi seperti ini, pasti ada pintu. Sebuah tempat untuk kita keluar.”

“hahh?” gumam Yoh

“tunggu aku dengar ada suara angin.. pasti ada lubang angin disini.”

“lubang angin itu maksudmu?” kata Yoh menunjukkan lubang angin kecil ddipintu yang tertutup itu. “ahh.. sangat kecil..” gerutu Haruna kecewa. Ia melihat ke atap ada detector asap “ada smoke detector. Jika kita dapat menghasilkan api, seseorang akan datang!”

“kita tak punya korek api atau sejenisnya.” Ucap Yoh. Haruna lalu mengambil tiang kayu dan menggosokkannya agar keluar api. “Aku yakin 100% itu tak akan nyala”kata Yoh.

Harunapun menyerah.

 

1 jam kemudian.

Haruna sudah capek dan ia merasakan udara yang dingin. “sangat dingin..”

Melihat Haruna yang kedinginan itu Yoh langsung membuka selimutnya”kesinilah.. ini sangat dingin lalu kenapa kau tak kesini”

“aku baik-baik saja.. aku berdarah panas..” tolak Haruna. Yoh mengerti klo Haruna berpura-pura tidak kedinginan. Ia masih membuka selimutnya lebar-lebar. “maksudku adalah.. aku merasa kedinginan” Haruna kompornya buat ngangetin Yoh, katanya kan berdarah panas.. hihihi.. :P

Haruna mendekati Yoh dengan ala mau karate saja.. takut diapa-apain Yoh or ragu kale ya...?

Yoh yang tidak sabar melihat kelakuan Haruna langsung menarik tangan haruna ke sisinya dia dan menyelimuti tubuh mereka dengan selimut itu... kyaaaaaaaaa......ouw... ouww...


Haruna yang berdekatan dengan Yoh menjadi grogi sendiri “hmmm.. bau yoh menyenangkan sekali..” batin Haruna. “apa ini surprise yang direncanakan Yoh? Membuat kami hanya berdua, membiarkan aku mencium aroma tubuhnya dan membuatku melakukan sesuatu hal yang bodoh? Ahhhhh.. aroma ini bisa membuatku jatuh cinta” kata-kata terakhirnya membuat Haruna tersadar dengan kondisi hubungan mereka berdua.

“aku tidak merencanakan ini” Tebak Yoh atas apa yang dipikirkan Haruna. “ahh.. kau bisa membaca pikiranku?” Yoh mengangguk “iya” “tentang aroma juga?” cecar Haruna.”aroma apa maksumu?” haruna langsung bernafas lega.



Beberapa jam kemudian “ahh aku akan mati.. aku akan mati dengan beberapa alasan.. aroma ini.. tubuh kami akan jadi semakin dingin dan dingin, ayo kita lepaskan baju kita dan hangatkan satu dengan yang lain. Seperti itukan?!” pikir Haruna yang tidak menyadari klo itu dia ucapkan. Yoh yang mendengarnya langsung berkomentar “ itu klo baju kita basah kan?” Haruna kaget Yoh tau yang dipikirkannya “hehhh.. kau membaca pikiranku lagi?”

Yoh menggeleng. Tidak itu kau ucapkan sendiri” Haruna langsung malu dan menyembunyikan kepalanya dalam selimut “hahh memalukannn..” “ahhh tidak jauh beda dengan kebiasaanmu lainnya”

Diruang kelas haruna, mami-chan yang menutup jendela kelas terkejut melihat tas Haruna yang masih ada dimeja.

Haruna merasa Yoh semakin buruk maka ia membuka selimutnya dan bangkit berdiri. “aku akan melindungi Yoh” haruna kemudian mendobrak pintu dengan bahunya beberapa kali. Yoh terkejut dengan tindakan neka Haruna itu. “hentikan kau akan terluka”

“tidak akan! Jika aku tidak mendobrak pintu ini. Keadaanmu akan semakin buruk! Karena bagiku, kau adalah Coachku yang terpenting!” Haruna lalu membenturkan tubuhnya pada pintu lagi. Melihat niat tulus Haruna yang semua itu untuknya membuat Yoh tergerak.

Dengan lemah Yoh berdiri dan menepuk bahu Haruna “ aku akan membantu juga karena aku tak ingin kau terluka juga.” bisik Yoh pelan. Haruna terkejut mendengar perkataan Yoh itu. “ayo lakukan bersama” ajak Yoh dan Haruna mengangguk setuju. Keduanya berlari ke arah pintu untuk menobraknya.


Blom sempat tubuh mereka membentur pintu, tiba-tiba pintunya terbuka sendiri membuat keduanya jatuh kelantai. Didepan mereka berdiri Asami, Mami-chan, Asaoka dan Fumiya yang melihat keduanya penuh kekuatira. “apa yang terjadi?kenapa kalian disini “ tanya Asami.

“kau meninggalkan tasmu dikelaskan jadi saat aku memberi tahu Asami dia bilang klo dia juga tidak dapat kabar dari Yoh dan kamu. “kata mami-chan/

“mungkin ini jebakan seseorang “ tebak Asaoka. “tindakan yang konyol” sahut Fumiya. Haruna tiba-tiba ingat cewek yang keliatan mencurigakan di jendela waktu ia dikerjai di kelas tadi. “semuanya tolong jaga Yoh!” Haruna segera berlari mencari cewek itu. “berani sekali cewek itu melakukan ini paa coachku.. aku tak akan memaafkannya!”

Haruna terus berlari sampai ke sebuah lapangan olahraga. Ia melihat cewek yang dicurigainya ada disana bersama teman-teman cewek sekolahnya juga. Ia mengacungkan jarinya pada cewek itu “ Matsuzaka Reona dari Team Kuroto Minami!”

“ohh akhirnya kau ingat aku! Aku kesal karena selama ini kau tak mengenaliku” seru Matsuzaka. Cewek ini pernah bertanding dengan team softball Haruna tapi ia kalah. Ia berjanji akan membalas dendam atas kekalahannya itu. Saat ia ditransfer ke sekolah Haruna sebenarnya ia mau mengajak haruna bertanding tapi ia sungguh kecewa mengetahui haruna sudah berhenti bermain softball. Apalagi saat ia mengetahui haruna kencan dengan cowok(Yoh) dan terlihat sangat bahagia, itu membuatnya semakin dendam dengan Haruna. Padahal ia harus berlatih keras dan melupakan soal cinta demi balas dendam pada Haruna. Itulah alasannya ia ingin agar Haruna putus dengan pacarnya(Yoh). ‘

Mendengar perkataan Matsuzaka, Haruna menyanggahnya “aku tak berkencan dengan dia. “

“bohong, kalian berdua berkencan itulah alasan mengapa kalian bersama.!” seru cewek lain

“dia coach(pelatih) cinta ku”

Semua cewek-cewek itu tertawa “Yoh-Sama adalah pelatihmu? Dia itu benci cewek mengapa dia mau melakukan itu? Berhentilah berbohong lagi!” kata seorang cewek sekolahnya.

“lihatkan semuanya membencimu” kata Matsuzaka.

“lalu apa maumu?”

“ayo kita bertanding. Jika aku menang, kau putus dengan Komiyama Yoh. “ tantang Matsuzaka

“aku sudah memutuskan memperjuangka cinta! Dan aku juga sudah putuskan berhenti main Softball!”

“mau melarikan diri?!” ejek Matsuzaka.
Haruna melihat Yoh dan yang lain datang ke lapangan.  
“aku tak mau Yoh dalam bahaya lagi.” Batin Haruna

“baiklah.. jika aku menang kalian semua berhenti mengganggu kami lagi.”

“baiklah” kata cewek-cewek itu.

Matsuzaka bersiap-siap memukul bola yang akan dilemparkan padanya. Harunapun sudah sangat siap melakukan pertandingan yang menentukan kehidupan cintanya. Haruna melemparkan bolanya dengan sekuat tenaga. Matsuzakapun memukul bola itu. Tapi sayangnya tiba-tiba tongkatnya patah dan ia harus menerima kekalahannya.

“aku sudah berlatih keras sementara dia mendapatkan pacar dan bersenang-senang.!” gerutu matsuzaka.

Haruna berjalan meninggalkan mereka semua. Yoh dan yang lain ikut senang melihat kemenangan Haruna itu.


Haruna berjalan pulang bersama Yoh, ia lalu menghentikan langkah kakinya. “ano...” ucap haruna membuat Yoh menghentikan langkahnya “aku sudah membuatmu dalam masalah. Yoh, gomen nee.” Bungkuk Haruna yang kemudian dengan bangganya ia mengangkat lengannya “tapi akhirnya aku menang!”

Yoh tertawa melihatnya “kau sangat hebat..”

Melihat Yoh yang tertawa didepannya untuk pertama kali membuat Haruna terpana. Ia mendekati Yoh dengan tersenyum bahagia “Yoh saat kau tersenyum kau terlihat imut (kawaii)!”

Yohpun langsung memasang wajah seriusnya lagi.



“oh ya, sebentar lagi natal. Apa yang akan kau lakukan? Kau harus segera mendapatkan pacar“

“iya coach! Tapi pertama-tama sembuhkan sakitmu dulu” Yoh mengangguk “iya tentu saja” “jaga dirimu sebaik-baiknya. Aku akan pergi dulu” pamit Haruna pada Yoh.

Yoh terus menatap Haruna yang pergi meninggalkannya itu. “tunggu..” panggil Yoh pada Haruna. “ thanks untuk hari ini ya.” Haruna kaget “heihhh?” Yoh lalu pergi meninggalkan Haruna yang binggung dengan sikap Yoh yang sudah tidak dingin padanya lagi. Haruna mendengar suara pistol ditembakkan dan tepat mengenai dadanya.. lebih tepatnya lagi hatinya. Harunapun terjatuh... (jatuh cinta).

Didalam kamarnya haruna mengerjakan soal-soal PR matematika. Tapi jawaban atas soal-soal itu adalah “yoh.. yoh.. yoh”

Tanpa haruna sadari ia menulis nama Yoh di setiap jawaban soal matematika itu.

Haruna menatap bukunya dan berteriak histeris melihat nama Yoh disana “FALL IN LOVE...!” Haruna menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidurnya “tapi dia coachku, aku tak bisa jatuh cinta padanya!ii membuatku frustasi! Menyakitkan! Tidak adil!”

Mungkin karena haruna tidak bisa tidur malam itu, keesokan harinya saat pelajaran bahasa inggris haruna malah tertidur dikursinya.


Saat pulang sekolah haruna pergi ke ruang olahraga tapi ia terkejut melihat Yoh sedangberlatih basket disana.

Yoh melemparkan Bolanya kedalam ring dan berhasil masuk. Bola yang jatuh menuju ke arah haruna. Yoh baru menyadari klo haruna ada disana. “ohh kau disini..”
“iya ini kebetulan saja.” Jawab haruna.
“apa mau kita pulang bersama?” ajak Yoh sambil berjalan mendekati Haruna. Cewek itu malah mundur-mundur

“aku tak bisa. Ada sesuatu yang harus kulakukan” tolak haruna gugup.
Yoh menatap haruna dengan penuh selidik “kau tampak aneh hari ini” haruna grogi melihat Yoh yang menatapnya seperti itu. Ia takut Yoh dapat membaca pikirannya yang sedang jatuh cinta pada Yoh itu. Ia segera melemparkan bola basket itu ke arah Yoh.
“jangan baca pikiranku!” seru haruna. “itu terlihat jelas tanpa bisa kau sembunyikan”
“apa?” “kau salah satu orang didunia ini yang tidak bisa menyembunyikan sesuatu.” Haruna semakin takut Yoh akan bisa membaca pikirannya, haruna lalu memikirkan makanan “bakpao daging.. bakpao daging.. bakpao daging..” tanpa ia sadari, haruna mengucapkan kata-kata itu bukan membatinnya jadi Yoh pasti dengar.

Yoh mendekatkan wajahnya pada wajah haruna yang tertunduk serius mengucapkan bakpao daging itu.. “ada apa dengan bakpao daging?” tanya Yoh. “heihhh.. bagaimana kau tau??” seru Haruna terkejut.

Yoh semakin mendekati Haruna yang semakin gelisah ditatapnya itu. Haruna tiba-tiba membalikkan badannya dan kabor secepatnya dari depan Yoh!.



Dijalan keluar sekolah haruna terus menggumamkan mantra untuk dirinya sendiri “ aku tak boleh jatuh cinta..! tak boleh jatuh cinta..1 tak boleh jatuh cinta..! tak boleh jatuh cinta!” haruna mengucapkannya terus menerus. Haruna kemudian berteriak sekuat-kuatnya “AKU TAK BOLEH JATUH CINTAAAAAAA..!!!” Daun-daun yang kering dijalanan langsung berterbangan dan teman-teman yang ada disekelilingnya langsung terjatuh karena terkejut. 



Preview part 6 :

Haruna mengungkapkan pada Yoh klo ia sedang jatuh cinta pada seseorang. Yoh menebak klo cowok itu Asaoka. Haruna kesal dan berteriak pada Yoh “BAKA (bodoh)..!! aku pecat kau jadi coachku..!!”



3 komentar:

  1. lanjutiiiiiin... fighting...!

    BalasHapus
  2. Yoh kawaii bgt ma harunaNy lucu abs..ditunggu yg selanjutNy mb eunike^^

    BalasHapus