Saat
berangkat sekolah seperti biasanya Ryuhei Kumashiro melewati taman kota. Ia
lagi-lagi melihat miyashita ada ditaman itu dan sedikit bermain-main dengan air
kolam di tengah taman.
“6
bulan yang lalu, Miyashita chiyuki transfer ke sekolah kami. Tapi dia sulit
didekati dan aku tak pernah berbicara sedikitpun dengannya.”
Saat
istirahat Ryuhei bersama teman-temannya
sedang membahas kegiatan disekolah. , Ryuhei sibuk berbicara dengan
teman-temannya namun matanya menangkap sosok tutup yang sangat dikenalnya
berjalan ke arahnya.
Ryuhei terdiam dan saat gadis itu, Miyashita bersisipan
disampingnya, hidung Ryuhei menghirup aroma yang menyenangkan itu. Ryuhei
berbalik dan menatap punggung miyashita yang menjauhinya.
“..
yang aku tau, tiap dia lewat. Selalu saja ada aromayang menyenangkan ini”
Dirumah
keluarganya, ryuhei sedang membaca komik saat Aniki (kakak laki-laki) bertanya pada ryuhei “ bagaimana dengan gadis baru
yang cute dikelasmu itu?”
“apa
maksudmu miyashita chiyuki?” Tanya ryuhei
“iya
benar.. benar.. kenalkan aku padanya.” Pinta Aniki
“untuk
apa?!” seru ryuhei curiga.
“dia
itu seorang gadis murahan” sahut Aniki
“miyashita
bukan gadis seperti itu” bantah Ryuhei membela nama baik Miyashita sambil
membalik-balik komiknya.
“eihhhh!!
Jangan.. jangan.. apa kau menyukai dia?” seru Anikinya sambil merebut komik
dari tangan Ryuhei agar ryuhei menjawab
pertanyaannya.
“tidak”
bantah Ryuhei mendorong kakaknya.
Ibu
masuk dengan membawa beberapa surat. Ia
lalu memberikan surat untuk Ryuhei.
“ini
surat untuk Ryuhei.” Ucap ibunya
“surat?”
Ryuhei tak percaya ia menerima sebuah surat dijaman yang modern seperti ini. ia
mengambil surat dari tangan ibunya dan membaca sampul surat itu.
“sebuah
surat cinta di jaman ini?” celoteh Anikinya keheranan.
“iya
benar” ryuhei menyetujui ucapan kakaknya.
“tidak
ada nama pengirimnya juga.. bisa jadi itu hal yang buruk” ucap ibunya menggoda
ryuhei.
Ryuhei
segera menyobek sampul amplop surat itu. sementara itu ibu dan kakaknya
menunggu dengan sangat penasaran.
“jangan ikut2an melihat!” seru ryuhei tidak suka melihat kakak dan ibunya disana
menunggunya.
“eh
mengapa?” Tanya kakaknya. Ryuhei tak mengubris keduanya dan langsung masuk ke
dalam kamarnya sendiri.
Ryuhei
duduk ditempat tidurnya dan mulai membaca surat itu.
Kumashiro
sama…
Aku
mungkin akan menghilang, tapi.. ingatlah aku..
Aku
tak peduli klo semua orang melupakanku.
Tapi
Aku hanya ingin kau tetap mengingat aku.
Meskipun
hanya sedikit dan sebagian saja.
Ryuhei
selesai membaca surat itu dan ia membaliknya tapi ia tak menemukan nama
pengiriman surat itu. namun saat ia mengerakkan surat dan amplop tadi, ia
mencium aroma yang sangat dikenalinya.
Keesokan
harinya saat ia masuk ke dalam kelas. Tanpa sengaja ia mendengar gadis-gadis
sedang bergosip tentang Miyashita yang sedang ditahan dan diintrograsi karena
ketahuan berada ditaman sampai larut malam.
Seorang gadis juga berkata klo
Miyashita memang tidurnya ditaman mungkin karena ia sengaja melakukannya untuk
bunuh diri.
Ryuhei
teringat surat yang diterimanya kemarin yang mengatakan ingin “menghilang itu”.
ryuhei takut miyashita benar-benar akan bunuh diri jadi ryuhei buru-buru pergi
mencari Miyashita. Ia melihat Miyashita ada diatap sekolah dan ada dipagar
mencondongkan tubuhnya kdepan seperti mau terjun dari atap.
“tunggu!”
cegah ryuhei dan menarik tubuh miyashita. “apa yang kau lakukan disini?” Tanya ryuhei kuatir.
“aku
hanya mengambil syalku “ ucap dingin miyashita. Ryuhei baru menyadari syal yang
dipegang miyashita. Ternyata tadi gadis itu mengambil syal yang terbang dan
tersangkut pohon disekolahan.
“tapi
itu sangat bahaya! Kau bisa mati klo kau terjatuh!” seru ryuhei mengingatkan.
“ah..
aku tak memikirkannya” jawab miyashita cuek dan memakai syal dilehernya.
“apa?”
“tapi
mungkin itu yang terbaik..” ucap miyashita dingin dan berjalan mendahului
ryuhei.
Saat miyashita lewat disebelahnya ryuhei mencium aroma itu lagi. “sudah
pasti surat itu darinya” batin ryuhei.
Sampai
dirumahnya ryuhei membuat surat balasaan bagi orang yang menulis surat untukya
itu. ia bingung mau menulis apa. Tapi saat ia melihat foto salju di kota
neneknya, ia jadi tau apa yang akan dikatakannya.
Miyashita
chiyuki sama,
Apa
kau pernah melihat salju?
bukan salju seperti yang ada ditokyo
Maksudku,
salju sebenarnya..
Seperti
kelopak putih yang turun dari langit, sangat cantik.
Suatu
hari, aku ingin kau mlihatnya juga
Sampai
saat itu kau jangan menghilang.
Ryuhei
mengirimkan surat itu ke kotak pos.
Keesokkan
harinya saat didalam kelas, ryuhei melihat wajah miyashita begitu datar saat
melihatnya. Ia jadi ragu apa benar yang menulis surat waktu itu adalah
miyashita?
Pulang
sekolah ia melihat miyashita dengan seorang pria dengan mobil mewah. Mereka
saling berhadap-hadapan. Dari posisinya berdiri, ryuhei melihat keduanya sedang berpelukan.
Ryuhei segera mempercepat langkah kakinya untuk pergi
dari situ.
“tunggu
dulu kumashiro-kun!” panggil miyashita yang langsung berlari-lari meninggalkan
pria bermobil dan berlari mendekati
ryuhei.
Setelah
sampai didepan Ryuhei dengan wajah kuatir miyashita berkata “aku akan pergi
denganmu.. ayo pergi..”
Ryuhei
bingung dengan wajah miyashita yang penuh kekuatiran itu jadi ia hanya berdiri
diam saja. Miyashita meraih pergelangngan tangan ryuhei dan menariknya pergi
dengan berlari. Keduanya berlari sampai di taman kota. Miyashita lalu melepas
pegangannya.
“arigatou..
kau sudah menyelamatkanku” ucap miyashita.
“dia
bukan cowokmu?” Tanya ryuhei.
“mana
mungkin..! dia orang yang keras hati”
“klo
begitu kau jangan menemuinya lagi.” Kata
ryuhei tegas. “kau tak akan tau apa yang bisa dilakukannya padamu kan?”
“hal-hal
seperti keterbatasan, akal sehat dan rasa hormat benar-benar tak masuk bagiku”
kata miyashita.
Ryuhei
menatap wajah miyashita saat gadis itu pamit padanya. “sampai jumpa lagi”
“dimana
kau tinggal?” Tanya ryuhei.
“disini”
sahut miyashita
“apa?”
“sampai
jumpa” kata miyashita pergi meninggalkan ryuhei dan duduk dikursi taman.
Ryuhei
tak bisa berbuat banyak dan ia langsung pergi untuk pulang ke rumahnya.
Malam
harinya ryuhei terus memikirkan Miyashita. Ia jadi menguatirkan miyashita yang
ada ditaman jadi ryuhei memutuskan pergi melihat miyashita.
Sampai
ditaman ia benar melihat miyashita sedang tidur dikursi taman dengan hanya
memakai jaket tebal saja.
“miyashita!”
panggilnya. Ryuhei mendekati miyashita yang tertidur.
Miyashita
terbangun dari tidurnya.
“apa
yang kau lakukan disini?” Tanya ryuhei
“bukankah
sudah aku bilang klo aku ini adalah rumahku?” sahut miyashita.
“apa
kau benar-benar sangat ingin mati?” ucap ryuhei. Udara yang sangat dingin pasti
lama-lama akan membuat orang yang tidur diluar jadi sakit.
“tidak”
“lalu
mengapa kau lakukan ini?” seru ryuhei.
“aku
tak pernah berfikir untuk bunuh diri.”
“eih?”
“tapi
jika aku mati berarti ya sudah.. aku tak peduli”jawab miyashita enteng dan
dingin. Ia bangkit berdiri dan melepas jaket tebalnya. “aku akan mencuci mukaku
dulu” ucap miyashita meninggalkan ryuhei.
“hei
kita sedang ditengah pembicaraan.!.” seru ryuhei. Miyashita terus berlalu
meninggalkan ryuhei dan berjalan kea rah air mancur ditengah taman. Miyashita langsung terjun ke dalam kolam air
dan membuat ryuhei terkejut dan berlari mendekati miyashita. Air kolam pasti
sangat dingin dan itu membuat ryuhei kuatir.
“apa
yang kau lakukan?!” teriak ryuhei. Ia mengulurkan tangannya dari pinggir kolam
“cepat! Keluar dari situ!” teriak ryuhei.
Miyashita
menerima uluran tangan ryuhei dan menatap ryuhei. Tapi bukannya ia bangkit dari
kolam, ia jutsru menarik ryuhei agar ikut masuk kedalam kolam. Ryuhei yang
terkejut langsung terjebur kedalam kolam yang dingiin itu.
Ryuhei
membawa miyashita ke rumahnya. Ryuhei mempersilahkan miyashita mandi dengan air
hangat di bathtub kamar mandinya
.
“aku
sudah meletakkan baju disana” kata ryuhei.
“ayo
kita mandi bersama.” ucap miyashita pelan.
“eih?”
ryuhei terkejut dan gugup mendengar ajakan menggoda miyashita itu.
“jika
kita tidak segera hangat maka kita akan mati” sahut miyashita santai.
“tapi
itu…” ryuhei bingung menjawab.
“kita
akan masuk bersama dengan tetap memakai baju kita.” Ajak miyashita yang lalu
masuk ke bathtub dengan air hangat itu.
Ryuhei
ragu namun perlahan ia ikut masuk ke dalam bathtub itu. ryuhei keliatan cangung
duduk dibathtub bersama dengan miyashita. Ryuhei melirik miyashita yang ada
disampingnya terlihat sangat menikmati air hangat itu. ryuhei menjadi
lega. gadis itu juga terlihat mencuci
muka dan lehernya. Ryuhei mencium lagi aroma tubuh miyashita lagi.
Merasa
sedang diperhatikan miyashita menoleh pada ryuhei.
“hei”
panggil miyashita
“ya?”
sahut ryuhei memperhatikan miyashita.
“ingus
keluar dari hidungmu” kata miyashita tertawa tawa memperhatikan wajah ryuhei.
“heihhh…
jangan menertawakanku!” seru ryuhei malu dan akhirnya ikut tertawa bersama
miyashita.
Selesai
mandi, ryuhei membuatkan minuman hangat untuk miyashita. Ia melirik beberapa
kali pada miyashita yang memakai bajunya itu.
Aniki
masuk dan bergabung diruang keluarga merka “chiyuki apa kau lapar?”
Ryuhei
terkejut melihat sikap kakaknya yang tiba-tiba sok kenal miyashita dan langsung
memanggil nama aslinya itu.
“hei jangan mulai tidak mengunakan panggilan
seperti itu!” seru ryuhei menghalau kakaknya.
“tapi
dia kan dibawahku” sahut Aniki.
Miyashita
tertawa melihat kedua kakak beradik yang beradu mulut itu.
Mereka
bertiga lalu bermain kartu bersama-sama. Mereka jadi akrab dan tertawa bersama.
saat miyashta pergi ke kamar kecil, Aniki terus memperhatikan punggung
miyashita.
“aku
rasa gosipnya salah.” Katanya pelan.
“eih?”
“dia
bukan wanita murahan sama sekali” lanjut Aniki.
“benarkan
kataku…”sahut ryuhei.
“tapi
sayangnya ibunya seperti itu..”
Ryuhei
terkejut dengan perkataan kakaknya “seperti apa?”
“orang
yang tinggal di tempat mereka tinggal berkata, ibunya sering mabuk dan pulang
membawa pria busuk pulang ke rumahnya. Itu sangat buruk.. tapi bagaimanapun kau
tak bisa memilih orangtuamu.”
Ryuhei
terdiam mendengar kisah keluarga miyashita.
Pembicaraan
berhenti saat miyashita datang lagi. Mereka bermain sampai kakaknya kecapean
dan tertidur.
“dia
bisa kena flu klo tertidur ditempat ini” ucap miyashita
“jangan
kuatir aniki memang orang bodoh” tawa ryuhei.
“keluargamu
sama seperti image yang melekat didirimu” kata miyashita
“apa
maksudmu aku juga orang bodoh?”
Miyashita
terdiam..
“hei,
bolehkah aku melihat kamar kumashiro-kun?” Tanya miyashita.
“eih?”
ryuhei terkejut namun ia mengijinkan miyashita masuk kedalam kamarnya.
Ryuhei
gugup dan salah tingkah membawa miyashita masuk ke dalam kamarnya. Miyashita
memperhatikan ruangan kamar ryuhei. Ia lalu melihat foto sebuah tempat dengan
salju yang sangat indah. Sama seperti tempat yang dimaksudkan ryuhei dalam
suratnya.
Miyashita
duduk dimeja belajar ryuhei dan terus memperhatikan foto itu.
“itu
aku ambil dirumah nenekku.” Kata ryuhei menjelaskan.
“dimana?”
“di
Aomori”
“itu
di utara” gumam miyashita.
“iya.. kami hanya punya ibu jadi saat kami kecil
kami akan selalu meghabiskan libur
summer dan winter bersama nenek kami.” Ryuhei bercerita.
“aku
belum pernah kesana” gumam pelan miyashita yang Nampak kelelahan. “kami akan
pindah setiap ibuku mendapatkan pacar baru.. disekitar sini, ata kea rah
barat.”
“oh
begitu.” Ryuhei mendengarkan miyashita bercerita.
“seperti
apakah tempat itu?” Tanya miyashita tentang kota nenek ryuhei.
“sangat
terpencil. Tak ada apa-apa disana. Tapi saljunya sangat cantik. Sejak pertama
aku melihatnya aku langsung menyukainya. Seperti kelopak bunga puih berguguran.
Itu pertama kalinya aku meihat sesuatu yang sangat cantik. Aku ingin kau
melihatnya juga. Hidupmu sia-sia jika kau belum melihatnya. “ ryuhei tak
mendengar suara sedikitpun dari miyashita. Kepala miyashtita sudah terkulai
diatas meja belajarnya.
“miyashita?”
panggil ryuhei mendekati miyashita tapi gadis itu tak mendengarnya. “ahh dia
tertidur.. hey miyashita.. baiklah aku
akan ambilkan selimut” gumam pelan ryuhei dan pergi untuk mengambil selimutnya.
Setelah
ryuhei menjauhi miyashita, gadis itu membuka matanya. Ia hanya berpura-pura
tertidur agar ia bisa tetap berada dikamar ryuhei.
Pagi
harinya mereka keluar rumah bersama
“untuk
pertama kalinya aku merasakan penuh energy” ucap miyashita.
“meski
kita bermain kartu sampai larut malam?” sahut ryuhei.
“tapi
sudah sangat lama aku tak bisa tidur dengan nyaman” miyashita meregangkan otot
tubuhnya yang terasa lebih rileks dibanding biasanya.
Miyashita
lalu pergi meninggalkan rumah ryuhei.
“hey
miyashita..!” panggil ryuhei mengejar miyashita. “surat itu…”
Miyashita
terkejut dan menghentikan langkahnya.
“kau
mungkin mmebaca suratku sepertinya tidak masuk akal tapi aku hanya ingin
menolong. Aku ingin menolongmu” ucap ryuhei dan berjalan mendekati miyashita
yang tak mau bebralik menatapnya.
“baiklah
aku pergi dulu” ucap miyashita tanpa meoleh lagi pada ryuhei setelah cowok itu
berbicara mengenai surat mereka.
“aku
akan mengantarmu” sahut ryuhei.
“tak
usah” miyashita lalu berjalan meninggalkan ryuhei yang terkejut mendengar nada
bicara miyashita jadi dingin padanya.
Disekolah,
ryuhei mencari sosok miyashita dimejanya tapi gadis itu sepertinya bolos sekolah
lagi. Ryuhei teringat sangat kebersamaan mereka di rumahnya. Ryuhei
tersenyum-senyum mengingatnya.
Pulang
sekolah ryuhei melihat surat untuknya dan ia tau itu surat dari miyashita.
Buru-buru ia membukanya.
Kumashiro-sama
Aku
tak pernah berpikir kau akan mengenali kllo aku yang menulis surat itu.
Aku
merasa kau orang yang berkemauan keras dan orang yang ceria. Saat aku
memikirkanmu, aku terkadang merasa jadi normal dan sedikit kebahagiaan. Tapi
aku adalah wanita sampah. Aku.. aku sudah diperkosaoleh kekasih ibuku. Karena
itu.. aku.. aku tak berhak melihat kelopak putih bersamamu.
Ryuhei
menangismembaca surat miyashita itu. ia teringat kejadian saat miyashita tertawa bersamanya, namun ia segera berlari pergi ke taman.
Ia
melihat miyashita sedang duduk disana.
“miyashita!”
teriak ryuhei.
Miyashita
menoleh dan begitu melihat ryuhei segera berlari menhindari ryuhei.
Ryuhei
berlari mengejar miyashita dan menarik
tanga gadis itu agar berhenti berlari. Miyashita berhenti dan menepiskan tangan
ryuhei dengan keras. Mereka saling berhadap-hadapan.
“mengapa
(kau kesini).. bukahkah kau sudah membaca surat itu?” teriak miyashita.
“bukankah kau akan memandang hina diriku? Aku bukan orang seperti dirimu.. jadi
aku tak bisa melihat kelopak salju
cantik itu!” seru miyashita terisak sedih.
Ryuhei
mendekati Miyashita dan memeluknya erat.
“kau
tak harus pulang ke rumahmu. Jangan pulang ke rumah. Jangan tinggal diluar
seperti ini. tinggallah dirumahku.” Bisik Ryuhei
Miyashita
melepaskan pelukan ryuhei “apa yang kau katakan ini?” Miyashita memunggungi
ryuhei dan tak mau menatapnya.
“lalu
bagaimana klo kita berdua melarikan diri saja! Kita bisa pergi ke sebuah tempat
bersama-sama!”
“kita
tak bisa melakukan itu!” teriak miyashita.
“kita
bisa!” teriak Ryuhei
“itu
tak mungkin” teriak miyashita yang berbaur dengan isakan tangisnya.
“miyashita..
aku ingin membuatmu selalu tersenyum. “ kata ryuhei berjalan mendekati
miyashita yang memunggunginya dan memeluknya dari belakang.
“kau
adalah bungaku.. “ bisik ryuhei masuk terus memeluk miyashita.
Gadis
itu masih terisak saat ia melepaskan pelukan ryuhei dan berbalikmenatap
ryuhei.perlahan ia mendekati ryuhei dan menciumnya.
“sejak
hari itu.. dia menghilang daripandangan mataku…
aku dengar dia pindah dengan ayah kandungnya.”
Setelah
beberapa lama, ryuhei masih teringat miyashita saat ia berjalan di taman.
Sampai didepan rumahnya ia segera membuka kotak surat dan menemukan sebuah
surat dengan tulisan tangan yang dikenalnya. Disana tertulis nama miyashita
sayuki – Sapporo Hokkaido.
Ryuhei
melepaskan tasnya dihalaman dan langsung
membuka surat itu.
Kumashiro-sama,
Begitu
banyak salju ditempat kota ini.
Begitu
banyak bunga salju disini.
Maukah
kau datang dan melihatnya?
Ryuhei
tersenyum membacanya.
“Aku
akan datang.. untuk melihat bunga cantik itu.” suara hati ryuhei.
***
TAMAT ***