SMA
Tomei sedang ada acara festival sekolah. Setiap kelas sudah mempersiapkan
acaranya masing-masing. Pihak sekolah juga mengadakan acara Tomei Idol contest
untuk memilih idola disekolah mereka.
Yamato Kurosawa siswa kelas 1 yang
popular karena kegantengan dan mudah bergaulnya menjadi peserta yang sudah
ditunggu-tunggu para gadis. Begitu ia berjalan distage semua gadis langsung
berteriak-teriak histeris dan mengambil fotonya. Yamato Kurosawa akhirnya
memenangkan kontes itu.
Yamato
dan Kenji Nakanishi, sahabatnya berjalan menuju kelas mereka sambil membahas
gadis-gadis yang mencoba mendekati yamato.
nakanishi melihat seorang gadis berdiri seorang diri didekat jendela lorong sekolah. nakaishi tersenyum usil paada yamato, lalu ia berjalan kea rah gadis itu dan
dengan sengaja menabrakkan tubuhnya ke tubuh gadis itu. gadis itupun terjatuh
kelantai.
Nakanishi meminta maaf pada gadis itu tapi gadis itu hanya diam saja ia
bangun berdiri dan tanpa biara berjalan meninggalkan Nakanishi dengan tertunduk dan
melewati yamato.
“menarikkan?
Tak ada seorangpun yang pernah mendengarnya berbicara. “ kata nakanishi mendekati
Yamato yang terus memperhatikan gadis itu.
“siapa
dia?” Tanya Yamato
“Mei
tachibana, satu kelas denganku. Benar-benar suram. Dia pasti belum pernah punya
pacar. “ canda nakanishi
“ya
menurutku dia bukan gadis biasa” sahut yamato.
Suatu
pagi disekolah, Yamato dan Nakanishi sedang menaiki anak tangga sekolah, Nakanishi yang
pikiran mesum memperhatikan gadis-gadis yang berjalan didepan mereka berusaha
menutup bagian belakang mereka agar roknya tidak terbuka.
“kalau
masih berusaha menutupi pantatmu untuk apa memendekkan rok?” ucap Nakanishi pada
Yamato
“padahal
kau suka melihatnya seperti kakek mesum” sindir yamato.
Nakanishi tersenyum disindir yamato. Nakanishi lalu melihat Mei juga sedang berjalan menaiki
tangga dengan pelan. Lagi-lagi ia tersenyum usil dan berjalan mendekati
Mei. Tiba-tiba ia menarik rok Mei dengan
tidak sopannya. Yamato terkejut melihat ulah temannya itu.
“hei
apa yang kau lakukan, hentikan itu” ucap yamato dan gadis-gadis dibelakang
mereka
Nakanishii
masih saja menarik-narik rok Mei dan membuat gadis itu menghentikan
langkahnya .
“menyebalkan
tau!” ucap Mei dingin dan tiba-tiba ia berbalik dan menendangkan kakinya ke
kanan ke arah orang yang dibelakangnya.
Kaki
Mei yang diangkat tinggi membuat Yamato bisa melihat celana dalam motif zebra yang dipakai
Mei. Belum hilang keterkejutannya, Tendangan berputar Mei itu ternyata salah orang dan
mengenai yamato karena Yamato berdiri dikanan Nakanishi. Yamato terjatuh ke lantai bawah. Semua terkejut melihat yamato jadi korban tendangan Mei.
“mati
kau, bodoh!” teriak Mei dengan marahnya.
“apa
kau baik-baik saja? “ tanya gadis-gadis yang ada disana pada yamato yang
berusaha bangun “kau berlebihan tachibana” kata mereka pada mei
“padahal
nakanishi ang melakukannya” kata gadis lainnya.
Mei
hanya diam dan melanjutkan langkahnya kelantai atas. Yamato melihat Mei dengan
tertawa shock dengan yang dialaminya.
Seisi
sekolah heboh dengan kejadian itu. Mereka membicarakan tendangan Mei pada
Yamato meski Yamato tidak bersalah apa-apa itu.
Nakanishi juga ikut-ikutan menyebaran kejadian tendangan kaki Mei dan celana dalam Mei
yang terlihat itu pada para cowok disekolah. berita menjadi semakin heboh saja.
bahkan saat mei berjalan dilorong kelas-kelas, mereka semua memperhatikan mei yang berjalan
melewatinya.
Yamato
juga melihat Mei melewati kelasnya. Ia terus memperhatikan Mei dengan berjalan
melewatinya sampai mei tak terlihat, yamato tersenyum.
Mei
membuka lokernya tapi ia terkejut saat kertas-kertas berjatuhan dari dalam
lokernya. Kertas-kertas itu berisi
umpatan-umpatan pada dirinya. Mereka menyebutnya dengan kata-kata yang kasar.
Mei kesal dan membuang sampah surat-surat itu kelantai. Ia lalu mengambil
sepatunya.
“Tachibana
Mei.” Sapa sebuah suara. Mei menoleh dan melihat yamato ada disana.
“terima
kasih untuk pagi tadi” canda Yamato tersenyum.
Mei
terdiam dan melirik yamato
“aku
minta maaf atas kejadian tadi pagi. Meskipun temanku yang melakukannya, bukan
aku” yamato melihat surat umpatan pada Mei berserakkan dilantai. Ia melihat dan
membacanya.
“kau
pasti marah, maaf ya” ucap Mei pelan memperhatikan arah lainnya.
Yamato
terkejut Mei membuka suaranya.
“mau
jadi temanku?” Tanya Yamato
Mei
menoleh memperhatikan yamato.
“hah?
Apa maksudmu?” Tanya mei
“berteman
denganku.. beritahu nomermu”
“tidak
mau”tolak mei cepat.
Yamato
tertawa “kau lucu sekali”
Yamato
mengambil bolpen dan menulis disobekan kertas surat umpatan itu.
“ini…
hubungi aku kapanpun kau mau” kata yamato memberikan kertas itu pada Mei.
“aku
tidak membutuhkannya.” Sahut Mei
Yamato
menyentuh tangan Mei dan mau menaruh surat itu ketangan Mei tapi mei segera
menarik tangannya dari pegangan yamato . cowok itu tidak menyerah dan menarik
tangan mei lagi dan menaruh kertas nomer Hpnya ditangan Mei “ambil”
Mei
diam dan setelah beberapa saat ia memasukkannya kedalam saku jasnya. Yamato
tersenyum.
Tiba-tiba
mei mengulurkAn sesuatu kepadanya. Yamato melihat Mei memberikan plester
padanya.
“untuk
luka ditanganmu. “ ucap mei pelan
“terima
kasih. Tapi kalau hanya 1 plester…” ucap yamato melihat lukanya yang lebih
besar dari plester itu.
“segini
cukupkan?” sahut Mei sambil membuka lipatan beberapa plester itu.
“ohhh
terima kasih” ucap yamato tersenyum. Mei lalu pergi meninggalkan yamato.
Mei
menunggu bis yang akan dinaikinya sambil melihat nomer Hp yamato yang diberikan
padanya tadi.
Sampai
ditempat toko roti tempatnya kerja part time, mei terus melamun pembicaraannya
dengan yamato tadi. Temannya memperhatikan mei dan bertanya pada mei apa
sesuatu terjadi pada Mei.
Mei
menjawab ia baik-baik saja.
Pintu
toko roti terbuka dan seorang pria muda
pelanggan toko mereka datang untuk membeli roti. Pria itu beberapa kali melihat
Mei. Bahkan saat ia keluar dari toko ia berbalik untuk melihat Mei
Esok
harinya saat Mei berjalan melewati kelas yamato. Cowok itu memanggilnya.
“tachibana
Mei.”
Mei
diam dan mempercepat langkah kakinya.
Yamato keluar kelas dan mengejar mei.
“mei
kenapa tidak menelponku?”
Mei
hanya diam dan terus berjalan.
“meiiiii….”
Yamato memanggil Mei dan berjalan disebelah Mei yang berhenti untuk menoleh
padanya.
“padahal
aku menunggu telponmu. “
“aku
tidak berjanji untuk menghubungimu. “
“tapi
harusnya begitukan?”
“aku
tidak suka telpon” sahut Mei lagi
“tapi
kau menelpon teman-temanmu kan?” Tanya Yamato
“aku
tidak punya teman” sahut Mei.
“tapi
kau punya ponsel kan?”
Mei
mengambil HP didalam saku jasnya. “hanya ada nomor rumah, ibuku dan tempat
kerja paruh waktuku. Tidak ada nomer lainnya”
Yamato
mau melihat Hp Mei tapi Mei buru-buru memasukkannya kedalam sakunya lagi.
“benarkan?”
yamato tak percaya
“aku
tidak butuh teman. “
“mana
mungkin.”
“manusia
akan saling mengkhianati. Sekolah penuh dengan orang-orang bodoh yang menindas
orang lain. Aku tak ingin berteman dengan orang-orang seperti itu. “ ucap mei
penuh trauma.
“tidak
semua orang seperti itu”
“semua
orang sama. Saat ada yang memanggil, mereka pura-pura tak mendengar. Begitulah”
ucap Mei lalu pergi
Didalam
kelasnya Mei teringat masa kecilnya.ia mendengar suara-suara anak kecil yang menyudutkan dirinya.
Selesia
kerja Part Time mei pulang malam berjalan seorang diri. Mei melihat pria
pelanggan Toko roti ternyata berdiri disebrang jalan memperhatikan Mei terus
menerus. Mei terkejut dan menjadi ketakutan. Mei segera mempercepat langkah
kakinya. Pria itu terus mengikutinya. Mei lalu masuk ke toko buku (atau
perpustakaan) dan mengintip dari jendela. Ternyata pria itu berdiri didepan
toko buku menunggunya.
Mei
jadi tambah takut. Ia lalu menghubungi nomer rumahnya tapi tak ada yang
mengangkat. Ia lalu menghubungi nomer HP ibunya dan tidak bisa dihubungi juga.
Mei merogoh saku jasnya dan menemukan nomer yamato. Mei lalu menghubungi
yamato.
Yamato
yang sedang berjalan mendengar Hpnya berbunyi. Ia melihat sebuah nomer yang
tidak dikenal menghubunginya. Ia ragu mengangkatnya namun akhirnya diterima
yamato juga.
“moshi
moshi..” sapa yamato
“moshi
moshi ini tachibana”
Yamato
terkejut mei menghubunginya. “ada apa?”
“ano….
Maaf bisakah kau membantuku?” suara mei terdengar sangat gelisah. Yamato jadi
penasaran.
Yamato
segera menyusul mei ke toko buku tempat mei bersembunyi. Yamato mencari-cari
mei diantara rak buku-buku itu. ia akhirnya menemukan Mei.
“mei
ada apa? Kau menakutiku. “ ucap yamato
“ada
pria yang ada diluar itu, akhir-akhir ini dia selalu datang ke tempat kerjaku.
Hari ini sepertinya dia mengikutiku. “
“heih?
Dimana?” yamato terkejut dan penasaran.
Mereka
lalu berjalan ke jendela toko.
“sejak
tadi sampai sekarang… bukankah itu bisa disebut penguntit”
Yamato
memperhatikan luar jendela dan melihat pria muda memang sedang memperhatikan
toko buku itu.
“aku
mengerti sekarang, ayo… “ kata yamato sambil merangkul bahu Mei yang terkejut
yamato memeluknya.
Yamato
masih memeluk mei sampai keluar toko buku itu. tiba-tiba yamato menghentikan
langkah kakinya dan berdiri didepan mei.
“mei….”
“hah?”
“aishiteru
“ ucap yamato
“hah?”
Dan
tiba-tiba yamato mencium mei agak lama. Mei berusaha melepaskan dirinya.
Pria
itu memperhatikan kejadian itu, ia lalu pergi dengan kecewa
“dia
sudah pergi” kata yamato
Mei
hanya diam dan yamato menoleh pada mei. Ia terkejut melihat Mei sepertinya
terguncang dengan ciumannya tadi.
“mei
aku lakukan itu tadi agar dia pergi” kata yamato menjelaskan semua ulahnya tadi
“aku
tau.. aku tau…. “ sahut Mei panic.
“mei
jangan-jangan…. Itu ciuman pertamamu?” Tanya yamato melihat ekpresi mei yang
masih terguncang itu..
Mei
malu terdiam menunduk. Yamato langsung panic menyadari kebenarannya
“gomen…. Aku…”
“tidak,
kau tak perlu minta maaf. Tidak apa-apa.” Sahut Mei malu membahasnya lagi.
“tapi…”
“sudah
kubilang tidak apa-apa” sahut mei cepat cepat. “aku tidak menyangka kau akan
datang segera…, tidak menyangka kau akan datang menolongku….” Suara Mei
terdengar terharu.
Yamato
lalu mengantar Mei pulang ke rumahnya.
“apa
dulu pernah terjadi sesuatu?” Tanya yamato penasaran setelah mendengar nada
terharu pada suara Mei tadi. “maksudku, saat kau membutuhkan tidak ada yang
datang . kalau kau tidak mau mengatakannya tidak apa-apa.”
“saat
SD sekolahku memelihara kelinci. Suatu hari teman temanku membiarkan kelinci
itu memakan rumput disekitar sekolah. Aku hanya melihat saja besoknya kelinci
itu mati. Kami tidak tahu penyebabnya. Sensei bertanya pada semua murid, apa
yang sebenarnya terjadi. Seorang temanku berkata… aku yang melakukannya… “
“dia
bilang kau yang melakukannya?”
Mei
mengangguk “aku memanggil nama mereka semua, bertanya ‘kenapa? Aku tidak
melakukan apapun. Tolong aku’… tapi tidak ada seorangpun yang menolongku. “
“tapi
hari ini berbeda kan… kalau aku membutuhkanmu, aku juga akan menelponmu.”
Yamato melihat wajah Mei yang memperhatikannya. Yamato tersenyum memperlihatkan
Hpnya.
“nomer
ini (nomor panggilan masuk Mei padanya tadi)” yamato lalu menyimpan nomer mei
itu. mei baru menyadari klo sekarang yamato sudah tau nomernya. Yamato
tersenyum senang melihat wajah Mei . Mereka berdua lalu melanjutkan langkah
mereka.
Sampai
dirumahnya Mei melihat nomer Hp yamato yang ada dikertas dan menaruhnya diatas
mejanya. Ibu datang dan bertanya pada mei apa ada yang terjadi sampai tadi Mei
menghubunginya? Mei menjawab tidak ada apa-apa semua baik-baik saja. Ibu tersenyum
dan pergi ke dapur untuk meletakkan belanjaan yang dibelinya selesai bekerja
tadi.
Besok harinya disekolah. Mei dan yamato bertemu dilorong sekolah. Yamato segera
memberikan senyuman ramah pada Mei .
“mei…
ohayou” panggil yamato mendekati mei
“ohayou”
sapa mei lalu ia buru-buru pergi.
Nakanishi dan seorang teman gadis, Asami, terkejut
melihat Yamato bisa berbicara dengan mei dengan santainya keduanya. Mereka
bertanya bagaimana yamato bisa melakukannya, yamato hanya tersenyum
memperhatikan kedua teman sekkelas mei sekaligus sahabatnya itu.
Mei
pergi makan siang di halaman sekolah seorang diri. Dilantai atas 2 orang gadis
teman sekelasnya, Asami dan Aiko serta seorang cowok, Masashi memperhatikan Mei. Mereka
melihat mei makan sambil mendengarkan music di airphonenya .
Asami
bertanya pada Aiko tentang yamato.
“apa
yang dia sukai? Music?
Yamato
menemui mei untuk mengajaknya pergi.
“ke
karaoke?” Tanya Mei.
“ya
sepulang sekolah dengan yang lain juga” ajak yamato
“tidak..
aku…” Mei mau menolaknya tapi ia melihat Asami yang sembunyi dibalik pilar
sekolah. Karena ketauan Asami pun ikut
bertanya “apa kau mau ikut?”
Ditempat
karaoke Aiko dan masashi yang datang belakangan terkejut melihat Mei juga ada disana
bersama Yamato, Asami dan nakanishi
“serius!
Yang benar saja! kenapa kau disini?” ucapnya tak percaya.
“mulut
aiko memang tajam, tapi sebenarnya dia baik. “ ucap asami .
Mereka
lalu bernyanyi bergantian.
Asami
mengajak Mei untuk pergi membeli makanan. Ia lalu mengajak mei berbicara
“aku
pikir kau akan menyukai karaoke . “
“hm?”
“kau
sering mendengarkan music kan?”
“ah
itu (earphone) percakapan Bahasa inggris” mei menjelaskan.
“percakapan
Bahasa inggris? Oh begitu… tachibana-san meskipun jarang bicara tapi menarik
ya. hei, apa kau menyukai yamato?”
“heih?”
mei terkejut dengan pertanyaan Asami yang tiba-tiba “aku tidak…”mei tertunduk
“apa
kalian pernah berciuman? Tidur bersama?”
Tanya Asami
“heih?”
“aku
hanya pernah berciuman sekali dengannya . “ ungkap asami pada Mei
“aku
juga sekali” aku mei pelan
“ah
begitu… kau manis sekali, aku yakin dia pasti menciummu kau tau ada gossip beredar bahwa yamato sudah
mencium nyaris seluruh siswi di sekolah. Gadis-gadis yang manis.”
Asami menoleh
pada mei tapi ia terkejut melihat Asami sepertinya kecewa. “bagi yamato itu
hanya pengganti salam. “kata asami menjelaskan.
Mei
berjalan masuk ke ruang karaoke dan mengambil tasnya. Yamato, aiko dan yang
lain terkejut melihat mei tiba-tiba pergi begitu saja.
Yamatopun
mengerjar Mei.
“mei..”
panggil yamato.
“jangan
panggil aku nama itu” sahut Mei menghentikan langkah kakinya dan menengok pada yamato.
“mei…..”
“waktu
itu kenapa kau menciumku?”
“itu
karena…”
“karena
aku belum pernah menciummu?” sindir Mei.
“apa
maksudmu?” Tanya yamato tak mengerti.
“aku
dengar gossip bahwa kau pernah mencium nyaris seluruh siswi disekolah. “ sahut
mei.
“mereka
suka bicara seenaknya tentang aku. Aku hanya mencium orang yang ingin aku cium.
Kau tak mempercayainya kan?” Yamato menjelaskan.
“terserah.”
Kata mei berjalan pergi dengan cepat. Ia berjalan menaiki anak tangga.
Yamato
mengejar mei lagi. “mei….”
Gadis
itu tak menghiraukannya. Yamato menyusul mei dan tiba-tiba ia menarik lengan
mei agar menoleh padanya lalu yamato mencium Mei.
Gadis
itu memberontak melepaskan dirinya “lagi-lagi kau menciumku tanpa ijin,
kenapa?”
“karena
aku ingin menciummu” jawab yamato
Mei
kesal dan pergi meninggalkan yamato lagi “apa kau melakukannya pada semua
orang?setelah seenaknya mencium seseorang , kau melukai mereka? Jangan kira
mereka akan senang. Ciuman tanpa perasaan, aku tidak menyukainya.. bodoh”
Yamato
menarik lengan Mei lagi dan mencium mei dengan singkat. “itu ciuman
perkenalan.” Kata yamato.
Yamato
lalu menyentuh dagu mei dan menciumnya lagi agak lama “itu ciuman saat mencium
gadis yang menurutku manis.
Yamato
mencium mei lagi “itu ciuman ketika aku ingin mengenal seseorang lebih jauh.”
Yamato
lalu mencium mei lagi, melepaskan bibir mei dan mencium nya lagi “itu ciuman
untuk orang yang aku sukai. Ada banyak macamnya. Apa kau tau perbedaannya?”
mei hanya tertunduk.
“apa
kau menyukaiku mei?”
mei hanya diam tertunduk.
“kalau
kau diam saja, aku akan menciummu dengan serius. “ ancam yamato.
Mei
terdim, lalu ia menepuk dadanya “dadaku sakit. “ mei tak sanggup menjelaskan
perasaannya sendiri.
Yamato
tersenyum “bukankah itu karena kau menyukaiku?”
Yamato
lalu mencium mei lebih lama lagi. mei tersipu malu dan menunduk. Yamato tersenyum
memperhatikan mei yang tersipu malu.
link download
http://www.ganool.ca/say-i-love-you-2014-bluray-720p-ganool#more-24070
link terjemahan indonesia
http://subscene.com/subtitles/say-i-love-you
http://www.ganool.ca/say-i-love-you-2014-bluray-720p-ganool#more-24070
link terjemahan indonesia
http://subscene.com/subtitles/say-i-love-you
Wah aku datang dari tahun 2016. Ceritanya GOOD aku suka baca blog ini..
BalasHapusGambarnya juga lengkap sesuai yang aku inginkan.
Arigato