Jumat, 01 Mei 2015

Kinkyori Renai - Part 2




Nami-chan mengajak Yuni pergi shopping baju untuk Saki-kun. Yuni lalu menceritakan pada Nami-chan kenapa kakinya keseleo seperti itu.

“Untung saja cuman keseleo. Tapi dasar Yoshida.  Aku akan memarahinya nanti saat aku bertemu mereka. “ kata Nami-chan
 “Tak apa, Sakurai-sensei sudah melakukannya. “ sahut Yuni cepat
 “Kalau gitu, baguslah. “

 “BTW, Nami-chan.  Mau beli apa kesini? “ Tanya Yuni
 “Hadiah untuk Saki. “

 “Untuk Satou-kun?
 “Yeah, ia dapat pekerjaan.  Seleranya agak kewanitaan, jadi aku pikir aku akan memberinya sesuatu yang lebih jantan. Ketika seseorang yang kau cintai menggunakan sesuatu yang kau beli, itu akan membuatmu senang, kan? “ ucap Nami-chan sambil memilih milih kemeja untuk saki-kun.


Yuni melihat sebuah saputangan terpajang disana. Ia mengambil sebuah saputangan itu dan ia merasa malu sendiri. Yunipun menyentuh telingannya.



Pelajaran Tambahan Bahasa Inggris.
Sakurai sensei meminjamkan rekaman percakapan Bahasa inggris pada Yuni.
“Aku telah menyertakan ini dan beberapa lainnya jadi berjuanglah.  Dengarkan ini setidaknya 10 menit setiap hari. “ kata Sakurai sensei pada Yuni. Sakurai sensei lalu bangkit berdiri untuk berkemas-kemas. Yunipun membereskan buku-bukunya kedalam tasnya. 


Yuni melihat saputangan yang dibelinya ada didalam tasnya. Yuni bangkit berdiri dan berjalan mendekati sakurai-sensei.
 “ano….“ Yuni mengulurkan kadonya pada Sakurai-sensei
 “Apa ini? “
 Yuni malu dan menyentuh telinganya.

 “Ini sebagai terima kasih untuk hari kemarin. “
 “Aku tidak bisa menerima hadiah dari siswa. Akan gawat jika orang lain jadi salah paham. “



 “Aku tidak salah paham apapun. Itu hanya ucapan terima kasih.  Tidak ada maksud didalamnya! “ bantah Yuni

“Kenapa kau jadi serius gini? Apakah kau benar-benar jatuh cinta denganku? Apa kau bodoh? Benarkah? Sangat membosankan.. Itu bagus ketika kau tidak tertarik padaku. Aku bersikap baik padamu karena itu pekerjaanku. “ ucap sakurai sensei dengan serius. Sakurai-sensei hanya ingin menjaga jarak hubungan antara guru dan murid saja.

Yuni kesal mendengar sakurai-sensei menuduh dan menguruinya seperti itu. tanpa sadar tangannya menampar pipi sakurai sensei.
 “Aku hanya.. Mencoba.. untuk berterima kasih padamu sensei.. “ suara Yuni bergetar.
 



Sakurai sensei terkejut dan memperhatikan Yuni. Ia jadi semakin kaget saat melihat airmata berlinang di wajah Yuni, gadis yang biasanya berwajah datar itu.
Ia jadi kasihan dan ingin menyentuh Yuni namun Yuni segera meraih tasnya dan berlari pergi.





Dirumahnya ,Yuni didalam kamar membaca buku Mendel. Di tepat sampahnya tergeletak saputangan yang tadi mau diberikannya pada sakurai.  Akechi-sensei yang sudah membuat makan malam segera memanggil Yuni.
Akechi kaget saat melihat Yuni membaca buku mendel. Ia bertanya apa telah terjadi sesuatu saat pelajaran tambahan? Yuni membantahnya tapi Akechi jadi kuatir.



Akechi lalu sebagai Wali Yuni mengajukan kepada kepala sekolah agar kelas tambahan Bahasa inggris Yuni diakhiri saja.

Kepala sekolah memanggil Sakurai sensei untuk menghentikan kelas tambahannya pada Yuni sesuai dengan keinginan wali Yuni, Akechi.
Akechi menjelaskan pada semuanya klo Yuni bertingkah aneh sejak ikut kelas tambahan seperti
Ketika sesuatu benar-benar mengganggunya, dia memiliki kebiasaan pergi ke kamarnya dan membaca buku-bukunya. Ia paham klo nilai Yuni mulai meningkat Bahasa inggrisnya tapi ia rasa itu sudah cukup untuk Yuni.
Sakurai sensei sebenarnya mau menolak tapi kepala sekolah agar tidak berlarut-larut langsung memutuskan pelajaran tambahan dihentikan saja. 



Akechi pergi menemui Yuni dan memberitahu gadis itu klo pelajaran tambahan mulai hari ini dihentikan.

 “Pelajaran tambahan Sakurai-sensei telah dibatalkan. “
 “Telah.. dibatalkan? “

 “Nilaimu sudah tinggi,\Njadi mereka bilang kau tidak membutuhkannya lagi. Kau sudah melakukan yang terbaik. “
 “Yeah.
 “Dah. “ akechi lalu meninggalkan Yuni.


Pulang sekolah Yuni tidak langsung pulang. Ia pergi ke ruang kelas Bahasa inggris dan melihat kursi yang biasa ia duduki saat kelas tambahan itu.

Yuni mendengar suara dihalaman sekolah gadis-gadis sedang merayu sakurai-sensei.
 “Sakurai-sensei! “
 “Sakurai-sensei! Hari ini, setelah kegiatan klub bahasa inggris, maukah anda pergi karoke dengan kami? “
 “Aku tidak punya alasan untuk jalan-jalan bareng siswa. Belajar sana. Aku sibuk! “ jawab sakurai-sensei

 “Sensei, kumohon! Aku ingin pergi bersamamu! “
 “Kumohon! “
Teriakan merajuk gadis-gadis yang diluar sangat jelas terdengar ditelinga Yuni.



Saat pelajaran Bahasa inggris didalam kelas Yuni terus memperhatikan sakurai sensei. Beberapa kali mata mereka bertemu tapi sakurai sensei sepertinya cuek sekali padanya. Hati Yuni sakit, Yuni meremas dasi yang dipakainya.




Saat pulang sekolah Yuni masih pergi ke ruangan Bahasa Inggris. Yuni tiduran dimeja sambil mendengarkan percakapan itu lewat headsetnya.

Tiba-tiba sakurai-sensei datang dan langsung melepaskan headset yuni.
 “Apa yang kau lakukan? Pulang sana. “ kata sakurai-sensei. Ia terkejut saat mendengar klo headset yang sedang didengarkan Yuni tadi berisi percakapan Bahasa inggris.
Yuni lalu meraih headsetnya dari tangan sakurai sensei dan langsung berlari pergi meninggalkan sakurai-sensei.



Saat jam istirahat, Nami-chan merasa Yuni sedikit berbeda, Yuni terlihat melamun dan tidak menyentuh makanannya sama sekali.
 “Ada apa, Yuni? Kau tidak makan sama sekali. “
 “Bukan apa-apa.. Aku baik-baik saja…“ Yuni tertunduk. Ia melihat ke Nami-chan dengan ragu lalu ia meletakkan makannya.

 “Sebenarnya, akupun tidak mengerti… Aku tidak yakin apa, tapi.. Sesuatu.. di dalam sini.. berdebar-debar. “ ucap Yuni menyentuh dadaknya.

 “berdebar-debar? “



  “Aku membencinya, tapi itu membuatku sedih ketika dia jadi dingin (cuek).  Aku tidak mau melihatnya,  tapi aku tidak bisa melihatnya kesepian. “ kata Yuni tak mengerti perasaannya sekarang

 “Yuni, itu namanya cinta. “ seru Nami-chan tersenyu
 “Cinta? “

 “Yeah.  Cinta dan Benci. Memiliki keduanya adalah cinta sejati. Saki dan aku bertengkar.  Ketika aku memberinya hadiah yang aku beli untuknya, dia mengatakan  “Aku tidak menyukai ini “ dengan mudahnya! Dia benar-benar membuatku marah!  Tapi.. Aku tetap mencintainya…“ kata Nami-chan menjelaskan.

 “Nami-chan..

 “Pada awalnya, aku merasa aku menyukai segala sesuatu tentangnya. Tapi sekarang aku bisa mengatakan aku membencinya dan mencintainya, rasanya seperti nyata. “ lanjut Nami-chan.

  “Cinta.. Sejati? “ gumam Yuni

Nami-chan malu sendiri dengan pengakuannya.
 “aaaaaaaaahhhhhhhhh….Apa yang kukatakan?! Kau akhirnya sedikit terbuka, jadi aku membaginya sedikit kebanyakan. “
 “Maaf. “
 “Bukan begitu maksudku. Aku senang… Kau selalu memikirkan orang lain.  Kau tidak pernah benar-benar mengatakan apa yang kau rasakan sendiri. Aku pikir itu mungkin agak sedikit kesepian“
 “Nami-chan.. “




Selesai istirahat mereka berjalan ke kelasnya masing-masing.
Nami-chan masih penasaran dengan sosok yang dibicarakan Yuni.
 “Jadi, siapa dia? “ Tanya Nami-chan penasaran.
 “Aku tidak bisa memberitahumu. “
 “Apaan tu? Yah, jika berjalan dengan baik segera beritahu aku! “
 “Okay“
 “Janji.? “
“ya“
Mereka menautkan jari mereka sebagai tanda janjinya.


Pulang sekolah Yuni pergi ke toko buku untuk mencari definisi kata cinta. Dalam sebuah buku ia membaca sebuah tulisan  “Jalan menuju kesimpulan terbaik adalah menyatakan perasaanmu! “


Saat pelajaran Bahasa inggris. Yuni masih terus berdiri meski murid yang lain sudah duduk.
 “Sensei! “
 “Apa, Kururugi?
 “Aku su..(cin)….. “  Yuni mau berkata “suki “:  “Aku cinta kamu “
Yuni melihat semua teman memperhatikannya. Yuni jadi tidak berani.  “sugu… “(Segera)..Tolong segera mulai kelasnya.  Kita sudah telat 3 Menit 23 Detik. “ lanjut Yuni mengarang kaliamatnya.

“Kita akan mulai, cheeky-chan. “sahut Sakurai sensei




  “Aku tidak bisa mengatakannya.. Di depan semuanya.. “ gumam yuni.

Saat istirahat seperti biasa sakurai sensei pergi ke mobilnya dan merokok disana. Tiba-tiba Yuni datang, membuka mobilnya dan mengambil rokok dari tangan sakurai sensei. Yuni segera keluar dari mobil sakurai-sensei membawa rokoknya.
Sakurai terkejut dan keluar dari mobil.

 “Apa? “ ia mencoba merebut sebatang rokok ditangan yuni tapi tak berhasil.
 “Merokok secara ilmiah terbukti buruk untuk kesehatanmu. “ sahut yuni



 “Benarkah? “ kata sakurai-sensei sambil mengambil rokok baru dari boxnya. Yuni mau mengambil box rokok yang ada ditangan sakurai sensei.
 “Kau meracuni tubuhmu! Hentikan! “ tangan mereka saling menyentuh tapi sakurai sensei segera menepiskan tangannya.
 “Apaan sih? Apa yang kau mau, cheeky-chan? “
 “Sensei, Aku Cin.. “

 “Cin..? “ sakurai sensei kebingungan
 “Aku Cin.. “
 “Katakan cepat! “

 “Supacium ***bla..bla..bbla (Aku gak mudeng juga dimulai dengan  “su “)

“Berhentilah main-main. “ kata sakurai meninggalkan Yuni




Yuni termenung memikirkan cara menyampaikan perasaanya pada gurunya. Saat di lab sekolah ia melihat temannya mencatat segala sesuatu ke dalam buku untuk ditanyakan pada guru praktek mereka. Yunipun berniat menggunakan siasat buku catatan itu saat menyatakan perasaannya pada sakurai sensei.

Didalam kelas sebelum pelajaran Bahasa inggris Yuni menghafalkan kalimat yang akan diucapkannya pada sakurai sensei.
“Aku menuliskan sesuatu yang tidak aku mengerti.  Bisakah kau melihatnya? …….Ada hal yang aku tidak.. “




Latihan Yuni terhenti saat salah satu temannya berteriak.
“Sensei datang!  Sensei! “
Yuni kebingungan sendiri mencari posisinya.. Semua teman-temannya sudah duduk rapi dikursinya masing-masing.
Sakurai sensei masuk ke dalam kelas dan ketua kelas mengajak teman-temannya memberi hormat pada gurunya.

 “Berdiri! “…“Menunduk! “  “Duduk. “ mereka lalu duduk bersama-sama.



Sakurai sensei melihat murid muridnya dan ia menemukan sebuah bangku yang kosong.
 “Apa Kururugi tidak masuk hari ini? “ Tanyanya

 “Dia barusan ada. “ jawab salah satu murid
 “Yeah, ada. “ kata murid-murid lainnya
 “Mungkin dia pergi ke kamar kecil. “


 Yuni terdiam gugup ditempatnya bersembunyi. Ia melihat kaki sakurai-sensei yang sangat dekat padanya. Yuni mengendus-endus parfum sakurai-sensei sambil menarik-narik celana sakurai sensei.

Sakurai sensei kaget dan melihat ke bawah. Ia lebih kaget lagi saat melihat Yuni ada dibawah kolong mejanya.  Ia bingung mau melakukan apa dengan ulah Yuni klo sampai ketauan yang lain.



Yuni tiba-tiba membuka bukunya , menutupi wajahnya dengan bukunya itu dan memperlihatkan tulisan tangannya.

“Aku membencimu, sensei tapi aku juga menyukaimu! Apa yang harus aku lakukan?“

Setelah beberapa saat Yuni menutup bukunya lagi dan melihat sakurai-sensei. Mereka saling menatap.




Murid yang lain heran melihat sakurai sensei yang menunduk terus memperhatikan bawah meja.
 “Ada apa, sensei? “
 Sakurai sensei tersadar posisinya sedang mengajar “Tidak ada apa-apa. “
 “Suzuki, baca halaman 16. “
“Okay. “
Murid yang disuruhnya lalu membaca halaman 16 itu.



Dengan sengaja/berpura-pura Sakurai-sensei menjatuhkan bolpointnya kelantai dekat mejanya. Sakurai sensei menunduk memungut bolpoinnya sambil terus menatap Yuni.
 “Kau.. “ bisik sakurai sensei lirih menatap Yuni yang juga menatapnya.
Ia tak berhenti sampai disitu. Tiba-tiba ia memberikan sebuah ciuman ke bibir Yuni. Mereka berciuman dibawah kolong meja didalam kelas tanpa seorangpun melihatnya.






yah adegan kissingnya kok cuma begitu saja sih.. datar banget... kayak kurang perasaan. asal nempel doang.. ^_^

ini adegan kisu /kissing  versi manga.. bayanginnya Yamapi kisu terbalik model begini... hihihi... pegel, pegel deh tuh kepala pastinya ya.


Diluar kelas itu, seorang guru baru perempuan sedang diajak melihat ruangan-ruangan kelas oleh guru yang lain. Tanpa sadar guru perempuan itu melihat dari kaca pintu kelas, sakurai-sensei yang menunduk dan bangkit berdiri sambil mengusap bibirnya dengan pelan. Guru perempuan itu paham maksud dari gerakan itu. 

ia curiga dan ia mengalihkan padangan matanya ke bawah meja. Guru perempuan itu melihat sosok gadis sedang bersembunyi disana namun ia tak dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu karena ia melihatnya dari kaca kecil pintu.





Sakurai-sensei menunggu dengan gelisah di sebuah ruangan guru. Yuni masuk dengan buru-buru kedalam ruangan itu.
Sakurai –sensei mendekati dan melihat Yuni dengan wajah serius.
 “Maafkan aku. “ ucap sakurai sensei.
 “Kenapa kau minta maaf? “ Tanya Yuni heran
 “Aku salah melakukan itu(ciuman). Tolong dilupakan. “ ucapnya penuh penyesalan. Sakurai-sensei lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Yuni merasa tertolak dan iamenahan emosinya dengan meremas roknya.





Sakurai sensei berjalan ke ruangan guru-guru. Tiba-tiba Akechi-sensei memanggilnya
 “Oh, Sakurai-sensei. “ akechi mendekati Sakurai bersama guru perempuan baruu itu “Aku akan memperkenalkanmu. Ini guru yang akan menggantikan Taguchi-sensei, Takizawa-sensei. “

Sakurai sensei terkejut saat mengenali guru baru itu.
 “Lama tidak bertemu, Sakurai-sensei. “ ucap guru itu dengan ramahnya. Akechi terkejut melihat keduanya sepertinya sudah saling kenal. Takizawa-sensei (mirei)lalu menjelaskannya.
 “Kami sudah berteman saat SD. “

 “Oh, benarkah?? “ akechi terkejut
 “ya Kan? “ senyum Takizawa-sensei pada Sakurai sensei.




Stop dulu aku jelasin.
Yang sudah nonton dramanya “kinkyori renai ~ season zero“ sudah tau ya siapa Takizawa sensei ini, dia adalah Mirei teman sakurai dari kecil.
Tapi yang aku mau jelasin bagi yang belum membaca manganya adalah Mirei ini di Manga adalah guru Haruka(sakurai-sensei) saat SMA sekaligus pacarnya Haruka muda. Jadi memang alurnya manga sama live actionnya beda.



Sakurai-sensei dan Takizawa-sensei lalu pergi bernostalgia bersama ke tempat-tempat mereka pernah bersama.
 “Nostalgia! Tidak banyak berubah sejak terakhir kali kita kesini. Hey, apa kau ingat? Pohon yang ayahmu katakan bisa mengabulkan permintaan…? Jika kau mengintari pohon ini 3 kali dengan mata tertutup,  dengan mengulang permintaanmu lagi dan lagi, itu akan menjadi kenyataan. “  Mirei/Takizawa mengenang masa kecil mereka

 “Cerita itu bohong. Itu merupakan salah satu cerita yang dibuat-buat ayahku. “ sahut haruka/Sakurai sensei. 

Klo hanya mereka berdua aku sebut Sakurai-sensei = haruka dan Takizawa sensei=mirei saja ya. smoga tidak bingung.




 “Benarkah? Aku pikir keinginanku tidak terwujud. “ ucap mirei tertawa.

 “Mirei…. Kau tidak mengajakku keluar untuk membicarakan masalah itu, kan? “ Tanya Haruka
 “Kau dingin seperti biasanya, Haruka. “ ucap mirei. Tiba-tiba ia mendekati haruka dan menciumnya. Haruka terkejut tidak sempat menghindari ciuman itu. haruka lalu mengusap bibirnya dengan tangannya.
 


Mirei terdiam menatap haruka  “Kebiasaan itu tidak berubah. Kau selalu melakukannya setelah ciuman.  Aku melihatnya kemarin.  Aku melihatnya di ruang kelas.  Mencium siswa. “
Haruka terkejut dan panic. Iapun menjelaskannya pada Mirei.
  
 “Kebetulan? Ciuman? Dengan siswa? “ Tanya mirei tak percaya.
 “Ya, tepat sekali… dan kamipun sudah membicarakannya. “sahut haruka sambil mematikan rokoknya.



Mata Mirei berkaca-kaca. Ia bangkit berdiri untuk tidak diketahui haruka dan ia mengusap airmatanya.

 “Hey.. Saat kita kencan di SMA, Kita berbagi banyak ciuman.  Tapi selalu aku yang melakukannya. Apa kau ingat? “ Tanya Mirei
 “Tidak. “

 “Tentu saja. Lagi pula, kau tidak sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku mengingatnya Karena aku sungguh-sungguh mencintaimu. “ lanjut Mirei
 “Apa yang sebenarnya ingin kau katakan? “ haruka sepertinya tidak suka masa lalunya diungkit lagi

 “Apa kau sungguh.. menyukai siswa itu? “ Tanya mirei  “ Jika tidak.. Kau tidak akan menciumnya. Seperti yang selalu kau katakan, “Tindakan bawah sadar manusia tidak bisa berbohong “.“  mirei dengan emosi duduk disebelah haruka.
 “Kau tidak boleh melakukan ini, Haruka.  Cinta antara Guru dan Siswa.. Jika mereka mengetahuinya,
Kau tidak akan pernah bisa mengajar lagi. Dan yang terburuk, kau bisa dituntut! “

Haruka bangkit berdiri “Aku tau tanpa harus kau beritahu. “
 


Disekolah sakurai sensei melihat tumpukan rangkuman pelajaran Bahasa inggris yang sudah dibuatnya untuk Yuni. Ia ingin membuangnya ke tepat sampah tapi ia membatalkannya. Ia memasukkan semua buku-buku pelajaran tambahan Yuni itu kedalam laci mejanya.



Takizawa-sensei pergi ke kelas Yuni untuk memberikan formulir universitas pada murid-muridnya.
 “Tolong serahkan daftar pilihan universitas saat Senin depan. “ ucapnya pada semuanya
 “Okaay“
 Cowok yang duduk didepan Yuni berbisik dengan cowok satunya“Tidakkah Takizawa-sensei sangat imut? “
 “Aku juga berpikir begitu! Imut banget! “
 “Aku rasa aku jatuh cinta. “
 “Ya ampun.. “
 
Takizawa-sensei melihat murid-muridnya, ia terkejut saat melihat jepit rambut kucing yang dilihatnya dipakai gadis yang berciuman dengan Sakurai-sensei. Dia adalah Yuni.
 



Saat selesai jam pelajaran, takizawa mengejar Yuni yang berjalan didepannya.
 “Kururugi-san! “ panggilnya.
Yuni menghentikan langkahnya dan menoleh pada takizawa-sensei.
Takizawa-sensei melihat sekelilinya ada orang atau tidak sebelum ia melanjutkan ucapannya.

 “Aku dengar dari Sakurai-sensei.  Tentang kau dan dia. Apa kau baik-baik saja? Kau bisa datang padaku untuk meminta nasihat. “ lanjutnya. Takizawa-sensei heran melihat wajah Yuni tidak nampak terkejut, panic ketakutan atau apapun. Wajah Yuni terlihat datar.

 “….Karena aku guru wali kelasmu, dan kita berdua wanita. “ lanjutnya lagi melihat ekspresi Yuni
 “Okay. “ jawab Yuni datar dan segera pergi meninggalkan gurunya yang keheranan.



Haruka dan Mirei bertemu di halaman sekolah.
 “Mengejutkan mereka patuh. “ ucap Mirei memuji kelasnya.
“ Nilai bahasa inggris mereka juga tinggi-tinggi. “ sahut haruka.

Mirei melihat sekelilinya dan ia melihat dari lorong sekolah Yuni sedang memperhatikan mereka berdua. Mirei tersenyu tipis menangapi haruka  “Begitukah.  meskipun, aku tidak pernah menyangka kau akan menjadi guru! “ ucapnya sambil menyenggolkan (?) tangannya pada Haruka (sok mesra?)




Yuni dari lorong sekolah terus memperhatikan ulah kedua gurunya itu dihalaman sekolah. Murid-murid lain yang melihat juga ribut sendiri.
 “Hey, hey! Lihat itu! Aku dengar mereka teman masa kecil! “
 “Mereka tampak hebat bersama-sama! “
 “Seperti cinta dewasa~~~“
 “dekatdekatdekatdekatdekat!!!! “
 “Tidak mungkin, mereka sangat dekat! “

Yuni tak sanggup mendengar ucapan gadis-gadis yang sedang membicarakan kedua gurunya itu. iapun berlarii pergi.



Yuni termenung diruang lab saat jam sekolah sudah berakhir. Ia melihat hujan turun dengan derasnya.

Sementara itu sakurai-sensei juga sudah selesai mengajar. Ia berjalan melewati tempat parkiran sepeda muridnya. Ia terkejut melihat Yuni berdiri didepannya.

“Kururugi.. apa yang kau lakukan? “
 “Sakurai-sensei. Kau memberitahuku harus lebih jujur dengan emosiku…. Aku menyukaimu, sensei. Jadi aku tidak bisa melupakan  apa yang telah terjadi “ ucap Yuni

Sakurai terdiam menatap Yuni.  “Kita tidak bisa begini. “ ucapnya sambil melihat ke tempat lain.
 “Lupakan. “
Yuni menunduk dan menggelengkan kepalanya.




Sakurai-sensei lali memegang kedua bahu Yuni dengan kedua tangannya.
 “Kururugi! Lihat aku! Jangan salah paham. Perasaan yang kau miliki sekarang.. bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, Kau secara alami akan melupakannya. “

Yuni mencengkram roknya “Sensei.. Kau tidak memahamiku sama sekali! “ teriaknya dan ia berlari ditengah guyuran hujan. Sakurai-sensei mengejarnya tapi ia tak bisa mengejarnya.





Ulangan Bahasa inggris.
 “Gunakan apa yang aku ajarkan pada kalian untuk mendapatkan nilai sempurna. “ kata sakurai-sensei.
 “Okaaaaay“ sahut murid-muridnya. 

Sakurai-sensei memperhatikan Yuni yang terlihat termenung menatap keluar jendela. 
Siswa yang ada di depan Yuni mengulurkan soal untuk dibagikan kebelakang. Yuni mengambilnya dan mengambil satu diletakkan dimejanya lalu memberikan sisanya ke teman-teman dibelakangnya.

Saat  Yuni mmau melihat kertas ulangannya ternyata terjatuh jauh dari dirinya.
Sakurai-sensei yang melihatnya lalu mengambilnya dan memberikannya pada Yuni.
Mereka saling menatap lalu tiba-tiba Yuni membuang mukanya.




Bel istirahat berbunyi dan kelaspun selesai.
Yuni bangkit berdiri dari kursinya dengan lemas. Wajahnya pucat tapi pipinya merah sekali. Yuni berjalan ke pintu keluar kelas. Yuni melihat 3 orang cowok teman sekelasnya sedang mengambil buku diari Matoba, siswa lain dikelasnya.



“Ada apa dengan buku ini?! pakai gembok segala! “ kata salah satu cowok itu
 “Matoba pada dasarnya jahat tapi dia memiliki buku imut ini! “
 “Dia sudah pergi, kan? Ayo buka! “

Yuni melihat diari itu dan merampasnya dari tangan cowok –cowok itu.
 “Ada apa, Kururugi? “ Tanya salah satu cowok itu dengan kagetnya.
 “jangan melihat milik orang lain. “

 “Jangan terlalu kaku! Jika kita meletakkannya kembali di mana kita mengambilnya, dia tidak akan tahu.“
 “Apa yang tidak aku tau?! “ teriak Matoba dari pintu.

 “Oh Larilarilarilarilari ayo lari! “ ketiga pria itu langsung melarikan diri.



Matoba melihat Yuni sedang membawa buku diarinya.
 “Ini. “ kata Yuni menyerahkannya
 Matoba mengambilnya “Makasih banyak! Catatan ini sangat penting bagiku. Aku sangat, benar-benar bersyukur. “
 “Aku tidak……“ belum sempat Yuni berbicara tiba-tiba ia pingsan didepan matoba.
 Matoba kaget dan berteriak “Kururugi-san? Kururugi-san!!! “





Teriakan matoba sangat keras sampai terdengar di lorong sekolah. Sakurai sensei yang sedang dalam perjalanan ke ruang gurupun mendengarnya. Sakurai-sensei langsung berlari secepatnya menuju kelas Yuni.




Sakurai-sensei melihat Yuni tergeletak dilantai.
 “Kururugi! “ serunya mendekati Yuni. Sakurai-sensei jongkok didekat Yuni dan mengangkat bahu Yuni. Ia meraba dahi Yuni. Ia terkejut dahi Yuni sangat panas. Ia menghela nafasnya.
 



Sakurai-sensei lalu membawa Yuni ke ruang UKS. Seorang penjaga UKS langsung memeriksanya.
“Dia mengalami demam tinggi.  Kita memerlukan bantuan untuk membawanya pulang. Aku akan menelpon Akechi-sensei. “ ucap dokter itu.

“Silahkan. “ sahut sakurai sensei.


Sakurai-sensei lalu berjalan keluar pintu UKS. Ia melihat Matoba juga ada disana. Ia mendekati Matoba dan berbisik.
  “Jangan beritahu dia klo aku yang menolongnya. “
 “iya.. “ sahut matoba patuh.
Sakurai-sensei lalu meninggalkan ruangan UKS itu.



 

BERSAMBUNG PART 3





Tidak ada komentar:

Posting Komentar