Cewek
Serigala dan Pangeran Iblis
“Kehidupan
masa SMA semua ditentukan oleh langkah pertama kita. Walaupun kamu ingin masuk dalam
lingkaran pergaulan atau tidak… Itulah masalahnya. ”
Erika
bertekad untuk mendapatkan teman sebanyak mungkin di SMAny. Ia tidak lagi satu sekolahan dengan Sahabatnya. Ayumi Sanda, jadi ia tidak mau kesepian di sekolahnya. Ia
belajar mengenai teman-teman cewek dikelasnya dan Erika tertarik untuk bergabung
dengan cewek-cewek yang cantik dan yang dilihatnya keren dikelasnya. Mereka selalu membahas
tentang pacar-pacar mereka dan kehidupan percintaannya.
Seperti
saat istirahat saat merekaberlima, bersama-sama berjalan ke keluar kelasnya.
“Kali
ini pacarku tiba-tiba bilang dia ingin mengikat tanganku selama berhubungan
seks.” Ucap salah satu temannya yang bernama Marin Tachibana
“Apa
kau mau?”tanya teman-temannya
“Tentu
saja tidak! Itu disebut "Mood Pembunuh" jawab Marin
“eh
Dia benar-benar begitu? Serius?”
“Ya.”
“Anak
laki-laki menjadi bodoh ketika mereka
tiba-tiba meniru apa yang ada di video porno” celetuk Tezuka
“
Aku juga tahu itu”
“
Aku benarkan?”
“Tapi
pacarku dewasa dan tidak meniru hal kekanak-kanankan begitu.” Ucap teman Erika
satunya.
“
Bukankah itu artinya akhir bagimu ?” ucap Tezuka
“
Apa? Apa benar begitu?” gadis itu jadi khawatir.
“Yah,
pacarku malah bilang kalau kami harus kencan dengan berkendara bersama. Kami
akan pergi ke Hotel Roponggi dan makan malam disana” ucap cewek satunya lagi.
“Tunggu,
Darimana kau mengambil langkah seperti ini?” tanya Marin
“Kau
tidak memikirkan tentang ini?”
“Cuma
kau yang mikir gitu!”
“ehh..Buang-buang
waktu! Akan bagus jika kau berfikir untuk mencobanya. Itu mungkin akan lebih
merangsang dari sebelumnya” ucap Erika yang dari tadi hanya mendengarkan
teman-temannya berbicara.
Semua
langsung menoleh memperhatikan Erika.
“Apa?
Erika, Kau sudah melakukannya?” tanya Marin
“Apa
pacarmu itu tipe "Maniak"?” tanya Tezuka
“Yah
sebenarnya, aku pikir ini mustahil bagiku tapi... Aku pikir akan lebih baik
jika jadi yang pertama dan terakhir, tapi...” Erika tidak melanjutkan
ucapannya. Ia memperhatikan teman-temannya yang sepertinya tidak mempercayai
ucapannya.
“Jika
hal seperti itu, bukankah artinya kau harus mengimbanginya juga?” tanya Tezuka
Tiba-tiba
telpon Erika berbunyi.
“Ah,
ada telpon dari darling-ku. Maaf ya aku pergi dulu~~~ Hallo, darling~?” pamit
Erika berjalan meninggalkan teman-temannya.
Erika
segera berlari ke tempat kamar mandi sekolah untuk menerima telponnya.
“Siapa
yang kau panggil "darling"?!” seru Ayumi dari ujung telpon sana saat
Erika menekan tombol terima telpon masuk itu.
“Lagi-lagi
kamu memintaku untuk pura-pura jadi pacarmu. Apa kau tidak tahu tidak boleh
menggunakan HP selama sekolah berlangsung?” gerutu Ayumi
“Maaf,
Sanchan! Aku benar-benar berhutang padamu!” ucap Erika meminta maaf
“Beneran
deh, ngapain kamu bohong soal pacar segala?” omel ayumi
“Kau
tahukan cewek-cewek di kelompokku membicarakan soal pacar mereka terus” jawab
Erika.
“Aku
kasih tahu ya, itu bukan alasan kau tidak bilang ke mereka kalau kau tidak
berpengalaman soal cinta'kan?” tegur Ayumi!”
“ehmmmm..
“Erika mau menjawab saat ia mendengar suara cewek yang sedang berbicara menuju
kamar mandi itu.
“Maaf,
Sanchan!” Erika lalu menutup telponnya dan masuk ke salah satu ruang toilet.
“Tapi
tidak ada alasan kau mengaku jadi "Budak Sek" kan?” ucap seorang
gadis yang Erika kenal suaranya. Dia adalah Tezuka teman satu kelasnya. “Aku yakiin
dia bohong”
“Siapa?”
tanya Marin
“Erika.”
“Aku
juga berfikir gitu!Tentang pacarnya itu kan?” tanya marin
“Yup,
kau benar. Aku punya perasaan kalau dia itu telmi” kata Tezuka berdiri di depan
kaca rias ruangan itu.
“Kita
bahkan belum melihat wajah pacarnya sama sekali” ucap Marin
“Kau
juga?” tanya Tezuka
“iya..Aku
bilang kalau mau melihat foto pacarnya tapi dia bilang tidak punya jadi aku
berfikir begitu” jawab marin
“Aku
juga bilang mau lihat dan dia selalu mengganti topik.”
“Meski
tadi dia menerima telpon dari darlingnya, ekspresi mukanya tidak menunjukkan
kalau pacarnya yang menelpon.”
Mia
menghela nafas panjang begitu mendengar percakapan teman-temannya yang sudah
meragukan omongannya itu.
Pulang
sekolah Erika dan Ayumi pulang bersama. Mereka pergi ke sebuah teman makan.
“Kenapa
kau tidak jujur saja kalau semua itu bohong?” ucap Ayumi
“Tidak
mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin! Karena semua siswa dikelasku sudah punya
kelompok masing-masing. Tidak ada kemungkinan aku bisa masuk kelompok yang
lain.” Jawab Erika
“Tapi
kenapa kau bisa bertahan dengan cewek-cewek itu ?” tanya Ayumi
“Yah,
itu karena disekitarku sudah tidak ada yang bisa aku ajak bicara” jawab Erika
Ayumi
mendengus kesal
“Baiklah,
aku tahu itu! Kenyataannya aku sangat bodoh. Tapi jika ingat masa SMP, dimana
kau tidak bersamaku. Dimana kehidupan sma yang aku pilih tidak pernah cocok
denganku” ucap Erika
“Lalu
apa yang akan kau lakukan?” tanya Ayumi
“Untuk
sementara... Aku rasa aku harus mengambil foto cowok sebagai pacarku atau
sesuatu..ya kan?” jawab Erika mengambil gelasnya dan meneguk minumannya.
Erika
mendengar percakapan cewek-cewek yang ada ditempat makan itu sedang berbicara.
“Lihat. Bukankah laki-laki
itu Cowok Ganteng”
“Kau benar!”
“Dia bener-bener
Cogan bangetz!”
“Dia seperti
selebriti!”
“Aku mau dia jadi
pacarku!”
“Demi Dewa! Dia
sangat bener-bener cogan!”
“Aku juga mau dia
jadi pacarku. Mau bangetz!”
“Dia cogan kece!”
“Kamu mau pilih yang
mana?
“Keren bangetz!”
Erika
melihat keluar tempat makan mereka dan ia melihat 2 cowok yang sedang
dibicarakan para gadis itu. 2 orang cowok itu memang cowok yang ganteng banget.
Erika langsung menemukan ide dan ia buru-buru mengambil tasnya dan keluar
ruangan.
Ayumi
kaget melihat temannya yang kayak kesetanan itu “Heh? Erika! Tung---!”
Ayumi
juga ikut keluar mengejar Erika.
“Kau
mau kemana?” tanya Ayumi tapi begitu melihat Erika membuntuti 2 cowok ganteng
itu, Ayumi langsung bisa menebaknya.”Kau pasti bercanda'kan?”
Erika
tidak menjawabnya dan terus membuntuti cogan tadi. Saat 2 cogan itu berbalik
memperhatikan pemandangan pertokoan,
Erika & Ayumi langsung berbalik dan bergalak sedang memperhatikan
sekitarnya.
Tapi
begitu 2 cowok itu berjalan lagi keduanya lalu mengikutinya.
Beberapa
kali 2 cogan itu berhenti untuk melihat-lihat sekitarnya jadi Erika dan ayumi
juga berpura-pura tidak memperhatikan keduanya.
Erika
yang sudah tidak sabar segera berjalan cepat menyusu kedua cogan itu. Ia lalu
berhenti didepan salah satu cowok dan
langsung mengarahkan kameranya ke cowok itu. Erika langsung menjepretkan
kameranya. Ayumi juga berlari mengejar
Erika dan berdiri di depan 2 cowok itu.
Kedua
cowok itu tentu saja terkejut melihat 2 gadis yang menghadang langkah mereka.
Ayumi
mencoba mengalihkan pandangan kedua cowok itu dengan berpura-pura melihat
sesuatu dilangit.
“Lihat!
Apa itu?!”
“Apa?”
ucap 2 cowok itu ikut memperhatikan ke langit.
Ayumi
segera menarik tangan Erika “Kabur~~~~~~!”
Keduanya
langsung berlari secepatnya meninggalkan kedua cowok itu.
Mereka
terus berlari sampai jauh dan kehabisan nafas baru mereka berhenti.
“Apa
yang kau lakukan?! Kau bodoh..!” seru Ayumi kesal sambil terengah-engah
kehabisan nafas.
Erika
menatap foto cowok yang sudah diambilnya tadi “Dan dengan ini, .. AKU DAPAT
PACAR!” ucap Erika sambil memperlihatkannya pada Ayumi.
“Ini
pasti berhasil” ucap Ayumi memperhatikan foto cowok itu.
Wajah
Erika langsung terlihat cerah. “Yatta~~!”
Esok
harinya Erika dengan bangga memperlihatkan foto cowok itu pada teman-temannya.
“Tapi
serius. Ini pacarmu?”
“Bukankah
dia cogan bangetz yah?” puji teman-temannya.
“Aku
benar-benar dapat masalah besar ketika minta fotonya! Dia benci difoto soalnya.”
Ucap Erika berbohong.
“Tapi
sepertinya aku pernah melihatnya deh” ucap salah satu cewek.
“Dimana?”
“Apa
dia model?”
“Tidak,
tidak, tidak mungkin. Mustahil.” Jawab Erika
“Eh?
“ tiba-tiba Tezuka berhasil mengingat wajah cowok itu.
“Apa?
Kenapa?”
“Bukankah
dia Sata Kyoya dari kelas 8?!” ucap Tezuka
“Kau
benar!” seru cewek satunya.
“Coba
lihat?
“Lihat
ini!”
“Kelas
8! Demi dewa! Ini hebat!” teman-teman Erika langsung berlari keluar kelas untuk
ke kelas 8 tempat Sata berada.
Erika
langsung panic dan mengejar teman-temannya.
“Oh,
hei! Tung---! Kalian tidak bisa kesana gitu aja!” seru Erika mengejar
teman-temannya.
Mereka
terus berlari menuruni tangga dan menyebrangi jembatan penyebrangan ke gedung
lainnya.
“Teman-teman.
Berhenti disana! Serius! Ini bukan ide bagus! Serius ini bukan ide bagus! Nanti
dia bisa marah padaku!” seru Erika mengejar teman-temannya dengan panic.
“Tapi
tahu kalau ada cogan di kelas 8, aku yakin semua orang akan berkumpul untuknya.”
“Tentu
saja, dia punya wajah yang tidak bisa dilupakan siapapun!”
“Kau
benar sekali!”
“Hei!
Gawat!” ucap Erika saat mereka sampai didepan kelas 8 dan masuk ke kelas itu.
“Kyoya-kun!
Sata-kun!Dimana kau~?” seru cewek cewek itu memanggil sata-kun dipintu masuk
kelas.
Dari
arah belakang mereka sebenarnya sata-kun sedang mau masuk kelasnya.
“Hei!
Apa yang kalian lakukan dikelasku?” tegur Sata-kun.
Semua
langsung menoleh dan memperhatikan Sata
“woaaaahh..”
Erika
melihat Sata dengan takut dan Sata langsung mengenali wajah Erika.
“Ah!
kau kan penguntit kemaren” ucap sata.
Erika
panic dan tertawa-tawa “Ah ya, kau
benar. kau benar. kemarin. kemarin ya” ucapnya sambil menarik tangan Sata untuk
mengikutinya “Dah!” Erika melambai pada teman-teman yang sedang
memperhatikannya dengan curiga.
Erika
mendorong tubuh Sata dengan kuat agar meninggalkan tempat itu. Sata hanya
kebingungan tubuhnya didorong-dorong
Erika.
“Ya,
ayo pergi. tentang kemarin ya kau benar. kemarin itu!Ini soal kemarin! Kemarin,
kemarin”
Erika
membawa Sata sampai ke tempat kolam renang sekolah.
“Apa?”tanya
Sata tak mengerti kenapa apa yang akan dibicarakan Erika padanya.
“Aku--aku
minta maaf tiba-tiba melakukan ini padamu.” Ucap Erika
Sata
sok ramah dan tersenyum penuh pengertian. “Pasti ada alasannya kan? Jika boleh,
kau bisa cerita padaku.”
“Tidak.Maksudku,
umm...” Erika sedikit ragu tapi ia tidak bisa menghindarinya lagi. Dari pada
ketauan teman-temannya, ia punya harapan Sata akan memahaminya. Dan Erika
menceritakan hal yang sebenarnya pada Sata.
“Begitu
rupanya. Dari penjelasanmu aku mengerti inti masalahnya.” Ucap Sata santai.
“Maafkan
aku.” Ucap Erika pasrah
“Boleh
saja.” Ucap Sata
Erika
terkejut “heih?”
“Dengan
kata lain... Aku hanya perlu berpura-pura jadi pacarmu kan?” ucap sata
“Ka-kau
tidak masalah dengan itu?” tanya Erika heran, sata begitu mudah menyetujuinya.
“Ya”
jawab Sata
Wajah
Erika langsung berseri-seri dan membungkuk didepan sata “Terimakasih banyak!”
“Kalau
gitu... Aku ingin kau berputar tiga kali, berikan tanganmu dan menggonggonglah.”
Perintah Sata dingin.
“Ehhh?”
Erika menatap Sata kebingungan
“Bukan
"ehh"... Apa kau kira aku mau berperan hal merepotkan tanpa imbalan
apa-apa?Jika kau mau aku berpura-pura melakukan hal yang tidak merepotkan
ini,Kau harus menjadi anjingku.”
“An-anjingku?”
tanya Erika masih bingung
“Apa
kau tahu? Aku sebenarnya menyukai anjing. Mereka benar-benar imut banget . Jika
kau meminta mereka menunggu, mereka akan menunggu berapa lamapun. Sedingin
apapun kau pada mereka, dan sebanyak apapun airmata memenuhi mata hitam mereka,
Mereka melakukan apapun yang tuannya suruh. Tatapan mereka benar-benar
meluluhkan hatiku. Oh, tapi jika kau tidak mau ya tidak apa-apa. Maafkan aku
jika aku meminta hal aneh dengan mulutku. Nona Gadis Serigala” ucap Sata
Erika
mau menolak kemauan Sata tapi saat ia teringat kebohongannya dan membayangkan
klo teman-temannya sampai Tau, Erika langsung memutuskan mengikuti keinginan
Sata.
Ia
menaruh kedua tangannya didepan dadanya dan berputar seperti meniru gaya
anjing. Didepan
Ia
lalu berhenti didepan sata mengulurkan tangannya “whufff”
Sata
tersenyum dingin dan memegang tangan Erika.
“Ini
terlalu buruk karena kau bodoh. Tapi aku rasa ini bagus untuk menghabiskan
waktuku” ucap Sata
“Menghabiskan
waktu?”
Sata
menepuk kepala Erika pelan “Aku akan berkencan denganmu, Poochie.”
Sata
lalu berjalan pergi.
Malam
harinya Erika pergi ke rumah Ayumi dan menceritakan semuanya.
“oh
Begitu. Jadi dia itu tipe pria sadis ya? Aku tidak berfikir begitu melihat
penampilan luarnya.” Ucap Ayumi
“
Itulah bagaimana dia menyembunyikan dari orang sekitarnya! Dia benar-benar yang
terburuk!” gerutu Erika
“Kau
bilang begitu? Tapi, bukankah kau harus berterimakasih padanya! Bahkan jika dia
pangeran iblis yang sadis, dia masih mau berkencan denganmu” ucap Ayumi
“Aku
tahu. Aku sangat bersyukur! Aku sangat bersyukur banget!” sahut Erika
“Tapi
kenapa kau mau menuruti permintaannya? Aku menjadikan dirikku bukan sebagai
manusia!” gerutu Erika laggi
“Bahkan
meski kau punya pilihan...”
“Aku
tahu, tapi...”
“Apa
boleh buat'kan? Kau tidka punya pilihan lain. Sesuatu yang baik akan terjadi.”
“San-chan...
Bukankah kau akan senang jika bisa memamerkan pacarmu?” tanya Erika
“Kau
ketahuan ya?”
“GEEZZ~!”
Disekolah
saat istirahat Erika menerima chat dari Sata.
“Pergi ke Kantin.
Belikan aku minum. Cepetan!!”
Erika
tertunduk lemah.
“Hei,
Erika. Kau mau makan apa?” tanya Tezuka
“Aku
mendapat telpon dari darling. Aku pergi duluan!” pamit Erika cepat-cepat pergi
meninggalkan temannya.
Mereka
heran melihat sikap Erika yang berubah pada mereka “Ada apa dengannya? Sejak
dia mengatakan siapa pacarnya, dia jadi begitu sama kita.” Ucap Tezuka
“Tetap
saja, kenapa? Kenapa cogan No.1 disekolah memilih Erika?” sahut Marin curiga.
Tiba-tiba sesuatu terlintas dipikirannya dan pikiran Tezuka lalu mereka
mengajak temannya lain untuk ikut dengan mereka.
Erika
membelikan minuman untuk Sata sebelum ia pergi ke kantin dan dengan secepatnya
ia berlari ke kantin sekolah. Erika mencari Sata dan menemukan cowok itu sudah
menunggunya.
“Kau
telat. kau membuatku menunggu.Kau pikir kau siapa?” omel Sata yang kesal karena
menunggu Erika.
“Maaf.”
Ucap Erika terengah-engah duduk dikursi depan Sata.
Cowok itu
mengambil salah satu minuman yang dibawa Erika.
“Hey,
Itu punya---.” Minuman itu harusnya untuk dirinya tapi Erika tidak berani
membantah Sata
“Apa?
Kau bilang apa?” ucap Sata
“Tidak
ada.” Jawab Erika mengambil minuman soda kalengan yang tadi juga dibelinya. “ItadTezukamase.”
Erika
membuka tutup kaleng soda itu dan tentu saja langsung airnya muncrat dari kaleng
karena tadi dibawanya lari.
Semua
orang yang ada dikantin langsung memperhatikan kea rah Erika dengan sinis.
Erika mencari lap atau tisu dan melap meja dan tangannya yang kena air soda
itu.
Sata
melihatnya sinis “Geezz...kau pasti melakukannya dengan sengaja’
“Apa?”
Tezuka,
Marin dan satu temannya datang ke mejanya mereka sambil membawa makanannya. “Oh,
itukan Erika dan pacarnya!”
Tanpa
permisi mereka langsung duduk di satu meja itu.
“Kenapa
tiba-tiba makan siang bareng? Kalian tidak pernah makan bareng.” Tanya Marin
“Kami
menyembunyikannya selama ini dan sekarang ketahuan” jawab Erika.
Sata
memperhatikan Erika dan teman-temannya.
“Teman-temanmu?”
tanya Sata
“Ya,
mereka teman sekelasku.” Jawab Erika “Marin, Tezuka , dan Nanase. Aku sudah
mengatakan soal mereka padamu'kan?”
Sata
baru paham klo 3 cewek ini alasan Erika berbohong klo punya pacar “Oh,
"Mereka?"”
“Mereka?
Oh, iya, mereka.” Jawab Erika memberi kode pada Sata.
Sata
menoleh pada 3 cewek itu “Senang mengenal kalian. Aku Sata Kyoya.Terimakasih
sudah baik pada Erika.” Ucapnya ramah pada mereka
“Ah~Kata-kata
yang indah~~~ Apa begini rasanya melihat senyum pangeran?” puji Marin
“Cogan
yang keren banget ya? Membuatku ingin menyembunyikannya juga.” Sindir Tezuka
Erika
mengangguk “Ya, ya, benar. “
“Hei,
hei~ Pangeran Sata~! Apa benar kau suka "Main ikat-ikatan"?” tanya
Marin pada Sata tentang kebohongan Erika yang pernah bilang klo Sata itu suka
mengingat dirinya klo sedang melakukan hubungan sex.
Nanase
menyenggol temannya itu “Kau menanyakannya sekarang?”
“apa?”
Sata bingung dengan maksud Marin
“Erika
bilang pada kami Kau suka mengikatnya dan punya "Barang-barang ero". Benar'kan?”
tanya Tezuka dengan suara yang agak keras jadi semua yang mejanya disekitar
mereka ikut mendengarnya. Mereka terkejut mendengar ucapanTezuka itu.
“Sata-kun,
bahkan meski kau terlihat seperti pangeran dari luar... Kau benar-benar
Hentai'kan? Apa kalian suka "Main"?” tanya Marin
Erika
jadi malu teman-temannya membicarakan hal itu dengan keras dan didengar yang
lainnya. Yang tentu saja mempermalukan dirinya dan Sata.
“Tidak!
Umm, Pembicaraan tentang---!” Erika berdiri mencoba menghentikan pembicaraan
itu.
Sata
tiba-tiba berdiri dan berjalan mendekati marin
“Kau
benar, Aku pikir aku menyukainya. Membungkam lelucon konyol dari mulut
berisikmu. Akan lebih bagus lagi jika
kau tidak bisa bergerak . au mencobanya?” ucap Sata sadis sambil mencengkram
dagu Marin dan membuat gadis itu tidak bisa bersuara.
Marin
menggelengkan kepalanya sedikit takut dan Sata lalu melepaskan pegangan
tangannya. Saat menoleh sekelilingnya pada teman-temannya yang sedang
memperhatikan mereka.
“Maaf
mengganggu kalian waktu kalian makan” sata berbalik dan berjalan pergi “Erika, ayo pergi..”
Erika
masih berdiri mematung saking malunya dilihat teman-temannya. Sata berbalik dan
menarik tangan Erika.
Sata
terus menarik tangan Erika sampai mereka dihalaman sekolah yang jauh dari
kantin.
“Aku
rasa disini sudah aman.” Ucap Sata melepaskan pegangan tangannya.
“Maafkan
aku. Karena aku, kau jadi seorang mesum” ucap Erika tertunduk merasa bersalah.
“Heleh,
peduli amat soal aku.” Sahut Sata
“Tapi
banyak yang nonton.” Ucap Erika
Sata
menunduk dan menempelkan telunjuknya dikepala Erika “Sudah diamlah… kau
pacarku. Kau sebaiknya diam saja ketika aku melindungimu. Bukan
"Sata-kun," Tapi "Kyoya," ok?”
“Ok.
Aku mengerti.” Jawab Erika
“Yah,
aku rasa sekarang kau berhutang padaku.” Ucap Sata dan meninggalkan Erika.
Saat
pelajaran sudah selesai dan beberapa sudah pulang, Erika masih didalam
kelasnya. Seorang cowok dari kelasnya yang bernama Yuu Kusakabe berjalan
mendekati Erika untuk menanyakan pekerjaannya. Cowok itu dikenal sebagai cowok
yang pendiam dank utu buku. Ia memakai kacamata dan dia tidak punya banyak
teman.
“Shinohara-san...
Apa kau pikir ini sudah bagus?” tanya cowok itu mendekatkan bukunya pada Erika.
Erika
lalu melihat buku yang diperlihatkan padanya itu.
“Erika.”
Panggil Sata dari pintu kelas.
Erika
terkejut dan terlojak berdiri dari kursinya “Ya!”
Dan
buku yang dibawa cowok itupun terjatuh gara-gara Erika.
“Maaf!”
ucap Erika.
“Tidak
apa-apa. Aku sudah mengambilnya kok.” Ucap Kusakabe-kun mengambil lagi bukunya.
“Ayo
kita pulang.” Seru Sata lagi.
Erika
masih merasa bersalah pada cowok itu.
“Oh,
pergilah. Aku akan memberikannya sendirian pada guru.” Ucap Kusakabe
“Terimakasih
Kusakabe-kun. Maaf ya. Sampai jumpa besok!” pamit Erika dan mengambil tasnya
lalu berjalan mendekati Sata.
Kusakabe
terus memperhatikan keduanyanya yang berjalan pergi.
Erika
dan Sata berjalan keluar kelas berjalan sampai halaman sekolahan dan baru menyadari ternyata sedang turun hujan
yang sangat lebat.
“Bohong
nih. Mereka bilang tidak akan hujan.” Gerutu Erika
Sata
mengambil paying yang sudah ada ditasnya. Sata lalu membuka payungnya “Ayo.”
Ajaknya pada Erika untuk sepayung berdua.
“Terimakasih.”
Ucap Erika sedikit terharu sebentar sebelum ia mendengar ucapan Sata
selanjutnya.
“Hah?
Kau yang pegang.” Perintahnya pada Erika
Erika
lalu mengambil paying dari tangan Sata dan memayungi cowok itu. lalu mereka
berjalan pulang.
“Hei,
Aku basah nih, agak kesini dong payungnya” gerutu Sata sedikit cerewet.
“Aku
juga basah nih” jawab Erika.
“Oh,
Benarkah? Aku sih nggak masalah, bisa aku bongkar kapanpun rahasiamu. Hei,
Condongkan dikit ke arahku” ancam sata lagi
“Baiklah”
jawab Erika pasrah.
Tiba-tiba
sata ,menghentikan langkahnya dan memperhatikan Erika “Lari yuk!” tanpa menunggu
jawaban dari Erika, sata langsung berlari ditengah guyuran hujan.
Erika
terkejut “Hei! Tung--gu dulu!” seru Erika mengejar Sata.
Mereka
berdua berlarian ditengah hujan dan Sata berlari jauh didepan Erika. Sata
berbelok ke sebuah café dan Erika mengikutinya.
Sata
menunggu Erika didepan café itu dan melihat Erika yang kecapean dan sedikit
basah “Anjing juga perlu lari-lari juga.” Sindir Sata.
Sata
membuka pintu masuk café dan segera masuk kedalam.
Sata melihat sahabatnya sedang
duduk santai di sebuah sofa karena café nampaknya sedang sep karena hujan.
“Hei,
Takeru.” Sapa Sata pada temannya itu
“Hei.
Selamat datang!” jawab Takeru Hibiya.
“Paman
mana?” tanya sata
“Dia
sedang belanja.”jawab Takeru memperhatikan Sata yang basah kuyup. “Kau kenapa?
Basah kuyup gitu.”
Takeru
lalu melihat Erika yang ikut masuk.
“Apa
dia kenalanmu?” tanya Takeru pada Sata.
“Ya.”
Jawab sata sambil mengambil minum.
“Mungkinkah
dia pacarmu?”
“Uhh,
tidak, tidak, tidak!” jawab Erika cepat mendekati kedua cowok itu.
“Ini
gawat. Pacarmu juga basah.” Ucap Takeru masuk kedalam untuk mengambil handuk.
“Temanmu?”
tanya Erika pada Sata
“Oh,
Takeru? Sejak SMP.” Jawab sata singkat.
Takeru
keluar dan membawa 2 buah handuk dan mengulurkannya pada sata.
“Ini
mengejutkan, kalau kau akan membawa pacarmu ke tokoku.”
Takeru
mengulurkan satu lagi pada Erika.
“Cowok
ini tidak ada imut-imutnya ketika membicarakan hal yang tidak masuk akal
kan?Yah, aku rasa itulah sisi menarik darinya.”
Sindir Takeru sambil memperhatikan Erika.
“Kau
berisik. Kau sedang bekerja sekarang jadi diam dan bekerjalah.” Semprot sata
pada temannya itu
“Sampai
pelanggan datang, aku akan melakukan pekerjaanku” jawab takeru santai sambil berjalan
mengambil apron dan memakainya.
“Kau
mirip sekali dengan ayahmu ya?” gerutu sata.
Erika
tertawa pelan mendengar percakapan keduanya. Sata langsung menoleh kesal pada
Erika.
“Apa?”
“Tidak
ada. Hanya saja kalian seperti sudah lama bersama.” Ucap Erika.
“Sebenarnya
kedua orang tua cowok ini bercerai lalu ibu dan kakaknya tinggal di Kobe Dia
tinggal dengan ayahnya tapi karena ayahnya selalu bekerja, dia jadi selalu
sendirian. Dia sering kemari kalau mau makan.” Ucap Takeru
“Jangan
santai begitu membocorkan rahasiaku” protes sata.
Pintu
masuk terbuka dan seorang pelanggan masuk ke café itu. Takeru segera menyambut
tamunya itu.
Erika
memperhatikan Takeru yang sedang melayani tamunya saat Sata berbicara
dengannya.
“Ambil
payungku dan pulanglah!” ucap sata
“apa?”
“Aku
bilang kau jelek, jadi cepat pergilah!” seru sata
Erika
langsung memanyunkan bibirnya dan pergi. Erika pulang dengan membawa payung
sata dan ia teringat ucapan Takeru yang mengiranya pacar Sata. Erika
tersenyum dan bergumam senang “Pacar...”
Sampai
dirumahnya Erika menceritakan semua pada Ayumi. Termasu apa yang terjadi
dikantin sekolah tadi.
“Tetap
saja, bukankah kau terlalu masokisme?”
*Masokisme:
Rasa senang karena disakiti secara fisik yang ditimbulkan dari dirinya sendiri
atau pasangan seksualnya.
“Kenapa
kau bilang begitu?” protes Erika
“Energiku
akan habis jika terus-terusan begitu. Bukankah kau yang bilang? Kalau tidak ada
pilihan lain.”
“Iya
sih tapi.. Aku butuh bantuan”
“Ya.
Kenapa kau tidak mencari pacar sungguhan jadi kau bisa putus dengan pangeran
iblis itu. Apa dikelasmu tidak ada yang kau suka?” tanya Ayumi
“Jangan
mengatakan hal yang sudah jelas. Jika ada yang aku suka, aku seharusnya
menjadikannya pilihan pertama.” Sahut Erika.
“Benarkah?
Mungkin saja ada seseorang didekatmu tapi kamu tidak memperhatikannya. Sekolahmu
beda denganku dimana semua cewek akan membanggakan pacarnya. Kenapa kau tidak
mulai dengan memikirkan cowok dalam romance?”
“Cowok
dalam romance?” gumam Erika.
Pagi
hari disekolah saat Erika sedang piket membersihkan kelasnya, 3 orang gadis
mendatanginya. Mereka bilang ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Erika lalu
mengikuti mereka sampai ditempat yang sepi mereka berhenti.
“Kami
dengar kamu pacaran dengan Sata-kun. Apa itu benar?” tanya seorang dari mereka
“Yah...”
jawab Erika.
“Tidak
bisa dipercaya. Bagaimana bisa itu terjadi?’
“mungkin
Aku hanya terbawa arus?” jawab Erika
Ketiganya
menatap Erika kesal.
“Sata-kun
itu idolanya siapapun. Jika seseorang meletakkan tangan padanya... Sudah
peraturan kau harus menunjukkan kemampuanmu.” Ucap seorang gadis dengan
ketusnya.
Erika
mulai ketakutan melihat ketiga gadis yang mengerumuninya “Ah, Tapi apa boleh
buat ,aku---“
“Apa?
Apa katamu?”
“Kalian,
hentikan!” seru seorang cowok yang dari tadi melihat kejadian itu.
Ketiga
cewek itu mengenalli cowok yang sebenarnya nggak kalah popular sama Sata. Dia
adalah Nozomi Kamiya.
“Kamiya-kun.”
Seru tiga cewek itu
“Akan
sangat disayangkan jika kalian melakukan hal ini. Selain itu... 3 lawan 1.
bukankah itu tidak adil?
“Apa
sih? Ini tidak ada kaitannya denganmu, Kamiya-kun.” Protes seorang gadis.
“Meski
terlihat seperti ini, aku ini punya rasa keadilan.” Ucap Kamiya
Seorang
gadis lalu menyenggol temannya “Hei, aku rasa hari ini sudah cukup.”
“Kau
benar. Ayo pergi.”
Mereka
berttiga lalu berjalan pergi.
Kamiya
memperhatikan Erika .
“Kau
baik-baik saja?” tanyanya khawatir
“Um...
Terimakasih banyak.” Ucap Erika membungkukkan badannya didepan cowok itu.
“Aku
melihatmu dalam masalah jadi aku bantu” ucap kamiya.
“dahhh…”
pamit Erika berjalan pergi tapi kamiya memegang tangannya. Erika terkejut
memperhatikan cowok itu.
“Tapi
bercanda…. Sebenarnya aku... sudah sejak lama suka padamu Shinohara-san.” Aku cowok
itu tiba-tiba pada Erika membuat Erika sampai terbengong tak percaya.
Keduanya
lalu bertukar nomer telpon.
Saat
Erika sedang duduk di kantin, Kamiya mengirimi chat pada Erika. “ Apa kau luang minggu ini? Jika kau mau, mau pergi kencan denganku? Ayo bertemu jam 1 di Stasiun Harajuku”
Erika
segera mengetik jawaban pada Kamiya. Tanpa ia sadari Sata sedang berdiri
dibelakangnya dan melihat Erika yang sedang menulis chat. Sata merebut Hp Erika
dan membuat Erika kaget.
“Hei,
ada apa denganmu?” protes Erika
Sata
melihat siapa yang sedang chat dengan Erika “Kamiya disini itu Kamiya yang dari
kelasku ya?” tanya sata.
“Ya,
kembalikan padaku.” Jawab Erika dan mencoba merebut Hpnya lagi. Sata menahan
dan mendorong kepala Erika dengan tangannya jadi Erika tidak bisa mendekati
tubuhnya.
“A-apa
hei---! “
Sata
terlihat menekan tombil-tombol di Hpnya. “Tung--- Apa?!” Sata lalu melemparkan
Hp pada Erika. Erika terkejut saat melihat apa yang sudah diperbuat Sata pada
Hpnya. “Kau menghapusnya!”
“Kau
tidak boleh mengibaskan ekormu ke laki-laki lain selain aku. Jangan berhubungan
dengan Kamiya dan jalan kencan dengannya minggu ini.” Ucap sata dingin dan
pergi begitu saja.
“mengibaskan Ekor?” gerutu Erika. Ia lalu mengejar sata.
“Hei... Hei...!” seru Erika berjaan disisi Sata.”Katakan kenapa? Kyoya-kun... kau kan bukan pacarku sesungguhnya, jadi ini tidak dianggap sebagai selingkuh dong .”
“Hah? Apa kau lupa posisimu? Kau anjingku dan aku tuanmu. Kau tidak berhak membantahku.” Ucap Sata dingin. Erika diam dan Sata melanjutkan ucapannya “Oh, tunggu. apa benar begitu? Apa kau ingin aku mengumumkan pada semua orang kalau aku pacar pura-pura mu?” ancam Sata lagi
Erika langsung pasrah mendengar ancaman dari Sata. “Aku mengerti. Aku tidak akan pergi.” Ucapnya lemas.
Sata tersenyum dan menepuk kepala Erika “Bagus. cewek pinter.”
Sata
lalu berjalan lebih duu ke tempat jualan roti dikantin dan Erika menyusulnya.
“Oh,
Ada pacar Erika. Hai pacar Erika.” Seru Marin dkk begitu meihat Sata tapi
kemudian mereka melihat Erika yang berjalan menyusul Sata.
“Hei,
Erika!”
“halo!”
Pada
hari minggu ternyata Erika tidak menuruti perintah Sata. Ia pergi kencan dengan
Kamiya.
“Hanya
bercanda tauk.. Tidak ada alasan bagiku untuk menyerah segampang itu” batin
Erika menunggu Kamiya.
Kamiya
berlari keci mendekati Erika yang sudah menunggunya. “Maaf ya telat. Erika, kau
terlihat cantik.”
“Benarkah?
Terimakasih.” Ucap Erika senang dan malu-mallu.
Mereka
lalu berjalan-jalan bersama dan mereka mampir ke sebuah café anak muda. Semua
yang datang kebanyakan dengan kekasihnya.
Seorang
pelayanan membawakan makanan pesannya mereka.
“Kelihatannya
enak.” Ucak kamiya.
Erika
segera mengambil dompetnya untuk membayar makanannya tapi dicegah oleh kamiya.
“Oh,
kau tidak usah.” Kamiya lalu membayar tagihan makan mereka.
“Maafkan
aku.” Ucap erika
“Tidak
Apa-Apa”
“Terimakasih
banyak” ucap Erika.
Mereka
lalu menyantap makanan pesanan mereka.
“Apa
itu enak?” tanya kamiya
“Ya,
enak.” Jawab Erika.
Kencan
mereka alu dilanjutkan ke permainan Bowling. Erika yang tidak bisa bermain
bowling lalu di ajari oleh kamiya.
Lalu
setelah lelah mereka kembali pergi ke sebuah restaurant . mereka berdua duduk
berhadap-hadapan.
“Erika-chan...
Apa kau senang?” tanya Kamiya
“Tentu
saja. Aku senang.” Jawab Erika.
“Syukurlah.
Hei, boleh aku bertanya sesuatu? Kau dan Sata-kun berpacaran kan? “ tanya
Kamiya
Erika
mengangguk kecil.
“Jadi
aku benar ya?” ucap cowok itu dengan kecewa “Aaah... memalukan.. Aku akan
merasa sangat bahagia jika bisa jadi pacarmu. Aku akan saingan dengan
Sata-kun,Dan aku rasa aku tidak bisa menang sama sekali.”
“Tidak,
tidak! Tentu saja, itu..Sebenarnya... Sata-kun bukan pacarku. Itu hanya..yah
banyak yang terjadi dan dia jadi pacar pura-puraku lalu..” ucap Erika mengalir
begitu saja dari mulutnya.
“Apa
itu benar?”
“Ya.”
Tiba-tiba
wajah lembut Kamiya berubah menjadi marah “Itulah kenapa aku--- Apa-apaan ini?
Jadi kau bukan gadisnya Sata? Aku hanya membuang-buang waktu dan uangku saja. Jika
kau bukan gadisnya, ini semua sia-sia. Yah..begitu. Lupakan semua yang terjadi
hari ini.” Ucap kamiya berdiri dan mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan
Erika yang masih kebingungan dengan akhir kencan mereka yang tiba-tiba jadi
aneh seperti ini.
Sata
tiba-tiba berjalan menghalangi kamiya .”Begitu ya.. Jadi dugaanku benar ya? Kamiya...Caramu
lebih rendah dari yang aku kira.” Ucap Sata marah berjalan mendekati Erika yang
tertunduk dimejanya.
“Hah?
Ingin berkelahi?” tantang kamiya memperhatikan sata.
“Tidak
mungkin. Aku sangat tidak suka kekerasan. Ayo, Erika.” Ajaknya pada Erika.
“Jadi
tentang apa ini semua?” tanya Erika membuka mulutnya. “Semua hal yang kau
katakan padaku...
dan
pengakuanmu, itu semua bohong?”
“Tentu
saja!” seru Kamiya. Ia menatap Erika dengan tatapan merendahkan Erika “Tunggu,
nggak mungkin toh kamu jatuh cinta segampang itu. Aku mengatakan beberapa kata
bagus dan kau jatuh cinta padaku. Aku sangat terkejut dan tertawa terbahak jika
begitu. Itu akan jadi masalah buatku. Sebegitu putus asanya kau pada cowok
se---“ belum selesai kamiya berbicara, sebuah pukulan dari Sata mendarat
diwajahnya.
Kamiya
menatap sata penuh kemarahan “Bukannya kau bilang tidak suka kekerasan?”
“Memang
tapi... Tapi selama gadis ini denganku Akan membuatku sebal jika ada yang menyakitinya.”
Jawab Sata.
Ia
mengambil cardigan Erika yang tergetak dikursi samping Erika dan menutupkannya
ke kepala Erika. Lalu ia mengambil tas Erika dan menjatuhkan ke badan
Erika “Ayo kita pergi”
Mereka
lalu berjalan pulang bersama. “Kau benar-benar tidak mendengarkanku ya? Kau
benar-benar ingin tampak bodoh huh?”
“Jadi
kau sudah tahu niat dari Kamiya sejak awal?” tanya Erika.
“Tentu
saja, kau saja mudah ditipu.” Jawab Sata. Erika tiba-tiba teringat klo ia sudah
memberitahu kamiya soal hubungan mereka berdua.
“Ah....Aku
bilang pada Kamiya kalau kau pacar pura-pura-ku!”
“Yah
mau gimana lagi.”
“APa
Kamiya-kun akan merahasiakannya ya?” tanya Erika
“Mana
aku tahu! Untuk sekarang, aku tidak mau kau membuatku melakukan hal omong
kosong ini lagi okay? Lain kali, aku akan melemparmu dari jendela.” Ucap Sata
berjalan pelan.
“Padahal
aku pikir aku akan menemukan cinta sejatiku.” Gumam Erika pelan tapi terdengar
ditelinga Sata.
“Kau
memaksa dirimu terlibat dalam asmara kan? Cinta pengalaman itu untukmu masih
sebatas halusinasi. Tidak ada artinya jika cinta dipaksakan gitu.” Ucap Sata.
Erika terus menatap wajah Sata dan membuat cowok itu heran
“Apa?”
“Terimakasih...
Kau sedang menghiburku kan?Kau mudah sekali ditebak ya” goda Erika
“Hah?!”
Sata salah tingkah. Ia berjalan mendekati Erika lalu mencubit pipi kanan kiri
Erika dan menahan tangannya disana.
“Apa-apaan
dengan ekspresi jelek-mu ini? Kau terlihat seperti itu makanya banyak yang
ingin menyerangmu.” Ucap sata
‘Wajahku
tidak ada hubungannya dengan itu!” bantah Erika melepaskan cubitan Sata
dipipinya sampai terlepas.
Sata
menepuk kepala Erika pelan “Sepertinya aku harus melatihmu dari awal.”
BERSAMBUNG
PART 2